Askep Hdr Situasional

February 19, 2019 | Author: ferinable | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

https://www.scribd.com/upload-document?archive_doc=213607917&escape=false&metadata=%7B%22context%22%3A%22archive...

Description

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Belakang Konsep Kons ep dir dirii adal adalah ah sem semua ua ide ide,, pik pikira iran, n, kepe kepercay rcayaan aan dan pen pendir dirian ian yan yang g dik diketa etahui hui individu indivi du tentan tentang g diriny dirinyaa dan mempe mempengaruhi ngaruhi individu individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuartt and Sundeen, 199). arg (Stuar argaa !iri "endah Kronis adalah peras perasaan aan negati negati## terha terhadap dap diri sendiri, sendir i, terma termasuk suk kehilangan percaya diri, tidak berharga, berharga, tidak berguna, pesimis, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa (!epartemen Kesehatan, 199$). Berdasarkan catatan %orld ealth &rgani'ation (%&), sebanyak * +uta orang di muka Bumi mengalami gangguan mental (mental (mental disorder ), ), 1* +uta mengalami depresi,   +uta orang mengalami ski'o#renia, sebagai gambaran, di negara -ndonesia survey tentang  penderita gangguan +ia tercatat ,/0 per 1.*** penduduk -ndonesia menderita gangguan  +ia berat. Berdasarkan data yang diperoleh penulis, +umlah pasien yang diraat di "umah Sakit tma usada 2ahakam Samarinda pada bulan 3anuari sampai 4ovember **9 adalah sebanyak $ orang. orang. Berdasarkan #akta 5 #akta seperti itu sudah seharusnya men+adi cacatan bagi kita di -ndonesia -ndones ia dalam mengatasi kesehatan kesehatan +ia yang sudah mengkhaatirkan mengkhaatirkan deasa ini akibat ter+adinya 6perang7, kon#lik dan lilitan krisis ekonomi berkepan+angan. Karena secara nyata kondisi seperti itulah yang merupakan salah satu pemicu yang memunculkan rasa stress, depresi dan berbagai gangguan +ia pada manusia. !engan meningkatnya angka gangguan +ia di -ndonesia pada umumnya dan di "umah Sakit Sak it tm tmaa u usa sada da 2a 2aha hakam kam Sa Sama mari rind ndaa pa pada da kh khus usus usny nya, a, ma maka ka pe perl rluny unyaa di dila lakuk kukan an  peraatan yang lebih intensi# pada klien dengan arga !iri "endah Kronis secara menyeluruh meliputi Bio 5 8siko 5 Sosio 5 Spiritual, dimana penanganan klien dengan arga !iri "endah  pada kuhususnya dan gangguan +ia pada umumnya, menekankan ke arah pro#esionalisme  pro#esi keperaatan oleh sebab itu penyusun tertarik untuk mengangkat suhan Keperaatan pada klien dengan arga !iri "endah Kronis sebagai +udul makalah. Berdasarkan #aktor 5 #aktor tersebut di atas, sehingga peraatan masalah dengan arga !iri "endah Kronis sangat memerlukan perhatian yang sungguhsungguh, karena seseorang yang mengalami gangguan +ia dengan harga diri rendah pasti akan merasa dirinya tidak 

1

 berharga, tidak mampu, dan selalu mengatakan baha dirinya tidak berguna, yang mana hal ini dapat memicu seseorang mengalami stress. 1. :u+uan 1..1 :u+uan ;mum :u+uan ;mum dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui suhan Keperaatan dengan 2asalah 8sikososial< arga !iri "endah Situasional. 1..

:u+uan Khusus 1. ;ntuk memahami !e#inisi arga !iri "endah Situasional. . ;ntuk memahami :andatanda arga !iri "endah. =. ;ntuk memahami "entang respon . ;ntuk memahami 8roses ter+adinya harga diri rendah. . ;ntuk memahami >actor predisposisi. /. ;ntuk memahami >aktor presipitasi. ?. ;ntuk memahami 2ekanisme koping.

BAB II LANDASAN TEORI

.1 !e#inisi 2

arga !iri "endah Kronis adalah perasaan negati# terhadap diri sendiri, termasuk  kehilangan kepercayaan diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak ada harapan dan  putus asa (!epartemen Kesehatan, 199$). arga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang  berkepan+angan akibat evaluasi yang negative terhadap diri sendiri atau kemampuan diri. danya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Keliat, 199$). Seseorang yang dikatakan mempunyai konsep diri negati# +ika ia meyakini dan memandang baha dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa 5 apa, tidak  kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. &rang dengan konsep diri negati# akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. kan ada dua pihak yang bisa disalahkannya, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negati#) atau menyalahkan orang lain ("ini, 3.>, **). arga diri seseorang diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. @angguan harga diri rendah ter+adi +ika kehilangan kasih sayang, perlakuan orang lain yang mengancam dan hubungan interpersonal yang buruk. :ingkat harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai rendah. -ndividu yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan secara akti#dan mampu beradaptasi secara e#ekti# untuk berubah serta cenderung merasa aman. -ndividu yang memiliki harga diri rendah melihat lingkungan dengan cara negative dan menganggap sebagai ancaman. 2enurut patricia !. barry dalam mental healt and mental illness (**=), harga diri rendah adalah perasaan seseorang baha dirinya tidak diterima lingkungan dan gambaran gambaran negative tentang dirinya. 8engertian lain mengemukakan baha harga diri rendah adalah menolak dirinya sendiri, merasa tidak berharga dan tidak dapat bertanggung +aab atas kehidupan sendiri. -ndividu gagal menyesuaikan tingkah laku dan cita cita. . :andatanda arga !iri "endah a. 2enge+ek dan mengkritik diri.  b. 2erasa bersalah dan khaatir, menghukum atau menolak diri sendiri. c. 2engalami ge+ala #isik, misal< tekanan darah tinggi, gangguan penggunaan 'at. d. 2enunda keputusan. e. Sulit bergaul. #. 2enghindari kesenangan yang dapat member rasa puas. g. 2enarik diri dari realitas, cemas, panic, cemburu, curiga, halusinasi. h. 2erusak diri< harga diri rendah penyokong klien untuk mengakhiri hidup. 3

i.  +. k. l. m. n. o.  p. . r. s. t.

2erusakA melukai orang lain. 8erasaan tidak mampu. 8andangan hidup yang pesimistis. :idak menerima pu+ian. 8enurunan produkti#itas. 8enolakan terhadap kemampuan diri. Kurang memperhatikan peraatan diri. Berpakaian tidak rapi. Berkurangnya selera makan. :idak berani menatap laan bicara. Lebih banyak menunduk. Bicara lambat dengan nada suara lemah. (Cosep, **?)

.= "entang respon Konsep diri merupakan aspek kritikal dan dasar dari perilaku individu. -ndividu dengan konsep diri yang positi# dapat ber#ungsi lebih e#ekti# yang terlihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Konsep diri yang negati#  dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang maladapti#.

"espon adapti# ktualisasi diri

Konsep diri positi#

arga diri rendah

"espon maladapti#   Kerancuan depersonalisas identitas

i

1. "espon adapti# adalah pertanyaan dimana klien +ika menghadapi suatu masalah akan dapat memecahkan masalah tersebut. . ktualisasi diri adalah pernyataan tentang konsep diri positi# dengan latar belakang  pengalaman yang sukses dan dapat diterima =. Konsep diri positi# adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang positi# dalam  beraktualisasi diri dan menyadari halhal positi# maupun yang negative dari dirinya. Bagaimana seseorang memandang apa yang ada pada dirinya meliputi citra dirinya, ideal 4

dirinya, harga dirinya, penampilan peran serta identitas dirinya secara positi#. al ini akan menun+ukkan baha individu itu akan men+adi individu yang sukses. . "espon maladaptive adalah keadaan klien dalam menghadapi suatu masalah tidak dapat memecahkan masalah tersebut . arga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan merasa lebih rendah dari orang lain. 8erasaan negati# terhadap dirinya sendiri, termasuk  kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak ada harapan dan  putus asa. dapun perilaku yang berhubungan dengan harga diri yang rendah yaitu mengkritik diri sendiri danA atau orang lain, penurunan produktivitas, destrukti# yang diarahkan kepada orang lain, gangguan dalam berhubungan, perasaan tidak mampu, rasa  bersalah, perasaan negati# mengenai tubuhnya sendiri, keluhan #isik, menarik diri secara sosial, khaatir, serta menarik diri dari realitas. /. -dentitas kacau adalah kegagalan individu untuk mengintegrasikan aspekaspek identitas masa kanakkana ke dalam kematangan aspek psikososial kepribadian masa deasa yang harmonis. Suatu kegagalan individu untuk mengintegrasikan berbagai identi#ikasi masa kanak 5 kanak ke dalam kepribadian psikososial deasa yang harmonis. dapun perilaku yang berhubungan dengan kerancuan identitas yaitu tidak ada kode moral, si#at kepribadian yang bertentangan, hubungan interpersonal eksploitati#, perasaan hampa. 8erasaan mengambang tentang diri sendiri, tingkat ansietas yang tinggi, ketidak  mampuan untuk empati terhadap orang lain. ?. !epersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang  berhubungan dengan kecemasan , kepanikan serta tidak membedakan dirinya dengan orang lain. Suatu perasaan yang tidak realistis dimana klien tidak dapat membedakan stimulus dari dalam atau luar dirinya (Stuart D Sundeen, 199$). -ndividu mengalami kesulitan untuk membedakan dirinya sendiri dari orang lain, dan tubuhnya sendiri merasa tidak nyata dan asing baginya. . 8roses ter+adinya harga diri rendah asil riset malhi (**$, dalam menyimpulkan baha harga diri rendah diakibatkan oleh rendahnya cita cita seseorang. al ini mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai tu+uan. :antangan yang rendah menyebabkan upaya yang rendah. Selan+utnya hal ini menyebabkan penampilan seseorang yang tidak optimal. !alam tin+auan li#e span history klien, penyebab ter+adinya harga diri rendah adalah  pada masa kecil sering disalahkan, +arang diberi pu+ian atas keberhasilannya. Saat individu 5

mencapai masa rema+a keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak  diterima. 2en+elang deasa aal sering gagal di sekolah, peker+aan, atau pergaulan. arga diri rendah muncul saat lingkungan mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya (Cosep, **?).

. >actor predisposisi >actor predisposisi ter+adinya harga diri rendah adalah penolakan orang tua yang tidak  realistis, kegagalan

berulang

kali,

kurang mempunyai

tanggung

+aab

personal,

ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis. >actor predisposisi citra tubuh adalah< a. Kehilangan atau kerusakan bagian tubuh  b. 8erubahan ukuran, bentuk, dan penampilan tubuh akibat pen yakit. c. 8roses penyakit dan dampak terhadap struktur dan #ungsi tubuh. d. 8roses pengobatan seperti radiasi dan kemoterapi. (Cosep, **?) ./ >aktor presipitasi >actor presipitasi ter+adinya harga diri rendah adalah kehilangan bagian tubuh,  perubahan penampilanA bentuk tubuh, kegagalan atau produkti#itas yang menurun. Secara umum, gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat ter+adi secara situasional atau kronik. Secara situasional misalnya karena trauma yang muncul secara tiba tiba misalnya harus dioperasi, kecelakaan, perkosaan atau dipen+ara, termasuk diraat dirumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah disebabkan karena penyakit #isik atau pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak nyaman. 8enyebab lainnya adalah harapan #ungsi tubuh yang tidak  tercapai serta perlakuan petugas kesehatan yang kurang menghargai klien dan keluarga. arga diri rendah kronik biasanya dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum diraat klien sudah memiliki pikiran negative dan meningkat saat diraat (Cosep, **?).

6

.? 2ekanisme koping 2ekanisme koping +angka pendek yang biasa dilakukan pasien harga diri rendah adalah kegiatan yang dilakukan untuk larisementarab dari krisis, misalnya pemakaian obat obatan, ker+a keras dan nonton tv terus menerus. Kegiatan mengganti identitas sementara, misalnya ikut kelompok social, keagamaan dan politik. Kegiatan yang member dukungan sementara, seperti mengikuti suatu kompetisi atau kontes popularitas. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara, seperti  penyalahgunaan obat obatan. 3ika mekanisme koping +angka pendek tidak memberi hasil yang diharapkan individu akan mengembangkan mekanisme koping +angka pan+ang, antara lain adalah menutup identitas, dimana pasien terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi dari orang orang yang berarti tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi atau potensi diri sendiri, identitas negative, dimana asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan masyarakat. Sedangkan mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah #antasi, regresi, disasosiasi, isolasi, proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri sendiri dan orang lain (Cosep, **?). .? suhan Keperaatan .?.1 8engka+ian 8engka+ian merupakan dasar utama atau langkah aal dari proses keperaatan secara keseluruhan, pada tahap ini semua data in#ormasi tentang klien yang dibutuhkan dan di analisa untuk menentukan diagnosa keperaatan (@a##ar, L, 3, 199?). :ahap pertama pengka+ian meliputi #aktor predisposisi seperti < psikologis, tanda dan tingkah laku klien dan mekanisme koping klien. (Stuart D Sundeen, 1999. dikutip oleh kuliah, B. ., 199$ ).

8engka+ian meliputi beberapa #aktor yaitu < 1. >aktor 8redisposisi a. >aktor yang mempengaruhi harga diri, termasuk penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis.

7

 b. >aktor yang mempengaruhi penampilan peran, yaitu peran yang sesuai dengan  +enis kelamin, peran dalam peker+aan dan peran yang sesuai dengan kebudayaan. c. >aktor yang mempengaruhi identitas diri, yaitu orang tua yang tidak percaya  pada anak, tekanan teman sebaya, dan kultur sosial yang berubah. . >aktor 8resipitasi a. Ketegangan peran adalah stres yang berhubungan dengan #rustasi yang dialami individu dalam peran atau posisi yang diharapkan.  b. Kon#lik peran adalah ketidak sesuaian peran antara yng di+alankan dengan yang diinginkan. c. 8eran yang tidak +elas adalah kurangnya pengetahuan individu tentang peran yang dilakukannya. d. 8eran berlebihan adalah kurangnya sumber adekuat untuk menampilkan seperangkat peran yang kompleks. e. 8erkembangan yang transisi yaitu perubahaan norma yang berkaitan dengan #.

nilai untuk menyesuaikan diri. Situasi transisi peran adalah bertambah atau berkurangnya orang penting

dalam kehidupan individu melalui kelahiran atau kematian orang yang berarti. =. 8erilaku (Stuart dan Sundeen, 199$) < a. 2engkritik diri sendiri atau orang lain  b. 8roduktivitas menurun c. !estrukti# pada orang lain d. @angguan berhubungan e. 2erasa diri lebih penting #. 2erasa tidak layak  g. "asa bersalah h. 2udah marah dan tersinggung i. 8erasaan negati# terhadap diri sendiri  +. 8andangan hidup yang pesimis k. Keluhan 5 keluhan #isik  l. 8andangan hidup terpolarisasi m. 2engingkari kemampuan diri sendiri n. 2enge+ek diri sendiri o. 2enciderai diri sendiri  p. -solasi social . 8enyalahgunaan 'at r. 2enarik diri dari realitas s. Khaatir  t. Ketegangan peran . 2ekanisme Koping a. 3angka 8endek < 8

1) Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis < 8emakaian obat  5 obatan, ker+a keras, nonton :E terus 5 menerus. ) Kegiatan mengganti identitas sementara (-kut

kelompok

sosial,

keagamaan, politik). =) Kegiatan yang memberi dukungan sementara (Kompetisi olah raga kontes  popularitas). ) Kegiatan mencoba menghilangkan identitas sementara (8enyalahgunaan obat).  b. 3angka 8an+ang < 1) 2enutup identitas ) -dentitas negati# < sumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan masyarakat

.?.

!iagnosa 2enurut Keliat (1999), diagnosa yang la'im muncul pada pasien dengan gangguan konsep diri < harga diri rendah adalah < 1. @angguan harga diri rendah . -solasi sosial < menarik diri

.?.=

-ntervensi 1. @angguan harga diri rendah Tujuan: a. 2elakukan pengka+ian terhadap halhal yang melatarbelakangi ter+adinya harga diri rendah pada klien (#actor predisposisi, #actor presipitasi, penilaian terhadap stressor,sumber koping,dan mekanisme koping klien)  b. Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positi# antara harga diri dan pemecahan masalah yang e#ekti#. c. Klien dapat melakukan iddenti#ikasi terhadap kemampuan positi# yang dimilikinya. Intervensi: a. 2enggali halhal yang melatarbelakangi ter+adinya harga diri rendah pada

klien (#actor predisposisi, #actor presipitasi, penilaian terhadap stressor,sumber  koping,dan mekanisme koping klien) b. :ingkatkan kesadaran tentang hubungan positi# antara harga diri dan  pemecahan masalah yang e#ekti# dengan cara < 9

Bantu pasien untuk mengidenti#ikasi perubahan perasaan diri. Bantu pasien dalam menggambarkan dengan +elas keadaan evaluasi diri yang positi# yang terdahulu. Fksplorasi bersama pasien lingkungan organisasi peker+aan (kestabilan organisasi, kon#lik interpersonal, ancaman terhadap peker+aan saat ini) -kutsertakan pasien dalam pemecahan masalah (mengidenti#ikasi tu+uan yang meningkat dan mengembangkan rencana tindakan untuk memenuhi tu+uan). c. Berikan dorongan pada keterampilan peraatan diri untuk harga diri dengan cara Bersama pasien mengidenti#ikasi aspek positi# yang masih dimiliki oleh klien Latih klien untuk bisa mengoptimalkan aspek positi# yang masih dimilikinya 2asukkan ke dalam +adal, kegiatan yang dapat dilakukan untuk  mengoptimalkan aspek positi# yang dimilikinya

Strategi Pelasanaan !LIEN SP " # !lien a. 2engiden#ikasi kemampuan dan aspek positi# yang dimiliki pasien a. 2embantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan  b. 2embantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan

kemampuan pasien c. 2elatih pasien kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan d. 2embimbing pasien memasukkan dalam +adal kegiatan harian. ORIENTASI :

“Selamat pagi, Perkenalkan nama saya ...., dari ..... Bagaimana keadaan bapak hari ini ? bapak terlihat segar“. ”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah bapak  lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat bapak dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih” 10

”Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ? Bagaimana kalau 2 menit ?

!ER$A :

” Bapak, apa sa!a kemampuan yang bapak miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat da"tarnya ya#  $pa pula kegiatan rumah tangga yang biasa bapak lakukan? Bagaimana dengan merapihkan kamar? %enyapu ? %encuci piring..............dst.”.

“ &ah, bagus sekali ada lima

kemampuan dan kegiatan yang bapak miliki “. 7 bapak dari lima kegiatan'kemampuan ini, yang mana yang masih dapat diker!akan di rumah  sakit ? (oba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai )(misalnya ada = yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada * kegiatan yang masih bisa diker!akan di rumah sakit  ini. ”Sekarang, coba bapak pilih satu kegiatan yang masih bisa diker!akan di rumah sakit ini”.” +  yang nomor satu, merapihkan tempat tidur? alau begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur bapak”. %ari kita lihat tempat tidur bapak (oba lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?” “ah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya.  Bagus # Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”ah, sekarang kita pasang  lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus #. Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas'kepala. %ari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah baah'kaki. Bagus #” ” bapak sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. (oba perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ” “ (oba bapak lakukan dan !angan lupa memberi tanda %%% /mandiri0 kalau bapak lakukan tanpa disuruh, tulis B /bantuan0 !ika diingatkan bisa melakukan, dan bapak bapak /tidak0 melakukan.

TER%INASI :

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapihkan tempat tidur  ? 1ach, t ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini. Salah  satunya, merapihkan tempat tidur, yang sudah bapak praktekkan dengan baik sekali. ah 11

kemampuan ini dapat dilakukan !uga di rumah setelah pulang.” ”Sekarang, mari kita masukkan pada !adual harian. Bapak %au berapa kali sehari merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi !am berapa ? alu sehabis istirahat,  !am 34.” ”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Bapak masih ingat kegiatan apa lagi  yang mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempat tidur? 1a bagus, cuci piring.. kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok !am 5 pagi di dapur ruangan ini sehabis makan  pagi Sampai !umpa ya” SP & # !lien a. 2emvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.  b. 2elatih kegiatan kedua (atau selan+utnya) yang dipilih sesuai kemampuan c. 2embimbing pasien memasukkan dalam +adal kegiatan harian.

!ELUAR'A SP " # !eluarga 12

a. 2endiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam meraat pasien  b. 2en+elaskan pengertian, tanda dan ge+ala harga diri rendah yang dialami  pasien beserta proses ter+adinya c. 2en+elaskan caracara meraat pasien harga diri rendah ORIENTASI :

“Selamat pagi #”  “Bagaimana keadaan Bapak'6bu pagi ini ?” “Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara meraat Bapak? Berapa l  aktu Bapak'6bu?* menit? Baik, mari duduk di ruangan aancara#”

!ER$A :

“$pa yang bapak'6bu ketahui tentang masalah Bapak” “1a memang benar sekali Pak'Bu, Bapak itu memang terlihat tidak percaya diri dan se menyalahkan dirinya sendiri. %isalnya pada Bapak, sering menyalahkan dirinya mengatakan dirinya adalah orang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak Bapak  memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran-pikiran y  selalu

negati"

terhadap

diri

sendiri. Bila

keadaan Bapak ini

terus

menerus

sep

itu, Bapak bisa mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya t !adi malu bertemu den orang lain dan memilih mengurung diri” “Sampai disini, bapak'6bu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?” “Bagus sekali bapak'6bu sudah mengerti” “Setelah kita mengerti baha masalah t dapat men!adi masalah serius, maka kita p memberikan peraatan yang baik untuk Bapak” ”Bpk'6bu, apa sa!a kemampuan yang dimiliki Bapak? 1a benar, dia !uga mengatakan hal y  sama/kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan Bapak0 ” Bapak itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan cuci piring. S  telah dibuat !adual untuk melakukannya. 7ntuk itu, Bapak'6bu dapat mengingatkan Bapak u melakukan kegiatan tersebut sesuai !adual. tolong bantu menyiapkan alat-alatnya, ya Pak'   Dan !angan lupa memberikan pu!ian agar harga dirinya meningkat. $!ak pula memberi ta cek list pada !adual yang kegiatannya”. ”Selain itu, bila Bapak sudah tidak lagi diraat di 8umah sakit, bapak'6bu tetap p memantau perkembangan Bapak. 9ika masalah harga dirinya kembali muncul dan ti 13

tertangani lagi, bapak'6bu dapat membaa Bapak ke rumah sakit” ”ah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pu!ian kepada Bapak” ”temui Bapak dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pu!ian yang y mengatakan: Bagus sekali Bapak, kamu sudah semakin terampil mencuci piring” ”(oba Bapak'6bu praktekkan sekarang. Bagus”

TER%INASI :

”Bagaimana perasaan Bapak'bu setelah percakapan kita ini?” “Dapatkah Bapak'6bu !elaskan kembali maasalah yang dihadapi t dan bagaimana c meraatnya?” “Bagus sekali bapak'6bu dapat men!elaskan dengan baik. ah setiap kali Bapak'6bu ke lakukan seperti itu. anti di rumah !uga demikian.” “Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara memberi pu langsung kepada Bapak” “9am berapa Bp'6bu dating? Baik saya tunggu. Sampai !umpa.”

SP & # !eluarga

a. 2elatih keluarga mempraktekkan cara meraat pasien dengan harga diri rendah  b. 2elatih keluarga melakukan cara meraat langsung kepada pasien harga diri rendah SP ( # !eluarga a. 2embantu keluarga membuat +adual aktivitas di rumah termasuk minum obat

(discharge planning)  b. 2en+elaskan #ollo up pasien setelah pulang

14

. -solasi Sosial Tujuan: a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan peraat.  b. Klien dapat mengetahui keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain. c. Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap. d. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga mampu mengembangkan kemampuan klien untuk berhubungan dengan orang lain. Intervensi:

a.  b. c. d. e. #. g.

Bina hubungan saling percaya. Ka+i pengetahuan klien tentang menarik diri. !iskusikan bersama klien tentang prilaku menarik diri. Beri pu+ian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya. !iskusikan tentang man#aat berhubungan dengan orang lain. !orong dan bantu klien berhubungan dengan orang lain secara bertahap. Beri pi+ian terhadap kemampuan klien dalam menyebutkan man#aat

h. i.  +. k. l.

 berhubungan dengan orang lain. !orong klien untuk menyebutkan cara berhubungan dengan orang lain. !orong dan bantu klien berhubungan dengan orang lain secara bertahap. Libatkan klien dalam kegiatan :K dan !L ruangan. "ein#orcement positi# atas keberhasilan yang telah dicapai. !orong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan

orang lain. m. !iskusikan dengan klien tentang man#aat berhubungan dengan orang lain. n. Beri rein#ircement positi# atas kemampuan klien mengungkapkan man#aat  berhubungan dengan orang lain. o. Bisa berhubungan saling percaya dengan keluarga < salam perkenalkan diri, sampaikan tu+uan, buat kontrak, eksplorasi perasaan keluarga.  p. !iskusikan dengan anggota keluarga tentang < perilaku menarik diri, penyebab  perilaku menarik diri, akibat yang akan ter+adi +ika perilaku menarik diri tidak  ditanggapi, cara keluarga menghadapi klien menarik diri. . !orong anggota keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien untuk   berkomunikasi dengan orang lain. r. n+urkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian men+enguk klien minimal 1 minggu sekali. s. Beri rein#orcement atas hal 5 hal yang telah dicapai oleh keluarga.

15

Strategi Pelasanaan PASIEN SP I # Pasien

a.  b. c. d. e.

2engidenti#ikasi penyebab isolasi sosial pasien 2engidenti#ikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain. 2engidenti#ikasi kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain. 2elatih pasien berkenalan dengan satu orang. 2embimbing pasien memasukkan dalam +adal kegiatan harian.

SP II ) Pasien

a. 2emvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.  b. 2elatih pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih. c. 2embimbing pasien memasukkan dalam +adal kegiatan harian. SP III ) Pasien a. 2emvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.  b. 2elatih pasien berinteraksi dalam kelompok. c. 2embimbing pasien memasukkan dalam +adal kegiatan harian.

!ELUAR'A SP I # !eluarga

a. 2endiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam meraat pasien  b. 2en+elaskan pengertian, tanda dan ge+ala isolasi sosial yang dialami pasien  beserta proses ter+adinya c. 2en+elaskan caracara meraat pasien isolasi social

SP II # !eluarga

a. 2elatih keluarga mempraktekkan cara meraat pasien dengan isolasi social  b. 2elatih keluarga melakukan cara meraat langsung kepada pasien isolasi social

SP III # !eluarga 16

a. 2embantu keluarga membuat +adual aktivitas di rumah termasuk minum obat (discharge planning)  b. 2en+elaskan #ollo up pasien setelah pulang

BAB III PENUTUP

=.1 Kesimpulan arga !iri "endah Kronis adalah perasaan negati# terhadap diri sendiri, termasuk  kehilangan kepercayaan diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak ada harapan dan  putus asa (!epartemen Kesehatan, 199$). :andatanda arga !iri "endah yang dapat diambil yaitu menge+ek dan mengkritik diri, merasa bersalah dan khaatir, menghukum atau menolak diri sendiri, mengalami ge+ala #isik, misal< tekanan darah tinggi, gangguan  penggunaan 'at, menunda keputusan dan lainn ya. asil riset malhi (**$), dalam menyimpulkan baha harga diri rendah diakibatkan oleh rendahnya cita cita seseorang. al ini mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai tu+uan. :antangan yang rendah menyebabkan upaya yang rendah. Selan+utnya hal ini menyebabkan penampilan seseorang yang tidak optimal. !ari :eori serta 8engka+ian dapat timbul diagnosa yang muncul menurut Keliat (1999), pada pasien dengan harga diri rendah adalah @angguan harga diri rendah dan -solasi sosial < menarik diri.

=. Saran Seluruh peraat agar meningkatkan pemahamannya terhadap suhan Keperaatan dengan 2asalah 8sikososial< arga !iri "endah Situasional sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan layanan keperaatan.

17

DA*TAR PUSTA!A

Keliat, B.  dkk. **/. 2ena+emen Kasus @angguan 3ia dalam Keperaatan Kesehatan 3-a Komunitas < G24 (-ntermediate Gourse). 3akarta< F@G Struart, @. %. **?. Buku Saku Keperaatan 3-a Fdisi . 3akarta< F@G Sulisati. **. Konsep dasar keperaatan kesehatan +ia. 3akarta< F@G Cosep, -yus. **?. Keperaatan 3ia. Bandung< "e#ika ditama

18

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF