ASUHAN KEPERAWATAN CHIKUNGUNYA
April 30, 2018 | Author: GuZz Indra | Category: N/A
Short Description
Download ASUHAN KEPERAWATAN CHIKUNGUNYA...
Description
ASUHAN KEPERAWATAN CHIKUNGUNYA
OLEH : SGD 8
PUTU ANGGI MASENI KUSWANDARI (0902105010) PUTU NIA PURNAMA PURNAMA DEWI
(09021050 (0902105015) 15)
I GUSTI GUSTI PUTU AGUS INDRA DIPUTRA (0902105016) PUTU EKA DRYASTITI
(0902105029)
MADE WIDYA PRAMESTI
(0902105030)
AGUS EKA MAYUNANTARA
(0902105047)
LUH PUTU ITA KRISTINA
(0902105048)
KADEK ARI TRISNAWATI
(0902105049)
LUH PUTU EVA SRI SEDANA
(0902105064)
PUTU AYU EM EMMY SA SAVITRI TRI KA KARIN
(09 (0902105065)
NI LUH PUTRI ARCA DEWI
(0902105081)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2011
Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada penderita, yang
berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung, mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada, terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki. Selain kasus demam berdarah yang merebak di sejumlah wilayah Indonesia, masyarakat direpotkan pula dengan kasus Chikungunya. Gejala penyakit ini termasuk demam mendadak yang mencapai 39 derajat C, nyeri pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang yang disertai ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan) pada kulit. Terdapat juga sakit kepala, conjunctival injection dan sedikit fotofobia. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri sendiri dan akan sembuh sendiri. Perawatan berdasarkan gejala disarankan setelah mengetepikan penyakit-penyakit lain yang lebih berbahaya.
2. Etiologi
Virus chikungunya merupakan anggota genus Alphavirus dalam family Togaviridae. Strain asia merupakan genotype yang berbeda dengan yang di afrika. Virus Chikungunya disebut juga Arbovirus A Chikungunya Type CHIK, CK. Virus Chikungunya masuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus. Virions mengandung satu molekul single standed RNA. Virus dapat menyerang manusia dan hewan. Virions dibungkus oleh lipid membrane, plemorfik, spherical, dengan diameter 70 µm. Pada permukaan envelope didaptkan glycoprotein spikes (terdiri atas 2 virus protein membentuk heterodimer).
Nucleopapsids isometric
dengan
diameter 40 µm.
Nyamuk Aedes aegypti berukuran kecil dibanding nyamuk lain, ukuran badan 3-4 mm, berwarna hitam dengan hiasan titik-titik putih dibadannya dan pada kakinya warna putih melingkar. Nyamuk dapat hidup berbulan-bulan. Nyamuk jantan tidak menggigit manusia. Hanya nyamuk betina yang menggigit yang diperlukan untuk membuat telur. Telur nyamuk aedes diletakkan induknya menyebar, berbeda dengan telur nyamuk lain yang dikeluarkan berkelompok. Nyamuk bertelur di air bersih. Telur menjadi pupa dalam
beberapa minggu. Nyamuk bila terbang hampir tidak mengeluarkan bunyi sehingga manusia yang diserang tidak mengetahui kehadirannya. Telur nyamuk Aedes dapat bertahan lama dalam kekeringan (dapat lebih dari 1 tahun). Virus dapat masuk dari nyamuk ke telur, nyamuk dapat bertahan dalam air yang chlorinated. Nyamuk Aedes aegypti merupakan vector Chikungunya (CHIK) virus (alpha virus). Beberapa nyamuk resisten terhadap CHIK virus, namun sebagian susceptible. Ternyata Susceptbility gen berada di kromosom 3. Vektor Chikunguya di Asia adalah Aedes aegypti, Aedes albopticus. Di Afrika adalah Aedes furcifer dan Aedes africanus.
3. Epidemiologi
Chikungunya disebarkan/ditularkan ke manusia oleh gigitan nyamuk aedes yang terinfeksi oleh virus Chikungunya. Nyamuk terinfeksi dengan virus saat ia menggigit pasien sakit Chikungunya dan setelah sekitar seminggu, nyamuk dapat menularkan virus saat ia menggigit orang lain yang sehat. Penyakit tidak dapat menularkan langsung dari satu orang ke orang lain. Wabah Chikungunya dapat berjangkit dimana nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albocpictus hidup meliputi daerah tropis terutama daerah perkotaan. Penyakit ini pertama sekali dicatat di Tanzania, Afrika pada tahun 1952, kemudian di Uganda tahun 1963. Di Indonesia, kejadian luar biasa (KLB) Chikungunya dilaporkan pada tahun 1982, Demam Chikungunya di Indonesia dilaporkan pertama kali di Samarinda pada tahun 1973, kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta (1983), Muara Enim (1999), Aceh dan Bogor (2001). Sebuah wabah Chikungunya ditemukan di Port Klang di Malaysia pada tahun 1999, selanjutnya berkembang ke wilayah-wilayah lain. Awal 2001, kejadian luar biasa demam Chikungunya terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor bulan Oktober . Setahun kemudian, demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi (Jawa Barat), Purworejo dan Klaten (Jawa Tengah). Diperkirakan sepanjang tahun 2001-2003 jumlah kasus Chikungunya mencapai 3.918 jiwa dan tanpa kematian yang diakibatkan penyakit ini.
4. Patofisiologi
Demam Chikungunya mempunyai masa inkubasi (periode sejak digigit nyamuk pembawa virus hingga menimbulkan gejala) sekitar 2 hingga 4 hari. Pada saat virus masuk ke dalam sel secara endositosis virus tersebut menuju sitoplasma dan reticulum endoplasma. Di dalam sitoplasma terjadi proses sisntesis DNA dan sisntsesis RNA virus sedangkan di dalam reticulum endoplasma terjai proses sintesis protein virus. Setetah masa inkubasi tersebut virion matang di sel endothelial di limfonodi, sumsum tulang, limfa dan sel kuffer, lalu virus tersebut di keluarkan melewati sel membrane maka virus beredar dalam darah. Demam chikungunya salah satunya dapat menginfekasi sel hati sehingga sel hati mengalami degenerasi dan dapat menyebabkan nekrosis pada sel hati tersebut yang akan mempengaruhi metabolisme pada sel hati yang mempengaruhi peningkatan bilirubin sehingga seseorang yang mengalami demam ini biasanya terdapat ikterus. Gejala yang paling menonjol pada kasus ini adalah nyeri pada setiap persendian (poliarthralgia) terutama pada sendi lutut, pergelangan kaki dan tangan, serta sendi-sendi tulang punggung. Radang sendi yang terjadi menyebabkan sendi susah untuk digerakkan, bengkak dan berwarna kemerahan. Itulah sebabnya postur tubuh penderita menjadi seperti membungkuk dengan jari-jari tangan dan kaki menjadi tertekuk
Gejala lain
adalah munculnya bintik-bintik kemerahan pada sebagian kecil anggota badan, serta bercak-bercak merah gatal di daerah dada dan perut. Muka penderita bisa menjadi kemerahan dan disertai rasa nyeri pada bagian belakang bola mata. Meskipun gejala penyakit itu bisa berlangsung 3-10 hari (kemudian sembuh dengan sendirinya), tetapi tidak dengan nyeri sendinya yang bisa berlangsung berminggu-minggu bahkan berbulan bulan. 5. Tanda dan gejala
Demam chikunguya memiliki gejala dan keluhan yang mirip dengan demam dengue namun lebih ringan dan jarang menimbulkan pendarahan. Adapun tanda dan gejala demam chikunguya adalah : - Demam yang timbul mendadak mencapai 39 derajat celcius selama 5 hari. - Nyeri pada persendian, terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang (break-bone fever).
- Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan. - Ruam kemerahan pada kulit (setelah 3-5 hari) - Terdapat juga sakit kepala, gejala flu, conjunctiva injection dimana pembuluh konjungtiva mata akan tampak nyata dan terjadi fotofobia. - Pembesaran kelenjar getah bening. - Jarang menyebabkan pendarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian. (oedarto. 2009. Penyakit menular di Indonesia. Jakarta : Sagung Seto) 6. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan Laboratorium •
•
Isolasi Virus (paling akurat) -
2-5 ml darah dalam minggu I perjalanan penyakit
-
Virus CHIK (efek sitopatik) dikonfirmasi dengan antiserum CHIK spesifik
-
Hasil didapat dalam 1-2 minggu
Pemeriksaan Serologi -
10-15 ml darah pada fase akut (segera setelah onset klinik terjadi) dan pada fase penyembuhan (10-14 hari) setelah sampel I diambil.
-
Pemeriksaan IgM dilanjutkan MAC-ELISA, hasil dalam 2-3 hari
-
Reaksi silang sering terjadi, konversi dengan uji neutralisasi dan HIA
-
Diagnosa (+): Peningkatan antibody 4x pada fase akut dan fase penyembuhan Antibody IgM spesifik CHIKV (+)
•
Polymerase Chain Reaction (PCR) -
Melalui enzim reserve transcriptase = tes RT-PCR
-
Specimen sama dengan untuk isolasi virus
-
Hasil didapat dalam 1-2 hari I
7. Penatalaksanaan
Demam Chikungunya termasuk ”Self Limiting Disease” atau penyakit yang sembuh dengan sendirinya. Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk penyakit ini. Pengobatan yang diberikan hanyalah terapi simtomatis atau menghilangkan gejala penyakitnya. Seperti, obat penghilang rasa sakit atau demam seperti golongan paracetamol, sebaiknya dihindarkan penggunaan obat sejenis asetosal. Antibiotika tidak diperlukan pada kasus ini. Penggunaan antibiotika dengan pertimbangan mencegah infeksi sekunder tidak bermanfaat. Untuk memperbaiki keadaan umum penderita dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup
karbohidrat
serta
minum
sebanyak mungkin. Perbanyak
mengkonsumsi buah-buahan segar atau minum jus buah segar. Pemberian vitamin peningkat daya tahan tubuh mungkin bermanfaat untuk penanganan penyakit. Selain vitamin, makanan yang mengandung cukup banyak protein dan karbohidrat juga meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa mempercepat penyembuhan penyakit. Minum banyak juga disarankan untuk mengatasi kebutuhan cairan yang meningkat saat terjadi demam. 8. Pencegahan
Satu-satunya cara menghindari penyakit ini adalah membasmi nyamuk pembawa virusnya. Nyamuk ini, senang hidup dan berkembang biak di genangan air bersih seperti bak mandi, vas bunga, dan juga kaleng atau botol bekas yang menampung air bersih. Nyamuk bercorak hitam putih ini juga senang hidup di benda-benda yang menggantung seperti baju-baju yang ada di belakang pintu kamar. Selain itu, nyamuk ini juga menyenangi tempat yang gelap dan pengap.
Mengingat penyebar penyakit ini adalah
nyamuk Aedes aegypti maka cara terbaik untuk memutus rantai penularan adalah dengan memberantas nyamuk tersebut, sebagaimana sering disarankan dalam pemberantasan penyakit demam berdarah dengue. Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik jentiknya. Malation dipakai dengan cara pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini karena Aedes aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung. Namun, pencegahan yang murah dan efektif untuk memberantas nyamuk ini adalah dengan cara menguras tempat penampungan air bersih, bak mandi, vas bunga dan
sebagainya, paling tidak seminggu sekali, mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai menjadi dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari. Halaman atau kebun di sekitar rumah harus bersih dari benda-benda yang memungkinkan menampung air bersih, terutama pada musim hujan seperti sekarang. Pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai pagi hari sampai sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk tersebut. Pencegahan individu dapat dilakukan dengan cara khusus seperti penggunaan obat oles kulit (insect repellent). Penggunaan baju lengan panjang dan celana panjang juga dianjurkan untuk dalam keadaan daerah tertentu yang sedang terjadi peningkatan kasus.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1.
Biodata •
Identitas pasien
Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, status, agama, suku, kewarganegaraan, bahasa, pendidikan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis, no. Rekam medis. •
Penanggung Jawab, meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat, suku
bangsa, pekerjaan, pendidikan, hubungan dengan pasien. 2.
Alasan masuk rumah sakit •
Alasan dirawat:
Terjadi penurunan fungsi hati •
Keluhan utama:
Keluhan klien sehingga pasien membutuhkan perawatan medik, jika klien tidak mempunyai keluhan utama, lakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui penyebab sakitnya. 3.
Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sebelum sakit ini
2. Riwayat kesehatan sekarang: -
Waktu timbulnya penyakit
-
Usaha yang dilakukan untuk mengurangi
keluhan 3. Riwayat kesehatan keluarga Keluarga yang menderita penyakit yang sama. 4.
Data Bio-Psiko-Sosio-Spiritual
Menurut teori Virginia Henderson, pengkajian terhadap kebutuhan pasien dapat dilakukan diantaranya dari segi: 1.
Bernafas
- Peningkatan tingkat pernapasan - Takikardi - Suhu umumnya meningkat (37,9º C) - Menggigil 2.
Makan
- kesulitan dalam menelan makanan - berapa berat badan pasien - mual dan muntah - porsi makanan dihabiskan - status gizi 3.
Minum
- Asupan cairan 4.
Eliminasi BAB & BAK
- Konsisitensi feses, bau feses, warna feses, darah (+/-).
- Warna urine, dan bau urine.
5.
Gerak aktivitas 1.
Kemampuan ADL :
a) Kemampuan untuk makan b) Kemampuan untuk mandi c) Kemampuan untuk toileting d) Kemampuan untuk berpakaian e) Kemampuan untuk instrumentalia 2.
Kemampuan mobilisasi
Pasien mampu mengubah posisi di tempat tidur, mampu duduk di tempat tidur, ketika pasien berdiri dan berpindah pasien merasakan pusing. 4. Istirahat tidur - Kualitas tidur, kuantitas tidur.
5. Pengaturan suhu tubuh
- Suhu tubuh
6. Kebersihan diri - Aktivitas mandi pasien
7. Rasa nyaman - kejang - kelemahan 8. Rasa aman Tingkat kecemasan dan raut wajah pasien. 9. Sosial - kemampuan berkomunikasi - Sosialisasi orientasi terhadap orang, waktu dan tempat
10. Pengetahuan belajar - Pemahaman terhadap penyakit
11. Rekreasi - Kegiatan hiburan yang dilakukan klien
12. Spiritual - Kepercayaan klien
1.
Pemeriksaan Fisik a.
KU (Keadaan Umum)
1) Kesadaran : compos mentis 2) Bentuk tubuh : sedang ( TB : 160, BB : 58 ) 3) Postur tubuh : normal
4) Warna kulit : putih 5) Turgor kulit : normal b.
Tanda-Tanda Vital
a.
Suhu
b.
Nadi
c.
Tekanan darah
d.
Respirasi c.
Keadaan Fisik (head to toe)
1. Kepala : bentuk, distribusi rambut, kebersihan rambut dan kulit kepala,
nyeri tekan. 2. Mata : Posisi mata, konjungtiva pucat, penglihatan, sklera. 3. Telinga : bentuk telinga, pendengaran,keadaan telinga, dan tidak ada
sekret. 4. Hidung : bentuk hidung, tidak atau terdapat sekret, ada atau tidak terdapat
pernapasan cuping hidung. 5. Mulut dan gigi : keadaan bibir, menggunakan gigi palsu atau tidak,
kebersihan mulut. 6. Leher : terdapat pembengkakan atau tidak, ada nyeri tekan atau tidak.
7. Thorax : Bentuk thorax simetris, respirasi normal (16-20 kali/menit) 8. Abdomen : terdapat pembesaran atau tidak, peristaltik usus
9. Ekstremitas : - Atas : keadaan baik atau lemah. - Bawah : keadaan baik atau lemah. 10.
Genitalia
B. Analisa Data
No DX 1
Data
Etiologi
Masalah Keperawatan
Ds:Do: suhu tubuh meningkat (> 37,5°C), kulit tampak kemerahan, kulit teraba panas.
Cikungunya
Hipertermia
Virus beredar di aliran darah masuk ke jaringan tubuh
Masa inkubasi virus 3-6 hari
Terjadi reaksi antigen antibodi
pelepasan pirogen endogen di dalam leukosit
Merangsang pelepasan asam arakidonat
Peningkatan sintesis prostaglandin e 2
Meraangsang kerja thermostat di hipotalamus
Gangguan pengaturan suhu tubuh
Peningkatan suhu tubuh
Hipertermia
2.
Ds:Do: penurunan tekanan darah, penurunan volume nadi, penurunan turgor kulit, membrane mukosa kering, kulit kering, peningkatan hematokrit, terdapat haus yang berlebihan.
Cikungunya
Virus beredar di aliran darah masuk ke jaringan tubuh
Masa inkubasi virus 3-6 hari
Terjadi reaksi antigen antibodi
pelepasan pirogen endogen di dalam leukosit
Merangsang pelepasan asam arakidonat
Peningkatan sintesis prostaglandin e 2
Meraangsang kerja thermostat di hipotalamus
Deficit volume cairan
Gangguan pengaturan suhu tubuh
Peningkatan suhu tubuh
Terjadi kompensasi tubuh untuk mengurangi suhu tubuh
Pengeluaran kringat berlebih
Defisit Volume cairan
3.
Ds:Do: klien tampak meringis, klien tampak melindungi area tubuh yang nyeri, klien melaporkan nyeri secara verbal.
Cikungunya
Viremia
Virus menyebar ke seluruh tubuh
Virus mencapai persendian
Terjadi arthritis
Terjadi reaksi implamasi
Merangsang saraf nyeri
Nyeri akut
Nyeri Akut
4.
Ds:Do: adanya peningkatan salivasi, keengganan terhadap makanan, malaporkan mual secara verbal
Nausea Cikungunya
Viremia
Virus menyebar ke seluruh tubuh
Virus menyebar di saluran cerna
Terjadi gangguan produksi cairan lambung
Peningkatan asam lambung
nausea C. Diagnosa keperawatan
a.
Diagnosa Prioritas
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus (penyakit), ditandai dengan suhu tubuh meningkat (> 37,5°C), kulit tampak kemerahan, kulit teraba panas. 2.
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai dengan penurunan tekanan darah, penurunan volume nadi, penurunan turgor kulit, membrane mukosa kering, kulit kering, peningkatan hematokrit, terdapat haus yang berlebihan. 3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ditandai dengan: klien tampak meringis, klien tampak melindungi area tubuh yang nyeri, klien melaporkan nyeri secara verbal. 4. Nausea berhubungan dengan toksin virus ditandai dengan : adanya peningkatan salivasi, keengganan terhadap makanan, malaporkan mual secara verbal. b.
Diagnose lain
5.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menelan makanan ditandai dengan BB berkurang > 20%, porsi makan berkurang. 6.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan fisik ditandai dengan
perubahan pola tidur normal,klien mengatakan kurang istirahat. 7.
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kendali otot
ditandai dengan keterbatasan pergerakan sendi 8.
Hambatan berjalan berhubungan dengan nyeri ditandai dengan
ketidakmampuan untuk berjalan di tempat tertentu. 9.
Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan ditandai
dengan pasien gelisah, takut, khawatir. 10.
PK Infeksi
Daftar Pustaka
Dochterman, Joanne McCloskey et al.2004. Nursing Interventions Classification (NIC). Missouri : Mosby
Moorhead, Sue et al. 2008. Nursing Outcome Classification (NOC). Missouri : Mosby
NANDA International. 2010. Diagnosis Keperawatan, Definisi dan Klasifikasi 2009 – 2011. Jakarta : EGC
http://www.scribd.com/doc/11830501/Penatalaksanaan-Demam-Chikungunya-Dr-MHARIADI-jl-Menganti-456-Gresik-
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs327/en/
View more...
Comments