Askep Emfisema Dan Empiema
July 16, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Askep Emfisema Dan Empiema...
Description
Askep emfisema dan empiema (Revisi)
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia, pola penyakit saat ini telah mengalami transisi epidemologi yang di tandai dengan beralihnya kematian yang semula di domin dom inas asii oleh oleh pe peny nyaki akitt menu menula larr te tela lah h be berg rges eser er ke pe peny nyaki akitt ti tida dak k menul menular ar
( non
). Perubahan Perubahan penyakit penyakit terdsebut terdsebut dipengaruhi oleh keadaan demografi, demografi, communicable desease desease). sosial ekonomi dan sosial budaya. Emfisema tergabung dalam Penyakit Paru Obstruktif Kronik yang merupakan salah satu kelompok penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan di Indonesia. asil sur!ei penyakit tidak menular oleh Direktorat "enderal PP# dan P$ di lima rumah sakit di Indonesia ( "a%a &arat, "a%ah 'engah, "a%a 'imur, $ampung dan umatera selatan), pada tahun **+ menunjukan PPOK termasuk emfisema masuk dalam urutan pertama penyumbang angka kesakitan yaitu -, asma bronkial , kanker paru * dan lainnya . &erdasarkan hasil /E01 (ur!ei osial Ekonomi 0asional) tahun **2 sebanyak -+,- penduduk penduduk laki 3 laki dan 2, perempuan merupakan merupakan perokok, perokok, sehingga sehingga emfisema emfisema mempunyai faktor penyebab dari rokok sebesar 4 . !. "# "#$#an $#an Pen#lisan
'ujuan penulisan terdiri dari tujuan umum dan tujuan umum. A. 5 5 B. 5
"#$#an Um#m /ntuk memenuhi tugas perdana dari matakuliah #edikal &edah II. #engatahui tentang emfisema dan empiema. "#$#an %s#s #ahasis%a dapat mengerti dan menjelaskan tentang denifinisi, etiologi, patofisiologi, gejala,
5
komplikasi dan pemeriksaan laboratorium pada empisema dan empiema. Dapat melakukan inter!ensi kepera%atan pada empisema dan empiema.
BAB II PE'BAHAAN 1. E'IE'A
A. Definisi
Empise Emp isema ma adalah adalah suatu suatu peruba perubahan han anatomi anatomiss paru paru yang yang dit ditand andai ai dengan dengan meleba melebarny rnyaa se6ara abnormal saluran udara bagian distal bronkus terminal, yang disertai kerusakan dinding al!eolus al!eol us atau perubahan perubahan anatomis anatomis parenkim paru yang ditandai ditandai pelebaran pelebaran dinding al!eolus, al!eolus, duktus al!eolaris dan destruksi dinding al!eolar ('he 1meri6an 'hora6k so6iety 247)2. B. Epidem*l*gi Dari angka mortalitas, 8O memperkirakan pada tahun ** pasien PPOK termasuk
emfisema akan meningkat dan menjadi terbesar dan menyebabkan 9,+ juta ji%a kematian setiap tahun. Di Ind*nesia emfisema paru menjadi penyakit utama yang disebabkan oleh rokok dan men6apai :* kematian karena rokok. Data 8O menunjukan di dunia pada tahun 244*, PPOK termasuk empfisema menempati urutan ke 7 sebagai penyebab utama kematian penyakit tidak menuular ,-. +. Eti*l*gi
;okok ;okok adalah penyebab utama timbulnya bronkitits kronik dan emfisema paru. e6ara patologis rokok berhubungan dengan hyperplasi hyperplasiaa kelenjar kelenjar mu6us bronkus dan metapl metaplasia asia epitel skuamus skuamus
saluran pernapasan. im proteolitik. Didalam paru terdapat keseimbangan paru antara en>im proteolitik elastase dan anti elastase supaya tidak terjadi kerusakan2. Perubahan keseimbangan menimbulkan kerusakan jaringan elasti6 paru. 1rsitektur paru akan berubah dan timbul timbul emfisema. emfisema.umber umber anti elastase elastase yang penting penting adalah pankreas. 1sap 1sap rokok, polusi, dan infeksi ini menyebabkan elastase bertambah banyak. edang aktifitas system anti elastase menurun yaitu system alfa5 2 protease inhibator terutama en>im alfa 52 anti tripsin (alfa 52 globulin). 1kibatnya tidak ada lagi keseimbangan antara elastase dan anti elastase dan akan terjadi kerusakan jaringan elastin paru dan menimbulkan emfisema. edangkan pada paru5 paru normal terjadi keseimbangan antara tekanan yang menarik jaringan paru keluar yaitu yang diseba dis ebabkan bkan tekana tekanan n intra intra pleura pleurall dan otot5o otot5otot tot dindin dinding g dada dada dengan dengan tekanan tekanan yang yang menarik menarik jaringan paru kedalam yaitu elastisitas paru2. Pada orang normal se%aktu terjadi ekspirasi maksimal, tekanan yang menarik jaringan paru akan berkurang sehingga saluran nafas bagian ba%ah paru akan tertutup. Pada pasien emfisema saluran nafas tersebut akan lebih 6epat dan lebih banyak yang tertutup. @epatnya saluran nafas menutup serta dinding al!eoli yang rusak, akan menyebabkan !entilasi dan perfusi yang yan g tidak tidak seimba seimbang. ng. 'er ergant gantung ung pada pada kerusa kerusakan kannya nya dapat dapat ter terjad jadii al!eol al!eolii dengan dengan !entil !entilasi asi kurangAtida kurang Atidak k ada akan tetapi perfusi perfusi baik sehingga sehingga penyebaran penyebaran udara pernafasan pernafasan maupun aliran aliran darah ke al!eoli tidak sama dan merata. ehingga timbul hipoksia dan sesak nafas2. E. Pem,agian Emfisema
Emfisema dibagi menurut pola asinus yang terserang. 1da dua bentuk pola morfologik dari emfisema yaituB CLE (Emfisema Sentrilobular)
@$E ini se6ara se6ara selekt selektif if hanya hanya menyera menyerang ng bagian bagian bronkhi bronkhiolus olus respir respirato atoriu rius. s. Dindin Dinding5 g5 dinding mulai berlubang, membesar, bergabung dan akhirnya 6enderung menjadi satu ruang. #ula5mula duktus al!eolaris yang lebih di distal stal dapat dipertahankan penyakit ini sering kali lebih berat menyerang bagian atas paru5paru, tapi 6enderung menyebar tidak merata. @$E lebih banyak ditemukan pada pria dibandingkan dengan bron6hitis kronik, dan jarang ditemukan pada mereka yang tidak merokok (yl!ia 1. Pri6e 244-). PLE PLE
(Emfisema Panlobular) #erupakan bentuk morfologik yang lebih jarang, dimana al!eolus yang terletak distal
dari bronkhiolus bronkhiolus terminalis terminalis mengalami pembesaran pembesaran serta serta kerusakan kerusakan se6ara se6ara merata. merata. P$E ini mempunyai gambaran khas yaitu tersebar merata diseluruhparu5paru . P$E juga ditemukan pada sekelompok ke6il penderita emfisema primer, 'etapi dapat juga dikaitkan dengan emfisema akibat usia tua dan bron6hitis kronik. Penyebab emfisema primer ini tidak diketahui, tetapi telah diketa dik etahui hui adanya adanya de!isie de!isiensi nsi en>ima en>imalfa lfa 25anti 25antitri tripsi psin. n. 1l 1lfa5 fa5ant antitr itrips ipsin in adalah adalah anti anti protea protease. se. Diperk Dip erkira irakan kan alfa5a alfa5anti ntitri tripsi psin n sangat sangat pentin penting g untuk untuk perlin perlindung dungan an ter terhad hadap ap protea protease se yang yang terbentuk se6ara alami( @hernia6k dan 6hernia6k, 249). P$E dan @$E sering kali ditandai dengan adanya bula tetapi dapat juga tidak.&iasanya bula timbul akibat adanya adan ya penyumbatan katup pengatur bronkhiolus. Pada %aktu inspirasi lumen bronkhiolus melebar sehingga udara dapat mele%ati penyumbatan akibat penebalan mukosa dan banyaknya mu6us.. 'etapi 'etapi se%aktu ekspirasi, lumen bronkhiolus tersebut kembali menyempit, sehingga sumbatan dapat menghalangi keluarnya udara 2.
. "a "anda nda dan ge$ala Pada a%al a%al penyaki penyakitt emfise emfisema ma tidak tidak memberi memberi gejala gejala sampai sampai 2A parenki parenkim m paru paru tidak tidak
mampu berfungsi. Pada penyakit selanjutnya, pada a%alnya ditandai oleh sesak napas. =ejala lain adalah batuk, %he>eeng, berat badan menurun. 'anda klasik dari emfisema adalah dada seperti tong ( barrel 6hested) dan ditandai dengan sesak napas disertai ekspirasi memanjang karena terjadi pelebaran rongga al!eoli lebih banyak dan kapasitas difus gas rendah. -. 2. . .
%*mplikasi ering mengalami infeksi ulang pada saluran pernapasan pe rnapasan Daya tahan tubuh kurang sempurna Proses peradangan yang kronis di saluran napas
+. 'ingkat kerusakan paru makin parah7.
H. Pemeriksaan la,*lat*ri#m
Pemeriksan Pemeriksan
Radiologis Pem Pemerik eriksa saan an foto foto
da dada da
sa sang ngat at
memb memban antu tu
da dala lam m
mene menega gakk kkan an
di diag agno nosi siss
da dan n
menyingkirkan lain. at5>at polutan yang berbahaya terhadap saluran nafas.
Caksin
−
Dianjurkan Dianj urkan !aksinasi untuk men6egah men6egah eksaserbasi eksaserbasi,, terutama terutama terhadap terhadap influen>a influen>a dan infeksi infeksi pneumokokus. "e "erapi rapi
armak*l*gi 'ujuan utama adalah untuk mengurangi obstruksi jalan nafas yang masih mempunyai komponen
yang
re!ersible
meskipun
sedikit.
al
ini
dapat
dilakukan
denganB
2. Pemberian &ronkodilator =olongan 'eofilin &iasanya diberikan dengan dosis 2*52- mgAkg && per oral dengan memperhatikan kadar teofilin
dalam darah. Konsentrasi dalam darah yang baik antara 2*52- mgA$
=olongan 1gonis & &i &ias asany anyaa diber diberik ikan an se se6a 6ara ra ae aero roso solA lAneb nebul ulis iser er.. Ef Efek ek sa samp mpin ing g ut utam amaa adala adalah h tr tremo emor, r,te teta tapi pi
.
menghilang dengan pemberian agak lama. Pemberian Kortikosteroid Pada beberapa beberapa pasien, pasien, pemberian pemberian kortikoste kortikosteroid roid akan berhasil berhasil mengurangi mengurangi obstruksi saluran nafas.insha% dan #urry menganjurkan untuk men6oba pemberian kortikosteroid selama 5+
minggu. Kalau tidak ada respon baru dihentikan. . #engurangi ekresi #u6us #inum 6ukup,supaya tidak dehidrasi dan mu6us lebih en6er sehingga urine tetap kuning pu6at. . Ekspektoran, yang sering digunakan ialah gliseril guaiakolat, kalium yodida, dan amonium klorida. 0ebulisasi dan humidifikasi dengan uap air menurunkan !iskositas dan mengen6erkan sputum. #ukolitik dapat digunakan asetilsistein atau bromheksin.
isi*terapi
dan Re&a,ilitasi
'ujuan fisioterapi dan rehabilitasi adalah meningkatkan kapasitas fungsional dan kualitas hidup dan memenuhi kebutuhan pasien dari segi so6ial, emosional dan !okasional. Program fisioterapi yang dilaksanakan berguna untuk B #engeluarkan
mu6us dari saluran nafas.
#emperbaiki
efisiensi !entilasi.
#emperbaiki
dan meningkatkan kekuatan fisik
Pem,erian
0! Dalam angka Pan$ang
Pember Pem berian ian O dalam dalam jangka jangka panjan panjang g akan memperb memperbaik aikii emfise emfisema ma disert disertai ai kenaika kenaikan n toleransi latihan. &iasanya diberikan pada pasien hipoksia yang timbul pada %aktu tidur atau %aktu latihan. #enurut #ike, pemberian O selama 24 jamAhari akan mempunyai hasil lebih baik dari pada pemberian 2 jamAhari. Intervensi
kepera2atan
Diagnosa kepera%atan yang mungkin mun6ul pada kasus dengan empiema torakal, antara lainB 2.
Ketidakefekt Ketida kefektifan ifan pola pernafasan pernafasan yang berhubungan berhubungan dengan penurunan ekspansi ekspansi paru5paru paru5paru sekunder terhadap dorongan dalam rongga pleura. Intervensi 3
a) b) 6) d) e)
Kaji pernafasan, 6atat perubahan, frekuensi, kedalaman, dan kualitasnya. Kaji gerakan dada, perhatian tanda simetris. 1uskultasi bunyi dada setiap sampai + jam. åkan pada dalam posisi duduk, dengan bagian kepala tempat tidur ditinggikan 7*54* &erikan &eri kan oksigen oksigen per nasal kanul dengan 57 literAmenit literAmenit sesuai pesanan ke6uali terdapat terdapat kontra kontra
f) g) h) i) j) k) a) b) 6) d) e)
indikasi. Kaji pemasangan selang dada. &erikan oksigen dan IPP& sesuai pesanan. Pantau 'D, , P, dan nadi apikal setiap jam sampai + jam. &erikan obat5obatan sesuai pesanan. 'injau ulang seri pemeriksaan sinar dada dan =D1 sesuai pesanan. &antu dan ajarkan pasien untukB 0afas dalam setiap 5+ jam &erikan dorongan untuk menggunakan spirometer ansentif. $akukan latihan rentang gerak pasif dan aktif pada ekstremitas setiap + jam. &erikan dorongan untuk batukB bantu pasien untuk membebat bagian yang terkena ketika batuk. indari peregangan, penjuluran atau gerakan yang tiba5tiba.
. 0yeri dada yang berhubungan berhubun gan dengan den gan faktor5faktor biologis (trauma jaringan) dan faktor5faktor fisik (pemasangan selang dada). Intervensi 3
a) b) 6) d) e)
Kaji terhadap adanya nyeri (!erbal dan nor !erbal).
&erikan analgesik sesuai pesanan. Kaji keefektifan tindakan penurunan rasa nyeri. &erikan obat pada pasien sebe5lum latihan batuk Abernapas. Instruksikan pasien pada teknik pembebatan. 1mankan selang dada untuk membatasi gerakan dan menghindari iritasi.
. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit dan penatalaksanaan pera%atan diri. Intervensi a) Kaji tingkat pengertian tentang proses penyakit. b) Diskusikan gejala untuk dilaporkan pada dokterB kesulitan kesulitan bernapas, nyeri
dada saat inspirasi,
peningkatan suhu tubuh, batuk menetap, batuk dengan banyak ban yak mengandung sputum. 6) "elaskan pentingnya untuk menghindari orang dengan infeksi terutama IP1. IP1. d) Diskusikan gejala demam atau flu untuk dilaporkan pada dokter. e) Diskusikan pentingnya batuk dan nafas dalam. f)
"elask "el askan an penting pentingnya nya melaku melakukan kan latiha latihan n tolera toleransi nsiBB ren6an ren6anakan akan %aktu %aktu ist istira irahat hat dan hindar hindarii keletihan.
g) "elaskan pentingnya !aksinasi influen>a sesuai pesanan. h) Diskusikan obat5obatanB nama, dosis, %aktu pemberian, tujuan, dan efek sampingnya. i)
"elask "el askan an penting pentingnya nya menghi menghindar ndarii obat5o obat5obata batan n yang yang dij dijual ual bebas bebas tanpa tanpa membi6a membi6arak rakanny annyaa terlebih dahulu dengan dokter 2
!. Empiema A. Definisi
Empiemaa adalah adanya eksudat purulent dalam 6a!um pelura. Empiem pelura. Pus dalam rongga pleura yang disebabkan oleh infeksi seperti pneumonia atau abses paru5paru terjadi setelah operasi atau akibat luka tusuk dada7. Empie Em piema ma umum umumny nyaa te terj rjadi adi pa pada da pneum pneumon onia ia.. ekit ekitar ar * *57 57* * da dari ri se selu luru ruh h ka kasu suss pneumonia berhubungan dengan efusi parapneumoni. Dengan antibiotik yang tepat, efusi parapneumoni akan sembuh tanpa komplikasi. 0amun, bila efusi tida tidak k
tera terata tasi si,,
maka maka
yang ang
diak diakiibat batkan kan
dika dikata taka kan n
ef efus usii
meni menim mbul bulkan kan
te terk rkom ompl plik ikas asi. i.
perl perlek ekat atan an..
@ai @aira ran n
In Infe feks ksii yan ang g
da dan n
re resp spon on
te terrinf nfek eksi si
in infl flam amas asii
menj menjad adii
pus pus
yang terlokalisir di pleura:. B. Eti*l*gi
. Empi Empiem emaa dapat dapat dise disebab babka kan n oleh oleh penye penyebab bab se sela lain in pn pneu eumo moni niaa bakte bakteri rial al.. e eti tiap ap proses
yang
memba%a
patogen
ke
dalam
6elah
suatu empiema.&eberapa sebab empiema adalah sebagai berikut B
pleura
dapat
menyebabkan
'rauma thoraks ;uptur
abses paru ke dalam 6elah pleura Penyebaran infeksi non pleura (mediastinitis, infeksi abdomen)
+. Pat*fisi*l*gi
1kibat in!asi basil piogeneik ke pleura, maka akan timbulah peradangan akut yang diikuti dengan pembentukan eksudat serous. Dengan sel polimorphonu6leus (P#0) baik yang hidup maupun yang mati dan meningkatnya kadar protein, maka 6airan menjadi keruh dan kental. 1danya endapan 3 endapan fibrin akan membentuk kantung 3 kantung yang melokalisasi nanah tersebut+. ekr ekres esii dengan
6ai 6airan
menu menuju ju
drainase
mend me ndra rain inas asee
oleh
6e 6ellah
pleu pleura ra
limfatik
hamp hampir ir -* -** *
mlAha lAhari ri..
norm normal alny nyaa
subpleura.
membe embent ntuk uk
istem
kes kesei eim mbang bangan an
limfatik
pleura
dapat
&ila &ila !o !olu lume me 6a 6air iran an pl pleu eura ra mele melebi bihi hi ke kema mamp mpua uan n
limfatik untuk mengalirkannya maka, efusi akan terbentuk. Efusi parapnemonia merupakan sebab umum
em!iema.. em!iema
Pneumonia
men6et men6 etus uska kan n resp respon on infl inflam amas asi. i. Infl Inflam amas asii ya yang ng te terj rjad adii de deka katt de deng ngan an pl pleu eura ra da dapa patt menin eningk gkat atka kan n perm permea eabi bili littas se sell mes esot otel eliial al,, yang ang mer merupak upakan an la lapi pisa san n se sell te terl rlua uar r dari dari
pleu pleura ra..
al albu bumi min n
el el
dan dan
meso mesottel eliial
prot protei ein n
yang yang
lai ainn nny ya. al al
te terrkena kena
meni mening ngka katt
ini men enga gapa pa su suat atu u
perm permea eabi bili lita tassnya nya ef efus usii
ter erha hada dap p
pl pleu eura ra kare karena na in inffeks eksi
kaya akan protein. #ediator kimia dari proses inflamasi menstimulasi mesotelial untuk melepas kem kemoki okin, penting tida dak k
yang ang untuk
mer merekru ekrutt menarik
ditemuka kan n
pada
se sell
inf infla lama masi si
neutrofil 6air airan
ke
lai ain. n.
6elah
pleura ura.
el el
pleura.
0eutrofil
mes mesot otel eliial Pada
memeg emegan ang g
kondisi
ditemukan
normal,
pada
6airan
pera perana nan n neutrofil pl pleeura
hanya jika direkrut sebagai bagian bag ian dari suau proses inflamasi. 0etrofil, fagosit, mononuklear, dan limfosit
meningkatkan
respon
inflamasi
dan
mengeleluarkan
mediator untuk menarik sel5sel inflamator lainya ke dalam pleura :. Ef Efus usii pleur pleuraa pa para rapn pneum eumon onii dibag dibagii menj menjad adii ta tahap hap be berd rdas asar arka kan n pa pato togen genes esis isny nya, a, yait aitu
efusi
parapn pneu eum moni
tanp npaa
komplika kassi,
denga gan n
kom ompl pliika kassi
dan
emp empiema
torakis.
Efusi neut neutrrofil ofil
!ara!neumoni yang ang
ter erja jadi di
tan!a sa saat at
kom!likasi kom!likasi 6air 6airan an
mer erup upak akan an
int inter ersstis tisiil
paru paru
ef efus usii
meni mening ngka katt
eksu eksuda datt sel elam amaa
pr pred edom omin inan an pneu pneum moni onia.
Efusi ini sembuh dengan pengobatan antibiotik yang tepat untuk pneumonia. Efusi
!ara!neumoni kom!likasi merupakan kom!likasi merupakan in!asi bakteri pada 6elah pleura yang mengakibatkan
peningkatan
jumlah
neutrofil,
asidosis
6airan
pleura
dan
peningkatan
konsentrasi
$D.
Efusi
ini
sering
bersifat
steril
karena
bakteri
biasanya dibersihkan se6ara 6epat dari 6elah pleura.
Pembentukan empiema terjadi dalam tahap, yaitu B
View more...
Comments