ASI IDAI

January 11, 2018 | Author: Yoga Witular | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

idai asi...

Description

AIR SUSU IBU DAN MENYUSUI IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA REKOMENDASI No.: 002/Rek/PP IDAI/XI/2010 tentang Air Susu Ibu dan Menyusui

1. Dokter spesialis anak dan tenaga medis merekomendasikan ASI bagi semua bayi yang tidak memiliki kontraindikasi medis serta memberikan edukasi mengenai manfaat ASI dan menyusui. 

Kontraindikasi medis yang dimaksud mengacu pada Panduan WHO 2009, termuat pada bagian selanjutnya dari rekomendasi ini. Bila terdapat kontraindikasi, maka harus ditelaah lebih lanjut, apakah kontraindikasi tersebut bersifat sementara atau permanen. Bila kontraindikasi hanya bersifat sementara, maka ibu dianjurkan memerah ASI untuk menjagai kesinambungan produksi ASI. Bila menyusui langsung tidak memungkinkan, maka dianjurkan memberikan ASI yang diperah.



Keputusan untuk tidak menyusui atau menghentikan menyusui sebelum waktunya didasarkan pada pertimbangan bahwa risiko menyusui akan lebih membahayakan dibanding manfaat yang akan didapatkan.

2. ASI eksklusif didefinisikan sebagai pemberian ASI tanpa suplementasi makanan maupun minuman lain, baik berupa air putih, jus, ataupun susu selain ASI. Pemberian vitamin, mineral, dan obat-obatan diperbolehkan selama pemberian ASI eksklusif. 3. Seluruh kebijakan yang memfasilitasi pemberian ASI/menyusui harus didukung. Edukasi orang tua sejak kehamilan merupakan komponen penting penentu keberhasilan menyusui. Dukungan dan semangat dari ayah dapat berperan besar dalam membantu ibu menjalani proses inisiasi dan tahapan menyusui selanjutnya, terutama saat terjadi masalah.

4. Bayi sehat diletakkan pada dada ibunya agar tercipta kontak kulit ke kulit segera setelah persalinan sampai bayi mendapat ASI pertamanya. Bayi sehat dan siaga mampu melakukan perlekatan tanpa bantuan dalam waktu satu jam pertama setelah melahirkan. 

Keringkan bayi, nilai skor Apgar, dan lakukan pemeriksaan fisis awal saat bayi sedang kontak dengan ibunya.



Prosedur penimbangan, pengukuran, memandikan, pengambilan darah, pemberian suntikan vitamin K, dan profilaksis mata dapat ditunda sampai bayi mendapat ASI pertamanya.



Bayi yang terpengaruh oleh obat-obatan ibu mungkin membutuhkan bantuan agar mampu melakukan perlekatan yang efektif.

5. Suplemen (air, air gula, susu formula, dan cairan lain) tidak diberikan pada bayi kecuali atas permintaan dokter sesuai dengan indikasi medis. 6. Empeng/dot dihindari pada bayi yang menyusui. Rekomendasi ini tidak melarang penggunaan empeng untuk tujuan nonnutritive sucking, oral training untuk bayi prematur, dan bayi yang membutuhkan perawatan khusus. 7. Pada minggu-minggu pertama menyusui, bayi disusui sesering kemauan bayi. Ibu menawarkan payudara apabila bayi menunjukkan tanda-tanda lapar seperti terjaga terus, aktif, mouthing, atau rooting. 

Penempatan ibu dan bayi dalam satu ruangan (rooming-in) sepanjang hari sangat membantu keberhasilan menyusui.



Lamanya menyusui tergantung pada kehendak bayi. Payudara diberikan bergantian kanan dan kiri pada awal menyusui, agar kedua payudara mendapat stimulasi yang sama dan mendapat pengeringan yang sama.



Pada minggu-minggu pertama, bayi sebaiknya dibangunkan atau dirangsang untuk menyusui maksimum setiap 3 jam.

8. Evaluasi keberhasilan menyusui selama dirawat dilakukan oleh tenaga kesehatan sekurangnya dua kali sehari. 

Hal yang dinilai meliputi posisi menyusui, perlekatan, dan transfer susu.



Kemajuan dan hambatan dalam proses menyusui selama bayi dirawat dicatat di rekam medis



Edukasi ibu untuk mencatat waktu dan durasi setiap kali menyusui, demikian juga dengan produksi urin dan tinja pada minggu-minggu pertama.



Setiap masalah yang ditemui segera dicarikan solusinya sebelum ibu dan bayi meninggalkan rumah sakit.

9. Bayi yang telah pulang dari rumah sakit mendapat pemeriksaan tenaga kesehatan pada usia 3-5 hari. 

Dilakukan penilaian bayi yang mencakup pemeriksaan fisis, terutama untuk mendeteksi ikterus (kuning) dan status hidrasi, pola berkemih dan defekasi, begitu pula masalah payudara (nyeri, pembengkakan).



Teknik menyusui juga harus dinilai, meliputi posisi, perlekatan, dan transfer susu. Penurunan berat badan lebih dari 7% berat lahir mengindikasikan kemungkinan masalah menyusui dan harus dievaluasi lebih lanjut.

10. Bayi yang mendapat ASI diperiksa kesehatannya kembali pada usia 2-3 minggu agar dapat dipantau pertambahan berat badan dan memberikan dukungan pada periode awal menyusui ini. 11. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama cukup untuk mencapai tumbuh kembang optimal. 12. Makanan pendamping ASI kaya besi diberikan secara bertahap mulai usia 6 bulan. Bayi prematur, bayi dengan berat lahir rendah, dan bayi yang memiliki kelainan hematologi tidak memiliki cadangan besi adekuat pada saat lahir umumnya membutuhkan suplementasi besi sebelum usia 6 bulan, yang dapat diberikan bersama dengan ASI eksklusif. 13. Kebutuhan dan perilaku makan setiap bayi adalah unik. 

Pengenalan makanan pendamping sebelum usia 6 bulan tidak meningkatkan asupan kalori maupun kecepatan pertumbuhan berat badan.



Selama 6 bulan pertama, bayi yang mendapat ASI tidak membutuhkan air putih maupun jus buah, bahkan dalam cuaca panas sekalipun. Pemberikan

minuman atau makanan selain ASI berisiko mengandung kontaminan atau alergen. 

Pemanjangan durasi menyusui bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan dan perkembangan bayi.



Bayi yang telah disapih sebelum usia 12 bulan tidak menerima susu sapi, tetapi harus mendapat formula bayi yang difortifikasi zat besi.

14. Semua bayi yang mendapat ASI mendapat injeksi vitamin K1 1 mg yang diberikan setelah mendapat ASI pertamanya dalam kurun waktu 6 jam setelah lahir. Bila tidak tersedia vitamin K1 injeksi, maka dapat diberikan vitamin K1 oral namun diulang dalam kurun waktu 4 bulan. 15. Ibu dan bayi baru lahir berada dalam satu ruangan dan bayi berada dalam jangkauan ibu selama 24 jam untuk memfasilitasi menyusui. 16. Bila ibu atau bayi dirawat di rumah sakit, diusahakan untuk menjaga kesinambungan ASI, baik dengan menyusui langsung atau memberikan ASI yang diperah. 17. Durasi pemberian ASI eksklusif yang dianjurkan adalah selama enam bulan pertama kehidupan untuk mencapat tumbuh kembang optimal. Setelah enam bulan, bayi mendapat makanan pendamping yang adekuat sedangkan ASI dilanjutkan sampai usia 24 bulan. 18. Bayi risiko tinggi : 

Pemberian ASI direkomendasikan untuk bayi prematur dan bayi risiko tinggi lain, baik secara langsung maupun pemberian ASI perah. Dukungan dan edukasi untuk ibu mengenai menyusui dan teknik memerah ASI diberikan sedini mungkin.



Kontak kulit ke kulit dan menyusui langsung dimulai sedini mungkin.



Sebagian besar bayi dengan berat lahir sangat rendah terindikasi mendapat ASI yang difortifikasi. Di negara maju terdapat bank ASI. Air susu ibu yang berasal dari bank ASI telah memenuhi persyaratan dan berasal dari donor yang telah diksrining. ASI segar dari donor yang belum diskrining tidak dianjurkan karena risiko transmisi kuman.



Kewaspadaan diperhatikan untuk bayi dengan defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD) karena rentan terhadap hemolisis, hiperbilirubinemia, dan kernikterus. Ibu yang menyusui bayi dengan defisiensi atau tersangka defisiensi G6PD harus menghindari obat yang dapat menginduksi hemolisis.

19. Keadaan bencana dan situasi darurat : 

Air Susu Ibu (ASI) dengan daya perlindungan yang dimilikinya menjadi sangat penting pada keadaan bencana atau situasi darurat.



Dalam situasi bencana, bayi yang tidak disusui mempunyai risiko tinggi terkena penyakit, karena kurangnya air dan sanitasi, terhentinya persediaan makanan, tempat tinggal yang tidak memadai, serta tidak adanya fasilitas untuk memasak. Selain itu, tidak adanya dukungan dan pengetahuan tentang bagaimana cara pemberian makan pada bayi dan anak dalam keadaan darurat, ikut berkontribusi meningkatkan risiko timbulnya penyakit.



Pemberian susu formula pada keadaan bencana perlu memperhatikan beberapa hal : 1. Pemberian susu formula dibawah pengawasan dan pemantauan tenaga kesehatan terlatih. 2. Susu formula diberikan kepada bayi piatu dan bayi yang ibunya tidak lagi dapat menyusui 3. Telah dilakukan penilaian terhadap status menyusui ibu dan relaktasi tidak memungkinkan. 4. Ibu atau pengasuh bayi perlu diberi informasi memadai tentang cara penyajian susu formula yang aman dan pemberian makan bayi yang tepat. 5. Ada petunjuk yang jelas tentang cara penyajian susu formula dalam bahasa yang dimengerti oleh masyarakat setempat dengan masa kadaluwarsa minimal 1 tahun. 6. Susu kental manis dan susu cair tidak boleh diberikan kepada bayi berumur kurang dari 12 bulan.

7. Menggunakan air dan alat yang bersih untuk menyiapkan susu dan menyimpannya (bila sulit menyiapkan air bersih karena terbatasnya bahan bakar, dapat menggunakan air dalam kemasan). 8. Sediakan alat untuk menakar air dan susu bubuk 9. Promosi menyusui secara terus menerus untuk agar ibu yang masih dapat menyusui tidak memberikan susu formula. 

Industri susu formula tidak diperbolehkan mempromosikan produknya.

Referensi : 1. Lucas A, Prewett RB, Mitchell MD. Breastfeeding and plasma oxytocin concentrations. Br Med J. 1980;281:834-5. 2. Beral V. Breast cancer and breastfeeding: collaborative reanalysis of individual data from 47 epidemiological studies in 30 countries, including 50302 woman with breast cancer and 96973 woman without the disease. Lancet. 2002;360:187-95. 3. Saadeh R, Benbouzid D. Breastfeeding and child spacing: importance of information collection to public health policy. Bull World Health Organ. 1990;68:625-31. 4. Popkin BM, Adair L, Akin JS, Black R. Breastfeeding and diarrheal morbidity. Pediatrics. 1990;86:874-82. 5. Howie PW, Forsyth JS, Ogston SA, Clark A, Florey CV. Protective effect of breastfeeding against infection. BMJ. 1990;300:11-6. 6. Scariati PD, Grummer-Strawn LM, Fein SB. A longitudinal analysis of infant morbidity and the extent of breastfeeding in the United States. Pediatrics. 1997;99:e5. 7. Kramer MS, Chalmers B, Hodnett ED, Sevkovskaya Z, Dzikovich I, Shapiro S, et al. Promotion of breastfeeding intervention trial (PROBIT). JAMA. 2001;285:413-20.

8. Cesar JA, Victora CG, Barros FC, Santos IS, Flores JA. Impact of breastfeeding on admission for pneumonia during postneonatal period in Brazil: nested case-control. BMJ. 1999;318:1316-20. 9. Chantry CJ, Howard CR, Auinger P. Full breastfeeding duration and associated decrease in respiratory tract infection in US children. Pediatrics. 2006;117:425-32. 10. Aniansson G, Alm B, Andersson B, Hakansson A. A prospective coherent study on breasfeeding and otitis media in Swedish infants. Pediatr Inf Dis J. 1994;13:183-8. 11. Norris JM, Scott FN. A meta-analysis of infant diet and insulin-dependent diabetes mellitus: do biases play a role? Epidemiology. 1996;7:87-92. 12. WHO collaborative study team on the role of breastfeeding in the prevention of infant mortality. Effect of breastfeeding of infant and child mortality due to infections disease in less developed countries: a pooled analysis. Lancet. 2000;355:451-5. 13. Bahl R, Frost C, Kirkwood BR, Edmund K, Martinez J, Bhandari K. Infant feeding patterns and risks of death and hospitalization in the first half of infancy: multicentre cohort study. Bull World Health Organ. 2005;83:418-26. 14. Kull I, Wickman M, Lilja G, Nordvall SL, Pershagen G. Breastfeeding and allergic diseases in infants - a prospective birth cohort study. Arch Dis Child. 2002;87:47881.\ 15. Von Kries R, Koletzko B, Sauerwald T, von Mutius E, Barnert D, Grunert V, et al. Breastfeeding and obesity: cross sectional study. BMJ. 1999;319:147-50. 16. Gillman MW, RIfas-Shiman SL, Camargo Jr CA. Risk of overweight among adolescents who were breastfed as infants. JAMA. 2001;285:2461-7. 17. Kramer MS, Aboud F, Miranova F, Vanilovich I, Platt RW, Matush L, et al. Breastfeeding and child cognitive development. New evidence from a large randomized trial. Arch Gen Psychiatry. 2008;65:578-84. 18. Mortensen EL, Michaelsen KF, Sanders SA, Reinisch JM. The association between duration of breastfeeding and adult intelligence. JAMA. 2002;287:2365-71.\ 19. World Health Organization, UNICEF, and Wellstart International. Baby-friendly hospital initiative : revised, updated and expanded for integrated care. Section 2.

Strengthening and sustaining the baby-friendly hospital initiative: a course for decisionmakers. WHO and UNICEF. 2009. Geneva. 20. American Academy of Pediactrics, Section on Breastfeeding. Breastfeeding and the use of human milk. Pediatrics. 2005;115:496-506. 21. World Health Organization. Acceptable medical reasons for use of breastmilk substitutes. WHO. 2009. Geneva.

Jakarta, 2 November 2010 Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia

Ketua Umum Dr. Badriul Hegar, PhD, Sp.A(K)

Sekretaris Umum Dr. Sudung O. Pardede, Sp.A(K)

Disusun oleh: Satgas ASI IDAI

1-2-3 MENUJU ASI EKSKLUSIF oleh idai pada 28.08.2013

Persiapan menyambut buah hati tentu penting bagi semua orangtua. Sembilan bulan lamanya sang bayi dibesarkan dalam rahim ibu dan pastinya semua yang terbaik akan

disiapkan, termasuk nutrisi. Berbagai pendapat yang datang dari keluarga dan lingkungan kadangkala justru menimbulkan kebingungan atau keraguan. Berikut kami perkenalkan 3 langkah sederhana menuju kesuksesan pemberian ASI (air susu ibu) eksklusif, sesuai dengan rekomendasi berbagai organisasi kesehatan di dunia.

1. Yakinlah bahwa ASI adalah yang terbaik bagi bayi, ibu, dan keluarga. Sebagaimana bayi tumbuh dan berkembang di dalam rahim, ASIpun telah disiapkan oleh Sang Pencipta sesuai dengan usia kehamilan ibu. ASI mengandung bahan-bahan yang sangat mudah dicerna dan diserap oleh bayi, bahkan bayi prematur sekalipun. Zat-zat yang terkandung dalam ASI sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan, terutama dalam masa emas 2 tahun pertama kehidupan seorang anak. Adanya antibodi (zat kekebalan tubuh) juga tidak dapat ditemukan pada makanan manapun selain ASI, sehingga bayi yang mendapatkan ASI eksklusif terbukti lebih kebal terhadap penyakit menular. Banyak keuntungan juga didapatkan bagi ibu yang menyusui seperti adanya efek KB alami (dengan syarat-syarat tertentu; konsultasikan pada dokter ahli kebidanan), kembalinya rahim ke ukuran semula dengan lebih cepat, serta kekebalan tubuh yang meningkat karena produksi antibodi yang bertambah. Proses menyusui juga mempererat hubungan batin antara ibu dan anak yang tentu menjadi dambaan setiap orangtua. Bagi keluarga, pemberian ASI ekslusif tentu lebih ekonomis karena tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh nutrisi terbaik bagi bayi. Ditambah lagi, proses menyusui tidak membutuhkan persiapan alat-alat khusus sehingga lebih efisien dan juga mengurangi risiko infeksi akibat penyiapan susu yang kurang higienis.

2. Ketahui teknik dasar menyusui Bila keyakinan terhadap ASI sudah terbentuk, maka langkah awal menyusui akan menjadi lebih mudah dan ringan. Selanjutnya, ibu dapat mempelajari beberapa hal yang dapat membantu supaya menyusui berjalan lancar. Perhatikan keadaan ibu, bayi, dan kesehatan payudara Kondisi ibu yang sakit, lelah, atau kurang percaya diri dapat mengganggu pemberian ASI eksklusif. Pastikan ibu dalam keadaan sehat dan berikan dukungan keluarga sepenuhnya pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Payudara yang sehat dan terasa nyaman biasanya akan meningkatkan kepercayaan diri ibu sehingga produksi ASI lebih lancar. Rasa ragu dapat timbul bila ibu merasa payudaranya bermasalah, misalnya puting yang tidak

menonjol atau payudara terlalu kecil. Untuk menyingkirkan keraguan, sebaiknya ibu dan keluarga mengetahui proses produksi dan pengeluaran ASI. ASI diproduksi di kelenjar payudara dan mengalir keluar payudara akibat pengaruh hormonhormon menyusui, yaitu prolaktin dan oksitosin (lihat Gambar 1). Kedua hormon ini diproduksi di sebuah organ di otak yang disebut hipofisis. Hormon prolaktin bertanggung jawab atas produksi ASI, sedangkan hormon oksitosin menyebabkan pengeluaran ASI dari tempat penyimpanannya di dalam payudara ibu. Pengosongan payudara dengan cara menyusui bayi sesering mungkin akan memacu produksi hormon prolaktin, sehingga produksi ASI pun akan bertambah. Kedekatan fisik dengan bayi, mendengar suara tangis bayi, atau mencium bau tubuh bayi, serta hati ibu yang merasa senang dan nyaman, akan memicu pengeluaran hormon oksitosin, yang menyebabkan ASI lancar mengalir dari payudara ibu. Hormon-hormon tersebut dapat terhambat bila ibu merasa tidak yakin, kurang percaya diri, stres, atau kesakitan.

Gambar 1. Siklus Menyusui (klik disini untuk memperbesar gambar) Kesehatan bayi juga menentukan kelancaran proses menyusui. Bayi yang sakit, mengantuk, atau tidak nyaman biasanya tidak dapat menyusu dengan baik sehingga mungkin menghambat produksi atau pengeluaran ASI dari payudara. Inisiasi menyusui dini dan rawat gabung Inisiasi menyusui dini (IMD) dan rawat gabung adalah upaya lain yang dapat untuk menyukseskan program ASI eksklusif. Ibu dan bayi dapat menjalani keduanya dalam keadaan bugar. Lakukan kontak antara kulit ibu dan bayi mungkin dengan cara meletakkan bayi di dada ibu segera setelah lahir selama jam.

dilakukan IMD bila sesegera minimal 1

Rawat gabung adalah proses perawatan bayi bersama ibu dalam ruangan yang sama setelah persalinan. Hal ini diupayakan agar ibu dapat menyusui bayi kapanpun bayi mau. Rawat gabung juga akan membantu ibu mencapai kondisi psikologis yang optimal untuk dapat sukses menyusui. Posisi dan perlekatan yang benar Carilah posisi menyusui yang paling nyaman untuk ibu. Dekap bayi sedekat mungkin dan hadapkan bayi ke payudara ibu dengan posisi badan yang lurus. Hendaknya seluruh badan bayi menghadap ke dada dan perut ibu; bukan hanya wajahnya saja. Telinga bayi akan tampak sejajar dengan bahu dan hidung mendekat ke payudara. Rangsang refleks hisap bayi dengan menyentuh sudut bibirnya. Saat mulut bayi terbuka lebar, masukkan area kehitaman di sekitar puting (areola) sebanyak-banyaknya ke dalam mulut bayi. Perlekatan yang baik akan terjadi bila mulut bayi terbuka lebar dengan bibir atas dan bawah terlipat keluar (Gambar 2). Bayi dikatakan menyusu efektif bila ia menghisap perlahan, pipi membulat, dan sesekali berhenti untuk menelan ASI.

Gambar 2. Perlekatan bayi pada payudara yang benar

3. Evaluasi tumbuh kembang bayi dan berikan MPASI mulai usia 6 bulan Bagaimana jika bayi menangis terus menerus dan ibu khawatir apakah ASI cukup? Ingatlah, bayi menangis tidak hanya karena lapar. Bayi akan menangis bila ia merasa tidak nyaman (kepanasan, kedinginan, kesakitan), kesepian, ingin digendong, dan lain sebagainya. ASI dapat dikatakan cukup apabila bayi buang air kecil 6 kali atau lebih dalam sehari. Periksakan bayi secara berkala ke layanan kesehatan terdekat. Bila kenaikan berat badannya sesuai dengan umur, maka ASI ibu terbukti cukup untuk bayi. Selain pertumbuhan, jangan lupa untuk selalu menilai perkembangan sang buah hati. ASI eksklusif, yaitu pemberian ASI saja tanpa tambahan makanan atau minuman lain, dianjurkan sampai usia bayi 6 bulan. Setelah bayi mencapai usia 6 bulan, tiba saatnya untuk memberikan makanan pendamping ASI (MPASI). ASI sebaiknya tetap diberikan hingga usia anak minimal 2 tahun, bahkan dapat lebih lama bila bayi dan ibu masih menginginkan. Penulis : Amanda Soebadi (Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI - RSCM) Administrator

PENYIMPANAN ASI PERAH oleh idai pada 22.04.2014

Bagi sebagian besar ibu, cara paling mudah untuk memberikan ASI pada bayi adalah dengan menetekkan langsung pada payudara. Namun, pada beberapa keadaan tertentu, hal ini sulit dilakukan sehingga ASI akhirnya diberikan dalam bentuk perahan. Contohnya adalah ketika bayi lahir dalam kondisi prematur sehingga kemampuan untuk menetek masih belum sempurna, atau bayi maupun ibu perlu dirawat di rumah sakit sehingga tidak memungkinkan untuk sering bertemu. Kondisi dimana ibu diharuskan untuk kembali bekerja, sekolah atau menjalankan kesibukan lainnya juga mempersulit pemberian ASI secara langsung. Banyak ibu juga seringkali merasa payudaranya penuh dan tidak nyaman, sehingga ASI perlu segera diperah.

Saat memerah ASI dan menyimpannya, ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh ibu, yaitu: 1. Pastikan ibu mencuci tangan dengan bersih sebelum memerah ASI maupun menyimpannya. 2. Wadah penyimpanan harus dipastikan bersih. Ibu dapat menggunakan botol kaca atau kontainer plastik dengan tutup yang rapat dengan bahan bebas bisphenol A (BPA). Hindari pemakaian kantong plastik biasa maupun botol susu disposable karena wadah-wadah ini mudah bocor dan terkontaminasi. Kontainer harus dicuci dengan air panas dan sabun serta dianginkan hingga kering sebelum dipakai. 3. Simpanlah ASI sesuai dengan kebutuhan bayi. 4. Pastikan bahwa pada wadah ASI telah diberi label berisi nama anak dan tanggal ASI diperah. 5. Tanggal kapan ASI diperah perlu dicantumkan untuk memastikan bahwa ASI yang dipakai adalah ASI yang lebih lama. 6. Jangan mencampurkan ASI yang telah dibekukan dengan ASI yang masih baru pada wadah penyimpanan.

7. Jangan menyimpan sisa ASI yang sudah dikonsumsi untuk pemberian berikutnya. 8. Putarlah kontainer ASI agar bagian yang mengandung krim pada bagian atas tercampur merata. Jangan mengocok ASI karena dapat merusak komponen penting dalam susu

Beberapa tips dalam membekukan ASI: 1. Kencangkan tutup botol atau kontainer pada saat ASI telah membeku sepenuhnya 2. Sisakan ruang sekitar 2,5 cm dari tutup botol karena volume ASI akan meningkat pada saat beku 3. Jangan menyimpan ASI pada bagian pintu lemari es atau freezer.

Panduan Menyimpan ASI Perah untuk Bayi Sehat yang Lahir Aterm

Beberapa tips dalam menghangatkan ASI perah yang telah dibekukan: 1. Cek tanggal pada label wadah ASI. Gunakan ASI yang paling dulu disimpan 2. ASI tidak harus dihangatkan. Beberapa ibu memberikannya dalam keadaan dingin 3. Untuk ASI beku: pindahkan wadah ke lemari es selama 1 malam atau ke dalam bak berisi air dingin. Naikkan suhu air perlahan-lahan hingga mencapai suhu pemberian ASI

4. Untuk ASI dalam lemari es: Hangatkan wadah ASI dalam bak berisi air hangat atau air dalam panci yang telah dipanaskan selama beberapa menit. Jangan menghangatkan ASI dengan api kompor secara langsung. 5. Jangan menaruh wadah dalam microwave. Microwave tidak dapat memanaskan ASI secara merata dan justru dapat merusak komponen ASI dan membentuk bagian panas yang melukai bayi. Botol juga dapat pecah bila dimasukkan ke dalam microwave dalam waktu lama. 6. Goyangkan botol ASI dan teteskan pada pergelangan tangan terlebih dahulu untuk mengecek apakah suhu sudah hangat. 7. Berikan ASI yang dihangatkan dalam waktu 24 jam. Jangan membekukan ulang ASI yang sudah dihangatkan. Perlu diketahui bahwa ASI yang telah dihangatkan kadang terasa seperti sabun karena hancurnya komponen lemak. ASI dalam kondisi ini masih aman untuk dikonsumsi. Apabila ASI berbau anyir karena kandungan lipase (enzim pemecah lemak) tinggi, setelah diperah, hangatkan ASI hingga muncul gelembung pada bagian tepi (jangan mendidih) lalu segera didinginkan dan dibekukan. Hal ini dapat menghentikan aktivitas lipase pada ASI. Dalam kondisi inipun kualitas ASI masih lebih baik dibandingkan dengan susu formula.

Sumber: 1. Office on Womens Health. 2010. Breastfeeding: Pumping and milk storage. Diunduh dari:http://www.womenshealth.gov/breastfeeding/pumping-and-milk-storage/pada tanggal 19 April 2014 2. Center of Disease Control and Prevention. 2010. Proper handling and storage of human milk. Diunduh dari:http://www.cdc.gov/breastfeeding/recommendations/handling_breastmilk.htm pa da tanggal 19 April 2014 3. Australian Breastfeeding Association. 2013. Expressing and storing breastmilk. Diunduh dari:https://www.breastfeeding.asn.au/bf-info/breastfeeding-andwork/expressing-and-storing-breastmilk pada tanggal 19 April 2014

4. La Leche League International. 2012.What are the LLLI guidelines for storing my pumped milk. Diunduh dari:https://www.llli.org/faq/milkstorage.html pada tanggal 19 April 2014

Penulis: Elisabeth Yohmi (Satuan Tugas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia) Administrator

MENGAPA ASI EKSKLUSIF SANGAT DIANJURKAN PADA USIA DI BAWAH 6 BULAN oleh idai pada 25.06.2013

Banyak bukti ilmiah yang memperlihatkan bahwa ASI yang diberikan secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan dapat mencukupi kebutuhan nutrisi bayi untuk tumbuh dan berkembang. Beberapa contoh diantaranya, kolostrum (ASI pada hari 1-5) kaya protein, laktosa ASI sebagai sumber karbohidrat diserap lebih baik dibanding yang terdapat di dalam susu formula. Komposisi protein yang lebih banyak whey sehingga lebih mudah diserap oleh usus bayi. Beberapa asam amino dan nukleotida yang berperan pada perkebangan jaringan otak, saraf, kematangan usus, penyerapan besi, dan daya tahan tubuh berada dalam jumlah yang lebih besar dibanding dalam susu formula.

Lemak dalam ASI selain jumlahnya lebih besar, profilnya juga berbeda dibanding lemak di dalam susu formula. Lemak juga diperlukan untuk pertumbuhan jaringan saraf dan retina mata. Disamping itu, ASI juga kaya akan vitamin dan mineral yang sangat berguna untuk pembentukan sel dan jaringan. Yang perlu dipahami dalam pemberian ASI adalah produksi ASI yang tidak selalu sama setiap harinya; yaitu antara 450 - 1200 ml per hari, sehingga bila dalam 1 hari dirasakan produksinya berkurang, maka belum tentu akan begitu seterusnya. Bahkan pada 1-2 hari kemudian jumlahnya akan melebihi rata-rata sehingga secara kumulatif akan mencukupi kebutuhan bayi. SETELAH 6 BULAN MAKAN APA YANG SEBAIKNYA DIBERIKAN? Setelah usia 6 bulan, ASI tetap diteruskan, tetapi sesuai dengan perkembangan sistem saluran cerna, bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI secara bertahap baik jumlah maupun jenis makanannya. Dimulai dengan memberikan biskuit dan buah, dilanjutkan dengan bubur susu dan nasi tim. Pemberian nasi tim blender perlu mendapat perhatian; tidak perlu atau hanya sementara (1 bulan), yaitu sebagai peralihan dari bubur susu ke nasi tim saring. Pemberian nasi tim blender terlalu lama seringkali membuat bayi sulit berpindah ke makanan bertekstur yang akhirnya menyebabkan gangguan makan pada anak di kemudian hari. SALURAN CERNA SEHAT MERUPAKAN KUNCI KESEHATAN ANAK KESELURUHAN Saluran cerna merupakan organ yang unik. Bagaikan sebuah tabung yang terbentang dari mulut sampai ke anus dengan berbagai fungsi yang berkesinambungan pada tiap bagiannya. Dengan bantuan enzim yang terkandung pada air liur, makanan dikunyah dan didorong sampai ke dalam lambung. Selanjutnya dengan gerakan peristaltik, makanan didorong ke dalam usus halus dan usus besar. Di dalam usus halus, makan dicerna dan diserap sebagai zat nutrisi yang diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Saluran cerna juga berfungsi sebagai barier antara dunia luar dan dalam dari tubuh manusia. Saluran cerna tersusun dari jaringan limfoid (40%) dan 80% selnya menghasilkan antibodi. Jaringan limfoid saluran cerna sendiri merupakan jaringan limfoid terbesar di dalam tubuh manusia. Oleh karena itu, wajar bila saluran cerna sangat berperan dalam mekanisme pertahanan (sistem imun) tubuh secara keseluruhan. Diharapkan dengan mempunyai saluran cerna yang sehat, anak lebih terproteksi dari berbagai bakteri patogen dan lebih tolerans dari bahan makanan yang bersifat alergen

(menimbulkan penyakit alergi). Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa dengan saluran cerna yang sehat akan menghasilkan sistem pertahanan tubuh yang baik sehingga anak lebih jarang sakit dan dapat tumbuh serta berkembang secara optimal Pesan yang dapat diberikan adalah berikan nutrisi yang terbaik sesuai usia anak. ASI merupakan nutrisi pilihan pertama dan utama bagi bayi berusia 0-6 bulan. Makanan pendamping ASI harus diberikan setelah bayi berusia 6 bulan.Menciptakan lingkungan saluran cerna yang didominasi oleh bakteri baik merupakan salah satu upaya menjaga kesehatan saluran cerna. ASI secara eksklusif telah terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan kesehatan saluran cerna.Pada akhirnya, anakharus diajarkan dan dibiasakan pola hidup sehat dan makan makanan yang sehat. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------Dr. Badriul Hegar, Ph.D, SpA(K) Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI - RSCM Ikatan Dokter Anak Indonesia Administrator

ASI EKSKLUSIF PADA IBU YANG BEKERJA oleh idai pada 23.08.2013

Semua Nutrisi Penting, Antibodi, Kasih Sayang Perlu untuk tumbuh Kembang Bayi Menyusui merupakan salah satu pengalaman paling indah yang dialami ibu dan bayi. Sayangnya tidak semua ibu menyadari akan pentingnya menyusui bayinya. Air Susu Ibu (ASI) diciptakan oleh Tuhan dengan segala kelebihannya. ASI mengandung semua nutrisi penting yang diperlukan bayi untuk tumbuh kembangnya, disamping itu juga mengandung antibodi yang akan membantu bayi membangun sistem kekebalan tubuh dalam masa pertumbuhannya. Menyusui juga dapat menciptakan ikatan psikologis dan kasih sayang yang kuat antara ibu dan bayi

Begitu pentingnya manfaat ASI bagi bayi maka para ahli menyarankan agar ibu menyusui bayinya selama 6 bulan sejak kelahiran yang dikenal dengan istilah Asi Eksklusif. Dalam era globalisasi banyak ibu yang bekerja, keadaan ini sering menjadi kendala bagi ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. sehingga pemberian ASI Eksklusif mungkin tidak tercapai. Agar ibu yang bekarja juga dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya perlu pengetahuan dan cara pemberian ASI yang benar. Mengapa harus ASI? ASI diberikan kepada bayi karena banyak manfaat dan kelebihannya, antara lain: Menurunkan risiko terjadinya penyakit infeksi, misalnya infeksi pada saluran pencernaan (diare), infeksi pada saluran pernafasan, dan infeksi pada telinga. Menurunkan dan mencegah terjadinya penyakit non infeksi, misalnya penyakit alergi, obesitas, kurang gizi, asma, dan eksim. Selain itu dapat meningkatkan IQ dan EQ anak. Apakah ASI Eksklusif itu? Yang dimaksud dengan ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru mulai diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). ASI dapat diberikan sampai anak berusia 2 tahun atau lebih. Apakah kandungan ASI? ASI mempunyai kandungan yang sangat bervariasi yang dipengaruhi oleh diet utama ibu selama kehamilan, tingkat nutrisi ibu, dan saat diberikannya ASI kepada bayi. ASI yang dikeluarkan pada 7 hari pertama setelah bayi lahir disebut KOLOSTRUM. Kolostrum sangat baik diberikan pada bayi baru lahir karena mengandung banyak antibodi dan sel darah putih, serta vitamin A yang diperlukan bayi karena dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi dan alergi. Apakah keuntungan menyusui? Menyusui memberikan beberapa keuntungan bagi bayi. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan, dapat mencegah terjadinya penyakit infeksi karena mengandung zat penangkal penyakit antara lain immunoglobulin, praktis dan mudah memberikannya, serta murah dan bersih. Selain itu ASI mengandung rangkaian asam lemak tak jenuh yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan otak. ASI selalu berada dalam suhu yang tepat, tidak

menyebabkan alergi, dapat mencegah kerusakan gigi, mengoptimalkan perkembangan bayi, dan meningkatkan hubungan ibu dan bayi Bagi Ibu, menyusui juga memberikan beberapa keuntungan, yaitu dapat mencegah perdarahan setelah persalinan, mempercepat mengecilnya rahim, menunda masa subur, mengurangi anemia, mencegah kanker ovarium dan kanker payudara, serta sebagai metoda keluarga berencana sementara. Dari sudut psikologis, kegiatan menyusui akan membantu ibu dan bayi membentuk tali kasih. Kontak akan terjalin setelah persalinan pada saat ibu menyusui bayinya untuk pertama kali. Keadaan ini akan menumbuhkan ikatan psikologis antara ibu dan bayinya. Proses ini disebut perlekatan (Bonding). Bayi jarang menangis atau rewel dan akan tumbuh lebih cepat jika ia tetap berada dekat ibunya serta disusui secepat mungkin setelah persalinan. Ibu-ibu yang menyusui akan merawat bayi mereka dengan penuh kasih sayang. Memberi ASI dapat membantu pertumbuhan dan kecerdasan bayi. Bagaimana agar ibu bekerja juga dapat memberikan ASI Eksklusif? Bagi ibu yang bekerja menyusui tidak perlu dihentikan. Ibu bekerja tetap harus memberi ASI kepada bayinya karena banyak keuntungannya. Jika memungkinkan bayi dapat dibawa ketempat ibu bekerja. Namun hal ini akan sulit dilaksanakan apabila di tempat bekerja atau di sekitar tempat bekerja tidak tersedia sarana penitipan bayi atau pojok laktasi. Bila tempat bekerja dekat dengan rumah, ibu dapat pulang untuk menyusui bayinya pada waktu istirahat atau minta bantuan seseorang untuk membawa bayinya ketempat bekerja. Walaupun ibu bekerja dan tempat bekerja jauh dari rumah, ibu tetap dapat memberikan ASI kepada bayinya. Berikan ASI secara eksklusif dan sesering mungkin selama ibu cuti melahirkan. Jangan memberikan makanan lain sebelum bayi benar benar sudah membutuhkannya. Jangan memberi ASI melalui botol, berikan melalui cangkir atau sendok yang mulai dilatih 1 minggu sebelum ibu mulai bekerja. Ibu sudah harus belajar cara memerah ASI segera setelah bayi lahir. Sebelum pergi bekerja ASI dikeluarkan dan dititipkan pada pengasuh bayi untuk diberikan kepada bayi. Sediakan waktu yang cukup dan suasana yang tenang agar ibu dapat dengan santai mengeluarkan ASI. ASI dikeluarkan sebanyak mungkin dan ditampung di cangkir atau gelas yang bersih. Walaupun jumlah ASI hanya sedikit tetap sangat berguna bagi bayi. Tinggalkan sekitar ½ cangkir penuh (100 ml) untuk sekali minum bayi saat ibu keluar rumah. Tutup cangkir yang berisi ASI dengan kain bersih, simpan di tempat yang paling sejuk dirumah, di lemari es, atau ditempat yang aman, agak gelap dan bersih. ASI jangan dimasak atau dipanaskan, karena panas akan merusak bahanbahan anti infeksi yang terkandung dalam ASI. Setelah

ASI diperah bayi tetap disusui untuk mendapatkan ASI akhir (hindmilk), karena pengisapan oleh bayi akan lebih baik daripada pengeluaran ASI dengan cara diperah. Di tempat bekerja, ibu dapat memerah ASI 2-3 kali (setiap 3 jam). Pengeluaran ASI dapat membuat ibu merasa nyaman dan mengurangi ASI menetes. Simpan ASI di lemaari es dan dibawa pulang dengan termos es saat ibu selesai bekerja. Kegiatan menyusui dapat dilanjutkan pada malam hari, pagi hari sebelum berangkat, dan waktu luang ibu. Keadaan ini akan membantu produksi ASI tetap tinggi. Berapa lama ASI dapat disimpan? Di dalam ruangan dengan suhu 27-32 °C kolostrum dapat disimpan selama 12 jam, sedangkan ASI pada suhu 19-25 °C dapat tahan selama 4-8 jam. Bila ASI disimpan di dalam lemari es pada suhu 0-4 °C akan tahan selama 1-2 hari. Penyimpanan di dalam lemari pembeku (freezer) di dalam lemari es 1 pintu ASI tahan selama 2 bulan, sedangkan dalam freezer di lemari es 2 pintu (pintu freezer terpisah) tahan selama 3-4 bulan. Tempat menyimpan ASI sebaiknya dari plastik polietylen, atau gelas kaca. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa pemberian ASI Eksklusif pada bayi sangat bermanfaat karena ASI mengandung banyak zat gizi dan antibodi yang sangat diperlukan untuk tumbuh dan kembang bayi. Banyak keuntungan memberikan ASI bagi ibu dan bayinya, antara lain dengan menyusui akan membantu ibu dan bayi membentuk ikatan tali kasih yang kuat. Bekerja bukan merupakan suatu alasan atau kendala bagi ibu untuk tidak memberikan ASI Eksklusif, karena ada beberapa cara memberikan dan menyimpan ASI selama ibu bekerja.

Administrator

AIR SUSU IBU DAN TUMBUH KEMBANG ANAK

oleh idai pada 23.08.2013

Tumbuh kembang sebenarnya merupakan proses yang berbeda namun keduanya tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan satu sama lain. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan menggunakan satuan panjang, satuan berat, dan ukuran kepala. Sedangkan yang dimaksud dengan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, bersifat kualitatif, pengukuran dalam dilakukan menggunakan skrining perkembangan. Tumbuh kembang dipengaruhi oleh berbagai kondisi dari dalam diri anak itu sendiri maupun kondisi lingkungan sekitarnya. Masa tiga tahun pertama merupakan masa yang sangat penting karena terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat, perkembangan kecerdasan dan ketrampilan motorik yang berjalan sangat cepat, demikian pula halnya dengan perkembangan mental, sosial dan emosionalnya. Secara garis besar kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok, yaitu (1) kebutuhan fisis-biomedis (asuh), (2) kebutuhan kasih sayang/emosi (asih), dan (3) kebutuhan stimulasi/latihan/bermain (asah). Oleh karena itu, dalam membesarkan anak hendaknya dipakai falsafah asuh, asih, asah supaya anak mencapai tumbuh dan berkembang optimal. Air Susu Ibu adalah cairan biologis kompleks yang mengandung semua nutrien yang diperlukan untuk pertumbuh fisik dan perkembangan seorang anak. ASI disesuaikan dengan keperluan, laju pertumbuhan bayi, dan kebiasaannya menyusu. Pemantauan pertumbuhan Untuk pertumbuhannya, seorang bayi memerlukan nutrisi yang adekuat, sehingga dapat menjamin tumbuh kembang berlangsung seoptimal mungkin. Nutrisi terbaik bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya adalah ASI. WHO dan UNICEF merekomendasikan pemberian ASI eksklusif dari sejak lahir sampai usia 6 bulan dan bayi harus sering disusui tanpa dibatasi waktu. Setelah usia 6 bulan bayi akan mendapat makanan pendamping ASI (MP-ASI) sesuai dengan usianya; sedangkan ASI tetap diberikan sampai anak berusia 2 tahun atau lebih. Pertumbuhan normal seorang bayi sampai umur 6 bulan dapat dicapai hanya dengan pemberian ASI saja.

Pemantauan pertumbuhan bayi dan anak dapat dilakukan dengan menimbang berat badan, mengukur panjang dan lingkar kepala anak. Menimbang bayi dan mengukur panjang badan serta lingkar kepala bayi secara teratur untuk usia di bawah 1 tahun dapat dilakukan setiap bulan, selanjutnya setiap 3 bulan sampai usia 5 tahun. Berdasarkan kurva pertumbuhan yang diterbitkan oleh National Center for Health Statistics (NCHS), berat badan bayi akan meningkat dua kali lipat dari berat lahir pada usia 6 bulan dan meningkat tiga kali lipat dari berat lahir pada usia 12 bulan. Air Susu Ibu dan pertumbuhan anak Bayi yang mendapat ASI umumnya tumbuh dengan cepat pada 2-3 bulan pertama kehidupannya, tetapi lebih lambat dibanding bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif. Dalam minggu pertama kehidupan sering ditemukan penurunan berat badan sebesar 5% pada bayi yang mendapat susu formula dan 7% pada bayi yang mendapat ASI. Apabila terjadi masalah dalam pemberian ASI, penurunan berat badan sebesar 7% dapat terjadi pada 72 jam pertama kehidupan. Suatu penelitian longitudinal terhadap pertumbuhan bayi yang mendapat ASI eksklusif dan bayi yang mendapat susu formula. Nilai P 10 dan P90 kurva berat badan terhadap umur dan panjang badan terhadap umur ke-2 kelompok adalah sama pada saat lahir. Nilai P 10 ke-2 kelompok tetap sama pada umur 112 hari (4 bulan). Perbedaan bermakna terlihat pada nilai P90 kurva berat badan terhadap umur; bayi yang mendapat susu formula lebih tinggi dibanding bayi yang mendapat ASI eksklusif. Demikian pula dengan nilai berat badan terhadap panjang badan; bayi yang mendapat susu formula lebih tinggi dibanding bayi yang mendapat ASI. Hasil yang mirip juga diperlihatkan oleh penelitian lain; berat badan bayi yang mendapat ASI lebih ringan dibanding bayi yang mendapat susu formula sampai usia 6 bulan. Hal ini bukan berarti bahwa berat lebih pada bayi yang mendapat susu formula lebih baik dibanding bayi yang mendapat ASI. Kurva pertumbuhan yang normal adalah kurva bayi yang mendapat ASI. Berat berlebih pada bayi yang mendapat susu formula justru menandakan terjadi kegemukan. Saat ini WHO telah memperkenalkan kurva pertumbuhan baru dari anak usia 0-5 tahun yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan. Penelitian retrospektif yang dilakukan di Baltimore-Washington DC terhadap pertumbuhan bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan atau lebih. Kurva berat badan terhadap umur dan panjang badan terhadap umur dari bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 6

bulan tetap berada di atas P50 kurva NCHS. Bayi yang mendapat ASI eksklusif lebih dari 6 bulan, kurva berat badan terhadap umur dan kurva panjang badan terhadap umur berada di atas P25 kurva NCHS sampai bayi berumur 9-10 bulan. Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam kondisi yang optimal, ASI eksklusif mendukung pertumbuhan bayi selama 6 bulan pertama atau lebih. Penelitian lain memperlihatkan penambahan berat badan berhubungan bermakna dengan asupan energi total. Penambahan berat badan bayi yang mendapat ASI tidak berhubungan dengan tingkat aktifitas selama 6 bulan pertama kehidupan. Panjang badan mencerminkan pola makan dan kesehatan seseorang pada masa kanakkanak. Panjang tungkai merupakan komponen dari panjang badan masa kanak-kanak yang sangat berhubungan dengan pola pemberian makan saat bayi. Selama masa bayi dan kanak-kanak, pertumbuhan tungkai bawah lebih cepat dibanding bagian tubuh lainnya. Jarak antara lutut dan tumit dapat diekspresikan sebagai persentase total penambahan panjang badan terhadap umur yaitu 25% saat lahir, 27% saat umur 12 bulan, dan 31% pada masa dewasa. Suatu penelitian kohort Boyd-Orr yang pertamakali mempelajari dampak jangka panjang dari pemberian ASI pada masa bayi terhadap panjang badan pada masa kanak-kanak dan dewasa, memperlihatkan anak yang mendapat ASI pada masa bayinya secara bermakna lebih tinggi dibanding mereka yang mendapat susu formula. Perkembangan anak Masa tiga tahun pertama merupakan masa yang sangat penting bukan hanya pada pertumbuhan fisik seorang anak tetapi juga pada perkembangan kecerdasan dan keterampilan motorik, mental, sosial dan emosional. Keberhasilan perkembangan anak ditentukan oleh keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan otaknya; hal ini dapat dipantau melalui pengukuran lingkar kepala secara berkala. Jadi dapat dikatakan bahwa nutrisi, selain mempengaruhi pertumbuhan, juga mempengaruhi perkembangan otak, dan ASI adalah nutrisi yang terbaik untuk perkembangan otak manusia. Menyusui akan meningkatkan hubungan atau ikatan batin antara ibu dan anak. Ikatan batin yang erat, mesra, dan selaras yang diciptakan seawal dan sepermanen mungkin sangat penting, karena (1) turut menentukan perilaku anak di kemudian hari, (2) menstimulasi perkembangan otak anak, (3) merangsang perhatian anak kepada dunia luar, (4) menciptakan kelekatan (attachment) antara ibu dan bayi.

Pemenuhan kebutuhan emosi ini (asih) dapat dilakukan dengan melakukan kontak sedini mungkin, yaitu dengan mendekapkan bayi pada ibunya sesegera mungkin setelah lahir (inisiasi dini). Keadaan ini akan menimbulkan kontak fisik (kontak kulit), psikis (kontak mata), suara, dan penciuman sedini mungkin yang turut memegang peran penting terhadap keberhasilan menyusui. Interaksi yang timbul pada saat ibu menyusui bayi akan meningkatkan hubungan batin ibu dan anak, menimbulkan rasa aman pada bayi yang kelak akan meningkatkan rasa kepercayaan diri seorang anak. Ikatan batin ibu dan anak yang erat juga dapat mengurangi kejadian penyiksaan, penelantaran, dan penolakan kehadiran anak. Dengan mendekap bayi pada saat menyusui, mengajaknya berbicara dengan penuh kasih sayang, seorang ibu sudah memenuhi kebutuhan bayi akan stimulasi (asah), dan secara tidak langsung juga berdampak pada pemenuhan kebutuhan psikologis ibu. Stimulasi merupakan hal yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang banyak mendapat stimulasi terarah akan cepat berkembang dibanding anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi. Air Susu Ibu dan perkembangan anak Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan terlihat anak yang mendapat ASI jauh lebih matang, lebih asertif, dan memperlihatkan progresifitas yang lebih baik pada skala perkembangan dibanding mereka yang tidak mendapat ASI. Suatu penelitian di Honduras memperlihatkan bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan dapat merangkak dan duduk lebih dahulu dibanding mereka yang sudah mendapat makanan pendamping ASI pada usia 4 bulan. Selain meningkatkan hubungan batin ibu dan anak, menyusui sering dihubungkan dengan peningkatan perkembangan neuro-kognitif anak, terutama pada bayi yang lahir dengan berat lahir rendah dan bayi yang mendapat ASI lebih lama. Perkembangan kognitif anak dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Orang tua memegang peran untuk menciptakan lingkungan yang mendukung stimulasi yang diperlukan untuk perkembangan kognitif anak, selain menyediakan nutrisi yang adekuat. Penelitian Angelsen dkk. (2001) memperlihatkan bayi yang mendapat ASI kurang dari 3 bulan memiliki IQ yang lebih rendah dibanding bayi yang mendapat ASI 6 bulan atau lebih. Pemberian ASI yang lebih lama memberi keuntungan pada perkembangan kognitif anak. Penelitian lain yang dilakukan secara prospektif terhadap bayi prematur yang mendapat ASI memperlihatkan hasil tes IQ (usia 7-8 tahun) dengan poin 8.3 lebih tinggi dibanding bayi prematur yang mendapat susu formula.

Kesimpulan Pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal memerlukan dukungan nutrisi dan stimulasi yang adekuat. Air Susu Ibu dapat memenuhi semua kebutuhan dasar anak untuk tumbuh dan berkembang, baik kebutuhan fisis-biomedis (asuh), kebutuhan kasih sayang/emosi (asih), maupun kebutuhan akan stimulasi (asah).

Sumber : Buku Bedah ASI IDAI Penulis : Rini Sekartini dan Jeanne-Roos Tikoalu

MAKANAN PENDAMPING ASI (MPASI) oleh idai pada 16.06.2015

Pada umumnya, setelah usia 6 bulan, kebutuhan nutrisi bayi baik makronutrien maupun mikronutrien tidak dapat terpenuhi hanya oleh ASI. Selain itu, keterampilan makan (oromotor skills) terus berkembang dan bayi mulai memperlihatkan minat akan makanan lain selain susu (ASI atau susu formula). Oleh karena itu, memulai pemberian MPASI pada saat yang tepat akan sangat bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang bayi. Periode ini dikenal pula sebagai masa penyapihan (weaning) yang merupakan suatu proses dimulainya pemberian makanan khusus selain ASI secara bertahap jenis, jumlah, frekuensi maupun tekstur dan konsistensinya sampai seluruh kebutuhan nutrisi anak dipenuhi oleh makanan. Masa peralihan ini yang berlangsung antara 6 bulan sampai 23 bulan merupakan masa rawan pertumbuhan anak karena bila tidak diberi makanan yang tepat, baik kualitas maupun kuantitasnya, dapat terjadi malnutrisi.

Ciri-ciri bayi siap mendapat MPASI Kesiapan Fisik Bayi akan menunjukkan tanda-tanda siap untuk menerima makanan selain ASI yaitu makannya. 1.

Reflex ekstrusi (menjulurkan lidah) telah sangat berkurang atau sudah menghilang.

2.

Mampu menahan kepala tetap tegak.

3.

Duduk tanpa/hanya dengan sedikit bantuan dan mampu menjaga keseimbangan badan ketika tangannya meraih benda di dekatnya.

Kesiapan Psikologis Bayi akan memperlihatkan perilaku makan lanjutan. 1.

Dari reflektif ke imitatif .

2.

Lebih mandiri dan eksploratif.

3.

Pada usia enam bulan, bayi mampu menunjukkan:

4.

Keinginan makan dengan cara mambuka mulutnya;

5.

Rasa lapar dengan memajukan tubuhnya ke depan/ke arah makanan;

6.

Tidak beminat atau kenyang dengan menarik tubuh ke belakang/menjauh.

Bahan akanan yang sebaiknya digunakan untuk membuat MPASI Mengingat nutrien yang paling tidak terpenuhi kebutuhannya setelah usia enam bulan adalah zat besi (Fe), maka pilihan utama adalah memberikan makanan yang kaya akan zat besi. Selain itu, makanan padat pertama yang terbaik adalah yang terbuat dari beras karena beras merupakan bahan makanan yang paling hipoalergenik sehingga kemungkinan terjadinya reaksi simpang paling minim. Gandum dan campuran serealia lainnya sebaiknya ditunda hingga usia delapan bulan untuk menghindari timbulnya reaksi alergi dan masalah pencernaan. MPASI dapat dibuat sendiri (homemade) dengan memperhatikan jenis dan variasi bahan makanan yang digunakan agar mengandung zat gizi yang dibutuhkan bayi (energy, protein, dan mikronutrien). [*]

Penulis : Sri S. Nasar Ikatan Dokter Anak Indonesia Catatan: Artikel pernah dimuat di harian Kompas, kolom Klasika, tanggal 6 Oktober 2013.

Administrato

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF