Asuhan Keperawatan Impetigo dan Folikulitis FREE

April 24, 2017 | Author: Novita Damaiyanti | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Asuhan Keperawatan Impetigo dan Folikulitis FREE...

Description

LAPORAN PENDAHULUAN IMPETIGO 1.

Definisi Impetigo adalah infeksi kulit superfisial yang sangat menular dan mudah

menularkan dari satu bagian tubuh ke tubuh lain, serta dari orang lain ke orang lain melalui kontak. Penyakit ini terutama dijumpai pada anak tetapi dapat timbul pada semua usia. 2.

Etiologi Disebabkan oleh bakteri Stafilokokus atau Streptokokus grup A.

3.

Manifestasi Klinis  Adanya pustul di kulit yang dapat pecah dan membentuk krusta di setiap bagian tubuh  Nyeri  Demam

4.

Komplikasi Glomerulusnefritis paska stepkokus akut (Peradangan nefron ginjal) dapat

terjadi akibat pengendapan kompleks antibodi-antigen di ginjal (respon hipersensitivitas tipe II). 5.

Penatalaksanaan 1. Antibodi sistemik dapat diberikan setelah pembiakan dan identifikasi organisme. 2. Antibodi topikal apabila lesinya kecil 3. Sterilisasi handuk dan sering mencuci tangan merupakan tindakan untuk mencegah penyebaran ke bagin tubuh lain dan penularan ke anggota keluarga lain.

Page 1

6.

Patofisiologi Impetigo merupakan penyakit menular dan dapat menyebar ke bagian kulit

pasien yang lain atau ke anggota keluarga yang menyentuh psien atau memakai handuk atau sisir yang tercemar oleh eksudat lesi. Meskipun impetigo dijumpai pada segala usia, namun penyakit ini terutama ditemukan diantara anak-anak yang hidup dalam kondisi higiene yang buruk. Seringkali impetigo terjadi sekunder akibat pediculosis capitis (tuma kepala), skabies (penyakit kudis), herpes simpleks, gigitan serangga, getah tanaman yang beracun (poison ivy), atau ekzema. Kesehatan yangburuk, higiene yang buruk, dan malnutrisi dapat menjadi predisposisi terjadinya impetigo pada orang dewasa. Daerah-daerah tubuh, wajah, tangan, lengan, leher dan ekstermitas yang terbuka merupakan bagian yang paling sering terkena. Impetigo bulosa. Bentuk dari impetigo bulosa merupakan kondisi yang lebih jarang terjadi dibandingkan bentuk nonbulosa. Agen penyebab impetigo bulosa adalah Staphylococcus aureus yang menghasilkan eksotoksin eksfoliatif ekstraselular disebut exfoliatins A dan B. Eksotoksin ini menyebabkan adhesi sel di epidermis, di mana pada gilirannya menyebabkan timbulnya suatu bula dan pengelupasan dari epidermis. 7.

Klasifikasi  Impetigo Bulosa  Impetigo Non Bulosa

8.

Diagnosa Penunjang Identifikasi dan pembiakan organisme.

Page 2

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN IMPETIGO 1.

Pengkajian

Pada anamnesis biasanya didapatkan keluhan, meliputi hal-hal berikut : 1.

Pada impetigo nonbulosa, keluhan dimulai dengan adanya pembentukan suatu makula eritematosa tunggal yang cepat berkembang menjadi vesikel dan pecah, meninggalkan eksudat kuning dengan adanya erosi diatasnya. Awitan impetigo bulosa biasanya lebih cepat membesar dan bula yang pecah. Lesi biasanya tanpa gejala. Terkadang, pasien melaporkan rasa sakit atau gatal. Pasien dengan impetigo biasanya didapatkan adanya riwayat kontak dengan penderita impetigo lainnya.

2.

Pada kedua jenis impetigo didapatkan adanya riwayat kondisi lingkungan hidup yang penuh sesak, kebersihan yang rendah, atau lingkungan kerja tidak higienis mendorong kontaminasi kulit oleh bakteri patogen yang dapat menyebabkan impetigo.

3.

Lesi impetigo biasanya sembuh tanpa jaringan parut. Jika tidak diobati, lesi impetigo menghilang secara spontan setelah beberapa minggu.

Pada pemeriksaan fisik impetigo bulosa, biasanya didapatkan hal berikut : 1.

Impetigo bulosa sering terjadi pada neonatus, tetapi juga terjadi pada anakanak yang lebih tuan dan orang dewasa.

2.

Karakteristik lesi adalah vesikel yang berkembang menjadi sebuah bula kurang dari 1 cm pada kulit normal, dengan sedikit atau tidak ada kemerahan sekitarnya. Awalnya, vesikel berisi cairan bening yang menjadi keruh.

3.

Hampir semua bula akan pecah. Apabila bula pecah, sering meninggalkan jaringan parut di pinggiran.

4.

Lesi dapat lokal atau tersebar luas. Lesi sering ditemukan di daerah intertriginosa seperti lipatan leher, ketiak dan lipatan paha, tetapi dpat juga ditemukan di wajah atau di manapun pada tubuh.

5.

Pada bayi, lesi yang luas dapat berhubungan dengn gejala sistemik seperti demam, malaise, kelemahan umum, dan diare.

Page 3

6.

Impetigo bulosa dianggap kurang menular dari impetigo nonbulosa.

Pada pemeriksaan fisik impetigo nonbulosa, biasanya didapatkan hal berikut ini : 1.

Kelainan terlihat pertama adalah makula kemerahan atau papul, dengan diameter 2-5 mm.

2.

Karakteristik lesi adalah vesikel yang mudah pecah dan menjadi papula atau plak lebih kecil dari 2 cm dan dengan sedikit atau tidak ada kemerahan sekitarnya.

3.

Lesi berkembang di kulit normal atau pada kulit yang telah mengalami suatu trauma atau pada kulit setelah mengalami penyakit kulit sebelumnya (misalnya : varisela, dermatitis atopik) dan dapat menyebar dengan cepat.

4.

Lesi terletak di sekitar mulut, hidung, dan terkena bagian tubuh (misalnya : tangan, kaki), telapak tangan dan telapak kaki.

5.

Limfadenopati lokal biasanya didapatkan.

6.

Jika tidak diobati, lesi menyebar dan secara spontan sembuh setelah beberapa minggu tanpa jaringan parut.

2.

Patoflow Predisposisi adanya kontak dengan penderita impetigo, kesehatan yang buruk, higiene yang buruk, dan malnutrisi

Invasi Bakteri Piogenik

Makula yang ruptur menjadi krusta

Respons Inflamasi Lokal

Kerusakan Saraf Perifer

Kerusakan Integritas jaringan

Respons Inflamasi Sistemik Peningkatan Suhu Tubuh Hipertermi

Nyeri

Respons Psikologis Kondisi kerusakan jaringan kulit Gangguan gambaran diri

Page 4

3.

Analisa Data

No Data 1 Ds : - Pasien merasa menggigil atau kedinginan Do : - Suhu pasien meningkat di atas kisaran normal

Etiologi Predisposisi adanya kontak

Problem Hipertermi

dengan penderita impetigo, kesehatan yang buruk, higiene yang buruk, dan malnutrisi

- Kulit pasien terasa hangat

Invasi Bakteri Piogenik

Makula yang ruptur menjadi krusta

Respons Inflamasi Sistemik

Peningkatan Suhu Tubuh

Hipertermi 2

Ds : - Pasien mengeluh nyeri

Predisposisi adanya kontak

pada area tertentu

dengan penderita impetigo,

- Pasien mengatakan

kesehatan yang buruk,

gelisah pada area nyeri Do : - Pasien terlihat dilatasi

higiene yang buruk, dan malnutrisi

pada pupil Invasi Bakteri Piogenik

Makula yang ruptur menjadi krusta

Respons Inflamasi Lokal

Kerusakan Saraf Perifer

Page 5

Nyeri

Nyeri 3

Ds : - Pasien mengatakan adanya inflamasi pada daerah kulit tertentu Do : - Terlihat adanya pustul di kulit pasien

Predisposisi adanya kontak

Kerusakan

dengan penderita impetigo,

Integritas Jaringan

kesehatan yang buruk, higiene yang buruk, dan malnutrisi

Invasi Bakteri Piogenik

Makula yang ruptur menjadi krusta

Respons Inflamasi Lokal

Kerusakan Integritas Jaringan 4

Ds : - Pasien mengatakan

Predisposisi adanya kontak

Gangguan

kurang percaya diri

dengan penderita impetigo,

gambaran diri

akibat penyakit yang dideritanya Do : - Terjadinya perubahan

kesehatan yang buruk, higiene yang buruk, dan malnutrisi

peran keluarga pasien akibat penyakit yang

Invasi Bakteri Piogenik

dideritanya Makula yang ruptur menjadi krusta

Kondisi kerusakan jaringan Respons Psikologis

Gangguan gambaran diri

Page 6

4. No 1 2 3 4 5.

Diagnosa Keperawatan Prioritas Masalah dan Diagnosa Keperawatan Hipertermi b.d respons inflamasi sistemik sekunder dari proses supurasi lokal Nyeri b.d respons inflamasi lokal sekunder dari kerusakan saraf perifer kulit Kerusakan Integritas Jaringan b.d adanya luka Gangguan gambaran diri b.d perubahan struktur kulit , perubahan peran keluarga Rencana Keperawatan

No Tgl 1

Dx Tujuan Hiperter NOC : Thermoregulat mi b.d ion respons inflamasi sistemik sekunder dari proses supurasi lokal

Perencanaan Kriteria Hasil Intervensi  Suhu NIC : tubuh Fever dalam treatment rentang normal  Nadi dan RR dalam rentang normal.  Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, merasa nyaman

Page 7

Aktivitas  Monitor suhu sesering mungkin  Monitor IWL  Monitor warna dan suhu kulit  Monitor tekanan darah, nadi dan RR  Monitor penurunan tingkat kesadaran  Monitor WBC, Hb, dan Hct  Monitor intake dan output  Berikan anti piretik  Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam  Selimuti pasien  Lakukan tapid sponge  Berikan cairan intravena  Kompres pasien pada lipat paha dan aksila  Tingkatkan sirkulasi udara  Berikan

pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil

Temperature regulation  Monitor suhu minimal tiap 2 jam  Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu  Monitor TD, nadi, dan RR  Monitor warna dan suhu kulit  Monitor tandatanda hipertermi dan hipotermi  Tingkatkan intake cairan dan nutrisi  Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh  Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas  Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek negatif dari kedinginan  Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan

Page 8

emergency yang diperlukan  Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan  Berikan anti piretik jika perlu

Vital sign Monitoring  Monitor TD, nadi, suhu, dan RR  Catat adanya fluktuasi tekanan darah  Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri  Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan  Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas  Monitor kualitas dari nadi  Monitor frekuensi dan irama pernapasan  Monitor suara paru  Monitor pola pernapasan abnormal  Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit  Monitor sianosis perifer

Page 9

 Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)  Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

2

Nyeri b.d NOC :  Pain respons Level, inflamasi  Pain lokal control, sekunder  Comfort dari level kerusaka n saraf perifer kulit

Kriteria Hasil :  Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunak an tehnik nonfarmak ologi untuk mengurang i nyeri, mencari bantuan)  Melaporka n bahwa nyeri berkurang dengan menggunak an manajemen nyeri  Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

Page 10

NIC :



Pain Managem ent













Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau Bantu pasien dan

 Menyataka n rasa nyaman setelah nyeri berkurang  Tanda vital dalam rentang normal













 

Page 11

keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang Tanda vital dalam rentang normal ruangan, pencahayaan dan kebisingan Kurangi faktor presipitasi nyeri Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi









 



dan inter personal) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi Ajarkan tentang teknik non farmakologi Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri Evaluasi keefektifan kontrol nyeri Tingkatkan istirahat Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration  Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat  Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi  Cek riwayat alergi  Pilih analgesik yang diperlukan

Page 12













3

Kerusakan Integritas Jaringan b.d adanya luka

NOC : Kriteria Hasil : Tissue  Integritas Integrity : Skin kulit yang and Mucous baik bisa Membranes dipertahank an (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)  Tidak ada

Page 13

NIC : Pressure Managem ent







atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping) Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar Hindari kerutan padaa tempat tidur Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering

luka/lesi pada kulit  Perfusi jaringan baik  Menunjukk an pemahama n dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sedera berulang  Mampu melindungi kulit dan mempertah ankan kelembaba n kulit dan perawatan alami

Page 14









 

Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali Monitor kulit akan adanya kemerahan Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien Monitor status nutrisi pasien Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat

LAPORAN PENDAHULUAN FOLIKULITIS 1.

Definisi Folikulitis adalah respons peradangan pada folikel rambut akibat infeksi folikel

rambut atau satu folikel rambut. Peradangan biasanya terbatas pada folikel superfisial dan disebabkan oleh infeksi S. Aureus, atau bisa menjadi sekunder dari trauma folikuler atau oklusi pada folikel. 2.

Etiologi Disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus.

3.

Manifestasi Klinis  Pustul-pustul permukaan yang ditandai oleh kemerahan  Nyeri  Pembengkakkan.

4.

Komplikasi Dapat terbentuk bisul (furunkel) apabila folikel yang meradang pecah dan

menyebarkan bakteri ke dermis. Nyeri dan peradangan memburuk. Dapat terjadi pengeluaran pus dan selulitis. 5.

Penatalaksanaan  Air dan sabun serta antibiotik topikal  Mungkin diperlukan kompres hangat dan insisi lesi.

6.

Patofisiologi Folikulitis sering berhubungan dengan higiene yang kurang baik, maserasi dan

kulit yang mengelupas sehingga memberikan indikasi masuknya kuman ke dalam folikel rambut. Lesi bisa bersifat superfisial atau dalam. Papula atau pustula yang tunggal atau multipel muncul di dekat folikel rambut.

Page 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN FULIKULITIS 1.

Pengkajian Mula-mula nobula kecil yang mengalami peradangan pada folikel rambut,

kemudian menjadi pastula dan mengalami nekrosis dan sembuh setela pus keluar dan meninggalkan sikatrik. Folikulitis sering terlihat di daerah dagu pada laki-laki yang mencukur janggutnya dan pada tungkai wanita. Daerah lainnya adalah aksila, batang tubuh, dan bokong. 2.

Patoflow Invasi bakteri ke folikel rambut

Folikulitis

Respons inflamasi lokal

Kerusakan saraf perifer

Kerusakan integritas jaringan

Pembentukan papula dan pustula di kulit

Ketidaktahuan tentang proses penyakit, perawatn, dan pencegahan berulangnya penyakit

Nyeri

Defisiensi Pengetahuan

3.

Analisa Data

No Data Etiologi Masalah 1 Ds : - pasien Invasi bakteri ke folikel rambut Nyeri mengeluh nyeri pada area Folikulitis tertentu - Pasien Respons inflamasi lokal mengatakan gelisah pada Nyeri

Page 16

2

3

area nyeri Do : - pasien terlihat dilatasi pada pupil Ds : - pasien mengatakan adanya inflamasi pada daerah kulit tertentu Do : - terlihat adanya pustul di kulit pasien Ds : - pasien mengatakan kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang dideritnya Do : - pasien sering menanyakan tentang penyakitnya

Invasi bakteri ke folikel rambut Kerusakan integritas jaringan Folikulitis Respons inflamasi lokal Kerusakan integritas jaringan

Invasi bakteri ke folikel rambut Defisiensi Pengetahuan Folikulitis Respons inflamasi lokal Pembentukan papula dan pustula di kulit Ketidaktahuan tentang proses penyakit, perawatn, dan pencegahan berulangnya Defisiensi Pengetahuan

4.

Diagnosa Keperawatan

No Prioritas Masalah dan Diagnosa Keperawatan 1 Nyeri b.d respons inflamasi lokal 2 Kerusakan integritas jaringan b.d respons inflamasi lokal 3 Defisiensi Pengetahuan b.d kurang pajanan 5.

Rencana Keperawatan

No Tgl 1

D(x) Keperawatan Nyeri

Tujuan NOC :

 Pain Level,  Pain control, Comfort level

Perencanaan Kriteria Hasil Intervensi Kriteria Hasil :  Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu

Page 17

NIC :

Pain Managemen t

Aktivitas 

Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensi f termasuk lokasi, karakteristik, durasi,









mengguna kan tehnik nonfarmak ologi untuk mengurang i nyeri, mencari bantuan) Melaporka n bahwa nyeri berkurang dengan mengguna kan manajemen nyeri Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) Menyataka n rasa nyaman setelah nyeri berkurang Tanda vital dalam rentang normal

Page 18

frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyam anan  Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien  Kaji kultur yang mempengaru hi respon nyeri  Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau  Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefekti fan kontrol nyeri masa lampau  Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan  Kontrol lingkungan yang dapat mempengaru hi nyeri seperti suhu Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab

















Page 19

nyeri, mampu menggunaka n tehnik nonfarmakol ogi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunaka n manajemen nyeri Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang Tanda vital dalam rentang normal ruangan, pencahayaan dan kebisingan Kurangi faktor presipitasi nyeri Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi , non farmakologi dan inter personal) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi





  



Ajarkan tentang teknik non farmakologi Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri Evaluasi keefektifan kontrol nyeri Tingkatkan istirahat Kolaborasika n dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration  Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat  Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi  Cek riwayat alergi  Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari

Page 20













2

Kerusakan integritas jaringan

NOC : Kriteria Hasil NIC : Tissue Pressure : Integrity :  Integritas Management Skin and kulit yang Mucous baik bisa Membranes dipertahan kan (sensasi, elastisitas,

Page 21





analgesik ketika pemberian lebih dari satu Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping) Anjurkan pasien untuk menggunaka n pakaian yang longgar Hindari kerutan padaa tempat tidur

  



3

Kurang Pengetahuan

NOC :  Kowlw dge : disease process  Kowled ge : health Behavio r



temperatur, hidrasi, pigmentasi ) Tidak ada luka/lesi pada kulit Perfusi jaringan baik Menunjukk an pemahama n dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sedera berulang Mampu melindungi kulit dan mempertah ankan kelembaba n kulit dan perawatan alami

Kriteria Hasil  Pasien dan keluarga menyataka n pemahama n tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan  Pasien dan keluarga mampu melaksana kan prosedur

Page 22



 



 

NIC: Teaching : disease Process

Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali Monitor kulit akan adanya kemerahan Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien Monitor status nutrisi pasien Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat

 Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik  Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi,

yang dijelaskan secara benar  Pasien dan keluarga mampu menjelaska n kembali apa yang dijelaskan perawat/ti m kesehatan lainnya









 





Page 23

dengan cara yang tepat. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat Hindari harapan yang kosong Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit Diskusikan









Page 24

pilihan terapi atau penanganan Dukung pasien untuk mengeksplora si atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepat Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF