Asuhan Kebidanan Patologis Pada Persalinan Dengan Post Partum Haemoragic

March 19, 2019 | Author: asiciterix | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Asuhan Kebidanan Patologis Pada Persalinan Dengan Post Partum Haemoragic...

Description

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA PERSALINAN DENGAN POST PARTUM HAEMORAGIC LATAR BELAKANG

Tingginya Angka Kematian Ibu merupakan masalah besar yang terjadi dalam  bidangkesehatan. Angka kematian ibu di Indonesia masih tertinggi di ASEAN dan Indone Indonesia sia.Per .Persal salina inan n merupa merupakan kan hal yang sangat sangat di tunggu tunggu oleh oleh ibu hamil. hamil. Tapi dalam persalinandan setelah melahirkan adalah suatu yang sangat rawan bagi ibu untukmengalami perdarahan yang begitu hebat dan perdarahan tersebut adalah salah satu faktor tertinggi penyebab kematian pada ibu. Perdarahan yang terjadi pada ibu di antaranya antaranya diakibatka diakibatkan n oleh terhambatnya terhambatnya kelahiran plasenta melebihi melebihi dari 30 menit. menit. Hal ini di akibatkan karenatertinggalnya sebagian sisa plsenta di dalam uterus ibu karena perlekatan yang begitu erat.Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indika indikator tor penting penting dalam dalam menent menentuka ukander nderaja ajatt kesehat kesehatan an masyar masyarakat akat.. Salah Salah satu satu  prioritas utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Propenas serta strategi Making Pregnancy Safer (MPS) atau kehamilan yang aman

karunkulae berdilatasi. Pada retensio plasenta pemisahan dan villi foetalis dari kripta maternal maternal terganggu dan terjadi terjadi pertautan. pertautan. Pada plasenta plasenta yang mudah dilepas, dilepas, proses  pelepasan disebabkan oleh autolisa villi chorionik. Sesudah beberapa hari terdapat leukosit dan bakteria di dalam placentoma. Oleh karena itu placentitis mudah terjadi. Rete Retens nsio io plas plasen enta ta sebe sebenar narny nyaa adal adalah ah suat suatu u pros proses es komp komple leks ks yang yang meli meliput putii  pengurangan suplai darah diikuti oleh penciutan struktur-struktur struktur-struktur placenta maternal dan foetal, perubahan-perubahan degeneratif, dan kontraksi uterus yang kuat. Pada umumny umumnyaa perdar perdarahan ahan merupak merupakan an penyebab penyebab kemati kematian an nomor nomor satu satu (40%–6 (40%–60%) 0%) kematian ibu melahirkan di Indonesia. Insidens perdarahan pasca persalinan akibat retens retensio io plasen plasenta ta dilapor dilaporkan kan berkis berkisar ar 16%–17% 16%–17% Di RSU H. Damanh Damanhuri uri Baraba Barabai, i, sela selama ma 3 tahu tahun n (199 (1997– 7–199 1999) 9) dida didapat patka kan n 146 146 kasu kasuss ruju rujuka kan n perda perdara raha han n pasca pasca  persalinan akibat retensio plasenta. Dari D ari sejumlah kasus tersebut, terdapat satu kasus (0,68%) berakhir dengan kematian ibu. Oleh karena itu pada makalah ini kami akan mengulas tentang penyebab retensio plasenta secara lebih mendalam. bahwa untuk mencapai target Millennium Development Goal’s, penurunan angka kematian ibu dari tahun 1990 sampai dengan 2015 haruslah mencapai 5,5 persen  pertahun(antaranews, 2007).Perdarahan bertanggung jawab atas 28

kematian

ibu

karena

retensio plasenta dan insidennya adalah 0,8-

1,2% untuk setiap kelahiran. Dibandingkan dengan

resiko-resiko lain dari ibu bersalin, perdarahan post partum dimana retensio plasenta salahsatu penyebabnya dapat mengancam jiwa dimana ibu dengan perdarahan yang hebat akancepat meninggal jika tidak mendapat perawatan medis yang tepat (PATH, 2002).Data WHO menunjukkan sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah  persalinanatau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 1 00 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan negara maju dan 51negara 51negara persemakmur persemakmuran an (WHO, (WHO, 2010).Angka 2010).Angka Kematian Kematian Ibu di Indonesia masih relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengannegara-negara anggota ASEAN. ASEAN. Berdas Berdasark arkan an data data WHO untuk untuk tahun tahun 2010 Rasiok Rasiokemat ematian ian ibu (MMR) (MMR) selama kehamilan dan melahirkan atau dalam 42 hari setelahmelahirkan, per 100.000 kelahi kelahiran ran hidup hidup untuk untuk negara negara Indones Indonesia ia sebesa sebesarr berkis berkisar ar antara antara140140-380/ 380/100. 100.000 000 kelahiran hidup sedangkan untuk sesama negara ASEAN sepertiThailand berkisar  antara 32-36/100.000 Kelahiran Hidup dan Malaysia 14-68/100.000kelahiran hidup.

Kehilangan darah lebih atau sama dengan 500 cc setelah melahirkan (Harry, Oxirn, 1990). Penyebab HPP sekunder adalah : 1.

Tertingggalnya sisa plasenta / selaput ketuban

2.

Adanya robekan jalan lahir 

3.

Adanya pelepasan jaringan mati pada jalan lahir akibat persalinan

4.

Tertahannya plasenta dalam uterus / retensio plasenta Penanganan :

1.

Berikan uteronika (oxirogin) 10 IU

2.

Berikan cairan Rl

3.

Kaji keadaan umum ibu untuk mengetahui tanda-tanda syok 

4.

Kolaborasi dengan dokter 

1.

Pengertian

a.

Retensio Retens io plase plasenta nta adala adalah h suatu suatu keadaan tert tertahannya ahannya plase plasenta nta daalm uteru uteruss dalam  batas waktunya maksimal ½ jam setelah janin lahir. lahir.

 b.

Retensio sisa plasenta adalah suatu keadaan dimana sebagian kecil dari plasenta tertinggal didalam rahim (obstetri fisiologi dan patologi Prof. Dr. Rustam Moehtar.

3. Bekas pengeluaran plasenta secara manusal 4. Bekas endometritis Macam-macam implantasi plasenta : a.

Plasenta adhesiva Plasenta melakat pada desidua endometrium lebih dalam

 b.

Plasenta akreta Plasenta melekat dan tumbuh pada villi chorialis lebih dalam dan menembus dendua sampai ke miometrium

c.

Plasenta perkreta Plasenta tumbuh sampai menembus serosa atau desitonium dinding rahim

d.

Plaenta rukreta Plasenta tumbuh lebih dalam kedalam miometrium tetapi belum menembus serosa. (sinopsis obstri fisiologi dan parlogi Prof, Dr. Rustam Mochtar)

3.

Pencegahan retensio plasenta atau sisa plasenta Untuk mencegah terjadinya retensio plasenta atau sisa plasenta. Ada beberapa hal yaitu :

a.

Meningkatkan KB

 b.

Menngkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang terlatih

c.

Pada saat perto pertolongan longan partu partuss (kala (kala III) tidak diperk diperkenankan enankan melaku melakukan kan masas masasee dengan tujuan mempercepat prose persalinan plasenta karena dapat mengacaukan kontraksi uterus.

d.

Gizi yang cukup

e.

Tidak melakukan cureetagge terlalu bersih (endometrium0 terkikis habis

4.

Menilai lepasnya plasenta dengan cara melahirkan plasenta

a.

Menilai lepasnya plasenta Tanda-tanda lepasny a plasenta

1)

Rahim naik, bagian tali pusat

lahirnya menjadi lebih panjang

Pada saat melakukan manual perlu dipertahankan adanay tanda-tanda syok  1.

Tekanan darah turun

2.

Kulit dingin dan lembab

3.

Denyut nadi lemah dan perdarahan

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PATOLOGIS TERHADAP Ny. N DENGAN POST PARTUM HAEMORHAGIE DENGAN (SISA PLASENTA) DI RS HARAPAN BUNDA METRO I.

Pengumpulan Data Dasar A.

Pengkajian Data

a. Identitas Klien  Nama

: Ny. Ny. Noviyanti

Nama Suami Suami

: Tn. Syahruul Syahruul

Umur

: 23 tahun

Umur

: 27 tahun

Agama

: islam

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga Pekerjaan

Alamat

: Jl. Mawar No. 3

Pendidikan

Alamat

: Wiraswasta : Jl. Mawar No. 3

Metro Pusat B.

: SMA

Metro Pusat

Anamnesa

Dilakukan pada tanggal 03-12-2007 pukul 21.00 wib 1.

Keluhan setelah persalinan Ibu dengan G 1P1A0 persalinan pukul 17.0 Wib ditolong oleh Bidan setelah 4 jam persalinan masih mengeluarkan darah dari vagina + 650 cc

2.

Riwayat persalinan

a. Kala I

:

berlangsung berlangsun g pukul 07.00 wib tanggal 03-12-20 03-12-2007. 07. Pengeluara Pengeluaran n pervagin pervaginam am berupa blood slim, ketuban

 pecah spontan, spontan, tidak didapati didapati penyulit penyulit  b. Kala II

: bayi lahir spontan dengan letak belakang kepala jenis kelamin perempuan, BB : 300 gram, PB : 48 c, bayi

langsung menangis, lahir normal c. Kala III

: plasenta lahir secara tindakan normal plcenta lahir tidak lengkap konsistensis ibu keras. Plasenta lahir pukul

18.30 Wib, panjang tali pusat 36 cm, jumlah perdarahan + 300 cc d. Kala IV C.

: Berlangsung 2 jam dengan jumalh perdarahan + 3500 cc ibu tampak lemah

Pemeriksaan Setelah Persalinan

1. Keadaan umum ibu tampak lemah dengan keadaan composmentis 2. Tanda vital a.

Tekanan darah

 b.

Nadi

c.

Pernafasan

: 30 x /mnt

d.

Suhu

: 37,80C

III.

: 90/70 mmHg : 96 x/mnt

Pemeriksaan Fisik  Rambut

: hitam, bersih, tidak mudah dicabut

Telinga

: pendengaran ibu baiik, brsih keadaan simetris ka/ki

Mata

: simetris ka/ki, sklera putih, konjungtiv konjungtivaa pucat, reflek pupil baik, fungsi penglihatan baik 

Hidung

: septum nasal, bentuk simetris, tidak ada polips, fugnsi penciuman

Leher

: tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan pembesaran vena jugularis

Dada

: payudara bersih simetris ka/ki tidak ada kelainan putting susu menonjol aerola hitam, ASI sudah

keluar  Mulut dan Gigi

: tidak ada kelainan bentuk pada mulut, tidak terdapat stomatitis pada rongga mulut, ggii Bersih,

tidak ada caries jumlah atau lengkap

IV. IV.

Genetalia

: perineum per ineum tampak utuh tidak ada robekan tapak pengeluaran pervaginam berupa darah

Ekstremitass bawah Ekstremita

: simetris ka/ki reflek babinzky negatif, tidak terdapat oedem dan varies

Ekstremitas atas

: simetris ka/ki normal, berfungs berfungsii baik tidak ada kelainan

Pemeriksaan Penunjang

a.

HB

: 8 gram%

 b.

Golongan darah darah

: A Rhesus +

II.

Interprestasi Data Dasar

a.

Diagnosa

1. Post partum dengan perdarahan akibat sisa plasenta DS :

1. Ibu mengatakan ini merupakan persalinan pertama 2. Ibu mengatakan perutnya mules 3. Ibu mengatakan darah keluar terus

DO :

1. Partus spontan pukul 17.00 Wib tanggal, 03-12-2007 2. Kontraksi uterus keras 3. TFU sepusat 4. Perdarahan 650 cc

5. Placenta lahir tidak lengkap  b.

Masalah

1.

Keterbatasan Keterbatasa n aktivitas DS :

Ibu mengatakan masih lemah untuk beraktivit beraktivitas as

DO :

1. Ibu post partum 4 jam yang lalu dengan perdarahan 2. Ibu tampak lemas 3. Fungsi Fungsi ekstrimitas lemah

2.

3.

Potensial terjadi infeksi DS :

Ibu mengatakan darah keukeluar terus dari vagina

DO :

Ibu post partum 4 jam ujung lalu dengan perdarahan

Gangguan psikologi DS :

Ibu mengatakan takut dengan keadannya saat ini

DO :

ibu terlihat tampak cemas

c.

Kebutuhan

1.

Kebutuhan pemenuhan cairan dan nutrisi DS :

a. Ibu mengatakan terasa halus dan bibir kering b. Ibu mengatakan badan teasa lemas

DO :

a. Jumlah perdarahan 690 cc b. TD : 90/70 mmHg c. Keadaan umum lemah

2.

Kebutuhan personal hygiene DS :

Ibu mengatakan badan terasa lengket dan daerah bokong banyak  terdapat darah

DO : 3.

genitalia banyak darah

Penyuluhan dengan keadaan ibu yaitu perdarhaan DS :

a. Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya sekarang b. Ibu mengatakan darahnya keluar terus

DO :

a. Jumlah perdarahan 650 cc b. TD : 90/70 mmHg c. Keadaan umum lemah

III.

Masalah Potensial Yang Berhubungan dan Harus Diantisipasi

1. DS :

Syok haemoragie Ibu mengalami mengalami perdarhaan perdarhaan post post partum akibat sisa plasenta mengakbiatk mengakbiatkn n pandangannya pandangannya agark berkuanng-ku berkuanng-kunang nang dan dan merasa DO :

pusing. 1. Terjadi Terjadi perdarahan pervaginam + 650 cc dalam 2 jam terakhir  2. TFU sepusat 3. Placenta lahir normal tetepi tida lengkap, mashi terdapat sisa placenta 4. TD

: 90/70 mmHg

5. Nadi 96 x/mnt, suhu 37,8 0C 6. Pernafasan 30 x/mnt 7. Ibu tampak lemah dan tak mau makan 8 Bibir pucat dan kulit kering II.

Anemia DS :

Ibu mengatakan badan terasa lemas dan sering berkunang

DO :

1. Konjungtiva pucat 2. Ibu tapak lemah 3. Bibir kering 4. Hb : 8 gram%

IV. Identifikasi Kebutuhan yang Memerlukan Tindakan Segera

1.

Pemasangan infus RL 20 tts/menit

2.

Kosongkan kandung kemih

3.

Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan rutetage

4.

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapi

V. Rencana Manajemen

1. a. Jelaskan kondisi ibu saat ini pada ibu dan keluarga b. Observasi proes onvolusi pada ibu c. Periksa keadaan umum ibu d. Ukur TFU ibu e. Periksa kontrakasi uterus f. Ukur jumlah perdarahan pervaginam 2. a. Bantu ibu untuk memenuhi kebutuhan aktifitas sehari-hari b. Lakukan vulva hygiene pada ibu 3. a. Ajarkan ibu untuk post natal breast care b. Persiapan peralatan untuk tindakna kuretase VI. Implementasi Langsung

1. Menjelaskan kepada ibu tentang kondisinya, bahwa ibu mengalami pendarahan post partum, beritahu keluarga agar dapat mempersiapkan darah untuk ibu sehingga perdarahan dan darah yang keluar + 650 cc 2. Melakukan observasi proses involusi Keadaan umum ibu lemah, membantu ibu agar kandung kemih tidak terllau penuh, jumlah urine yang keluar sesuai + 300 cc 3. Mem Memban bantu tu ibu me memen menuh uhii keb kebutu utuhan han seh sehari ari-ha -hari, ri, mu mung ngkin kin ma maka kan, n, ke toi toile le ata atau u ad adaa ke kebu butuh tuhan an-ke -kebut butuh uhan an lainnya,menganjurkan keluarga untukmendukung dan melibatkan diri dalam kegiatan ibu misalnya apabila ibu masih dapat  berjalan ke kamar kamar mandi mandi keluarga dapat mendampingi mendampingi

4. Membantu ibu dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari denganmelibatkan keluarganya seperti pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisinya, mengingat keadaan umum ibu yang lemah 5. Membantu ibu dalam kebutuhan vulva hygien dengan mengevaluasi jumlah perdarahan yang keluar sehingga vulva ibu tidak terlalu lemah, membersihkan bagian vulva dari darah yang menempel dan mengering 6. Menjelaskan dan mengajarkan ibu tentang cara perawatan payudara breast care a. Mengajarkan ibu untuk menompres payudara dengan air hangat b. Mengajarkan dan membantu ibu untuk membersihkan putting dengan baby oil c. Memeriksa dan membantu ibu untuk mengeluarkan putting yang belum menonjol 7. Persiapan peralatan untuk tindakan kuretae Mempersiapkan cureatse set 1. Spaculum sim 2. Korentang / oval klem 3. Tenaculum 4. Sonde kuret 5. Busi hegar (digunakan jika tidak ada bukan) 6. Kapas sublimat 7. Bethadine VII. Evaluasi

1. Ibu mengerti dengan keadaannya saat ini sedang mengalami perdarahan 2. Ibu mengerti akan kebutuhannya memenuhi nutrisi

3. Ibu mengerti tentang cara vulva hygiene 4. Ibu mengerti tentang kebutuhan breast care 5. Keadaan umum lemah, kandung kemih kosong, kontraksi uterus ada, TFU sepusat, perdarahan pevaginam 650 cc. a. TD b. Pols

: 90/70 mmHg : 96 x/mnt

c. Resp

: 30 x/mnt

d. Temp

: 37,8 0C

Catatan Perkembangan Tanggal 05-02-2007 Pukul 07.00 Wib Hari Pertama Kuretase Kuretase

S:

a. Ibu mengerti tentang kondisinya saat ini yang seadng, mengalmai perdarahan b. Ibu mengatakan badannya terasa panas c. Ibu mengatakan perutnya terasa mulas d. Ibu mengatakan belum menyusui bayinya

O

: a. Keadaan umum lemah b. Hb 8 gr % c.

Vital sign TD

: 110/70 mmHg

Pols

: 84 x/mnt Resp : 24 x/mnt

Suhu

: 37,8

d. Kontraksi uterus (+) TFU setinggi pusat e. Jumlah perdarahan pervaginam 650 cc f. Luka jahitan perineum basah g. ASI sudah keluar  h. BAB 1 kali sehari, BAK 3-4 kali sehari i. Loceha rubra j. Therapy Ampicilin 1 gr / 8 jam (IV)

Dexametason 3 x 1 ampul (IV) Kalnex 1 amp / 8 jam (IV) Vit K  Invus terpasang dextrose 5% 20 tetes / menit Ibu sudah dipuasakan sejak pukul 22.00 Wib

A.

Post partum 2 hari dengan perdarahan post partum akibat sisa plasenta, ibu dengan anemia ringan

P. a. Beritahu pada ibu bahwa curetase akan dilakukan pada jam 10.00 Wib b. Berjikan support mental pada ibu bahwa ia tidak perlu cemas dengan tindakan curetage c. Dampingi ibu selama tindakan curetage dilakukan d. Obseravsi keadaan umum ibu selama tindakan e. Bantu ibu selama melakuakn aktifitas dan anjurkan ibu untuk mobilisasi secara bertahap f. Berikan ibu posisi yang nyaman g. Bantu ibu dalam pemenuhan personal hygiene h. Beri ibu intake nutrisi 1. Beri ibu intake nutrisi 2. Obseravsi tanda-tanda vital ibu 3. Observasi proses involusi dan tanda-tanda infeksi Tanggal 07-12-2007 Pukul : 08.00

Hari Ke 2 Kuretase

S : a. Ibu mengatakan badannay masih teasa lemas b. Ibu mengatakan sudah dapat melakuakn pos tnatal bersat care c. Ibu mengatakan mengerti manfaat post natal breast care untuk kelancaran ASI d. Ibu mengatakan sudah membertikan ASI kepada bayinya e. Ibu mengataka mengatakan n sudah dapat melakuka melakukan n pemenuhan kebutuhan sehari-hari sehari-hari seperti makan / minum, BAB / BAK, personal hygiene sendiri dan masih dibantu keluarga

O : a. Keadaan umum ibu b. Vital sign TD

: 100/80 mmHg

Pols

: 80 x/mnt

Resp

: 24 x/mnt

Temp

: 37,50C

c. Kandung kemih kosong d. Kontraski uterus baik, TFU pertengahan pusat, symphisis e. Lochea rubra, banyaknya 50 cc, bauk khas tidak terdapat tanda-tanda infeksi f. Luka jahitan perineum basah g. ASI sudah keluar  h. BAB 1 kali sehari, BAK 3-4 kali sehari i. Therapy ampicillin 19/8 19/8 jam 3 x 1 table / oral A:

Postpartum hari ke 4 post curetage hari keempat

P : a. Observasi keadaan umum ibu dan proses involusi b. Obserasi tanda-tanda vital c. Anjurkan ibu untuk tetap melakukan post natal breast care di rumah d. Anjurkan ibu untuk tetap melakukan personal hygiene di rumah Tanggal 18-12-2007 Pukul 09.00 Wib Hari ke 6 Kuretase

S : a. Ibu mengatakan badanya teasa sehat dan tidak lemas lagi b. Ibu mengatakan sudha dapat melakukan pemenuhan kebutuhan kebutuhan sehari-hari seperti makan / minum, BAB / BAK, personal hygiene sendiri dan terkadang masih dibantu keluarga c. Ibu mengatakan sudah dapat melakuakn vulva hygiene setiap habis BAB / BAK  d. Ibu BAK 4-7 x/hari O

: a. Keadaan umum ibu baik  b Vital sign TD

: 100/80 mmHg

Pols

: 80 x/mnt

Resp

: 20 x/mnt

Temp : 370C c. Kandung kemih kosong d. Kontraksi uterus baik, TFU ½ pusat symphisis e. Therapy ampicilin 1 gr / 8 jam dan Fe 3x1 tablet / oral f. Lochea serosa, bau khas terdapat tanda-tanda infeksi g. ASI sudah keluar  h. BAB / kali sehari, BAK 3-4 / sehari I. Luka jahitan perineum kering P : a. Observasi keadaan umum ibu dan proses involusi b. Observasi tanda-tanda vital

c. Jelaskan kepada ibu tentang pentingnya gizi ibu menyusui untuk menghasilkan ASI yang berkwalitas dan beritahu ibu tentang jenis makanan yang kaya gizi seperti sayuran hijau dan lauk pauk  d. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi setiap hari e. Anjurkan ibu untuk tetap melakukan personal hygiene di rumah f. Anjurkan ibu untuk tetap melakuakn breast care di rumah g. Ajarkan ibu tentang cara senam nifas dan jelaskan kepada ibu manfaat senam nifas i. Anjurkna ibu untuk kunjungan ulang satu minggu berikut atau bila ada keluhan

V.

Rencana Manajemen 1. a. Jelaskan kondisi ibu saat ini pada ibu dan keluarga b. Observasi proses involusi pada ibu 2. a. Periksa keadaan umum ibu b. Ukur TFU ibu c. Periksa kontraksi uterus d. Periksa kandung kemih dan ukur jumlah urine e. Ukur jumlah perdarahan pervaginam 3. a. Bantu ibu untuk memenuhi kebutuhan aktifitas sehari-hari b. Lakukan vulva hygiene pada ibu c. Ajarkan ibu untuk post natal breasty care 4. a. Persiapkan peralatan untuk tindakan kuretase b. Menganjurkan ibu untuk berpuasa persiapan kuretase

DAFTAR PUSTAKA

Editor, Edito r, Abdul Bari Saif Saifuddi uddin, n, Bula Bularr diha dihanifa nifa wikn wiknjosa josastro stro,, Bira Biran n Alfa Alfandl, ndl, Djok Djoko o Waspo aspodo, do, 2002 2002,,  Buku Praktis Pelayanan  Kesehatan maternal dan dan Neonatal, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Ediktor, Wiknjosastro, Hanifa, 205, Ilmu 205,  Ilmu Kebidanan, Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Obstetri Fisiologi Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Univesitas Padjadjaran Bandung Prof. Dr. Mochtar Rustam, Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi, EGC Harry, Oxorn, 1990, Patologi 1990,  Patologi dan Fisiologi Persalinan, Persalinan, Yayasan Essent

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF