Aspek Etnik Dan Budaya Dalam Keperawatan

January 24, 2019 | Author: Lazirfa Isyem | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Aspek Etnik Dan Budaya Dalam Keperawatan...

Description

JURNAL ASPEK ETNIK DAN BUDAYA DALAM KEPERAWATAN

1. ETNIK Etnik adalah rasa identitas diri yang berkaitan dengan kelompok kultur sosial umum dan warisan budaya.Seseorang dapat dilahirkan dalam suatu kelompok etnik tertentu tetapi dapat  juga mengadopsi.karakteristik dari kelompok etnik lainnya. Karakteristik dari suatu kelompok etnik termasuk bahasa dan dialek yang sama,status perpindahan,suku bangsa,dan kepercayaan serta praktik religius. Masyarakat menggunakan bersama tradisi,nilai,simbol,literatur,cerita rakyat,musik dan makanankesukaan.

2. BUDAYA Budaya menggambarkan sifat non fisik, seperti nilai, keyakinan,sikap,atau adat-istiadat yangdisepakati oleh kelompok masyarakat dan diwariskan dari satu generasi ke generasi  berikutnya. E.B. Tilor, kebudayaan merupakan suatu yg kompleks, yang didalamnya mengandungpengetahuan,kepercayaan,kesenian,moral,

hukum,adat

istiadat,

kemampuan-

kemampuan lainyang dimiliki mayarakat. 3. KONSEP ETNIK ETNIK DAN BUDAYA Klien mempunyai wawasan pandangan dan interprestasi mengenai penyakit dan kesehatan yang berbeda,didasarkan pada kayakinan sosial-budaya dan agama klien. Jika klien menyampaikan kepekaannya pada keunikan keyakinan dalam praktik kesehatan sertapenyakit kepada perewat maka akan terbina hubungan yang baik. Kultur kumpulan dari keyakinan,  praktik, kebiasaan, kesukaan, ketidak sukaan, norma, adat istiadat& ritual yang dipelajari dari keluarga selama bertahun-tahun. Etnisitas : rasa identitas diri yang berkaitan dengan kelompok sosial umum & budaya. Agama/religi : keyakinan dalam suatu kekuatan sifat ketuhanan yang harus dipatuhi & diibadatkan sebagai pencipta & pengatur alam semesta.

4. KETERKAITAN ETNIK DAN BUDAYA DALAM KEJADIAN PENYAKIT Setiap pasien mempunyai latar belakang budaya,etnik,keagaman ,dan sosial dariindividu, keluarga atau komonitas ketika mengatisipasi atau mengalami suatu penyakit ataukrisis,individu  bisa saja menggunakan pendekatan modern atau tradisional untuk pncegahan danpenyembuhan, atau mungkin menggunakan kedua pendekatan tersebut.

Kesehatan spiritual dan aplikasinya dalam proses keperawatan KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN

PENDAHULUAN Penting bagi perawat untuk memahami konsep yang mendasari kesehatan spiritual. Spiritualitas merupakan suatu konsep yang unik pada masing-masing individu.Manusia adalah makhluk yang mempunyai aspek spiritual yang akhir-akhir ini banyak perhatian dari masyarakat yang di sebut kecerdesan spiritual yang sangat menentukan kehagiaan hidup seseorang. Perawat atau ners memahami bahwa aspek ini adalah bagian dari pelayanan yang komprehensif. Karena respon spiritual kemungkian akan muncul pada pasien. Kompetensi standar yang di capai adalah  perawat mampu mengidentifikasi aspek spiritual yang terjadi pada pasien. Dengan kompetensi dasar sebagai berikut. 1. Perawat mampu mendifinisikan aspek spiritual pada manusia atau  pasien. 2. Perawat mampu mengidentifikasi kebutuhan spiritual pada pasien yang sakit. 3. Perawat mampu memberikan alternatif cara untuk memenuhi kebutuhan spiritual.

PENGERTIAN SPIRITUAL Spiritualitas adalah keyakinan dalam hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta. Menurut Burkhardt (1993) spiritualitas meliputi aspek-aspek : 1) berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam kehidupan, 2) menemukan arti dan tujuan hidup, 3) menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri, 4) mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan Yang Maha Tinggi. Mempunyai kepercayaaan atau keyakinan berarti mempercayai atau mempunyai komitmen terhadap sesuatu atau seseorang. Konsep kepercayaan mempunyai dua pengertian. Pertama, kepercayaan didefinisikan sebagai kultur atau budaya dan lembaga keagamaan seperti Islam, Kristen, Budha, dan lain-lain. Kedua, kepercayaan didefinisikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan Ketuhanan, kekuatan tertinggi, orang yang mempunyai wewenang atau kuasa, suatu perasaan yang memberikan alasan tentang keyakinan (belief) dan keyakinan sepenuhnya (action). Harapan (hope), harapan merupakan suatu konsep multidimensi, suatu kelanjutan yang sifatnya berupa kebaikan, perkembangan, dan bisa mengurangi sesuatu yang kurang menyenangkan. Harapan  juga merupakan energi yang bisa memberikan motivasi kepada individu untuk mencapai sutau  prestasi dan berorientasi ke depan. Agama, adalah sebagai sistem organisasi kepercayaan dan

 peribadatan dimana seseorang bisa mengungkapkan dengan jelas secara lahiriah mengenai spiritualitasnya. Agama adalah suatu sistem ibadah yang terorganisasi atau teratur. Definisi spiritual setiap individu dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan dan ide-ide tentang kehidupan. Spiritualitas juga memberikan suatu perasaan yang  berhubungan dengan intrapersonal (hubungan ant ara diri sendiri), interpersonal (hubungan antara orang lain dan lingkungan) dan transpersonal (hubungan yang tidak dapat dilihat yaitu suatu hubungan dengan ketuhanan yang merupakan kekuatan tertinggi). Adapun unsur-unsur spiritualitas meliputi kesehatan spiritual, kebutuhan spiritual dan kesadaran spiritual. Dimensi spiritual merupakan suatu penggabungan yang menjadi satu kesatuan antara unsur psikologikal, fisiologikal atau fisik, sosiologikal dan spiritual. Kata “spiritual” sering digunakan dalam  percakapan sehari-hari. Untuk memahami pengertian spiritual dapat dilihat dari berbagai sumber. Menurut Oxford English Dictionary, untuk memahami makna kata spiritual dapat diketahui dari arti kata-kata berikut ini : persembahan, dimensi supranatural, berbeda dengan dimensi fisik,  perasaan atau pernyataan jiwa, kekudusan, sesuatu yang suci, pemikiran yang intelektual dan  berkualitas, adanya perkembangan pemikiran dan perasaan, adanya perasaan humor, ada  perubahan hidup, dan berhubungan dengan organisasi keagaamaan. Sedangkan berdasarkan etimologinya, spiritual berarti sesuatu yang mendasar, penting, dan mampu menggerakan serta memimpin cara berfikir dan bertingkah laku seseorang . Berdasarkan konsep keperawatan, makna spiritual dapat dihubungkan dengan kata-kata : makna, harapan, kerukunan, dan sistem kepercayaan (Dyson, Cobb, Forman, 1997). Dyson mengamati bahwa perawat menemukan aspek spiritual tersebut dalam hubungan seseorang dengan dirinya sendiri, orang lain, dan dengan Tuhan. Menurut Reed (1992) spiritual mencakup hubungan intra-, inter-, dan transpersonal. Spiritual juga diartikan sebagai inti dari manusia yang memasuki dan mempengaruhi kehidupannya dan dimanifestasikan dalam pemikiran dan prilaku serta dalam hubungannya dengan diri sendiri, orang lain, alam, dan Tuhan (Dossey & Guzzetta, 2000). Para ahli keperawatan menyimpulkan bahwa spiritual merupakan sebuah konsep yang dapat diterapkan pada seluruh manusia. Spiritual juga merupakan aspek yang menyatu dan universal  bagi semua manusia. Setiap orang memiliki dimensi spiritual. Dimensi ini mengintegrasi, memotivasi, menggerakkan, dan mempengaruhi seluruh aspek hidup manusia.

KONSEP-KONSEP YANG TERKAIT DENGAN SPIRITUAL Sebuah isu yang sering muncul dalam konsep keperawatan adalah kesulitan dalam membedakan antara spiritual dengan aspek-aspek yang lain dalam diri manusia, khususnya membedakan spiritual dari religi. Selain itu perawat juga perlu memahami perbedaan dimensi spiritual dengan dimensi psikologi, dan memperkirakan bagaimana kebudayaan dengan spiritual saling berhubungan. 1. Religi Berdasarkan kamus, religi berarti suatu sistem kepercayaan dan  praktek yang berhubungan dengan Yang Maha Kuasa (Smith, 1995). Pargamet (1997) mendefinisikan religi sebagai suatu pencarian kebenaran tentang cara-cara yang berhubungan dengan korban atau persembahan. Seringkali kali kata spiritual dan religi digunakan secara  bertukaran, akan tetapi sebenarnya ada perbedaan antara keduanya. Dari definisi religi, dapat digunakan sebagai dasar bahwa religi merupakan sebuah konsep yang lebih sempit daripada spiritual. Mengingat spiritual lebih mengacu kepada suatu bagian dalam diri manusia, yang  berfungsi untuk mencari makna hidup melalui hubungan intra-, inter-, dan transpersonal (Reed, 1992). Jadi dapat dikatakan religi merupakan jembatan menuju spiritual yang membantu cara  berfikir, merasakan, dan berperilaku serta membantu seseorang menemukan makna hidup. Sedangkan praktek religi merupakan cara individu mengekspresikan spiritualnya . 1. Dimensi Psikologi Karena fisik, psikologi, dan spiritual merupakan aspek yang saling terkait, sangat sulit membedakan dimensi psikologi dengan dimensi spiritual. Akan tetapi sebagai perawat harus mengetahui perbedaan keduanya.Spilka, Spangler, dan Nelson (1983) membedakan dua dimensi ini dengan mengatakan bahwa dimensi psikologi berhubungan dengan hubungan antar manusia seperti : berduka, kehilangan, dan permasalahan emosional. Sedangkan dimensi spiritual merupakan segala hal dalam diri manusia yang berhubungan dengan pencarian makna, nilainilai, dan hubungan dengan Yang Maha Kuasa. 1. Kebudayaan Kebudayaan merupakan kumpulan cara hidup dan berfikir yang dibangun oleh sekelompok orang dalam suatu daerah tertentu (Martsolf, 1997). Kebudayaan terdiri dari nilai, kepercayaan, tingkah laku sekelompok masyarakat. Kebudayaan juga meliputi perilaku, peran, dan praktek keagamaan yang diwariskan turun-temurun. Menurut Martsolf (1997) ada tiga pandangan yang menjelaskan hubungan spiritual dengan kebudayaan, yaitu spiritual dipengaruhi seluruhnya oleh kebudayaan, spiritual dipengaruhi pengalaman hidup yang tidak berhubungan dengan kebudayaan, dan spiritual dapat dipengaruhi kebudayaan dan pengalaman hidup yang tidak berhubungan dengan kebudayaan.

MANIFESTASI SPIRITUAL Manifestasi spiritual merupakan cara kita untuk dapat memahami spiritual secara nyata. Manifestasi spiritual dapat dilihat melalui bagaimana cara seseorang berhubungan dengan diri sendiri, orang lain, dan dengan Yang Maha Kuasa, serta bagaimana sekelompok orang  berhubungan dengan anggota kelompok tersebut (Koenig & Pritchett, 1998). Contoh kebutuhan spiritual individu adalah kebutuhan seseorang untuk mencari tujuan hidup, harapan, mengekspresikan perasaan kesedihan maupun kebahagiaan, untuk bersyukur, dan untuk terus  berjuang dalam hidup. Kebutuhan spiritual menyangkut individu dengan orang lain meliputi keinginan memaafkan dan dimaafkan serta mencintai dan dicintai. Menurut Nolan & Crawford (1997) kebutuhan spiritual sekelompok orang meliputi keinginan kelompok tersebut untuk dapat memberikan kontribusi positif terhadap lingkungannya. Dalam kenyataannya, semua manusia memiliki dimensi spiritual, semua klien akan mengekspresikan dan memanifestasikan kebutuhan spiritual mereka kepada perawat. Karena kurangnya pemahaman tentang kebutuhan spiritual, seringkali perawat gagal dalam mengenali ekspresi kebutuhan spiritual klien, sehingga perawat gagal dalam memenuhi kebutuhan tersebut.Kesejahteraan Spiritual,merupakan suatu kondisi yang ditandai adanya penerimaan hidup, kedamaian, keharmonisan, adanya kedekatan dengan Tuhan, diri sendiri, masyarakat, dan lingkungan sehingga menunjukkan adanya suatu kesatuan (Greer & Moberg, 1998). Dalam hierarki kebutuhan dasar manusia, kesejahteraan spiritual termasuk dalam tingkat kebutuhan aktualisasi diri.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SPIRITUAL Menurut Taylor & Craven (1997), faktor-faktor yang mempengaruhi spiritual seseorang adalah 1. tahap perkembangan seseorang Berdasarkan hasil penelitian terhadap anak-anak dengan empat negara berbeda, ditemukan bahwa mereka mempunyai persepsi tentang Tuhan dan  bentuk sembahyang yang berbeda menurut usia, seks, agama, dan kepribadian anak. 1. keluarga Peran orang tua sangat menentukan dalam perkembangan spiritual anak. Hal yang penting bukan apa yang diajarkan oleh orang tua pada anak tentang Tuhan, tetapi apa yang anak pelajari mengenai Tuhan, kehidupan, diri sendiri dari perilaku orang tua mereka. Oleh karena keluarga merupakan lingkungan terdekat dan pengalaman pertama anak dalam mempersepsikan kehidupan di dunia, maka pandangan anak ada umumnya diwarnai oleh pengalaman mereka dalam berhubungan dengan saudara dan orang tua. 1. latar belakang etnik dan budaya Sikap,

keyakinan, dan nilai dipengaruhi oleh latar belakang etnik dan budaya. Pada umumnya seseorang akan mengikuti tradisi agama dan spiritual keluarga. Anak belajar pentingnya menjalankan kegiatan agama termasuk nilai moral dari hubungan keluarga. Akan tetapi perlu diperhatikan apapun tradisi agama atau sistem kepercayaan yang dianut individu, tetap saja pengalaman spiritual unik bagi setiap individu. 1. pengalaman hidup sebelumnya Pengalaman hidup baik yang positif maupun pengalaman negatif dapat mempengaruhi spiritual seseorang. Pengalaman hidup yang menyenangkan seperti pernikahan, kelulusan, atau kenaikan pangkat menimbulkan syukur pada Tuhan. Peristiwa buruk dianggap sebagai suatu cobaan yang diberikan Tuhan pada manusia untuk menguji imannya. 1. krisis dan perubahan Krisis dan perubahan dapat menguatkan kedalaman spiritual seseorang. Krisis sering dialami ketika seseorang menghadapi  penyakit, penderitaan, proses penuaan, kehilangan, dan bahkan kematian. Bila klien dihadapkan  pada kematian, maka keyakinan spiritual dan keinginan untuk sembahyang atau berdoa lebih meningkat dibandingkan dengan pasien yang berpenyakit tidak terminal. 1. terpisah dari ikatan spiritual Menderita sakit terutama yang bersifat akut, seringkali membuat individu terpisah atau kehilangan kebebasan pribadi dan sistem dukungan sosial. Kebiasaan hidup sehari-hari juga  berubah antara lain tidak dapat menghadiri acara sosial, mengikuti kegiatan agama dan tidak dapat berkumpul dengan keluarga atau teman yang biasa memberikan dukungan setiap saat diinginkan. Terpisahnya klien dari ikatan spiritual beresiko terjadinya perubahan fungsi spiritual. 1. isu moral terkait dengan terapi Pada kebanyakan agama, proses penyembuhan dianggap sebagai cara Tuhan untuk menunjukkan kebesaranNya walaupun ada juga agama yang menolak intervensi pengobatan. Prosedur medis seringkali dapat dipengaruhi oleh ajaran agama seperti sirkumsisi, transplantasi organ, sterilisasi,dll. Konflik antara jenis terapi dengan keyakinan agama sering dialami oleh klien dan tenaga kesehatan.

CARA PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PERAWAT Perawat diharapkan terlebih dahulu terpenuhi kebutuhan spiritualnya, sebelum membantu  pasien dalam memenuhi kebutuhan spiritual klien. Dengan hal ini diharapkan perawat dapat lebih memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan spiritual perawat antara lain sebagai berikut. 1. Beribadah dalam suatu komunitas. Berpartisipasi dalam suatu komunitas rohani dapat meningkatkan spiritualitas. Banyak orang merasa asing dengan orang-orang yang memiliki agama atau

kepercayaan sama. Tetapi dengan bergabung dalam suatu komunitas rohani dapat menimbulkan rasa nyaman dan dapat meningkatkan rasa spiritual. 1. Berdoa. Berdoa, membaca kitab suci, merenungkan berkat dalam hidup dan berserah kepada Yang Maha Kuasa merupakan cara yang  baik dalam meningkatkan spiritual. 1. Meditasi. Beberapa orang manggunakan yoga atau meditasi untuk kembali menenangkan diri dan memfokuskan pikiran kembali untuk menemukan makna dari suatu hal. 1. Pembenaran yang positif. Pembenaran yang positif dapat membantu seseorang menghadapi situasi stress. Salah satu cara untuk mendapat pembenaran positif adalah dengan berdiam diri, sambil merenungkan kitab suci atau nyanyian. 1. Menulis pengalaman spiritual. Perawat dapat menulis perasaan yang sedang dirasakan, pengalaman spiritual yang dialami, atau semua inspirasi dan pikiran-pikiran yang timbul. Cara ini sangat bermanfaat bagi  perawat untuk dapat keluar dari situasi stress. 1. Mencari dukungan spiritual. Dukungan spiritual dapat datang dari mana saja. Perawat dapat mencari dukungan spiritual dari komunitas rohaninya. Selain itu dukungan spiritual juga dapat diperoleh dari teman, mentor, ataupun konselor. Menurut Agus (2002) inti dari pemenuhan kebutuhan spiritual untuk mencapai kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient) adalah proses transendensi dan realisasi. Dalam proses transendensi

(menyendiri),

pencerahan-pencerahan

spiritual

terjadi.

Seseorang

dapat

menjalankan hubungan yang paling intim dengan hakikat diri terdalamnya atau dengan Tuhannya. Dengan memusatkan diri untuk sementara waktu dari keributan dunia, seseorang dapat mencurahkan segenap kemampuannya untuk memahami makna dari apa yang telah terjadi dan bagaimana seharusnya kejadian itu dapat diperbaiki . Hal serupa juga dikemukakan oleh Danah Zohar & Ian Marshall (2002). Secara umum kita dapat meningkatkan kecerdasan spiritual dengan meningkatkan proses tersier psikologi kita, yaitu kecenderungan untuk bertanya mengapa, untuk mencari keterkaitan antara segala sesuatu, untuk membawa ke permukaan asumsi-asumsi mengenai makna dibalik atau di dalam sesuatu. Kita menjadi lebih suka merenung, sedikit menjangkau di luar diri kita, bertanggung jawab, lebih sadar diri, lebih jujur terhadap diri sendiri, dan lebih pemberani. LATIHAN 1. Anda merawat pasien beragama kristen, kemudian anda melihat pasien yang sudah sakit lama sedang berdoa, sambil menangis, apa yang harus Anda lakukan sebagai perawat yang beragama islam? 2. Anda mendengar ibu pasien  berkata “Kenapa anak saya sakit ya Allah, apa dosa saya”?, jelaskan bagaimana Anda memenuhi kebutuhan spiritual pasien. 3. Bagaimana Anda mengenal aspek spiritual anda sendiri sebagai seorang perawat. TEST FORMATIF 1. Jelaskan tentang kebutuhan spiritual pada pasien? 2.

Cara-cara perawat memenuhi kebutuhan spiritual pada pasein bagaimana? 3. Mengapa perawat harus memperhatikan aspek spiritual? 4. Bagaimana anda mengetahui bahwa pasien mempunyai masalah spiritual? 5. Prinsip apa yang harus anda pahami dalam memenuhi kebutuhan spiritual  pasien? RANGKUMAN Keyakinan spiritual sangat penting bagi perawat karena dapat mempengaruhi tingkat kesehatan dan perilaku self care klien. Keyakinan spiritual yang perlu dipahami ,menuntun kebiasaan hidup sehari-hari gaya hidup atau perilaku tertentu pada umumnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan mungkin mempunyai makna keagamaan bagi klien seperti tentang permintaan menu diet. Sumber dukungan, spiritual sering menjadi sumber dukungan bagi seseorang untuk menghadapi situasi stress. Dukungan ini sering menjadi sarana bagi seseorang untuk menerima keadaan hidup yang harus dihadapi termasuk  penyakit yang dirasakan. Sumber kekuatan dan penyembuhan,individu bisa memahami distres fisik yang berat karena mempunyai keyakinan yang kuat. Pemenuhan spiritual dapat menjadi sumber kekuatan dan pembangkit semangat pasien yang dapat turut mempercepat proses kesembuhan. Sumber konflik pada situasi tertentu dalam pemenuhan kebutuhan spiritual pasien,  bisa terjadi konflik antara keyakinan agama dengan praktik kesehatan seperti tentang pandangan  penyakit ataupun tindakan terapi. Pada situasi ini, perawat diharapkan mampu memberikan alternatif terapi yang dapat diterima sesuai keyakinan pasien.

Etnik dan budaya dalam keperawatan ASPEK ETNIK DAN BUDAYA DALAM KEPERAWATAN 1.

ETNIK

Etnik adalah rasa identitas diri yang berkaitan dengan kelompok kultur sosial umum dan warisan budaya. Seseorang dapat dilahirkan dalam suatu kelompok etnik tertentu tetapi dapat juga mengadopsi. karakteristik dari kelompok etnik lainnya. Karakteristik dari suatu kelompok etnik termasuk bahasa dan dialek yang sama,status perpindahan,suku bangsa,dan kepercayaan serta praktik religius. Masyarakat menggunakan bersama tradisi,nilai,simbol,literatur,cerita rakyat,musik dan makanan kesukaan. 2.

BUDAYA

Budaya menggambarkan sifat non fisik, seperti nilai, keyakinan,sikap,atau adat-istiadat yang disepakati oleh kelompok masyarakat dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. E.B. Tilor, kebudayaan merupakan suatu yg kompleks, yang didalamnya mengandung  pengetahuan,kepercayaan,kesenian,moral, hukum,adat istiadat, kemampuankemampuan lain yang dimiliki mayarakat. 3.

KONSEP ETNIK DAN BUDAYA

ü klien mempunyai wawasan pandangan dan interprestasi mengenai  penyakit dan kesehatan yang berbeda,didasarkan pada kayakinan sosial-budaya dan agama klien. ü Jika klien menyampaikan kepekaannya pada keunikan keyakinan dalam praktik kesehatan serta penyakit kepada perewat maka akan terbina hubungan yang baik. Kultur kumpulan dari keyakinan, praktik, kebiasaan, kesukaan, ketidak sukaan, norma, adat istiadat & ritual yang dipelajari dari keluarga selama bertahun-tahun. Etnisitas rasa identitas diri yang berkaitan dengan kelmpok sosial umum & budaya. Agama/religi keyakinan dalam suatu kekuatan sifat ketuhanan yang harus dipatuhi & diibadatkan sebagai pencipta & pengatur alam semesta

4. KETERKAITAN ETNIK DAN BUDAYA DALAM KEJADIAN PENYAKIT Setiap pasien mempunyai latar belakang budaya,etnik,keagaman ,dan sosial dari individu, keluarga atau komonitas ketika mengatisipasi atau mengalami suatu penyakit atau krisis,individu bisa saja menggunakan pendekatan modern atau tradisional untuk pncegahan dan penyembuhan, atau mungkin menggunakan kedua pendekatan tersebut.

Keyakinan tradisional tentang kesehatan dan penyakit 1. Keyakinan tradisional keyakinan rakyat didasarkan oleh kultur sering menentukan definisi kesehatan dan penyakit bagi orang yang mempunyai keyakinan tradisional. 2. Praktik tradisional Banyak praktik tradisional digunakan untuk mencegah mengatasi  penyakit,praktik ini termasuk penggunaan benda,bahan,dan praktek keagamaan yang juga dikenal sebagai pengobatan rakyat. 5.

Keragaman dari pengobatan tradisional

Pengobatan rakyat alamiahPengobatan yang menggunakan lingkungan alamiah dan menggunakan herbal,tumbuhan,dan subtansi hewan yang mencegah dan mengatasi penyakit Pengobatan rakyat magisoreligius Pengobatan menggunakan kata –  kata ramah suci, dan tindakan suci untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit. 6.

Aplikasi etnik dan budaya dengan kejadian penyakik

Beberapa model teoritis untuk penilaian budaya yang tersedia. Model Leininger adalah pendekatan sistem luas untuk mencapai pemahaman  budaya. Dia mengidentifikasi kategori isi budaya sebagai kekerabatan pendidikan, ekonomi, politik, hukum,, agama, filsafat, dan teknologi. Giger dan Davidhizer mengusulkan bahwa keperawatan mempertimbangkan fenomena berikut untuk kepentingan budaya mereka: komunikasi; ruang, waktu;  pengendalian lingkungan; variasi biologis, dan organisasi sosial. Model Campinha-Bacote pandangan kesadaran budaya, pengetahuan budaya, keterampilan budaya, dan pertemuan budaya sebagai komponen kompetensi  budaya dalam keperawatan pemberian perawatan

Pengkajian keperawatan Diagnosa keperawatan • Masalah potensial dalam interaksi dengan sisitem perawatan kesehatan dan masalah yang melibatkan pengaruh terhadap kultur. • Perkembangan dari daftar masalah yang dapat berupa pertanyaan tentang interprestasi klien mengenal masalah dan kemungkinan intervensi efektif Perencanaan dan implementasi • Perawat dapat mengetahui perawatan seperti apa yang dianggap klien sesuai dgn melibatkan mereka dan keluarga mereka dalam merencanakan dan dengan menanyakan tentang harapan mereka. • Mendiskusikan variabel kultural dengan klien dan keluarganya selama langkah perencanaan membantu perawat mengimplementasikan keyakinan dan  praktik kesehatan pribadi. Evaluasi Mencakup evaluasi diri perawat tentang sikap dan emosi yang ditunjukkan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien dari latar belakang sosiokultural yang berbeda.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF