b. Tata cara melakukan second opinion Dalam mencari hak pasien untuk mendapatkan second opinion juga perlu strategi supaya kita mendapatkan pelayanan terbaik yaitu: 1) Carilah dokter yang sesuai kompetensinya atau keahliannya yang menurut anda lebih bisa dipercaya. Minta juga rekomendasi dari keluarga, tetangga atau teman dekat dokter mana yang mereka rekomendasikan. 2) Rekomendasi atau pengalaman keberhasilan pengobatan teman atau keluarga terhadap dokter tertentu dengan kasus yang sama sangat penting untuk dijadikan referensi. Karena pengalaman yang sama tersebut sangatlah penting dijadikan sumber referensi. 3) Carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang permasalahan kesehatan tersebut. Jangan mencari informasi sepotong-sepotong, karena seringkali akurasinya tidak dipertanggung jawabkan. Carilah sumber informasi yang kredibel seperti WHO, CDC, IDI atau organisasi yang resmi lainn ya. 4) Bila keadaan emergensi atau kondisi tertentu maka keputusan secound opinion juga harus dilakukan dalam waktu singkat hari itu juga 5) Mencari second opinion terhadap dokter yang dapat menjelaskan dengan mudah, jelas, lengkap dan dapat diterima dengan logika. Biasanya dokter tersebut menjelaskan dengan baik dan mudah diterima. Dokter yang cerdas dan bijaksana biasanya tidak t idak akan pernah menyalahkan keputusan dokter sebelumnya atau tidak ti dak akan pernah menjelek-jelekan dokter sebelumnya atau menganggap dirinya paling benar. 6) Bila melakukan second opinion sebaiknya awalnya aw alnya jangan menceritakan dulu pendapat dokter sebelumnya atau mempertentangkan pendapat dokter sebelumnya, agar dokter terakhir dapat objektif dalam menangani kasusnya. Kecuali dokter tersebut menanyakan pengobatan yang sebelumnya pernah diberikan atau pemeriksaan yang telah dilakukan. 7) Bila sudah memperoleh informasi tentang kesehatan, jangan menggurui dokter yang anda dapat belum tentu benar. Tetapi sebaiknya anda diskusikan informasi yang anda dapat kemudian mintakan pendapat dokter tersebut tentang hal itu.
24
imajing sebelumnya. Skrining dapat terjadi disumber rujukan, pada saat pasien ditransportasi emergensi atau apabila pasien tiba di rumah sakit. Hal ini sangat penting bahwa keputusan untuk mengobati, mengirim atau merujuk hanya dibuat setelah ada hasil skrining dan evaluasi. Hanya rumah sakit yang mempunyai kemampuan menyediakan pelayanan yang dibutuhkan dan konsisten dengan misinya dapat dipertimbangkan untuk menerima pasien.
B. TUJUAN 1.
Meningkatkan mutu pelayanan
2.
Meningkatkan keselamatan pasien serta melindungi pasien dari resiko yang mengancam jiwa
C. RUANG LINGKUP Pedoman ini berlaku pada semua unit pelayanan rumah sakit yang meliputi : IGD, rawat jalan, rawat inap, ruang perawatan khusus (ICU, HCU, hemodialisa).
2
BAB II PEDOMAN PELAYANAN DAN ASUHAN ASUHAN PASIEN PASIEN
A. SKRINING Skrining merupakan pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan orang yang sehat dari orang yang memiliki keadaan fatologis yang tidak terdiagnosis atau mempunyai resiko tinggi (Kamus Dorland ed . 25 : 974 ). Menurut Rochjati P (2008), skrining merupakan pengenalan diri secara pro aktif pada ibu hamil untuk menemukan adanya masalah atau factor resiko 1. Skrining dilakukan melalui : a.
Kriteria triage
b.
Evaluasi visual atau pengamatan
c.
Pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologik
d.
Pemeriksaan Laboratorium atau diagnostic imajing sebelumnya.
2. Tata Laksana a. Triage Triage adalah seleksi pasien sesuai tingkat kegawat daruratan sehingga pasien terseleksi dalam mendapatkan pertolongan sesuai dengan tingkat kegawat daruratannya. Triage di RSU BaliMed Negara menggunakan system labeling warna, pasien ditentukan apakah gawat darurat, gawat tidak darurat, atau darurat tidak gawat atau tidak gawat tidak darurat. Pasien yang telah di seleksi diberi label warna pada listnya, sesuai dengan tingkat kegawatannya. Adapun pemberian labeling warna sesuai dengan tingkat kegawatannya, sebagai berikut : 1)
Pasien gawat darurat diberi label warna merah
2)
Pasien gawat tidak darurat atau darurat tidak gawat diberi label warna kuning
3)
Pasien tidak gawat dan tidak darurat diberi warna hijau
4)
Pasien yang telah dinyatakan meninggal diberi label warna hitam
Initial Assesment (Penilaian Awal) Pasien yang masuk melalui IGD (Instalasi Gawat Darurat) maupun poliklinik memerlukan penilaian dan pengelolaan yang cepat dan tepat. Waktu
Thank you for interesting in our services. We are a non-profit group that run this website to share documents. We need your help to maintenance this website.