Askep Pada Keluarga Baru Mennikah
April 26, 2019 | Author: Haldin Al Furqon | Category: N/A
Short Description
monga bermamfaaat...
Description
TUGAS KEPERAWATAN KELUARGAASUHAN KEPERAWATAN PADA PASANGAN BARU MENIKAH
disusun oleh :
DI SUSUN OLEH KELOMPOK II :
1. HAFIS PUADI
9. LAILA KARAMI
2. HAIRUL IMAN
10. LESTARI MELANTIKA
3. HALDIEN ARUNDYNA
11. M. LUTFI SAUFI
4. HASMI WAHIDA C.
12. M. WAHYU SUNANDAR
5. IDHAN WATI
13. NI KETUT ETRI L.
6. I MADE ARTAWAN
14. NI KETUT WIWIN A.
7. KHAIRUN NISA
15. NI WAYAN EKA S.
8. L. FRENDY RAHMAD
16. NOVA FITRIA YULI A.
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN MATARAM (STIKES MATARAM) 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa berkat rahmat dan hidayahnya ,penulis dapat menyelesaikan makalah seminar
yang berjudul ”Askep Keluarga pemula”. Makalah ini diambil dari buku buku/referensi yang berkaitan dengan judul makalah serta diambil dari website untuk melengkapi isi makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini, penulis banyak mendapat bimbingan yang tak ternilai harganya dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini,penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Papak Ns. Mujiburrahman , S.kep selaku dosen pembimbing makalah Keperawatan Komunitas yang telah mengajari/bimbingan penulis dalam pembuatan makalah ini. 2. Teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan makalah keperawatan komunitas ini. Hasil makalah ini tentunya belumlah sempurna,namun bagi penulis hasil ini sangatlah berarti terutama dapat memenuhi tugas perkuliahan untuk makalah kuliah keperawatan Komunitas II, dengan harapan hasilnya dapat diterima dan bermanfaat bagi kita semua.
Februari 2013
`
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar
pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, mengetahui tingkat pencapaian keluarga pemahaman
setiap
tahap
dalam melakukan fungsinya. Memerlukan perkembangan
keluarga
dan
perkembangannya. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga
tugas
dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangannya. Pasangan baru (keluarga baru menikah) ialah ketika masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga nya masing-masing. Mempersiapkan keluarga yang baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya. Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga sendiri dan orang tuanya, mulai membina hubunganungan baru dengan keluarga dan kelompok social lainnya. Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk membahas tentang
“asuhan keperawatan keluarga pemula”.
B. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga pasangan baru menikah 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tentang konsep keluarga pemula(baru menikah). b. Untuk mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang terjadi pada keluarga pemula (baru menikah).. c. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga pemula (baru menikah).
C. Manfaat 1. Manfaat Bagi kelompok Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi kelompok tentang asuhan keperawatan keluarga pemula(baru menikah) 2. Manfaat Bagi Pembaca Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca tentang asuhan keperawatan keluarga pemula(baru menikah)
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga sebagai unit yang perlu
dirawat,
ia
mendefinisikan
keluarga
sebagai
kelompok
yang
mengidentifikasikan diri dengan anggotanya yang terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah keluarga. Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga dalam suatu
cara yang komprehensif, yaitu sebagai ”dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan keintiman”. Hariyanto, 2005. keluarga menunjuk kepada dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga. Friedman 1998, Keluarga adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing Sedangkan Pasangan baru menikah adalah ketika seorang laki-laki dan perempuan
membentuk
keluarga
melalui
pernikahan
yang
sah
dan
meninggalkan keluarga masing-masing.
B. Tahap – Tahap Psangan Baru Menikah 1. Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga via perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing. 2. Mempersiapkan keluarga yang baru. 3. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari 4. Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya. 5. Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan keluarga sendiri. Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga orangtuanya,
mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social pasangan 6. Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan jumlah yang diharapkan
C. Masalah yang biasa dilakukan oleh pasangan baru menikah 1. Tidak menghadapi masalah utang Ternyata, menurut data dari thenest.com, masalah keuangan adalah masalah paling utama yang dipermasalahkan oleh pasangan. Jika sudah menikah, maka ada baiknya Anda mengeluarkan dan mengutarakan semua masalah perutangan Anda, toh ia adalah pasangan Anda, tak ada yang perlu ditutup-tutupi,
tetapi
perlu
dihadapi
bersama.
Kemudian,
cobalah
berhitung dan rencanakan keuangan Anda untuk ke depannya. Jika perlu, temui ahli perencana keuangan. 2. Mengasingkan diri dari pertemanan Teman-teman adalah kunci sukses dari pernikahan. Jadi, jangan mengasingkan diri dari mereka. Jika teman-teman Anda yang lajang berkumpul, pastikan segalanya sudah dalam keadaan aman di rumah, lalu ikutlah pergi bersama mereka, tentu dengan seizin suami. Hanya karena Anda tidak ikut-ikutan flirting bersama pria di klub bukan berarti Anda tidak bisa menjadi teman yang suportif. 3. Tidak cukup seks Sebanyak 60 persen pasangan baru menikah yang mengikuti survei mengatakan bahwa kehidupan seks mereka berantakan. Alasan terbanyakn ialah kesibukan. Coba untuk menginisiasikan acara berhubungan intim dengan pasangan. Bahkan, kalau perlu, buat jadwalnya. Jika Anda mulai terbiasa untuk melakukannya, maka Anda akan makin menginginkannya, tak tertutup kemungkinan akan makin menyukainya juga. 4. Tidak menjaga tubuh Pernahkah Anda menyadari, biasanya orang-orang yang baru saja menikah akan terlihat lebih "makmur" dalam hal berat badan? Ya, entah mengapa, ini selalu terjadi. Mungkin karena kebiasaan minum atau makan di malam hari atau karena sibuk berlelah-lelahan pada malam hari sehingga
pada pagi harinya jadi lebih semangat untuk sarapan dalam jumlah banyak. Wah, ini mesti diwaspadai. Sebaiknya Anda mulai memperbanyak agenda untuk berolahraga bersama pasangan. 5. Mertua dan ipar Lima puluh persen pasangan yang disurvei oleh thenest.com memiliki masalah dengan mertua dan ipar mereka. Cobalah untuk mengatur ekspektasi, seperti Anda akan datang berkunjung bersama pada akhirnya, ini akan kembali menghantui Anda. 6. Pertengkaran tak penting Anda tahu, kadang hidup seatap dengan orang yang Anda pikir sudah Anda kenal bisa jadi hal yang sangat memusingkan. Cobalah untuk tidak mudah terpancing amarah. Namun, jika memang emosi marah sudah memuncak, ucapkan permisi, bilang bahwa Anda butuh waktu untuk sendiri dulu. Tenangkan diri Anda sejenak. Pastikan Anda dalam keadaan tenang dan kepala dingin saat ingin menyelesaikan masalah tadi. Saat emosi, pikiran Anda tidak tenang dan bisa saja mengucapkan hal-hal yang tak Anda maksudkan yang bisa saja malah memperburuk masalah. 7. Terobsesi dengan bayi Tentu, ingin memiliki bayi adalah langkah besar berikut dalam hidup setelah menikah. Namun, tenanglah, jangan terburu-buru dan menjadi terobsesi untuk memilikinya segera. Rata-rata, pasangan memiliki bayi dalam jangka waktu 3 tahun pernikahan mereka. Jadi, mengapa terburuburu? Nikmati waktu Anda bersama pasangan, berlibur bersama, menikmati waktu tanpa perlu pusing memikirkan kerepotan akan keperluan bayi, dan lainnya. Toh, ketika Anda dalam keadaan rileks, kemungkinan untuk hadirnya momongan justru lebih besar.
D. Tugas Perkembangan Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan Masingmasing
menghadapi
perpisahan
dengan
keluargakeluarga
sendiri.
orangtuanya, mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social pasangan
Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan jumlah yang diharapkan Tugas perkembangan keluarga baru menikah : 1. Membina hubungan intim yang memuaskan.
Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru
Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan.
Peran berubah.
Fungsi baru diterima.
Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang mendasar.
Saling mensesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua pasangan saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan minat pasangan.
2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis. Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan perkawinannya. 3. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB. Masalah
kesehatan
yaitu
penyesuaian
seksual
dan
peran
perkawinan. Perawat Perawat dalam Keluarga berencana Dalam keluarga berencana peran perawat adalah membantu pasangan untuk memilih metoda kontrasepsi yang tepat untuk digunakan sesuai dengan kondisi, kecendrungan, sosial budaya dan kepercayaan yang dianut oleh pasangan tersebut, oleh karena itu proses keperawatan lebih diarahkan kepada membantu pasangan memilih metode kontrasepsi itu sendiri.
Kegagalan penggunaan metode kontrasespsi terjadi disebabkan karena kurangnya pengetahuan wanita tersebut terhadap alat kontrasespsi itu sendiri sehingga memberikan pengaruh terhadap kondisi fisiologis, psikologis, kehidupan sosilaL dan budaya terhadap kehamilan tersebut. maka disinilah letak peran perawat untuk memberikan pengetahuan yang tepat, sehingga hal di atas tidak terjadi. Pengkajian Karena masalah kontrasepsi merupakan suatu
hal yang sensitif bagi wanita, maka dalam mengkaji hal ini perawat harus sangat memperhatikan privasi klien. Rendahkan suara ketika mengkaji untuk menigkatkan rasa nyaman klien dan pertahankan rasa percaya diri yang tinggi klien. Selain pengkajian umum (Identitas klien, Riwayat kesehatan, Riwayat obgyn), pengkajian khusus yang perlu kita lakukan untuk memenuhi peran sebagai edukator dalam pemilihan metode kontrasepsi yang tepat adalah : 1. Pengetahuan klien tentang macam-macam metoda kontrasepsi Pengkajian ini dilakukan dengan menanyakan kapan wanita tersebut berencana untuk memiliki anak. Kemudian tanyakan metoda apa yang sedang direncanakan akan dipakai oleh klien. Bila klien menyatakan satu jenis/metoda, perawat dapat menanyakan alasan penggunaan metoda tersebut. pertanyaan-pertanyaan ini akan mengidentifikasi masalahmasalah
yang
dihadapi
klien
terkait
dengan
kontrasepsi
yang
digunakannya. 2. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus dapat menentukan tingkat pengetahuan klien tentang teknik penggunaan kontrasepsi. Misalnya tanyakan tentang bagaimana klien tersebut memakai diafragma, kapan dan di mana spermisida dioleskan atau berapa kali dalam sehari klien tersebut harus mengkonsumsi pil KB dengan menggali tingkat pengetahuan klien, perawat dapat menentukan bila ada kesalahan persepsi dalam penggunaan yang akan menyebabkan tidak efektifnya alat kontrasepsi yang dipakai dan akan menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan. 3. Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi yang sedang dipakai. Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan klien terhadap efek samping dari kontrasepsi yang digunakannya. Dengarkan juga pernyataan klien tentang kenyamanannya menggunakan metoda kontrasepsi bulanan seperti suntik hormone dari pada pil keluarga berencana yang harus di konsumsi setiap hari. Keefektifan suatu metoda meningkat
seiring
dengan
menggunakan metoda tersebut.
peningkatan
kenyamanan
klien
dalam
4. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat Jika
klien
berencana
untuk
mengganti
metoda
kontrasepsi
diskusikan tentang pilihan-pilihan yang cocok untuk digunakan. Kaji faktorfaktor yang dapat membantu pemilihan metode terbaik seperti riwayat kesehatan dahulu klien yang merupakan kontraindikasi dari metoda kontrasepsi, riwayat obstetric, budaya dan kepercayaan serta keinginan untuk mencegah kehamilan. Adapun kontraindikasi penggunaan metoda kontrasepsi yang berkaitan dengan riwayat kesehatan adalah: a. Kontrasepsi oral 1) Pil keluarga berencana terpadu Riwayat TBC, kejang, kanker payudara, benjolan payudara, telat haid, hamil, pendarahan abnormal, hepatitis, penyakit jantung, tromboplebitis. Untuk wanita perokok, usia lebih dari 35th, pengidap DM, epilepsy, dan penderita hipertensi tidak dianjurkan menggunakan pil keluarga berencana. 2) Mini Pil Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang harus menghindari segala jenis metoda hormonal, atau yang mejalani pengobatan kejang b. Kontrasepsi Hormonal 1) Hormone Implant Kanker/benjolan keras di payudara, terlambat haid, hamil, perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, penyakit jantung dan keinginan untuk hamil kurang dari lima tahun. 2) Hormone Injeksi Suntikan terpadu tidak boleh diberikan pada wanita dalam masa menyusui. c. Kontrasepsi Mekanik 1) Diafragma dan kap servik Diafragma dan kap servik tidak dipakai pada wanita dengan riwayat alergi lateks dan riwayat toksik shock syndrome.
2) IUD Hamil atau kemungkinan hamil, resiko tinggi terkena penyakit yang menular lewat hubungan seks, riwayat infeksi alat reproduksi, infeksi sesudah persalinan/aborsi, kehamilan ektopik, metroragia dismenorhea, anemia dan belum pernah hamil, mola. d. Kontrasepsi Mantap Kontrasepsi ini tidak ada kontraindikasinya, karena sifatnya permanen. Digunakan bagi pasangan yang sudah tidak ingin atau sudah tidak memungkinkan untuk mempunyai anak Analisa Data Kurang pengetahuan
tentang
keluarga
berencana
merupakan
penyebab
tersering dari gangguan fisik, psikologis dan social dalam kaitannya dengan kehamilan yang tidak direncanakan.
E. Pengkajian Keperawatan Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga . Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga , perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004). Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga , diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56). a. Pengumpulan data 1. Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe keluarga. 2. Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga a. Tahap perkembangan keluarga saat ini perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti. b. Tahap perkembangan
keluarga
yang belum terpenuhi Menjelaskan mengenai tugas
perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi. c. Riwayat keluarga inti Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masingmasing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan
keluarga
serta
pengalaman-pengalaman
terhadap
pelayanan kesehatan. d. Riwayat keluarga sebelumnya Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri. 3. Pengkajian Lingkungan a. Karakteristik rumah Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah. b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat
yang
meliputi
kebiasaan,
lingkungan
fisik,
aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan. c. Mobilitas geografis keluarga Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat. d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan masyarakat. e. Sistem pendukung keluarga Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga
yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat. 4. Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga a. Kebiasaan makan Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh keluarga . b. Pemanfaatan fasilitas kesehatan Perilaku keluarga
didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
merupakan faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit. c. Pengobatan tradisional Merupakan pilihan bagi keluarga untuk menentukan pengobatan yang diinginkan ataupun alternative pilihan yang dipilih yaitu pengobatan tradisional. 5. Status Sosial Ekonomi a. Pendidikan Tingkat pendidikan keluarga
mempengaruhi keluarga
dalam
mengenal suatu penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula terhadap pola pikir dan kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar. b. Pekerjaan dan Penghasilan Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena suatu penyakit.
Menurut
(Effendy,1998)
mengemukakan
bahwa
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena tidak seimbangnya sumbersumber yang ada pada keluarga .
6. Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta
pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga berpengaruh
terhadap
psikologis
yang belum terpenuhi
seseorang
yang
dapat
mengakibatkan kecemasan. 7. Aktiftas Pola
aktifitas
yang
dipilih
oleh suatu
keluarga
dapat
berpengaruh terhadap terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga. 8. Data Lingkungan a. Karakteristik rumah Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab terjadinya suatu penyakit. b. Karakteristik Lingkungan Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat kesehatan. 9. Struktur keluarga a. Pola komunikasi Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi. b. Struktur Kekuasaan Kekuasaan
dalam
keluarga
mempengaruhi
dalam
kondisi
kesehatan, kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik. c. Struktur peran Menurut
Friedman(1998), anggota
keluarga
menerima
dan
konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan
sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga . 10.Fungsi keluarga a. Fungsi afektif Keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar tidak menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor tertentu bagi anggota keluarga itu sendiri. b. Fungsi sosialisasi. Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga
tidak
memberikan
akan
kebebasan
pada
mengakibatkan anggota keluarga
anggotanya,
maka
menjadi sepi. Keadaan ini
mengancam status emosi menjadi labil dan mudah stress. c. Fungsi kesehatan Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah. 11.Fungsi reproduksi Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah : a. Berapa jumlah anak b. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga c. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga. 12.Fungsi ekonomi Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah : a. Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan b. Sejauhmana
keluarga
memanfaatkan
sumber yang
ada di
masyarakat sdalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga .
13.Stress dan Koping keluarga 1) Stressor jangka pendek dan panjang
a. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan. b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan. 2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi/stressor. 3) Strategi koping yang digunakan Strategi koping yang digunakan keluarga
bila menghadapi
permasalahan. a. Strategi adaptasi disfungsional b. Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan 14.Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga . Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik. 15.Harapan keluarga Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.
F. Diagnosa Keperawatan Diagnosa yang mungkin berdasarkan pengkajian dan data adalah Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan kurang Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi. Sedangkan diagnosa keperawatan lain yang dapat timbul yaitu: 1. Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan Kurang Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi. 2. Konflik pengambilan keputusan b.d kurangnya informasi yang relefan 3. ketidakmampuan Koping keluarga b.d gangguan kemampuan untuk memenuhi tanggung jawab pran skunder.
4. Ketidakefektifan pola seksualitas b.d riwayat ketidakpuasan pengalaman seksual
G. Intervensi Keperawatan 1. Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan Kurang Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi. a. Kriteria hasil Setelah dilakukan intervensi, pasangan akan : 1) Menjabarkan dengan benar tentang cara penggunaan metoda kontrasepsi yang dipilih dan pemecahan masalahnya. 2) Dapat menjelaskan tentang efek samping dan komplikasi dari metoda kontrasepsi yang dipilih. 3) Melaporkan adanya kepuasan terhadap metoda kontrasepsi yang dipilih. 4) Menggambarkan metoda lain yang dapat dipakai dan memilih salah satu dari metoda tersebut bila pasangan inggin mengganti metode kontrasepsi. b. Intervensi
1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberika informasi,
mengidentifikasi
kebutuhan
dan
harapan
tentang
kesehatan, dan mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan, mengidentfikasi sumber – sumber yang dimiliki keluarga dan mendiskusikan tentang konsukensi tiap tindakan.
3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakait dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah dan mengawasi keluarga melakukan perawatan 2. Koping keluarga ketidakmampuan b.d gangguan kemampuan untuk memenuhi tanggung jawab pran skunder.
a. Tujuan :individu menyusun tujuan jangka panjang dan pendek untuk perubahan. b. Criteria hasil 1) Menyebutkan harapan untuk diri sendiri dan keluarga 2) Menyebutkan sumber daya komunitas yang tersedia c. Intervensi 1) Beri
kesempatan
pada
seluruh
anggota
keluarga
untuk
menddiskusikan penilaian mereka terhadap situasi. 2) Hindari saling menyalahkan tetapi fasilitasi ventilasi amarahnya 3) Krarifikasi perasaan anggota keluarga 4) Jika ada indikasi, minta anggota keluarga untuk mempertimbangkan masalah dari perspektif anggota keluarga yang lain 5) Jika ada anggota keluarga yang sakit, bantu keluarga untuk mempunyai harapan yang lebih realistis. 3. Ketidakefektifan pola seksualitas b.d riwayat ketidakpuasan pengalaman seksual a. Tujuan Individu melakukan kembali aktivitas seksual sebelumnya atau menjalankan aktivitas seksual pengganti yang lebih memuaskan b. Criteria hasil 1) Mengubah prilaku untuk mengurangi stressor 2) Melakukan aktivitas seksual yang memuaskan c. Intervensi 1) Gali hubungan pasien dengan pasangannya 2) Dorong untuk bertanya tentang seksualitas atau fungsi seksual yang mungkin mengganggu pasien. 3) Lakukan latihan teratur untuk reduksi stress 4) Anjurkan individu melakukan aktivitas seksual sedemikian rupa yang mendekati pola sebelumnya 4. Konflik pengambilan keputusan b.d kurangnya informasi yang relefan a. Tujuan Individu akan membuat pilihan berdasarkan informasi
b. Criteria hasil 1) Menyatakan keuntungan dan kerugian dari pilihan berkeluarga 2) Menceritakan mengenai ketakutan dan keprihatinan mengenai pilihan pasangannya. c. Intervensi 1) Tetapkan hubungan saling percaya yang berarti meningkatkan saling pengertian dan perhatian 2) Gali apa yang timbul bila tidak mengambil keputusan 3) Benahi kesalahan informasi 4) Beri dorongan pada pasangan untuk terlibat dalam mengambil keputusan 5) Kolaborasi
denag
keluarga
untuk
mengklarifikasi
proses
pengambilan keputusan
Intervensi secara umum yang bias dilakukan perawat
Tujuannya adalah untuk membantu keluarga dan anggotanya bergerak ke arah penyelesaian tugas-tugas perkembangan individu dan keluarga.
Penguasaan satu kumpulan tugas-tugas perkembangan keluarga memunginkan keluarga bergerak maju ke arah tahap perkembangan berikutnya.
Jika tugas-tugas perkembang keluarga tidak terpenuhi maka keluarga disfungsional.
Memberikan
penyuluhan
kepada
keluarga
mengenai
proses
perkembangan keluarga.
Membantu keluarga mencapai dan mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan dan pertumbuhan pribadi dari anggota keluarga secara individual dan fungsi yang optimum ( kebutuhan pertumbuhan keluarga).
Membimbing antisipasi & penyuluhan untuk mencapai tujuan prevensi primer.
Membantu keluarga mengantisipasi dan melewati transisi normatif yang beda dalam kehidupan keluarga.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih, memiliki ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi, punya peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya. Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing–masing, ada pengambil keputusan, kerjasama diantara anggota keluarg, interaksi, dan tinggal dalam suatu rumah. Tugas perkembangan kelaurga pada tahap keluarga pemula yaitu: membangun perkawinan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, membina hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok social, serta merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi orangtua), mendiskusikan rencana punya anak B. Saran Sebaiknya sebagai seorang perawat/calon perawat harus selalu memberikan pendidikan kesehatan kepada pasangan keluarga pemula, agar bias menjalin hubungan keluarga yang harmonis ke depanya nanti.
DAFTAR PUSTAKA
Agustiansyah Tri Aan. 2009.Asuhan Keperawatan Keluarga Pasangan Baru Menikah
dengan
Masalah KB.
Nursing
is
a
perfect
Proffesion.
(
http://ners86.wordpress.com di akses pada 24 Oktober 2010) Elizabeth,
Anderson.2006.Buku
Ajar
Keperawatan
Komunitas
Teori
dan
Praktik.EGC:Jakarta. Friedman, Marylinn M.1978.Keperawatan Keluarga Teori dan praktik.EGC:Jakarta. Supriadi.2009.Keperawatan Keluarga.-:Bandung. Suprajitno.2004.Asuhan
Keperawatan
praktik).EGC:Jakarta. www.nusaindah.tripod.com www.olx.co.id Http://yudhim.blogspot.com/2008/02/
Keluarga(aplikasi
dalam
View more...
Comments