Aspek Organisasi Dan Manajemen

February 22, 2019 | Author: anindya putu | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Studi Kelayakan Bisnis : Aspek Organisasi dan Manajemen...

Description

STUDI KELAYAKAN BISNIS ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 2 : NI PUTU ANINDYA SARASIJA P. I GEDE ARIS WIRAWAN AGUSTINA SAPTA BELA NI KADEK EVA YANTI KADEK YOGA PRATAMA NI KADEK MITHA SUGIANITRI I GUSTI AYU DITA PRAMESTI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WARMADEWA 2018

(1633121007) (1633121013) (1633121014) (1633121017) (1633121024) (1633121040) (1633121052)

1. Pengertian Aspek Manajemen Aspek manajemen dan organisasi merupakan aspek yang cukup penting dianalisis untuk kelayakan suatu usaha. Karena walaupun suatu usaha telah dinyatakan layak untuk dilaksanakan tanpa didukung dengan manajemen dan organisasi yang baik, bukan tidak mungkin akan mengalami kegagalan. Baik menyangkut masalah SDM maupun menyangkut rencana perusahaan secara keseluruhan haruslah disusun sesuai dengan tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan akan lebih mudah tercapai jika memenuhi kaidah-kaidah atau tahapan dalam proses manajemen. Proses manajemen atau kaidah ini akan tergambar dari masing-masing fungsi yang ada dalam manajemen. Masing-masing fungsi tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, akan tetapi harus dilaksanakan secara berkesinambungan, karena kaitan antara satu fungsi dengan fungsi lainnya sangat erat. Apabila salah satu fungsi tidak dapat dijalankan secara baik, maka jangan diharapkan tujuan  perusahaan dapat tercapai. Untuk keperluan studi kelayakan bisnis yang perlu dianalisis adalah  bagaimana fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan  pengawasan diterapkan secara benar. Adapun fungsi-fungsi manajemen tersebut dapat diuraikan sebagai beriku : 1. Perencanaan (Planning) Perencanaan adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses ini ditentukan tentang apa yang harus dilakukan, kapan dan bagaimana melakukannya serta dengan cara apa hal tersebut dilaksanakan. 2. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian adalah proses mengelompokan kegiatan-kegiatan atau pekerjaan-perkerjaan dalam uni-unit. Tujuannya adalah supaya tertata dengan jelas antara tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan kerja dengan sebaik mungkin dalam bidangnya masing-masing. 3. Pelaksanaan (Actuating ) Menggerakkan atau melaksanakan adalah proses untuk menjalakan kegiatan/pekerjaan dalam organisasi. Dalam menjalakan organisasi para pimpinan/manajer harus menggerakkan  bawahannya (para karyawan) untuk mengerjakan pekerjaan yang telah ditentukan dengan cara memimpin, memberi perintah, memberi petunjuk dan memberi motivasi. 4. Pengawasan (Controlling) Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi penyimpangan, maka akan segera dikendalikan. Untuk lebih jelasnya fungsi manajemen dalam suatu perusahaan atau organisasi dapat dilihat dalam diagram di bawah ini. Diagram 6.1 Fungsi-fungsi Manajemen Manajemen

Perencanaan Pengorganisasian Pelaksanaan Pengawasan

Tujuan Organisasi atau Perusahaan

2. Manajemen Sumber Daya Manusia Selanjutnya perlu dianalisis adalah kesiapan perusahaan yang berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia mulai dari pengadaan sampai pada penempatannya di jabatan tertentu untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu konsep yang bertalian dengan kebijaksanaan, prosedur dan praktik bagaimana mengelola atau mengukur orang dalam perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen sumber daya manusia dapat dijabarkan dalam fungsi manajerial yang meliputi  perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan fungsi operatif yang meliputi  pengadaan, kompensasi, pengembangan, integrasi, pemeliharaan dan pemutusan hubu ngan kerja. 3. Analisis Jabatan Komponen organisasi yang paling penting adalah pekerjaan atau jabatan. U ntuk mencapai tujuan, organisasi perlu menetapkan jenis-jenis pekerjaan yang harus dilaksanakan. Pihak manajemen dan khususnya manajemen sumber daya manusia mutlak perlu mempunyai keterangan-keterangan yang lengkap dan tepat mengenai semua jabatan untuk melaksanakan tiap fungsi operatif dengan baik. Keterangan-keterangan jabatan tersebut diperoleh dari analisis  jabatan. Analisis jabatan adalah merupakan suatu proses untuk mempelajari dan mengumpulkan  berbagai informasi yang berhubungan dengan suatu jabatan. Untuk itu kita perlu mengetahui  pekerjaan-pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya dan mengapa  pekerjaan itu harus dikerjakan. Jadi, analisis jabatan dapat diartikan suatu proses yang sistematis untuk mengumpulkan, menganalisis dan mensintesiskan data jabatan. Dari analisis jabatan akan diperoleh uraian jabatan dan spesifikasi jabatan. Uraian jabatan memuat keterangan yang lengkap, singkat, jelas dan konsisten mengenai suatu jabatan. Uraian jabatan memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Identitas jabatan 2. Fungsi jabatan 3. Uraian tugas 4. Wewenang 5. Tanggung jawab 6. Hubungan kerja 7. Bahan, alat dan mesin yang digunakan 8. Kondisi kerja Sedangkan spesifikasi jabatan atau persyaratan jabatan memuat syarat-syarat minimum yang harus dipenuhi oleh seseorang agar dapat melaksanakan jabatan tertentu dengan baik. Persyaratan jabatan memuat antara lain; 1. Persyaratan pendidikan 2. Persyaratan pelatihan 3. Persyaratan pengalaman 4. Persyaratan psikologi 5. Persyaratan khusus

Informasi analisis jabatan bisa berguna bagi perencanaan sumber daya manusia, orientasi,  pelatihan dan pengembangan, penilaian pelaksanaan pekerjaan, perencanaan karier, kompensasi, keselamatan dan kesehatan pegawai, serta hubungan ketenagakerjaan, restrukturisasi organisasi/perusahaan, desain pekerjaan, program pengembangan kualitas. Untuk lebih jelasnya  bisa dilihat dalam gambar berikut ini. Dalam proyek baru tentunya belum bisa melakukan analisis jabatan, tetapi dapat melakukan  perancangan jabatan (job design) atau menggunakan informasi jabatan kunci (key job) dari proyek lainyang memiliki jabatan sejenis atau menggunakan jasa expert dalam bidangnya. Perencanaan SDM

Penarikan Karyawan Seleksi Pengembangan Uraian Jabatan Analisis Jabatan

Penilian Kinerja Kompensasi

Persyaratan Jabatan

Keselamatan & Kesehatan Perencanaan Karier  Hubungan Perburuhan

Rekturisasi Organisasi Riset SDM

Diagram 6.2 Hasil dan Manfaat dari Analisis Jabatan Perancangan jabatan merupan proses yang ditentukan dan diciptakan oleh karakteristik dan kualiatas kerja dari suatu jabatan. Pada umumnya perancangan jabatan didasarkan pada  pendekatan sebagai berikut: 1. Pendekatan mekanistik Perancangan kerja denagna pendekatan ini didasarkan pada ilmu teknik mesin dan menitik  beratkan pada tugas. Pekerjaan dirancang sedekian rupa sehingga dapat dilaksanakan seefisien mungkin. Pekerjaan dibagi dalam tugas-tugas kecil, sederhana, distandarkan dan dilakukan secara  berulang-ulang oleh seseorang. Pekerja fisik dan kerja otak secara tegas dipisahkan. 2. Pendekatan faktor manusia Dalam perancangan jabatan perlu memerhatikan faktor tubuh baik biologi maupun psikologi si  pekerja. Dimensi-dimensi fisik tubuh manusia perlu diperhatikan sehingga dapat mempermudah mendesain peralatan kerja yang cocok secara biologi dan dapat mengurangi tekanan serta kelelahan yang dialami saat bekerja. 3. Pendekatan motivasi

Pendekatan ini didasarkan pada psikologi organisasi, dimana kerja dirancang untuk merangsang motivasi para karyawan dan meningkatkan kepuasan kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan  pengayaan keja (job enrichment), perluasan kerja (job enlargment) dan rotasi kerja (job rotation). 4. Pengertian Organisasi Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan. Kemudian tujuan perusahaan dapat terlaksana dan tercapai jika ada tempat atau wadah untuk melakukan kegiatan tersebut. Tempat atau wadah ini kita kenal dengan organisasi yang tergambar dalam struktur organisasi perusahaan. Organisasi secara statis dapat diartikan suatu wadah atau tempat kerja sama untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Organisasi secara dinamis diartikan sebagai suatu proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Organisasi formal menurut klasik adalah sistem kegiatan yang terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan di bawah kekuasaan dan kepemimpinan. Organisasi formal ini merupakan organisasi yang dengan sengaja direncanakan dan strukturnya dengan secata tegas disusun. Struktur organisasi menggambarkan tugas, wewenang, dan tanggung jawab masingmasing bagian. Pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang tergambar dalam struktur organisasi akan mempermudah perusahaan melakukan pengendalian. Struktur organisasi formal disusun untuk membantu pencapaian tujuan organisasi lebih efektif. Organisasi formal harus memiliki tujuan yang jelas agar tahu bagaimana menjalankan organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. Tanpa tujuan, organisasi tidak mungkin membuat perencanaan dan bila organisasi tidak mempunyai perencanaan, maka tidak akan ada ketentuan tentang jalannya organisasi. Tujuan organisasi akan menentukan struktur organisasinya, yaitu dengan menentukan seluruh tugas, hubungan antartugas, batas wewenang, dan tanggung jawab untuk menjalankan masing-masing tugas tersebut. Atas dasar kegiatan-kegiatan itu selanjutnya dapat disusun pola tetap hubungan-hubungan di antara bidang-bidang keputusan maupun para pelaksana yang mempunyai kedudukan, wewenang, dan tanggung jawab tertentu. 5. Desain Struktur Organisasi Formal Struktur organisasi formal disusun adalah untuk membantu pencapaian tujuan organisasi dengan efektif dan efisien. Desain struktur organisasi ditentukan oleh variabel-variabel kunci sebagai berikut: a) Strategi Organisasi Strategi yang dilaksanakan perusahaan akan berpengaruh terhadap desain organisasi. Perubahan-perubahan strategi organisasi mengakibatkan perubahan-perubahan desain organisasional. Pada mulanya perusahaan menghasilkan produk yang terbatas dan spesifik, sehingga struktur organisasi yang cocok adalah struktur organisasi yang sentralistis. Dalam perjalanannya, struktur ini tidak dapat dipertahankan akibat perkembangan  penduduk, pendapatan nasional, dan tingkat inovasi teknologi. Perusahaan perlu melakukan

 penyesuaian dengan memperkenalkan berbagai produk baru, memasuki pasar baru, dan menaikkan output, sehingga terjadi peningkatan kompleksitas yang membuat struktur tersentralisasi menjadi tidak efisien dan tidak praktis. Struktur organisasi perlu diubah dengan unit-unit organisasi yang lebih independen agar dapat memberikan tanggapan yang lebih cepat terhadap perubahan pasar. b) Lingkungan Pengaruh faktor lingkungan pada desain organisasi dapat dibedakan dalam tiga tipe lingkungan, yakni lingkungan stabil, lingkungan berubah, dan lingkungan bergejolak. Lingkungan stabil, yaitu lingkungan dengan sedikit atau tanpa perubahan. Perubahan produk tidak sering terjadi, modifikasi dapat direncanakan dengan baik, permintaan pasar tidak begitu berfluktasi,  perubahan hukum yang memengaruhi organisasi atau produk tidak sering terjadi dan  perkembangan teknologi baru dapat diramalkan. Lingkungan berubah, yaitu lingkungan di mana inovasi mungkin terjadi dalam setiap atau semua bidang produk, pasar, hukum, dan teknoligi. Misalnya peralatan rumah tangga, industri jasa. Lingkungan bergejolak, yaitu lingkungan di mana perubahan dengan secara cepat terjadi, datang pesaing dengan produk baru dan tak terduga masuk pasar, hukum sering diganti, kemajuan teknologi berubah secara drastis. Contoh: perusahaan komputer. Burns dan Stalter mengemukakan bahwa sistem mekanistik adalah p aling sesuai untuk lingkungan stabil, sedangkan sistem organik paling sesuai unutk lingkungan yang bergejolak, unutk lingkungan yang berubah dapat menggunakan kombinasi dua sistem tersebut. Sistem mekanistik berarti bahwa kegiatan-kegiatan organisasi diperinci menjadi tugas-tugas yang terpisah dan terspesialisasi. Berbagai sasaran dan wewenang untuk setiap individu dan subnit ditentukan sepenuhnya oleh para manajer atas, kekuasaan dalam organisasi mengikuti rantai  perintah birokratik klasik. Dalam sistem organik, tiap individu cenderung untuk bekerja dalam suatu kelompok daripada bekerja sendiri. Para anggota berkomunikasidengan semua tingkatan organisasi untuk mendapatkan informasi dan sasaran. Pengambilan order dari atasan atau pemberian order ke  bawahan kurang ditekankan. c) Teknologi Woorward menjelaskan bahwa ada sejumlah hubungan antara proses teknologi dan struktur organisasi. Semakin kompleks teknologi semakin besar jumlah manajer dan tingkatan manajemen. Teknologi yang kompleks memerlukan derajat supervisi dan koordinasi yang lebih  besar. Rentang manajemen para manajemen para manajer ini pertama meningkat dari produksi unit ke massa dan kemudian turun dari produksi massa ke proses. Karyawan tingkat bawah dalam  perusahaan produksi unit dan proses cenderung melakukan pekerjaan yang memerlukan keterampilan tinggi, sehingga mereka cenderung membentuk kelompok-kelompok kerja kecil yang membuat rentangan menjadi sempit. Semakin tinggi kompleksitas teknologi perusahaan, semakin besar jumlah staf administratif dan klerikal. d) Orang-orang yang Terlibat dalam Organisasi Pengalaman, sikap, dan peranan para anggota organisasi juga berhubungan dengan struktur organisasi. ‘Orang’ di sini diartikan sebagai manajer dan karyawan pada umumnya. Nilai-nilai manajerial merupakan faktor penting dalam penentuan strategis organisasi.

Para manajer, terutama para manajer puncak memengaruhi pemilihan strategi melalui  prefensi mereka, selanjutnya pemilihan strategi ini akan memengaruhi tipe struktur yang digunakan dalam organisasi. Prefensi-prefensi ini diterjemahkan menjadi bermacam tipe struktur organisasi. Faktor tingkat pendidikan, latar belakang, derajat minat pada pekerjaan para karyawan, dan ketersediaan berbagai alternatif di luar organisasi merupakan p enentu-penentu penting struktur organisasi. Individu yang berpendidikan tinggi mempunyai banyak alternatif menarik di luar dan menyenangi bekerja di organisasi dengan struktur organik. Individu dengan tingkat pendidikan rendah yang mengerjakan pekerjaan yang repetitif dan membosankan lebih baik dikelola dengan struktur yang lebih mekanistik.

KESIMPULAN Aspek manajemen dan organisasi merupakan aspek yang cukup penting dianalisis untuk kelayakan suatu usaha. Karena walaupun suatu usaha telah dinyatakan layak untuk dilaksanakan tanpa didukung dengan manajemen dan organisasi yang baik, bukan tidak mungkin akan mengalami kegagalan. Komponen organisasi yang paling penting adalah pekerjaan atau jabatan. U ntuk mencapai tujuan, organisasi perlu menetapkan jenis-jenis pekerjaan yang harus dilaksanakan. Pihak manajemen dan khususnya manajemen sumber daya manusia mutlak perlu mempunyai keterangan-keterangan yang lengkap dan tepat mengenai semua jabatan untuk melaksanakan tiap fungsi operatif dengan baik. Keterangan-keterangan jabatan tersebut diperoleh dari analisis  jabatan. Tujuan organisasi akan menentukan struktur organisasinya, yaitu dengan menentukan seluruh tugas, hubungan antartugas, batas wewenang, dan tanggung jawab untuk menjalankan masing-masing tugas tersebut. Atas dasar kegiatan-kegiatan itu selanjutnya dapat disusun pola tetap hubungan-hubungan di antara bidang-bidang keputusan maupun para pelaksana yang mempunyai kedudukan, wewenang, dan tanggung jawab tertentu.

DAFTAR PUSTAKA Dikutip dari https://www.scribd.com/doc/114203761/ASPEK-MANAJEMEN-ORGANISASIstudi-kelayakan-bisnis tanggal 19 Oktober 2018

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF