Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny.r Dengan Masalah Gangguan O2 Dan Co2

October 7, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny.r Dengan Masalah Gangguan O2 Dan Co2...

Description

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi mahasiswa/i akper pemkab kotim maupun para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan. Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen mata kuliah Keperawatan Anak I dengan judul “ ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.R DENGAN MASALAH GANGGUAN O2 DAN CO2”. Dalam penulisan

makalah ini penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam  penyelesaian makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.

Penulis

 

DAFTAR ISI 

HALAMAN JUDUL

i

KATA PENGANTAR

ii

DAFTAR ISI

iii

BAB

BAB

I 1.1

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

1

1.2

TUJUAN PENULISAN

1

1.3

RUMUSAN MASALAH

2

1.4

METODE PENULISAN

2

1.5

SISTEMATIKA PENULISAN

2

II

PEMBAHASAN

2.1

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY R DENGAN GANGGUAN O2 DAN CO2 A. Pengertian oksigenasi B. Tujuan pemberian oksigenasi C. Anatomi fisiologi sistem pernafasan D. Factor yang mempengaruhi sistem pernafasan E. PENATALAKSANAAN F. MASALAH KEPERAWATAN G. DIAGNOSA KEPERAWATAN H. RENCANA KEPERAWATAN DAFTAR KEPUSTAKAAN

2.2

BAB

III

LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY DENGAN GANGGUAN o2 dan co2 PENGKAJIAN

15

ANALISA DATA

18

RENCANA KEPERAWATAN

19

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

22

3.2 SARAN

22

DAFTAR PUSTAKA

 

BAB I PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

O2 dan CO2 merupakan bagian dari kehidupan manusia, sehingga kualitas oksigenasi ikut menentukan kualitas hidup. Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. memberikan pengobatan sesuai penyebab dan untuk memperbaiki fungsi oksigenasi seperti dijelaskan dalam makalah ini. B.  Tujuan

Tujuan Instruksional Umum Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi. Tujuan Instruksional Khusus Setelah menyelesaikan bab ini, peserta didik akan mampu untuk : 1.  Menjelaskan pengertian oksigenasi 2.  Menjelaskan tujuan pemberian oksigen 3.  Menguraikan stuktur anatomi sistem pernapasan serta fungsinya 4.  Menguraikan fisiologi sistem pernapasan ( ventilasi, difusi dan transportasi ) 5.  Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pernapasan 6.  Menjelaskan masalah-masalah yang timbul dalam pemenuhan kebutuhan oksigen 7.  Mengidentifikasi tindakan keperawatan untuk mempertahankan dan memenuhi kebutuhan pertukaran O2 dan CO2 :

 

a. Pengaturan posisi  b.  Latihan nafas dalam c.  Batuk efektif d.  Hidrasi e.  Inhalasi f.  Pemberian O2 g.  Fisioterapi dada (vibrasi dan perkusi) h.  Postural drainage i.  Massage punggung

 

 j. Pengumpulan dahak 8.  Menjelaskan pengkajian fungsi pernapasan

 

9.  Menjelaskan kemungkinan diagnosa keperawatan yang timbul 10. Menjelaskan perencanaan, tujuan yang akan dicapai secara umum 11. Menjelaskan intervensi keperawatan serta evaluasi C.  Manfaat

1.  Bagi mahasiswa Merupakan sumber tambahan informasi dan pengetahuan tentang permasalahan oksigenasi

pada masa usia lanjut sebagai acuan dalam memberikan memberikan pelayanan

keperawatan pada saat praktik lapangan. lapangan. 2.  Bagi institusi dan civitas akademika Mengukur pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam menyusun suatu makalah dengan mengambil dari berbagai sumber literature serta dijadikan sebagai sumber bacaan tambahan di perpustakaan

D.  Rumusan Masalah 1.  Apa pengertian oksigenasi?

2.  Apa tujuan pemberian oksigenasi? 3.  Apa saja anatomi sistem pernafasan? 4.  Apa fisiologi sistem pernafasan ? 5.  Apa saja factor –  factor –  factor  factor yang mempengaruhi pernafasan? E.  Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode deskriptif dengan menggunakan studi melalui pendekatan proses keperawatan dengan langkahlangkah pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Tehnik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan studi kepustakaan yaitu mempelajari

Dokumentasi

Keperawatan

serta

sumber-sumber

lainnya

yang

 berhubungan dengan dengan judul makalah dan masalah yang dibahas

F.  Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini yaitu Kata Pengantar, Daftar Isi, Bab I Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan. Bab II Pembahasan. Bab III Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran. Daftar Pustaka.

 

BAB II PEMBAHASAN

I. 

PENGERTIAN OKSIGENASI Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

II. 

TUJUAN PEMBERIAN OKSIGENASI 1.  Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan jarin gan 2.  Untuk menurunkan kerja paru-paru 3.  Untuk menurunkan kerja jantung

III.  ANATOMI SISTEM PERNAPASAN A.  Saluran Nafas Atas 1.  Hidung  

Terdiri atas bagian eksternal dan internal

 

Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago

 

Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum

 

Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung

 

Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia

 

Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru paru

 

Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru

 

Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghidu) karena reseptor olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalan dengan pertambahan usia

 

2.  Faring  

Faring

atau

tenggorok

merupakan

struktur

seperti

tuba

yang

menghubungkan menghubung kan hidung dan rongga r ongga mulut ke lari laring ng  

Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring (laringofaring)

  Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus



respiratorius dan digestif

3.  Laring  

Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang menghubungkan menghubung kan faring dan trakea

 

Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas :  

Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan

 

Glotis : ostium antara pita suara dalam laring

  Kartilago

tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari

kartilago ini membentuk jakun membentuk jakun (Adam’s apple)  apple)    Kartilago

krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam

laring (terletak di bawah kartilago tiroid)   Kartilago

aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan

kartilago tiroid   Pita

suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang

menghasilkan bunyi suara (pita suara melekat pada lumen laring)  

Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi

  Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda



asing dan memudahkan batu 4.  Trakea  

Disebut juga batang tenggorok

 

Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina

B.  Saluran Nafas Bawah 1.  Bronkus  

Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri

 

 

Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2  bronkus)

 

Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental

 

Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf

2.  Bronkiolus  

Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus

 

Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk

selimut tidak terputus untuk melapisi bagian bagian dalam dalam

 jalan napas 3.  Bronkiolus Terminalis  

Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia)

4.  Bronkiolus respiratori  

Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori

 

Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas

5.  Duktus alveolar dan Sakus alveolar  

Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar

 

Dan kemudian menjadi alveoli

6.  Alveoli  

Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2

 

Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2

 

Terdiri atas 3 tipe :  

Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli

 

Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps)

 

 

Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan

PARU  

Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut

 

Terletak dalam rongga dada atau toraks

  Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan



 beberapa pembuluh darah besar

 

Setiap paru mempunyai apeks dan basis

 

Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris

 

Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus

 

Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya

PLEURA  

Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis terbagi mejadi 2 : - Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada - Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi menyelubingi setiap paru-paru

 

Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang  berfungsi untuk

memudahkan kedua

permukaan

itu

bergerak

selama

 pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru  

Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru

IV.  FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN Bernafas / pernafasan merupkan proses pertukaran udara diantara individu dan lingkungannya dimana O2 yang dihirup (inspirasi) dan CO2 yang dibuang (ekspirasi). Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu : 1.  Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya.Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada  perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.

 

Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi : a.  Tekanan udara atmosfir  b.  Jalan nafas yang bersih c.  Pengembangan paru yang adekuat 2.  Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paru-paru.Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang  bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan  pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi. Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg. Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi : a.  Luas permukaan paru  b.  Tebal membran respirasi c.  Jumlah darah d.  Keadaan/jumlah kapiler darah e.  Afinitas f.  Waktu adanya udara di alveoli 3.  Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler. Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi : a.  Curah jantung (cardiac Output / CO)  b.  Jumlah sel darah merah c.  Hematokrit darah

 

d. Latihan (exercise)

 

V. 

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERNAPASAN Faktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi adalah : 1.  Tahap Perkembangan Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas. 2.  Lingkungan Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat. Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen. 3.  Gaya Hidup Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan  pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit  paru. 4.  Status Kesehatan Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi  penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya  pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem  pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen da darah. rah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia,

 

karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel. 5.   Narkotika  Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam  pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan. 6.  Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat mempengarhi pernapasan yaitu : a.  Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru  b.  Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru c.  Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari sel  jaringan. Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola napas dan obstruksi sebagian jalan napas. Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan oksigen di dalam tubuh yang diinspirasi sampai jaringan. Hal ini dapat berhubungan dengan ventilasi, difusi gas atau transpor gas oleh darah yang dapat disebabkan oleh kondisi yang dapat merubah satu atau lebih bagian-bagian dari proses respirasi. Penyebab lain hipoksia adalah hipoventilasi alveolar yang tidak adekuat sehubungan dengan menurunnya tidal volume, sehingga karbondioksida kadang berakumulasi didalam darah. Sianosis dapat ditandai dengan warna kebiruan pada kulit, dasar kuku dan membran mukosa yang disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen dalam hemoglobin. Oksigenasi yang adekuat sangat penting untuk fungsi serebral. Korteks serebral dapat mentoleransi hipoksia hanya selama 3  –   5 menit sebelum terjadi kerusakan permanen. Wajah orang hipoksia akut biasanya terlihat cemas, lelah dan pucat. 7.  Perubahan pola nafas Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama  jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu

 

ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti  pada penderita asma. 8.  Obstruksi jalan napas Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang saluran pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas meliputi : hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya benda asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila individu

tidak

sadar

atau

bila

sekresi

menumpuk

disaluran

napas.

Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap dari saluran napas ke bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang terbuka merupakan intervensi keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan tindakan yang tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara mengorok selama inhalasi (inspirasi).

VI.  PENGKAJIAN KEPERAWATAN Secara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang : 1.  Biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan) Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara fisik maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat  pendidikan

dapat

berpengaruh

terhadap

pengetahuan

klien

tentang

masalahnya/penyakitnya. 2.  Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST) Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien pada saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan utama seharusnya mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time) 3.  Riwayat perkembangan a.   Neonatus : 30 –  30 –  60  60 x/mnt  b.  Bayi : 44 x/mnt c.  Anak : 20 –  20 –  25  25 x/mnt d.  Dewasa : 15 –  15 –  20  20 x/mnt e.  Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun

 

4.  Riwayat kesehatan keluarga Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami masalah /  penyakit yang sama. 5.  Riwayat sosial Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya : merokok,  pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor alergen dll. 6.  Riwayat psikologis Disini perawat perlu mengetahui tentang : a.  Perilaku / tanggapan klien terhadap masalahnya/penyakitnya  b.  Pengaruh sakit terhadap cara hidup c.  Perasaan klien terhadap sakit dan therapi d.  Perilaku / tanggapan keluarga terhadap masalah/penyakit dan therapi 7.  Riwayat spiritual 8.  Pemeriksaan fisik a.  Hidung dan sinus Inspeksi : cuping hidung, deviasi septum, perforasi, mukosa (warna, bengkak, eksudat, darah), kesimetrisan hidung. Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilaris  b.  Faring Inspeksi : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkak c.  Trakhea Palpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari tengah pada  bagian bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke bawah dan ke samping sehingga kedudukan trakhea dapat diketahui. d.  Thoraks Inspeksi :  

Postur, bervariasi misalnya pasien dengan masalah pernapasan kronis klavikulanya menjadi elevasi ke atas.

 

Bentuk dada, pada bayi berbeda dengan orang dewasa. Dada bayi berbentuk  bulat/melingkar dengan diameter antero-posterior sama dengan diameter tranversal (1 : 1). Pada orang dewasa perbandingan diameter antero-posterior dan tranversal adalah 1 : 2 Beberapa kelainan bentuk dada diantaranya : Pigeon chest yaitu bentuk dada yang ditandai dengan diameter tranversal sempit, diameter antero-posterior

 

membesar dan sternum sangat menonjol ke depan. Funnel chest merupakan kelainan bawaan dengan ciri-ciri berlawanan dengan pigeon chest, yaitu sternum menyempit ke dalam dan diameter antero-posterior mengecil. Barrel chest ditandai dengan diameter antero-posterior dan tranversal sama atau  perbandingannya 1 : 1. Kelainan tulang belakang diantaranya : Kiposis atau bungkuk dimana punggung melengkung/cembung ke belakang. Lordosis yaitu dada membusung ke depan atau punggung berbentuk cekung. Skoliosis yaitu tergeliatnya tulang belakang ke salah satu sisi.  

Pola napas, dalam hal ini perlu dikaji kecepatan/frekuensi pernapasan apakah  pernapasan klien eupnea yaitu pernapasan normal dimana kecepatan 16  –   24 x/mnt, klien tenang, diam dan tidak butuh tenaga untuk melakukannya, atau tachipnea yaitu pernapasan yang cepat, frekuensinya lebih dari 24 x/mnt, atau  bradipnea yaitu pernapasan yang lambat, frekuensinya kurang dari 16 x/mnt, ataukah apnea yaitu keadaan terhentinya pernapasan. Perlu juga dikaji volume pernapasan apakah hiperventilasi yaitu bertambahnya  jumlah udara dalam paru-paru yang ditandai dengan pernapasan yang dalam dan panjang ataukah hipoventilasi yaitu berkurangnya udara dalam paru-paru yang ditandai dengan pernapasan yang lambat. Perlu juga dikaji sifat pernapasan apakah klien menggunakan pernapasan dada yaitu pernapasan yang ditandai dengan pengembangan dada, ataukah  pernapasan perut yaitu pernapasan per napasan yang ditandai dengan pengembangan pen gembangan perut. Perlu juga dikaji ritme/irama pernapasan yang secara normal adalah reguler atau irreguler, ataukah klien mengalami pernapasan cheyne stokes yaitu  pernapasan yang cepat kemudian menjadi lambat dan kadang diselingi apnea, atau pernapasan kusmaul yaitu pernapasan yang cepat dan dalam, atau  pernapasan biot yaitu pernapasan yang ritme maupun amplitodunya tidak teratur dan diselingi periode apnea. Perlu juga dikaji kesulitan bernapas klien, apakah dispnea yaitu sesak napas yang menetap dan kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, ataukah ortopnea yaitu kemampuan

bernapas

Perlu

dikaji

juga

hanya

bunyi

bila

napas,

dalam dalam

posisi hal

ini

duduk

atau

berdiri.

perlu

dikaji

adanya

stertor/mendengkur yang terjadi karena adanya obstruksi jalan napas bagian atas, atau stidor yaitu bunyi yang kering dan nyaring dan didengar saat

 

inspirasi, atau wheezing yaitu bunyi napas seperti orang bersiul, atau rales yaitu  bunyi yang mendesak atau bergelembung dan didengar saat inspirasi, ataukah ronchi yaitu bunyi napas yang kasar dan kering serta di dengar saat ekspirasi. Perlu juga dikaji batuk dan sekresinya, apakah klien mengalami batuk produktif yaitu batuk yang diikuti oleh sekresi, atau batuk non produktif yaitu batuk kering dan keras tanpa sekresi, ataukah hemoptue yaitu batuk yang mengeluarkan darah  

Status sirkulasi, dalam hal ini perlu dikaji heart rate/denyut nadi apakah takhikardi yaitu denyut nadi lebih dari 100 x/mnt, ataukah bradikhardi yaitu denyut nadi kurang dari 60 x/mnt. Juga perlu dikaji tekanan darah apakah hipertensi yaitu tekanan darah arteri yang tinggi, ataukah hipotensi yaitu tekanan darah arteri yang rendah. Juga perlu dikaji tentang oksigenasi pasien apakah terjadi anoxia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam jaringan kurang, atau hipoxemia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam darah kurang, atau hipoxia yaitu  berkurangnya persediaan oksigen dalam jaringan akibat kelainan internal atau eksternal, atau cianosis yaitu warna kebiru-biruan pada mukosa membran, kuku atau kulit akibat deoksigenasi yang berlebihan dari Hb, ataukah clubbing finger yaitu membesarnya jari-jari tangan akibat kekurangan oksigen dalam waktu yang lama. Palpasi

:

Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri tekan, massa,  peradangan, kesimetrisan ekspansi dan taktil vremitus. Taktil vremitus adalah vibrasi yang dapat dihantarkan melalui sistem  bronkhopulmonal selama s elama seseorang berbicara. Normalnya getaran lebih terasa  pada apeks paru dan dinding dada kanan karena bronkhus kanan lebih besar. Pada pria lebih mudah terasa karena suara pria besar

VII.  DIAGNOSA KEPERAWATAN Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pasien dengan gangguan  pemenuhan kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah : 1.  Bersihan jalan nafas tidak efektif 2.  Pola napas tidak efektif 3.  Gangguan pertukaran gas

 

4.  Penurunan kardiak output 5.  Rasa berduka 6.  Koping tidak efektif 7.  Perubahan rasa nyaman 8.  Potensial/resiko infeksi 9.  Interaksi sosial terganggu 10. Intoleransi aktifitas, dll sesuai respon klien 1. 

Bersihan jalan napas tidak efektif Yaitu tertumpuknya sekresi atau adanya obstruksi pada saluran napas. Tanda-tandanya :  

Bunyi napas yang abnormal

 

Batuk produktif atau non produktif

 

Cianosis

 

Dispnea

  Perubahan kecepatan dan kedalaman pernapasan



Kemungkinan faktor penyebab :  

Sekresi yang kental atau benda asing yang menyebabkan obstruksi

 

Kecelakaan atau trauma (trakheostomi)

 

 Nyeri abdomen atau nyeri dada yang mengurangi pergerakan dada

 

Obat-obat yang menekan refleks batuk dan pusat pernapasan

 

Hilangnya kesadaran akibat anasthesi

 

Hidrasi yang tidak adekuat, pembentukan sekresi yang kental dan sulit untuk di expektoran Immobilisasi

 

2. 

Penyakit paru menahun yang memudahkan penumpukan sekresi

Pola napas tidak efektif Yaitu respon pasien terhadap respirasi dengan jumlah suplay O2 kejaringan tidak adekuat Tanda-tandanya :  

Dispnea

 

Peningkatan kecepatan pernapasan

   

 Napas dangkal atau lambat Retraksi dada

 

 

Pembesaran jari (clubbing finger)

 

Pernapasan melalui mulut

 

Penambahan diameter antero-posterior

 

Cianosis, flail chest, ortopnea

 

Vomitus

  Ekspansi paru tidak simetris



Kemungkinan faktor penyebab :  

Tidak adekuatnya pengembangan paru akibat immobilisasi, obesitas, nyeri

 

Gangguan neuromuskuler seperti : tetraplegia, trauma kepala, keracunan obat anasthesi

 

Gangguan

muskuloskeletal

seperti

:

fraktur

dada,

trauma

yang

menyebabkan kolaps paru  

CPPO seperti : empisema, obstruksi bronchial, distensi alveoli

 

Hipoventilasi akibat kecemasan yang tinggi

 

Obstruksi jalan napas seperti : infeksi akut atau alergi yang menyebabkan spasme bronchial atau oedema

 

3. 

Penimbunan CO2 akibat penyakit paru

Gangguan pertukaran gas Yaitu perubahan asam basa darah sehingga terjadi asidosis respiratori dan alkalosis respiratori.

4. 

Penurunan kardiak output Tanda-tandanya :  

Kardiak aritmia

 

Tekanan darah bervariasi

 

Takikhardia atau bradikhardia

 

Cianosis atau pucat

 

Kelemahan, vatigue

 

Distensi vena jugularis

 

Output urine berkurang

 

Oedema

 

Masalah pernapasan (ortopnea, dispnea, napas pendek, rales dan batuk)

 

Kemungkinan penyebab :  

Disfungsi kardiak output akibat penyakit arteri koroner, penyakit jantung

 

Berkurangnya volume darah akibat perdarahan, dehidrasi, reaksi alergi dan reaksi kegagalan jantung

 

Cardiak arrest akibat gangguan elektrolit

  Ketidakseimbangan elektrolit seperti kelebihan potassiom dalam darah



VIII.  RENCANA KEPERAWATAN

1.  Mempertahankan terbukanya jalan napas A.  Pemasangan jalan napas buatan Jalan napas buatan (artificial airway) adalah suatu alat pipa (tube) yang dimasukkan ke dalam mulut atau hidung sampai pada tingkat ke-2 dan ke-3 dari lingkaran trakhea untuk memfasilitasi ventilasi dan atau pembuangan sekresi Rute pemasangan :

  Orotrakheal : mulut dan trakhea    Nasotrakheal : hidung dan trakhea 

 

Trakheostomi : tube dimasukkan ke dalam trakhea melalui suatu insisi yang diciptakan pada lingkaran kartilago ke-2 atau ke-3

 

Intubasi endotrakheal

B.  Latihan napas dalam dan batuk efektif Biasanya dilakukan pada pasien yang bedrest atau post operasi. Cara kerja :  

Pasien dalam posisi duduk atau baring

 

Letakkan tangan di atas dada

 

Tarik napas perlahan melalui hidung sampai dada mengembang

 

Tahan napas untuk beberapa detik

 

Keluarkan napas secara perlahan melalui mulut dampai dada berkontraksi

 

Ulangi langkah ke-3 sampai ke-5 sebanyak 2-3 kali

 

Tarik napas dalam melalui hidung kemudian tahan untuk beberapa detik lalu keluarkan secara cepat disertai batuk yang bersuara

 

Ulangi sesuai kemampuan pasien

 

 

Pada pasien pot op. Perawat meletakkan telapak tangan atau bantal pada daerah bekas operasi dan menekannya secara perlahan ketika pasien batuk, untuk menghindari terbukanya luka insisi dan mengurangi nyeri n yeri

C.  Posisi yang baik  

Posisi semi fowler atau high fowler memungkinkan pengembangan paru maksimal karena isi abdomen tidak menekan diafragma

 

 Normalnya ventilasi yang adekuat dapat dipertahankan melalui perubahan  posisi, ambulasi dan latihan

D.  Pengisapan lendir (suctioning) Adalah suatu metode untuk melepaskan sekresi yang berlebihan pada jalan napas,

suction

dapat

dilakukan

pada

oral,

nasopharingeal,

trakheal,

endotrakheal atau trakheostomi tube. E.  Pemberian obat bronkhodilator Adalah obat untuk melebarkan jalan napas dengan melawan oedema mukosa  bronkhus dan spasme otot dan mengurangi obstruksi dan meningkatkan  pertukaran

udara.

Obat ini dapat diberikan peroral, sub kutan, intra vena, rektal dan nebulisasi atau menghisap atau menyemprotkan obat ke dalam saluran napas. 2.  Mobilisasi sekresi paru A.  Hidrasi Cairan diberikan secara oral dengan dengan cara menganjurkan pasien pasien 2  –   2,5 liter  perhari,

tetapi

dalammengkonsumsi

cairan

yang

banyak

batas

kemampuan/cadangan jantung. B.  Humidifikasi Pengisapan uap panas untuk membantu mengencerkan atau melarutkan lendir. C.  Postural drainage Adalah posisi khuus yang digunakan agar kekuatan gravitasi dapat membantu di dalam pelepasan sekresi bronkhial dari bronkhiolus yang bersarang di dalam  bronkhus dan trakhea, dengan maksud supaya dapat membatukkan atau dihisap sekresinya. Biasanya dilakukan 2  –   4 kali sebelum makan dan sebelum tidur / istirahat. Tekniknya :

  Sebelum postural drainage, lakukan :



 

- Nebulisasi untuk mengalirkan sekret - Perkusi sekitar 1 –  1 –  2  2 menit - Vibrasi 4 –  4 –  5  5 kali dalam satu periode  

Lakukan postural drainage, tergantung letak sekret dalam paru.

3.  Mempertahankan dan meningkatkan pengembangan paru A.  Latihan napas Adalah teknik yang digunakan untuk menggantikan defisit pernapasan melalui  peningkatan efisiensi pernapasan yang bertujuan penghematan energi melalui  pengontrolan pernapasan Jenis latihan napas : • Pernapasan diafragma  diafragma   • Pursed lips breathing  breathing  • Pernapasan sisi iga bawah  bawah  • Pernapasan iga dan lower back   • Pernapasan segmental  segmental   B.  Pemasangan ventilasi mekanik Adalah alat yang berfungsi sebagai pengganti tindakan pengaliran /  penghembusan udara ke ruang thoraks dan diafragma. Alat ini dapat mempertahankan ventilasi secara otomatis dalam periode yang lama. Ada dua tipe yaitu ventilasi tekanan negatif dan ventilasi tekanan positif. C.  Pemasangan chest tube dan chest drainage Chest tube drainage / intra pleural drainage digunakan setelah prosedur thorakik, satu atau lebih chest kateter dibuat di rongga pleura melalui  pembedahan dinding dada dan dihubungkan ke sistem drainage. Indikasinya pada trauma paru seperti : hemothoraks, pneumothoraks, open  pneumothoraks, flail chest. Tujuannya :  

Untuk melepaskan larutan, benda padat, udara dari rongga pleura atau rongga thoraks dan rongga mediastinum

 

Untuk mengembalikan ekspansi paru dan menata kembali fungsi normal kardiorespirasi pada pasien pasca operasi, trauma dan kondisi medis dengan membuat tekanan negatif dalam rongga pleura. Tipenya a. The single bottle water seal system

:

 

 b. The two bottle water c. The three bottle water 4.  Mengurangi / mengoreksi hipoksia dan kompensasi tubuh akibat hipoksia Dengan pemberian O2 dapat melalui : • Nasal canule  canule  • Bronkhopharingeal khateter   • Simple mask   • Aerosol mask / trakheostomy collars  collars   • ETT (endo trakheal tube)  tube)  5.  Meningkatkan transportasi gas dan Cardiak Output Dengan resusitasi jantung paru (RJP), yang mencakup tindakan ABC, yaitu : A.  Air way adalah mempertahankan kebersihan atau membebaskan jalan napas B.  Breathing adalah pemberian napas buatan melalui mulut ke mulut atau mulut ke hidung C.  Circulation adalah memulai kompresi jantung atau memberikan sirkulasi buatan buata n Jadi secara umum intervensi keperawatan mencakup di dalamnya : a.  Health promotion • Ventilasi yang memadai  memadai  • Hindari rokok   • Pelindung / masker saat bekerja  bekerja   • Hindari inhaler, tetes hidung, spray (yang dapat menekan nervus 1)  1)   • Pakaian yang nyaman  b.  Health restoration and maintenance

  Mempertahankan jalan napas dengan upaya mengencerkan sekret   Teknik batuk dan postural drainage



 

Suctioning

 

Menghilangkan rasa takut dengan penjelasan, posisi fowler/semi fowler, significant other

 

Mengatur istirahat dan aktifitas dengan memberikan HE yang bermanfaat, fasilitasi lingkungan, tingkatkan rasa nyaman, terapi yang sesuai, ROM

 

Mengurangi usaha bernapas dengan ventilasi yang memeadai, pakaian tipis dan hangat, hindari makan berlebih dan banyak mengandung gas, atur posisi

 

 

Mempertahankan nutrisi dan hidrasi juga dengan oral hygiene dan makanan yang mudah dikunyah dan dicerna

 

Mempertahankan eliminasi dengan memberikan makanan berserat dan ajarkan latihan

 

Mencegah dan mengawasi potensial infeksi dengan menekankan prinsip medikal asepsis

 

Terapi O2

 

Terapi ventilasi

 

Drainage dada

IX.  IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI Implementasi keperawatan sesuai dengan intervensi dan evaluasi dilakukan sesuai tujuan dan kriteria termasuk di dalamnya evaluasi proses.

 

FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK  

Tanggal Pengkajian : 25 Maret 2012 A.  DATA BIOGRAFI

 Nama TTL

: Ny ”R”  ”R”  : 26 November 1939

Jenis Kelamin

: perempuan

Gol.Darah

:O

Pendidikan

: SD

Agama

: Islam

Status Perkawinan

: Janda

TB/BB

: 160 cm, 44 kg

Penampilan

: Rapi, berjilbab

Ciri-ciri tubuh Alamat

: Kurus, kulit sawo matang : Kel.Kota Besi Hulu RT 02/RW 05 Kec. Kota Besi Kab. Kotamadya

Telp/HP

: 08125086514 08125086514

Orang Yang Dekat

: Anak

Hubungan

: Ibu dan anak

Alamat/ Telpon

: Kel.Kota Besi Hulu RT 02/RW 05

B.  RIWAYAT KEPERAWATAN

1.  Genogram Keterangan : : Perempuan : Garis Hubungan

: Laki –  Laki –  laki .......

: Garis Keturunan

: Tinggal Serumah : Meninggal

2.  Riwayat Keluarga Dalam keluarga klien tidak ada yang mnderita penyakit menurun seperti DM,hipertensi, asma, dll. Tidak ada pula yang mnderita penyakit menular seperti TBC.

C.  RIWAYAT PEKERJAAN Pekerjaan saat ini : Saat ini klien bekerja sebagai petani

 

Alamat pekerjaan

:-

Jarak dari rumah

: 1km

Alat transportasi

: Jalan kaki

Pekerjaan sebelumnya

: sebelumnya klien bekerja sebagai petani juga

Jarak dari rumah

: 1km

Alat transportasi : Jalan kaki Sumber-sumber pendapatan & kecukupan terhadap kebutuhan: Pendapatan klien di dapat dari hasil panen, dan juga biasanya didapat dari anak-anaknya yang sudah  bekerja.

D.  RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP 

Jenis lantai rumah

: Kayu

Kondisi lantai

: Kering

Tangga rumah

: Ada

Penerangan Tempat tidur

: cukup : aman (pagar pembatas,tidak terlalu tinggi)

Alat dapur

: tertata rapi

WC

: Ada

Kebersihan lingkungan

: bersih (tidak ada barang membahayakan)

: aman (ada pegangan)

: aman (posisi duduk ,ada pegangan)

Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah : 5 orang Tetangga Terdekat

: Ada

E.  RIWAYAT REKREASI 

Hobby atau Minat : berkebun, bertani, menjahit, memasak Keanggotaan organisasi : ketua arisan kampong, kampong, anggota anggota arisan keluarga Liburan atau Perjalanan : pern pernah ah memunaikan memunaikan ibadah Haji Haji

F.  SISTEM PENDUKUNG 

Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterafi*

: Perawat

Jarak dari rumah

: 500 meter

Rumah Sakit

: tidak ada

Klinik

: ada, jarak 1 km

Pelayanan Kesehatan Di rumah Makanan yang dihantarkan

: tidak ada : tidak ada

 

Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga : tidak ada

G.  DESKRIPSI KEKHUSUSAN 

Kebiasaan Ritual : klien biasa nya tiap malam jumat menyiapkan sesajian untuk leluhur Yang lainnya :H.  STATUS KESEHATAN  Status Kesehatan umum Selama setahun yang lalu: asma, rematik, remati k, vertigo Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : asma, batuk –  batuk  –  batuk  batuk Keluhan Utama

: asma

1.  Provocative / Paliative

: sesak nafas

2.  Quality/ Quantity

: seperti tertusuk –  tertusuk –  tusuk  tusuk

3.  Region

: ulu hati

4.  Severity Scale

: 5 (skala sedang)

5.  Timing : hilang timbul Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan : biasa nya bila timbul klien minum obat yang telah di anjurkan dan sering minum air hangat. Obat-obatan : 

 NO

NAMA OBAT

DOSIS

1.

Salbutamol 2mg

3x1

2.

dexametason

3x1

3.

Vit. C

3X1

Alergi (Catatan Agent dan Reaksi Spesifik) : 

Obat-obatan

: tidak ada

Makanan

: tidak ada

Faktor Lingkungan

: cuaca dingin, debu, polusi

Penyakit yang diderita : asma, rematik, vertigo

I.  AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)  

Indeks KATZ

: A

Oksigenasi

:

KETERANGAN

 

Cairan dan Elektrolit

: klien minum air putih 1500ml per hari,di dampingi teh dan kopi

 Nutrisi

: klien makan nasi, lauk, dan sayur 3kali 3kali sehari

Eliminasi

: BAK 3kali perhari , BAB 1 kali perhari

Aktivitas

: tiap hari klien pergi ke sawah untuk bertani

Istirahat dan Tidur Personal Hygiene

: istirahat klien cukup, tidur sehari kira2 10 jam : klien mampu mandi, BAB,BAK sendiri tanpa bantuan

Seksual

: kebutuhan seksual tidak terpenuhi karena suami klien sudah lama meninggal

J.  PSIKOLOGI,KOG PSIKOLOGI,KOGNITIF NITIF DAN PERSEPTUAL

Konsep Diri

: klien mampu menerima bahwa dirinya seorang lansia

Emosi

: stabil

Adaptasi

: klien mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar

Status mental Tingkat Kesadaran

: baik : compos mentis

Dimensia

: tidak

Orientasi

: normal

Bicara

: normal

Bahasa yang digunakan : Jawa, Indonesia Kemampuan membaca

: bias

Kemampuan interaksi

: sesuai

Vertigo

: ya

Short Porteble Mental Status Questionaire (SPMSQ) = Mini –  Mini  –  Mental State Exam (MMSE) = Geriatrik Depresion Scale

=

APGAR

=

K.  TINJAUAN SISTEM 

Keadaan Umum

: Baik

Tingkat Kesadaran

: Composmentis

Tanda-tanda Vital

: TD 130 /90 mmHg

Nadi

: 88 x/menit

Suhu BB

: 36,2 c : 44 Kg

0

RR 26 X/menit TB :160 cm

 

PENGKAJIAN PERSISTEM

PERNAFASAN (B1: BREATHING) 1.  Bentuk dada : Simetris 2.  Sekresi dan Batuk Batuk

: ya

Sputum  Nyeri waktu bernafas

: tidak ada : ya

3.  Pola nafas a.  Frekwensi Nafas

: 28 x/menit

Irguler Hiper Ventilasi 4.  Bunyi nafas a.   Normal vesikuler di........................................ di.................................................. .......... Bronchial di......................................... di................................................. ........ Broncho vesikuler di..................................... di.....................................  b.  Abnormal Stridor lokasi.............................................. Streror lokasi.............................................. Wheezing lokasi.......................................... Rales lokasi................................................. Ronchi lokasi.............................................. Krepitasi Krepi tasi lokasi.. lokasi....... .......... .......... ......... ......... .......... .......... .......... ....... .. Friction Rap lokasi....................................... lokasi....................................... c.  Resonen Lokal Pectoreloguy Bronchofoni Egofoni 5.  Pergerakan dada Intercostal

Supra Clavicula

Tracheal Tag

Substernal

Suprasternal

Flail Chest

6.  Tractil Fremitis/Fremitus Vokal 7.  Meningkat lokasi Menurun lokasi

Lain lain

 

Lain-lain 8.  Alat Bantu Pernafasan  Nasal

Bag and Mask

Masker

Respirator

CARDIOVASKULER ( B2 : BLEEDING ) 1.   Nadi Frekuensi 88 x/menit Reguler

Kuat

2.  Bunyi Jantung  Normal 3.  Letak Jantung Ictus cordis teraba pada................. 4.  Pembesaran Jantung tidak 5.   Nyeri Dada Ya 6.  Edema : Tidak Ada 7.  Clubbing Finger Tidak

PERSYARAFAN (B3 : BRAIN ) Tingkat Kesadaran : Compos Mentis 1.  GCS : Eye :4 Verbal :5 Motorik :6 Total GCS :15 2.  Refleks  Normal 3.  Koordinasi Gerak : Ya 4.  Kejang

: Tidak

5.  Lain-lain..........................................

Tracheostomi

 

PENGINDERAAN ( PERSEPSI SENSORI ) 1.  Mata ( Penglihatan ) a.  Bentuk  Normal  b.  Visus..................... Pupil : Isokor c.  Gerak bola Mata :  Normal d.  Medan Penglihatan :  Normal e.  Buta Warna Tidak f.  Tekanan intra okuler Meningkat 2.  Hidung (Penciuman) a.  Bentuk

: Normal

 b.  Gangguan Penciuman : Tidak 3.  Telinga (Pendengaran) a.  Aurikel

: Normal

 b.  Membran tympani Terang c.  Otorrhoea : Ya,jenis....................... d.  Gangguan Pendengaran

Tidak : Tidak

e.  Tinitus

: Tidak

4.  Perasa  Normal 5.  Peraba  Normal

PERKEMIHAN-ELIMINASI PERKEMIHANELIMINASI URI (B4 : BLADDER)  

Masalah Kandung Kemih Produksi Urine 250 ml/hari

: Tidak ada masalah Frekuensi 5.x/hari

 

Warna kuning pekat, Bau amoniakLain-lain.................................... amoniakLain-lain....................................

PENCERNAAN

 ELIMINASI ALVI ( B5 : BOWEL)    ELIMINASI

 – 

1.  Mulut dan Tenggorokan a.  Mulut Selaput Lendir Mulut Lembab  b.  Lidah  bersih c.  Kebersihan Rongga Mulut Tidak Berbau d.  Tenggorokan

Gigi Bersih : tidak ada sakit menelan

e.  Abdomen Kenyal  Nyeri tekan, Benjolan,

tidak ada tidak ada

f.  Pembesaran hepar

tidak

g.  Pembesaran Lien

tidak

h.  Asites

tidak

i.  Lain Lain –   –  lain............................. lain............................. 2.  Masalah usus besar dan rektum/anus BAB 1 X/hari Tidak ada masalah

OTOT,TULANG DAN INTEGUMENT ( B6 : BONE ) 1.  Otot dan Tulang Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai ( ROM ) Terbatas Kemampuan kekuatan otot Fraktur Tidak Dislokasi Tidak Haemotom

 

Tidak 2.  Integumen Warna Kulit :sawo matang Turgor :

Akral : hangat

Tidak Elastic

REPRODUKSI

Perempuan : Payudara Bentuk

Simetris

Benjolan

tidak

Kelamin Bentuk

normal

Keputihan

tidak

ENDOKRIN  1.  Faktor Alergi

Tidak Manifestasi

: tidak ada

Cara Mengatasi

: tidak ada

2.  Kelainan endokrin: tidak ada

PENGETAHUAN : Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya: klien mengetahui jika dirinya mempunyai  penyakit asma biasanya minum obat yang dianjurkan dan juga minum air hangat saat terasa nyeri

Sampit, 25 Maret 2012 Mahasiswa yang mengkaji,

.........................................  NIM.

 

ANALISA DATA 

 NO DATA

ETIOLOGI

PROBLEM

1.

kerusakan

Gangguan

-:Klien mengatakan “saya sesak nafas bila cuaca dingin dan ada

dan CO2

debu”   debu” Klien

membrane alveoli  pertukaran gas O2

Nampak

sesak

nafas

disertai batuk kering

tidak ada sputum

frekuensi nafas 28x/mnt

type pernafasan kusmaul terdengar bunyi ronchi pada apex paru kiri/kanan

 

RENCANA KEPERAWATAN  No.

Dx. Kep.

1

Tujuan

Intervensi

Gangguan pertukaran O2 dan CO2

1.  Kaji

teratasi dengan kriteria:

dan

monitor

Rasional

frekuensi

1.  Sebagai indicator adanya gangguan nafas

nafas

dan indicator dalam tindakan selanjutnya

a.  Kilen mengatakan sesak nafas 2.  Beri posisi yang menyenangkan 2.  Berkurangnya tekanan diafragma keatas  berkurang atau hilang

sesuai

 b.  Klien tidak batuk lagi

dengan

keinginan

sehingga ekspresi paru maksimal sehingga

klien.(posisi semi fowler)

c.  Frekuensi nafas dalam batas

3.  Ajarkan

normal (16 –  (16 –  18  18 x/mnt)

klien

untuk

klien dapat bernafas dengan leluasa batuk 3.  Batuk yang efektif merupakan salah satu

efektif

cara

yang

baik

dan

efektif

untuk

mengeluarkan secret. 4.  Klien untuk membatasi aktifitas

4.  Menurunkan kebutuhan

jumlah

selama

konsumsi

periode

atau

penurunan

 pernafasan sehingga dapat menurunkan gejala gangguan pertukaran gas O2 dan CO2. 5.  Pertahankan sirkulasi O2 dalam

5.  Untuk mempertahankan sirkulasi O2 dan

ruangan

CO2

 

No.

1. 1.

Dx. Kep.

1

Implementasi

Evaluasi

1.  Mengkaji dan monitor frekuensi nafas 2.  Memberi

posisi

menyenangkan keinginan

sesuai

klien.

S : Klien mengatakan “saya masih sering sesak nafas”  nafas”  

yang O : Klien Nampak sesak nafas disertai batuk kering dengan

(posisi

-  Tidak ada sputum

semi -  Frekuensi nafas 28x/mnt

fowler) 3.  Mengajarkan klien untuk batuk

-  Type pernafasan kusmaul

efektif 4.  Menganjurkan

klien

untuk -  Terdengar

membatasi aktifitas 5.  Mempertahankan dalam ruangan

sirkulasi

O2

kiri/kanan

bunyi

ronchi

pada

apex

paru

 

BAB III  PENUTUP 

3.1  KESIMPULAN

Lansia mengalami persoalan khusus tentang gangguan O2 dan CO2 , itu tidak  jauh dari penyebab penurunan fungsi tubuh dan factor usia. Kita tentunya mengetahui fungsi fungsi tubuh sang sangat at memerlukan O2 dan CO2 yang disurvey melalui system Kardiovaskuler, apabila dalam sytem kardiovaskuler tergganggu tentu akan mengganggu dalam pertukaran gas O2 dan CO2 keberbagai jaringan tubuh. Akhir  –   akhir ini banyak masalah yang terjadi di kota  –  kota   kota besar dalam masalah kesehatan udara, terutama polusi yang semakin hari semakin mengkhawtirkan karena merusak kesehatan terutama terhadap manula.

3.2  SARAN 

Perlu diingat dalam masalah kesehatan pernapasan dalam hal O2 dan CO2 sangat penting dijaga karena 2 hal ini sangat penting dan diperlukan dalam system hidup. Maka dari itu Kita harus menjaga sejak dini. Banyak cara agar kita hidup selalu sehat baik itu dengan gaya hidup yang tidak sehat perlu ditinggalkan, konsumsi makanan dengan gizi yang seimbang, dan olahraga teratur. Semua yang kita akukan pada masa muda akan kita petik saat tua.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF