Asuhan Keperawatan Kehamilan Post Matur

April 6, 2018 | Author: Rozsy Fakhrur | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

lkjk;j;...

Description

ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN POST MATUR

MAKALAH

oleh: Kelompok 13

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER JEMBER

ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN POST MATUR

MAKALAH diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Materrnitas dengan dosen pengajar: Ns. Ratna Sari H, M.Kep

oleh: Fitri Muna Rahayu

142310101041

Muh. Fakhrur Rozsy

142310101074

Umy Rufaida

142310101085

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER ii

JEMBER KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas dengan judul “Asuhan Keperawatan Kehamilan Post Matur”. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih kurang sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi semuanya.

Jember, 12 September 2016

Penulis

iii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.........................................................................................ii KATA PENGANTAR........................................................................................iii DAFTAR ISI......................................................................................................iv BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................1 1.1 Latar Belakang....................................................................................1 1.2 Tujuan.................................................................................................1 1.3 Implikasi Keperawatan.......................................................................2 BAB 2. TINJAUAN TEORI.............................................................................3 2.1 Pengertian...........................................................................................3 2.2 Epidemiologi......................................................................................3 2.3 Etiologi...............................................................................................3 2.4 Tanda dan Gejala................................................................................4 2.5 Patofisiologi dan pathways.................................................................4 2.6 Komplikasi dan Prognosis..................................................................6 2.7 Pengobatan dan pencegahan...............................................................6 2.8 Penatalaksanaan..................................................................................7 BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN...............................................................11 3.1 Pengkajian..........................................................................................11 3.2 Diagnosa.............................................................................................13 3.3 Perencanaan........................................................................................13 3.4 Pelaksanaan........................................................................................15 3.5 Evaluasi..............................................................................................16 BAB 4. PENUTUP.............................................................................................17 4.1 Kesimpulan.........................................................................................17 4.2 Saran...................................................................................................17 DAFTAR PUSTAKA

iv

v

1

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan postmatur merupakan sala satu bentuk kegawatdaruratan medis yang terjadi pada ibu hamil dan ibu yang akan bersalin. Kehamilan post matur adalah kehamilan yang melampaui umur 294 hari (42 minggu) dengan segala kemungkinan komplikasinya (Manuaba, 1998). Kehamilan postmatur (postterm) disebut juga kehamilan lewat waktu/bulan merupakan kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata-rata 28 hari (Prawirohardjo, 2008). Penentuan usia kehamilan berdasarkan rumus Neagele, dihitung dari HPHT, jadi untuk menentukan kehamilan Postmatur harus diketahui umur kehamilan yang tepat. Selain dari haid, penentuan umur kehamilan dapat dibantu secara klinis dengan mengevaluasi kembali umur kehamilan dari saat pertama kali ibu datang. Makin awal pemeriksaan kehamilan dilakukan, umur kehamilan makin mendekati kebenaran. Pemeriksaan USG sangat membantu taksiran umur kehamilan dan bila dilakukan sebelum trimester kedua, hasilnya lebih akurat. Pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dari pelayanan dasar yang terjangkau oleh seluruh masyarakat. Salah satunya berupa pelayanan kesehatan ibu yang berupaya agar setiap ibu hamil dapat melalui kehamilan dan persalinannya dengan selamat. Seorang perawat dituntut agar mampu memberikan pelayanan yang tepat dan akurat. Oleh karena itu, dalam memberikan pelayanan kesehatan perawat harus memiliki pengetahuan yang cukup. 1.2 Tujuan 1.2.1 Mengetahui pengertian kehamilan post matur 1.2.2 Mengetahui epidemiologi kehamilan post matur 1.2.3 Mengetahui etiologi kehamilan post matur 1.2.4 Mengetahui tanda dan gejala kehamilan post matur 1.2.5 Mengetahui patofisiologi dan pathways kehamilan post matur 1.2.6 Mengetahui komplikasi dan prognosis kehamilan post matur 1.2.7 Mengetahui pengobatan dan pencegahan kehamilan post matur 1.2.8 Mengetahui penatalaksanaan kehamilan post matur 1.2.9 Mengetahui asuhan keperawatan kehamilan post matur 1.3 Implikasi Keperawatan

2

Dengan adanya makalah ini, diharapkan perawat dapat memahami pengertian, epidemiologi, etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi, komplikasi dan prognosis,

pengobatan,

pencegahan,

serta

dapat

keperawatan pada anak dengan kwashiorkor secara tepat.

BAB 2. TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian

melaksanakan

asuhan

3

Kehamilan postmatur merupakan salah satu bentuk kegawatdaruratan medis yang terjadi pada ibu hamil dan ibu yang akan bersalin. Kehamilan post matur adalah kehamilan yang melampaui umur 294 hari (42 minggu) dengan segala kemungkinan komplikasinya (Manuaba, 1998). Kehamilan postmatur (postterm) disebut juga kehamilan lewat waktu/bulan merupakan kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata-rata 28 hari (Prawirohardjo, 2009). Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kehamilan post matur merupakan kehamilan yang berlangsung selama 42 hari atau lebih. 2.2 Epidemiologi Angka kejadian kehamilan lewat waktu rata-rata 10% kehamilan berlangsung hingga 42 minggu atau lebih. Data statistik menunjukkan, angka kematian dalam kehamilan lewat waktu lebih tinggi ketimbang dalam kehamilan cukup bulan. Dimana angka kematian kehamilan lewat waktu mencapai 5-7%. 2.3 Etiologi Penyebab pasti kehamilan post matur belum diketauhi secara pasti. Faktor yang diduga berpengaruh adalah hormonal dan herediter. Faktor hormonal dimana kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah memasuki usia cukup untuk melahirkan sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang dan otot Rahim tidak sensitif terhadap rangsangan karena ketegangan psikologis atau kelainan pada rahim. Faktor herediter karena post matur akan dijumpai pada keluarga tertentu. Faktor seperti kesalahan dalam penanggalan menjadi penyebab tersering dan diduga akibat peningkatan tiba-tiba kadar kortisol plasma janin. Kortisol janin akan memperngaruhi plasenta sehingga prosuksi progresteron berkurang dan memperbesar sekresi esterogen, selanjutnya berpengaruh terhadap meningkatnya produksi prostaglandin. Pada cacat bawaan janin seperti anesefalus, hipoplasia adrenal janin, dan tidak adanya kelenjar hipofisis pada janin akan menyebabkan kortisol janin tidak diproduksi dengan baik sehingga kehamilan dapat berlangsung lewat bulan. 2.4 Tanda dan Gejala

4

a. Gerakan janin jarang (secara subjektif kurang dari 7x/20 menit atau secara objektif kurang dari 10x/menit). b. Berat badan bayi lebih berat daripada bayi matur c. Tulang dan sutura lebih keras daripada bayi matur d. Rambut kepala lebih tebal Selain itu, manifestasi pada bayi dapat diklasifikasikan menjadi: a. Stadium I Kulit kehilangan vernix caseosa dan terjadi maserasi sehingga kulit menjadi kering, rapuh dan mudah terkelupas. b. Stadium II Sama dengan stadium I ditambah dengan pewarnaan mekoneum kehijauan di kulit c. Stadium III Sama dengan stadium I ditambah dengan warna kuning pada kuku, kulit, dan tali pusat. 2.5 Patofisiologi dan Pathways Kehamilan post matur masih belum diketahui secara pasti faktor penyebabnya. Namun, diduga karena penurunan hormone oksitosin, saraf uterus, dan hormone esterogen pada usia kehamilan cukup. Selain itu faktor hereditas diduga juga turut andil. Proses kehamilan yang lama melewati masa/waktu seharusnya partus merupakan stressor bagi ibu sehingga akan timbul rasa cemas. Janin dalam rahim akan terkontaminasi oleh meconium, cairan plasenta dan nutrisi serta oksigen yang berlanjut akan mengakibatkan berat badan bayi bertambah. Hal ini akan beresiko bagi ibu apabila melahirkan melalui per vaginal sehingga operasi section caesarea dan episiotomy merupakan salah satu jalan alternative untuk keselamatan ibu dan bayi. Post operasi SC dan episiotomy akan meninggalkan bekas luka pada abdomen ibu, yang dapat menimbulkan rasa nyeri dan beresiko tinggi infeksi apabila perawatan luka yang dilakukan tidak benar. Pathways Faktor Penyebab  Oksitosin menurun  Saraf uterus  Estrogen menurun  Hereditas

   

Pemeriksaan USG Amnioskopi NST HPHT

Nyeri Akut Resiko Tinggi Cemas karena proses kehamilan Kehamilan Post Matur Suplai nutrisi dan Episiotomy oksigen Kehamilan lebih Ansietas Pada dari Ibu 42 minggu Pembedahan: Tmbuuh BB Pada Bayi meningkat SC kembang Besar Janin dan janin Infeksi yang lama berlanjut

5

2.6 Komplikasi dan Prognosis Komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu adalah rasa cemas dan takut karena terlambat melahirkan dan akan menjalani operasi sehingga mengakibatkan perdarahan post patum, yaitu atonia uteri. Komplikasi yang terjadi pada bayi antara lain: a. Kematian janin (3 kali resiko pada kehamilan aterm) yaitu 30% sebelum partus, 55% intrapartum, 15% post natal. b. Gawat janin karena aspirasi mekoneum, hipoksia, kompresi tali pusat c. Kelainan letak seperti defleksi, oksiput posterior, distosia bahu, dan trauma kepala janin d. Gangguan pembekuan darah e. Oligohidramnion adalah air ketuban normal pada kehamilan 34-37 minggu adalah 1.000 cc, aterm 800 cc, dan lebih dari 42 minggu 400 cc. Alibat oligohidramnion adalah amnion menjadi kental karena mekonium (diaspirasi oleh janin), asfiksia intrauterine (gawat janin), pada in partu (aspirasi air ketuban, nilai APGAR rendah, sindrom gawat paru, bronkus paru tersumbat sehingga menimbulkan atelektasis). Prognosis

jelek

apabila

tidak

segera

ditangani/dilahirkan

akan

membahayakan janin dan ibu. Pada bayi akan terjadi sepsis dan mekonial (air ketuban sudah tua bewarna seperti kecoklatan). 2.7 Pengobatan dan Pencegahan Pengobatan dapat dilakukan dengan metode induksi. Saat ini terdapat tiga metode induksi yang aman untuk persalinan, yaitu: a. Merobek membrane Pemisahan manual membran korionik dari segmen bawah uterus disebut sebagai merobek membran. Tindakan ini dilakukan untuk memulai persalinan dengan memicu pelepasan endegonous prostagalndin lokal dan menstimulasi refleks neural otonom yang menghasilkan pelepasan oksitosin dari kelenjar hipofisis maternal (Lake, 1992). Tindakan ini dapat dilakukan sebagai prosedur pranatal rawat jalan oleh ahli obstetrik dan hasilnya bervariasi. b. Pemecahan ketuban buatan (Amniostomi) atau AROM, merupakan metode yang umum digunakan untuk mempercepat persalinan yang juga digunakan untuk menginduksi persalinan.

6

c. Infusi oksitosin (infusi vagina untuk kadar cairan di dalam uterus) dapat digunakan untuk mengencerkan mekonium. Pemberian larutan salin normal melalui suatu kateter tekanan intrauteri dapat membantu mengurangi berbagai deleserasi yang disebabkan oleh tali pusat. (Freeman et all., 1991). Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan yang teratur, minimal 4 kali selama kehamilan, 1 kali pada trimester pertama (sebelum 12 minggu), 1 kali pada trimester ke dua (antara 13 minggu sampai 28 minggu) dan 2 kali trimester ketiga (di atas 28 minggu). Bila keadaan memungkinkan, pemeriksaan kehamilan dilakukan 1 bulan sekali sampai usia 7 bulan, 2 minggu sekali pada kehamilan 7-8 bulan dan seminggu sekali pada bulan terakhir. Hal ini akan menjamin ibu dan dokter mengetahui dengan benar usia kehamilan, dan mencegah terjadinya kehamilan serotinus yang berbahaya. Perhitungan dengan satuan minggu seperti yang digunakan para dokter kandungan merupakan perhitungan yang lebih tepat. Untuk itu perlu diketahui dengan tepat tanggal hari pertama haid terakhir seorang (calon) ibu. 2.8 Penatalaksanaan Adapun penatalaksanaan kehamilan pos matur adalah sebagai berikut a. Setelah usia kehamilan > 40 minggu yang penting adalah memonitoring janin sebaik-baiknya. b. Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiensi plasenta, persalinan spontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketat. c. Bishop score Bishop score adalah suatu cara untuk menilai kematangan serviks dan responsnya terhadap suatu induksi persalinan, karena telah diketahui bahwa serviks bishop score rendah artinya serviks belum matang dan memberikan angka kegagalan yang lebih tinggi dibanding servik yang sudah matang.

Adapun lima kondisi yang dinilai dari serviks yaitu: a. Pembukaan (Dilatation) yaitu ukuran diameter leher rahim yang terenggang. Ini melengkapi pendataran, dan biasanya merupakan indikator yang paling penting dari kemajuan melalui tahap pertama kerja. b. Pendataran (Effacement) yaitu ukuran regangan sudah ada di leher rahim.

7

c. Penurunan kepala janin (Station) yaitu mengambarkan posisi janin kepala dalam hubungannya dengan jarak dari iskiadika punggung yang dapat teraba jauh di dalam vagina posterior (sekitar 8-10 cm) sebagai tonjolan tulang. d. Konsistensi (Consistency) yaitu dalam primigravida leher rahim perempuan biasanya lebih keras dan tahan terhadap peregangan, seperti sebuah balon yang sebelumnya belum meningkat. Lebih jauh lagi, pada wanita muda serviks lebih kuat dari pada wanita yang lebih tua. e. Posisi ostinum uteri (Position) yaitu posisi leher rahim perempuan bervariasi antara individu. Sebagai anatomi vagina sebenarnya menghadap ke bawah, anterior dan posterior lokasi relatif menggambarkan batas atas dan bawah dari vagina. Posisi anterior lebih baik sejajar dengan rahim, dan karena itu memungkinkan peningkatan kelahiran spontan. Tabel 1. Bishop U

Skor Pembukaan

0 0

1 1

2 3-4

3 5-6

n

Pendataran Station

0-30% -3

40-50% -2

60-70% -1

80% +1 +2

Konsistensi

Keras

Sedang

Lunak

Sangat

Anterior

Lunak Anterior

t Posisi Os Posterior Untuk menilai bishop score yaitu:

Tengah

a. Bishop Score > 5 yaitu induksi persalinan Cara induksi persalinan adalah a) Menggunakan tablet Misoprostol/Cytotec yaitu 25-50 mg yang diletakkan di forniks posterior setiap 6-8 jam hingga munculnya his/kontraksi. b) Menggunakan oksitoksin intravena yaitu infus oksitoksin biasanya mengandung 10-20 unit ekuivalen dengan 10.000-20.000 mU dicampur dengan 1000 ml larutan ringer laktat, masing-masing menghasilkan konsistensi oksitoksin 10-20 mU/ml. Tabel 2. Regimen Oksitoksin pada Induksi Persalinan Kenneth J. Laveno Regimen

Dosis awal

Peningkatan

Interval

Dosis

(mU/menit)

incremental

dosis

maksimal

(mU/menit)

(menit)

(mU/ml)

8

Dosis

0,5 - 1

1

30 - 40

20

1-2 6

2 6,3, 1

15 15 - 40

40 42

Rendah Dosis Tinggi

b. Bishop Score < 5 a) Pemantauan janin dengan prafil biofisik, Nonstress test (NST), Contraction Stess Test (CST). Volume ketuban normal, NST reaktif yaitu diulangi 2x/minggu. b) Volume ketuban normal, NST non reaktif, CST positif yaitu dilakukan SC. c) Volume ketuban normal, NST non reaktif dan CST negatif yaitu dilakukan pengulangan CST dalam 3 hari. d) Oligohidramnion (kantong amnion < 2 cm) yaitu dilakukan SC. e) Deselerasi variable yaitu matangkan serviks dan induksi persalinan. f) Pematangan serviks dapat dilakukan dengan kateter voley, oksitoksin, prostaglandin (Misoprostol), relaksin (melunakkan serviks), pemecahan selaput ketuban g) Persalinan per vaginam yaitu Ibu miring ke kiri, berikan oksigen, monitor DJJ, induksi persalinan dengan tetes Pitosin (jika tidak ada kontraindikasi dan belum ada tanda hipoksia intrauterine), tetes Pitoksin di naikkan jangan melebihi 2 m U/menit atau di naikkan dengan interval < 30 menit, amniotomi pada fase aktif, infus intraamniotik dengan 300-500 mL NaCl hangat selama 30 menit yaitu untuk mengatasi oligohidramnion dan mekoneum, konfirmasi kesejahteraan janin. h) Dilakukan Sectio Caesaria, jika gawat janin (deselerasi lambat, pewarnaan mekoneum), gerakan janin abnormal (< 5kali/20 menit), contraction stress test (CST), berat badan >4000 gr, malposisi, malpresentasi, partus > 18 jam, bayi belum lahir. i) Dilakukan vakum ekstraksi, syarat vakum adalah sebagai berikut: 1) Pembukaan minimal 5 2) Ketuban negatif atau dipecahkan 3) Anak hidup, letak kepala atau bokong 4) Penurunan minimal H II 5) His dan reflek mengejan baik

9

BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian a. Data Subjektif a) Identitas Meliputi nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, status kewarganegaraan, suku bangsa, pendidikan, alamat, tanggal MRS, nomor registrasi. b) Keluhan Utama 1) Kehamilan belum lahir setelah melewati 42 minggu 2) Gerak janin makin berkurang dan kadang-kadang berhenti sama sekali 3) Berat badan ibu mendatar atau menurun 4) Air ketuban terasa berkurang 5) Gerak janin menurun c) Riwayat menstruasi Diagnosis kehamilan postterm tidak sulit d) Riwayat obstetric Meliputi kehamilan, persalinan, nifas, anak serta KB yang pernah digunakan. Termasuk didalamnya riwayat TT serta penyulit yang dialami.

10

e) Riwayat kehamilan sekarang Mengkaji keluhan yang dirasakan pasien selama kehamilan. Digunakan sebagai identifikasi masalah pasien. Banyak pemeriksaan antenatal yang dilakukan f) Riwayat kesehatan Penyakit kronis yang dapat mempengaruhi postterm g) Riwayat kesehatan keluarga Mendeteksi masalah yang berkaitan dengan faktor genetik sebagai indikasi penyakit yang diturunkan oleh orang tua. h) Pola kehidupan sehari-hari b. Data objektif a) Keadaan umum Secara umum ditemukan gambaran kesadaran umum, dimana kesadaran pasien sangat penting dinilai dengan melakukan anamnesa.

Selain

itu

pasien sadar akan menunjukkan tidak adanya kelainan psikologis dan kesadaran umum juga mencakup pemeriksaan tanda-tanda badan, tinggi

badan,

lingkar

lengan

atas

yang

vital,

bertujuan

berat untuk

mengetahui keadaan gizi pasien. b) Pemeriksaan fisik 1) Inspeksi: Mata: periksa konjungtiva dan sclera untuk menentukan anemia atau tidak Muka: edema +/Leher: pembesaran kelenjar tiroid dan limfa Dada: keadaan putting susu, teraba massa atau tumor +/-, tanda-tanda kehamilan (cloasma gravidarum, aerola mamae, colostrum) Abdomen: pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan, luka/jejas Genitalia: Ekstremitas: edema +/2) Palpasi Abdomen: gerak janin makin berkurang dan kadang berhenti sama sekali. Dapat dilakukan dengan cara: (a)Leopold I Untuk menentukan TFU dan yang terdapat dibagian fundus serta kemungkinan teraba kepala atau pantat lainnya, normal pada fundus teraba bulat, tidak melenting, lunak sehingga memungkinkan itu adalah pantat janin (b) Leopold II

11

Untuk menentukan dimana letaknya punggung janin dan bagianbagian kecilnya. Pada dinding perut klien sebelah kiri maupun kanan kemungkinan teraba, punggung, anggota gerak, bokong atau kepala. (c) Leopold III Untuk menentukan apa yang terdapat pada bagian bawah perut ibu dan apakah BTJ sudah terpegang oleh PAP. Normalnya pada bagian bawah perut ibu adalah kepala. (d) Leopold IV Untuk menentukan seberapa jauh masuknya BTJ ke dalam rongga panggul dan dilakukan perlimaan untuk menentukan seberapa masuknya ke PAP. 3) Auskultasi Untuk mendengar DJJ dengan frekuensi normal 120-160 kali/menit, irama teratur atau tidak intensitas kuat, sedang atau lemah. Apabila persalinan disertai gawat janin, maka DJJ bisa kurang dari 110 kali/menit atau lebih dari 160 kali/menit dengan irama tidak teratur. 4) Perkusi Pemeriksaan reflek patella kiri dan kanan yang berkaitan dengan kekurangan vitamin B atau penyakit saraf, intoksikasi magnesium sulfat. c) Pemeriksaan penunjang 1) USG untuk menilai usia kehamilan, oligohidramnion, derajat maturitas plasenta 2) KTG untuk menilai ada tidaknya gawat janin 3) Penilaian warna air ketuban dengan amnioskopi atau amniotomi 4) Pemeriksaan sitologi vagina dengan indeks kariopiknotik >20% 3.2 Diagnosa Keperawatan a. Ansietas b.d. stress proses kelahiran lama b. Nyeri b.d. luka post operasi sectio caesarea c. Resiko tinggi infeksi b.d. luka post operasi section caesarea 3.3 Intervensi Keperawatan No 1

Diagnosa Keperawatan Ansietas b.d. stess proses kelahiran lama yang ditandai dengan DS/DO:  Insomnia  Kontak mata kurang  Kurang istirahat  Berfokus pada diri

NOC

NIC Setelah dilakukan  Gunakan pendekatan tindakan asuhan yang menenangkan keperawatan selama  Jelaskan semua 1x24 jam, pasien prosedur dan apa mampu: yang akan dirasakan  Mengidentifikasi dan selama prosedur mengungkapkan tanda  Temani pasien untuk memberikan cemas

12

sendiri keamanan dan  Menunjukkan teknik Iritabilitas mengurangi takut untuk mengontrol Takut  Berikan informasi cemas Nyeri perut faktual mengenai  TTV dalam batas Peningkatan TD, RR diagnosis dan normal dan denyut nadi tindakan prognosis  Postur tubuh, ekspresi  Diare, mual, wajah, bahasa tubuh,  Libatkan keluarga kelelahan untuk mendampingi dan tingkat aktivitas  Gangguan tidur pasien menunjukkan  Gemetar  Instruksikan kepada berkurangnya  Anoreksia pasien untuk kecemasan  Kesulitan bernafas menggunakan teknik  Sulit konsentrasi relaksasi  Monitor TTV Nyeri b.d. luka post Setelah dilakukan  Kaji lokasi, operasi section caesarea tindakan asuhan karakteristik, durasi, yang ditandai dengan: keperawatan selama frekuensi, kualitas, DS/DO: 3x24 jam, pasien dan faktor presipitasi mampu:  Posisi tubuh nyeri  Observasi reaksi  Mengontrol nyeri menahhan nyeri  Tingkah laku berhati-  Mengenali nyeri nonverbal dari  Melaporkan derajat hati ketidaknyamanan  Gangguan tidur  Kontrol lingkungan nyeri berkurang  Berfokus pada diri  Tidur dengan nyenyak  Ajarkan teknik non  TTV dalam batas sendiri farmakologi: napas  Tampak gelisah, normal dalam, relaksasi, merintih, menangis, distraksi, kompre waspada, iritabel, hangat  Berikan analgesic nafas panjang/berkeluh untuk mengurangi kesah nyeri  Perubahan tonus otot  Monitor TTV menjadi lebih kuat  Peningkatan TTV Resiko tinggi infeksi b.d. Setelah dilakukan  Kaji kondisi luka post operasi section tindakan asuhan keluaran dischart caesarea keperawatan selama yang keluar: jumlah, 2x24 jam, pasien warna dan bau dari mampu: luka post op  mengetahui pentingnya  Terangkan pentingnya perawatan luka post perawatan luka operasi    

2

3

13

 mengidentifikasi tanda-  Lakukan perawatan tanda infeksi luka  TTV dalam batas  Terangkan cara normal mengidentifikasi  Tidak ada tanda-tanda tanda-tanda infeksi infeksi pada luka post op  Monitor TTV 3.4 Implementasi No 1

2

3

Diagnosa Keperawatan Ansietas b.d. stress proses kelahiran lama

Implementasi  Menggunakan pendekatan yang menenangkan pada pasien  Menjelaskan semua prosedur dan apa yang akan dirasakan selama prosedur  Mendampingi pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut  Memberikan informasi faktual mengenai diagnosis dan tindakan prognosis  Melibatkan keluarga untuk mendampingi pasien  Menginstruksikan kepada pasien untuk menggunakan teknik relaksasi  Memonitor TTV Nyeri b.d. luka post operasi  Mengkaji lokasi, karakteristik, durasi, section caesarea frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi nyeri  Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan  Melakukan kontrol lingkungan  Mengajarkan teknik non farmakologi: napas dalam, relaksasi, distraksi, kompre hangat  Memberikan analgesic untuk mengurangi nyeri  Memonitor TTV Resiko tinggi infeksi b.d. luka  Mengkaji kondisi keluaran dischart post operasi section caesarea yang keluar: jumlah, warna dan bau dari luka post op  Menerangkan pentingnya perawatan

14

luka  Melakukan perawatan luka  Menerangkan cara mengidentifikasi tanda-tanda infeksi pada luka post op  Memonitor TTV 3.5 Evaluasi S

: data subyektif dari pasien setelah dilakukan implementasi

O

: data obyetif dari pasien setelah dilakukan implementasi

A

: mengkaji kembali apakah masalah pasien telah teratasi sepenuhnya, teratasi sebagaian, atau belum teratasi

P

: rencana selanjutnya berupa pilihan untuk melanjutkan atau menghentikan intervensi sesuai kebutuhan pasien dan intervensi keperawatan

15

BAB 4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Prawihardjo, 2002). Postmatur menunjukan atau menggambarkan keadaan janin yang lahir telah melampaui batas waktu persalinannya, sehingga dapat menyebabkan beberapa komplikasi. Kehamilan lewat bulan, suatu kondisi antepartum, harus dibedakan dengan sindrom pasca maturitas, yang merupakan kondisi neonatal yang didiagnosis setelah pemerikasaan bayi baru lahir. Etiologi pada kelahiran lewat bulan ini masih belum pasti. Namun ada faktor yang diduga bayi lahir lewat bulan atau postmatur, yang dikemukakan adalah faktor hormonal yaitu kadar progesteron, kurangnya air ketuban dan insufisiensi plasenta. 4.2 Saran Memperhatikan kondisi saat fase kehamilan sangatlah penting dengan gizi yang cukup dan seimbang, oleh karena itu bagi ibu-ibu yang hamil hendaklah mempersiapkan persalinan dengan sebaik-baiknya, serta dengan melakukan pemeriksaan rutin baik untuk mengetahui kesehatan janin dan sang ibu, selain itu juga penting dalam mendeteksi sedini mungkin umur kehamilan ibu untuk menghindari kesalahan dalam menentukan usia kehamilan sehingga kehamilan post matur dapat diakhiri dan tidak menimbulkan komplikasi yang dapat membahayakan keselamatan ibu dan janin.

16

DAFTAR PUSTAKA Cunningham, Mac Donald, Gant. 1995. Obstetri Williams. Jakarta: EGC Koniak, M Reeder. 1992. Maternity Nursing Family, Newborn, and Woman’s Health Care. Philadelpia: J. B. Lippincott Company. Manuaba. (1998). Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana. Jakarta: EGC Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/150/jtptunimus-gdl-afahanikfi-7474-212.bab-i.pdf [diakses pada 11 September 2016]

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF