Askep Tonsilitis Nic Noc

February 14, 2021 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Askep Tonsilitis Nic Noc...

Description

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP TUBERKOLOSIS APLIKASI NANDA NIC NOC septiawanputratanjung.blogspot.co.id /2015/10/laporan-pendahuluan-dan-askep_49.html A. 1

KONSEP DASAR PENYAKIT Defenisi

Tuberkulosis adalah penyakit yang di sebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru- paru. (Panduan asuhan keperawatan profesional, 2012: 446) Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksius yang menyerang paru-paru yang secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis jaringan. Penyakit ini bersifat menahun dan dapat menular dari penderita kepada orang lain (Santa, dkk, 2009) Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Myobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. (Depkes RI, 2007).

2

Etiologi

Penyebab tuberculosis adalah Myobakterium tuberkulosa, sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/Um dengan tebal 0,3-0,6/Um dan tahan asam . Spesies lain kuman ini yang dapat memberikan infeksi pada manusia adalah M.bovis, M.kansasii, M. intracellulare, sebagian besar kuman terdiri dari asam lemak(lipid) lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dam lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Kuman dapat tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin. Di dalam jaringan kuman hidup sebagai parasit intrasellular, yakni dalam sito plasma magrofak. Sifat lain kuman ini adalah aerop. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya ( Mansjoer , 2000) 3

Manifestasi Klinis

a.

Gejala umum

Batuk terus menerus dan berdahak 3 (tiga) minggu atau lebih. Merupakan proses infeksi yang dilakukan Mycobacterium Tuberkulosis yang menyebabkan lesi pada jaringan parenkim paru. b. ·

Gejala lain yang sering di jumpai Batuk bercampur darah

Darah berasal dari perdarahan dari saluran napas bawah, sedangkan dahak adalah hasil dari

membran submukosa yang terus memproduksi sputum untuk berusaha mengeluarkan benda saing. ·

Batuk darah

Terjadi akibat perdarahan dari saluran napas bawah, akibat iritasi karena proses batuk dan infeksi Mycobacterium Tuberkulosis. ·

Sesak napas dan nyeri data

Sesak napas diakibatkan karena berkurangnya luas lapang paru akibat terinfeksi Mycobacterium Tuberkulosis, serta akibat terakumulasinya sekret pada saluran pernapasan. Nyeri dada timbul akibat lesi yang diakibatkan oleh infeksi bakteri, serta nyeri dada juga dapat mengakibatkan sesak napas. · Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walau tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan. Merupakan gejala yang berurutan terjadi, akibat batuk yang terus menerus mengakibatkan kelemahan, serta nafsu makan berkurang, sehingga berat badan juga menurun, karena kelelahan serta infeksi mengakibatkan kurang enak badan dan demam meriang, karena metabolisme tinggi akibat pasien berusaha bernapas cepat mengakibatkan berkeringat pada malam hari (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006)

4 a.

Anatomi Fisiologi Anatomi paru

Paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar toraks, yang merupakan suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan tekanan. Ventilasi membutuhkan gerakan dinding sangkar toraks dan dasarnya, yaitu diagfrahma. Efek dari gerakan ini adalah secara bergantian meningkatkan dan menurunkan kapasitas dada. Ketika kapasitas dalam dada meningkat, udara masuk melalui trakea (inspirasi), karena penurunan tekanan di dalam dan mengembangkan paru. Ketika dinding dada dan diagfrahma kembali ke ukurannya semula (ekspirasi), paru-paru yang elastis tersebut mengempis dan mendorong udara keluar melalui bronkus dan trakea. Fase inspirasi dari pernapasan normalnya membutuhkan energi: fase ekspirasi normalnya positif. Inspirasi menempati sepertiga dari siklus pernapasan, ekspirasi menempati dua pertiganya. · Pleura. Bagian terluar dari paru-paru, dikelilingi oleh membran halus, licin yaitu pleura, yang juga meluas untuk membungkus dinding interior toraks dan permukaan superior diagfrahma. Pleura parietalis melapisi tiraks dan pleura viseralis melapisi paru-paru. Antara kedua pleura ini terdapat ruang yang disebut spasium pleura, yang mengandung sejumlah kecil cairan yang melicinkan permukaan dan memungkinkan keduannya bergeser dengan bebas selama ventilasi · Mediastinum. Mediastinum adalah dinding yang membagi rongga toraks menjadi dua bagian. Mediastinum terbentuk dari dua lapisan pleura. Semua struktur toraks kecuali paru-paru terletak antara kedua lapisan pleura. · Lobus. Setiap paru dibagi menjadi lobu-lobus. Paru kiri atas lobus bawah dan atas, sementara paru kanan mempunyai lobus atas, tengah dan bawah. Setiap lobus lebih jauh dibagi lagi menjadi dua segmen yang dipisahkan oleh fisura, yang merupakan perluasan pleura · Bronkus dan bronkiolus. Terdapat beberapa divisi bronkus didalam setiap lobus paru. Pertama adalah bronkus lobaris (tiga pada paru kanan dan dua pada paru kiri). Bronkus lobaris dibagi menjadi bronkus segmental (10 pada paru kanan dan 8 pada paru kiri), yang merupakan struktur yang dicari ketika memilih posisi drainase postural yang paling efektif untuk pasien tertentu. Bronkus

segmental kemudian dibagi lagi menjadi bronkus subsegmental. Bronkus ini dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki arteri, limfatik dan saraf · Alveoli. Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli, yang tersusun dalam kluster antara 15 sampai 20 alveoli. Begitu banyaknya alveoli ini sehingga jika mereka bersatu untuk membentuk satu lembar, akan menutupi area 70 meter persegi (seukuran lapang tenis). Terdapat tiga jenis sel-sel alveolar. Sel-sel alveolar tipe I adalah sel epitel yang membentuk dinding alveolar. Sel-sel alveolar tipe II, sel-sel yang aktif secara metabolik, mensekresi surfaktan, suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps. Sel alveoli tipe III adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagositis yang besar yang memakan benda asing (misal : lendir, bakteri) dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan yang penting. (Brunner & Suddarth, EGC : 2002)

b. Fisiologi ·

Transpor Oksigen.

Oksigen dipasok ke sel dan karbon dioksida dibuang dari sel melalui sirkulasi darah. Sel-sel berhubungan dekat dengan kapiler, yang berdinding tipis sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran atau lewatnya oksigen dan karbon dioksida dengan mudah. Oksigen berdifusi dari kapiler, menembus dinding kapiler ke cairan interstisial dan kemudian melalui membran sel-sel ke jaringan, tempat dimana oksigen dapat digunakan oleh mitokondria untuk pernafasan selular. Gerakan karbon dioksida juga terjadi melalui difusi dan berlanjut dengan arah yang berlawanan dari sel ke dalam darah. ·

Pertukaran Gas.

Setelah pertukaran kapiler jaringan ini, darah memasuki vena sistemik (dimana disebut darah vena) dan mengalir ke sirkulasi pulmonal. Konsentrasi oksigen dalam darah di dalam kapiler paru-paru lebih rendah dibanding dengan konsentrasi dalam kantung udara paru, yang disebut alveoli. Sebagai akibat gradien konsentrasi ini, oksigen berdifusi dari alveoli ke dalam darah. Karbon dioksida yang mempunyai konsentrasi dalam darah lebih tinggi dari dalam alveoli, berdifusi dari dalam alveoli. Gerakan udara ke dan keluar jalan nafas (ventilasi) secara kontinue memurnikan oksigen dan membuang karbon dioksida dari jalan dalam paru. Keseluruhan proses pertukaran gas antara udara atmosfir dan darah dan antara darah dengan sel-sel tubuh ini disebut respirasi.

5

Patofisiologi

Port de’entri kuman microbakterium tuberculosis adalah saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi melalui udara (air borne), yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi. Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya di inhalasi terdiri dari satu sampai tiga gumpalan basil yang lebih besar cenderung tertahan disaluran hidung dan cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus biasanya dibagian bawah lobus atau paru-paru atau dibagian atas lobus bawah atau paru-paru tau dibagian bawah atas lobus bawah. Basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut dan memfagosit bacteria namun tidak membunuh organisme tersebut. Sesudah hari-hari pertama maka leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya sehingga tidak ada sisa yang tertinggal, atau

proses dapat juga berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epitolit yang dikelilingi leh fosit. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 1 sampai 10 hari.

6

Pemeriksaan penunjang

a.

Kultur sputum

Positif untuk mycobacterium tuberculosis pada tahap aktif penyakit b.

Ziehl – Nelsons

Pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk asupan cairan dalaqm darah, positif untuk basil asam c.

Test kulit ( PPD, Mantoux, potongan volmel)

Reaksi positif ( area indurasi 10 mm / lebih besar terjadi 48 – 72 jam setelah injeksi intra dermal antigen) d.

Foto thorak

Dapat menunjukkkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas, simpanan kalsium lesi sembuh primer. Perubahan menunjukkkan lebih luas TB dapat termasuk ronggga, area fibrosa. e.

Histologi / kultur jaringan

Termasuk pembersihan gaster, urine, cairan serebrospinal, biopsi kulit. Positip untuk mycobacterium tuberkulosis. f.

Biopsi jarum pada jaringan paru

Positip untuk granuloma TB, adanya sel raksasa menunjukkan nekrosis. g.

Elektrosit

Dapat tak normal tergantung pada lokasi dan beratnya infeksi. h.

GDA

Dapat norma tergantung pada lokasi dan beratnya kerusakan ruang mati i.

Pemeriksaaan fugsi paru

Penurunan kapasitas vital, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleura ( TB paru kronis paru luas). ( Marilynn E. Doenges, 2000).

7

Penatalaksanaan

a.

Panduan OAT dan peruntukannya

1.

Kategori -1(2 HRZE / 4H3R3)

Diberikan untuk pasien baru -

pasien barui TB paru BTA positif

-

Pasien TB paru BTA negatif thorak positif

-

Pasien TB ekstra paru

2.

Kategori – 2 (2HRZES / HRZE / 5H3R3E3)

Diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnyaq -

Pasien kambuh

-

Pasien gagal

-

Pasien dengan pengobatan 3 tahun terputus ( Default)

3.

OAT sisipan (HRZE)

Paket sisipan KDT adalah sama seperti panduan paket untuk taha kategori -1 yang diberikan selama sebulan ( 28 hari)

b. 1.

Jenis dan dosis obat OAT Isoniasid (H)

Obat ini sangat efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolic aktif. Dosis harian yang dianjurkan 5 mg / kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 X semingggu diberikan dengan dosis 10 mg / kg BB. 2.

Rifamisin (R)

Dapat m,embnunuh kuman semi dormanf yang tidak dapat dibunuh isoniasid. Dosis 10 mg / kg BB diberikan sama untuk pengobatan harian maupun intermiten 3 X seminggu. 3.

Pirasinamid (Z)

Dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam. Dosis harian dianjurkan 25 mg / kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 X seminggu 4.

Streptomisin (S)

Dosis harian dianjurkan 15 mg / kg BB, sedeangkan untuk pengobatan intermiten 3 X seminggu diberikan dengaqn dosis yang sama. Penderita berumur sampai 60 tahun dosisnya 0,75 gr/ hari. Sedangkan untuk berumur 60 th atau lebih diberikan 0,50 gr/ hari. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006)

B. 1.

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS CA PARU Pengkajian

a. Aktifitas/istirahat Kelelahan Nafas pendek karena kerja Kesultan tidur pada malam hari, menggigil atau berkeringat Mimpi buruk

Takhikardi, takipnea/dispnea pada kerja Kelelahan otot, nyeri , dan sesak b. Integritas Ego Adanya / factor stress yang lama Masalah keuangan, rumah Perasaan tidak berdaya / tak ada harapan Menyangkal Ansetas, ketakutan, mudah terangsang c. Makanan / Cairan Kehilangan nafsu makan Tak dapat mencerna Penurunan berat badan Turgor kult buruk, kering/kulit bersisik Kehilangan otot/hilang lemak sub kutan 1. Kenyamanan Nyeri dada Berhati-hati pada daerah yang sakit Gelisah 1. Pernafasan Nafas Pendek Batuk Peningkatan frekuensi pernafasan Pengembangn pernafasan tak simetris Perkusi pekak dan penuruna fremitus Defiasi trakeal Bunyi nafas menurun/tak ada secara bilateral atau unilateral Karakteristik : Hijau /kurulen, Kuning atua bercak darah 1. Keamanan Adanya kondisi penekanan imun Test HIV Positif Demam atau sakit panas akut

1. Interaksi Sosial Perasaan Isolasi atau penolakan Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab

Pemeriksaan Diagnostik 1.

Kultur Sputum

2.

Zeihl-Neelsen

3.

Tes Kulit

4.

Foto Thorak

5.

Histologi

6.

Biopsi jarum pada jaringan paru

7.

Elektrosit

8.

GDA

9.

Pemeriksaan fungsi Paru

2.

Diagnosa

a.

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret kental atau sekret darah

b.

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveoler-kapiler

c.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia

3.

No

Intervensi

DIAGNOSA

NOC

NIC

1

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret kental atau sekret darah

· :

Respiratory status

· Pastikan kebutuhan oral / trachealsuctioning.

Ventilation

·

· :

· Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam

Respiratory status

Airway patency ·

Aspiration Control

kriteria hasil : · Mendemonstrasika batuk efektif dan suara nafas yang bersih,tidak ada sianosis dan dyspneu

Berikan O2

· Posisikan pasien untuk memaksimalkanVentilasi · Keluarkan sekret dengan batuk atau suction · Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan ·

Monitor status hemodinamik

· Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab · Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.

· Menunjukkan jalan nafas yang paten · Monitor respirasi dan status O2 · Mampu mengidentifikasikan · Pertahankan hidrasi yang dan mencegah faktor adekuat untuk mengencerkan sekret yang penyebab. . · Saturasi O2 dalam batas normal

2

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveoler-kapiler

· Respiratory Status : Gas exchange

· Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

· Keseimbangan asam

·

Pasang mayo bila perlu

Basa, Elektrolit

· Keluarkan sekret dengan batuk atau suction

· :

· Atur intake untuk cairan mengoptimalkan

Respiratory Status

ventilation

keseimbangan.

·

· O2

Vital Sign Status

kriteria hasi: · Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat · Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress pernafasan · Mendemonstrasikan

Monitor respirasi dan status

· Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supraclavicular dan intercostal · Monitor suara nafas, seperti dengkur · Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot · Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya ventilasi dan suara tambahan · Monitor TTV, AGD, elektrolit dan ststus mental

· Observasi sianosis khususnya batuk efektif dan suara membrane mukosa nafas yang bersih,tidak · Auskultasi bunyi jantung, ada sianosis dan jumlah, irama dan denyut jantung · Tanda tanda vital dalam rentang normal ·

AGD dalam batas

normal ·

Status neurologis

dalam batas normal

3

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia

·

NOC:

·

·

Nutritional status:

· Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien

Adequacy of nutrient · Nutritional Status : food and Fluid Intake ·

Weight Control

Kriteria hasil ·

Albumin serum

Kaji adanya alergi makanan

· Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi · Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian. · Monitor adanya penurunan BB dan gula darah

· Pre albumin serum

·

·

Hematokrit

· Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan kadar Ht

·

Hemoglobin

·

·

Total iron binding

· Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva

capacity ·

Jumlah limfosit

·

Monitor turgor kulit

Monitor mual dan muntah

Monitor intake nuntrisi

Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat nutrisi ·

Anjurkan banyak minum

· Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oval

C.

DAFTAR PUSTAKA

Lynda Juall Carpenito, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan , edisi 2 , EGC, Jakarta ,1999. Mansjoer dkk , Kapita Selekta Kedokteran ,edisi 3 , FK UI , Jakarta 1999.

Price,Sylvia Anderson , Patofisologi : Konsep Klinis Proses – Proses penyakit , alih bahasa Peter Anugrah, edisi 4 , Jakarta , EGC, 1999

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF