Aristoteles • A Selyo Wibowo

April 10, 2017 | Author: Anggun Sugiyono | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Aristoteles • A Selyo Wibowo...

Description

Arisloteles • A Selyo Wibowo

(Aporia "Ihird man argumenl" unluk leorlldea platonisian)

Parmenides 132A 1

Platon memberikan konstatasi sbb:

;'Whenever many things seem to you to be large, it probably seems to you that there is, looking over all of them, one and the same idea. Hence you think that Largeness is one thing", Kemudian di 132A6-9 ia akan memberikan aporia cara pemahaman ten tang idea dengan apa yang terkenal sebagai "third man argument": "But if you consider in your intellect's eye Largeness itself and the other large things in the same way (hosautos), will not some other large appear, owing to which all of these will appear large", Ironisnya, inti kritik Aristoteles atas doktrin idea justru sudah diantisipasi oleh Platon di sini! (Kata « Ada))/ SubstansijOusia bermakna banyak) Arisloteles: substansi (0 usio , ada) berarti dua: subslansi pertama (npW'tT] ouota) adalah individu-individu yang kita jumpai: Sokrotes, manusia in!,

manusio itu, binatang ini, binatang itu. Substansi pertama ini menjadi (\ subjek)) dan tidak pernah menjadi predikat. 10 adalah yang sub-stare, yang {( tetap diam di bawah, meskl di atosnya ada perubahan )J. {( Ada )1 di sini bersifat absolut dan individual {Sokrates, Kucing Xl, Ada di sini tidak muncul dari ketiadaan (karena ex nihilo nihil fit). « Ada)i proses generasi) muncul karena {( diturunkan ») dari Ada yang lain. Kucing X « ada )) karena diturunkan oleh induknya. Sedangkan substansi kedua (i5Eimopa ouota) merujuk pada (( jenis, spesies, golongan ll, misalnya, spesies kucing, spesies homo sapiens, dll. Substansi kedua bisa menjadi predikat (attribut) untuk subjek. « Sokrates adalah rnanusia)), di sini kata « manUSia)l adalah sUbstonsi dalam artl kedua. (Aristoteles, Kategori 5, Metofisiko Delta 8). "Ada" di sini menjadi predikat: soot mengatakan "Sokrates ada", artinya io tadi belum dalong, tetapi sekarang ia "ada" hadir di kelas. "Ada" di sini tidak absolut, hanyo menjadi salah satu "kualitos" bagi subjek (kualitas lainnya untuk Sokrates misalnyo: laki-Ioki. orang Yunani. dll).

2

(10 Kategori)

kilo beratnya Kucing milikku, kucingku yg yg gaiak (bukan lucu) Jam 9 malam

time

di dekat sudul lemari

place

slap menerkam Marah dan lapar Mengeong mau memangsa passivity

UIJ-)U~.Uj

spy pergi

Aristoteles sendiri mengatakan di De Anima awol buku II (412 a 6-9) sbb : « We

describe one class of existing things as substance (ten ousian) ; and this we

subdivide into three: (1) matter (hule), which in itself is not an individual thing;

(2) shape or form (morphen kat eidos), in virtue of which individuality is dirediy

attributed, and (3) the compound of the two (... )".

(Doktrin tentang 4 Causa)

[ I

material yang menjadi asol sesuatu

Koyu

sesuatu yang actually exist yang mullak diperlukan sebagoi mover atau initiator untuk perubahan

Tukang kayu

Causa formalis

prinsip formatif yang mendefinisikan/memberi batas sedemlkian sehingga sesuatu itu adalah sesuatu dan bukan sesuatu yang lain

Seniuk Meja

Causa finalis

tujuan/maksud ada-nya sebuah benda, reason terakhir untuk adanya benda tersebul

Meja Altar

Causa materialis Causa efficiens

I

I

.

I

3

Doktrin tentang Perubahan (Change) A Potentia (prima)

(Orang belum tahu apa-apa)

Dari A ke 8 disebut « perubahan menurut Kinesis »: artinya, perubahan dari potentia menjadi actus terjadi lewat perubahan riil! • Ada sesuatu yang berubah.

B Entelecheia/Realisasi Pertama/Actus Pertama yang adalah::: Potentia Secunda (Hexis/Habitus)

(Orang yang belajar bahasa, ia bisa berbahasa. Dari semua tidak tahu, ia menjadi tahu. Ketldaktahuan hancur dan digantikan pengetahuan) [Orang yang sudah tahu bahasa kemudian beristirahat dan tidur. Saat ia tidur kemampuan bahasanya tidak hilang: kemampuan itu sekedar menjadi laten, menjadi habitus - potentia dalam artl • secunda). C Energeia/Realisasi Kedua

(Orang yang lidur itu lalu bangun. la langsung bisa berbahasa lagi. Ketika la menggunal(an bahaso, ia merealisasikan, mengaktuaiisasikan apa yang secara late noda di dalam dirinyo sendiri. Demikian juga ketika ia mengajarkan bahasa kepada orang lain, la mengaktualkan apa yang sudah la punyai.)

Dari B ke C (potentia secunda ke energeia) pE;rubahan yanciEZI:i9QUida!; disertai perubqhoo riil. Orang yang sudah bisa bahasa, ketika bangun tidur tldak perlu belajar bahasa lagi! 10 bisa langsung mengaktualkan opa yang sudoh ia miliki secaro laten . (habitus/hexis).

4

(Doktrin tentcng Jiwc)

Definisi tentang Jiwa dalam De Anima 412 a 27: The soul is ii the first actuality

of a natural body potentially having life; that is, organic". Aristoteles menolak

doktrin seolah-olah "soul separate being" yang bisa memiliki "disembodied

existence", yang bisa berpindah-pindah "tubuh" seolah-olah lidak ada

"unity" anlara "sou/-body" tersebut. Dengan definisinyo yang seperti itu.

Aristoteles memaksudkan:

• pertama. "the soul is the actuality which realizes the potentiality of a body capable of having life" ; atau, "the soul is the formative principle which makes a living body a fiving body" ; atau, "soul is the first actuality (not the second), because a living body obviously remains actually living when it is asleep or inert not exercising its functions to Ihe full. " Relasi intim jiwa-badan ini diumpamakan Arisloteles dengan ini: "if the eye was an animal, its sight would be its soul" (De Anima 412b): sight

I

i soul

I

The eye (sebagoi animal); arlinya eye di sini sudah memiliki potensi untuk melihat (bukan eye dari batu atau dar! kertas) Living body = organic (ortinya sudah memiliki organ atau instrumen yang penting untuk fungsF kehidupan)

• Sight (pandangonj, daya memandang. kemompuan memandang

adalah "apa" yang membuat sebuah mata mengaktualisasikan dirinya sebagai mota! Itulah JIWA. • Tanpa "pandangan" (sight) itu. mota (mata bodily kita) tidak akan ada bedanya dengan "Iukisan mota" otau "mota sebuah patung" atau "mota orang buta". • Artinya: "mata" (atau animal) dalam dirinya sendiri sudah "Jiving", sudah memiliki potensi untuk melihat. BODY. bagi Aristoteles bukanlah seonggok daging (mayat)! Body dikatakan Aristoteles sebagai "a natural body potentially having life; that is, organic". Body, dengan demikian adalah apa yang sudah memiliki organ. artinya hidup.

5

Dalam kompleksitas pengertian sepert! itulah kita lalu bisa mengatakan: jiwa :::: forma, dan badan ::: materia. Jiwa ::: forma, dalam arti, "it is the soul which makes the potential living body the actual living body". Jiwa-Iah yang membuat living body mengaktualkan semua daya/potensinya . • Body::: materia, dalam artL "natural body potentially having life, that is, organic". Body sudah memiliki organ, sudah memiliki "life". • Hylemorfisme: sebuah pendefinisian di mana hyle (materia) dan morphe (forma) lerkait eral satu soma lainnya dalam sebuah "lingkaran hermeneutis". Materia dan Forma tidak bisa exists secara terpisah. Materia dan Forma hanyalah "duo aspck" dari satu hal yang soma yang hanya bisa kilo pisahkan di pikiran.

• Itu makanya, bagi Arisloteles tidak ada "disembodied immortality", tidak ada "life for the soul after the death of an individu", Immortalitos hanya ada untuk spesies, bukan individu.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF