Askep Jiwa Kom (Cmhn)
July 23, 2017 | Author: uddadex | Category: N/A
Short Description
Download Askep Jiwa Kom (Cmhn)...
Description
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)
NAMA KELOMPOK 6 A4E : 1. Made Udayati
(10.321.0864)
2. Kadek Ayu Kesuma W.
(10.321.0858)
3. Kadek Ninik Purniawati
(10.321.0859)
4. Luh Gede Wedawati
(10.321.0867)
5. Ni Putu Yuli Wahyuni
(10.321.0874)
6. Ni Wayan Chandra Utami
(10.321.0875)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI TAHUN AKADEMIK 2012/2013
Kasus : Adanya perubahan nilai dan norma yang terjadi saat ini menjadi masalah yang cukup serius untuk diselesaikan. Kesenjangan social yang terjadi di masyarakat dan tidak adekuatnya mekanisme koping seseorang bisa memunculkan terjadinya konflik antar daerah. Seperti yang terjadi beberapa pekan lalu di lampung selatan menyisakan kepedihan dan trauma pada masyarakat tersebut. Tidak hanya anak-anak, orang dewasapun bisa mengalami trauma yang berkepanjangan atau dengan Istilah yang ada yaitu PTSD (Post Trauma Stress Disorder). Beberapa individu cenderung berusaha untuk mengatasi kecemasan dan kepanikannya melalui mekanisme koping yang baik, tetapi masih terdapat beberapa individu tidak kuat untuk merespon trauma tersebut secara adaptif sehingga bisa mengakibatkan terjadinya depresi, Perilaku kekerasan pada orang lain dan lingkungan bahkan resiko perilaku bunuh diri. Melihat kondisi tersebut mahasiswa keperawatan melaksanakan praktek lapangan untuk membantu masyarakat dalam menaggulangi masalah psikososial yang terjadi sehingga tidak sampai mengalami gangguan jiwa. Berdasarkan hasil pengkajian awal diidentifikasi 30% warga mengalami trauma, cemas bahkan 5%nya sampai mengalami gangguan skizofrenia dengan gejala halusinasi, isolasi social, Perilaku kekerasan bahkan sampai terjadi perilaku percobaan bunuh diri. 1. Masalah-masalah psikososial yang terjadi pada kasus diatas yaitu : a. Stress pasca trauma Sesuai teori stress pasca trauma yaitu reaksi normal dari individu terhadap kejadian yang luar biasa (Parkinson, 1993). Penyebab gangguan bervariasi, tetapi perdefinisi, stresor harus sedemikian berat sehingga cenderung menimbulkan trauma psikologis pada kebanyakan orang normal,walaupun tidak berarti bawa semua orang harus mengalami gangguan akibat trauma ini. Faktor psikologis, fisik, genetik dan sosial ikut berpengaruh pada gangguan ini. Berdasarkan kasus diatas masalah psikologi stress pasca trauma terjadi karena adanya konflik antar daerah di Lampung akibat perubahan nilai dan norma yang terjadi sehingga masalah menjadi cukup serius. b. Tindak kekerasan sosial Masalah psikososial tindak kekerasan terjadi karena beberapa individu tidak kuat untuk merespon trauma tersebut secara adaptif sehingga terjadi prilaku kekerasan pada orang lain dan juga pada lingkungan
c. Resiko prilaku bunuh diri Resiko prilaku bunuh diri terjadi karena ketidakmampuan seseorang dalam menanggulangi salah yang terjadi pada dirinya sendiri maupun pada lingkungannya
2. Diagnosa keperawatan komunitas yang muncul pada kasus diatas yaitu : N O 1
DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DS : -
KOMUNITAS Sindrome pasca trauma berhubungan
DO :
dengan konflik antar daerah ditandai
Mengalami konflik antar daerah
dengan depresi, cemas, respon terkejut,
30 % Masyarakat mengalami trauma ketakutan dan cemas 2
DS :
Gangguan rasa nyaman berhubungan
DO :
dengan
Mengalami konflik antar daerah
kurang
pengendalian
lingkungan, kurang control situasional,
30 % Masyarakat mengalami trauma stimulasi ditandai dan cemas
lingkungan dengan
mengganggu
cemas,
stresss,
perasaan yang tidak nyaman, gelisah 3
DS :
Isolasi
sosial
berhubungan
dengan
DO :
perubahan status mental, prilaku social
Terjadi konflik antar daerah
yang tidak diterima, nilai serta norma
Masyarakat mengalami trauma
sosial yang tidak diterima ditandai
Beberapa individu tidak kuat untuk dengan tidak komunikatif, menarik diri merespon trauma secara adaptif 5% gangguan skizoprenia seperti halusinasi, isolasi social, perilaku kekerasan.
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisa, dirumuskan masalah/ diagnose keperawatan kemudian diprioritaskan berdasarkan scoring bersama masyarakat pada saat MMD
N o
1
Masalah
Sindrome
pasca
Pentingnya
Kemungkinan
Peningkatan
masalah
perubahan
terhadap kualitas
untuk
positif
dipecahkan
diatasi
masalah diatasi
1. Rendah
0 : tidak ada
0 : tidak ada
2. Sedang
1 : rendah
1 : rendah
3. tinggi
2: sedang
2: sedang
3: tinggi
3: tinggi
jika hidup
bila Total
trauma
berhubungan dengan konflik antar daerah ditandai dengan
3
2
2
7
3
3
3
9
3
1
2
6
depresi, cemas, respon terkejut, 2
ketakutan Gangguan
rasa
berhubungan
dengan
nyaman kurang
pengendalian
lingkungan,
kurang
situasional,
control
stimulasi
lingkungan
mengganggu ditandai dengan cemas, stresss, perasaan yang 3
tidak nyaman, gelisah Isolasi social berhubungan dengan perubhan statusmental, prilaku diterima, social
social
yang
tidak
nilai
serta
norma
yang
ditandain
tidak
diterima
dengan
tadak
komunikatif, menarik diri
Berdasarkan hasil scoring, Diagnosa prioritas keperawatan komunitas yaitu : 1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kurang pengendalian lingkungan, kurang control situasional, stimulasi lingkungan mengganggu ditandai dengan cemas, stresss, perasaan yang tidak nyaman, gelisah
2. Sindrome pasca trauma berhubungan dengan konflik antar daerah ditandai dengan depresi, cemas, respon terkejut, ketakutan 3. Isolasi sosial berhubungan dengan perubahan status mental, prilaku sosial yang tidak diterima, nilai serta norma social yang tidak diterima ditandai dengan tidak komunikatif, menarik diri
3. POA diagnosa kasus No
Tujuan
Dx Umum 1 2 1 Setelah
Tujuan Khusus
Rencana Kegiatan
3 Setelah
4 diberikan 1. Observasi
tindakan keperawatan
askep
3 x dalam 1 bulan 2. Memberikan
diharapkan
diharapkan
dapat
memberikan
memberikan
nyaman pada warga
nyaman Lampung
pada
dapat
Selatan
Selatan
1. Lingkungan
lingkungan verbal
pengalihan
2. Stimulasi tidak
terganggu 3. Situasional
6 1. Teridentifikasi
Tempat
7 8 Sumbangan Posko dari
nyaman
setempat
dan
serta
berpikir hal tersebut
antar daerah
motivasi Verbal
tenaga
kesehatan
mengontol emosinya setempat dari kasus konflik
9 Mahasiswa,
pengungsian pemerintah
Verbal dan 3. Masyarakat mampu Pemerintah kepada Psikomotor
Penanggung jawab
2. Lingkungan menjadi sponsor
masyarakat agar tidak
kepada
Sumber Dana
keadaan lingkungan
lingkungan yang tenang
4. Memberikan
terkendali lingkungan
5 keadaan Verbal
rasa 3. Memberikan
warga dengan kriteria
Lampung
Standar Evaluasi
Evaluasi
diberikan
rasa
Kriteria
setempat
4. Masyarakat
masyarakat
termotivasi dan akan
Lampung
Selatan
tdk mengalami stress
bertujuan
agar
lagi akibat konflik
masyarakat tidak stress lagi
terkontrol
2
Setelah
Setelah dilakukan
dilakukan
askep 3 x dalam 1
1. Mengobservasi keadaan Verbal masyarakat Lampung
1. Keadaan teridentifikasi
Sumbangan Posko dari
Mahasiswa,
pengungsian pemerintah
intervensi
bulan masyarakat
2. Memberikan
keperawatan
tidak trauma dengan
pengalihan dengan
masyarakat
kriteria :
kegiatan lain
tidak
1. Masyrakat mampu 3. Mensosialisasikan
Verbal dan 2. Masyarakat mampu
sponsor
setempat
psikomotor
mengalihkan
dan
serta
pikirannya
Pemerintah
kesehatan
setempat
setempat
Sumbangan Posko
Mahasiswa,
Verbal
3. Masyrakat mampu
mengalami
beradaptasi
kepada masyarakat
mengontrol keadaan
trauma
kembali
bahwa konflik
yang emosional
2. Masyrakat dapat
antardaerah tidak baik
melakukan
untuk pemerintah,
kegiatan seperti
masyarakat dan
dulu sebelum
individu itu sendiri
terjadinya konflik antar daerah
tenaga
4. Kolaborasi dengan pemerintah setempat
Verbal dan 4. Masyarakat psikomotor
mendapat bantuan
mau memperbaiki
dari pemerintah
barang-barang
setempat
masyarakat yang rusak.
3
Setelah
Setelah
diberikan 1. Observasi
diberikan
tindakan keperawatan
askep
selama 3 x dalam 1
lampung
masyarakat Verbal
1. Teridentifikasi keadaan Lampung
masyarakat dari sponsor
pengungsian pemerintah setempat
diharapkan
bulan
diharapkan 2. Memberikan
masyarakat
masyarakat
mampu
rekreasi (menggambar,
mengikuti TAK dgn Pemerintah
kesehatan
mampu
berinterksi
dengan
musik)
baik
setempat
berinteraksi
masyarakat lainnya , 3. Memberikan
kembali
dengan kriteria hasil :
kepada
dengan
1. Masyarakat mampu
bahwa berinteraksi itu
pentingnya
penting
berinteraksi
masyarakat
berkomunikasi
lainnya
dengan
individu
lainnya 2. Masyarakat menarik diri
tidak
TAK Psikomotor 2. Masyarakat
mau dan setempat
edukasi Verbal dan 3. Masyarakat masyarakat psikomotor
memahami
bahwa
serta
tenaga
4. Diagnosa yang mungkin muncul terhadap individu pada kasus diatas yaitu : a. Isolasi social b. Halusinasi c. Perilaku kekerasan d. Resiko bunuh diri
5. Strategi pelaksanaan N o 1
Diagn osa Isolasi sosial
Tindakan Pasien
1.
2.
3.
4.
5.
Pertemuan 1 2 3 4 Identifikasi penyebab 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan isolasi sosial: siapa berkenalan (berapa latihan berkenalan latihan berkenalan, yang serumah, siapa orang). Beri pujian (berapa orang) & bicara bicara saat melakukan yang dekat, yang tidak 2. Latih cara berbicara saat melakukan dua empat kegiatan dekat, dan apa saat melakukan kegiatan harian. Beri harian. Beri pujian sebabnya kegiatan harian (latih pujian 2. Latih cara bicara Keuntungan punya 2 kegiatan) 2. Latih cara berbicara sosial: belanja ke teman dan bercakap- 3. Masukkan pada saat melakukan warung, meminta cakap jadwal kegiatan untuk kegiatan harian (2 sesuatu, menjawab Kerugian tidak punya latihan berkenalan 2kegiatan baru) pertanyan teman dan tidak 3 orang tetangga atau 3. Masukkan pada jadwal 3. Masukkan pada bercakap-cakap tamu, berbicara saat kegiatan untuk latihan jadwal kegiatan untuk Latih cara berkenalan melakukan kegiatan berkenalan 4-5 orang, latihan berkenalan >5 dengan anggota harian berbicara saat orang, orang baru, keluarga melakukan 4 kegiatan berbicara saat Masukan pada jadwal harian melakukan kegiatan kegiatan untuk latihan harian dan sosialisasi berkenalan
Keluarga 1. Diskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat pasien 2. Jelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses terjadinya
1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam keluarga dalam keluarga dalam merawat/melatih merawat/melatih pasien merawat/melatih pasien berkenalan dan berkenalan, berbicara pasien berkenalan, berbicara saat saat melakukan berbicara saat melakukan kegiatan kegiatan harian dan RT. melakukan kegiatan
1.
2. 3. 4.
5 s.d 12 Evaluasi kegiatan latihan berkenalan, berbicara saat melakukan kegiatan harian dan sosialisasi. Beri pujian Latih kegiatan harian Nilai kemampuan yang telah mandiri Nilai apakah isolasi sosial teratasi
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien berkenalan, berbicara saat melakukan kegiatan
isolasi sosial (gunakan harian. Beri pujian booklet) 2. Jelaskan kegiatan 3. Jelaskan cara merawat rumah tangga yang isolasi sosial dapat melibatkan 4. Latih dua cara pasien berbicara merawat berkenalan, (makan, sholat berbicara saat bersama) melakukan kegiatan 3. Latih cara harian membimbing pasien 5. Anjurkan membantu berbicara dan pasien sesuai jadwal memberi pujian dan memberikan 4. Anjurkan membantu pujian pasien sesuai jadwal
N Diagnosa o 2 halusinasi
Tindakan Pasien
1 1. Identifikasi halusinasi: isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus, perasaan, respon 2. Jelaskan cara mengontrol halusinasi: hardik,
Beri pujian 2. Jelaskan cara melatih pasien melakukan kegiatan sosial seperti berbelanja, meminta sesuatu dll 3. Latih keluarga mengajak pasien belanja 4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian
harian/RT, berbelanja. Beri pujian 2. Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh, rujukan 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian
harian/RT, berbelanja & kegiatan lain dan follow up. Beri pujian 2. Nilai kemampuan keluarga merawat pasien 3. Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke PKM
Pertemuan 2 3 4 5 s.d 12 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan menghardik. Beri latihan menghardik & latihan menghardik & latihan menghardik pujian obat. Beri pujian obat & bercakap& obat &bercakap2. Latih cara mengontrol 2. Latih cara mengontrol cakap. Beri pujian cakap & kegiatan halusinasi dengan halusinasi dg bercakap- 2. Latih cara mengontrol harian. Beri pujian obat (jelaskan 6 cakap saat terjadi halusinasi dg 2. Latih kegiatan benar: jenis, guna, halusinasi melakukan kegiatan harian dosis, frekuensi, cara, 3. Masukkan pada jadwal harian (mulai 2 3. Nilai kemampuan kontinuitas minum kegiatan untuk latihan kegiatan) yang telah mandiri
obat, bercakap-cakap, obat) melakukan kegiatan 3. Masukkan pada 3. Latih cara mengontrol jadwal kegiatan untuk halusinasi dg latihan menghardik menghardik dan minum obat 4. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik Keluarga 1. Diskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat pasien 2. Jelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses terjadinya halusinasi (gunakan booklet) 3. Jelaskan cara merawat halusinasi 4. Latih cara merawat halusinasi: hardik 5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian
menghardik, minum obat dan bercakapcakap
3. Masukkan pada 4. Nilai apakah jadwal kegiatan untuk halusinasi latihan menghardik, terkontrol minum obat, bercakap-cakap dan kegiatan harian
1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam keluarga dalam keluarga dalam keluarga dalam merawat/melatih merawat/melatih pasien merawat/melatih merawat/melatih pasien menghardik. menghardik dan pasien menghardik, pasien menghardik Beri pujian memberikan obat. Beri memberikan obat & & memberikan obat 2. Jelaskan 6 benar cara pujian bercakap-cakap. Beri & bercakap-cakap memberikan obat 2. Jelaskan cara bercakappujian & melakukkan 3. Latih cara cakap dan melakukan 2. Jelaskan follow up ke kegiatan harian dan memberikan/ kegiatan untuk PKM, tanda kambuh, follow up. Beri membimbing minum mengontrol halusinasi rujukan pujian obat 3. Latih dan sediakan 3. Anjurkan membantu 2. Nilai kemampuan 4. Anjurkan membantu waktu bercakap-cakap pasien sesuai jadwal keluarga merawat pasien sesuai jadwal dengan pasien terutama dan memberikan pasien dan memberi pujian saat halusinasi pujian 3. Nilai kemampuan 4. Anjurkan membantu keluarga melakukan pasien sesuai jadwal kontrol ke PKM dan memberikan pujian
N Diagnosa o
Tindakan
3 Perilaku kekerasan
Pasien
Pertemuan 1
2
1. Identifikasi penyebab, 1. Evaluasi kegiatan tanda & gejala, PK latihan fisik1 & 2. Beri yang dilakukan, pujian akibat PK 2. Latih cara mengontrol 2. Jelaskan cara PK dengan obat mengontrol PK: fisik, (jelaskan 6 benar: obat, verbal, spiritual jenis, guna, dosis, 3. Latihan cara frekuensi, cara, mengontrol PK fisik 1 kontinuitas minum &2 obat) 4. Masukan pada jadwal 3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan kegiatan untuk latihan fisik fisik dan minum obat Keluarga 1. Diskusikan masalah yg 1. Evaluasi kegiatan dirasakan dalam keluarga dalam merawat pasien merawat/melatih 2. Jelaskan pengertian, pasien fisik1.2. Beri tanda & gejala, dan pujian proses terjadinya PK 2. Jelaskan 6 benar cara (gunakan booklet) memberikan obat Jelaskan cara merawat 3. Latih cara PK memberikan/membim 3. Latih satu cara merawat bing minum obat PK: fisik1,2 4. Anjurkan membantu 4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal pasien sesuai jadwal
3 1. Evaluasi kegiatan latihan fisik1,2 & obat. Beri pujian 2. Latih cara mengontrol PK secara verbal (3 cara, yaitu: mengungkapkan, meminta, menolak dengan benar) 3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, minum obat dan verbal 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien fisik1.2 dan memberikan obat. Beri pujian 2. Latih cara membimbing verbal/bicara 3. Latih cara membimbing kegiatan spiritual 4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
4 1. Evaluasi kegiatan latihan fisik1,2 & obat & verbal. Beri pujian 2. Latih cara mengontrol spiritual (2 kegiatan) 3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, minum obat, verbal dan spiritual
5 s.d 12 1. Evaluasi kegiatan latihan fisik1,2 & obat & verbal & spiritual. Beri pujian 2. Nilai kemampuan yang telah mandiri 3. Nilai apakah PK terkontrol
1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam keluarga dalam merawat/melatih merawat/melatih pasien fisik1.2, pasien fisik1.2, memberikan obat memberikan obat verbal & spiritual. Beri verbal & spiritual dan pujian follow up. Beri pujian 2. Jelaskan follow up ke 2. Nilai kemampuan PKM, tanda kambuh, keluarga merawat rujukan pasien 3. Anjurkan membantu 3. Nilai kemampuan pasien sesuai jadwal keluarga melakukan dan memberikan pujian kontrol ke PKM
dan memberi pujian
N o 4
Diagn Tindakan 1 osa Resiko Pasien 1. Identifikasi beratnya bunuh masalah risiko bunuh diri: diri isyarat, ancaman, percobaan (jika percobaan segera rujuk) 2. Identifikasi benda-benda berbahaya dan mengankannya (lingkungan aman untuk pasien) 3. Latihan cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri: buat daftar aspek positif diri sendiri, latihan afirmasi /berpikir aspek positif yang dimiliki 4. Masukan pada jadwal latihan berpikir positif 5 kali per hari Keluarga 1. Diskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat pasien 2. Jelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses
dan memberi pujian 2 1. Evaluasi kegiatan berpikir positif tentang diri sendiri, beri pujian. Kaji ulang risiko bunuh diri 2. Latih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri: buat daftar aspek positif keluarga dan lingkungan, latih afirmasi/berpikir aspek positif keluarga dan lingkungan 3. Masukkan pada jadwal latihan berpikir positif tentang diri, keluarga dan lingkungan
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam memberikan pujian dan penghargaan atas keberhasilan dan aspek
dan memberikan pujian Pertemuan 3 4 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan berpikir positif tentang berpikir positif diri, keluarga dan tentang diri, lingkungan. Beri pujian. keluarga dan Kaji risiko bunuh diri lingkungan serta 2. Diskusikan harapan dan kegiatan yang masa depan dipilih. Beri pujian 3. Diskusikan cara 2. Latih tahap kedua mencapai harapan dan kegiatan mencapai masa depan masa depan 4. Latih cara-cara mencapai 3. Masukkan pada harapan dan masa depan jadwal latihan secara bertahap (setahap berpikir positif demi setahap) tentang diri, 5. Masukkan pada jadwal keluarga dan latihan berpikir positif lingkungan, serta tentang diri, keluarga dan kegiatan yang lingkungan dan tahapan dipilih untuk kegiatan yang dipilih persiapan masa depan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam keluarga dalam memberikan pujian dan memberikan pujian, penghargaan pada pasien penghargaan, serta menciptakan menciptakan
1.
2.
3. 4.
5.
5 s.d 12 Evaluasi kegiatan latihan peningkatan positif diri, keluarga dan lingkungan. Beri pujian Evaluasi tahapan kegiatan mencapai harapan masa depan Latih kegiatan harian Nilai kemampuan yang telah mandiri Nilai apakah risiko bunuh diri teratasi
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam memberikan pujian, penghargaan,
terjadinya risiko bunuh diri (gunakan booklet) 3. Jelaskan cara merawat risiko bunuh diri 4. Latih cara memberikan pujian hal positif pasien, memberi dukungan -pencapaian masa depan 5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian
positif pasien. Beri suasana positif dalam suasana keluarga menciptakan pujian keluarga. Beri pujian yang positif dan suasana yang 2. Latih cara memberi 2. Bersama keluarga kegiatan awal positif dan penghargaan pada berdiskusi dengan pasien dalam mencapai membimbing pasien dan tentang harapan masa harapan masa langkah-langkah menciptakan suasana depan serta langkahdepan. Beri pujian mencapai harapan positif dalam keluarga: langkah mencapainya 2. Bersama keluarga masa depan. Beri tidak membicarakan 3. Anjurkan membantu berdiskusi tentang pujian keburukan anggota pasien sesuai jadwal dan langkah dan 2. Nilai kemampuan keluarga berikan pujian kegiatan untuk keluarga merawat 3. Anjurkan membantu mencapai harapan pasien pasien sesuai jadwal masa depan 3. Nilai kemampuan dan memberi pujian 3. Jelaskan follow up keluarga ke PKM, tanda melakukan kambuh, rujukan kontrol ke PKM 4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian
6. Cara kita untuk mengidentifikasi adanya perilaku percobaan bunuh diri pada individu yaitu melihat keadaan individu seperti keputusasaan, celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berguna, agitasi dan gelisah, insomnia yang menetap, menarik diri dari lingkungan sosial, kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stress, individu mengatakan secara verbal akan bunuh diri
7. Tindakan yang tepat yang bisa dilakukan ketika individu pada situasi krisis dan melakukan perilaku kekerasan yaitu membentuk Tim Krisis PK (Perilaku Kekerasan). Tim krisis PK terdiri dari ketua tim krisis yang berperan sebagai pemimpin (leader) dan anggota tim minimal 2 orang, ketua tim adalah perawat yang berperan sebagai kepala ruangan, penanggungjawab “shift”, perawat primer, ketua tim atau staf perawat, yang penting ditetapkan sebelum melakukan tindakan. Anggota tim krisis dapat staf perawat, dokter/konselor yang telah melatih menangani krisis. Aktivitas yang dilakukan oleh tim krisis adalah sebagai berikut (Stuar dan Laraia, 1998) : a. Tunjuk ketua tim krisis b. Susun anggota tim krisis c. Beritahu petugas keamanan jika perlu d. Pindahkan klien lain dari area penanganan e. Uraikan rencana penanganan pada tim f. Ambil alat pengikat (jika pengekangan akan dilakukan) g. Tunjuk anggota tim untuk mengamankan gerak klien h. Jelaskan tindakan pada klien dan berusaha membuat klien kooperatif i. Ikuti klien dengan petunjuk ketua tim j. Berikan obat sesuai dengan program terapi k. Pertahankan sikap yang tenang dan konsisten terhadap klien l. Evaluasi tindakan yang telah dilakukan bersama anggota tim m. Jelaskan kejadian kepada klien dan staf lain jika diperlukan n. Integrasikan klien kembali kepada lingkungan secara bertahap Kita sebagai perawat mempunyai tugas untuk mengatasi masalah prilaku kekerasan seperti kasus diatas dengan cara :
a. Mengumpulkan masyarakat yang mengalami gangguan psikososial seperti perilaku kekerasan b. Melalukan sosialisasi dengan memberikan TAK (Terapi Aktivitas Kelompok) seperti TAK musik untuk memberikan kenyamanan, relaksasi pikiran agar tidak terjadi stress. Terapi rekreasi seperti menggambar dengan tujuan agar masyarakat mampu untuk mengungkapkan perasaan yang dirasakan. Dengan demikian perilaku untuk melakukan kekerasan akan beralih menjadi kegiatan yang positif serta dapat mengontrol emosi agar tidak terjadi hal tersebut.
View more...
Comments