Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Anthrax

April 10, 2019 | Author: Iqbal Palanu | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

askep mikro...

Description

ASUHAN KEPERAWA KEPERAWATAN PADA KLIEN D DENGAN ENGAN ANTHRAX ANT HRAX I.

II.

Definisi dan Etiologi Antraks adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Bacillus anthracis. Penyakit tersebut merupakan zoonosis khususnya binatang pemakan rumput seperti domba, kambing, dan ternak. Manusia terinfeksi penyakit ini apabila endospora masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang lecet atau luka, inhalasi atau makanan yang terkontaminasi. Etiologi ecara alamiah manusia dapat terinfeksi apabila ter!adi kontak dengan binatang yang terinfeksi antraks atau produk binatang yang terkontaminasi ku man antraks. "alaupun !arang, penularan melalui gigitan serangga !uga dapat ter!adi. Penyebaran spora melalui aerosol potensial digunakan pada peperangan dan bioterorisme. Antraks kulit merupakan infeksi yang paling sering ter!adi, dan ditandai dengan lesi kulit terlokalisasi dengan eschar #ulkus nekrotik$ sentral dikelilingi edema non  pitting. Antraks Antraks inhalasi ditandai dengan mediastinitis hemorhagik, infeksi sistemik sistemik yang progresif, dan mengakibatkan angka kematian yang tinggi. Antraks gastrointestinal !arang ter!adi dan dihubungkan dengan mortalitas yang tinggi. II. Edpidemiologi %e!adian luar biasa epizootik pada herbi&ora pernah ter!adi pada tahun '()* di Iran yang mengakibatkan ' !uta domba mati. Program &aksinasi pada binatang secara dramatis menurunkan mortalitas pada binatang piaraan. "alaupun demikian spora antraks tetap ada dalam tanah pada p ada beberapa belahan dunia. Di Amerika erikat dilaporkan '+ kasus antraks inhalasi dari tahun '( - '(/. 0ampir semua kasus ter!adi pada peker!a yang mempunyai mempun yai risiko tertular antraks, seperti tempat  pemintalan bulu kambing atau 1ool atau penyamakan kulit. 2idak ada kasus antraks inhalasi di A se!ak tahun '(/. ecara alamiah antraks kulit merupakan bentuk yang  paling sering ter!adi dan diperkirakan terdapat 3 kasus pertahunnya di seluruh dunia. Pada umumnya penyakit timbul setelah seseorang terpa!an dengan he1an yang e!ak eptember 3' tercatat '3 kasus antraks di A, dua kasus inhalasi #satu kasus fatal$ ter!adi pada peker!a penerbit tabloid di Boca 4aton, 5lorida, empat kasus inhalasi antraks #dua kasus fatal$ ter!adi pada peker!a pengirim surat di "ashington "ashington D6, 2renton, 7e1 8ersey. Enam kasus lainnya menderita antraks kulit. Dari surat kabar dilaporkan 3+ orang di kantor senat terpapar antraks pada s1ab nasal. terinfeksi antraks. Di A dilaporkan 33) kasus antraks kulit dari tahun '())9'((). 6enters for diseases 6ontrol and Pre&ention #6D6$ melaporkan ke!adian antraks kulit dari tahun '(+)9'((: hanya tiga orang, dan satu kasus dilaporkan ter!adi pada tahun 3./ %e!adian luar biasa ter!adi di ;imbab1e pada tahun '(+9'(+ yang mengakibatkan '. orang ter!angkit antraks kulit terutama pada peker!a perkebunan. %e!adian di Indonesia Menurut oto>ins, oedema dan lethal to>ins yang dikode oleh dua plasmid yaitu p' dan p3. 2oksin yang masuk ke dalam menyebabkan efek sistemik  bahkan dapat mengakibatkan kematian. Plasmid p' berukur an '+),* kbp  berfungsi dalam mengkode gen yang berperan dalam meningkatkan sekresi eksotoksin. %ompleks gen9toksin terdiri dari gen pengkode antigen protektif, gen  pengkode faktor letal, dan gen pengkode faktor edema. %etiga komponen eksotoksin bergabung untuk membentuk dua racun biner. 2oksin edema merupakan adenilat siklase yang tergantung kalmodulin yang dapat meningkatkan kadar 69AMP intraseluler yang mengandung antigen pelindung sehingga memungkinkan masuknya toksin ke dalam sel tubuh. Peningkatan konsentrasi 69AMP seluler menyebabkan gangguan homeostasis air dan diyakini  bertanggung !a1ab atas ter!adinya edema massif, hal ini terlihat pada anthra> cutaneous. elain itu, toksin edema !uga secara in&itro dapat menghambat fungsi netrofil. 5aktor lethal merupakan metalloprotease yang secara in &itro dapat menonaktifkan protein kinase. 2oksin lethal dapat menyebabkan kondisi hiperinflamasi pada makrofag, mengaktifkan !alur pemecahan oksidatif dan pelepasan reaktif oksigen intermediet, serta meningkatkan produksi sitokin pro inflamasi, seperti faktor tumor nekrosis

# 275a$ dan interleukin9'b, yang bertanggung !a1ab terhadap kerusakan dan kematian sel. Bakteri Bacillus anthracis menghasilkan eksotoksin @5 #@ethal 5actor$ dan E5 #Edema 5actor$ disamping menghasilkan Protecti&e Antigen #PA$ . Antigen  pelindung #PA$ dari toksin anthra> mengikat A24 pada permukaan sel host. Bentuk PA yang berukuran +:9kDa dipecah oleh sel protease purin permukaan dan menghasilkan monomer /:9kDa. 0eptamer isasi PA menginduksi pengelompokan A24s, kemudian ter !adi hubungan kompleks A24s dengan ikatan lipid, dan domain binding faktor edema #E5$ atau faktor letal #@5$. %emudian ter !adi endositosis E5 dan @5. E5 menyebabkan kenaikan cAMP yang menyebabkan edema sel, sedangkan @5 merupakan metalloprotease yang memiliki kofaktor ;n3C mengalami translokasi ke sitosol melalui pori membran dan menyebabkan nekrosis dan hipoksia pada sel. I.

%lasifikasi Inhaled anthra> #antra> inhalasi$ Dimana spora anthra> terhirup dan masuk ke dalam saluran pernapasan. Antraks inhalasi dimulai dengan masuknya spora ke dalam rongga al&eolar, kemudian makrofag akan memfagosit spora dan sebagian dari spora akan lisis dan rusak. pora yang tetap hidup akan menyebar ke kelen!ar getah bening dan kelen!ar mediastinal. Proses perubahan bentuk &egetati&e ter!adi kurang lebih / hari kemudian. @ambatnya proses perubahan bentuk tidak diketahui dengan pasti, akan tetapi terdokumentasi dengan baik di &erdlo&sk bah1a kasus antraks inhalasi ter!adi antara hari ke93 hingga hari ke9): setelah terpa!an. ekali proses germinasi ter!adi, penyakit akan timbul secara cepat dan replikasi  bakteri menyebabkan perdarahan, edema, dan nekrosis. ecara klasik ge!ala klinis antraks inhalasi bersifat bifasik. Pada fase a1al, '9/ hari setelah masa inkub asi timbul ge!ala yang tidak khas berupa demam ringan, malaise, batuk non produktif, nyeri dada atau perut, dan biasanya tanpa disertai kelainan fisik, penyakit akan masuk ke dalam fase kedua. Pada fase tersebut secara mendadak timbul demam, sesak napas akut, diaforesis, dan sianosis. Akibat pembesaran kelen!ar getah bening, pelebaran mediastinum, dan edema subkutan di dada dan leher yang dapat menimbulkan obstruksi trakea maka stridor dapat ter!adi. 6utaneous anthra> #antra> kulit$ Dimana spora anthra> masuk melalui kulit yang terluka. Proses masukkany spora ke dalam manusia sebagian besar merupakan cutaneous anthra> #(* kasus$. 0ampir  pada (* kasus antraks yang ter!adi di A merupakan antraks kulit. Penderita  biasanya memiliki ri1ayat kontak dengan binatang atau produknya. Beberapa kasus dilaporkan ter!angkit antraks kulit akibat gigitan serangga yang diduga terinfeksi akibat memakan bangkai yang mengandung antraks. Daerah yang terkena terutama muka, ekstremitas, atau leher. Endospora masuk melalui kulit yang lecet atau luka. atu hingga tu!uh hari setelah endospora masuk, terbentuk lesi kulit primer yang tidak  nyeri dan papula yang gatal. Dua puluh empat sampai :/ !am kemudian lesi membentuk &esikel yang berisi cairan  !ernih atau serosanguineus, dan mengandung banyak kuman =ram positif. esikel kemudian mengalami nekrosis sentral, mengering dan menimbulkan eskar #ulkus

nekrotik$ kehitaman yang khas yang dikelilingi edema dan &esikel keunguan. Edema  biasanya ter!adi lebih hebat pada kepala atau leher dibandingkan badan atau tungkai. @imfangitis dan limfadenopati yang nyeri dapat ditemukan mengiku ti ge!ala sistemik yang ter!adi. "alaupun antraks kulit dapat sembuh sendiri, akan tetapi antibiotik tetap  perlu diberikan #dapat mengurangi ge!ala sistemik yang ter!adi$. Pada +9( kasus lesi sembuh secara sempurna tanpa komplikasi atau !aringan parut. Edema maligna !arang ter!adi, ditandai dengan edema hebat, indurasi, bula multipel, dan syok. Edema maligna dapat ter!adi pada leher dan daerah dada yang menyebabkan kesulitan bernapas, sehingga diperlukan kortikosteroid atau intubasi. =astrointestinal anthra> Dimana daging dari he1an yang dikonsumsi tidak dimasak dengan baik sehingga masih megandung spora dan termakan. =e!ala biasanya timbul 39* hari setelah memakan daging mentah atau kurang matang yang terkontaminasi kuman. Beberapa kasus dapat ter!adi di dalam satu rumah. Pada pemeriksaan patologi dengan menggunakan mikroskop dapat ditemukan basil dalam mukosa dan submukosa  !aringan limfe dan limfadenitis mesenterika.
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF