Asuhan Keperawatan Anak Dengan Bipolar Disorder
October 19, 2017 | Author: Didi Irawan | Category: N/A
Short Description
Download Asuhan Keperawatan Anak Dengan Bipolar Disorder...
Description
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN BIPOLAR DISORDER
A. Pengkajian 1. Riwayat Pengkajian riwayat pada klien yang berada dalam fase manik sering kali sulit dilakukan. Pembicaraan klien tersebut dapat melompat dari satu topic ke topic lain sehingga sulit diikuti oleh perawat. Akan tetapi, sejumlah besar informasi dapat diperoleh dari melihat dan mendengar. 2. Penampilan Umum dan Perilaku Motoric
Individu yang berada dalam fase manik tertarik denganbusana berwarna terang, perhiasan berkilauan, dan petualangan beresiko. Klien yang manik mengalami agitasi psikomotor dan tampak bergerak terus menerus sulit untuk duduk tenang yang mengakibatkan kelelahan, cedera, dan terlalu sibuk untuk makan dan minum. 3. Mood dan Afek Individu pada episode manik berpikir, bergerak, dan berbicara dengan cepat. Logorea, gejala utama yaitu bicara yang cepat dengan tekanan dan seringkali bernada keras tanpa ada henti. Bicara cepat, disertai rhyming, sirkumstansial dan pikiran tengensial. Mania terlihat pada periode euphoria, aktivitas penuh kegembiraan, grandiositas, impulsive, tidak dapat tidur dan lupa makan atau tidak dapat menjaga keamanan. 4. Proses dan Isi Pikir
Kemampuan kognitif atau pikiran individu membingungkan dan kacau, disertai pikiran yang saling berlomba, yang sering disebut flight of ideas. Klien tidak dapat menghubungkan dan melompat dari satu topic ke topic lain. Banyak proyek dimulai secara serentak, tetapi individu yang manik tidak dapat melaksanakannya sampai selesai. 5. Sensoriun dan Proses Intelektual
Klien mania memperlihatkan elasi dengan menggunakan berbagai mekanisme untuk memperoleh perhatian, seperti suara yang keras, energik, dan membangkitkan gairah seksual. Mereka mencampuri urusan orang lain, memulai banyak proyek sekaligus, dan berperilaku seooah mengetahui segala hal. 6. Penilain dan Gaya Tilik
Individu mudah marah dan tersinggung dan menyerang balik hal-hal yang mereka anggap sebagai penyensoran yang dilakukan orang lain karena mereka tidak memberi batasan pada diri mereka sendiri. Penilaian mereka buruk dan daya tilik terbatas. Mereka yakin bahwa mereka baik-baik saja dan tidak memiliki masalah. 7. Konsep Diri
Klien memiliki harga diri yang meningkat, dengan meyakini bahwa ia dapat mencapai sesuatu. Akan tetapi, perasaan sejahtera yang semu ini menutupi gangguan harga dirir rendah yang kronis. 8. Peran dan Hubungan
Individu sangat membutuhkan sosialisasi, tetapi memiliki sedikit pemahaman tentang interaksi sosial mereka yang berlebihan, telau menguasai dan mengandung konfrontasi. Klien memasuki runag intim dan urusan pribadi orang lain. Individu didominasi oleh id dan tidak mampu menunda kesenangan. 9. Pertimbvangan Fisiologis dan Perawatan Diri
Klien dapat hidup berhari-hari tanpa tidur atau makan dan bahkan tidak menyadari bahwa mereka lapar atau lelah. Klien tidak melakukan tugas hygene secara rutin dan dapat mengabaikan penampilan atau kebutuhan hygene mereka sendiri.
B. Analisis masalah dan perencanaan keperawatan Diagnosi keperawatn yang biasa ditegakkan adalah:
1. Resiko perilaku kekerasan 2. Resiko cedera 3. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh 4. Ketidakefektifan koping individu 5. Ketidakpatuhan 6. Ketidakberdayaan 7. Perubahan performa peran 8. Deficit perawatan diri 9. Gangguan harga diri 10. Gangguan pola tidur 11. Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik
C. Intervensi 1. Sediakan keamanan klien dan orang lain yang berada di sekitar klien. 2. Ingatkan klien untuk menjaga dirinya dan orang lain. 3. Gunakan kalimat pendek dan sederhana untuk berkomunikasi. 4. Minta klien untuk mengidentifikasi cap orang orang, tempat, dan hal yang dibicarakan. 5. Minta klien untuk menjelaskan metatora tema dan symbol yang dugunakan dalam
berbicara. 6. Berikan daftar aktifitaa sehari-hari pada klien. 7. Pastikan bahwa kebutuhan keseimbangan cairan dan nutrisi terpenuhi.
8. Penuhi kebutuhan klien untuk bergerak dengan aktivitas motorik yang dapat diterima
secara social.
D. Implementasi 1. Menyediakan keamanan klien dan orang lain 2. Melakukan komunikasi terapeutik 3. Menyusun suatu rutinitas 4. Memberikan nutrisi 5. Meningkatkan perilaku yang tepat 6. Menatalaksana obat-obatan 7. Memberikan penyuluhan klien dan keluarga
E. Kriteria hasil 1. Klien akan aman dan tidak memperlihatkan perilaku mencederai diri sendiri dan orang lain. 2. Klien akan mendapat ridur yang cukup. 3. Klien akan memperoleh kesadaran diri entang situasi yang berpotensi membahayakan (perilaku seks bebas, aktifitas yang berbahaya, bisnis keuangan, dan pekerjaan beresiko). 4. Klien akan berpartisipasi dalam terapi. 5. Klien akan mengkonsumsi makanan dan cairan yang cukup. 6. Klien akan mengevaluasi kualitas personal secara realistis.
7. Klien akan menyeleksi satu atau dua aktifitas yang didiarahkan pada tujuan untuk dilaksanakan sampai selesai. 8. Klien akan berinteraksi dengan orang lain secara sopan dan tepat. 9. Klien akan menengahi konflik dengan sopan. 10. Klien akan menghilangkan perilaku membangkitkan gairah seksual secara verbal dan nonverbal.
F. Evaluasi Evaluasi terapi gangguan mood meliputi, tetapi tidak terbatas pada: 1. Isu-isu keamanan. 2. Perbandingan dan afek antara awal terapi dengan keadaan saat ini. 3. Kepatuhan terhadap program terapi medikasi dan psikoterapi. 4. Perubahan dalam persepsi klien tentang kualitas hidup. 5. Pencapaian tujuan spesifik terapi termasuk metode koping yang baru.
View more...
Comments