AP-4
May 7, 2019 | Author: rinseprini | Category: N/A
Short Description
AP-4...
Description
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Akuntansi
Keuangan
Pemerintahan
sekarang
memasuki
Era
Desentralisasi, maka pelaksanaan akuntansi pemerintahan itu ada di daerah-daerah (Provinsi ataupun Kabupaten), kemudian daerah-daerah tersebut menyampaikan laporannya ke Pemerintah Pusat. Oleh pemerintah pusat dibuatkan menjadi Laporan Konsolidasi yang merupakan Laporan Keuangan Pemerintah RI. Pada
perspektif
akuntansi
keuangan,
konsolidasi
adalah
proses
penggabungan antara akun-akun yang diselenggarakan oleh suatu entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya, entitas akuntansi dengan entitas akuntansi lainnya, dengan mengeliminasi akun-akun timbal balik agar dapat disajikan sebagai satu entitas pelaporan konsolidasian. Laporan keuangan konsolidasian adalah suatu laporan keuangan yang merupakan gabungan keseluruhan laporan keuangan entitas pelaporan atau entitas akuntansi sehingga tersaji sebagai satu entitas tunggal. Untuk Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di interpretasikan sebagai sebuah Laporan Keuangan Konsolidasi dari Laporan Keuangan SKPD, Laporan Keuangan PPKD dan Laporan Keuangan Konsolidator. Proses pembuatan Laporan Keuangan Pemda ini pada dasarnya sama dengan proses pembuatan Laporan Keuangan yang telah dijelaskan dalam prosedur sebelumnya. Perbedaan utama adalah adanya jurnal eliminasi untuk menihilkan reciprocal account. Perbedaan utama dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dibandingkan Laporan Keuangan SKPD adalah tidak adanya rekening RK. Rekening tersebut sudah dinihilkan melalui jurnal eliminasi.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah 1.
Bagaimana bentuk laporan keuangan sonsolidasian?
2.
Bagaimana prosedur konsolidasian?
1
3.
Bagaimana proses penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah (konsolidasi)?
4.
1.3
Bagaimana ilustrasi laporan keuangan konsolidasian?
Tujuan Pembahasan Pembahasan Masalah
Tujuan dari makalah ini adalah 1.
Untuk mengetahui bentuk laporan keuangan sonsolidasian
2.
Untuk mengetahui prosedur konsolidasian
3.
Untuk mengetahui proses penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah (konsolidasi)
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1
KONSOLIDASIAN
Konsolidasi
adalah
proses
penggabungan
antara
akun-akun
yang
diselenggarakan oleh suatu entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya, entitas akuntanasi dengan entitas lainnya, dengan mengeleminasi akun-akun timbal balik agar dapat disajikan sebagai suatu entitas pelaporan konsolidasian. Laporan keuangan konsolidasian pada Pemda merupakan gabungan dari seluruh laporan keuangan SKPD dan PPKD menjadi satu kesatuan laporan keuangan Pemda. 2.1.1
Ruang Lingkup
Adapun Ruang lingkup : 1.
Laporan keuangan untuk tujuan umum dari unit pemerintah yang di tetapkan sebagai entitas pelaporan di sajikan secara terkonosolidasi menurut pernyataan standar ini agar mencerminkan satu kesatuan entitas.
2.
Laporan keuangan konsolidasi pada pemerintah pusat sebagai entitas pelaporan mencakup laporan keuangan semua pelapoaran, termasuk laporan keuangan badan layanan umum.
3.
Laporan keuangan konsolidasi pada kementrian/lembaga// pemerintah daerah sebagai entitasa pelaporan mencakup laporan keuagan semua entitas akuntansi, termasuk laporan keuangan badan la yanan umum.
4.
Laporan keuangan konsolidasi pada pemerintah pusat sebagai entitasa pelaporan mencakup laporan keuangan semua entitas pelaporan termasuk laporan keuangan badan layanan umum.
2.1.2
Entitas pelaporan
Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu entitas atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Cir-ciri entitas pelaporan : 1.
Di biayai oleh APBN/APBD atau mendapat pemisahan kekayaan dari anggaran
3
2.
Di bentuk dengan peraturan perundang-undangan
3.
Pimpinan entitas tersebut adalah pejabat pemerintah yang di angkat atau pejabat Negara yang di tunjuk atau yang di pilih oleh rakyat lain.
4.
Entitas tersebut membuat pertanggungjawaban baik langsung maupun tidak langsung kepada wakil rakyat sebagai pihak yang menyetujui anggaran
Entitas pelaporan :
Pemerintah pusat
Pemerintah daerah
Kementerian Negara/lembaga(KL)
Bendahara umum Negara (BUN)
2.1.3
Entitas akuntansi
Pengguna
anggaran/pengguna
barang
sebagai
entitas
akuntansi
menyelenggarakan akuntansi dan menyampaikan laporan keuang sehubungan dengan anggaran/barang yang di kelolanya yang di tunjk kepada entitas pelporan. Terdiri dari : 1.
Setiap kuasa pengguan anggaran di lingkungan suatu K/L yang mempunyai dokkumen pelaksanaan anggaran tersendiri.
2.
Bendahara Umum Daerah (BUD)
3.
Kuasa pengguna anggaran dilungkungan pemda bila mempunyai dokumen pelaksanaan anggaran yang terpisah. Jumlah anggaran nya relative besar, dan pengelolaan kegiatan-kegiatannya di lakukan secara mandiri.
2.2
NERACA AWAL PEMDA
Neraca awal Pemda menggambarkan posisi keuangan Pemda pada awal periode. Posisi aset, kewajiban dan ekuitas Pemda tanggal 1 Januari 2016 di sajikan pada tabel 2.1. Neraca Awal di atas merupakan gabungan dari neraca awal SKPD A, SKPD B, dan PPKD
4
KABUPATEN CONTOH NERACA 01-Jan-16
Kas di Kas Daerah
350.000.000 Utang Dalam Negeri Perbankan
Investasi dalam Deposito Piutang Pajak Daerah Piutang Retribusi
25.000.000 3.000.000 Ekuitas
125.000.000 1.211.500.000
2.000.000
Bagian Lancar tagihan jangka panjang kepada Entitas Lainnya Persediaan Bahan Pakai Habis
50.000.000 8.000.000
Investasi Jangka Panjang kepada Entitas Lainnya
175.000.000
Tanah untuk Bangunan Gedung
185.000.000
Alat Angkutan Darat Bermotor
87.000.000
Alat Kantor Alat Rumah Tangga
16.000.000 9.000.000
Komputer
25.000.000
Meja dan Kursi Kerja Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin
8.000.000 (29.000.000)
Bangunan Gedung Tempat Kerja
250.000.000
Bangunan Gedung Tempat Tinggal
75.000.000
Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan Kontruksi Dalam Pengerjaan
(32.500.000) 30.000.000
Dana Cadangan
100.000.000 TOTAL ASET
1.336.500.000
TOTAL UTANG dan EKUITAS
1.336.500.000
Tabel 2.1 Neraca Awal Pemda
5
2.2.1 Proses Penyusuan Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan Keuangan konsolidasian adalah suatu laporan keuangan yang merupakan gabungan keseluruhan laporan keuangan entitas akuntansi dan entitas pelaporan sehingga tersaji sebagai satu entitas tungga;. Entitas akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. Entitas pelaporan adalah unit pemerintah yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi atau entitas pelaporan yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan
wajib
menyampaikan
laporan
pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan konsep HOBO (head of fice branch office) dimana PPKD bertindak sebagai kantor pusat dan SKPD bertidak sebagai kantor cabang. Dalam proses konsolidasi, setiap SKPD yang bersangkutan dan menyerahkannya kepada PPKD. PPKD sebagai kantor pusat bertindak sebagai konsolidator. Konsep HOBO dalam penyusuan laporan keuangan konsolidasi disajikan pada Gambar 2.2. Setiap SKPD menyusun laporan keuangan masing-masing. PPKD bertindak sebagai entitas akuntansi, PPKD menyusun laporan keuangan sendiri. Sebgai entitas pelaporan, PPKD menjadi konsolidator untuk menyusun laporan keuangan Pemda. Baik SKPD maupun PPKD sebagai entitas akuntansi menyerahkan laporan keuangan masing-masing kepada PPKD sebagai entitias pelaporan dan konsolidator untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi
PPKD (Kantor Pusat dan Konsolidator)
SKPD 1 (Kantor Cabang)
PPKD (Entitas Akuntansi)
SKPD n (Kantor Cabang)
Gambar 2.1 Konsep HOBO dalam Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi
6
Tahap Penyusunan laproan keuangan konsolidasi disajikan pada Gambar 2.3. Pada gambar tersebut tampak bahwa ada dua tahap utama penyusuan laporan keuangan konsoldiasian, yaitu : 1. Penyusunan kerta kerja konsolidasi. Ada 3 kertas kerja gabungan yang perlu disusun yaitu : a. Kertas kerja laporan realisasi anggaran gabungan b. Kertas kerja laporan operasional gabungan c. Kertas kerja neraca gabungan 2. Penyusuan laporan keuangan gabungan. Ada tujuh laporan keuangan yang perlu disusun berdasarkan kertas kerja ang sudah disusun sebelumnya, yaitu : a. Laporan realisasi anggaran b. Laporan perubahan saldo anggaran lebih (SAL) c. Laporan operasional d. Neraca e. Laporan arus kas f. Catatan atas laporan keuangan
PENYUSUNAN KERTAS KERJA GABUNGAN
Kertas Kerja LO Gabungan
Kertas Kerja LRA Gabungan
Kertas Kerja Neraca Gabungan
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN
LRA
LPSAL
LO
LPE
Neraca
LAK
CaLK
Gambar 2.2 Tahap Penyusuan Laporan Keuangan Konsolidasi
7
2.3
Kertas Kerja Gabungan
Kertas kerja gabungan merupakan kertas kerja yang disusun untuk menghimpun informasi dari neraca saldo setelah penyesuaian dari semua SKPD dan PPKD sebagai entitas akuntasi menjadi satu kertas kerja gabungan. Kertas kerja gabungan menunjukkan kertas untuk menguji kesiapan penyusunan laporan keuangan Pemda. Dengan kertas kerja yang sudah siap dengan benar, maka laporan keuangan Pemda dapat disusun. Proses yang dilakukan pada tahap penyusunan kertas kerja konsolidasi adalah : 1. Penyusunan kertas kerja laporan realisasi anggaran gabungan 2. Penyusunan kertas kerja laporan operasional gabungan 3. Penyusunan kertas kerja neraca gabungan
8
2.3.1
Kertas Kerja LRA Gabungan
Kertas kerja LRA gabungan adalah kertas kerja yang disusun untuk menghimpun informasi dari neraca saldo setelah penyesuaian SKPD dan PPKD sebagai entitas akuntansi menjadi satu kertas kerja tunggal yang akan digunkaan untuk penyususnan laporan realisasi anggaran Pemda. WORKSHEET LRA GABUNGAN SKPD
1
Uraian
No
D 1
SKPD 2 K
D
PPKD
K
D
Gabungan K
D
Pendapatan
2
Pendapatan Asli Daerah
3
Pendapatan pajak daerah
xxx
xxx
xxx
4
Pendapatan Retribusi Daerah
xxx
xxx
xxx
5
Hasil pengelolaan kekayaan Daerah
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
yang dipisahkan 6
Lain-lain PAD yang sah
7
Jumlah Pendapatan Asli Daerah
8
Dana perimbangan/ Transfer
xxx
xxx
9
Lain-lain pendapatan yang sah
xxx
xxx
10 11
Jumlah Pendapatan
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Belanja
12
Belanja Tidak Langsung/ Operasi
xxx
xxx
xxx
xxx
13
Belanja Langsung / Modal
xxx
xxx
xxx
xxx
14
Jumlah Belanja
xxx
xxx
xxx
xxx
15
Surplus/deficit-LRA
xxx
xxx
xxx
xxx
16
Pembiayaan daerah
17
Penerimaan pembiayaan
xxx
xxx
18
Pengeluaran pembiayaan
xxx
xxx
19
Pembiayaan netto
xxx
xxx
20
Sisa lebih pembiayaan tahun berkenaan
xxx
xxx
(SILPA)/SIKPA
Tabel 2.2 Format Kertas Kerja LRA Gabungan
Untuk kasus ini, informasi dari neraca saldo setelah penyesuaian SKPD A, SKPD B dan PPKD dijadikan input untuk menyusun kertas kerja laporan realisasi anggaran gabungan. Kertas kerja laprora realiasi anggaran gabungan disajikan pada tabel 2.3
9
K
KERTAS KERJA LRA GABUNGAN Kabupaten Contoh Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 AKUN
Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan
LRA SKPD A
Pajak Hotel LRA Pajak Restorant LRA Pajak Reklame LRA Pajak Penerangan Jalan LRA PBB Pendesaan dan Perkotaan LRA BPHTB LRA Restribusi Parkir Tepi Jalan Umum LRA Restribusi Pengujian Kendaraan Bermotor LRA Restribusi Pemakaian Kekayaan Daerah LRA Restribusi Terminal LRA Restribusi Tempat Khusus Parkir LRA Restribusi Ijin Trayek LRA Restribusi Pengendalian Lalu Lintas LRA Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan LRA Bunga LRA Dana Bagi Hasil Pajak LRA Dana Bagi Hasil Bukan Pajak LRA Dana Alokasi Umum LRA Dana Alokasi Khusus LRA Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah LRA
LRA SKPD B
LRA PPKD
LRA PEMDA
8.500.000 7.500.000 7.000.000 16.000.000 18.000.000 10.000.000
8.500.000 7.500.000 7.000.000 16.000.000 18.000.000 10.000.000 3.750.000 3.000.000 2.000.000 4.000.000 4.500.000 3.500.000 1.500.000 5.000.000 1.000.000 5.000.000 20.000.000 200.000.000 40.000.000 18.000.000
3.750.000 3.000.000 2.000.000 4.000.000 4.500.000 3.500.000 1.500.000 5.000.000 1.000.000 5.000.000 20.000.000 200.000.000 40.000.000 18.000.000 25.000.000 1.200.000 1.250.000 1.200.000
Belanja Gaji dan Tunjangan Belanja Jasa Kantor Belanja Pakaian Habis Belanja Pe rawatan Kendaraan Bermotor
22.000.000 1.500.000 500.000 1.200.000
Belanja Makanan dan Minuman
2.300.000 1.000.000
Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan
47.000.000 1.200.000 2.750.000 1.200.000 500.000 3.500.000 1.000.000 5.000.000 4.750.000 4.000.000 3.800.000 75.000.000 26.000.000 45.000.000
5.000.000 4.750.000 4.000.000 3.800.000
Belanja Bunga Utang Pinjaman Belanja Subsidi Belanja Hibah ke pada Kelompok Masyarakat Belanja Bantuan Sosi al Kepada Masyarakat
Belanja Modal Pengadaan Alat Angkut Darat Bermotor Belanja Modal Pengadaan Komputer Belanja Modal Pengadaan Bangunan Gedung Tempat Kerja P ene ri maan P emb iay aan P en cai ran Dana C adan gan Penerimaan Pembiayaan Pinjaman Dalam Negeri Perbankan P en er im aa n P em bi ay aa n P en er im aa n K em ba li P iu tan g k ep ad a P er us ah aa n Da era h P eng el uaran P embi ay aan P embe nt uk an Dan a Cad angan Pengeluaran pembiayaan Penyertaan Modal Bukan BUMD Surplus/Defisit LRA Pembiayaan Neto
40.000.000 15.000.000
JU MLAH
86.950.000
35.000.000 11.000.000 45.000.000 65. 000. 000 75.000.000 35. 000. 000
19.950.000 86.950.000
93.950.000 116.200.000
50. 000. 000 100.000.000 271.450.000 25.000.000
65. 000. 000 75.000.000 35. 000. 000 50. 000. 000 100.000.000 157.550.000 25.000.000
116.200.000 464.000.000 464.000.000
553.250.000
553.250.000
Tabel 2.3 Kertas Kerja LRA Gabungan 10
2.3.2
Kertas Kerja LO Gabungan
Kertas kerja LO gabungan adalah kertas kerja yang disusun untuk mengimpun informasi dari neraca salod setelah penyesuaian dari SKPD dan PPKD sebagai entitas akuntansi menjadi satu kertas kerja tunggal yang akan digunakan untuk penyusuanan laporan operasional Pemda. WORKSHEET LO GABUNGAN SKPD
SKPD 1
Uraian
No
D
PPKD
2
K
D
K
D
K
Gabungan
D
KEGIATAN OPERASIONAL 1
Pendapatan
2
Pendapatan Asli Daerah
3
Pendapatan Transfer
6
Lain-lain Pendapatan yang sah
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Jumlah Pendapatan
8
Dana perimbangan/ Transfer
xxx
xxx
9
Lain-lain pendapatan yang sah
xxx
xxx
Jumlah Pendapatan
10
xxx
xxx
7
11
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Beban
12
Beban Operasi
xxx
xxx
xxx
xxx
13
Belanja Transfer
xxx
xxx
xxx
xxx
14
Jumlah Surplus/Defisit dari Operasi
xxx
xxx
xxx
xxx
15
Surplus/deficit dari kegiatan non
xxx
xxx
xxx
xxx
operasional Surplus non
Tabel 2.4 Kertas Kerja LO Gabungan
Pada kasus ini, informasi dari neraca saldo setelah penyeusaian SKPD A, SKPD B, dan PPKD dijadikan input untuk menyusun kertas kerja laporan operasional gabungan kertas kerja lapora operasional gabungan disajikan pada Tabel 2.5
11
K
KERTAS KERJA LO GABUNGAN Kabupaten Contoh Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 AKUN Pendapatan Pajak Hotel LO Pendapatan Pajak Restorant LO Pendapatan Pajak Reklame LO Pendapatan Pajak Penerangan Jalan LO Pendapatan PBB Pendesaan dan Perkotaan LO Pendapatan BPHTB LO Pendapatan Restribusi Parkir Tepi Jalan Umum LO Pendapatan Restribusi Pengujian Kendaraan Bermotor LO Pendapatan Restribusi Pemakaian Kekayaan Daerah LO Pendapatan Restribusi Terminal LO Pendapatan Restribusi Tempat Khusus Parkir LO Pendapatan Restribusi Ijin Trayek LO Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan LO Pendapatan Jasa Giro LO Pendapatan Bunga LO Pendapatan Dana Bagi Hasil LO Pendapatan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak LO Pendapatan Dana Alokasi Umum LO Pendapatan Dana Aloksi Khusus LO Pendapatan Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah LO Beban Gaji dan Tunjangan Beban Jasa Kantor Beban Bahan Habis Pakai Beban Perawatan Kendaraan Bermotor Beban Makanan dan Minuman Beban Perjalanan Dinas Beban Pemeliharaan Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan Beban Penyisihan Piutang Pendapatan Beban Bunga Utang Pinjaman Beban Subsidi Beban Hibah kepada Kelompok Masyarakat Beban Bantuan Sosial Kepada Masyarakat Surplus/Defisit LO JU MLAH
LO SKPD A
LO SKPD B
LO PPKD
8.500.000 7.500.000 4.000.000 15.000.000 20.000.000 10.000.000 3.750.000 3.000.000 2.500.000 4.000.000 3.000.000 5.000.000 5.000.000 8.000.000 3.400.000 5.000.000 20.000.000 200.000.000 40.000.000 18.000.000 25.000.000 1.600.000 1.750.000 1.200.000
22.000.000 1.250.000
500.000 1.200.000
2.300.000 1.000.000 12.000.000 11.250.000 200.000
12.600.000 8.750.000 150.000
8.700.000 65.000.000
65.000.000
46.450.000
21.500.000 7.000.000 4.000.000 3.800.000 25.200.000 263.100.000 46.450.000 299.400.000
LO PEMDA
8.500.000 7.500.000 4.000.000 15.000.000 20.000.000 10.000.000 3.750.000 3.000.000 2.500.000 4.000.000 3.000.000 5.000.000 5.000.000 8.000.000 3.400.000 5.000.000 20.000.000 200.000.000 40.000.000 18.000.000
47.000.000 2.850.000 1.750.000 1.200.000 500.000 3.500.000 1.000.000 24.600.000 20.000.000 350.000 21.500.000 7.000.000 4.000.000 3.800.000 246.600.000 299.400.000 385.650.000 385.650.000
Tabel 2.5 ertas Kerja LO Gabungan 12
2.3.3
Kertas Kerja Neraca Gabungan
Kertas kerja neraca gabungan adalah kertas kerja yang disusun untuk menghimpun informasi dari neraca saldo setelah penyesuaian dari SKPD dan PPKD sebagai entitas akuntasi menjadi satu kertas kerja tunggal yang akan digunakan untuk penyusunan neraca Pemda. WORKSHEET NERACA GABUNGAN
Uraian
No
SKPD 1, 2,…n
D
K
PPKD D
Gabungan
Eliminasi
K
D K
D K
1
Aset
2
Aset Lancar
3
Kas di Kas Daerah
xxx
xxx
xxx
4
Kas di Bendahara Penerimaan
xxx
xxx
xxx
5
Kas di Bendahara Pengeluaran
xxx
xxx
xxx
6
Piutang pajak daerah
xxx
xxx
xxx
7
Piutang retribusi daerah
xxx
8
Piutang hasil pengelolaan kekayaan daerah
xxx xxx
xxx
xxx
xxx
yang dipisahkan 9
Piutang lain-lain PAD yang sah
10
Piutang dana perimbangan
xxx
xxx
11
Piutang lain-lain pendapatan yang sah
xxx
xxx
12
Persediaan
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
13
Jumlah aset lancer
xxx
14
Inventasi Jangka Panjang
15
Aset Tetap
16
Tanah
xxx
xxx
xxx
17
Peralatan dan mesin
xxx
xxx
xxx
18
Gedung dan bangunan
xxx
xxx
xxx
19
Jalan, irigasi, dan jaringan
xxx
xxx
xxx
20
Aset tetap lainnya
xxx
xxx
xxx
21
Akumulasi penyusutan
(xxx)
22
Jumlah aset tetap
xxx
23
Dana cadangan
24
Aset lainnya
xxx
xxx
25
Rekening Koran-SKPD
xxx
(xxx)
26
Jumlah asset
xxx
xxx
xxx
27
Kewajiban
xxx
xxx
xxx
(xxx)
(xxx)
xxx xxx
xxx xxx xxx
13
28
Ekuitas
xxx
-
Ekuitas
-
SAL
29
Rekening Koran-PPKD
30
Jumlah
xxx
(xxx)
Kewajiban dan Ekuitas
xxx
xxx
xxx
Tabel 2.6 Fromat Kertas Neraca Gabungan
Untuk Kasus ini , informasi neraca saldo setelah penyesuaian SKPD A, SKPD B, dan PPKD dijadikan input untuk menyusun kertas kerja neraca gabungan. Kertas Kerja neraca gabungan disajikan pada tabel 2.7
14
KERTAS KERJA NERACA GABUNGAN Kabupaten Contoh Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 AKUN
Kas Di Daerah Kas di Bendahara Penerimaan Kas di Bendahara Pengeluaran Investasi dalam Deposito Piutang Pajak Daerah Piutang Restribusi Piutang Lain-Lain PAD yang Sah Bagian Lancar Tagihan Pinjaman Jangka Panjang Kepada Entitas Lainnya Penyisihan Piutang Pendapatan Persediaan Bahan Bakar Habis RK SKPD A RK SKPD B Investasi Jangka Panjang Entitas Lainnya Penyertaan Modal Pemda Tanah untuk Bangunan Gedung Alat Angkutan Darat Bermotor Alat Kantor Alat Rumah Tangga Komputer Meja dan Kursi Meja Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin Bangunan Gedung Tempat Kerja Bangunan Gedung Tempat Tinggal Akumlasi Penyusutan Gedung dan Bangunan Dana Cadangan Utang PPH Pusat Utang PPN Pusat Utang Bunga kepada Bank Utang Belanja Barang dan Jasa
NERACA SKPD A
7.000.000 700.000
NERACA PPKD 508.336.363
ELIMINASI
300.000 50.000.000
10.400.000
4.000.000 2.500.000 10.400.000
15.000.000
15.000.000
2.500.000
200.000 4.500.000
150.000
350.000
3.250.000
7.750.000 27.650.000 94.250.000
27.650.000 94.250.000
175.000.000 100.000.000 100.000.000 82.000.000 6.000.000
85.000.000 80.000.000 10.000.000
175.000.000 100.000.000 185.000.000 162.000.000 16.000.000
4.000.000 20.000.000
5.000.000 31.000.000
9.000.000 51.000.000
8.000.000
8.000.000 25.000.000
150.000.000 75.000.000
28.600.000
53.600.000
175.000.000 33.750.000
325.000.000 75.000.000 18.750.000
52.500.000 85.000.000
85.000.000 1.013.636 7.772.727 16.500.000
1.013.636 7.772.727 16.500.000 400.000
2.250.000
2.250.000 4.500.000 200.000.000 1.211.500.000
400.000 3.000.000
1.500.000
363.500.000 19.950.000
274.000.000 93.950.000
27.650.000
94.250.000
19.950.000 8.700.000
93.950.000 25.200.000
200.000.000 575.000.000 296.450.000
182.550.000 121.900.000 271.450.000 263.100.000
Pembiayaan Neto
157.550.000 246.600.000
25.000.000 JUMLAH
NERACA PEMDA 508.336.363 7.000.000 1.000.000 50.000.000
4.000.000
Utang Belanja Subsidi Pendapatan Diterima Dimuka Lainnya Utang Dalam Negeri Perbankan Ekuitas Perubahan SAL RK PPKD Surplus/Defisit LRA Surplus/Defisit LO
NERACA SKPD B
481.150.000
482.150.000
511.200.000
511.200.000 1.362.086.363 1.362.086.363
25.000.000 121.900.000
121.900.000 1.979.536.363 1.979.536.363
Tabel 2.7 Kertas Kerja Neraca Gabungan 15
2.3.4
JURNAL ELIMINASI
Jurnal eliminasi dibuat untuk meng-nol-kan RK-PPKD dan RK- SKPD yang merupakan akun reciprocal yang bersifat sementara di tin gkat Pemda (entitas pelaporan). Akun ini akan di eliminasi dengan jurnal eliminasi pada akhir periode, untuk tujuan penyusunan neraca konsolidasi. Namun jurnal eliminasi ini tidak dilakukan pemostingan ke buku besar masing-masing akun reciprocal tersebut, baik di SKPD maupun di PPKD. Sehingga akun RK-PPKD di neraca SKPD dan akun RK-SKPD di neraca PPKD tetap hidup. Untuk mengeliminasi akun reciprocal ini dengan menjurnal RK-PPKD di Debet dan RK-SKPD di Kredit Uraian
Debit
RK-PPKD
Kredit
xxx
RK-SKPD
xxx
Tabel 2.8 Format Jurnal Eliminasi 2.4
Laporan Keuangan Gabungan
Setelah kertas kerja gabungan disusun, langkah selanjutnya adalah menyusun laproan keuangan. Kertas kerja laporan realisasi anggaran gabungan digunakan sebagai dasar untuk penyusunan laporan realisasi anggran dan laporan perubahan saldo anggaran lebih. Kertas kerja laporan operasional gabungan digunakan sebagai dasar untuk penyusunan laporan operasional dan laporan perubahan ekuitas. Sedangkan kertas kerja neraca gabungan digunakan sebagai dasar penyusunan neraca Pemda. Selengkapnya ada tujuh laporan keuangan yang perlu disusun : 1. Laporan realisasi anggaran 2. Laporan perubahan saldo anggaran lebih 3. Laporan operasional 4. Laporan perubahan ekuitas 5. Neraca 6. Laporan kas 7. Catatan atas laporan keuangan
16
2.4.1
Laporan Realisasi Anggaran Pemda
Laporan realisasi anggaran merupakan laporan yang menunjukkan pelaksanaan anggaran. Pelaksanaan anggran merupakan pelaksanaan pendapatan LRA, belanja, dan pembiayaan. Unsur yang dimuat dalam Laporan realisasi anggran meliputi pendapatan LRA, belanja, surplus/defisit LRA, penerimaan pembiayaan, pengeluaran pembiayaan, pembiayaan neto, dan silpa/sikpa. Laporan realisasi anggran kabupaten contoh tampak pada Tabel 2.9
17
Kabupaten Contoh LAPORAN REALISASI ANGGARAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Pendapatan Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Pajak Hotel LRA Pendapatan Pajak Restorant LRA Pendapatan Pajak Reklame LRA Pendapatan Pajak Penerangan Jalan LRA Pendapatan PBB Pendesaan dan Perkotaan LRA Pendapatan BPHTB LRA Pendapatan Restribusi Parkir Tepi Jalan Umum LRA Pendapatan Restribusi Penguj ian Kendaraan Bermotor LRA Pendapatan Restribusi Pemakaian Kekayaan Daerah LRA Pendapatan Restribusi Terminal LRA Pendapatan Restribusi Tempat Khusus Parkir LRA Pendapatan Restribusi Ijin Trayek LRA Pendapatan Restribusi Pengendalian Lalu Lintas LRA Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan LRA Pendapatan Bunga LRA
8.500.000 7.500.000 7.000.000 16.000.000 18.000.000 10.000.000 3.750.000 3.000.000 2.000.000 4.000.000 4.500.000 3.500.000 1.500.000 5.000.000 1.000.000
Total Pendapatan Asli Daerah
95.250.000
Pendapatan TRANSFER Pendapatan Dana Bagi Hasil Pajak LRA Pendapatan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak LRA Pendapatan Dana Alokasi Umum LRA Pendapatan Dana Alokasi Khusus LRA Pendapatan Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah LRA
5.000.000 20.000.000 200.000.000 40.000.000 18.000.000
Total Pendapatan Transfer
283.000.000
Total Pendapatan
378.250.000
Belanja Belanja Operasi Belanja Gaji dan Tunjangan Belanja Jasa Kantor Belanja Pakaian Habis Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor Belanja Makanan dan Minuman Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemel iharaan Belanja Bunga Utang Pinjaman Belanja Subsidi Belanja Hibah kepada Kelompok Masyarakat Belanja Bantuan Sosial Kepada Masyarakat
47.000.000 1.200.000 2.750.000 1.200.000 500.000 3.500.000 1.000.000 5.000.000 4.750.000 4.000.000 3.800.000
Total Belanja Operasi
74.700.000
Belanja Modal Belanja Modal Pengadaan Alat Angkut Darat Bermotor Belanja Modal Pengadaan Komputer Belanja Modal Pengadaan Bangunan Gedung Tempat Kerja
75.000.000 26.000.000 45.000.000
Total Belanja Modal
146.000.000
Total Belanja
220.700.000
Surplus/Defisi t LRA Pembiayaan Penerimaan Pe mbiayaan Penerimaan Pembiayaan Pen cairan Dana Cadangan Penerimaan Pembiayaan Pinjaman Dalam Negeri Perbankan Peneri maan Pembiayaan Pene rimaan Kembali Piutang kepada Perusahaan
157.550.000
65.000.000 75.000.000 35.000.000
Total Penerimaan Pembiayaan
175.000.000
Pengeluaran Pe mbiayaan Pengel uaran Pembiayaan Pembentukan Dana Cadangan Pengeluaran pembiayaan Penyertaan Modal Bukan BUMD Total Pengeluaraan Pembiayaan
50.000.000 100.000.000
150.000.000
Pembiayaan Neto
25.000.000
Silpa/Sikpa
182.550.000
Tabel 2.9 Laporan Realisasi Anggaran 18
2.4.2
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih Pemda
Laporan perubahan saldo anggaran lebih merupakan laporan yang menunjukkan saldo anggaran lebih awal periode, penambahan atau pengurangan saldo anggran lebih dan saldo anggaran lebih akhir periode. Berikut ini merupakan contoh format Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih Pemerintah Daerah. PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA….. LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 NO
1 2 3 4 5 6 7 8
URAIAN
Saldo Anggaran Lebih Awal Penggunaan SAL sebagai Penerimaan Pembiayaan Tahun Berjalan Subtotal (1 + 2) Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/ SiKPA) Subtotal (3 + 4) Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya Lain-lain Saldo Anggaran Lebih Akhir (5 + 6 + 7)
20X1
20X0
xxx (xxx) xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Xxx (xxx) Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx
Tabel 2.10 Format Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Laporan perubahan saldo anggaran lebih Kabupaten contoh di sajikan pada tabel 2.11 Kabupaten Contoh LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Saldo Anggaran Lebih Awal Silpa
182.500.000
Saldo Anggaran Lebih Akhir
182.500.000
Tabel 2.11 Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih 2.4.3
Laporan Operasional Pemda
Laporan operasional merupakan laporan yang menunjukkan kinerja opersasi satuan kerja yang lebih luas karena laporan opersional disusun berdasarkan basis akrual. Laporan operasional berisi informasi tentang pendapatan LO, beban dan surplus/defisit LO. Laporan opersional Kabupaten Contoh disajikan pada tabel 2.12
19
Kabupaten Contoh LAPORAN OPERASIONAL Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Pendapatan Pendapatan Pajak Hotel LO
8.500.000
Pendapatan Pajak Restorant LO
7.500.000
Pendapatan Pajak Reklame LO
4.000.000
Pendapatan Pajak Penerangan Jalan LO
15.000.000
Pendapatan PBB Pendesaan dan Perkotaan LO
20.000.000
Pendapatan BPHTB LO
10.000.000
Pendapatan Restribusi Parkir Tepi Jalan Umum LO
3.750.000
Pendapatan Restribusi Pengujian Kendaraan Bermotor LO
3.000.000
Pendapatan Restribusi Pemakaian Kekayaan Daerah LO
2.500.000
Pendapatan Restribusi Terminal LO
4.000.000
Pendapatan Restribusi Tempat Khusus Parkir LO
3.000.000
Pendapatan Restribusi Ijin Trayek LO
5.000.000
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan LO
5.000.000
Pendapatan Jasa Giro LO
8.000.000
Pendapatan Bunga LO
3.400.000
Pendapatan Dana Bagi Hasil LO
5.000.000
Pendapatan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak LO
20.000.000
Pendapatan Dana Alokasi Umum LO
200.000.000
Pendapatan Dana Aloksi Khusus LO
40.000.000
Pendapatan Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah LO
18.000.000
Total Pendapatan
385.650.000
Belanja Beban Gaji dan Tunjangan
47.000.000
Beban Jasa Kantor
2.850.000
Beban Bahan Habis Pakai
1.750.000
Beban Perawatan Kendaraan Bermotor
1.200.000
Beban Makanan dan Minuman
500.000
Beban Perjalanan Dinas
3.500.000
Beban Pemeliharaan
1.000.000
Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin
24.600.000
Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan
20.000.000
Beban Penyisihan Piutang Pendapatan Beban Bunga Utang Pinjaman
350.000 21.500.000
Beban Subsidi
7.000.000
Beban Hibah kepada Kelompok Masyarakat
4.000.000
Beban Bantuan Sosial Kepada Masyarakat
3.800.000
Total Belanja
139.050.000
Surplus/Defisit LRA
246.600.000
Tabel 2.12 Laporan Realisasi Anggaran
20
2.4.4
Laporan Perubahan Ekuitas Pemda
Laporan perubahan ekiitas merupakan laporan yang menunjukkan ekuitas awal, perubahan ekuitas akhir. Laporan perubahan ekuitas menjadi penghubung antara laporan realisasi anggaran dan laporan operasional neraca. Berikut ini merupakan contoh format Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih Pemerintah Daerah. PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA….. LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0
NO
1 2 3 4 5 6 7 8
URAIAN
Saldo Anggaran Lebih Awal Penggunaan SAL sebagai Penerimaan Pembiayaan Tahun Berjalan Subtotal (1 + 2) Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/ SiKPA) Subtotal (3 + 4) Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya Lain-lain Saldo Anggaran Lebih Akhir (5 + 6 + 7)
20X1
20X0
xxx (xxx) xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Xxx (xxx) Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx
Tabel 2.13 Format Laporan Perubahan Ekuitas Pemda
Pada kasus, Laporan perubahan ekuitas Kabupaten Contoh di sajikan pada tabel 2.14 Kabupaten Contoh LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016
Ekuitas Awal Surplus/Defisit LO
1.211.500.000 246.600.000
Saldo Anggaran Lebih Akhir
1.458.100.000
Tabel 2.14 Laporan Peruabahan Ekuitas 2.4.5
Neraca
Laporan
keuangan
lainnya
yang
langsung
dapat
dihasilkan
dari
WORKSHEET konsolidasi adalah Neraca. Neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan pada suatau tanggal tertentu.. Contoh disajikan pada Tabel 2.15
21
KABUPATEN CONTOH NERACA 01-Jan-16
Kas di Kas Daerah
508.336.363 Utang PPH Pusat
1.013.636
Kas di Bendahara Penerimaan
7.000.000 Utang PPN Pusat
Kas di Bendahara Pengeluaran
1.000.000 Utang Bunga Kepada Bank
Investasi dalam Deposito
7.772.727
50.000.000 Utang Belanja Barang dan Jasa
16.500.000 400.000
Piutang Pajak Daerah
4.000.000 Utang Belanja Subsidi
2.250.000
Piutang Restribusi
2.500.000 Pendapatan Diterima Dimuka Lainnya
4.500.000
Piutang Lain-Lain PAD yang SAH
10.400.000
Bagian Lancar Tagihan Pinjaman Jangka Panjang Kepada Entitas Lainnya
15.000.000 Utang Dalam Negeri Perbankan
Penyisihan Piutang Pendapatan Persediaan Bahan Pakai Habis
7.750.000 Ekuitas
Investasi Jangka Panjang Kepada Entitas Lainnya
175.000.000
Penyertaan Modal Pemda
100.000.000
Tanah untuk Bangunan Gedung
185.000.000
Alat Angkutan Darat Motor
162.000.000
Alat Kantor
200.000.000
(350.000) 1.458.100.000
16.000.000
Alat Rumah Tangga
9.000.000
Komputer
51.000.000
Meja dan Kursi Kerja
8.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin
(53.600.000)
Bangunan Gedung Tempat Kerja
325.000.000
Bangunan Gedung Tempat Tinggal Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan Dana Cadangan
75.000.000 (52.500.000) 85.000.000
TOTAL ASET
1.690.536.363
TOTAL UTANG dan EKUITAS
1.690.536.363
Tabel 2.15 Neraca Kabupaten Contoh
22
2.4.6
Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas merupakan laporan yang menyajikan infromasi tentang saldo kas awal periode, penerimaan, dan pengeluaran untuk aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris, serta saldo kas akhir periode. Karena karakteristiknya berbeda, unsur-unsur laporan arus kas pada perusahaan komersial juga berbeda dari unsur-unsur laporan arus kas pada organisasi pemerintahan. Unsur-unsur perubahan kas pada perusahaan komersial meliputi aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Sedangkan unsur-unsur perubahan kas pada organisasi pemerintahan meliputi aktivitas operasi, investasi, pendanaa, dan transitoris. Laporan arus kas Kabupaten Contoh disajikan pada Tabel 2.16
23
LAPORAN ARUS KAS Kabupaten Contoh Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Dese mber 2016 Arus Kas Masuk Aktivitas Operasi Pendapatan Pajak Hotel LRA
8.500.000
Pendapatan Pajak Restorant LRA
7.500.000
Pendapatan Pajak Reklame LRA
7.000.000
Pendapatan Pajak Penerangan Jalan LRA
16.000.000
Pendapatan PBB Pende saan dan Perkot aan LRA
18.000.000
Pendapat an BPHTB LRA
10.000.000
Pendapatan Restribusi Parkir Tepi Jalan Umum LRA
3.750.000
Pendapatan Restri busi Penguj ian Kendaraan Bermotor LRA
3.000.000
Pendapatan Restribusi Pemakaian Kekayaan Daerah LRA
2.000.000
Pendapatan Restribusi Terminal LRA
4.000.000
Pendapatan Restribusi Tempat Khusus Parkir LRA
4.500.000
Pendapatan Restribusi Ijin Trayek LRA
3.500.000
Pendapatan Restribusi Pengendalian Lalu Lintas LRA
1.500.000
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan LRA
5.000.000
Pendapatan Bunga LRA
1.000.000
Pendapatan Dana Bagi Hasil Pajak LRA Pendapatan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak LRA Pendapatan Dana Alokasi Umum LRA Pendapatan Dana Alokasi Khusus LRA Pendapatan Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah LRA Jumlah Arus Kas Masuk Aktivitas Operasi
5.000.000 20.000.000 200.000.000 40.000.000 18.000.000 378.250.000
Arus Kas Keluar Aktivitas Operasi 47.000.000
Belanja Gaji dan Tunjangan Belanja Jasa Kantor
1.200.000
Belanja Pakaian Habis
2.750.000
Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor
1.200.000 500.000
Belanj a Makanan dan Minuman Belanja Pe rjalanan Dinas
3.500.000
Belanja Pe meliharaan
1.000.000
Belanja Bunga Utang Pinjaman
5.000.000
Belanja Subsidi
4.750.000
Belanja Hibah kepada Kelompok Masyarakat
4.000.000
Belanj a Bantuan Sosial Ke pada Masyarakat
Jumlah Arus Kas Kelu ar Aktivitas Operasi
3.800.000 74.700.000
Arus Kas Aktivitas Operasi
303.550.000
Arus Kas Masuk Aktivitas Investasi Pencairan Inve stasi Deposito
15.000.000
Jumlah Arus Kas Masuk Aktivitas Investasi
15.000.000
Arus Kas Keluar Aktivitas Operasi Belanja Modal Pengadaan Alat Angkut Darat Bermotor
75.000.000
Belanja Modal Pengadaan Komputer
26.000.000
Belanja Modal Pengadaan Bangunan Gedung Tempat Kerja
45.000.000
Pengadaan Inve stasi Deposi to
40.000.000
Jumlah Arus Kas Kelu ar Aktivitas Operasi
186.000.000
Arus Kas Aktivitas Investasi
(171.000.000)
Arus Kas Masuk Aktivitas Pendanaan Pene rimaan Pembi ayaan Pencai ran Dana Cadangan
65.000.000
Penerimaan Pembiayaan Pinjaman Dalam Negeri Perbankan
75.000.000
Penerimaan Pembiayaan Penerimaan Kembali Piutang kepada Perusahaan Daerah
35.000.000
Jumlah Arus Kas Masuk Aktivitas Pendanaan
175.000.000
Arus Kas Keluar Aktivitas Pendanaan Penge luaran Pembi ayaan Pembe ntukan Dana Cadangan
50.000.000
Pengeluaran pembiayaan Penyertaan Modal Bukan BUMD
100.000.000
Jumlah Arus Kas Keluar Aktivitas Pendanaan
150.000.000
Arus Kas Aktivitas Pendanaan
25.000.000
Arus Kas Masuk Aktivitas Transitoris 13.272.727
Pemungutan PPN Pusat
3.013.636
Pemungutan PPH Pusat
Jumlah Arus Kas Masuk Aktivitas Transitoris
16.286.363
Arus Kas Keluar Aktivitas Transitoris Penyetoran PPN Pusat
5.500.000
Peny etoran PPH Pusat
2.000.000
Jumlah Arus Kas Keluar Aktivitas Transitoris
7.500.000
Arus Kas Aktivitas Transitoris
8.786.363
Penambahan Arus Kas
166.336.363
Kas Awal Peri ode
350.000.000
Kas Akhir Peri ode
516.336.363
Tabel 2.16 Laporan Arus Kas Kabupaten Contoh 24
2.4.7
Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan merupakan penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam lapora keuangan. Selain itu, catatan atas laporan keuangan mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan serta pengungkapan lain yang diperlukan agar pemakai memperoleh informasi yang cukup. Bagian-bagain pokok pada catatan atas laporan keuangan meliputi : a.
Informasi umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi;
b.
Informasi tentang kebijakan keuangan dan ekonomi makro;
c.
Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;
d.
Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakankebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;
e.
Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka laporan keuangan;
f.
Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan; dan
g.
Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
Berikut ini merupakan contoh format Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota.
25
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA……. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PENDAHULUAN Bab I
Bab II
Bab III
Bab IV
Pendahuluan 1.1
Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah
1.2
Landasan hukum penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah
1.3
Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan pemerintah daerah
Ekonomi
makro, kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja APBD
2.1
Ekonomi makro
2.2
Kebijakan keuangan
2.3
Indikator pencapaian target kinerja APBD
Ikhtisar
pencapaian kinerja keuangan pemerintah daerah
3.1
Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan pemerintah daerah
3.2
Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan
Kebijakan akuntansi 4.1
Entitas akuntansi / entitas pelaporan keuangan daerah
4.2
Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah
4.3
Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah
4.4
Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam SAP pada pemerintah daerah
Bab V
Penjelasan pos-pos laporan keuangan pemerintah daerah 5.1
Rincian dari penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan keuangan pemerintah daerah
5.2
5.1.1
Pendapatan – LRA
5.1.2
Belanja
5.1.3
Transfer
5.1.4
Pembiayaan
5.1.5
Pendapatan – LO
5.1.6
Beban
5.1.7
Aset
5.1.8
Kewajiban
5.1.9
Ekuitas Dana
Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk entitas akuntansi/entitas pelaporan yang menggunakan basis akrual pada pemerintah daerah.
Bab VI
Penjelasan atas informasi-informasi nonkeuangan pemerintah daerah
Bab VII
Penutup
Tabel 2.17 Format Catatan atas Laporan Keuangan Pemda
26
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Laporan keuangan konsolidasian disajikan oleh entitas pelaporan, sementara peran pemerintah pusat yakni menyampaikan laporan keuangan konsolidasian dari semua kementerian lembaga/negara kepda lembaga legislatif. Pemerintah daerah menyampaikan laporan keuangan konsolidasian dari semua entitas akuntansi dibawahnya kepada lembaga legislatif. Proses konsolidasi diikuti dengan eliminasi akun-akun timbal balik (reciprocal accounts). Contoh akun timbal balik ini antara lain sisa uang persediaan yang belum dipertanggung jawabkan oleh bendahara pengeluaran sampai dengan akhir periode akuntansi. Adapun komponen pada aporan keuangan konsolidasian terdiri dari laporan realisasi anggaran, laporan perubahan sal, neraca, laporan operasional, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan. Konsolidasi dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya atau yang diselenggarakan oleh entitas akuntansi dengan entitas akuntansi lainnya, dengan mengeliminasi akun timbal balik. Entitas pelaporan menyusun laporan keuangan dengan menggabungkan laporan keuangan seluruh entitas akuntansi yang secara organisatoris berada di bawahnya. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah adalah Laporan Keuangan Konsolidasi dari Laporan Keuangan SKPD, Laporan Keuangan PPKD dan Laporan Keuangan Konsolidator. Proses pembuatan Laporan Keuangan Pemda ini pada dasarnya sama dengan proses pembuatan Laporan Keuangan yang telah dijelaskan dalam prosedur sebelumnya. Perbedaan utama adalah adanya jurnal eliminasi untuk menihilkan reciprocal account. Perbedaan utama dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dibandingkan Laporan Keuangan SKPD adalah tidak adanya rekening RK. Rekening tersebut sudah dinihilkan melalui jurnal eliminasi.
27
View more...
Comments