Asuhan Kebidanan Pada Radang Genetalia Interna
May 9, 2019 | Author: Shin Yong Rim Nicolaas | Category: N/A
Short Description
Download Asuhan Kebidanan Pada Radang Genetalia Interna...
Description
Asuhan Kebidanan pada Radang Genetalia Interna Tanda Gejala dan Penanganan Parametritis
Penyusun : Kelompok 11 Masriatul Maslamah
(2010.0661.076)
Nevi Vilanti
(2010.0661.082)
Sri Wahyuni
(2010.0661.102)
D3 KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA 2011-2012 KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya hidayah-Nya kepada kami, kami, sehingga kami bisa menyelesaik menyelesaikan an penyusunan penyusunan makalah makalah Askeb 4 “paatol “paatologi ogi”” untuk untuk memenuhi memenuhi tugas yang telah telah di berikan berikan oleh, Ibu Rahmaw Rahmawati ati Ika S, S.ST S.ST M.Ke M.Kess tent tentang ang
“Asuha “Asuhan n Kebi Kebida dana nan n pada pada Rada Radang ng Gene Geneta tali liaa Inte Intern rna, a, Tand Tandaa Geja Gejala la dan dan
Penanganan Parametritis” Kami Kami berh berhar arap ap supa supaya ya makal makalah ah ini ini dapat dapat berma bermanf nfaat aat bagi bagi para para pemb pembaca aca dan dapat dapat memaham memahamii serta serta mendapa mendapatt pengeta pengetahua huan n yang yang lebih lebih baik, baik, sebaga sebagaima imana na isi yang ada dalam dalam makalah makalah ini, sehingga dapat diaplikas diaplikasikan ikan untuk mengembangkan mengembangkan kompetensi kompetensi dalam bidang bidang kebidanan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, maka kami menerima berbagai kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini di waktu mendatang. Dan mohon mohon maaf maaf
jika jika sekir sekirany anyaa masih masih terdapat terdapat kesalaha kesalahan n dalam dalam penulis penulisan. an. Atas perhat perhatian ian dan
partisipasinya kami ucapkan terima kasih.
Surabaya, 04 Mei 2012
Penulis
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL……………………………………………
1
KATA PENGANTAR .........................................................................
2
DAFTAR ISI .......................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................
4
1.1 Latar Belakang..........................................................................
4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................
5
1.3 Tujuan Masalah.........................................................................
5
BAB II PEMBAHASAN......................................................................
6
2.1 Definisi .....................................................................................
6
2.2 Etiologi......................................................................................
7
2.3 Patofisiologi............................................................................
7
2.4 Tanda dan Gejala …………………………………….........
7
2.5 Diagnosis ……………………………………………...........
8
2.6 Prognosis …………………………………………..............
8
2.7 Penatalaksanaan……………………………………..............................
9
BAB III PENUTUP.. …………………………………………….......
11
3.1 Kesimpulan ..............................................................................
11
3.2 Saran …………………………………………………..........
11
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................
12
CONTOH KASUS……………………………………………...........
13
SOAL-SOAL…………………………………………………............
21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parametritis adalah infeksi jaringan pelvis yang dapat terjadi di beberapa jalan : Penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi atau dari endometritis. Penyebaran langsung dari luka pada serviks yang meluas sampai ke dasar ligamentum. Penyebaran sekunder dari tromboflebitis. Proses ini dapat tinggal terbatas pada dasar ligamentum latum atau menyebar ekstraperitoneal ke semua jurusan. Jika menjalar ke atas, dapat diraba pada dinding perut sebelah lateral di atas ligamentum inguinalis, atau pada fossa iliaka. Parametritis ringan dapat menyebabkan suhu yang meninggi. Bila suhu tinggi menetap lebih dari seminggu disertai rasa nyeri di kiri atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam, hal ini patut dicurigai terhadap kemungkinan parametritis. Pada perkembangan proses peradangan lebih lanjut gejala-gejala parametritis menjadi lebih jelas. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus dan tahanan ini yang berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat meluas ke berbagai jurusan. Di tengah-tengah jaringan yang meradang itu bisa tumbuh abses. Dalam hal ini, suhu yang mulamula tinggi secara menetap menjadi naik turun disertai dengan menggigil. Penderita tampak sakit, nadi cepat, dan perut nyeri. Dalam ⅔ kasus tidak terjadi pembentukan abses, dan suhu menurun dalam beberapa minggu. Tumor di sebelah uterus mengecil sedikit demi sedikit, dan akhirnya terdapat parametrium yang kaku. Jika terjadi abses selalu mencari jalan ke rongga perut yuang menyebabkan peritonitis, ke rectum atau ke kandung kencing. Dengan demikian kami bermaksud untuk membahas tentang infeksi parametritis, agar dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dan mampu memberikan konstribusi dalam penanganan serta perawatan parametritis.
1.2 Rumusan Masalah 1.2.1
Apa definisi dari parametritis?
1.2.2
Apa etiologi dari parametritis?
1.2.3
Apa patofisiologi dari parametritis?
1.2.4
Apa tanda dan gejala dari parametritis?
1.2.5
Apa diagnosis dari parametritis ?
1.2.6
Apa prognosis dari parametritis ?
1.2.7
Apa penatalaksanaan dari parametritis?
1.3 Tujuan 1.3.1
Untuk mengetahui dan memahami definisi dari parametritis
1.3.2
Untuk mengetahui dan memahami etiologi dari parametritis
1.3.3
Untuk mengetahui dan memahami patofisiologi dari parametritis
1.3.4
Untuk mengetahui dan memahami tanda dan gejala dari parametritis
1.3.5
Untuk mengetahui dan memahami diagnosis dari parametritis
1.3.6
Untuk mengetahui dan memahami prognosis dari parametritis
1.3.7
Untuk mengetahui dan memahami penatalaksanaan dari parametritis
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Parametritis adalah radang dari jaringan longgar di dalam lig.latum. Radang ini biasanya unilatelar. Parametritis adalah infeksi jaringan pelvis yang dapat terjadi beberapa jalan: Secara rinci penyebaran infeksi sampai ke parametrium memalui 3 cara yaitu: 1. Penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi atau dari 2. Penyebaran langsung dari luka serviks yang meluas sampai ke dasar
endometritis ligamentum
3. Penenyebaran sekunder dari tromboflebitis pelvika. Proses ini dapat tinggal terbatas pada dasar ligamentum latum atau menyebar ekstraperitoneal ke semua jurusan. Jika menjalar ke atas , dapat diraba pada dinding perut sebelah lateral di atas ligamentum inguinalis, atau pada fossa iliaka. Radang paling banyak berlokasi di parametrium bagian lateral akan tetapi bisa juga ke depan dan ke belakang, radang bisa juga menjahi abses. Apabila terjadi abses, dan proses berkembang terus, maka abses akan mencari jalan keluar yaitu di atas ligamentum pouparty, ke daerah ginjal, melalui foramina obturatorium ke paha bagian dalam, dan sebagianya. Parametritis dapat juga menahun dan di tempat radang terjadi fibrosis. Kalau terjadi infeksi parametrium, maka timbulah pembengkakan yang mula-mula lunak tetapi kemudian menjadi keras sekali. Infiltrasi ini dapat terjadi hanya pada dasar lig. Latum tetapi dapat juga bersifat luas misalnya dapat menempati seluruh parametrium sampai ke dinding panggul dan dinding perut depan di atas lig. Inguinale. Kalau filtrat menjalar ke belakang dapat menimbulkan pembengkakan di belakang cervix. Eksudat ini lambat laun direasorpsi atau menjadi abses. Abses dapat memecah di daerah lipat paha di atas lig. Inguinale atau ke dalam cavum douglas. Parametritis biasanya unilateral dan karena biasanya sebagai akibat luka cervix, lebih sering terdapat pada primipara daripada multipara.
2.2 Etiologi Parametritis dapat terjadi: 1)
Dari endometritis dengan 3 cara : 1. Per continuitatum : endometritis → metritis → parametitis. 2. Lymphogen. 3. Haematogen : phlebitis → periphlebitis → parametritis
2) Dari robekan serviks 3) Perforasi uterus oleh alat-alat ( sonde, kuret, IUD)
2.3 Patofisiologi Endometritis → Infeksi meluas → Lewat jalan limfe atau tromboflebitis → Infeksi menyebar ke miometrium → Miometritis → Infeksi meluas lewat jalan limfe/tromboflebitis → Parametritis Terjadi reaksi : 1. Kalor 2. Dolor 3. Nyeri hebat 4. Nafsu makan berkurang 5. Asam lambung meningkat 6. Reaksi mual 7. Vasodilatasi 8. syok septic/ infertilitas/ infeksi meluas
2.4 1.
Tanda dan gejala
Suhu tinggi dengan demam tinggi Parametritis ringan dapat menyebabkan suhu yang meninggi dalam nifas. Bila suhu tinggi menetap lebih dari seminggu disertai rasa nyeri di kiri atau kanan ada nyeri sebelah atau kedua belah di perut bagian bawah, sering memancar pada kaki. Pada perkembangan proses peradangan lebih lanjut gejala-gejala parametritis menjadi lebih jelas. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus dan
tahanan ini yang berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat meluas ke berbagai jurusan. Di tengah-tengah jaringan yang meradang itu bisa tumbuh abses. Dalam hal ini, suhu yang mulamula tinggi secara menetap menjadi naik turun disertai dengan menggigil. 2.
Penderita tampak sakit, nadi cepat, dan perut nyeri.
3.
Nyeri unilateral tanpa gejala rangsangan peritoneum, seperti muntah
2.5 Diagnosis Dalam minggu pertama biasanya gejala-gejala setempat belum menunjukkan dengan nyata adanya perluasan infeksi ; yang lebih penting ialah gejala umum. Seorang penderita dengan infeksi yang meluas diluar porte d’entrée tampaknya sakit, suhu meningkat dengan kadangkadang disertai menggigil, nadi cepat, keluhannya juga lebih banyak.
2.6 Prognosis Yang paling dapat dipercayai untuk membuat prognosa ialah nadi ; jika nadi tetap di bawah 100 maka prognosa baik, sebaliknya kalau nadi di atas 130, apalagi kalau tidak ikut turun dengan turunnya suhu prognosanya kurang baik. Demam yang continou adalah lebih buruk prognosanya dari demam yang remittens. Demam menggigil berulang-ulang, insomnia dan icterus, merupakan tanda-tanda yang kurang baik.Kadar Hb yang rendah dan jumlah leucocyt yang rendah atau sangat tinggi memburukkan prognosa. Juga kuman penyebab yang ditentukan dengan pembiakan menentukan prognosa. Menurut derajatnya septicemia merupakan infeksi yang paling berat dengan mortalitas tinggi, dan yang segera diikuti oleh peritonitis umum. Pada Pelvioperitonitis dan Sellulitis pelvis bahaya kematian dapat diatasi dengan pengobatan yang sesuai. Abses memerlukan tindakan untuk mengeluarkan nanahnya.
2.7
Penatalaksanaan 1) Pencegahan Selama kehamilan
Oleh karena anemia merupakan predisposisi untuk infeksi nifas, harus diusahakan untuk memperbaikinya. Keadaan gizi juga merupakan factor penting, karenanya diet yang baik harusdiperhatikan. Coitus pada hamil tua sebaiknya dilarang karena dapat mengakibatkan pecahnya ketuban dan terjadinya infeksi. Selama persalinan
Usaha-usaha pencegahan terdiri dari membatasi sebanyak mungkin kuman-kuman dalam jalan lahir, menjaga supaya persalinan tidak berlarut-larut, menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin, dan mencegah terjadinya perdarahan banyak. Semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup hidung dan mulut dengan masker, alat-alat, kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus suci hama. Pemeriksaan dalam hanya boleh dilakukan jika perlu, terjadinya perdarahan harus dicegah sedapat mungkin dan transfusi darah harus diberikan menurut keperluan. Selama nifas
Sesudah partus terdapat luka-luka dibeberapa tempat pada jalan lahir. Pada hari pertama postpartum harus dijaga agar luka-luka ini tidak dimasuki kuman-kuman dari luar. Tiap penderita dengan tanda-tanda infeksi nifas jangan dirawat bersama dengan wanita-wanita dalam nifas sehat. 2) Pengobatan
Antibiotika memegang peranan yang sangat penting dalam pengobatan infeksi nifas. Karena pemeriksaan-pemeriksaan ini memerlukan waktu, maka pengobatan perlu dimulai tanpa menunggu hasilnya. Terapi pada parametritis yaitu dengan memberika antibiotika berspektrum luas. Dalam hal ini dapat diberikan penicillin dalam dosis tinggi atau antibiotika dengan spectrum luas, seperti ampicillin dan lain-lain. Disamping pengobatan dengan antibiotika, tindakan-tindakan untuk mempertinggi daya tahan badan tetap perlu dilakukan. Perawatan baik sangat penting, makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan hendaknya diberikan dengan cara yang cocok dengan keadaan penderita, dan bila perlu transfusi darah dilakukan.
Jika keadaan sudah tenang dapat diberi terapi diatermi dalam beberapa seri dan penderita dinasehatkan agar jangan melakukan pekerjaan yang berat- berat. Dengan terapi ini biar pun sisasisa peradangan masih ada, keluahan- keluhan penderita sering kali hilang atau sangat berkurang. Pada sellulitis pelvika dan pelvioperitonitis perlu diamat-amati dengan seksama apakah terjadi abses atau tidak. Jika terjadi abses, abses harus dibuka dengan menjaga supaya nanah tidak masuk kedalam rongga peritoneum dan pembuluh darah yang agak besar tidak sampai dilukai. Jika ditemukan abses, di tempat itu perlu diadakan pembukaan tumor dan drainase karena selalu ada bahaya bahwa abses mencari jalan ke jaringan tubuh yang lain. Kalau ada fluktasi perlu dilakukan insici. Tempat insici ialah di atas lipat paha atau pada cavum douglas.
3. Penanganan
Beri
antibiotik
seperti
benzilpenisilin
ditambah
gentamisin
dan
metronidazol.
Jika perlu, berikan obat pereda nyeri seperti pethidine 50-100 mg 1M setiap 6 jam. Jika ibu tidak membaik dalam 2 atau 3 hari, ibu harus segera di bawa ke rumah sakit daerah.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Parametritis adalah infeksi jaringan pelvis yang dapat terjadi beberapa jalan. Secara rinci penyebaran infeksi sampai ke parametrium memalui 3 cara yaitu: Penyebaran melalui limfe, Penyebaran langsung dari luka serviks, Penenyebaran sekunder dari tromboflebitis pelvika. Proses ini
dapat
tinggalterbatas
pada dasar
ligamentum latum
atau menyebar
ekstraperitoneal ke semua jurusan. Jika menjalar ke atas , dapat diraba pada dinding perut sebelah lateral di atas ligamentum inguinalis, atau pad a fossa iliaka. Patofisiologinya : Endometritis → Infeksi meluas → Lewat jalan limfe atau tromboflebitis → Infeksi menyebar ke miometrium → Miometritis → Infeksi meluas lewat jalan limfe/tromboflebitis → Parametritis Tanda dan gejala sebagai berikut :Suhu tinggi dengan demam tinggi, Penderita tampak sakit, nadi cepat, dan perut nyeri, dan Nyeri unilateral tanpa gejala rangsangan peritoneum, seperti muntah
3.2 Saran 3.2.1 Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat di pergunakan dengan baik 3.2.2 Apabila ada kesalahan dari penulisan kami, kritik dan saran sangat kami harapkan perbaikan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA Mochtar, Prof. Dr. Rustam, Sinopsis Obstetri, ECG, Jakarta, 1989.
demi
Wiknjosastro. Hanifa. Prof. Dr, Ilmu Kebidanan, Edisi III, Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1992. Bagian Obstetri Dan Ginekologi FK, UNPAD. Obstetri Patologi, Elstar Offset, Bandung, 1982. http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/03/askep-klien-dengan-infeksi-nifas.html
ASUHAN KEBIDANAN pada Ny. “N” dengan PARAMETRITIS
PENGKAJIAN
Tanggal
:03 Mei 2012
Waktu
:16.00 WIB
Tempat
: BPS Ny. Eka , desa Ketambul Rt 03/01 , Gresik
A. DATA SUBJEKTIF 1. IDENTITAS
Nama ibu
: Ny. R
Nama suami
: Tn. T
Umur
: 26 th
Umur
: 30 tahun
Suku Bangsa
: Jawa/Indonesia
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Wiraswasta
Penghasilan
:-
Penghasilan
: 2jt/bln
Alamat
: Ketambul 03/01Gresik
Alamat
: Ketambul03/01Gresik
No.telp
: 085723456789
No. telp
: 085723456788
2. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan badan klien panas mulai 6 hari yang lalu setelah 2 hari melahirkan anak pertamanya, nyeri perut bagian bawah sebelah kanan.
3. RIWAYAT KEBIDANAN
a.
Kunjungan
: ulang ke 2
b. Riwayat menstruasi - Menarche - Siklus menstruasi - Lama mentruasi - Sifat darah - Warna - Bau
: 13 tahun : 28 hari : 7 hari : menggumpal : merah kehitaman : anyir
- Disminorhoe
: ya
- Lama
: 2 hari
- Flour Albus
: ya
- Kapan
: sesudah haid
- Lama
: 2 hari
- Bau
: tidak berbau
- Warna
: putih
- Jumlah
: 3x ganti pembalut selama sehari
- Keluhan saat menstruasi
:-
4. RIWAYAT OBSTETRI YANG LALU
1. Suami ke
:1
2. Hamil ke
:1
UK
: 9 bulan
Penyulit
:-
Jenis
: spt B
Penolong
: bidan
Tempat
: BPS
Penyakit
:-
Jenis kelamin
: laki-laki
PB/BB
: 3000 gram
Hidup/Mati
: hidup
Usia
: 5 tahun
Keadaan
: baik
Laktasi
: ya
5. RIWAYAT KESEHATAN
1) Riwayat penyakit yang pernah/diderita Klien mengatakan badannya panas disertai, menggigil mulai 6 hari yang lalu dan nyeri pada perut bagian bawah sebelah kanan kepala pusing. 2) Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang mempunyai Riwayat penyakit menular seperti Hepatitis, TBC. Dan menurun seperti DM, hipertensi, dll. 3) Perilaku kesehatan Klien mengatakan bahwa sudah 2x melakukan pemeriksaan ke bidan dan tetapi keluhan klien tidak berkurang. 4) Riwayat psikologis Klien mengatakan bahwa hubungan dengan suami, keluarga dan tetangga baik. 5) Riwayat latar belakang sosial budaya Klien berasal dari Jawa dan masih melakukan kegiatan adat Jawa yang dilakukan saat nifas yaitu pantangan makan/tarak, minum jamu dan tidak boleh keluar rumah sampai 40 hari.
6. POLA KEHIDUPAN SEHARI-HARI
a. Pola nutrisi ebelum sakit : makan 3x/hari porsi cukup menu nasi, lauk (tahu+tempe) elama sakit : makan 3x/hari porsi cukup menu nasi, lauk (tahu+tempe) b. Pola eliminasi ebelum sakit : BAB 1x/2 hari (konsistensi lunak, bau khas) AK 3x/hari (warna kuning, bau khas) elama sakit : BAB 1x/3 hari (konsistensi lunak, bau khas) AK 3c/hari (warna kuning) c. Pola aktivitas ebelum sakit : Klien mengatakan melakukan kegiatan rumah tidak seperti pada saat hamil, sekarang klien hanya sebatas menyapu dan mencuci baju. elama sakit : Klien tidak melakukan kegiatan apa-apa hanya sekedar merawat bayi. d. Pola perawatan diri ebelum sakit : mandi 2x/hari, mengganti pembalut 2x/hari ganti pakaian 3x/hari, keramas 1x/hari, gosok gigi 2x/hari elama sakit : mandi hanya sekedar diseka, mengganti pembalut 2x/hari, ganti pakaian 3x/hari, keramas -, gosok gigi 2x/hari e. Pola istirahat tidur ebelum sakit : siang 1 jam (13.00 – 14.00 WIB)
alam 6 jam (22.00 – 04.00 WIB) elama sakit : siang 30 menit (13.00 – 13.30 WIB) alam 5 jam (22.00 – 04.00 WIB)
B. DATA OBYEKTIF 1.. Data Obyektif 1.1. Pemeriksaan fisik umum
a. Keadaan umum : cukup b. Kesadaran : composmentis c. BB/TB : 58 kg/155 cm d. Tanda-tanda vital : T : 90/60 mmHg, S : 38,6OC, N : 118 x/menit, RR : 24 x/mnt
1.2. Pemeriksaan fisik khusus
1. Rambut : bersih, hitam, panjang, tidak berketombe 2. Muka : pucat, nampak menyeringai, tidak odeme 3. Mata : simetris, konjungtiva pucat (anemis), sclera putih (tidak anemis), palpebra tidak edema 4. Hidung : tidak ada polip, ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung, septum nasal lurus 5. Gigi & mulut : mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, tidak ada tonsillitis 6. Telinga : simetris, ada serumen 7. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendungan vena jugularis 8. Dada & mamae : simetris, tidak ada retraksi intracosta, tidak ada benjolan abnormal. Pada mamae ASI keluar, puting susu menonjol, tidak ada lecet, hiperpigmentasi pada areola dan papila mamae. 9. Perut : TFU Pertengahan antara pusat dengan simpisis, ada nyeri tekan pada perut bagian bawah sebelah kanan, tidak ada luka bekas operasi, ada strie livide dan linea alba, UC keras 10. Genetalia : -
Eksterna : bersih, tidak ada varices, tidak ada condiloma, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini dan kelenjar scene, lochea sanguilenta yang bau ± 30 cc.
-
Internal (inspekulo) : tidak ada pus, tidak nampak massa/tumor
11. Ekstremitas atas & bawah : tidak ada odeme, tidak ada varises, tidak ada tromboflebitis femuralis, pergerakan aktif
1.3. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan bimanual : -
RT : teraba infiltrate di sebelah kanan uterus
-
VT :
1. Vagina : fluxus (lochea sanguilenta) 2. Portio : tertutup, tidak ada nyeri, teraba licin 3. Corpus uteri : antefleksi 4. Adnexa ka/ki : ada nyeri dan ada massa pada adnexa kanan 5. Cavum dauglasi : tidak ada penonjolan 2) Laboratorium -
Haematologi a. Haemoglobin : 7g/dl (L : 13,4 – 17 ; p : 11,4 – 15) b. Leococyt : 11.800 /mm3 (4800 – 10.700) c. Erytrocyt : d. Trombocyt : 88.000/mm3 (150.000 – 350.000) -
C.
USG terdapat infiltrate pada kanan uteri
ASSESMENT
Interpretasi Data Dasar a.
Diagnosa
:
P10001 Post partum hari ke-8 dengan parametritis b. Masalah
:
Gangguan rasa nyaman, gangguan psikologi, gangguan nyeri perut, gangguan aktivitas c. Kebutuhan : -
Jelaskan penyebab terjadinya nyeri perut.
-
Jelaskan diagnose yang ditemukan pada gejala-gejala yang dirasakan.
-
Melakukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang sesegera mungkin.
-
Dampingi ibu dalam menghadapi masalh ini.
-
Lakukan pendekatan terapeutik d. Antisipasi terhadap diagnose atau masalah potensial Tromboflebitis pelvica e. Identifikasi kebutuhan akan tindakan segera/kolaborasi/rujukan Segera rujuk klien dengan fasilitas R.S yang bermutu dan peralatan yang memadai. Kolaborasi dengan dokter SpOG
D.
PLANNING
Tujuan : Setelah diberikan asuhan kebidanan diharapkan ibu tidak merasa cemas, dan lebih bekerjasama dengan tenaga kesehatan. Kriteria Hasil : -
Gangguan rasa nyaman dapat teratasi
-
Gangguan psikologi dapat teratasi
-
Gangguan nyeri perut dapat teratasi
-
Gangguan aktivitas dapat teratasi
1.
Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga R/ Tercipta hubungan yang kooperatif 2. Anjurkan klien untuk tidak tarak R/ Memperbaiki keadaan umum serta mempercepat proses involusi 3. Ajarkan klien tentang personal hygiene R/ Personal hygiene yang rendah dapat mendukung terjadinya interaksi antara kumankuman pathogen dengan tempat implantasi plasenta 4. Anurkan untuk pemberian kompres air hangat R/ Terjadi mekanisme kehilangan panas secara konveksi 5. Observasi TTV dan tanda-tanda involusi R/ Deteksi dini adanya komplikasi 6. Kolaborasi dengan tim medis R/ Fungsi dependent a. Infus RL : D5 = 2 : 3 drip piton 1 amp = 500 cc s/d 12 jam (R/ Balance cairan) b. Cipromoxacil 3×1 gr(R/ Antibiotik)
c. Antrain 3×1 amp (R/ Analgesik) d. Neurobat 3×1 amp (R/ Multivitamin) e. Tranfusi darah 1 kolf(R/ Anti hemodelusi)
2.
Implementasi
Dilakukan pada tanggal 3 Mei 2012, jam 16.30 1. Melakukan pendekatan pada klien dan keluarga klien dengan cara komunikasi terapeutik untuk menjelaskan tentang kondisi klien saat ini serta untuk menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan. 2. Menganjurkan untuk tidak tarak dengan mengkonsumsi menu seimbang yaitu 1,5 l/hr ± cukup KH, lemak, protein, vitamin, mineral, serta minum 3. Menganjurkan untuk sesering mungkin mengganti pembalut minimal 2x/hr 4. Menganjurkan untuk memberikan kompres hangat 5. Melakukan observasi TTV dan tanda-tanda involusi 6. Memberikan profilaksis a. Infus RL drip piton 1 amp 25 tts/mnt b. Jam 21.00 tranfusi darah 1 kolf c. Injeksi cipromoxacil 1 gr 1.v d. Injeksi antrain 1 amp i.v e. Injeksi neurobat 1 amp i.v
3.
Evaluasi
: SOAP
Dilakukan pada tanggal 03 Mei 2012 S
:Ibu mengatakan lebih tenang, serta mengerti dan mampu menjelaskan kembali tentang penjelasan yang diberikan oleh Bidan
O
: - K/U cukup - Kesadaran composmentis - TD : 90/60 mmHg - N : 108 x/mnt - RR : 20 x/mnt - S : 38OC
- TFU : Pertengahan pusat dengan simpisis 50 cc± - Lochea sanguilenta (bau) - UC baik (keras) - Conjungtiva pucat - RT : teraba infiltrate di sebelah kanan uterus - VT : Vagina : fluxus (lochea sanguilenta) Portio : tertutup, tidak ada nyeri, teraba licin Corpus uteri : antefleksi Adnexa ka/ki : ada nyeri dan ada massa pada adnexa kanan Cavum dauglasi : tidak ada penonjolan - USG terdapat infiltrate pada kanan uteri A P
: P0001 Post partum hari ke-8 dengan parametritis : Intervensi dilanjutkan
a. Anjurkan untuk melanjutkan pemberian kompres hangat b. Observasi TTV dan tanda-tanda involusi c. Kolaborasi dengan dr. SpOG d. Observasi TTV dan tanda-tanda involusi e. Kolaborasi dengan dr. SpOG
SOAL-SOAL PARAMETRITIS 1. Dibawah ini yang termasuk dalam penyebaran infeksi parametrium adalah…….. 1. Penyebaran melalui limfe 2. Penyebaran langsung dari luka serviks 3. Penyebaran sekunder dari trombofeblitis pelviks 4. Penyebaran langsung dari candida albicans Jawaban A 2. Apa hubunganya endometriosis dengan para metritis………… 1. Endometriosis → metritis → parametritis 2. Parametritis → metritis → endometriosis 3. Flebitis → periflebitis → parametritis 4. Parametritis → periflebitis → flebitis Jawaban B 3.
Dibawah ini yang merupakan reaksi yang ditimbulkan parametritis pada si penderita, kecuali?
a.
Kolor
b. Dolor c.
Perdarahan pada sinusitis
d. Nafsu makan berkurang e.
Vasokonstriksi Jawaban C
4.
Salah satu antibiotic atau obat pereda nyeri yang diberikan pada penderita parametritis adalah………….
1. Benzilpenisilin 2. Metronidazol 3. Pethidine 50-100 mg IM 4. Metildopa Jawaban A 5. Parametritis disebabkan oleh…….., kecuali? 1. Endometritis 2. Robekan serviks 3. Perforasi uterus oleh alat-alat
4. Transfuse darah pada penderita parametritis Jawaban D 6.
Salah satu penyebab terjadinya parametritis adalah perforasi uterus oleh alat, dibawah ini yang termasuk dalam alat-alat tersebut adalah…………….
a.
Sonde + kuret
b. Kuret + IUD c.
IUD + cuttenbat
d. Jawaban A, B, C benar e.
Jawaban A, B benar Jawaban E Soal 7-10 berhubungan dengan kasus dibawah ini! Ny. “R” datang ke bidan “A”, mengeluh badanya panas, pusing kepala, menggigil dan disertai nyeri perut bagian bawah kanan. Bidan “A” melakukan pemeriksaan dan didapatkan hasil sebagai berikut : TD : 90/60 mmHg, S : 38.6 0 C, N :118 x/menit, RR : 24 x/menit, ada nyeri tekan pada abdomen bagian bawah sebelah kanan, tidak ada varises, tidak ada pembesaran kalenjar bartolini dan skene, ada nyeri dan ada adnexa kanan.
7. Apa diagnose dari Ny. “R” ? a.
Miometritis
b. Salpingitis c.
Parametritis
d. Endometritis e.
Peritonitis Jawaban C
8. Jika bidan “A” menyarankan untuk melakukan tes laboratorium hematologi, maka hasil yang harus diperoleh untuk mendukung diagnosis bidan “A” adalah……….. 1. Hemoglobin : 7 gr/dl 2. Leococyt
: 11.800 /mm 3
3. Trombocyt
: 88.000 mm 3
4. Trombocyt
: 360.000 mm 3
Jawaban A
9.
Yang harus dilakukan bidan “A” jika menemui kasus diatas adalah sebagai berikut………
a.
Melakukan penanganan sendiri tanpa kolaborasi dengan dokter, karena penyakitnya tidak begitu serius
b. Melakukan rujukan c.
Menyiapkan pertolongan pertama sebelum merujuk (infuse set,oksigenasi dan BAKSOKUDA)
d. Jawaban A, B, C benar e.
Jawaban B, C benar Jawaban E
10. Dari kasus diatas dapat ditemukan patofisiologi yang benar sebagai berikut……… a.
Endometritis → Lewat jalan limfe atau tromboflebitis → Infeksi meluas → Miometritis → Infeksi menyebar ke miometrium → Infeksi meluas lewat jalan limfe/tromboflebitis → Parametritis
b.
Endometritis → Infeksi meluas → Miometritis → Infeksi menyebar ke miometrium → Lewat jalan limfe atau tromboflebitis → Infeksi meluas lewat jalan limfe/tromboflebitis → Parametritis
c.
Endometritis → Infeksi meluas lewat jalan limfe/tromboflebitis → Lewat jalan limfe atau tromboflebitis → Infeksi menyebar ke miometrium → Miometritis → Infeksi meluas → Parametritis
d.
Parametritis → Infeksi meluas → Lewat jalan limfe atau tromboflebitis → Infeksi menyebar ke miometrium → Miometritis → Infeksi meluas lewat jalan limfe/tromboflebitis → Endometritis
e.
Endometritis → Infeksi meluas → Lewat jalan limfe atau tromboflebitis → Infeksi menyebar ke miometrium → Miometritis → Infeksi meluas lewat jalan limfe/tromboflebitis → Parametritis Jawaban E
View more...
Comments