Askep Tumor Mamae Dengan Pathway

April 8, 2017 | Author: Sucia Fha'arista | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Askep Tumor Mamae Dengan Pathway...

Description

askep tumor mamae dengan pathway ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA KLIEN Ny. ”M” DENGAN OPERASI MASTECTOMY SEGMENTAL INDIKASI TUMOR MAMAE DI RUANG IBS RSUD KABUPATEN KEBUMEN Disusun Guna Menyelesaikan Tugas Blok Peminatan Bedah

Disusun oleh: Aris Wibowo (A11000615) PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2013

BAB I PENDAHULUAN A.

B.

C.

D. 1.

2. a.

b.

c.

d.

Latar Belakang Tumor payudara mempunyai andil terbesar dalam kematian wanita di Nederland karena tumor-tumor maligna. Insidensi karinoma payudara di kebanyakan negara meningkat 1-2% tiap tahun, sehingga mulai tahun 2000 kira-kira 1 juta wanita tiap tahun mendapatkan penyakit ini. Untuk Nederland ini berarti kira-kira 10.000 penderita baru tiap tahun. Setiap wanita belanda, selama hidupnya sejak lahir mempunyai 10% kemungkinan untuk selama hidupnya mendapat kanker payudara. Kematian karena karsinoma payudara berkat perbaikan diognotik dan terapi, meskipun insidennya meningkat, tetap tidak berubah. Tetapi untuk wanita pada umur antara 35-50 tahun kanker payudara merupakan penyebab kematian terpenting. Terobosan terakhir dalam penelitian molekular genetik memungkinkan sekarang wanita dengan risiko genetik yang meningkat dapat didefinisikan dengan pasti. Diagnotik dini dengan skrining mamografik membantu pengenalan penyakit ini pada stadium dini. Perkembangan dalam kemoterapi dan radioterapi, kebanyakan dalam kombinasi dengan pembedahan, merupakan kemungkinan terapi baru dengan memungkinkan penyembuhan yang lebih besar . Bertitik tolak dari masalah diatas, maka penulis menulis karya ilmiah ini dengan judul ” Asuhan Keperawatan Perioperatif Pada Klien Ny. ”M” Dengan Operasi Mastectomy segmental Indikasi Tumor Mamae Di Ruang IBS RSUD Kabupaten Kebumen”. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah pada pembahasan makalah ini adalah “bagaimana pengelolaan pasien dengan operasi mastectomy segmental indikasi tumor mamae ditinjau dari asuhan keperawatan perioperatif”. Ruang lingkup Ruang lingkup pada pembahasan makalah ini adalah pengelolaan pasien selama preoperasi, intraoperasi dan postoperasi. Tujuan Penulisan Tujuan Umum Memperoleh gambaran dan pengalaman nyata dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan mastectomy segmental indikasi tumor mamae ditinjau dari asuhan keperawatan perioperatif. Tujuan Khusus Memperoleh pengalaman nyata dalam pengkajian analisis data dan perumusan diagnosa keperawatan pada klien mastectomy segmental indikasi tumor mamae ditinjau dari asuhan keperawatan perioperatif Memperoleh pengalaman nyata dalam menetapkan perencanaan keperawatan pada klien dengan mastectomy segmental indikasi tumor mamae ditinjau dari asuhan keperawatan perioperatif Memperoleh pengalaman nyata dalam pelaksanaan rencana keperawatan pada klien dengan mastectomy segmental indikasi tumor mamae ditinjau dari asuhan keperawatan perioperatif. Memperoleh pengalaman nyata dalam melakukan evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan mastectomy segmental indikasi tumor mamae ditinjau dari asuhan keperawatan perioperatif

e.

E. 1.

2.

3.

Memperoleh pengalaman nyata dalam mendokumentasikan pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan mastectomy segmental indikasi tumor mamae ditinjau dari asuhan keperawatan perioperatif Manfaat Manfaat bagi Institusi Sebagai bahan ilmiah dan sumber informasi bagi institusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan pada masa yang akan datang. Manfaat bagi Rumah Sakit Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat yang ada dirumah sakit dalam mengambil langkah-langkah kebijaksanaan dalam rangka meningkatkan pelayanan keperawatan pada klien dengan mastectomy segmental indikasi tumor mamae. Manfaat Bagi Penulis Sebagai bahan evaluasi tentang penetapan konsep perawatan yang didapatkan selama pendidikan ke dalam praktek keperawatan secara nyata.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.

Anatomi Dengan komponen muskulokutis dan lemaknya, mammea menempati bagian antara iga ketiga dan ketujuh serta terbentang lebarnya dari linea parasternalis sampai axillaris anterior atau media. Bagian mesenkima payudara terutama menempati facia pectoralis dan muskulus anterior. Lazim jaringan payudara akan meluas ke dalam lipatan ruang axilla, yang dinamai axillary tail of spence. Pada pria komponen kelenjar dan duktus mamma tetap rudimenterdan kurang berkembang dengan duktus pendek dan asinus berkembang tak sempurna. Penampilan rata payudara pria sekunder terhadap defisisensi perkembangan puting serta densitas parenkima dan lemak. Payudara wanita perawan mengambil konfigurasi hemisfer khas yang merata tegas di atas puting susu. Berbeda dari payudara paepubertas, payudara multipara mengalami perangsangan hypophysis dari ovarium, yang jauh lebih besar serta mempunyai komponen duktus dan strima lebih padat.

Mamma dewasa menunjukan modifikasi sisa ektodermis dari kelenjar keringat bermodifikasi, sehingga terbatas pada lapisan superfisialis dan profunda facia superficialis menyilang ruang retromamma untuk berfungsi dengan fascia pectoralis. Ruang tegas dikenal dengan bursa retro mamma ada pada sisi posterior payudara, diantara lapisan profunda fascia superfisialis dan fascia muskulus pectoralis mayor yang tertanam sebagai hasil hubungan aerola yang longgar, maka bursa yang tegas ini menyokong mobilitas payudara pada dinding dada. Fascia pectoralis profunda berhubungan erat dengansternum terikat superolateral ke fascia clivipectoralis. Selubung fascia ini bersebelahan dengan tendo rectus abdominalis. Sekitar dua pertiga payudara berhubungan erat dan melekat dengan fascia ke musculus pectoralis mayor. Kondensasi padat fasci clavipectoralis yang dikenal sebaga ligamentum helsted terbentang dari bagian paling medial clavikula ke iga pertama. Tepat dibawah ligamentum ini berjalan arteria dan vena subclavia melalui apertura thoraksis superior. Pembuluh darah axillaris dikelilingi oleh selubung vaskular yang padat, yang berlanjut sabagai atap dari ruang axilla untuk berfungsi dengan sokongan fascia profunda musculus pectoralis mayor. Payudara pascamenupouse tetap memperlihatkan hlangnya lemak parenkima dan involusi komponen kelenjar proliferatif aktif, akibat penghentian rangsangan ovarium. Payudara

B.

C. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. D. E. 1. a. b. c. d.

F. 1. a. b. 1) 2)

3) c. d. e. 2. a. b.

nonlaktasi mempunyai berat antara 150 sampai 225 gram, sedangkan payudara laktasi bisa lebih dari 500 gram. Definisi Tumor mamae adalah adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma, areola dan papilla mamma. (Lab. UPF Bedah RSDS, 2010) Tanda dan gejala Keluhan penderita kanker payudara (Lab. UPF Bedah RSDS, 2010): Mungkin tidak ada tumor mammae umumny atidak nyeri ulkus/perdarahan dari ulkus erosi putting susu perdarahan.keluar cairan dari putting susu nyeri pada payudara kelainan bentuk payu dara keluhan karena metastase Patofisiologi (terlampir) Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang klinis Pemeriksaan radiologist : Mammografi/USG Mamma, X-foto thoraks Pemeriksaan laboratorium : rutin, darah lengkap, urine, gula darah puasa dan 2 jpp, enxym alkali sposphate, LDH, , hormon reseptor ER, PR, aktivitas estrogen/vaginal smear Pemeriksaan sitologis : FNA dari tumor, cairan kista dan pleura effusion, secret putting susu Pemeriksaan sitologis/patologis: Durante oprasi Vries coupe, pasca operasi dari specimen operasi Terapi Terapi kuratif : Untuk kanker mamma stadium 0,I,II dan III Terapi utama adalah mastektomi radikal modifikasi, alternative tomoorektomi + diseksi aksila Terapi ajuvan, : Radioterapi paska bedah 4000-6000 rads Kemoterapi untuk pra menopause dengan CMF (Cyclophosphamide 100 mg/m2 dd po hari ke 1-14, methotrexate 40 mg/m2 IV hari ke -1 siklus diulangi tiap 4 minggu dan flouroracil 600 mg/m2 IV hari ke-1 atau CAP (Cyclophosphamide 500 mg/m2 hari ke 1, adriamycin 50 mg/m2 hari ke-1 dan flouroracil 500 mg/m2 IV hari ke-1 dan 8 untuk 6 siklus. Hormon terapi untuk pasca menopause dengan tamoksifen untuk 1-2 tahun Terapi bantuan, roboransia, Terapi sekunder bila perlu Terapi komplikasi pasca bedah misalnya gangguan gerak lengan (fisioterapi) Terapi paliatif Untuk kanker mamma stadium III B dan Iv : Terapi utama pramenopause, bilateral ovariedektomi

c.

a. b. G. 1. 2. 3. 4.

a. 1) 2)

b. 1) 2) 3) 4) 5)

pasca menopause: hormone resptor positif (takmosifen) dan hormone reseptor negative (kemoterapu dengan CMF atau CAF) Terapi ajuvan operable (mastektomi simple) inoperable (radioterapi) Fokus Pengkajian Identitas, (lihat factor-faktor predisposisi) Keluhan utama ada benjolan pada payu dara dan lain-lain keluahan serta sejak kapan , riwayat penyakit ( perjalanan penyakit, pengobatan yang telah diberikan), faktro etiologi/resiko. Konsep diri mengalami perubahan pada sebagian besar klien dengan kanker mamma. Pemeriksaan klinis, mencari benjolan karena organ payudara dipengaruhi oleh faktor hormone antara lain estrogen dan progesterone, maka sebaiknya pemeriksaan ini dilakukan saat pengaruh hormonal ini seminimal mungkin/setelah menstruasi + 1 minggi dari hari akhir menstruasi. Klien duduk dengan tangan jatuh ke samping dan pemeriksa berdiri didepan dalam posisi yag lebih kurang sama tinggi. Inspeksi Simetri mamma kiri-kanan Kelainan papilla, letak dan bentuk, adakah putting susu, kelainan kulit, tanda radang, dimpling, ulserasi dan lain-lain. Inspeksi ini juga dilakukan dalam keadaan kedua lengan diangkat ke atas untuk melihat apakah ada bayangan tumor doio bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal, dimpling dan lain-lain. Palpasi Kien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas lapangan dada, jika perlu punggung diganjal bantal kecil. Konsistensi, banyak, lokasi, infiltrasi, besar, dan batas . Pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar aksila) Adakah metastase Nodus (regional) atau organ jauh) Stadium kanker

BAB III TINJAUN KASUS 1.

A. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. B. 1. 2. 3. 4. C. 1. 2.

3. 4.

D. 1. 2.

3. 4.

Pengkajian Hari/tanggal : Selasa, 17 Desember 2013 Tempat : Ruang IBS RSUD Kebumen Jam : 09.00 WIB Metode : Observasi dan anamnesa Sumber : Pasien dan Rekam medik Identitas pasien Nama : Ny. M Umur : 45 tahun Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Karang Tanjung 3/1, Alian , Kebumen Pekerjaan : IRT Status : Menikah No. RM : 229615 Tgl. Masuk : 16 Desember 2013 Penanggung Jawab Nama : Tn. S Umur : 50 tahun Alamat : Karang Tanjung 3/1, Alian , Kebumen Hubungan dengan pasien : Suami Riwayat Kesehatan Keluhan utama Pasien mengeluh nyeri pada payudara sebelah kiri. Riwayat penyakit sekarang Pasien mengeluh nyeri pada payudaranya sejak 2 bulan yang lalu,nyeri dirasakan hilang timbul, dan teraba benjolan dipayudara sebelah kiri. Riwayat penyakit dahulu Pasien belum pernah menjalani operasi pada payudaranya Riwayat penyakit keluarga Pasien mengatakan tidak ada satupun keluarganya yang mengalami penyakit yang diderita pasien, Riwayat perkawinan Klien menikah pada usia 16 tahun, riwayat KB sejak kelahiran anak pertama menggunakan KB suntik selama 4 tahun, dan berhenti dan punyak anak nomor 2 ganti KB pil. Fokus pengkajian fungsional menurut Virnia Handersoon Kebutuhan bernafas dengan normal Baik sebelum dan selama di rumah sakit pasien dapat bernafas spontan, sesak nafas (-). Kebutuhan nutrisi Pasien mengatakan sebelum dan selama di rumah sakit nafsu makannya baik, dan tidak ada anoreksia maupun vomitus, frekuensi makan teratur. Kebutuhan eliminasi Pasien mengatakan baik BAB/BAK selama dirumah maupun dirumah sakit tidak ada keluhan Kebutuhan istirahat dan tidur

Pasien mengatakan sering terbangun tidurnya apabila merasakan nyeri pada payudaranya Kebutuhan rasa aman dan nyaman Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan dan perubahan pada payudaranya membuatnya cemas terhadap kondisi fisik tubuhnya. E. Keadaan umum 1. Suhu : 36,5 C 2. Nadi : 80 kali/menit 3. Tekanan darah : 120/80 mmHg 4. RR : 18 kali/menit 5. Berat badan : 60 kg F. Pemeriksaan fisik 1. KU : cukup 2. Kesadaran : Compos mentis (E4,V5,M6) 3. Cepalo – caudal : Thorax : bentuk payudara simetris , areola un inferted, kemerahan (-) teraba benjolan superior mamae sinistra, benjolan teraba lunak. Ekstremitas : tidak ada pembesaran kelenjar limfe 5.

F.

Pemeriksaan Penunjang Data laboratorim tanggal 17 Desember 2013 Jenis Pemeriksaan Hasil Darah Hb 12,3 8,7 Leukosit HT 35 Eritrosit 4,3 Trombosit BT 360 CT

Satuan

Normal

g/dl /ul /ul /ul Menit Menit

11,7-15,5 3,6-11 35-47 3,3-5,2 150-400 1-3 3-6

mg/dl mg/dl mg/dl u/l u/l

70-120 15-50 0,4-0,9 0-35 0-35

3 3 Kimia klinik GDS Ureum Kreatinin SGOT SGPT

G.

94 17 O,49 16 13

Asuhan Keperawatan Pre Operasi

1. No 1

2. a. b. 3. Dx a

Analisa Data Hari/ tgl/jam Data Selasa, 17 Ds : Desember P: pasien mengatakan nyeri pada 2013 payudara kirinya Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk R: regio mamae sinistra pars superior S: skala nyeri 5 T: hilang timbul Do: Pasien tampak sesekali mengerutkan dahi ketika menahan nyerinya Ds: Pasien mengatakan gugup sebelum dioperasi Do: Pasien tampak tegang Pandangan tidak focus Pasien lebih banyak diam

Masalah Nyeri akut

Etiologi Agen injuri biologis

Ansietas

Krisis situasional

Rumusan Diagnosa Keperawatan Cemas berhubungan dengan krisis situasional Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis Rencana Pre Operasi Tujuan Intervensi Setelah diberikan tindakan a. Tentukan riwayat nyeri, a. keperawatan diharapkan lokasi, durasi dan intensitas nyeri berkurang dengan b. Berikan pengalihan seperti criteria hasil: reposisi dan aktivitas b. Klien mampu menyenangkan seperti mengontrol rasa nyeri mendengarkan musik atau melalui aktivitas nonton TV c. Melaporkan nyeri yang c. Menganjurkan tehnik dialaminya penanganan stress (tehnik Mengikuti program relaksasi, visualisasi, pengobatan bimbingan), gembira, dan Mendemontrasikan tehnik berikan sentuhan therapeutik. relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang mungkin

Rasional Memberikan informasi yang diperlukan untuk merencanakan asuhan. Untuk meningkatkan kenyamanan dengan mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri. Meningkatkan kontrol diri atas efek samping dengan menurunkan stress dan ansietas

b

4. Dx a

b

Setelah diberikan tindakan a. keperawatan selama 1x 5 menit diharapkan cemas berkurang dengan criteria b. hasil : Klien dapat mengurangic. rasa cemasnya Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif. Menunjukkan koping yang efektif serta mampu d. berpartisipasi dalam pengobatan.

Tentukan pengalaman klien a. sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya. Berikan informasi tentang prognosis secara akurat. b. Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi. Beri c. informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai. d. Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu klien mempersiapkan diri dalam e. pengobatan. e. Catat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan dll. f. Anjurkan untuk f. mengembangkan interaksi dengan support system. g. g. Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar.

Pelaksanaan Dan Evaluasi Preoperasi Tanggal/jam Implementasi 17/12/2013, a. Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi a. jam 09.00 dan intensitas b. Berikan pengalihan seperti reposisi dan b. aktivitas menyenangkan seperti mendengarkan musik atau berkomunikasi c. Menganjurkan tehnik penanganan c. stress (tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan therapeutik 17/12/2013, a. Menentukan pengalaman klien a. 09.05 sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya. b. Memberikan informasi tentang b. prognosis secara akurat. c. Memberi kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, c. konfrontasi. Beri informasi dengan emosi

Data-data mengenai pengalaman klien sebelumnya akan memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi. Pemberian informasi dapat membantu klien dalam memahami proses penyakitnya. Dapat menurunkan kecemasan klien. Membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek sampingnya. Mengetahui dan menggali pola koping klien serta mengatasinya/memberikan solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan dalam mengatasi kecemasan. Agar klien memperoleh dukungan dari orang yang terdekat/keluarga. Klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia benarbenar ditolong

Evaluasi Nyeri masih dirasakan hilang timbul pada daerah payudara kiri Pasien mampu merespon ketika ditanya, berkomunikasi terbuka menceritakan kondisi kesakitanya Pasien mampu melakukan tekhnik relaksasi secara mandiri, nyeri masih hilang timbul Pasien belum pernah menjalani operasi , pasien hanya lebih banyak berdoa untuk mengurangi kecemasanya Pasien mau bertanya dan menunujukan pemahamnya terkait prognosis setelah dilakukan tindakan operasi Pasien kooperatif dan lebih banyak diam

wajar dan ekspresi yang sesuai. d. Mencatat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidak e. berdayaan dll. e. Menganjurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support system f. f. Mempertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar. d.

H. Asuhan Keperawatan Intra Bedah 1. Analisa data intra operasi No Hari/ tgl/jam Data 1 Selasa, 17 Ds : Desember Do: 2013 Input : Makan : puasa Minum :puasa Infuse : 300 cc AM : 5 ml/Kgbb/hari, jadi 300cc/hari = 12 ml/jam Output Urin : 0,5-1ml/Kgbb/jam, jadi 3060 cc/jam Perdarahan : ± 50 cc Iwl : 15ml/kgbb/hari, jadi 900 ml/hari = 38 ml/jam Bc : intake – output : 312- 125 : + 187 Kebutuhan cairan : 30-40 ml/kg bb/hari = 1200-2400 ml/hari = 50 – 100 cc/ jam 2.

3. Dx a

Selama tahap pre operasi pola koping pasien baik Selama tahap preoperasi pasien mau diajak berkomunikasi dan menceritakan kecemasanya Pasien menunujukan kontak mata yang focus

Masalah Resiko kekurangan volume cairan

Etiologi Kehilangan cairan aktif

Rumusan Diagnosa Keperawatan Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan kenilangan cairan aktif

Rencana intra operasi Tujuan Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan tidak terjadi perdarahan berlebih dengan kriteria

Intervensi Rasional Monitor status hidrasi Mengetahui tanda-tanda syok Monitor status hemodinamik hipovolemik pasien Mengetahui respon organ vital Monitor balance cairan akibat kehilangan cairan aktif

4. Dx a

hasil: Monitor pemberian cairan Mempertahankan keseimbangan Urin output dalam melalui intra vena cairan normal rentang normal Monitor perdarahan selama Memenuhi kebutuhan cairan Status hemodinamik operasi elektrolit tubuh dalam rentang normal Bernanfaat untuk terapi resusitasi Tidak terdapat tandacairan tanda syok hipovolemik Pelaksanaan Dan Evaluasi Intra Operasi Tanggal/jam Implementasi Evaluasi 17/12/2013, Memonitor status hidrasi Tak tampak tanda-tanda syok jam 10.00 WIB Memonitor status hemodinamik hipovolenik pasien Tekanan darah : 110/70 mmHg, nadi Memonitor balance cairan 74 x/menit, RR :20 kali/menit, SpO2 : 98 Memonitor pemberian cairan melalui %. intra vena Status cairan adekuat, Memonitor perdarahan selama operasi Bc : intake – output : 312- 125 : + 187 Kebutuhan cairan : 30-40 ml/kg bb/hari = 1200-2400 ml/hari = 50 – 100 cc/ jam Cairan Rl 500 ml, masuk via intra vena Perdarahan aktif selama operasi (-)

I. 1. No 1

Asuhan Keperawatan Paska Operasi Analisa Data Pasca Operasi Hari/ tgl/jam Data Masalah Etiologi Selasa, 17 Ds : pasien mengeluh lemes Ketidakefektifan Kehilangan cairan Desember Do: perfusi jaringan perifer paska operasi 2013 Respirasi rate : 95% Pucat GCS : E3,V5,M6 (compos mentis) Nadi : 74 x/menit Tekanan darah : 110/70 mmHg Suhu : 36 C RT >2 detik Aldrete score 4 Terpasang binasal kanul 3LPM 2. Rumusan Diagnosa Keperawatan Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kehilangan cairan paska operasi 3. Rencana Pasca Operasi Dx Tujuan Intervensi Rasional a Setelah diberikan tindakan Monitor status hemodinamik Mengetahui tanda-tanda syok keperawatan diharapkan pasien hipovolemik perfusi jaringan perifer Monitor status hidrasi pasien Mengetahui respon organ vital adekuat dengan kriteria Pertahankan posisi tirah akibat kehilangan cairan aktif hasil: baring dengan posisi kepala Mempertahankan keseimbangan Status hemodinamik ekstensi cairan normal dalam rentang normal Pantau perfusi perifer dengan Memenuhi kebutuhan cairan dan mengkaji kekuatan nadi perifer, elektrolit tubuh CRT, dan suhu Mengetahui cairan yang aktif Berikan oksigen sesuai indikasi Monitor status kesadaran pasien 4. Pelaksanaan Dan Evaluasi Pasca Operasi Dx Tanggal/jam Implementasi Evaluasi a 17/12/2013, Memonitor status hemodinamik Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84 jam 10.15 WIB pasien kali/menit, RR 18 kali/menit, Memonitor status hidrasi pasien Tak tampak tanda-tanda syok Mempertahankan posisi tirah baring Posisi kepala ekstensi, jalan nafas dengan posisi kepala ekstensi efektif, nafas spontan,obstruksi(-). Memantau perfusi perifer dengan Kulit pucat, CRT 3 detik, nadi kuat, mengkaji kekuatan nadi perifer, CRT, dan suhu ± 36 C suhu Oksigen 3 LPM masuk via binasal Memberikan oksigen sesuai indikasi kanul Memonitor status kesadaran pasien Aldrete score 5

5.

1. a. 1) 2) b.

2. a.

b.

BAB IV PEMBAHASAN Neoplasma diartikan sebagai setiap pertumbuhan baru yang abnormal, khususnya suatu pertumbuhan jaringan baru yang tidak terkontrol dan bersifat progresif. (Dorland, 2002). Terdapat beberapa klasifikasi tumor diantaranya : Ditinjau dari segi klinis Malignant Neoplasm (Tumor Ganas) Malignansi di sini dapat berarti: Resisten terhadap perawatan; terjadi dalam wujud yang parah dan biasanya fatal; cenderung semakin parah dan mengarah ke kematian. Dalam kaitannya dengan neoplasma, memiliki pertumbuhan dan metastasis yang bersifat invasif dan merusak. Benign Neoplasm (Tumor Jinak) Jinak di sini dapat menunjukkan sifat yang ringan dari suatu penyakit atau sifat non-melignan dari neoplasma. Ditinjau dari segi histologi, neoplasma dibedakan menjadi: Epithelial Neoplasm (Carcinoma) Merupakan pertumbuhan baru yang ganas terdiri dari sel-sel epithelial yang cenderung berinfiltrasi ke jaringan sekitarnya dan menimbulkan metastasis. Mesenchimal Neoplasm (Sarcoma) Tumor yang terbentuk dari bahan yang mirip jaringan penyambungembrional; jaringan yang tersusun atas sel-sel yang terkumpul mampatdan diikat oleh jaringan fibrilar atau homogen. (Robbins and Cotran, 2005). Dari analisa kasus diatas dapat diketahui bahwa terdapat neoplasma pada jaringan payudaranya, tetapi belum bisa dibuktikan secara histologis maupun patologis klasifikasi neoplasma tersebut, maka dari itu memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui adanya keganasan ataukah tidak melalui pemeriksaan patologi anatomi, gejala klinis yang muncul pada pasien adalah Teraba benjolan, warna sama dengan warna kulit sekitar, teraba masa diameter sebesar 5 cm, padat, kenyal, mudah digerakkan, dan terdapat nyeri tekan. Tanda dan gejala klinis tersebut dapat dijadikan acuan untuk menegakan diagnose keperawatan , dimana pada kasus ini dapat diangkat beberapa diagnose keperawatan yang mungkin muncul selama pemberian asuhan keperawatan perioperatif diantaranya nyeri akut,ansietas,resiko kekurangan volume cairan, dan gangguan perfusi jaringan perifer. Tindakan medis yang dilakukan kepada pasien adalah tindakan pembedahan mastektomi simple dengan mengankat benjolan yang menginfiltrasi pada jaringan payudaranya, harapanya setelah tumor diambil maka akan memberikan gambaran keganasan tumor itu sendiri, sehingga penatlaksanaan selanjutnya lebih tepat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. 1. 2. 3. 4. B. 1.

2. 3.

Kesimpulan Dari hasil pembahasan kasus diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Tumor/fibroadenoma payudara pada wanita paling sering terjadi pada wanita yang berusia 30 tahun keatas Tumor/ fibroadenoma payudara berdasarkan ukuran tumor paling banyak pada ukuran 2-5 cm. Tumor/fibroadenoma payudara berdasarkan status perkawinan paling banyak penderita menikah. Tumor/fibroadenoma payudara berdasarkan jumlah tumor penderita paling banyak jumlah tumor tunggal. Saran Fibroadenoma dapat terjadi pada semua wanita dan kadang-kadang dapat timbul bersama-sama dengan keganasan pada payudara, maka dari itu bila menemukan suatu benjolan, lesi atau kelainan lain pada payudara harus segera diwaspadai dan memeriksakannya ke dokter ahli atau rumah sakit. Wanita sebaiknya membiasakan diri untuk melakukan “periksa payudara sendiri” sehingga bila ditemukan adanya suatu kelainan dapat dideteksi dan diobati lebih dini. Pemberitahuan informasi tidak hanya diberikan di Rumah Sakit tetapi juga dapat dilakukan melalui media cetak, media elektronik, penyuluhan, dan dapat juga saat melakukan arisan.

DAFTAR PUSTAKA Black, Joyce M & Esther Matassarin-Jacobs. 1997. Medical Surgical Nursing : Clinical Management for Continuity of Care, Edisi 5, W.B. Saunders Company, Philadelphia Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta. Doenges, Marilyn E, et all. 1993. Nursing Care Plans : Guidelines for Planning and Documenting Patient Care, Edition 3, F.A. Davis Company, Philadelphia. Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. EGC. Jakarta. Lab. UPF Bedah, 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi , RSDS-FKUA, Surabaya Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, Edisi 1, Yayasan IAPK Pajajaran, Bandung. IBRO ADENOMA MAMMAE Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja dan wanita dengan usia di bawah 30 tahun. Adanya fibroadenoma atau yang biasa dikenal dengan tumor payudaramembuat kaum wanita selalu emas tentang keadaan pada dirinya. !erkadang mereka beranggapan bahwa tumor ini adalah sama dengan kanker. "ang perlu ditekankan adalahkeil kemungkinan dari fibroadenoma ini untuk menjadi kanker yang ganas.#. $ %F&'&&Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang paling sering terjadi pada wanita. ! umor initerdiri dari gabungan antara kelenjar glandula dan fibrosa. eara histologiintraanaliular fibroadenoma* fibroadenoma pada payudara yang seara tidak teraturdibentuk dari pemeahan antara stroma fibrosa yang mengandung serat jaringan epitel. perianaliular fibroadenoma* fibroadenoma pada payudara yang menyerupai kelenjar ataukista yang dilingkari oleh jaringan epitel pada satu atau banyak lapisan.!umor ini dibatasi letaknya dengan jaringan mammae oleh suatu jaringan penghubung.Fibroadenoma mammae timbul akibat pengaruh kelebihan hormon estrogen.Fibroadenoma mammae dibedakan menjadi 3 maam+ ommon Fibroadenoma+ -iant Fibroadenoma umumnya berdiameter lebih dari  m.+ /uenile fibroadenoma pada remaja.1. 2%'"%AFibroadenoma ini terjadi akibat adanya kelebihan hormon estrogen. iasanya ukurannya akanmeningkat pada saat menstruasi atau pada saat hamil karena produksi hormon estrogenmeningkat.3. -%/A4A2ertumbuhan fibroadenoma mammae umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, hanya ukurandan tempat pertumbuhannya yang menyebabkan nyeri pada mammae. 2ada saat disentuhkenyal seperti karet5. 2A!646-&Makroskopi tampak bulat, elastis dan nodular, permukaan berwarna putih keabuan.Mikroskopi epitel proliferasi tampak seperti kelenjar yang dikelilingi oleh stromafibroblasti yang khas (intraanaliular f. dan perianaliular f.).. 2%'%-A7A' $&A-'6A2ada awalnya penegakan diagnosa tehadap fibroadenoma mammae ini adalah dilakukan pemeriksaan fisik, kemudian akan dilakukan mammogram (89ray pada mammae) atauultrasound pada mammae apabila diperlukan. "ang paling pasti dan tepat dalam diagnosaterhadap fibroadenoma mammae ini adalah penggunaan sample biopsi. 2engambilan sampel biopsi ini dapat dilakukan dengan mengiris bagian mammae atau dengan memasukkan jarumyang keil dan panjang untuk mengambil sampel sel fibroadenoma tersebut.$iagnosa terhadap FAM ini dapat dibuat dengan penggabungan penilaian klinis,ultrasonografi dan pengambilan sampel dengan penggunaan jarum. 2enilaian klinis terhadap benjolan payudara ini harus mempertimbangkan+ :mur 7arsinoma umumnya menyerang pada usia menjelang menopauseFibroadenoma umumnya menyerang wanita usia di bawah 30 tahun;. !
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF