Askep Chronic Kidney Disease Ckd Aplikasi Nanda Nic Noc

December 5, 2018 | Author: PoetraPunkZither | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Askep Chronic Kidney Disease Ckd Aplikasi Nanda Nic Noc...

Description

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP CHRONIC KIDNEY DISEASE ( CKD ) APLIKASI NANDA NIC NOC septiawanputratanjung.blogspot.co.id/2015/10/la septiawanputratanjung.blogspot.co.id /2015/10/laporan-penda poran-pendahuluan-dan-a huluan-dan-askep-chronic.ht skep-chronic.html ml A. 1

KONSEP DASAR PENYAKIT Defenisi

Chronic kidney disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis didefinisikan sebagai kerusakan ginjal untuk sedikitnya 3 bulan dengan atau tanpa penurunan glomerulus filtration rate (GFR) (Nahas & Levin,2010) Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahan mempertahankan kan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2001; 1448) CKD atau gagal ginjal kronis (GGK) didefinisikan sebagai kondisi dimana ginjal mengalami penurunan fungsi fun gsi secara secara lambat, lambat, progresif,  progresif, irreversibel, dan samar (insidius) dimana kemampuan tubuh gagal dalam mempertahankan metabolisme, cairan, dan keseimbangan elektrolit, sehingga terjadi uremia atau azotemia (Smeltzer, 2009)

2

Etiologi

Diabetes dan hipertensi Diabetes dan hipertensi baru-baru  baru-baru ini telah menjadi etiologi tersering terhadap proporsi GGK di US yakni sebesar 34% dan 21% . Sedangkan glomerulonefritis menjadi yang ketiga dengan 17%. Infeksi nefritis tubulointerstitial (pielonefritis kronik atau nefropati refluks) dan penyakit ginjal polikistik masing-masing 3,4%. Penyebab yang tidak sering terjadi yakni uropati obstruktif , lupus eritomatosus dan lainnya sebesar 21 %. (US Renal System, 2000 dalam Price & Wilson, 2006).

Penyebab gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di Indonesia tahun 2000 menunjukkan glomerulonefritis menjadi etiologi dengan prosentase tertinggi dengan 46,39%, disusul dengan diabetes melitus dengan 18,65%, obstruksi dan infeksi dengan 12,85%, hipertensi dengan 8,46%, dan sebab lain dengan 13,65% (Sudoyo, 2006)

3

Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala pasien gagal ginjal kronis adalah sebagai berikut : a.

Manifestasi kardiovaskuler 

Mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem renin-angiotensinaldosteron), pitting edema (kaki,tangan, (kaki,tangan,sakrum), sakrum), edema periorbital, Friction rub perikardial, pembesaran vena leher.

b.

Manifestasi dermatologi

Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering, bersisik, pruritus, ekimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar. c.

Manifestasi Pulmoner 

Krekels, sputum kental dan liat, napas dangkal, pernapasan Kussmaul d.

Manifestasi Gastrointestinal

Napas berbau amonia, ulserasi dan pendarahan pada mulut, anoreksia, mual,muntah, konstipasi dan diare, pendarahan saluran gastrointestinal e.

Manifestasi Neurologi

Kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang, kelemahan tungkai, panas pada telapak kaki, perubahan perilaku f.

Manifestasi Muskuloskeletal

Kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, foot drop g.

Manifestasi Reproduktif 

 Amenore dan atrofi testikuler  . 4

Patofisiologi

. Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron– nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu. ( Barbara C Long, 1996, 368) Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448). Perjalanan umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi tiga stadium yaitu: a.

Stadium 1 (penurunan cadangan ginjal)

Ditandai dengan kreatinin serum dan kadar Blood Ureum Nitrogen (BUN) normal dan penderita asimtomatik. b.

Stadium 2 (insufisiensi ginjal)

Lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak (Glomerulo filtration Rate besarnya 25% dari normal). Pada tahap ini Blood Ureum Nitrogen mulai meningkat diatas normal, kadar kreatinin serum mulai meningklat melabihi kadar normal, azotemia ri ngan, timbul nokturia dan poliuri.

c.

Stadium 3 (Gagal ginjal stadium akhir / uremia)

Timbul apabila 90% massa nefron telah hancur, nilai glomerulo filtration rate 10% dari normal, kreatinin klirens 5-10 ml permenit atau kurang. Pada tahap ini kreatinin serum dan kadar blood ureum nitrgen meningkat sangat mencolok dan timbul oliguri. (Price, 1992: 813-814)

5

Pemeriksaan penunjang

Menurut Suyono (2001), untuk menentukan diagnosa pada CKD dapat dilakukan cara sebagai berikut: a.

Pemeriksaan laboratorium

Menentukan derajat kegawatan CKD, menentukan gangguan sistem dan membantu menetapkan etiologi. b.

Pemeriksaan USG

Untuk mencari apakah ada batuan, atau massa tumor, juga untuk mengetahui beberapa pembesaran ginjal. c.

Pemeriksaan EKG

Untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda perikarditis, aritmia dan gangguan elektrolit

6

Penatalaksanaan

a.

Dialisis (cuci darah)

b. Obat-obatan: antihipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen kalsium, furosemid (membantu berkemih) c.

Diit rendah protein dan tinggi karbohidrat

d.

Transfusi darah

e.

Transplantasi ginjal

B. 1. a.

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS CA PARU Pengkajian Demografi.

Penderita CKD kebanyakan berusia diantara 30 tahun, namun ada juga yang mengalami CKD dibawah umur tersebut yang diakibatkan oleh berbagai hal seperti proses pengobatan, penggunaan obat-obatan dan sebagainya. b. Riwayat penyakit yang diderita pasien sebelum CKD seperti DM, glomerulo nefritis, hipertensi, rematik, hiperparatiroidisme, obstruksi saluran kemih, dan traktus urinarius bagian bawah juga dapat memicu kemungkinan terjadinya CKD. c.

Pola nutrisi dan metabolik.

Gejalanya adalah pasien tampak lemah, terdapat penurunan BB dalam kurun waktu 6 bulan. Tandanya adalah anoreksia, mual, muntah, asupan nutrisi dan air naik atau turun.

d.

Pola eliminasi

Gejalanya adalah terjadi ketidak seimbangan antara output dan input. Tandanya adalah penurunan BAK, pasien terjadi konstipasi, terjadi peningkatan suhu dan tekanan darah atau tidak singkronnya antara tekanan darah dan suhu. e.

Pengkajian fisik

§ Penampilan / keadaan umum. Lemah, aktifitas dibantu, terjadi penurunan sensifitas nyeri. Kesadaran pasien dari compos mentis sampai coma. § Tanda-tanda vital. Tekanan darah naik, respirasi riet naik, dan terjadi dispnea, nadi meningkat dan reguler. § Antropometri. Penurunan berat badan selama 6 bulan terahir karena kekurangan nutrisi, atau terjadi peningkatan berat badan karena kelebihan cairan. § Kepala. Rambut kotor, mata kuning / kotor, telinga kotor dan terdapat kotoran telinga, hidung kotor dan terdapat kotoran hidung, mulut bau ureum, bibir kering dan pecah-pecah, mukosa mulut pucat dan lidah kotor. § Leher dan tenggorok. Peningkatan kelenjar tiroid, terdapat pembesaran tiroid pada leher. § Dada Dispnea sampai pada edema pulmonal, dada berdebar-debar. Terdapat otot bantu napas, pergerakan dada tidak simetris, terdengar suara tambahan pada paru (rongkhi basah), terdapat pembesaran  jantung, terdapat suara tambahan pada jantung. § Abdomen. Terjadi peningkatan nyeri, penurunan pristaltik, turgor jelek, perut buncit. § Genital. Kelemahan dalam libido, genetalia kotor, ejakulasi dini, impotensi, terdapat ulkus. § Ekstremitas. Kelemahan fisik, aktifitas pasien dibantu, terjadi edema, pengeroposan tulang, dan Capillary Refill lebih dari 1 detik. § Kulit. Turgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan mengkilat / uremia, dan terjadi perikarditis.

2. a.

Diagnosa Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang meningkat.

b. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan udem sekunder: volume cairan tidak seimbang oleh karena retensi Na dan H 2O. c.

3.

Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah

Intervensi

NO

Nanda

Noc

Nic

1

Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban  jantung yang meningkat

NOC :

NIC :

Cardiac Pump effectiveness

Cardiac Care



 Evaluasi adanya nyeri dada (  

Circulation

intensitas,lokasi, durasi)

Status 

 Catat adanya disritmia Vital Sign Status  jantung

Kriteria Hasil:

 Catat adanya tanda dan

gejala penurunan cardiac putput  Tanda Vital dalam

rentang normal (Tekanan darah, Nadi, respirasi)

 Monitor status kardiovaskuler   Monitor status pernafasan

yang menandakan gagal jantung  Dapat mentoleransi

aktivitas, tidak ada kelelahan

 Monitor adanya perubahan

 Tidak ada edema

 Monitor adanya dyspneu,

paru, perifer, dan tidak ada asites

fatigue, tekipneu dan ortopneu

 Tidak ada penurunan

stress

tekanan darah

 Anjurkan untuk menurunkan

kesadaran Vital Sign Monitoring  Monitor TD, nadi, suhu, dan

RR

2

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan udem sekunder: volume cairan tidak seimbang oleh karena retensi Na dan H2O

NOC :

NIC :

 Electrolit and acid

Fluid management

base balance Timbang popok/pembalut  jika diperlukan 

 Fluid balance   Hydration



Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

Kriteria Hasil:



Pasang urin kateter jika diperlukan

 Terbebas dari

edema, efusi, anaskara  Bunyi nafas bersih,

Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan 

tidak ada dyspneu/ortopneu

(BUN , Hmt , osmolalitas urin ) Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP, PAP, dan PCWP 

 Terbebas dari

distensi vena jugularis, reflek hepatojugular (+)

Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles, CVP , edema, distensi vena leher, asites) 

 Memelihara tekanan

vena sentral, tekanan kapiler paru, output  jantung dan vital sign dalam batas normal



Kaji lokasi dan luas

edema  Terbebas dari

kelelahan, kecemasan atau kebingungan

Fluid Monitoring

Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan   Menjelaskanindikator  eliminaSi kelebihan cairan 

Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak seimbangan cairan (Hipertermia, terapi diuretik, kelainan renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi hati, dll ) 



Monitor berat badan

Monitor serum dan elektrolit urine 

Monitor serum dan osmilalitas urine 



Monitor BP, HR, dan RR

Monitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama  jantung 

Monitor parameter  hemodinamik infasif  

Monitor adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer dan penambahan BB 

Monitor tanda dan gejala dari odema 

3

Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah

NOC :

NIC :

 Nutritional Status :

Nutrition Management

food and Fluid Intake  Kaji adanya alergi makanan

Kriteria Hasil :  Kolaborasi dengan ahli gizi   Adanya peningkatan

berat badan sesuai dengan tujuan

untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

 Berat badan ideal

 Yakinkan diet yang dimakan

sesuai dengan tinggi badan

mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi.

  Mampu

 Monitor jumlah nutrisi dan

mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

kandungan kalori  Berikan informasi tentang

 Tidak ada tanda

kebutuhan nutrisi

tanda malnutrisi Nutrition Monitoring  Tidak terjadi

penurunan berat badan yang berarti

 BB pasien dalam batas

normal  Monitor adanya penurunan

berat badan  Monitor lingkungan selama

makan  Monitor kulit kering dan

perubahan pigmentasi  Monitor turgor kulit  Monitor kekeringan, rambut

kusam, dan mudah patah  Monitor mual dan muntah  Monitor kadar albumin, total

protein, Hb, dan kadar Ht  Monitor kalori dan intake

nuntrisi  Catat adanya edema,

hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral.  Catat jika lidah berwarna

magenta, scarlet

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF