Assignment 1 - SCM.pdf

November 8, 2017 | Author: Rana Fathiya Kusuma | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

The questions are from Supply Chain Management book by Pearson (Sunil Chopra, Peter Meindl)...

Description

Gateway and Apple : Two Different Journeys into Retailing 1.

Why did Gateway choose not to carry any finished-product inventory at its retail stores? Why did Apple choose to carry inventory at its stores? Karena fokus utama Gateway adalah untuk membantu konsumen memilih konfigurasi komputer yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Banyaknya pilihan konfigurasi yang ditawarkan oleh Gateway membuat ragam produk Gateway berjumlah lebih banyak dibandingkan dengan produk komputer Apple sehingga apabila semua stok konfigurasi disediakan barang jadinya di toko, akan memakan banyak biaya produksi dan inventory handling, serta resiko tidak habis terjual akan sangat besar karena produk elektronik seperti komputer memiliki life cycle yang cenderung pendek sesuai dengan perkembangan teknologi yang pesat. Akan lebih mudah, cepat, dan ekonomis bagi Gateway untuk memproduksi langsung di pabrik ketika ada order dari konsumen. Sedangkan Apple lebih fokus dengan komputer dan perangkat elektronik untuk penggunaan sehari-hari (everyday use) yang banyak diminati

dan

dibutuhkan

konsumen.

Pilihan

ragam

produk

yang

cenderung sedikit (low product variety) memudahkan Apple untuk dapat men-stok barang jadi di setiap toko mereka. Hal ini kemudian mempengaruhi tingkat responsivitas Apple terhadap konsumennya sehingga retail store Apple laku keras oleh pembeli. 2.

Should a firm with an investment in retail stores carry any finished-goods

inventory?

What

are

the

characteristics

of

products that are most suitable to be carried in finished-goods inventory?

What

characterizes

products

that

are

best

manufactured to order? Sebuah perusahaan yang memiliki retail store belum tentu harus menyimpan stok barang jadi, tergantung dengan jenis barangnya. Jenis barang yang sesuai untuk di stok dalam retail store adalah jenis fast-moving items (cepat terjual, harga murah) atau barang yang dibutuhkan

konsumen

dengan

cepat,

seperti

sembako.

Karena

keunggulan dari adanya retail store adalah letaknya yang lebih dekat dengan konsumen, sehingga konsumen dapat lebih cepat mendapatkan barang yang diinginkan selain turut meminimalisir biaya pengiriman barang. Sedangkan yang paling sesuai dengan manufactured to order adalah jenis slow-moving items, low demand, atau yang dapat dikonfigurasi sesuai keinginan konsumen seperti mobil, hardware, dan komputer. 3.

How does product variety affect the level of inventory a retail store must carry? Semakin sedikit ragam produknya, semakin mudah dan murah untuk

menyimpan stok di toko karena barang yang diproduksi untuk mencakup ketersediaan di seluruh cabang yang dimiliki perusahaan akan lebih sedikit dibandingkan dengan yang memiliki banyak ragam produk. Hal ini menghemat pengeluaran dalam hal transportasi dan inventory handling untuk setiap cabang toko. Dalam kasus Gateway dan Apple, hal ini sangat berpengaruh karena barang

yang

mereka

jual

adalah

produk

elektronik

yang

biaya

produksinya tidak murah dan harga jualnya pun mahal. Dengan ragam produk Gateway yang lebih banyak dibandingkan Apple, produksi langsung di pabrik memudahkan Gateway untuk memenuhi permintaan sesuai konfigurasi konsumen. Tetapi hal ini akan berbeda untuk fast-moving items seperti mie instan. Meskipun memiliki ragam yang banyak (varian rasa, goreng atau kuah), mie instan tetap dijual melalui retail store karena produk ini cepat terjual, sering dibutuhkan konsumen, dan biaya produksinya tidak setinggi memproduksi satu unit komputer Apple. 4.

Is a direct selling supply chain without retail stores always less expensive than a supply chain with retail stores? Untuk

melihat

perbandingannya,

berdasarkan buku SCM Chopra 4

th

berikut

tabel

perbandingan

edition Chapter 4. Tanda checklist

menunjukkan yang lebih murah (untuk Cost Factor). Cost Factor

Manufacturer Storage with

Retail Storage with

Direct Shipping 

Customer Pickup

Inventory Transportation Facilities and handling Information Service Factor Response time Product Variety

Longer Easy to provide high level of

Faster Lower than all other options

Product availability

variety Easy to provide because of

More expensive to provide

Customer experience

aggregation Good in terms of home delivery

Related to whether shopping

  

is viewed as positive or Time to market

Fast, as soon as the first unit is

negative by customer Highest among distribution

Order visibility

produced More difficult

options Easier and essential with

Returnability

Expensive and difficult to

online and phone orders Easier

implement

Biaya transportasi dari Direct Shipping lebih tinggi karena jarak ke konsumen relatif lebih jauh. Barang yang dikirimkan pun menggunakan paket khusus yang memiliki shipping cost per unit lebih mahal. Sedangkan pada Retail Storage biaya Inventory lebih tinggi karena harus memproduksi banyak barang sesuai dengan jumlah toko yang ingin dipasok ketersediaannya. Biaya Facilities and handling lebih tinggi karena setiap toko atau gudang menambah biaya pemeliharaan, terlebih

jika stok barang tidak habis terjual. Biaya pengadaan sistem informasi juga cenderung lebih tinggi karena harus mengintegrasikan semua cabang toko dan gudang yang ada dengan pabrik atau perusahaan utama. Kesimpulannya,

untuk

mengetahui

manakah

yang

lebih

menguntungkan bagi perusahaan, ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan, tidak dapat menilai dari metode jaringan distribusinya saja melainkan harus disesuaikan dengan barang/produk apa yang ingin dijual, bagaimana karakteristik barang dan apa tujuan utama dari perusahaan dalam menyediakan barang tersebut ke pasar. 5.

What factors explain the success of Apple retail and the failure of Gateway country stores? Keputusan yang diambil oleh Gateway dalam mendesain sistem jaringan toko retail mereka kurang tepat karena seharusnya Gateway dapat memanfaatkan keuntungan dari adanya toko retail dengan cara menyediakan beberapa stok barang jadi. Biaya pengadaan toko di penjuru Amerika saja memakan banyak biaya, sayang hanya digunakan untuk pelayanan saja, tidak ada in-store shopping. Untuk menghemat biaya produksi, tidak harus semua produk Gateway disediakan di toko, cukup produk dengan konfigurasi standar untuk kebutuhan sehari-hari dan produk-produk Gateway yang high demand. Gateway tidak dapat beradaptasi dengan perubahan pasar komputer dan tidak berani mencoba inovasi baru dalam memasarkan produknya. Sedangkan Apple belajar dari kesalahan mereka ketika pertama kali meluncurkan produk G4 pada tahun 1999. Pada saat itu Apple tidak dapat

memenuhi

pesanan

yang

melonjak

akibat

responsivitas penanganan konsumen mereka (SCM Chopra 4

lambatnya th

ed, page

51). Dengan desain produk sebagai kekuatan utama mereka, Apple memenuhi demand yang tinggi dari masyarakat Amerika dengan manajemen rantai suplai yang baik. Produk dengan demand yang sangat tinggi seperti iPodTM, iPadTM, dan MacBookTM konfigurasi standar selalu tersedia di toko sehingga konsumen dapat dengan mudah dan cepat mendapatkannya. Seiring berjalannya waktu, produk Apple semakin digemari, hal ini menyebabkan demand terhadap produk Apple semakin stabil sehingga keuntungan dari proses produksi meningkat dan semakin mudah diprediksi. Semua barang high-tech pada umumnya memiliki product life-cycle yang tidak lama. Ketika produk model baru diluncurkan, margins akan tinggi tetapi level of demand-nya sangat tidak menentu (highly uncertain).

Ketika

hal

demikian

terjadi,

yang

dibutuhkan

adalah

manajemen rantai suplai dengan responsivitas yang tinggi (SCM Chopra 4th ed, page 51). Hal inilah yang dilakukan oleh Apple.

W.W Grainger and McMaster-Carr : MRO Suppliers 1.

How many DCs should be built and where should be they be located? Facilities seperti DC (Distribution Center) memegang peranan penting dalam

hal

efisiensi

dan

responsivitas.

McMaster-Carr

memiliki

competitive strategy yaitu memenuhi kebutuhan konsumen akan produk MRO yang beragam dengan pengiriman 24 jam (SCM Chopra 4 th ed, page

45).

Untuk

mendukung

hal

tersebut,

maka

rantai

suplai

McMaster-Carr harus sangat responsif. Distribution Center McMaster-Carr sebaiknya

ter-desentralisasi

agar

letaknya

lebih

dekat

dengan

konsumen. Required Number of Facilities Desired Response Time

Diagram hubungan antara waktu respon dan banyaknya fasilitas

(SCM

Chopra 4th ed, page 88)

Berdasarkan diagram di atas, apabila ingin melayani konsumen dengan waktu respon yang lebih cepat, maka sebaiknya jumlah dari fasilitas seperti Distribution Center ditambah sesuai dengan wilayah dan jangkauan dari target market. Penambahan jumlah fasilitas ini baiknya

dilakukan hanya jika perusahaan yakin bahwa penambahan tersebut dapat membantu meningkatkan profit perusahaan, karena efek samping dari banyaknya jumlah fasilitas adalah meningkatnya inventory cost. McMaster bisa menambah jumlah DC menjadi lebih dari 5, tetapi harus tetap menjaga inventory cost seminimal mungkin mengingat McMaster menyediakan sekitar 500.000 SKU (stock-keeping units). Hal yang sama juga berlaku bagi W.W Grainger apabila ingin meningkatkan tingkat responsivitas. Karena W.W Grainger juga memiliki toko di penjuru Amerika, maka lokasi dari Distribution Center-nya harus mempertimbangkan letak dan jarak dari toko tersebut guna memenuhi proses replenishment yang cepat dan efisien. [nomor 4]W.W Grainger holds fast-moving items in its decentralized locations close to the customer. It holds slow-moving items with higher implied demand uncertainty in a centralized warehouse. Appropriate tailoring of the supply chain helps a firm achieve varying levels of responsiveness for a low overall cost. The level of responsiveness is tailored to each product or customer segment. [nomor 2]McMaster-Carr carrying high inventory and excess capacity to ensure that marketing's promise of next-dat delivery is always met. Pada kasus ini, profit tumbuh karena margin bertambah akibat konsumen yang

bersedia

membayar

lebih

demi

kepercayaan

terhadap

McMaster-Carr dibandingkan dengan biaya inventory dan gudang/DCs. Kasih diagram hal 89.

2.

How should product stocking be managed at the DCs? Should all DCs carry all products?

3.

What products should be carried in inventory and what products should be left with the supplier to be shipped directly in response to a customer order?

4.

What products should W.W. Grainger carry at store?

5.

How should markets be allocated to DCs in terms of order fulfillment? What should be done if an order cannot be completely filled from the DCs? Should there be specified backup locations? How should they be selected?

6.

How should replenishment of inventory be managed at the various stocking locations?

7.

How should Web orders be handled relative to the existing business? Is it better to integrate the Web business with the existing business or to set up separate distribution?

8.

What transportation modes should be used for order fulfillment and stock replenishment?

Amazon and Independent Merchants 1.

Why did Amazon decide to allow other merchants to use its supply chain expertise? Untuk

mempertahankan

posisi

Amazon

sebagai

online

retailer

terbesar dengan memanfaatkan jaringan warehouse yang tersebar di penjuru Amerika dan sistem informasi mereka yang sudah sangat bagus dan terintegrasi dengan baik. 2.

What advantages do merchants have when partnering with Amazon? Merchants dapat lebih fokus ke marketing dan product development tanpa harus berinvestasi untuk gudang dan penyimpanan barang.

3.

Should Amazon stock every product it sells? Tidak harus. Barang yang memiliki demand yang tinggi yang diutamakan tersedia stoknya. Akan memakan banyak biaya jika semua barang tersedia stoknya, karena barang yang Amazon jual sangat banyak jenis dan ragamnya.

4.

What advantage can bricks-and-mortar players derive from setting up an online channel? How should they use the two channels to gain a maximum advantage? Keuntungan yang dapat diperoleh antara lain : •

Dapat menyediakan product variety yang lebih beragam (judul buku yang lebih banyak) dengan biaya yang lebih murah karena tidak harus mencetak semua buku untuk semua cabang toko.



Meningkatkan nilai customer experience dengan akses dan informasi yang cepat dan mudah diakses kapan pun, tidak harus dalam business hours.



Faster time to market. Begitu ada produk baru, dapat langsung promosi di website.



Dapat memanfaatkan teknologi Business Intelligence. Perusahaan dapat

menganalisa

kebiasaan

membeli/browsing

konsumen

sehingga dapat memprediksi penjualan kedepannya. Hal ini juga dapat membantu marketing dan advertising perusahaan dalam memilih target market yang tepat. 5.

What advantages or disadvantages do large book retailers gain by letting Amazon manage their supply chain? Advantage : tidak harus mengeluarkan biaya investasi pengadaan

gudang dan penyimpanan barang. Disadvantage : 6.

For which products does the online channel offer the greatest advantage relative to retail stores? What characterizes these products? Produk yang low demand. Produk yang langka.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF