Askep Gadar Asfiksia Dan Tenggelam
May 10, 2018 | Author: RIAN | Category: N/A
Short Description
Askep Gadar Asfiksia Dan Tenggelam...
Description
1
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang
Penyakit saluran pernapasan merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian yang paling penting pada anak, terutama bayi, karena saluran napasnya masih sempit dan daya tahan tubuhnya masih rendah. Salah satu parameter gangguan saluran pernapasan adalah frekuensi dan pola pernapasan. Pada bayi baru lahir sering kali terlihat pernapasan yang dang dangka kal, l, cepa cepat, t, dan dan tida tidak k tera teratu turr iram iraman anya ya akib akibat at pusa pusatt peng pengat atur ur pernapasannya belum berkembang secara sempurna. Pada bayi prematur ganggu gangguan an pernap pernapasan asan dapat dapat diseba disebabk bkan an oleh oleh kurang kurang matang matangnya nya paru. paru. Disamping faktor organ pernapasan, keadaan pernapasan bayi dan anak juga di pengaruhi oleh beberapa hal lain, seperti suhu tubuh yang tinggi, terdapatnya sakit perut, atau lambung yang penuh. World Health Organization Organization,, dalam laporannya menjelaskan bahwa asfiksia neonatus merupakan urutan pertama penyebab kematian neonatus di negara berkembang pada tahun 2007 yaitu sebesar 2,!, setelah itu pneumonia dan tetanus neonatorum masing"masing sebesar #,0! dan $,!. $,!. Dilapo Dilaporka rkan n kematia kematian n neonat neonatal al adalah adalah asfiksi asfiksiaa neonat neonatus us %&&!', %&&!', prematuritas %0!', (()* %#!'. +enurut laporan kelompok kerja World Health Organization Organization, dari dari juta juta kema kemati tian an bayi bayi di duni dunia, a, $! $! adala adalah h kematian neonatal. Dari seluruh kematian 7 hari pertama neonatal, sekitar -0! merupakan kematian kematian bayi umur disebabkan oleh gangguan gangguan perinatal yang yang salah salah satuny satunyaa adalah adalah asfiksi asfiksia. a. nsiden nsidensi si asfiks asfiksia ia pada pada menit menit / $7000 $7000 lahir hidup dan pada menit 1/ 1,7000 1,7000 lahir hidup %Saifuddin %Saifuddin,, 200&'. +enurut hasil *iset esehatan Dasar 20&, tiga penyebab utama kemati kematian an neonat neonatal al di ndone ndonesia sia adalah adalah ganggu gangguan an pernaf pernafasan asan asfiks asfiksia ia %&1,#!', prematuritas %&2,$!', dan sepsis neonatorum %2!' %emenkes *, 20$'. 3ngka kematian bayi %3(' di pro4insi jawa timur tahun 200 sebesar 0, -2 per .000 kelahiran dengan penyebab (()* %$,!', asfiksia %#!', dan infeksi %$,#2!' serta trauma lahir %2,7#!' %Dinkes 5atim, 200'.
2
3sfik 3sfiksi siaa neon neonatr atrum um adal adalah ah kead keadaa aan n di mana mana bayi bayi tida tidak k dapa dapatt bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. eadaan ini disert disertai ai dengan dengan keadaa keadaan n hipoks hipoksia, ia, hiperk hiperkapn apnea ea dan berakh berakhir ir dengan dengan asidosi asidosis, s, peran peran perawa perawatt adalah adalah bagaim bagaimana ana untuk untuk memacu memacu napas napas klien klien untuk kembali normal. +emberikan terapi oksigen yang baik, memberikan semangat kepada keluarga klien untuk berfikir positif dan mengurangi rasa cemas. cemas. Pengaw Pengawasan asan ini bertuj bertujuan uan menemu menemukan kan sedini sedini mungki mungkin n adanya adanya kela kelain inan an
yang yang
dapa dapatt
memp mempen enga garu ruhi hi
pros proses es
pers persal alin inan an
sehi sehing ngga ga
penanganannya dapat dilakukan dengan baik. Penyakit ini merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti faktor ibu, faktor placenta, faktor featus dan faktor neonatus, sehingga menyebabkan bayi sulit untuk bernafas secara spontan. Setiap penyakit mempunyai gambaran klinik tersendiri terutama pada tanda dan gejala, pengobatan serta perawatannya. Sedangkan tenggelam adalah penyebab kedua dan ketiga kematian yang tidak disengaja pada anak usia sampai $ tahun dan usia 0 sampai $ tahun. +eskipun kematian karena tenggelam pada anak di bawah $ tahun telah menurun dalam 1 tahun terakhir, lebih dari 00 anak"anak di kelompok usia tersebut meninggal setiap tahunnya dan lebih dari $000 anak memerlukan memerlukan perawatan perawatan darurat darurat karena tenggelam, tenggelam, serta sekitar $0! adalah anak"anak kelompok usia toddler. (erdasarkan data 6lobal (urden of Disease %6(D' pada tahun 201 diperkirakan 27.177 anak dan remaja dibawah 20 tahun meninggal karena tenggelam di seluruh dunia dengan ,$! ,$! untuk untuk kasus kasus kemati kematian an karena karena tengge tenggelam lam pada pada semua semua usia. usia. Di ndone ndonesia sia sendir sendirii angka angka kejadi kejadian an tengge tenggelam lam belum belum diketa diketahui hui.. amun, amun, meru meruju juk k pada pada kond kondisi isi geog geogra rafis fis wila wilaya yah h ndo ndone nesia sia yang yang terd terdir irii dari dari berbagai
pulau
dengan
garis
pantai
yang
cukup
panjang
yang
memungkinkan terjadinya tenggelam.3nak laki"laki dua sampai empat kali lebi lebih h cepa cepatt bere beresi siko ko meni mening ngga gall kare karena na teng tengge gela lam m dari daripa pada da anak anak perempuan %5ames, elson, 8 3shwill, 20&'. Dari hasil pemikiran tersebut di atas, penulis ingin membahas lebih jauh tentang bagaimana seharusnya menangani klien asfiksia neonatorum dan
teng tengge gela lam m
dala dalam m
bentu entuk k
makal akalah ah
yang yang
berj berjud udul ul
93su 93suha han n
3
eperawatan 6awat Darurat pada lien dengan 3sfiksia eonatorum dan :enggelam;. 2.1
Tujuan
.2.
:ujuan . =aktor ibu a. Pre"eklampsi dan eklampsi b. Pendarahan abnormal %plasenta pre4ia atau solusio plasenta' c. ehamilan )ewat ?aktu %sesudah $2 minggu kehamilan' d. Partus lama %rigid ser4iks dan atonia insersi uteri'. e. *uptur uteri yang memberat, kontraksi uterus yang terus"menerus mengganggu sirkulasi darah ke plasenta. f. Perdarahan banyak> plasenta pre4ia dan solutio plasenta %6omella, 200#'. 2. =aktor :ali Pusat a. )ilitan tali pusat b. :ali pusat pendek c. Simpul tali pusat d. Prolapsus tali pusat%6omella, 200#'. &. =aktor (ayi a. (ayi prematur %sebelum &7 minggu kehamilan' b. Persalinan dengan tindakan %sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi 4akum, ekstraksi forsep' c. elainan bawaan %kongenital'
5
d. 3ir ketuban bercampur mekonium %warna kehijauan' %6omella, 200# 8 :oweil #--' 2..& +anifestasi linis 3sfiksia biasanya merupakan akibat hipoksia janin yang menimbulkan tanda"tanda klinis pada bayi atau janin %Depkes, 2007' berikut ini > a. D55 lebih dari 00@menit atau kurang dari 00@menit tidak teratur. b. +ekonium pada air ketuban pada janin letak kepala. c. :onus otot buruk karena kekurang A2 pada otak,otot dan organ lain. d. Depresi pernafasan karena otak kekurangan A2. e. (radikardi %penurunan frekuensi jantung' karena kekurangan A2 pada otot jantung atau sel otak. f. :ekanan darah rendah karena kekurangan A2 pada otot jantung g. Pernafasan cepat karena kegagalan absorbsi cairan paru,atau nafas tidak
2..$
teratur. h. Pucat atau kebiruan lasifikasi (erdasarkan nilai 3P63* %3ppearance, Pulse, 6rimace, 3cti4ity, *espiration' asfiksia diklasifikasikan menjadi $, yaitu> . 3sfiksia berat dengan nilai 3P63* 0"& 2. 3sfiksia ringan sedang dengan nilai 3P63* $"&. (ayi normal atau sedikit asfiksia dengan nilai 3P63* 7"# $. (ayi normal dengan nilai 3P63* 0 %6hai, 200' Ta"el 2.1 N!la! AP#A$ %#&a!' 2(1()
N!la! afas Denyut 5antung ?arna lulit
( :idak ada :idak ada (iru atau coklat
1 2 :idak teratur :eratur B00 C00 :ubuh merah +erah jambu
jambu 6erakan tonus otot *efleks
:idak ada :idak ada
8
kaki,
tangan biru Sedikit fleksi )emahlambat
=leksi uat
%menangis' 2..1
Pemeriksaan Penunjang . Denyut jantung janin. =rekeunsi denyut jantung janin normal antara 20 -0 kali per menitEselama his frekeunsi ini bisa turun, tetapi di luar his kembali lagi kepada keadaan semula.
Peningkatan kecepatan denyut jantung
umumnya tidak banyak artinya, akan tetapi apabila frekeunsi turun
6
sampai di bawah 00 per menit di luar his, dan lebih"lebih jika tidak teratur, hal itu merupakan tanda bahaya. Di beberapa klinik elektrokardiograf janin digunakan untuk terus"menerus mengawasi keadaan denyut jantung dalam persalinan. 2. +ekonium di dalam air ketuban. +ekonium pada presentasi"sunsang tidak ada artinya, akan tetapi pada presentasi kepala mungkin menunjukkan gangguan oksigenisasi dan harus menimbulkan kewaspadaan. 3danya mekonium dalam air ketuban pada presentasi"kepala dapat merupakan indikasi untuk mengakhiri persalinan bila hal itu dapat dilakukan dengan mudah. &. Pemeriksaan PF darah janin. Dengan menggunakan amnioskop yang dimasukan lewat ser4ik dibuat sayatan kecil pada kulit kepala janin, dan diambil contoh darah janin. Darah ini diperiksa pF"nya. 3danya asidosis menyebabkan turunnya pF. 3pabila pF itu turun sampai di bawah 7,2 hal itu dianggap sebagai tanda bahaya oleh beberapa penulis.
Diagnosis
gawat"jaanin sangat penting untuk daapaat menyelamatkaan dan dengan demikian membatasi morbiditas dan mortalitas perinatal. Selain itu kelahiran bayi yang telah menunjukkan tanda"tanda gawat janin mungkin disertai dengan asfiksia neonatorum, sehingga perlu diadakan persiapan untuk menghadapi keadaan tersebut %3minullah, 2002'. 2..-
Penatalaksanaan 3sfiksia
7
8
2..7
omplikasi omplikasi yang muncul pada asfiksia neonatus antara lain> a. 3sidosis Pada asfiksia neonatorum, darah akan kekurangan suplay A2, Pada kandungan GA2 meningkat di dalam darah sehingga kompensasi tubuh akan melakukan metabolisme secara anaerob, metabolisme anaerob ini akan menghasilkan asam laktat yang dapat membahayakan bagi janin. b. ejang Pada bayi yang mengalami asfiksia akan mengalami gangguan pertukaran gas dan transport A2 hal ini dapat menyebabkan kejang pada anak tersebut karena perfusi jaringan tak efektif. d. oma 3pabila pada pasien asfiksia berat segera tidak ditangani akan menyebabkan koma karena beberapa hal diantaranya hipoksemia dan perdarahan pada otak. %3minullah, 2002'
2..
onsep 3suhan eperawatan . Pengkajian a. aji dentitas Pasien > meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat b. aji keluhan utama pasien c. aji riwayat penyakit sekarang d. aji riwayat penyakit dahulu e. Primary Sur4ey ' 3irway > aji adanya sumbatan jalan nafas , suara nafas biasanya melemah 2' (reathing > periksa adanya peningkatan frekuensi nafas, gerakan dada> dada dan abdomen tidak bergerak secara bersamaan, irama afas
> cepat dan dangkal, pola nafas
> tidak teratur ,
ekspansi dada > berkurang &' Girculation > kaji penurunan curah jantung, nadi > 0" 0@menit, adanya sianosis, G*: > C 2 detik $' Disability > Gek kesadaran klien > 6GS, reaksi pupil
9
2. Diagnosa eperawatan a. etidakefektifan bersihan
jalan
nafas
berhubungan
dengan
penumpukan mukus yang berlebihan b. etidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiper4entilasi c. erusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen dan ketidakseimbangan 4entilasi. d. etidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan bekurangnya suplai oksigen dalam darah e. *isiko cedera berhubungan dengan anomali kongenital tidak terdeteksi atau tidak teratasi pemajanan pada agen"agen infeksius f. (erduka disfungsional berhubungan dengan tidak adanya antisipasi proses berduka &. nter4ensi Keperawatan N*.
.
D!agn*a N- Ke+era,atan Pola nafas tidak 0$1 Status pernafasan efektif berhubungan " 0$10 =rekuensi dengan hiper4entilasi pernafasan. %D.001' " 0$102 rama pernafasan. " 0$10& edalaman inspirasi. " 0$122 Suara nafas tambahan. " 0$12 Pernafasan cuping hidung. " 0$10 Saturasi oksigen. " 0$1& Sianosis. 0$0 Status pernafasan> etatenan jalan nafas. " 0$020 3kumulasi sputum. " 0$02 emampuan untuk mengeluarkan sekret 0-0$ eparahan respirasi asidosis akut. " 0-0$0 Penurunan pF plasma darah. " 0-0$01 Fipoksia. " 0-0$0 Peningkatan frekuensi pernafasan. 002 :anda"tanda 4ital " 0020$ :ingkat pernafasan. " 002 edalaman
NI
G> 3irway suction . Pertahankan jalan nafas yang paten 2. Abser4asi adanya tanda tanda hipo4entilasi &. +onitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi $. +onitor 4ital sign Posisikan pasien untuk memaksimalkan 4entilasi 1. Pasang mayo bila perlu -. 3uskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan 7. +onitor respirasi dan status A2 . (ersihkan mulut, hidung dan secret trakea #. nformasikan pada pasien dan keluarga tentang tehnik relaksasi untuk memperbaiki pola nafas. 0.+onitor pola nafas . +onitor asam basa . 3mbil specimen yang diminta untuk pemeriksaan laboratorium kesimbangan asam basa %misal (63, urin, dan
10
2.
&.
pernafasan. Serum'. " 0020# :ekanan 2. Gatat apakah nilai nadi. PaGA2 menunjukkan " 00201 :ekanan asidosis respiratorik, darah sistolik. alkalosis respiratorik " 0020:ekanan atau normal. darah diastolik (ersihan jalan nafas 0$1 Status Pernafasan G tidak efektif " 0$10 =rekuensi 3irway suction berhubungan dengan pernafasan . (erikan oksigen sesuai penumpukan mukus " 0$10$ Suara indikasi yang berlebihan auskultasi nafas 2. Posisikan pasien untuk %D.00' " 0$10 Saturasi memaksimalkan 4entilasi oksigen &. eluarkan sekret dengan " 0$120 3kumulasi batuk atau suction Sputum. $. 3uskultasi suara nafas, " 0$1& Sianosis. catat adanya suara tambahan 002 :anda"tanda 4ital 1. olaborasi pemberian " 0020$ :ingkat obat"obatan pernafasan. bronkodilator " 002 edalaman -. +onitor status pernafasan. hemodinamik " 0020# :ekanan 7. (erikan pelembab udara nadi. assa basah aGl " 00201 :ekanan )embab darah sistolik. . 3tur intake untuk cairan " 0020:ekanan mengoptimalkan darah diastolik keseimbangan. #. +onitor respirasi dan status A2 0. Pertahankan hidrasi yang adekuat untuk mengencerkan sekret . 5elaskan pada pasien dan keluarga tentang fungsi penggunaan peralatan > A2, Suction, nhalasi. 6angguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen dan ketidakseimbangan 4entilasi. %D.00&'
0$1 Status pernafasan G > " 0$10 =rekuensi 3irway management pernafasan. . buka jalan nafas , " 0$102 rama gunakan tehnik chin lift pernafasan. atau jaw trust bila perlu " 0$10& edalaman 2. ndentifikasi klien perlu inspirasi. dipasang jalan nafas " 0$122 Suara nafas buatan tambahan. &. 3uskultasi suara nafas, " 0$12 Pernafasan catat adanya suara cuping hidung. tambahan " 0$10 Saturasi $. +onitor respirasi dan
11
oksigen. " 0$1& Sianosis. 002 :anda"tanda 4ital " 0020$ :ingkat pernafasan. " 002 edalaman pernafasan. " 0020# :ekanan nadi. " 00201 :ekanan darah sistolik. " 0020:ekanan darah diastolik
$.
:ermoregulasi tidak efektif berhubungan dengan bekurangnya suplai oksigen dalam darah. %D.0$#'
00 :ermoregulasi> bayi baru lahir. " 00- Suhu tidak teratur. " 00 Fipotermi. " 0020 :akipnea " 00001 Perubahan warna kulit. " 000# +engambil postur kehilangan retensi panas untuk hipotermi.
status A2 1. Gatat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supracla4icular dan intercostal -. +onitor suara nafas, seperti dengkur 7. +onitor pola nafas > bradipena, takipenia, kussmaul, hiper4entilasi, cheyne stokes, biot . 3uskultasi suara nafas, catat area penurunan tidak adanya 4entilasi dan suara tambahan #. +onitor ::H, 36D, elektrolit dan ststus mental 0. Abser4asi sianosis khususnya membran mukosa . 3uskultasi bunyi jantung, jumlah, irama jantung
G Perawatan Fipotermi nter4ensi > . Findarkan pasien dari kedinginan dan tempatkan pada lingkungan yang hangat. 2. +onitor gejala yang berhubungan dengan hipotermi, misal fatigue, apatis, perubahan warna kulit dll. &. +onitor temperatur dan warna kulit. 002 :anda"tanda 4ital $. +onitor ::H. " 0020$ :ingkat 1. +onitor adanya pernafasan. bradikardi. " 002 edalaman -. +onitor status pernafasan. pernafasan. " 0020# :ekanan nadi. :emperatur *egulasi " 00201 :ekanan nter4ensi > darah sistolik. . +onitor temperatur (() " 0020:ekanan setiap 2 jam sampai suhu
12
darah diastolik
1.
*isiko cedera 0702 Status imunitas berhubungan dengan " 07022 :iter anomali kongenital antibodi tidak terdeteksi atau " 070207 Suhu tubuh tidak teratasi pemajanan pada agen"agen infeksius. %D.0&-'
stabil. 2. 5aga temperatur suhu tubuh bayi agar tetap hangat. &. :empatkan (() pada inkubator bila perlu.
G ontrol nfeksi nter4ensi > . Guci tangan setiap sebelum dan sesudah merawat bayi. 2. Pakai sarung tangan steril. &. )akukan pengkajian fisik secara rutin terhadap bayi baru lahir, perhatikan pembuluh darah tali pusat dan adanya anomali. $. 3jarkan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi dan melaporkannya pada pemberi pelayanan kesehatan. 1. (erikan agen imunisasi sesuai indikasi %imunoglobulin hepatitis ( dari 4aksin hepatitis ( bila serum ibu mengandung antigen permukaan hepatitis ( %Fbs 3g', antigen inti hepatitis ( %Fbs 3g' atau antigen I %Fbe 3g'.
13
2.2
Tenggela/ 2.2.1 Def!n!! :enggelam %drowning' merupakan cedera oleh karena
perendaman %submersionimmersion' yang dapat mengakibatkan kematian dalam waktu kurang dari 2$ jam. :enggelam dapat terjadi pada air tawar maupun air laut dan merupakan salah satu kecelakaan yang dapat berujung pada 2.2.2
kematian jika terlambat mendapat pertolongan Man!feta! . :enggelam di 3ir 3sin Paru pasien basahberat, mengeluarkan banyak air dan kurang busa, biasanya meninggal dalam 1"0 menit, dapat dibarengi oedem paru, bunyi jantung meningkat 2. :enggelam di 3ir :awar Paru pasien besar ringan, pasien relatif kering dan berwarna merah pucat, ada krepitasi, mengeluarkan banyak busa, biasanya meninggal dalam 1 menit, terjadi hiperkalemi, dapat dibarengi oedem paru, bunyi jantung menurun Ifek fisiologis aspirasi pun berbeda antara tenggelam di air tawar dan air laut. Pada tenggelam di air tawar, plasma darah mengalami hipoktonik, sedangkan pada air laut adalah hipertonik. 3spirasi air tawar akan cepat diabsorbsi dari al4eoli sehingga menyebabkan
hiper4olemia
intra4askular,
hipotonis,
dilusi
elektrolit serum, dan hemolisis intra4askular. 3spirasi air laut menyebakan hipo4olemia, hemokonsentrasi dan hipertonis. 3spirasi air yang masuk kedalam paru dpat menyebabkan 4agotonia, 4asokontriksi paru, dan hipertensi. 3ir segar dapat menembus membran al4eolus dan menggangu stabilitas al4eolus dengan menghambat kerja surfaktan. Selain itu, air segar dan hipoksemi dapat menyebabkan lisis eritrosit dan hiperkalemia. Sedangkan, air garam dapat menghilangkan surfaktan, dan menghasilkan caira eksudat yang kaya protein di al4eolus, intertitial paru, dan membran basal al4eolar sehingga menjadi keras dan sulit mengembang. 3ir garam juga dapat menyebabkan penurunan 4olume darah dan peningkatan konsentasi elektrolit serum. Fipoksia merupakan salah satu akibat dari tenggelam, dan merupakan faktor yang penting dalam menentukan kelangsungan hidup korban tenggelam. arena itu, 4entilasi, perfusi, dan
14
oksigenasi yang cepat dibutuhkan untuk meningkatkan tingkat 2.2.3
sur4i4al korban. Manaje/en +enanganan . Pre hospital :ujuan dari manajemen penangganan kejadian tenggelam pada fase pre hospital adalah untuk menjaga oksigenasi dan sirkulasi yang adekuat, meminimalkan kerusakan organ sekunder, dan melakukan tindakan pencegahan yang tepat untuk menstabilkan kemungkinan cedera tulang belakang ser4ikal %5ames, elson, 8 3shwill, 20&'. +anajemen penangganan kejadian tenggelam fase pre hospital di antaranya> a. +enyelamatkan dan menjauhkan dari air b. nisiasi cepat GP* dan akti4asi sistem medis darurat c. Setelah saluran pernafasan anak"anak bebas, kemudian dilakukan suction pada oropharyn@ untuk menghilangkan lendir dan cairan serta memberikan oksigen 00! melalui masker atau bag"4al4e"mask. =luktuasi paru harus dihindari untuk mencegah terjadinya pneumotoraks. d. Penilaian suara napas, kesimetrisan dada dan naik turunnya dada, warna kulit dapat digunakan untuk menilai status respirasi. e. +emposisikan kepala ditempat tempat tidur sampai &0 derajat %semi fowler' dapat membantu menurunkan tekanan intrakranial tetapi harus dilakukan hanya jika tidak ada cedera spinal. f. ntubasi harus dilakukan untuk anak"anak yang tidak sadar dan tidak bernafas g. Pakaian basah dilepas dan anak itu dilapisi dengan selimut hangat h. Pemberian H line dua jalur harus segera dimulai pada anak" anak yang mengalami tenggelam. Penyelamat juga dapat sekaligus memperoleh darah untuk laboratorium %G(G, serum elektrolit, ( aji adanya sumbatan jalan nafas akibat paru"paru
yang terisi cairan +anajemen > ontrol ser4ikal, bebaskan jalan nafas 2' (reathing > Periksa adanya peningkatan frekuensi nafas, nafas dangkal dan cepat, klien sulit bernafas +anajemen > (erikan bantuan 4entilasi &' Girculation > aji penurunan curah jantung +anajemen > )akukan kompresi dada $' Disability > Gek kesadaran klien, apakah terjadi penurunan kesadaran +anajemen > aji 6GS, periksa pupil dan gerakan ektremitas 1' I@posure > aji apakah terdapat jejas 2. $enana Ke+era,atan an D!agn*a Ke+era,atan Diagnosa yang terkait pada anak dengan cedera tenggelam adalah >
17
a. 6angguan
pertukaran
gas
%aktualpotensial'
b.d
bronchospasm, aspirasi cairan, oedema paru atau eliminasi surfaktan. Fasil yang diharapkan > ilai normal pada saturasi oksigen, (63 dan bersihan jalan nafas pada anak. b. *esiko
ketidakseimbangan
4olume
cairan
b.d
ketidakseimbangan elektrolit yang disebabkan bergesernya 4olume elektrolit dari ruang interstial menuju ke ruang intra4askuler. Fasil yang diharapkan > esesuaian pada urine output perjam dengan (( dan umur anak, tanda"tanda 4ital dan elektrolit dalam batas normal. c. Fypothermia b.d paparan yang berkepanjangan dengan air dingin. Fasil yang diharapkan > Suhu tubuh kembali dalam batas normal %&-,1oG &7,$oG' d. oping keluarga efektif b.d status kritis pada anak. Fasil yang diharapkan > eluarga menunjukkan perasaan 4erbal %meliputi perasaan bersalah dan marah' dan perhatian yang tepat, menunjukkan sikap percaya diri dalam perawatan yang diberikan, dan memberikan dukungan kepada anak. 3. Inteen!
Setelah pengkajian awal dan manajemen darurat selesai, perawat memantau perubahan dari awal, mengantisipasi berkembangnya komplikasi, dan menerapkan manajemen terapeutik
%5ames,
elson, 8 3shwill, 20&'. a. +emberikan bantuan pernafasan arena hipoksia adalah masalah utama, dengan potensi kerusakan pada semua sistem utama, perhatian terhadap sistem paru adalah prioritas. Perawat menilai tingkat kesadaran anak dan mendengarkan suara nafas, yang dapat menandakan perkembangan komplikasi seperti edema paru, atelektasis, atau pneumonia. Fipoksia persisten, dyspnea,
18
takikardia, dan alkalosis pernapasan juga dapat sebagai tanda terjadinya
komplikasi
pemeliharaan
jalan
paru
nafas
.
5ika
merupakan
anak
diintubasi,
prioritas
dengan
obser4asi ketat terjadi pada tanda"tanda perpindahan tube atau pneumotoraks. b. +emulihkan status sirkulasi darah yang normal Pemantauan kardio4askular meliputi pengukuran tanda 4ital, denyut nadi, tingkat kesadaran, suhu kulit, warna, dan output urin. 3nak dengan perfusi baik waspada dengan tingkah laku anak yang sesuai usia dan memiliki capillary refill kurang dari 2 detik dan keluaran urine sesuai dengan usia anak. Perawat mempertahankan jalur H dan mengatur penggantian 4olume cairan sesuai ad4is dokter. c. +engidentifikasi dan mencegah konsekuensi neurologis Sistem neurologis sering dipantau. Parameter yang umum termasuk tingkat
kesadaran, respon pupil, pergerakan
ekstremitas, refleks dan tanda 4ital. Perawat mengantisipasi tanda dan gejala peningkatan tekanan intrakranial hingga 2$ jam setelah kejadian tenggelam. :indakan kon4ensional untuk mencegah peningkatan tekanan intrakranial, seperti memposisikan kepala di garis tengah, mengangkat tempat tidur bagian kepala sampai &0 derajat, mencegah suhu tubuh yang tinggi, dan mengontrol nyeri dan agitasi, sesuai ad4is dokter. d. +engembalikan keseimbangan cairan (anyaknya air yang diminum selama tenggelam, anak berisiko mengalami perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit. Perawat harus berhati"hati memonitor output urine, hasil labotarium, dan tanda dan gejala fisik. Fiponatremia dan
intoksikasi
air
harus
diantisipasi, terutama
yang
tenggelam pada air dingin. +engamati adanya perubahan fungsi sistem saraf pusat, terutama kejang, karena kadar natrium serum turun. e. +engendalikan infeksi
19
3nak dengan penyakit akut berisiko terkena infeksi lokal atau sistemik. komplikasi dapat terjadi pada kerusakan organ, intubasi dan tabung 4entilasi, jalur pemantauan in4asif, dan kateter urin merupakan sumber infeksi yang mungkin. 5ika ada infeksi, diberikan terapi antibiotik. Perawat harus memantau respons anak terhadap terapi ini. f. +enjaga status giJi Dalam
sistem
gastrointestinal,
hipoksia
menyebabkan
penurunan suplai darah ke usus. Strok stres dan perdarahan gastrointestinal tidak jarang terjadi. =ungsi gastrointestinal di semua area harus dipantau. ni termasuk asupan %nothing by mouth %PA', pemberian oral atau enteral', dan keluaran %ada atau tidak adanya darah, jumlah, warna, dan konsistensi tinja'. ebutuhan metabolik anak yang meningkat, seiring dengan terganggunya fungsi gastrointestinal, dapat menyebabkan defisit nutrisi. :erapi nutrisi diimplementasikan dalam bentuk pemberian nutrisi enteral atau nutrisi parenteral total.
20
BAB I4 PENUTUP 0.1
Ke!/+ulan
3sfiksia neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur, sehingga dapat meurunkan A2 dan makin meningkatkan GA2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. egawatan pernafasan dapat terjadi pada bayi dengan gangguan pernafasan yang dapat menimbulkan dampak yang cukup berat bagi bayi berupa kerusakan otak atau bahkan kematian. Sedangkan tenggelam merupakan cedera oleh karena perendaman %submersionimmersion' yang dapat mengakibatkan kematian dalam waktu kurang dari 2$ jam. :enggelam dapat terjadi di air asin dan air tawar. =okus penangganan tenggelam adalah melepaskan pakaian basah dan pemberian selimut hangat serta memberikan bantuan pernafasan
0.2
Saran Diharapkan dalam menangani pasien dengan asfiksia dan tenggelam,
pengenalan awal mengenai tanda dan gejala sangat diperlukan untuk menentukan prognosa yang lebih baik.
DA5TA$ PUSTAKA
21
3dhi *, +S osim, Feru +. 3sfiksia oenatorum sebagai faktor resiko gagal ginjal akut. Sari Pediatri . 202E & %1'> &01"0. 3limul Fidayat ,A.3JiJ.( 20& ). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1.5akarta> Salemba +edika 3merican 3cademy of Pediatrics dan 3merican Feart 3ssociation. uku panduan re!u!ita!i neonatu!. Idisi ke"1. 5akarta> PerinasiaE 200-. 3minullah, 3. %200-'. "iagno!a "an #atalak!ana $ep!i! Pada a%i aru &ahir. 'a!kah &engkap $impo!ium 'a!ional Pediatri. D3 Gabang alimantan :imur. (alikpapan. emenkes *. %200#' anaemen A!*ik!ia 'eonatorum. 5akarta > ementerian esehatan * Depkes *. 2007. Standar Pelayanan ebidanan. 5akarta. Dinas esehatan Pro4insi jawa :imur. 200 6hai, dkk. %200'. Pen+egahan "an Penatalak!anaan A!*ik!ia 'eonatorum. Fealth
:echnology
3ssessment
ndonesia
Departemen
esehatan
*epublik ndonesia. 6omella )acy, :. %200#'. eonatology > anagement, Pro+edure!, On-all Problem!, "i!ea!e!, and "rug!. nited $tate! o* Ameri+a > :he +c6raw" Fill Gompanies,nc. Fealth :echnology 3sessment. %200' Pen+egahan "an Penatalak!anaan A!*ik!ia 'eonatorum. 5akarta > ementerian esehatan * nstitute for health metric and e4aluation %F+I'. 6(D compare data HisualiJationE IH/ , seattle, ?3, 5akarta *iset esehatan Dasar *epublik ndonesia. 20&
View more...
Comments