Artikel Fisika Bangunan Akustik

April 10, 2017 | Author: benidkeeper | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

artikel mengenai gedung konser...

Description

TUGAS INDIVIDU AKUSTIK FISIKA BANGUNAN  2009 

Nama: Beni Kusuma Atmaja NIM : 13307080 Kelas : 02 Topik: Ruang Konser Gedung Konser adalah bangunan yang digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan konser musik. Gedung konser adalah hasil inovasi arsitektur budaya barat sejak awal abad ke19 yang ditujukan untuk menunjang budaya seni musik. Pada mulanya dibuat bangunan berupa amphitheater, colloseoum, gedung opera, kemudian gedung konser. Perkembangan gedung konser seiring dengan perkembangan ilmu akustik dan arsitektur. Gedung konser saat ini merupakan hasil inovasi mutakhir dari berbagai teknologi, ilmu pengetahuan, dan seni musik. Tujuan kegiatan yang akan dilakukan di gedung konser akan sangat mempengaruhi hal-hal teknis yang diperlukan, yaitu kondisi akustik di dalam gedung konser secara objektif dan subjektif yang disesuaikan dengan tuntutan pemusik maupun penonton/ audience nya. Kegiatan konser musik di dalam gedung tersebut dibagi menjadi beberapa kegiatan, yaitu : 1. Konser musik symphony orchestra, merupakan konser music yang memakai alat musik yang jumlahnya lebih dari 10 dengan berbagai jenis alat musik seperti alat music tiup, gesek, pukul, dan petik. Konser musik jenis ini tidak memerlukan alat pengeras suara yang terlalu banyak, bahkan pada saat lagu dinyanyikan tidak diperlukan alat pengeras suara karena alat pengeras suara diperlukan untuk acara sambutan dan informasi saja. Gedung konser yang digunakan untuk kegiatan konser jenis ini diharuskan memiliki kriteria agar suara penyanyi dan alat musik yang berada pada area panggung harus terdengar jelas sampai ke area penonton paling belakang dan area balkon paling belakang tanpa bantuan pengeras suara. 2. Konser musik tunggal, merupakan konser musik yang menggunakan satu alat musik, biasanya adalah piano dan biola. Konser musik sejenis ini jarang sekali menggunakan pengeras suara untuk music yang dimainkan, sehingga kriteria yang harus dimiliki gedung konser yang digunakan untuk kegiatan konser musik jenis ini sama dengan ggedung konser untuk konser musik symphony orchestra. 3. Konser musik band, merupakan konser music yang menggunakan alat-alat musik elektrik (walaupun tidak semuanya menggunakan alat musik elektrik), seperti keyboard, gitar melodi, gitar bass, drum elektrik, perkusi elektrik, dan lainnya. Konser music semacam ini memerlukan alat pengeras suara karena tidak dibutuhkan bunyi alat music yang asli,

TUGAS INDIVIDU AKUSTIK FISIKA BANGUNAN  2009  namun suara yang menggunakan efek khusus agar alat music elektrik terdengar dengan baik. Gedung konser musik jenis ini diharuskan memperhatikan masalah peletaka speaker, arah speaker, dan kekuatan speaker sehingga suara suara yang dikeluarkan speaker dapat dinikmati maksimal oleh seluruh penonton di gedung konser. Ketentuan akustik yang baik dilihat secara fisik dari medan suara di dalam gedung konser harus dapat memenuhi keinginan semua penonton di tempat duduknya masingmasing, yang terdiri dari empat komponen utama. Komponen pertama adalah tingkat kekerasan suara yang terdengar oleh telinga masing-masing penonton, atau dengan kata lain transmisi suara harus berjalan baik, suara yang terdengar jernih, dan adanya uniformity of sound pressure level (keseragaman tingkat tekanan udara pada suara). Komponen ini sangat tergantung kepada karakteristik akustik dari alat music, posisi penempatan alat music di panggung, kondisi ruang dari gedung konser, dan cara memainkan alat music tersebut. Saat ini komponen ini telah ditunjang dengan sistem tata suara, namun berdampak pada pengurangan kesan “alami” dari suara music yang dimainkan. Komponen kedua yang mempengaruhi kondisi akustik adalah adanya waktu tunda dari sampainya suara pantulan pertama akibat bidang bagian dalam ruangan gedung konser, misalnya dinding, panggung, atau langit-langit dibandingkan suara langsung yang diterima penonton dari alat music. Secara psikologis komponen ini dapat menyebabkan penonton merasakan arah suara dan “kelebaran” dari sumber suara. Komponen ketiga adalah adanya waktu dengung yang dirasakan oleh masing-masing penonton di tempat duduknya. Waktu dengung adalah waktu dari bunyi yang berkepanjangan sebagai akibat pemantulan bunyi yang berturut-turut dalam ruangan tertutup setelah sumber bunyi dihentikan atau waktu yang dibutuhkan energy bunyi untuk meluruh hingga tidak terdengar. Karakteristik ini sagat dipengaruhi oleh kondisi dimensi, ukuran, kapasitas tempat duduk, jumlah penonton, dan juga karakteristik material bangunan pembentuk interior gedung konser itu sendiri. Waktu dengung atau Reverberation Time (RT) yang terlalu pendek akan menyebabkan ruangan terasa “mati”, sebaliknya RT yang pajag akan memberikan suasana “hidup” pada ruangan. Material bahan penutup bidang permukaan interior yang berkaitan dengan angka koefisien absorbs dan refleksi sangat mempengaruhi dalam besarnya waktu dengung ruang konser. Waktu dengung untuk ruang konser musik pop adalah 1.4 hingga 2 detik, sedangkan ruang konser orkestra adalah 1.6 hingga 3 detik. Waktu dengung yang disesuaikan dengan baik akan menyebabkan penonton merasakan kesan sedang “diselimuti” oleh keindahan dan keagungan oleh suara music yang diperdengarkan, secara

TUGAS INDIVIDU AKUSTIK FISIKA BANGUNAN  2009  teknis hal tersebut hanya dapat dirasakan saat menghadiri ata menonton konser secara langsung, dan menyebabkan penonton secara subjektif ingin menonton konser secara langsung

dibandingkan

mendengarkan

rekaman

suara

rekaman

secara

elektronik

menggunakan system perekaman dan pemutar ulang secangih mungkin.

Komponen keempat adalah kondisi suara yang diterima penonton berbeda antara telinga kiri dan kanan, sehingga menimbulkan penonton merasakan kesan “merasakan ruang” dari gedung konser dan menjadi dasar teknologi “stereo” di dalam hasil rekaman elektronik. 3 komponen yang pertama dijelaskan merupakan komponen fisik yang tergantung kepada komponen temporal dan spectral dari medan suara. Komponen temporal sangat dipengaruhi oleh waktu dan dinamika suara musik tersebut, sementara komponen spectral dipengaruhi oleh frekuensi dari suara musik. Telinga manusia memiliki kemampuan untuk mendengarkan suara tidak linier untuk semua frekuensi. Telinga normal akan peka terhadap bunyi diantara range frekuensi audio sekitar 20 Hz sampai 20 kHz. Frekuensi yang lebih tinggi dari 10 kHz dapat diabaikan peranannya dalam inteligibilitas pembicaraan atau kenikmatan music. Bunyi terdiri dari banyak frekuensi, yaitu komponen frekuensi rendah, tengah, dan tinggi. Hal tersebut berlaku juga untuk sensitivitas telinga manusia yang berbeda untuk frekuensi rendah, medium, dan tinggi. Frekuensi standar yang dipilih secara bebas sebagai wakil yang penting dalam akustik adalah 125, 250, 500, 1000, 2000, dan 4000 Hz, atau 128, 256, 512, 1024, dan 4096 Hz. Komponen keempat merupakan komponen spatial yang tergantung pada kondisi ruangan tersebut, tidak dipengaruhi oleh jenis atau karakteristik suara dari sumber suara (alat musik dan suara vokal penyanyi). Ruangan yang dilengkapi dengan sistem tata suara, maka karakteristik akustik loudspeaker dan juga penempatan loudspeaker sangat menentukan komponen spatial yang dirasakan oleh penonton. Kondisi ruang dari gedung konser dapat diatur untuk meningkatkan kualitas akustik di ruangan, yaitu dengan mengatur layout/ denah lantai dan kondisi langit-langit. Bentuk layout/ denah lantai terdapat 4 macam, yaitu: 1. Lantai empat persegi Bentuk lantai ini merupakan bentuk lantai historis dengan unsure tradisi yang menonjol dan masih sering digunakan sampai saat ini dengan hasil yang baik. Pemantulan silang antara dinding-dinding sejajar mengakibatkan bertambahnya kepenuhan nada yang sangat diinginkan pada ruangan music, namun dapat juga mengakibatkan echo maupun flatteredecho. Contoh ruang konser yang menggunakan bentuk lantai ini sejak abad XIX sampai

TUGAS INDIVIDU AKUSTIK FISIKA BANGUNAN  2009  awal abad XX yang kondisi akustiknya bagus ialah The Grosser Musikvereinssaal di Viena, St, Andrew’s Hall di Glasgow, The Concertgebouw di Amsterdam, dan The StadtCasiono di Basel. 2. Lantai bentuk kipas Denah lantai berbentuk kipas dapat membawa penonton lebih dekat ke sumber bunyi sehingga sangat memngkinkan untuk dibuat kontruksi balkon. Kondisi dinding belakang yang dilengkingkan dan dinding depan yang dilengkungkan cenderung menciptakan gema atau pemusatan bunyi. 3. Lantai bentuk tapal kuda Denah lantai ini menggambarkan pengaturan tradisional dari gedung-gedung opera, yang memiliki keistimewaan adanya kubus-kubus yang berhubungan atau ring of boxes yang susunannya satu di atas yang lain. Kubus-kubus ini berperan secara efisien pada penyerapan bunyi walaupun tanpa lapisan permukaan penyerapan bunyi. 4. Lantai melengkung Bentuk lantai ini biasanya dihubungkan dengan atap kubah yang tinggi. Dinding-dinding yang melengkung akan mengakibatkan terjadinya gema, pemantulan dengan waktu tunda yang panjang, da adanya pemusatan bunyi. Contohnya adalah gedung Royal Albert Hall di London. Pengaturan kondisi langit-langit yaitu dibuat langit-langit dengan bentuk yang memantulkan suara ke seluruh audience, sehingga kualitas suara yang terdengar akan lebih baik dan jernih. Contohya ialah dengan membuat langit-langit dengan bentuk bergelombang. Material yang digunakan diharuskan mampu mendistribusikan suara secara merata ke seluruh ruangan sekaligus menghasilkan suara optimal. Detail material ruangan yang dipilih dilihat dari dimensi ruangan dan bentuk ruangan harus dapat disesuaikan dengan kebutuhan akustik. Contohnya adalah kombinasi lantai kayu dengan karpet untuk tangga karena tangga adalah ruang kosong yang dapat mengganggu akustik, selain itu dinding ruangan didesain dengan prisma-prisma yang menonjol sebagai titikpemantulan suara agar suara yang terdengar makin jelas. Uniformity of Sound Pressure Level yang dibutuhkan di ruang konser kurang lebih 6 desibell untuk seluruh area penonton. Angka 6 desibell akan menimbulkan suasan yang lebih hening disbanding ketika sebuah masjid sedang kosong.

TUGAS INDIVIDU AKUSTIK FISIKA BANGUNAN  2009 

Daftar Pustaka : •

http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/desi/2002/jiunkpe-ns-s1-2002-41498106-2500tunas_baru-chapter3.pdf



http://merthayasa.wordpress.com/



http://www.vokuz.com/forums/artikel-home-theater-high-end-audio-studio-musikakustik/



http://www.usmarismailhall.com

• •

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF