Astenopia

January 26, 2018 | Author: Krishna Wijaya | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

asdasd...

Description

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Astenopia merupakan suatu kondisi yang disebabkan oleh penggunaan otot mata secara berlebihan. Penyebab utama astenopia dikarenakan adanya kelelahan dari otot ciliary dan extraocular yang dipaksa berkontraksi terus menerus. Penyebab lainnya bisa dikarenakan mata terlalu fokus pada satu hal dan berkurangnya kedipan akibat konsentrasi yang terlalu diforsir (Husnun et al, 2010). Astenopia dapat dibagi menjadi 2 tipe yaitu : 1. Astenopia akomodatif, yang disebabkan karena ketegangan pada otot ciliary. Ini merupakan hal yang paling sering dijumpai. 2. Astenopia muskular, yang disebabkan oleh kelelahanya otot extraocular. Gejalanya berkisar dari rasa tidak nyaman yang ringan sampai menyebabkan sakit kepala. Gejala tersebut dapat dibagi menjadi : 1. Eksternal- membuka kelopak mata dengan cara manual. Terganggunya proses berkedip yang dikarenakan oleh perolehan informasi pada saat membaca dan penggunaan komputer. Gejalanya menyerupai. a. Mata lelah, kering b. Mata berair c. Sensasi terbakar d. Kemerahan dan gatal

2. Internal- diinduksi oleh konvergensi dan akomodasi. a. Nyeri pada sekitar mata b. Sakit kepala c. Sakit pada leher d. Berkedut sekitar mata. (Smitha)

Astenopia sering terjadi pada pekerja kantoran yang diharuskan untuk bekerja dengan menggunakan komputer terus menerus setiap harinya, selama minimal lima jam sehari. Hal ini dapat diperparah jika penderita terus melakukan pekerjaannya tanpa diselingi kegiatan lain yang mampu menurunkan kemampuan akomodasi mata (Woodward et al, 2007). Perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi yang berkembang dengan pesat membuat setiap individu terdorong memiliki dan menggunakan sebuah alat yang mampu memenuhi kebutuhan dalam mengakses kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi. Penggunaan teknologi tidak hanya terbatas pada komputer saja, namun terdapat beberapa barang elektronik yang sering digunakan, seperti pada halnya pengguna smartphone. Sering kita lihat banyak sekali masyarakat sekitar yang menggunakan smartphone secara terus menerus.

Gambar 1.1 ( Perkiraan pengguna smartphone di amerika oleh Forrester research) Seperti yang ditunjukan pada diagram diatas (gambar 1.1) yang didapat dari “Mobile Adoption and Sales Forecast, 2010 to 2015 (U.S),” . Forrester research memperkirakan lebih dari 110 juta pengguna telepon genggam di amerika serikat akan menggunakan smartphone pada akhir tahun 2012. Dengan meningkatnya pengguna smartphone didunia maka semakin meningkat pula insidensi astenopia. Beberapa hal tersebut menyebabkan astenopia menjadi perhatian khusus bagi dunia kedokteran sehingga telah banyak dilakukan penelitian di luar negeri. Penelitian mengenai astenopia di Indonesia belum banyak dilakukan sehingga peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui dampak penggunaan smartphone terhadap astenopia.

1.2 Perumusan Masalah. Apakah ada perbandingan keluhan astenopia pada mahasiswa dengan kelainan refraksi dan tanpa kelainan refraksi di Fakultas Kedokteran Universitas Mataram.

1.3 Tujuan Penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan keluhan astenopia pada mahasiswa dengan kelainan refraksi dan tanpa kelainan refraksi di Fakultas Kedokteran Universitas Mataram.

1.4 Manfaat Penelitian. 1.4.1 Bidang akademik Untuk menjadi referensi tambahan mengenai hubungan antara penggunaan smartphone terhadap kejadian astenopia.

1.4.2 Untuk mahasiswa dan peneliti 1. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman yang berkaitan dengan penelitian 2. Sebagai salah satu bentuk aplikasi dari ilmu teori dan praktek yang telah diperoleh selama perkuliahan

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF