ASkep Klien Dengan Fraktur Tibia Tertutup Post Orif Dan Fasciotomi
April 29, 2019 | Author: Anonymous tnvM0c3Z | Category: N/A
Short Description
Download ASkep Klien Dengan Fraktur Tibia Tertutup Post Orif Dan Fasciotomi...
Description
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN Tn DH DENGAN FRAKTUR TIBIA TERTUTUP POST POST ORIF DAN VASCIOTOMI VASCIOTOMI DI RUANG B2 CENDANA 2 RSUP Dr. SARDJITO JOGJAKARTA
Nam Namaa Maha Mahassiswa iswa
: Ari Ari Budi Budiat atii Sri Sri Hida Hiday yati ati
Temp empat Praktek
: B2 Cendan dana 2 RSUP Dr Sardjito
Tanggal
: 11 – 16 Juli 2005
I.
Iden Identtitas itas diri diri klie klien n Nama
: Tn DH
Pendidikan : SLTA
Umur
: 21 tahun
Pekerjaan
Jenis Kelamin : laki-laki Alamat
: -
Lama Bekerja : -
: Ngawinan Jurangjero Klaten
Status Perkawinan Perkawinan : Belum kawin Agama
: Islam
Tanggal Masuk RS : 02 Juli 2005
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien belum pernah menderita sakit berat yang mengharuskan rawat inap di RS, pasien juga belum pernah menderita sakit seperti Asma, Hipertensi, DM ataupun Jantung. 4. Diagnosa Medik pada saat MRS, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang telah dilakukan
( informasikan tentang pemeriskaan penunjang dan kesimpulan hasilnya serta tindakan yang telah dilakukan dari saat MRS sampai hari pengambilan klien sebagai kasus kelolaan ) Pasien kiriman dari RS Permata Husada datang ke IGD RSUP Dr. Sardjito pada tanggal 2 Juli 2005 dengan Diagnosa medis : Fraktur Tibia Plateu Dekstra tertutup dengan klasifikasi
Schatzker V dengan gangguan Neurovaskuler. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan : a. Pemeriksaan laboratorium : Hb : 9,9
TP : 6,8
K : 3,7
Al : 10,1
Alb : 4,1
Cl : 101
AE : 4,39
BUN : 9
Glob : 2,7
Ht : 30,3
Creatinin : 0,82
Ag Ratio : 1,5
At : 225
Glukose : 121
Gol Darah : B
-
Diet biasa TKTP
-
Awasi KU
Tanggal 5 Juli 2005 : Dx Medis : Compartemen Syndrome pada Fraktur Tibia Plateu dekstra tertutup post
Vasciotomi hari II. - akral mulai hangat, udema (+) dan membaik, pulsasi dorsalis pedis (+).
Terapi yang diberikan : sama dengan tanggal 4 Juli 2005 tetapi heparin drip dalam Nacl stop diganti dengan inj heparin 1 x 0,6 mg ( SC ) diabdomen. -
ascardia 2 x 150
-
Rencana ORIF
Tanggal 6 Juli 2005 : Dx Medis
: Compartemen Syndrome pada Fraktur Tibia Plateu dekstra tertutup post Vasciotomi hari ke III
Terapi
: sama dengan tanggal 5 Juli 2005 dengan tambahan Inj Cefotaxime 2 x 2 gram.
Tanggal 7 Juli 2005 : Dx dan terapi sama, dilakukan ORIF.
III. Pengkajiaan saat ini 1. Persepsi dan Pemeliharaan kesehatan
Pengetahuan tentang penyakit / perawatan Klien tahu kalau dirinya menderita patah tulang di daerah lutut dan perlu waktu lama untuk kesembuhannya. Persepsi klien : pasien ingin sembuh dan tinggal di rumah sakit dulu. 2. Pola nutrisi / metabolik
Program di rumah sakit nasi biasa Intake makanan selama sakit dirumah sakit biasa kurang lebih 2/3 porsi selalu habis. Intake cairan Terpasang infus RL 20 tetes permenit, os minum air putih kira-kira 8-10 gelas setiap hari 3. Pola eliminasi
a. Buang air besar : Pola 1 kali sehari, selama di rumah sakit satu – dua hari sekali baru BAB b. Buang air kecil : kencing 4 – 6 kali sehari, jernih, jumlah antara 800 – 1000 cc 4. Pola Aktivitas dan Latihan
Selama sakit di rumah sakit tidak bisa tidur nyenyak ( sulit tidur ) sebentar-sebentar terbangun karena rasa nyeri di kaki yang datang dan pergi. Hal ini juga tampak ketika pengkajian klien tampak menahan kantuk, mata terlihat sayu dan sebentar-sebentar menguap. 6. Pola Peceptual
( penglihatan, pendengaran, pengecap, sensasi ) Penglihatan dan pendengaran masih baik ( normal ). Masih bisa merasakan manis, pahit, asam dan merasakan sensasi panas atau nyeri 7. Pola Persepsi diri
( pandangan klien tentang sakitnya, kecemasan, konsep diri ) Walaupun klien baru mengalami patah tulang sekali ini klien tidak begitu mencemaskannya pasrah dengan pengobatan dan perawatan disini karena bayak dokter dan perawat yang selalu siap membantu. 8. Pola peran dan hubungan
( komunikasi, hubungan dengan orang lain, kemampuan keuangan ) Sebagai anak keempat dari keluarga Tn S, Tn DH merasa kalau orang tuanya menyayangi
Keluhan yang dirasakan saat ini , nyeri pada kakinya dan bertambah sakitnya ketika sedang
dilakukan pengobatan. Untuk dilakukan pergerakan sedikit saja pasien mengeluh sakit dan nyeri. TD : 120/70 mmHg N
: 92 x/menit
P : 24
x/menit
S : 38,2 ºC
BB / TB : 50 kg, 165 cm Kepala
: tak ada kelainan, mata : baik, Hidung : normal bersih, telinga tidak ada kelainan, gigi dan mulut Bersih, menggosok gigi pagi hari.
Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar
Thorak
: simetris, tak tampak penonjolan tilang iga, tampak tarikan dinding dada ke atas, tak ada ketinggalan gerak. Auskultasi tidak ada wheezing, suara nafas vesicular.
Abdomen : Supel, tidak ada nyeri tekan Inguinal : tidak ada kelainan, terpasang DC tetapi pada siang hari tanggal 11 Juli 2005 dilepas. Ekstrimitas ( termasuk keadaan kulit, kekuatan ) :
Pada kaki kanan di daerah lutut ke bawah terdapat balutan luka operasi ORIF di jahit kurang lebih sepanjang 30 cm kondisi luka kering sedangkan di belakang, daerah poplitea terdapat
(dimulai saat anda mengambil sebagai kasus kelolaan, cantumkan tanggal pemeriksaan dan kesimpulan hasilnya). Tanggal 14 Juli 2005 luka ORIF terdapat Pus, kemudian dilakukan pemeriksaan kultur sensitifitas,
dengan hasil biakan sensitif terhadap Imipenem dan Fosfomicyn, sehingga injeksinya diganti Fosfomicyn 2 x 2 gram. Hasil pemeriksaan Laboratorium : -
WBC : 20,28
-
Lymp : 1.16
-
RBC
-
HGB : 9,2
-
HCT
: 3,29
: 29,3
No
Data Penunjang
Masalah
01
Data Subyektif : Nyeri Akut Pasien mengatakan nyeri pada kaki kanan, terutama saat dilakukan pengobatan. Data Obyektif : Saat dilakukan rawat luka pasien tampak tegang dan wajah menyeringai menahan sakit, ketika kaki diangkat dan digeser sedikit saja pasien tampak kesakitan. Tampak luka post op didaerah cruris dan luka terbuka di daerah poplitea.
02
Data Subyektif : Data Obyektif : Pasien terpasang infus RL 20 tpm pada tangan kanan. Pada daerah cruris kanan terdapat luka operasi tertutup dan daerah poplitea terdapat luka post op vasciotomi terbuka dibalut verban. Al tanggal 2 Juli 2005 : 10,1
03
Data Subyektif :
Kemungkinan penyebab Agen injuri fisik dan Prosedur pembedahan
Resiko infeksi
Gangguan tidur
Prosedur invasif dan prosedur pembedahan
pola
Nyeri akut hospitalisasi
dan
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen injuri fisik dan Prosedur pembedahan 2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri akut dan hospitalisasi 3. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan prosedur pembedahan vasciotomi. 4. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif dan prosedur pembedahan. 5. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan terapi pembatasan gerak dan nyeri.
View more...
Comments