apple

October 11, 2017 | Author: rachmafadhyla96 | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

aplle...

Description

ANALISIS KNOWLEDGE MANAGEMENT APPLE .INC

Disusun Oleh : Susi Lestari Nurul Rachma Fadhyla Alliya Nur Aisyah Vini Kartika Okhy

Fakultas Ekonomi Bisnis Telkom University

Sekilas tentang Apple Inc. Apple, Inc. (sebelumnya bernama Apple Computer, Inc.) adalah sebuah perusahaan yang terletak di daerah Silicon Valley, Cupertino, California, yang bergerak dalam bidang teknologi komputer. Apple membantu bermulanya revolusi komputer pribadi pada tahun 1970-an dengan produknya Apple II dan memajukannya sejak tahun 1980-an hingga sekarang dengan Macintosh. Apple terkenal akan perangkat keras ciptaannya, seperti iMac, Macbook, perangkat pemutar lagu iPod, dan telepon genggam iPhone. Beberapa perangkat lunak ciptaanya pun mampu bersaing di bidang kreatif seperti penyunting video Final Cut Pro, penyunting suara Logic Pro dan pemutar lagu iTunes yang sekaligus berfungsi sebagai toko lagu online.

Visi An Apple at every desk.

Misi Apple ignited the personal computer revolution in the 1970s with the Apple II and reinvented the personal computer in the 1980s with the Macintosh. Apple is committed to bringing the best personal computing experience to students, educators, creative professionals and consumers around the world through its innovative hardware, software and Internet offerings.

Prinsip Kenyamanan Pengguna

Sejak komputer Macintosh diluncurkan pertama kali pada akhir dekade 1970an, Apple dikenal sebagai perusahaan yang mementingkan aspek user friendly. Setelah Steve Jobs meninggal dan iPad Mini meluncur, prinsip ini terus ditanamkan manajemen Apple. Perusahaan berlogo buah apel yang koyak ini memang mementingkan riset perilaku pengguna komputer dan perkembangan pasar, sama pentingnya dengan pengembangan teknologi komputasi terbaru. "Apple bukan penemu layar sentuh, tapi mereka mengembangkannya sebagai mesin pencetak uang lebih banyak dari perusahaan lain," kata Barry Jaruzelski.

Strategi Perusahaan Apple Inc. iMac, iPod, iTunes, dan iPhone sungguh merupakan deretan karya teknologi yang amat estetik. Deretan produk elegan dengan sentuhan seni yang mengesankan. Deretan produk yang barangkali ingin menggapai dengan sepenuh hati apa itu makna keindahan yang sempurna. Dan melalui deretan produk inilah, Apple kemudian menyeruak menjadi pendekar paling tangguh dalam era konvergensi digital masa depan. Dalam lima tahun terakhir, Apple memang terus bergerak menggapai langit prestasi. Setelah produk iPod-nya melambung dan membuat para petinggi Sony kelabakan, kini Apple hendak menggoyang kedigdayaan Nokia dengan produknya yang memukau, iPhone. Sementara jutaan orang setiap hari mengunjungi kios musiknya via iTunes. Pada 2007 versi majalah Fortune, Apple Computer, Inc. menempati peringkat kelima perusahaan yang dikagumi dunia, bahkan peringkat nomer satu perusahaan paling inovatif di dunia berdasarkan survei ekstensif kepada ribuan eksekutif di seluruh dunia yang dilakukan oleh majalah Business Week adalah Apple. Terdapat dua-belas pelajaran manajemen yang dikategorikan dalam empat hal: membuat produk sebagai raja, membuat pelanggan sebagai raja, menerjang pola yang ada dalam

pemasaran, dan memperbaiki pimpinan dan rencana kerja. Salah satu contoh adalah tentang bagaimana Steve Jobs (salah satu pendiri Apple) memvisualisasikan visi nya ke dalam bentuk yang nyata dan bisa dimengerti semua karyawan dengan mudah. Apple selalu menekankan pada bagaimana menciptakan kebutuhan bagi pelanggan melalui inovasi. Hal ini diawali dengan visualisasi dari visi secara gamblang. Ambil contoh misalnya saat Steve Jobs memimpin rapat. Ia membuka tas plastik yang dibawanya, menuangkannya ke atas meja dan ternyata merupakan tiruan (mock-up) yang berbentuk seperti buku agenda yang terbelah dua. Belahan pertama adalah keyboard sedangkan belahan kedua adalah layar LCD. Dengan jelas Steve mengatakan bahwa Apple harus bisa membuat komputer dengan bentuk seperti buku agenda. Maka lahirlah PowerBook yaitu sebuah notebook dengan trackball di keyboard nya. Kepiawaian Steve Jobs dalam membumikan visi ini perlu mendapatkan acungan jempol. Strategi pemasaran yang dilakukan Apple juga sangat praktis. Belajar dari Harley Davidson, Apple memasarkan produknya melalui komunitas. Dengan adanya komunitas seperti MUG (Macintosh Users Group) maka masalah teknis bisa diselesaikan oleh komunitas pengguna dan sekaligus bertindak sebagai corong Apple dalam menyebarkan hal-hal positif mengenai Apple. Strategi ini jitu dan efektif bila disertai dengan produk yang handal. Dalam hal kepemimpinan., Apple telah berkali-kali mengalami perubahan CEO. Bahkan Steve Jobs, meskipun pada awalnya adalah pendiri, pernah juga dikeluarkan dari Apple. Setiap CEO memiliki visi dan gaya yang berbeda. Cara melihat gaya masing-masing adalah, salah satunya, dalam pengalokasian anggaran untuk penelitian dan pengembangan (litbang). Karena ini adalah bisnis berbasis teknologi, peran litbang sangat vital dalam mendukung pelaksanaan inovasi yang dikembangkan.

Dua belas pelajaran manajemen yang ada pada perusahaan Apple Computer Inc. adalah sebagai berikut: 1. Toko Khusus Apple Sebelum ada “Apple Store”, seringkali distributor produk-produk Apple tidak memiliki staf yang menguasai pengetahuan produk secara lengkap, sehingga kelebihan-kelebihan

Apple tidak tersampaikan kepada calon konsumen. Untuk itu, keberadaan Apple Store sangat diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut. Apple Store telah menjadi sebuah pusat pelayanan Apple yang sangat ramah dan menyenangkan, di mana konsumen bisa mendalami teknologi-teknologi yang ditawarkan oleh Apple dan bertemu dengan sesama penggemar Apple lainnya. 2. Solusi Penuh Produk dan aksesoris Apple saling melengkapi satu sama lain. Pengguna iPod bisa mendownload dan memasukkan musik melalui program iTunes. Selain itu, Apple juga melengkapi Mac dengan hardware dan software buatan sendiri yang lengkap, sehingga para pengguna tidak perlu pusing mencari program yang cocok. 3. Apakah Anda Seorang Mac? Akui saja kalau merek “Apple” adalah sebuah merek yang “hip”, artinya bisa memberikan para penggunanya sebuah citra “muda, modern, dan cerdas”. 4. Produk yang Variatif Banyak konsumen mungkin belum siap untuk menggunakan Mac. Namun, melalui produk-produk yang lebih murah seperti iPod, Apple berusaha mengenalkan dan mengakrabkan kecanggihan produk-produknya kepada para konsumen. Dengan demikian, Apple berusaha menciptakan keinginan dari para konsumen untuk kemudian menggunakan Mac. 5. Format yang Unik Pengguna iPod tentu saja mengetahui kalau musiknya menggunakan format yang tidak umum, yaitu “.aac”. Hal ini bisa membuat para pengguna iPod malas untuk mengganti dengan pemutar MP3 lain dan justru ingin menggantinya dengan produk Apple yang lebih baru lagi. Terciptalah kesetiaan konsumen. 6. Sumber Makan untuk Media

Apple seringkali memberikan bocoran-bocoran gosip melalui internet, di mana hal tersebut biasanya dimanfaatkan oleh para blogger untuk memberikan informasi baru. Hal ini biasanya menimbulkan rasa penasaran dari para konsumen. 7. Penjualan Pendidikan Dengan menjual produk-produknya kepada sekolah-sekolah dan universitas, Apple mengubah konsep kelas menjadi ruang pameran. Hal ini membuat para murid yang menggunakan produk Apple menjadi sangat akrab dengan interface Apple dan bisa merasakan kinerja superiornya. Dengan cara seperti ini, Apple menciptakan pelanggan bahkan sebelum mereka tahu kalau mereka adalah pelanggan. 8. Produk yang Menjawab Apple sangat memperhatikan keinginan konsumen, jadi produk-produknya merupakan hasil dari penelitian yang matang dan desain yang kuat. Hal inilah yang menjadi kunci kepuasan pelanggan. 9. Meng-outsourcing Hal yang Tidak Menyenangkan Dalam kasus iPhone, siapa yang diprotes oleh konsumen karena iPhone tidak bebas untuk digunakan oleh segala operator? Apakah Apple? Jawabnya adalah AT&T. Apple tetap tenang di belakang layar sebagai penghasil produk bermutu dan AT&T adalah pihak pemberi jasa yang menyebalkan.

10. Konsisten Semua produk Apple memiliki rancangan dasar yang sama. Jadi, semua pengguna produk Apple akan memiliki bayangan awal terhadap produk baru Apple yang akan luncur, sehingga memudahkan mereka untuk beradaptasi dan melakukan pembelian ulang. 11. Inovasi Baru Walaupun rancangan dasarnya sama, tetapi tidak dengan portfolionya. Apple selalu menghadirkan inovasi baru bagi para konsumennya, dimulai dari saku, meja kerja, kantor, dan ruang keluarga. 12. Daya Tarik Dari segi kemasan sampai kepada fitur produk, semuanya menimbulkan rasa kagum bagi para pemakainya.

ANALISIS SWOT Kekuatan (Strengths) 

Apple adalah perusahaan yang sangat sukses. Penjualan dari pemutar musik iPod telah meningkatkan laba kuartal kedua hingga $ 320 (Juni 2005). Persepsi merek yang menguntungkan juga meningkat penjualan komputer Macintosh. Jadi iPod perusahaan memberikan akses ke seluruh seri baru segmen yang membeli ke bagian lain dari merek Apple. Penjualan dari produk-produk notebook juga sangat kuat, dan merupakan kontribusi besar untuk pendapatan untuk Apple.



Merek adalah yang paling penting. Apple adalah salah satu yang paling mapan dan sehat merek IT di Dunia, dan memiliki seperangkat sangat setia antusias pelanggan yang mendukung merek. Kesetiaan yang begitu kuat berarti bahwa tidak cukup hanya merekrut pelanggan baru, hal itu tetap mereka yaitu mereka datang kembali untuk lebih

banyak produk dan jasa dari Apple, dan perusahaan ini juga memiliki kesempatan untuk memperluas produk-produk baru kepada mereka, misalnya iPod. Kelemahan (Weaknesses) 

Hal ini melaporkan bahwa iPod Nano Apple mungkin memiliki layar rusak. Perusahaan telah berkomentar bahwa batch dari produk layar yang patah di bawah pengaruh, dan perusahaan menggantikan semua item rusak. Hal ini merupakan tambahan masalah dengan iPod awal baterai yang rusak, di mana perusahaan menawarkan pelanggan bebas kasus baterai.



Ada tekanan pada Apple untuk meningkatkan harga dari musik download file, dari industri musik itu sendiri. Banyak dari perusahaan-perusahaan ini membuat lebih banyak uang dari iTunes (yaitu musik download file) dari dari penjualan CD asli mereka. Apple telah menjual sekitar 22 juta iPod pemutar musik digital dan lebih dari 500 juta lagu meskipun toko musik iTunes. Bertanggung jawab atas 82% dari semua musik download secara legal di AS. Perusahaan ini tegas, tetapi jika menyerah pada produser musik, hal itu dapat dianggap sebagai kelemahan komersial.



Awal tahun 2005 Apple mengumumkan bahwa itu adalah untuk mengakhiri hubungan lama dengan IBM sebagai pemasok chip, dan bahwa itu akan beralih ke Intel. Beberapa ahli industri berkomentar bahwa swap bisa membingungkan konsumen Apple.

Kesempatan (Oportunities) 

Apple memiliki kesempatan untuk mengembangkan pemutar musik iTunes dan teknologi ke dalam ponsel format. Download yang tersedia melalui kabel USB, dan perangkat lunak musik otomatis jeda jika telepon panggilan masuk.



Podcast di-download acara radio yang dapat di-download dari Internet, dan kemudian diputar ulang pada iPod dan perangkat MP3 lainnya pada kenyamanan pendengar. Para pendengar dapat berlangganan Podcast gratis, dan pada akhirnya pendapatan dapat dihasilkan dari dibayar untuk berlangganan atau melalui pendapatan yang dihasilkan dari penjualan download lainnya.

Ancaman (Threats)



Ancaman terbesar bagi perusahaan-perusahaan IT seperti Apple adalah sangat tinggi tingkat kompetisi di pasar teknologi. Popularitas iPod dan Apple Mac tunduk pada permintaan, dan akan terpengaruh jika ekonomi mulai goyah dan permintaan jatuh untuk produk mereka.



Ada juga produk tinggi efek substitusi dalam inovatif dan bergerak cepat habis pakai TI pasar. Jadi iPod dan MP3 aturan hari ini, tapi baru kemarin itu CD, DAT, dan Vinyl. Teknologi Besok mungkin akan sama sekali berbeda. Teknologi nirkabel dapat menggantikan kebutuhan fisik pemutar musik.



Apple rentan terhadap kebocoran informasi yang dapat merugikan keuntungan mereka.

Pendekatan yang Digunakan Apple Inc. mempekerjakan karyawan lokal, mengandalkan faktor kultural dan sosial negara asal, yang berpengaruh kuat terhadap kekuatan finansial perusahaan induk. Untuk meminimalisasi pengeluaran, mayoritas, perusahaan internasional menggunakan tenaga kerja dalam negeri, walaupun belum tentu mereka memiliki skill yang lebih baik dibandingkan tenaga kerja dari luar negerI. Keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan pendekatan ini adalah adanya force-fitting dalam bentuk standardisasi kebijakan penempatan staf, sehingga tercipta alur yang sistematis dalam perusahaan. Apple Corporation mencoba untuk memaksimalkan penjualan sesuai dengan selera konsumen.

Keuntungan : Struktur sederhana dan dikendalikan dengan lebih ketat karena berhubungan dengan tenaga kerja lokal.

Kekurangan : Manajemen lebih tidak efektif dan tidak fleksibel.

Apple Inc. adalah perusahaan multinasional yang cabangnya tersebar hampir diseluruh penjuru dunia. Apple kini memiliki produk yang sangat “hits” di pasaran. Mengandalkan iOS, dan berbagai gadgetnya seperti iPod, iPad, iPod dan Mac. Tampilan yang lux dan simple serta fitur yang lengkap telah menjadi pilihan bagi para penggunanya. Strategi pemasaran yang digunakan Apple juga telah mengedepankan pengguna. Apple telah “mengangkat” penggunanya sebagai raja. Apple juga “mengikat” pengguna dengan cara bekerja sama dengan operator yang terpercaya di setiap negara, dalam kasus Indonesia contohnya; pada awal pemunculan iPhone, iPhone telah di bundling dengan telkomsel, dan tentu saja, paket broadbandnya pun hanya dapat dijangkau oleh kalangan menengah atas. Apple diharapkan dapat terus menerapkan analisis SWOT-nya, yaitu bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada, lalu bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata ataukah menciptakan sebuah ancaman baru. Apple setelah ditinggalkan oleh Sang Pendiri Steve Jobs ternyata masih menjadi perusahaan raksasa dalam bidang Teknologi Informasi, dengan berbagai produk unggulannya seperti iPhone. Meski mengalami perlambatan karena sosok innovator yang masih belum tergantikan, namun para penerus tidak akan berdiam diri, terlebih dengan semakin gencarnya kompetitor menyerbu pasar dengan beragam produk. Terlepas dari Manajemen Strategi yang akan direalease oleh Pemimpin Apple saat ini, Apple telah memberikan banyak pembelajaran kepada para pemimpin perusahaan mengenai strategi dan manajemen yang elegan.

Kreativitas dan Inovasi. Chief Design Apple, Jonathan Ive adalah salah satu sosok jenius lainnya yang mampu menterjemahkan keinginan Steve Jobs dalam mewujudkan produk yang Elegan dan Indah. Kemampuan Jonathan dalam mengartikan konsep dan visi sang pemimpin menunjukkan bahwa apple berisi orang-orang dengan cita rasa tinggi akan seni. tingkat kreativitas dan pemikiran out of the box yang inovatif membuat rangkaian produk apple mampu memimpin

segmen pasar menengah atas untuk kategori smartphone. manajemen strategi mengajarkan kesederhanaan namun berpola pikir kreatif. Manajemen Strategi Apple telah memberikan contoh nyata bahwa Kepemimpinan, Tim Sinergi dan Kreativitas adalah Faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam Pengembangan Perusahaan. Proses yang berjalan Simultan dan Berkesinambungan memberikan Produk nan Elegan. Steve Jobs merupakan seorang visoner yang berhasil mengembangkan karya-karya mutakhir di bidang teknologi. Namun tak selamanya produk-produk tersebut sukses, karena setidaknya ada tujuh produk gagal yang pernah ditawarkan oleh Jobs. Dalam merancang suatu produk, berkali-kali Steve Jobs mengajukan rancangan desain sebelum akhirnya produk tersebut dibuat Apple. Namun ada beberapa produk yang hasilnya tidak selalu baik dan terkesan gagal di pasaran. Namun Steve Jobs tidak pernah putus asa untuk merancang sesuatu yang baru di bidang teknologi. Steve memiliki strategi dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, dilihat dari sejarah awal berdirinya perusahaan Apple, Steve Jobs dan Steve Wozniak memiliki manajemen kegiatan bisnis yang matang. Pada tahun 1976 - Bekerja sama dengan Steve Wozniak dengan mendirikan perusahaan computer yang bernama “Apple” di negara bagian California. Mengeluarkan model pertama bernama “Apple I”, yang merupakan produk revolusioner dalam teknologi komputer pada saat itu, di mana komputer menjadi lebih kecil, harganya murah, intuitive, dan dapat dimiliki oleh setiap orang. Pada tahun 1977 - mengeluarkan “Apple II” dengan penjualan tahun pertama sebesar USD2,7 juta, dan berkembang menjadi USD200 juta selama tiga tahun. "Apple II" menciptakan pasar baru dalam dunia personal computer (PC). 1980an - Mengeluarkan “Apple III”, namun mengalami kegagalan dan ditarik dari pasar karena masalah pemasaran dan teknikal. Selain itu pada tahun tersebut Apple menjadi perusahaan publik yang memiliki aset senilai USD1,2 miliar pada saat hari pertama perdagangan. Awal 1983 - Meluncurkan “Lisa” yang menyasar kelompok masyarakat yang memiliki sedikit pengalaman tentang komputer. Tidak berjalan mulus, karena kalah bersaing dengan

produk yang diluncurkan oleh IBM (International Business Machines). Pada tahun ini kehilangan setengah market share yang dikuasai oleh IBM. 1984 - Apple meluncurkan “Macintosh” pertamanya 1985 - Mengundurkan diri dari Apple dan membentuk perusahaan yang bernama NeXT yang berfokus pada pasar pendidikan. 1986 - Steve Jobs membeli perusahaan kecil bernama Pixar, bersama Edwin Catmull yang bergerak pada animasi komputer, dari pembuat film George Lucas sebesar USD10juta. 1991 - Steve jobs menikah dengan Laurene Powell dan memiliki 4 orang anak. 1995 - Pixar mengeluarkan film “ Toy Story”, lalu “Toy Story 2”, disusul “A Bug’s Life”, 1996 Desember - Apple membeli NeXT sebesar USD400 juta. Lalu Jobs kembali ke Apple sebagai konsultan CEO. 1997 - Jobs mengumumkan Apple menjual secara langsung komputer melalui internet dan telepon. Dalam sepekan situs tersebut menjadi situs dagang terbesar ketiga di Internet. 1997 - Jobs menjadi CEO sementara Apple menggantikan Gil Amelio. 1998 Mei - Apple memperkenalkan iMac yang mengutamakan penampilannya. 1999 Juli - Apple mengeluarkan iBook. 2000 Januari - Apple mengeluarkan strategi baru bisnis internet yang tergabung dalam grup Macintosh, aplikasi berbasis internet dan pada bulan yang sama Jobs menjadi CEO permanent di Apple. 2001 - Pertama kali diperkenalkan iPod yang mengawali alat pemutar media digital. 2006 - Pixar bergabung dengan Walt Disney. 2007 - iPhone pertama kali diperkenalkan dan dipasarkan, dan memiliki beberapa jenis dalam perkembangannya seperti iPhone 3G, 3GS, dan iPhone 4.

2010 - Apple memperkenalkan iPad yang berfungsi sebagai e-Book Reader, musik, film, internet dan beberapa aplikasi program yang dimiliki PC. 6 Juni 2011 - Memperkenalkan ICloud dalam pembukaan Worldwide Developers Conference di San Francisco.

Tolak Ukur Keberhasilan Kebijakan Bisnis Perusahaan Apple 1.

Penghasilan, Keuntungan (Income, Profit) Produsen komputer asal AS, Apple, baru saja mengumumkan pendapatan dan laba bersih mereka yang mengalami kenaikan antara periode Juli dan September. Ini adalah laporan laba perusahaan yang pertama kali dirilis setelah kematian CEO Steve Jobs. Pendapatan Apple pada kuartal tersebut naik 39 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Hal ini disebabkan permintaan yang kuat untuk perangkat ponsel keluaran Apple di wilayah AS, Eropa dan Cina. Sementara, laba bersih perusahaan naik 54 persen menjadi sekitar 6,6 miliar dolar atau lebih rendah dari perkiraan pasar. Tercatat, jumlah iPhone yang terjual selama kuartal tersebut naik 21 persen dari tahun sebelumnya. Kenaikan penjualan juga terjadi pada produk tablet iPad yang melonjak 2,7 kali lipat. Saham Apple naik 6,1 persen menjadi 374,61 dollar AS per saham. Berkat kenaikan harga saham itu pula, kapitalisasi Apple menjadi 347,3 miliar dollar AS.

2.

Perkembangan Yang Berkelanjutan (Sustainable Growtht) Perusahaan ini merancang, memproduksi dan memasarkan komputer pribadi dan perangkat lunak yang berhungan dengan komputer tersebut, jasa, periferal dan solusi jaringan. Apple juga merancang, mengembangkan dan memasarkan pemutar musik digital portabel dengan asesoris dan jasa meliputi distribusi secara online dari musik, audio buku, video musik, film pendek dan pertunjukan televisi. Produk dan jasa perusahaan mencakup lini Macintosh dari komputer desktop dan notebook, the iPod digital music player, the Xserve G5 server dan produk penyimpanan Xserve RAID, aplikasi perangkat lunak untuk consumer dan profesional, sistem operasi Mac OS X, iTunes Music Store, untuk mendukung lini produk Macintosh dan iPod dan berbagai jasa dan pendukung yang diberikan.

3.

Keunggulan Posisi Persaingan (Competitive Advantage) Seiring berjalannya waktu dan iklim persaingan yang keras dalam industri teknologi, Persaingan monopoli di dunia industri teknologi bukanlah monopoli yang didapat karena memperoleh fasilitas dari pemerintah melainkan diperoleh dari perjuangan berat dalam kancah persaingan bisnis yang sehat. Apple mengalami masa-masa sulit. Sepeninggal Steve Jobs yang “didepak” keluar oleh pemegang saham, Apple seperti mengalami kehilangan jati diri dan menjalani masa-masa tersulit sepanjang perjalanan bisnisnya. Pangsa pasar yang tergerus oleh dominasi komputer PC Wintel (Windows-Intel), krisis kepemimpinan sampai citra produk yang merosot dimata konsumen menjadikan Apple diramalkan akan “musnah”. Kembalinya Steve Jobs menjadi CEO Apple seakan memulihkan “jiwa” Apple. Visi yang kuat yang dimiliki Steve Jobs serta kepemimpinannya teruji kembali. Perbaikan dan pemulihan Apple mulai berjalan. Produkproduk baru yang inovatif, ramah pengguna, desain yang elegan kembali diluncurkan lagi oleh Apple. Tetap berinovasi dengan karya-karya terbaik dengan Komputer Macintosh, i-Mac, Power Book,iPod , iPad dikenal dengan keunggulan mudah digunakan serta “intuitif”. Konsumen yang menggunakannya merasa senang dan bangga. Untuk dapat membuat produk-produk teknologi tinggi yang nyaman dan ramah pengguna bukan hal yang mudah. Diperlukan inovasi yang tepat untuk itu. Riset yang konsisten serta terintegrasi dapat membantu melahirkan inovasi-inovasi yang membuat pasar menerima produk dengan baik. Apple cukup banyak memberikan perhatian terhadap inovasi serta riset yang kuat.

4.

Keunggulan Posisi Bisnis (Business Advantage) Perusahaan Apple termasuk perusahaan yang memiliki posisi bisnis yang Saling Berkait atau “Interdependent Business. Apple didirikan atas kerjasama antara Steve Jobs dan Steve Wozniak dengan pendanaan dari manajer pemasaran produk dan teknisi semi-pensiun Intel A.C. "Mike" Markkula Jr. Sebelum mendirikan Apple bersama-sama, Wozniak adalah peretas barang elektronik. Jobs dan Wozniak telah berteman selama bertahun-tahun, bertemu tahun 1971 ketika teman mereka, Bill Fernandez, memperkenalkan Wozniak yang berusia 21 tahun kepada Jobs yang berusia 16 tahun. Steve Jobs berusaha membuat Wozniak tertarik merakit komputer

dan menjualnya. Ketika Apple terus meluas, perusahaan mulai mencari eksekutif berpengalaman untuk membantu mengelola ekspansinya. Bentuk ini merupakan usaha bersama yang paling mudah untuk dilakukan serta paling sedikit membawa konsekuensi biaya yang harus di tanggung oleh berbagai pihak. Citra Bisnis (Corporate Image) Citra perusahaan yang baik bagaikan pedang bermata dua. Saat suatu perusahaan mencoba menjaga citra dengan baik setiap kebijakan dan aktifitas harus sesuai dengan citra yang coba dibangun. Jika terjadi ketidak konsistenan maka akan mengaburkan citra yang sedang dibangun itu sendiri. Berikan dukungan teknis yang diperlukan para pelanggan dan mereka akan memberikan imbalan berupa image positif. Dukungan teknis purna jual mengenai produk yang ditawarkan akan meningkatkan kecintaan konsumen kepada produk yang ditawarkan serta produsen itu sendiri. Tercipta suatu simbiosis mutualisme yang kuat jika hal ini diterapkan dalam bisnis. Jadilah berbeda (secara positif) dari kompetitor. Dengan tagline THINK DIFFERENT Apple menempatkan diri sebagai perusahaan dengan labe anti kemapanan yang memproduksi produk premium yang berkelas. Desain yang elegan, kinerja yang baik merupakan citra yang tertanam kuat dalam setiap produk-produk Apple. Apple mendefinisiskan perbedaan sebagai suatu citra “keren” dan tidak pasaran, berbeda dengan kebanyakan orang. Citra Apple sebagai desainer produk yang “berkelas” dinyatakan oleh Steve Jobs sendiri : “ Kami tidak menganggap rendah orang lain. Kami benar-benar yakin bahwa banyak orang yang menginginkan sesuatu yang benar-benar bagus, yang benarbenar mereka hargai. Dan daripada memproduksi produk murahan yang dijual beberapa ratus dollar lebih murah, kami memproduksi produk yang diinginkan banyak orang dan yang dapat mereka gunakan selama bertahun-tahun, walaupun harganya lebih mahal. Setiap orang cerdas; mereka pasti memahami hal ini”. Berikan yang terbaik untuk pelanggan, Produk terbaik secara terintegrasi, memberikan nilai yang lebih kepada konsumen. Menjaga ikatan emosional antara produk-konsumen dan perusahaan akan menjadikan konsumen loyal kepada kita. Walaupun pangsa pasar

yang dimilik tidak dominan, ikatan yang kuat dengan pelanggan akan memberikan kekuatan tersendiri dalam bisnis. Berikan produk “premium” kepada konsumen Kerjakan produk secara keseluruhan jangan setengah-setengah. Perusahaan desain terbaik di dunia membangun merek dan citra mereka melalui mengaplikasikan estetika yang tanpa henti. Estetika dapat diperoleh melalui hasil pengamatan yang cerdas terhadap lingkungan di sekeliling kita. 5.

Etika Bisnis (Business Etic) Lakukan sosialisasi produk kita secara sederhana dan eleganBlack Campaign dalam promosi produk bukanlah tindakan yang bijak, terutama dalam jangka panjang. Dalam persaingan bisnis yang kian sengit sudah umum terjadi kolaborasi antara perusahaan untuk menjaga pasar. Pihak yang dianggap “musuh” saat ini bisa jadi akan berubah menjadi partner bisnis di masa depan. Iklan-iklan yang diluncurkan Apple cukup unik walaupun ada beberapa yang dinilai tidak tepat karena memiliki contain black campaign. Pemimpin yang hebat menerapkan nilai-nilai yang hebat dalam kepemimpinannya. Pemimpin yang hebat merupakan inspirator dari suatu perusahaan. Kepemimpinan efektif akan melahirkan transfer nilai-nilai yang baik dalam organisasi tentunya harus dicontohkan oleh pemimpin itu. Jargon “Leader is the one who know the way, show the way and through the way” berlaku. Steve Jobs memang kharismatik dan dianggap jenius dalam hal produk desain. Jobs dengan karakter visioner dan perfectionist walaupun ada juga pandangan miring buat dirinya. Tapi ditangan dirinyalah kelihatannya Apple berada dalam jalur yang benar. Tapi apakah Apple = Steve Jobs ? Apple masih terlalu Steve Jobs, demikian komentar seorang penggemar Apple. Kelihatannya ketergantungan yang terlalu kuat terhadap pemimpin merupakan kelemahan organisasi. . Pemimpin yang baik kelihatannya harus mampu menularkan inspirasinya kedalam perusahaan sehingga perusahaan dapat tumbuh berkembang menjadi Living Organization. Kita lihat sampai sejauh mana Apple bertahan dan mempertahankan citranya sebagai perusahaan berteknologi tinggi yang keren.

Knowledge Management (KM) pada dasarnya mempunyai arti sebuah proses untuk mengoptimalisasi kekayaan intelektual dan produk di suatu organisasi/perusahaan untuk kepentingan organisasi/perusahaan itu sendiri. Keberadaan KM di sebuah perusahaan tidak secara langsung dapat terlihat hasilnya, hal ini di karenakan beberapa hal yang berkaitan dengan Kekayaan Intelektual (Intelektual capital) yang di dalamnya terdiri dari komponen utama yaitu : human capital , Social capital, dan Corporate capital. Ketiga komponen ini merupakan komponen inti dari enterprise knowledge. Ketika salah satu dari ketiga komponen tadi tidak dapat dipenuhi oleh sebuah perusahaan, maka bisa dibilang implementasi dari KM ini tidak berhasil. Apple mengelola pengetahuan di setiap level untuk: 

Mendukung kekuatan perusahaan dan mendukung penempatan seluruh SDM dalam

 

piramida menejemen. Mendukung pengetahuan yang sudah ada agar tidak gagal dalam menjual produknya. Mendukung penciptaan pengetahuan baru dalam berteknologi yang di integrasikan



dalam inovasi produknya. Mendukung kemajuan perusahaan Apple Inc agar tetap stabil meskipun terjadi



pergantian SDM yang mengelola, bahkan pergantian manager/CEO. Perusahaan Apple yang terus mengembangkan inovasinya terus sehingga menghasilkan produk produk gagdet Ipad, Iphone, Ipod yang diterima di pasar .

KM TOOLS Data Warehouse Data warehouse adalah data-data yang beorientasi subjek, terintegrasi, memiliki dimensi waktu, serta merupakan koleksi tetap (non-volatile), yang digunakan dalam mendukung proses pengambilan keputusan. Data warehouse adalah sebuah sistem yang mengambil dan menggabungkan data secara periodik dari sistem sumber data ke penyimpanan data bentuk dimensional atau normal (Rainardi, 2008). Data warehouse didesain untuk kita bisa melakukan query secara cepat. Informasi diturunkan dari data lain, dilakukan rolling up untuk dijadikan ringkasan, dilakukan operasi drilling down untuk mendapatkan informasi lebih detail, atau melihat pola yang menarik atau melihat trend (kecenderungan).

Ada empat tugas yang bisa dilakukan dengan adanya data warehouse ·

Pembuatan laporan

·

On-Line Analytical Processing (OLAP)

·

Data mining

·

Proses informasi executive

Karakteristik Data Warehouse ·

Subject Oriented (Berorientasi subject)

·

Integrated (Terintegrasi)

·

Time-variant (Rentang Waktu)

·

Non-Volatile

Keuntungan Data Warehouse Data warehouse merupakan pendekatan untuk menyimpan data dimana sumber-sumber data yang heterogen(yang biasanya tersebar pada beberapa database (OLTP) dimigrasikan untuk penyimpanan data yang homogen dan terpisah. Keuntungan dengan menggunakan data warehouse adalah : 1. Data diorganisir dengan baik untuk query analisis dan sebagai bahan untuk pemrosesan transaksi. 2. Perbedaan diantara struktur data yang heterogen pada beberapa sumber yang terpisah dapat diatasi. 3. Aturan untuk transformasi data diterapkan untuk memvalidasi dan mengkonsolidasi data apabila data dipindahkan dari database OLTP ke data warehouse. 4. Masalah keamanan dan kinerja bisa dipecahkan tanpa perlu mengubah sistem produksi.

Apple juga berhubungan dengan Big Data. Seperti banyak produk yang dikembangkan Apple, kurang banyak diketahui mengenai bagaimana Apple berkaitan dengan Big Data. Namun dengan lebih dari 50 miliar aplikasi download dari app store, Apple mampu mendapatkan sejumlah data yang besar, dan dianalisis untuk informasi tambahan. Seperti banyak perusahaan teknologi di Silicon Valley mereka telah menggunakan Big Data.

Meskipun Apple sedikit lebih tertutup dari perusahaan lain seperti Google, yang lebih bersedia untuk berbagi beberapa inovasi Big Data yang telah mereka ciptakan, Apple tidak menerapkan beberapa teknologi Big Data seperti Hadoop atau Large Scale Data

Warehousing. Salah satu kegunaan dari Big Data di Apple adalah untuk menginformasikan desain aplikasi mereka. Penggunaan semua data yang dikumpulkan tentang bagaimana aplikasi digunakan pada iPod, iPhone, iPad atau MacBook dan Mac mereka dapat menguji fitur baru yang relatif mudah dan kadang-kadang melakukan pengujian A/B testing untuk meningkatkan customer experience. Mereka menggunakan data untuk memahami bagaimana user menggunakan aplikasi. Misalnya aplikasi Games, mereka dapat menggunakan data untuk memahami di mana ada hambatan atau dimana banyak orang terjebak. Mereka akan menggunakan data tersebut untuk meningkatkan pengalaman gaming. Selain itu mereka menggunakan umpan balik dan menyediakan ulasan pengguna dalam AppStore untuk meningkatkan produk mereka.

Untuk menyimpan semua data itu, Apple menggunakan peralatan Teradata dan kabarnya mereka adalah pelanggan tercepat Teradata yang mencapai skala Petabyte di gudang Teradata. Mereka sekarang mengoperasikan sistem Teradata multi-petabyte, yang sebagian besar didorong oleh peluncuran iCloud pada tahun 2011.

Dalam sebuah artikel di Forbes pada tahun 2012, dilaporkan bahwa salah satu penyebab kemungkinan kegagalan Apple dalam memasuki pasar Mobile Maps Aplikasi adalah perjuangan untuk mengejar ketinggalan dengan Big Data. Sementara Google sudah membuka fungsi pemetaan pada tahun 2005, Apple harus mengejar ketinggalan dalam rentang waktu yang lebih pendek.

IWatch dikabarkan mungkin bisa menjadi generator data yang dapat melampaui segala perangkat yang dapat dipakai di pasar saat ini. Menyimpan data terkait berapa banyak Anda berjalan, berapa banyak kalori yang Anda bakar setiap hari, seberapa baik Anda tidur dan dalam seiring berjalannya waktu terus berkomunikasi dengan semua perangkat Apple lainnya. Smart watch akan menghasilkan sejumlah data yang besar tentang output fisik suatu negara, kebiasaan makan atau indikator risiko. Apple memperkenalkan sensor lingkungan seperti akselerometer, termometer, barometer, altimeter. Menyisir data dengan data pribadi,

data lokasi serta data waktu adalah big data. Ini barulah perkiraan dan kita akan harus menunggu ketika Apple memperkenalkan smartwatch.

Sudah dipastikan Apple juga menggunakan teknologi Big data. Namun apakah Apple akan menemukan kembali Big Data dengan iWatch masih bersifat spekulatif. Satu hal yang pasti; Apple menghasilkan dan mengumpulkan data dalam jumlah besar, menggunakan beberapa teknologi Big Data dan menggunakan hal ini dalam pengembangan produk dan jasa untuk meningkatkan customer experience.

Company Intranet Intranet adalah jaringan komputer yang di gunakan secara internal oleh sebuah lembaga atau organisasi tertentu. Apple Talk merupakan protokol yang dikembangkan oleh perusahaan Apple Computer, Inc. Dan digunakan khusus untuk mesin-mesin komputer Apple/Macintosh dengan kecepatan transmisi sekitar 230 Kbps.

KM TEAM

Struktur Organisasi Perusahaan Apple Ada sekumpulan orang di Apple yang bekerja langsung dengan Jobs. Mereka disebut sebagai Top 100. Isinya tak hanya para eksekutif Apple, melainkan juga orang-orang yang dipilih langsung oleh Jobs atas pertimbangan tertentu. “Keanggotaannya” tidak permanen, karena seseorang bisa saja baru diundang tahun lalu, tapi “ditendang” di tahun berikutnya. Dan terlempar dari kelompok elit ini adalah suatu hal yang memalukan. Begitu pentingnya peran ke-100 orang ini, sampai-sampai mereka dianggap sebagai orangorang yang akan selalu dibawa oleh Steve Jobs seandainya dia mendirikan perusahaan baru. Setiap tahun, Jobs mengadakan rapat dengan Top 100 ini untuk membicarakan hal-hal yang strategis. Uniknya, keterlibatan dalam rapat ini dan lokasi rapat sangat dijaga kerahasiaannya. Bahkan para peserta tidak diperbolehkan menyetir sendiri kendaraannya. Alih-alih, mereka akan naik bis dari kantor pusat Apple di Cupertino, California, menuju ke sebuah tempat yang telah disetujui oleh Jobs. Gilanya lagi, ruang rapat tersebut juga di-sweeping untuk menghindari kemungkinan penyadapan oleh pihak lain.

Dalam rapat rahasia inilah, Steve Jobs biasanya akan memaparkan kembali visi-visinya di hadapan para pemimpin masa depan Apple. Jadi selain merupakan rapat strategis, kegiatan ini juga merupakan ajang regenerasi buat Apple.

Memilih SDM yang tepat Apple bukanlah sebuah perusahaan yang punya banyak SDM yang mumpuni. Oleh karenanya, sangat penting bagi mereka untuk memilih orang yang benar-benar tepat untuk bekerja pada suatu proyek tertentu. Bagi mereka, hal ini lebih penting dibandingkan dengan uang. Toh, Apple tak segan merogoh kocek mereka jika memang mereka merasa perlu untuk melakukannya. Apple biasanya akan membentuk tim yang kecil untuk sebuah proyek. Misalnya ketika mereka hendak mempersiapkan peramban Safari untuk iPad, Apple hanya menunjuk 2 orang engineer saja untuk menuliskan kode-kodenya.

Spesialisasi Para pegawai di Apple terkenal sangat mumpuni dalam bidangnya dan tidak pernah terekspos oleh hal lain di luar keahliannya. Spesialiasi seperti ini sangat terasa dalam organisasi Apple. Jennifer Bailey, VP Online Store, tidak punya wewenang terhadap foto-foto yang terpampang pada website Apple. Foto-foto itu ditangani secara khusus oleh sebuah tim untuk grafis.Ron Johnson yang jabatannya Senior VP untuk urusan ritel tidak punya wewenang untuk mengurusi masalah inventory di toko ritel. Semua urusan inventory adalah tanggung jawab Tim Cook, sang COO, yang membawahi supply-chain management. Menurut Jobs, dengan spesialisasi seperti inilah dia bisa mendapatkan orang-orang kelas dunia untuk setiap posisi di Apple. Jobs tidak percaya dengan struktur General Manager yang banyak dipakai oleh hampir seluruh perusahaan di dunia. Seorang pegawai yang cemerlang di Apple bisa saja diundang untuk menghadiri sebuah rapat para eksekutif hanya agar dia bisa belajar tentang proses pengambilan sebuah keputusan.

Eksistensi dalam Kepemimpinan. Tidak diragukan lagi bahwa Steve Jobs telah menjadikan Apple sebagai Perusahaan dengan Roda Kepemimpinan yang Stabil dan Sustain. Visi dan Misi Pemimpin mampu membawa bahtera Apple melalui bermacam Rintangan dan Tantangan. Figur Steve Jobs adalah Pemimpin yang berkarakter Kukuh dan Kuat (sense of strong Leadership), Artistik (sense of Art) dan Orientasi Kesempurnaan (sense of Perfection). Begitu dia yakin dengan Visi Desain sebuah Produk, maka Steve Jobs akan bekerja mati-matian dengan para engineernya menciptakan produk tersebut masuk lini produksi. iPod dan iPhone adalah salah satu bukti Perfeksionis dan Strong Leaderhipnya Steve Jobs. Apple membuktikan bahwa Kepemimpinan menjadikan semuanya dapat berjalan dengan rencana yang dicanangkan. Steve Jobs menentukan dan memilih orang-orang terbaik dalam Perusahaan untuk berkarya. Kepemimpinan tidak akan tergantikan dalam Proses Tumbuh Kembang sebuah Perusahaan dan Organisasi, dan Apple telah membuktikannya.

Tim Sinergi yang Sempurna. Kerjasama dan Kolaborasi secara Simultan dan Paralel membuat produksi berjalan baik, sejak proses Hulu hingga Hilir, sejak proses Design, Development Software dan Hardware, Quality Test dan Production semua berjalan Simultan, bukan berurutan. Seluruh anggota tim akan terlibat dalam satu produk mengenai proses design, instalasi software dan perakitan hardware. Tim Sinergi merupakan Kolaborasi yang menghasilkan tidak hanya 1+1=2 melainkan 1+1 > 3. Sebagaimana dikutip dari Time, “Essentially it means that products don’t pass from team to team. It’s simultaneous and organic. Products get worked on in parallel by all departments at once — design, hardware, software — in endless rounds of interdisciplinary design reviews”. Kerjasama dan Kekompakan dalam Tim Sinergi menjadikan Kekuatan masing-masing Individu sebagai Tim Super. Sinergi yang sempurna antara beragam tim – baik tim desain, tim software, dan tim hardware. Semua melakukan kolaborasi secara paralel dan simultan. Proses penciptaan produk di Apple tidak dilakukan secara setahap demi setahap, dimana setelah desain selesai lalu diserahkan ke bagian software, lalu diteruskan lagi ke bagian hardware. Sebaliknya, dalam prosesnya semua aspek

ini dikerjakan bersama-sama secara simultan. “Essentially it means that products don’t pass from team to team. It’s simultaneous and organic. Products get worked on in parallel by all departments at once — design, hardware, software — in endless rounds of interdisciplinary design reviews,”demikian tulis majalah Time

KM AUDIT The Apple Supplier Code of Conduct. (http://www.apple.com/supplier-responsibility/accountability/)

Our Supplier Code of Conduct outlines our high standards for creating safer working conditions, treating workers fairly, and using environmentally responsible practices. It’s one of the strictest in our industry and often requires practices above and beyond local law. To comply with the Code of Conduct, all suppliers must meet the stringent requirements in our Supplier Responsibility Standards. This document details the standards that we expect our suppliers to meet regardless of local laws, company policies, cultural norms, and business practices around the world.

Every audit is an opportunity to improve. We use audits to build the capabilities of our suppliers. So we’ve developed a four-stage process to help them comply with our Code of Conduct.

Audit Prioritization We use a risk-based approach to decide which suppliers to audit. We consider issues like the social, environmental, health and safety, and business risks of a facility. Then we prioritize audits based on geographic risk, commodity risk, planned spending, and previous audit performance. We look at concerns brought to us by external stakeholders such as nongovernmental organizations (NGOs), by internal Apple teams, and through anonymous complaint systems that encourage workers to report workplace violations and retaliations to us. Each request is

assessed according to its urgency. If the issue is life threatening, we dispatch Apple teams immediately. Otherwise, our teams are usually onsite within 24 hours.

21 unannounced audits performed 250 requests closed for environment, safety, and labor cases 25K follow-up interviews conducted to ensure no retaliation against workers

Onsite Audit Every audit is led by Apple and supported by local third-party experts who have been trained on our auditing protocols. Together we interview workers, review hundreds of payroll documents, physically assess the health and safety conditions of the facilities, and inspect environmental conditions inside and out. Each facility is graded on more than 500 data points corresponding to the Code of Conduct. While evaluating the facilities, we’re also seeking out core violations — issues for which Apple has zero tolerance. These include cases of underage workers or involuntary labor, document falsification, intimidation of or retaliation against workers participating in audits, working conditions that put lives at risk, and significant environmental impacts. Any breach we find is escalated to senior management at Apple and the supplier to be addressed immediately. In some cases these violations are also reported to local authorities. Noncompliant suppliers are then placed on probation until they successfully complete their next audit. Core violations negatively affect the suppliers’ business relationships with Apple and can lead to termination. To date, we’ve ended contracts with 20 suppliers. Annual Apple Audits

Addressing Issues Noncompliant suppliers must submit a Corrective Action Plan within two weeks of the audit, outlining how they will fix the problems we found. Our team of verification specialists then works with suppliers, checking in at 30-, 60-, and 90-day intervals to make sure they’re on track. Any delayed progress is escalated to senior management. Verifying Improvement After 120 days, third-party auditors visit the facility to confirm that everything in the original Corrective Action Plan was implemented according to our standards. If not, we schedule a second verification audit within 30 days. When suppliers require extra support to comply with the Code of Conduct, we send our team of experts as part of our partnership program. We tailor our approach to help the facility improve through refining business practices and management systems relating to labor, human rights, environment, and health and safety. By working with our suppliers instead of only policing them, we have improved their compliance significantly. Case Study

Improving factory conditions in Liuyang. Lens, a factory in Liuyang, China, produces cover glass for iPhone, iPad, and Apple Watch. When Apple first audited the factory in 2010, auditors discovered 57 labor and human rights, environment, and health and safety violations. They included uncontrolled working hours, age discrimination during recruiting, and chemical and hazardous waste management that didn’t meet Apple’s standards. Instead of penalizing the factory, we partnered closely with management to help improve conditions for their 35,000 workers. Nikko Liao, an auditor from Apple, was sent to change things from the inside. Nikko focused on establishing a responsibility team and management system to implement new policies, procedures, and tools to drive internal improvement. These included new ways of controlling work hours, a revised internal audit procedure, an updated recruiting policy, and improved labeling and storage of chemicals. As a result, the Lens team addressed all the violations from the 2010 report, improved their audit score by 29 percent, and continues to work toward their long-term goals of embedding responsible practices within their working culture.

KM FUTURE Jika kita berpikir tentang apa yang membuat strategi Apple lebih unggul dibanding para pesaingnya maka biasanya jawabannya adalah karena Apple memiliki orang-orang seperti Steve Jobs dan Jonathan Ive yang namanya sudah mendunia. Memang benar bahwa memiliki “otak” seperti mereka di jajaran atas sebuah perusahaan akan memberikan keuntungan lebih untuk dapat bersaing dengan kompetitor. Tapi akan menjadi suatu kesalahan jika kita berpikir bahwa kesuksesan dan rencana jangka panjang Apple akan selesai tanpa adanya orang-orang tersebut. Menurut saya kesuksesan Apple bukan lah dari individu saja tapi dari usaha kolaborasi mereka yang memiliki visi berbeda dan unik.

Kalau kita lihat dari produk produk Apple yang beredar di pasaran, inti tujuan dari Apple dalam membuat sebuah produk adalah untuk selalu membuat produk yang bisa bersaing paling tidak untuk dua tahun kedepan, bukan saat ini. Untuk melakukan hal tersebut ratusan orang di Apple melakukan pekerjaan, penelitian dan lain-lain. Mengerjakan sesuatu yang sebagian besar pesaingnya tidak melakukan hal tersebut, yaitu melakukan visualisasi dari apa yang pelanggan inginkan dalam dua sampai lima tahun ke depan, berikut dengan arsitektur detail dari tiap visi yang dibuat. Kemudian dari detil tersebut tiap divisi akan merancang lebih detil lagi untuk dapat memastikan produk mereka terpakai di masa depan, bukan saat ini.

Sebuah contoh menarik yang mendeskripsikan proses di atas adalah pengembangan iPhone. Percaya atau tidak, menurut rumor, pengembangan iPhone ini dimulai dikisaran 2004 ketika beberapa insinyur Apple menunjukan design iPod dengan menggunakan touch screen yang lebih besar. Steve Jobs sangat terkesan dengan hasil research para insinyur itu, kemudian Steve Jobs menantang mereka untuk dapat membuat produk seprti tablet PC, dan menjejalkan semua fungsinya ke dalam sebuah iPod layar besar tersebut. Maka jadilah konsep iPod dengan layar besar menjadi sebuah handphone dengan layar sentuh dan design seperti tablet PC.

Namun pengembangannya tidak berhenti disitu, setalah adanya proses peninjauan kebutuhan pelanggan, maka Apple menginginkan iPod layar besar tersebut digunakan lebih dari sekedar untuk multimedia ataupun komunikasi. Mereka menyadari bahwa iPhone tersebut harus bisa menjadi PC dalam saku pelanggan untuk melayani penggunaan PC secara mobile di masa depan. Jadilah mereka membuat SDK untuk pengembangan aplikasi dan mulai melakukan integrasi dengan produk Apple lainnya serta service-service yang ada pada saat itu. jadilah iPhone sebagai produk yang diragukan di awal menjadi produk yang memang berguna di masa depan.

Butuh waktu tiga tahun untuk si iPhone ini hingga akhirnya dipasarkan di pasaran. Waktu yang cukup lama untuk membuat sebuah produk. Pada tahun 2007 Apple memperkenalkan iPhone beserta ekosistem aplikasi ( yang sekarang sering disebut “Mobile Apps” ) . Seperti yang kita tahu peluncuran iPhone ini seperti merubah perjalanan smartphone hingga saat ini. Walaupun dengan respon pesimis dari pasar pada awalnya tetapi akhirnya iPhone bisa menjadi salah satu penguasa smartphone di dunia.

Sejak saat itu para vendor handphone lainnya berlomba-lomba untuk membuat produk penyaing Apple. Walaupun banyaknya pesaing, tetapi start mereka terlambat, sehingga hingga saat ini para vendor masih berusaha untuk menyaingi iPhone bukan fokus untuk menciptakan produk yang berguna di masa depan. Sementara itu Apple pada waktu itu terus mengeluarkan update baru dari produk iPhone mereka secara berkala hingga saat ini.

Berikutnya Apple memperkenalkan iPad. Konsep tablet dari Apple sendiri bukanlah konsep baru karena pada tahun 1989 Apple pernah membuat konsep serupa di produk Newton MessagePad dan produk-produk MessagePad lainnya (biasa disingkat MP). Bedanya, perhatian Apple masih belum fokus ke detail desain, aplikasi dan layanan-layanan yang digunakan iPad pada saat ini. Jadilah produk MP tersebut kurang sukses dan tidak menjadi mainstream di pasaran.

iPad sendiri sudah terjual di pasaran selama kurang lebih satu tahun, dan sampai saat ini para kompetitor masih mencoba untuk membuat pesaing dari iPad, belum mencoba produk baru yang akan booming di masa depan. Dilain pihak Apple sudah siap dengan mengeluarkan iPad 2 dan makin membuat para kompetitor hanya menjadi pesaing saja, bukan pembuat produk baru. Apple adalah vendor yang memang memenuhi kebutuhan pengguna di 2-5 tahun kedepan dan tidak ikut bersaing di pasar mainstream.

Untuk Apple, masa depan PC atau komputer pribadi tentang bagaimana membuat mesin lebih pribadi. Itulah alasan yang mendasari Apple Watch: gagasan untuk menciptakan ikatan yang lebih kuat dan lebih literal antara perangkat cerdas dengan penggunanya, yang kini menjadi pemakainya. Di sisi lain, Microsoft mendefinisikan masa depan sebagai salah satu pengalaman yang lebih pribadi daripada perangkat. Pendekatan ini berbeda secara dramatis, tapi tidak membuat mereka tidak kompatibel. Bahkan, karena Apple dan Microsoft mengejar tujuan yang berbeda sehingga keduanya dapat bekerja sama dalam mode yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dalam dunia teknologi, platform adalah setiap ruang yang dapat sobat miliki dan membuat cukup menarik bagi orang lain untuk membayar sewa lalu ditempati. App Store dan iPhone adalah manifestasi digital dan fisik platform Apple. Mereka menjadi perhatian bahwa setiap orang merasa tertarik.

Ketika Apple memberikan software dan layanan baru untuk perangkat tersebut, dengan tujuan sengaja membuat mereka berdiri terpisah dari sisa yang ada, justru apa yang sekarang Microsoft kerjakan untuk membalikkan keadaan. Apple suka menampilkan diri sebagai sebuah perusahaan yang menggabungkan hardware, software, dan layanan dalam satu paket yang tak tertandingi, namun pendapatan setiap tahun menunjukkan bahwa, setidaknya secara finansial, terutama perusahaan hardware. Apple tidak dirancang untuk menjual iPhone, iPad, atau Mac yang lain- bahkan Apple Watch dalam keadaan masih muda, berjumlah lebih sedikit dari fanciest dunia aksesori iPhone.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF