AP 3.docx
May 7, 2019 | Author: rinseprini | Category: N/A
Short Description
Download AP 3.docx...
Description
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
PPKD merupakan satuan kerja yang ada di lingkungan Kabupaten. Diasumsikan bahwa kabupaten hanya memiliki SKPD B, SKPD A dan PPKD. Transaksi SKPD A dicatat di pembukuan SKPD A tersebut. Transaksi SKPD A yang terkait dengan transaksi transfer kas masuk dan kas keluar antara SKPD A dan BUD juga dicatat di pembukuan PPKD. Transaksi SKPD B yang terkait dengan transfer kas masuk dan kas keluar antara SKPD B dan di PPKD juga dicatat di pembukuan PPKD. Transaksi kas masuk dan kas keluar SKPD dan PPKD merupakan transaksi yang sesuai dengan konsep HOBO ( Head ( Head Office Branch Office). Office). PPKD diasumsikan sebagai kantor pusat dan SKPD diasumsikan sebagai kantor cabang. Karena itu transfer kas masuk dan kas keluar antara SKPD dan PPKD dicatat baik dipembukuan SKPD maupun PPKD.
1.2 Tujuan Pembelajaran
a. Mengenal transaksi PPKD b. Mampu membuat jurnal pada pembukuan PPKD c. Menyusun neraca saldo PPKD d. Membuat jurnal penyesuaian PPKD e. Mampu menyusun neraca lajur PPKD f. Menyusun laporan realisasi anggaran PPKD g. Membuat jurnal penutup pelaksanaan anggaran PPKD h. Mampu menyusun laporan operasional PPKD i.
Membuat jurnal penutup finansial PPKD
j.
Mampu menyusun laporan perubahan ekuitas PPKD
k. Mampu menyusun neraca PPKD.
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
sel anjutnya disingkat disi ngkat PPKD adalah Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya disebut dengan kepala SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya sel anjutnya disingkat SKPKD
adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakan pengelolaan pengelolaan keuangan daerah. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKD yang
bertindak dalam kapasitas sebagai bendahara umum daerah. Sesuai dengan Peraturan Meteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 7 , Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
(PPKD) dapat diterangkan sebagai berikut : Pejabat Pengelola Keuangan Daerah Kepala SKPKD selaku PPKD mempunyai tugas :
Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah,
Menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD,
Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah,
Melaksanakan fungsi bendahara umum daerah (BUD),
Menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD,
Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah.
PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD berwenang :
Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;
2
Mengesahkan DPA‐SKPD/DPPA‐SKPD;
Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah;
Memungut pajak daerah;
Menetapkan Surat Penyediaan Dana (SPD);
Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah;
Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;
Menyajikan informasi keuangan daerah;
Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah. PPKD selaku BUD menunjuk pejabat di lingkungan satuan kerja pengelola keuangan
daerah
selaku
kuasa
bendahara
umum
daerah
(Kuasa
BUD).
PPKD
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah. Penunjukan kuasa BUD oleh PPKD ditetapkan dengan keputusan kepala daerah. Kuasa BUD mempunyai tugas:
Menyiapkan anggaran kas;
Menyiapkan SPD;
Menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D);
Menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah;
Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau lembaga keuangan lainnya yang ditunjuk;
3
Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD;
Menyimpan uang daerah;
Melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan investasi daerah;
Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas beban rekening kas umum daerah;
Melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah;
Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah;
Melakukan penagihan piutang daerah. Kuasa BUD bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada BUD. PPKD dapat
melimpahkan kepada pejabat lainnya dilingkungan SKPKD untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut:
Menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD;
Mengendalikan pelaksanaan APBD;
Memungut pajak daerah;
Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama pemerintah daerah;
Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;
Menyajikan informasi keuangan daerah;
Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah.
2.2 Neraca Awal PPKD
Neraca merupakan gambaran posisi keuangan pada tanggal tertentu. Posisi keuangan meliputi posisi aset, kewajiban, dan ekuitas.
4
Neraca PPKD Kabupaten contoh 1 januari 2016 Kas di kas daerah 350.000.000 Utang dalam Investasi dalam deposito 25.000.000 negeri Sektor Bagian lancar tagihan pinjaman perbankan Jangka panjang kepada entitas lainya 50.000.000 Investasi jangka panjang kepada entitas lainnya 175.000.000 Dana cadangan 100.000.000 Ekuitas Jumlah Rp. 700.000.000 Jumlah
Rp. 125.000.000
575.000.000 Rp.700.000.000
2.3 Transaksi Operasi PPKD
Transaksi PPKD meliputi transaksi sendiri sebagai entitas akuntansi serta setoran kas masuk dan keluar dari SKPD B dan SKPD A. Berikut ini adalah transaksi operasi PPKD yang terjadi pada tahun 2016 : No Transaksi operasi PPKD 1 Diterbitkan SP2D UP sebesar Rp 2.000.000 yang diberikan kepada bendahara pengeluaran SKPD B sebagai uang persediaan untuk mendanai pengeluaran sehari -hari SKPD B tersebut. 2 Diterbitkan SP2D LS untuk pembayaran belanja pegawai SKPD B berupa gaji pokok dan tunjangan keluarga sebesar Rp 22.000.000. BUD memotong PPh Pasal 21 atas gaji tersebut sebesar 5%. 3 Diterima pertanggungjawaban bendahara pengeluaran SKPD B atas penggunaan uang persediaan sebesar Rp 1.500.000. BUD menerbitkan SP2D GU sejumlah yang sama. 4 Kabupaten contoh memutuskan untuk melakukan penyertaan modal tambahan pada BUMD bernama PT abadi jaya seebesar Rp 100.000.000 dengan pencairan melalui SP2D LS. Penyertaan moda ini bersifat parmanen. Kepemilikan kabupaten contoh di PT abadi jaya adalah 100%. 5 RUPS BUMD PT abadi jaya memutuskan membagi deviden. Surat ketetapan direksi BUMD PT abadi jaya menunjukan bahwa deviden yang menjadi hak kabupaten contoh adalah Rp 5.000.000. 6 Diterima setoran dari bendahara penerimaan SKPD B sebesar Rp 1.500.000 atas perluasan sebagai piutang retribusi pengendalian lalu lintas. 7 Diterma kas sebesar Rp 4.000.000 dari penerimaan retribusi terminal yang disetor oleh bendahara penerimaan SKPD B ke kas daerah. 8 Diterima kas sebesar Rp. 3.000.000 dari penerimaan SKPD B atas peneriamaan retribusi pengujian kendaraan bermotor. 9 Diterima kas sebesar Rp. 3.500.000 dari penerimaan SKPD B atas peneriamaan retribusi izin proyek. 10 Diterbitkan SP2D LS sebesar Rp.25.000.000 untuk pengeluaran pembangunan ruang kantor baru SKPD B. jumlah tersebut sudah termasuk PPN 10%. BUD memotong PPN sebesar 10% dan PPh pasal 22 sebesar 0.5%. 11 Diterbitkan SPD2 LS untuk pembelian komputer baru SKPD B sebesar Rp 11.000.000 5
12
13 14 15
16
17 18
19
20
21
22 23
24
25
26
27
28
jumlah tersebut sudah termasuk PPN 10%. BUD memotong PPN sebesar 10% dan PPh pasal 22 sebesar 0,5%. Diterbitkan SP2D LS untuk membeli kendaraan operasional angkutan barang SKPD B sebesar Rp. 35.000.000. jumlah tersebut sudah termasuk PPN sebesar 10%. BUD memotongPPN sebesar 10% dan PPh pasal 22 sebesar 0,5%. Diterima kas sebesar Rp. 2.000.000 dari penerimaan retribusi pemakaain kekayaan daerah yang disetor oleh bendahara penerimaan SKPD B ke kas daerah Diterima kas sebesar Rp. 4.500.000 dari penerimaan retribusi tempat khusus parkir yang disetor oleh bendahara penerimaan SKPD B ke kas daerah. Dierima kas dari pihak ketiga untuk pembayaran retribusu parkir tepi jalan umum yang merupakan kewenangan SKPD B sebesar Rp 3.750.000 yang langsung disetor ke kas daerah. Diterbitkan SP2D LS untuk pembayaran termin terakhir konstruksi dalam pengerjaan SKPD B sebesar Rp. 20.000.000. jumlah tersebut sudah termasuk PPN 10%. BUD memotong PPN sebesar 10% dan PPh pasal 22 sebesar 0,5% Diterima kas dari bendahara penerimaan SKPD A sebesar Rp 3.000.000 dari penerimaan pajak daerah. Diberikan uang persediaan kepada bendahara pengeluaran SKPD A melalui SP2D UP sebesar Rp 3.000.000 yang akan digunakan untuk pengeluaran sehari-hari SKPD A tersebut. Diterima pertanggunggjawab bendahara pengeluaran SKPD A atas uang persediaan yang digunakan sebesar Rp 2.450.000. pada saat yang sama, diberikan kepada bendahara pengeluaran SKPD A SP2D GU sebagai pengganti uang persediaan yang telah digunakan sebesar Rp 2.450.000. Dikeluarkan SP2D LS sebesar Rp 2.200.000 untuk pembayaran tagihan perawatan kendaraan dan pemeliharan gedung SKPD A. Jumlah pembayaran adalah Rp 1.200.000 untuk perawatan kendaraan dan Rp 1.000.000 untuk pemeliharan gedung. Diterima pemberitahuan berupa PMK dari kementerian keuangan bahwa kabupaten contoh memperoleh hak untuk menerima DBH, DAU, dan DAK masing -masing sebesar Rp.25.000.000 dan Rp 40.000.000. DBH terdiri atas DBH pajak Rp 5.000.0000 dan DBH bukan pajak Rp 20.000.0000 Surat keputusan gubernutt menunjukan bahwa kabupaten contoh memperoleh hak sebesar Rp 18.000.000 untuk bagi hasil pajak dari provinsi. Diterima pemberitahuan dari bank bahwa dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus dari kementerian keuangan sudah masuk ke rekening bank sesuai dengan jumlah yang ditetapkan pada PMK. Diterima pemberitahuan dari bank bahwa dana bagi hasil pajak dari provinsi sudah masuk ke rekening nak sesuai dengan jumlah yang ditetapkan pada surat ketetapan gubernur sebesar Rp 18.000.0000 Dikerluarakan SP2D LS untuk pembayaran belanja pegawai berupa gaji pokok dab tunjangan keluaraga SKPD A dengan SP2D LS sebesar Rp 25.000.000. BUD memotong PPh pasal 21 atas gaji tersebut sebesar 5%. Dikeluarkan SP2D LS untuk pengeluaran dalam rangka pembelian komputer baru pada SKPD A dengan SP2D LS sebesar Rp 15.000.000. jumlah tersebut sudah termasuk PPN 10%. BUD memotong PPN sebesar 10% dan PPh pasal 22 sebesar 0,5%. Dikeluarakan SP2D LS untuk pembelian kendaraan operasional angkuran barang SKPD A dengan SP2D Ls sebesar Rp 40.000.000. jumlah tersebut sudah termasuk PPN 10% dan PPh pasal 22 sebear 0,5%. Diterima kas dari bendahara penerimaan SKPD A sebeasar Rp 16.000.000 yang berasal 6
29 30
31 32 33 34 35 36 37
38 39 40
41 42 43 44
45
dari penerimaan pajak daerah. Diterima kas dari bendahara penerimaan SKPD A sebeasar Rp 41.000.000 yang berasal dari penerimaan pajak daerah. Kabupaten contoh melakukan manajemen kas dengan mengalihkan kas menjadi deposito berjangka di BPD sebesar Rp 40.000.000. jangka waktu deposito adalah 6 bulan dan bersifat roll over. Kabupaten contoh mencairkan deposito sebesar Rp15.000.000 dari BPD. Pada saat pencairan deposito ini juga diterima nunga deposito sebesar Rp 1.000.000 BUMD PT abadi jaya membayar dividen tunai sesuai dengan yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp5.000.000 Kabupaten contoh menerima kas dari utang bank dalam negeri jangka panjang sebesar Rp 75.000.0000 Kabupaten contoh menerima pembayaran bagian lancar tagihan pinjaman jangka panjang dari BUMD sebesar Rp 35.000.0000 Kabupaten contoh menerima tagihan dari kreditor bahwa bunga utang jangka panjang dari perbankan dalam negeri adalah sebesar Rp 6.500.0000 Kabupaten contoh membayar bunga utang jangka panjang perbankan yang telah ditetapkan sebelumnya sebesar Rp 5.000.0000 Berdasarkan perda tentang dana cadagan, kabupaten contoh membentuk dana cadangan sebesar Rp 50.000.000 sebagai dana untuk pembagunan stadion olah raga lima tahun ke depan. Dana cadangan untuk pembangunan irigasi yang selama ini dibentuk dicairkan sebesar Rp 65.000.000 Bendahara umum daerah penyetoran PPh sebesar Rp 2.000.000 dan PPN sebesar Rp 5.500.000 Kabupaten contoh menerbitkan SK tentang pemberian subsidi kepada BUMD dan sejumlah lembaga sebesar Rp 7.000.000. subsidi yang akan diberikan adalah subdisi tunai. Subsidi tunai yang sudah ditetapkan diberikan kepada lembaga tertentu dicairkan dengan menerbitkan SP2D LS sebesar Rp4.750.000 Kabupaten contoh menerbitkan SK tentang pemberian hibah kepada sekelompok masyarakat sebesar Rp 4.000.000. hibah yang akan diberikan adalah hibah tunai. Hibah tunai yang sudah ditetapkan sebelumnya dicarikan dengan menerbitkan SP2D LS sebesar Rp 4.000.000 Kabupaten contoh menandatangani perjanjian tentang pemberian bantuan sosial kepada sekelompok masyarakat sebesar Rp 3.800.000. bantuan sosial yang akan diberikan adalah berbentuk tunai. Bantuan sosial tunai yang sudak ditetapkan sebelumnya dicairkan dengan menerbitkan SP2D LS sebesar Rp 3.800.000
Untuk dapat menyusun laporan keuangan PPKD, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Membuat jurnal transaksi operasi 2. Menyusun neraca saldo 3. Membuat jurnal penyesuaian 7
4. Membuat neraca lajur 5. Menyusun laporan realisasi anggaran 6. Membuat jurnal penutup pelaksanaan anggaran 7. Menyusun laoran operasional 8. Membuat jurnal penutup finansial 9.
Menyusun laporaan perubahan ekuitas
10. Menyusun neraca.
2.4 Laporan Keuangan PPKD 1. Jurnal transaksi operasi PPKD
Ada sebanyak 45 transaksi operasi PPKD. Sebagian transaksi tersebut adalah transaksi PPKD itu sendiri dan sebagian lain adalah transaksi transfer kas masuk dan kas keluar antara PPKD dengan SKPD A dan SKPD B. Jurnal untuk transaksi operasi yang dilakukan pada pembukuan PPKD meliputi : a. Jurnal finansial Jurnal finansial merupakan jurnal untuk pencatatan transaksi yang dilaporkan pada laporan operasional dan neraca. Karena itu jurnal financial juga disebut jurnal LO/ neraca. Jurnal finansial dibuat berdasarkan basis akrual. Transaksi setoran kas masuk dan kas keluar antara PPKD dan SKPD juga di catat pada jurnal ini. b. Jurnal pelaksanaan anggaran Jurnal pelaksanaan anggaran merupakan jurnal untuk mencatat transaksi yang dilaporkan pada laporan realisasi anggaran. Karena itu jurnal pelaksanaan anggaran juga sering disebut sebagai jurnal LRA. Jurnal pelaksanaan anggaran dibuat berdasarkan basis kas. Berikut ini jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi operasi PPKD, baik jurnal finansial maupum jurmal pelaksanaan anggaran tersebut : No 1
Transaksi
Jurnal finansial : RK SKPD B Kas di kas daerah Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada
Debit / Kredit
2.000.000 2.000.000
8
2
Jurnal finansial : RK SKPD B Kas di kas daerah Kas di kas daerah
22.000.000 22.000.000 11.000.000
Utang PPh pusat Jurnal pelaksanaan anggaran : 3
Tidak ada Jurnal finansial : RK SKPD B
11.000.000
1.500.000
Kas di kas daerah Jurnal pelaksanaan anggaran : 4
5
6
7
8
9
Tidak ada Jurnal finansial : Penyertaan modal pemerintah daerah Kas di kas daerah Jurnal pelaksanaan anggaran : Pengeluaran pembiayaan penyertaan modal pada BUMD Peruabahan SAL Jurnal finansial : Penyertaan modal pemerintah daerah Pendapatan dividen atas penyertaan modal pada BUMD LO Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada Jurnal finansial : Kas di kas daerah RK SKPD B Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada Jurnal finansial : Kas di kas daerah RK SKPD B Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada Jurnal finansial : Kas di kas daerah RK SKPD B Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada Jurnal finansial : Kas di kas daerah RK SKPD B
1.500.000
100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 5.000.000 5.000.000
1.500.000 1.500.000
4.000.000 4.000.000
3.000.000 3.000.000
3.500.000 3.500.000 9
Jurnal pelaksanaan anggaran : 10
Tidak ada Jurnal finansial : RK SKPD B Kas di kas daerah Kas di kas daerah
25.000.000 25.000.000 2.386.363
Utang PPh pusat Utang PPh pusat Jurnal pelaksanaan anggaran : 11
Tidak ada Jurnal finansial : RK SKPD B Kas di kas daerah Kas di kas daerah
12
13
14
113.636 2.272.727
11.000.000 11.000.000 1.050.000
Utang PPh pusat Utang PPh pusat Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada Jurnal finansial : RK SKPD B Kas di kas daerah Kas di kas daerah Utang PPh pusat Utang PPh pusat Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada Jurnal finansial : Kas di kas daerah RK SKPD B Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada Jurnal finansial : Kas di kas daerah
50.000 1.000.000
35.000.000 35.000.000 3.340.909 159.091 3.181.818
2.000.000 2.000.000
4.500.000
RK SKPD B Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada 15
Jurnal finansial : Kas di kas daerah RK SKPD B Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada
16
4.500.000
3.750.000 3.750.000
Jurnal finansial : 10
RK SKPD B Kas di kas daerah Kas di kas daerah Utang PPh pusat
20.000.000 20.000.000 1.909.091 90.909
Utang PPh pusat Jurnal pelaksanaan anggaran : 17
Tidak ada Jurnal finansial : Kas di kas daerah
1.818.182
3.000.000
RK SKPD A Jurnal pelaksanaan anggaran : 18
19
20
21
Tidak ada Jurnal finansial : RK SKPD A Kas di kas daerah Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada Jurnal finansial : RK SKPD A Kas di kas daerah Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada Jurnal finansial : RK SKPD A Kas di kas daerah Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada Jurnal finansial : Piutang transfer pemerintah pusat Pendapatan bagi hasil pajak LO Pendapatan bagi hasil bukan pajal LO Pendapatan dana alokasi umum LO Pendapatan dana alokasi khusus LO
22
Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada Jurnal finansial :
23
Piutang transfer pemerintah daerah lainnya Pendapatan transfer bagi hasil pajak daerah LO Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada Jurnal finansial :
3.000.000
3.000.000 3.000.000
2.450.000 2.450.000
2.200.000 2.200.000
265.000.000 5.000.000 20.000.000 200.000.000 40.000.000
18.000.000 18.000.000
11
Kas di kas daerah Piutang transfer pemerintah pusat Jurnal pelaksanaan anggaran : Perubahan SAL
265.000.000 265.000.000 265.000.000
Pendapatan dana bagi hasil LRA Pendapatan bagi hasil bukan pajak LRA
24
Pendapatan dana alokasi umum LRA Pendapatan dana alokasi khusus LRA Jurnal finansial : Kas di kas daerah Piutang transfer pemerintah daerah lainnya
25
26
27
28
5.000.000 20.000.000 200.000.000 40.000.000 18.000.000 18.000.000
Jurnal pelaksanan anggaran : Perubahan SAL 18.000.000 Pendapatan transfer bagi hasil pajak daerah 18.000.000 LRA Jurnal finansial : RK SKPD A 25.000.000 Kas di kas daerah 25.000.000 Kas di kas daerah Utang PPh pusat Jurnal pelaksanan anggaran : Tidak ada Jurnal finansial :
1.250.000
RK SKPD A Kas di kas daerah Kas di kas daerah Utang PPh pusat Utang PPh pusat Jurnal pelaksanan anggaran : Tidak ada Jurnal finansial : RK SKPD A Kas di kas daerah Kas di kas daerah Utang PPh pusat Utang PPh pusat Jurnal pelaksanan anggaran :
15.000.000
Tidak ada Jurnal finansial : Kas di kas daerah RK SKPD A Jurnal pelaksanaan anggaran :
1.250.000
15.000.000 1.431.818 68.182 1.363.636
40.000.000 40.000.000 3.818.182 181.818 3.636.364
16.000.000 16.000.000
12
Tidak ada 29
Jurnal finansial : Kas di kas daerah RK SKPD A
41.000.000 41.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada 30
Jurnal finansial : Investasi dalam deposito Kas di kas daerah
40.000.000 40.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada 31
32
33
34
35
Jurnal finansial : Kas di kas daerah Pendapatan bunga LO Investasi dalam deposito Jurnal pelaksanaan anggaran : Peruabahan SAL Pendapatan bunga LRA Jurnal finansial : Kas di kas daerah Penyertaan modal pemerintah daerah Jurnal pelaksanaan anggaran : Perubahan SAL Pendapatan dividen atas penyertaan modal pada BUMD LRA Jurnal finansial : Kas di kas daerah Utang dalam negeri sektor perbankan Jurnal pelaksanaan anggaran : Perubahan SAL Penerimaan pembiayaan pinjaman dalam negeri dari BANK Jurnal finansial : Kas di kas daerah Bagian lancar tagihan pinjaman jangka panjang kepada entitas lainnya Jurnal pelaksanaan anggaran : Perubahan SAL Penerimaan pembiayaan penerimaan kembali Piutang kepada perusahaan daerah Jurnal finansial : Beban bunga utang pinjaman Utang bunga kepada Bank
16.000.000 1.000.000 15.000.000 1.000.000 1.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000
75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
35.000.000 35.000.000
35.000.000 35.000.000
2.000.000 2.000.000
13
Jurnal pelaksanaan anggaran : 36
Tidak ada Jurnal finansial : Utang bunga kepada Bank
5.000.000
Kas di kas daerah Jurnal pelaksanaan anggaran :
37
38
39
40
41
42
5.000.000
Belanja bunga utang pinjaman Perubahan SAL Jurnal finansial :
5.000.000
Dana cadangan Kas di kas daerah
50.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran : Pengeluaran pembiayaan pembentukan dana cadangan Perubahan SAL Jurnal finansial : Kas di kas daerah Dana cadangan Jurnal pelaksanaan anggaran : Perubahan SAL Penerimaan pembiayaan pencairan dana cadangan Jurnal finansial : Utang PPh pusat Utang PPh pusat Kas di kas daerah Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada Jurnal finansial : Beban subsidi Utang belanja subsidi Jurnal pelaksanaan anggaran : Tidak ada Jurnal finansial : Utang belanja subsidi Kas di kas daerah Jurnal pelaksanaan anggaran : Belanja subsidi Perusahaan SAL Jurnal finansial : Beban hibah kepada kelompok masyarakat Utang belanja lain-lain Jurnal pelaksanaan anggaran :
5.000.000
50.000.000 50.000.000 50.000.000 65.000.000 65.000.000 65.000.000 65.000.000
2.000.000 5.500.000 7.500.000
7.000.000 7.000.000
4.750.000 4.750.000 4.750.000 4.750.000 4.000.000 4.000.000
14
Tidak ada 43
Jurnal finansial : Utang belanja lain-lain Kas di kas daerah Jurnal pelaksanaan anggaran : Belanja hibah kepada kelompok masyarakat
44
Perubahan SAL Jurnal finansial : Beban bantuan sosial kepada masyarakat
4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 3.800.000
Utang belanja lain-lain Jurnal pelaksanaan anggaran : 45
Tidak ada Jurnal finansial : Utang belanja lain-lain Kas di kas daerah Jurnal pelaksanaan anggaran : Belanja bantuan sosial kepada masyarakat
3.800.000
3.800.000 3.800.000 3.800.000
Perubahan SAL
3.800.000
2. Neraca Saldo PPKD
Hasil rekaman transaksi pada jurnal diringkas pada buku besar dan dituangkan ke dalam neraca saldo. Neraca saldo merupakan kumpulan dari akun-akun buku besar beserta saldonya. Penuyusunan neraca saldo bertujuan untuk menunjukan apakah rekaman dalam jurnal yang diringkas dalam buku besar saldo bersaldo seimbang antara debit dan kredit. Neraca saldo PPKD Neraca saldo PPKD kabupaten Contoh 31 desember 2016 Kas di kas daerah 508.336.363 Investasi dalam deposito 50.000.000 Piutang transfer pemerintah pusat Piutang transfer pemerintah daerah lainnya Bagian lancar tagihan pinjaman jangka panjang 15.000.000 RK SKPD A 94.250.000 RK SKPD B 27.650.000 Investasi jangka panjang kepada entitas lainnya 175.000.000 Penyertaan modal pemda 100.000.000 Dana cadangan 85.000.000 Utang PPh pusat Utang PPN pusat Utang bunga kepada bank
1.013.636 7.772.727 1.500.000 15
Utang belanja subsidi Utang lain-lain Utang dalam negeri sektor perbankan Ekuitas Perubahan SAL 296.450.000 Pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan LRA Pendapatan bunga LRA Pendapatan dana bagi hasil pajak LRA Pendapatan dana bagi hasil bukan pajak LRA Pendapatan dana alokasi umum lRA Pendapatan dana alokasi khusus lRA Belanja bunga utang pinjaman Belanja subsidi 5.000.000 Belanja hibah kepada kelompok masyarakat 4.750.000 Belanja bantuan sosial kepada masyarakat 4.000.000 Penerimaan pembiayaan pencairan dana cadangan 3.800.000 Penerimaan pembiayaan pinjaman dalam negeri perbankan Penerimaan pembiayaan kembali piutang kepada perusahaan daerah Pengerluaran pembiayaan pembentukan dana Pengeluaran pembiayaan pebentukan dana 50.000.000 Pengeluaran pembiayaan modal pada BUMD 100.000.000 Pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah LO Pendapatan bunga LO Pendapatan dana bagi hasil pajak LO Pendapatan dana bagi hasil bukan pajak LO Pendapatan dana alokasi umum LO Pendapatan dana alokasi khusus LO Pendapatan transfer bagi hasil pajak daerah LO Beban bunga utang pinjaman 65.000.000 Beban subsidi 7.000.000 Beban hibah kepada kelompok masyarakat 4.000.000 Beban bantuan sosial kepada masyarakat 3.000.000 Jumlah 1.540.536.363
2.250.000 200.000.000 575.000.000 5.000.000 1.000.000 5.000.000 20.000.000 200.000.000 40.000.000 18.000.000
65.000.000 75.000.000 35.000.000
5.000.000 1.000.000 5.000.000 20.000.000 200.000.000 40.000.000 18.000.000
1.540.536.363
3. Jurnal Penyesuai PPKD
Salah satu unsur penting dalam penyusunan neraca lajur adalah pembuatan jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuian merupakan jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi yang pada akhir periode dibutuhkan dibuat agar informasi yang dilaporkan pada laporan keuangan lengkap. Jurnal penyesuaian dibuat sesuai dengan data penyesuaian dan kondisi yang ada pada neraca saldo. Data penyesuaian pada tanggal 31 desember 2016 adalah sebagai berikut :
16
a. Bunga utang bank yang sudah menjadi kewajiban kabupaten contoh adalah Rp 15.000.000 b. Bunga deposito yang telah menjadi hak kabupaten contoh adalah Rp 2.400.000 c. Jasa giro dari bank yang telah menjadi hak kabupaten contoh adalah Rp 8.000.000.
Jurnal yang dibuat untuk mencatat data penyesuaian di atas adalah s ebagai berikut : a. Jurnal LO atau neraca : Beban bunga utang pinjaman
15.000.0000
Utang bunga kepada bank
15.000.0000
b. Jurnal LO atau neraca : Piutang lain-lain PAD yang sah
2.400.000
Pendapatan bunga LO
2.400.000
c. Jurnal LO atau neraca : Piutang lain-lain PAD yang sah Pendapatan jasa giro LO
8.000.000 8.000.000
4. Neraca Lajur PPKD
Neraca lajur disusun sebelum penyusunan laporan keuangan. Neraca lajur adalah kertas kerja yang disusun untuk menghimpun semua data akuntansi yang dibutuhkan untuk menyusunan laporan keuangan. Karena itu neraca lajur seringkali disebut sebagai kertas kerja (worksheet). Kertas kerja menunjukan kertas untuk menguji kesiapan penyusunan laporan keuangan. Dengan kertas yang sudah siap dengan benar, maka laporan keuangan dapat disusun.
5. Laporan Realisasi Anggaran PPKD
Laporan realisasi anggaran merupakan laporan yang menunjukan pelaksanaan anggaran. Pelaksanaan anggaran merupakan pelaksanaan pendapatan LRA, belanja, dan pembiayaan. Unsur yang dimuat dalam laporan realisasi anggaran meliputi pendapatan LRA, belanja, surplus/ defisit LRA, penerimaan pembiayaan, pengeluaran pembiayaan, pembiayaan neto, dan silpa/sikpa. Laporan realisasi anggaran PPKD. 17
Laporan Realisasi Anggaran PPKD Laporan Realisasi anggaran PPKD Kabupaten Contoh Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2016
Pendapatan Pendapatan asli daerah Pendapaatan dividen atas penyertaan modal pada BUMD LRA Pendapatan bunga LRA Pendapatan transfer Pendapatan dana bagi hasil pajak LRA Pendapatan dana bagi hasil bukan pajak LRA Pendapatan dana alokasi umum LRA Pendapatan dana alokasi khusus LRA Pendapatan transfer bagi hasil pajak daerah LRA Total pendapatan Belanja Belanja operasi Belanja bunga utang pinjaman Belanja subsidi Belanja hibah kepada kelompok masyarakat Belanja bantuan sosial kepada masyarakat Total belanja Surplus/ defisit LRA Penerimaan pembiayaan Pencairan dana cadangan Pinjaman dalam negeri perbankan Penerimaan kembali piutang kepada perusahaan daerah Pengeluaran pembiayaan Pembentukan dana cadangan Penyertaan modal pada BUMD Pembiayaan neto Silpa
5.000.000 1.000.000
6.000.000
5.000.000 20.000.000 200.000.000 40.000.000 18.000.000 283.000.000 289.000.000
5.000.000 4.750.000 4.000.000 3.800.000 17.550.000 271.450.000 65.000.000 75.000.000 35.000.000
175.000.000
50.000.000 100.000.000 150.000.000 25.000.000 296.450.000
6. Jurnal Penutup Pelaksanaan Anggaran PPKD
Jurnal penutup adalah jurnal yang dibuat untuk menutup akun-akun nominal. Jurnal penutup pelaksanaan anggaran merupakan jurnal untuk menutup akun-akun yang ada dilaporan realisasi anggaran. Jurnal penutup diperlukan sebelum dilakukan penyusunan neraca. Dasar pemikiran pembuatan jurnal penutup lebih dahulu adalah karena akun surplus/defisit LRA dan perubahan SAL merupakan akun yang pada akhirnya harus masuk ke neraca.
18
Ada lima jurnal penutup yang perlu dibuat untuk menutup pelaksanaan anggaran PPKD. Kelima jurnal penutup tersebut adalah : a. Menutup pendapatan LRA dan belanja ke surplus / defisit LRA. b. Menutup surplus / defisit LRA ke ekuitas SAL. c. Menutup penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan ke pembiayaan neto. d. Menutup pembiayaan neto ke ekuitas SAL. e. Menutup perubahan SAL ke ekuitas.
Jurnal untuk pendapatan LRA dan belanja ke surplus / defisit LRA : Pendapatan dividen atas penyertaan modal Pada BUMD LRA
5.000.000
Pendapatan bunga LRA
1.000.000
Pendapatan dana bagi hasil pajak LRA
5.000.000
Pendapatan dana bagi hasil bukan pajak LRA
20.000.000
Pendapatan dana alokasi umum LRA
200.000.000
Pendapatan dana alokasi khusus LRA
40.000.000
Pendapatan transfer bagi hasil pajak LRA
18.000.000
Surplus/ defisit LRA
271.450.000
Belanja bunga utang pinjaman
5.000.000
Belanja subsidi
4.750.000
Belanja hibah kepada kelompok masyarakat
4.000.000
Belanja bantuan sosial kepada masyarakat
3.800.000
Jurnal untuk menutup surplus / defisit LRA ke ekuitas SAL : Surplus / defisit LRA Ekuitas SAL
271.450.000 271.450.000
Jurnal untuk menutup penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaaan ke pembiayaan neto : Pencairan dana cadangan
65.000.000 19
Pinjaman dalam negeri perbankan
75.000.000
Penerimaan kembali piutang kepada perusahaan daerah
35.000.000
Pembiayaan neto
25.000.000
Pembentukan dana cadangan
50.000.000
Penyertaan modal pada BUMD
100.000.000
Jurnal untuk menutup pembiayaan neto ke ekuitas SAL : Pembiayaan neto
25.000.000
Ekuitas SAL
25.000.000
Jurnal untuk menutup perubahan SAL ke ekuitas : Ekuitas
296.450.000 Perubahan SAL
296.450.000
7. Laporan Operasional PPKD
Laporan realisasi anggaran tidak cukup untuk menunjukan kinerja pemerintah karena laporan tersebut hanya memuat penerimaan dan pengeluaran berbentuk kas. Laporan operasional merupakan laporan yang menunjukan kinerja operasi satuan kerja yang lebih luas karena laporan operasional disusun berdasarkan basis akrual. Karena itu SPAP 12 menuntut disusunnya laporan operasional. Laporan operasional menunjukan kinerja pemerintah lebih lengkap karena mencakup unsur penerimaan dan pengeluaran kas dan nonkas. Laporan operasional PPKD Laporan operasional PPKD kabupaten contoh Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2016
Pendapatan Pendapatan dividen atas penyertaan modal pada BUMD LO Pendapatan jasa giro LO Pendapatan bunga LO Pendapatan dana bagi hasil pajak LO Pendapatan dana bagi hasil pajak LO Pendapatan dana alokasi umum LO Pendapatan dana alokasi khusus LO Pendapatan transfer bagi hasil pajak daerah LO Total pendapatan
5.000.000 8.000.000 3.400.000 5.000.000 20.000.000 200.000.000 40.000.000 18.000.000 299.400.000 20
Beban Beban bunga utang pinjaman Beban subsidi Beban hibah kepada kelompok masyarakat Beban bantuan sosial kepada masyarakat Total beban Surplus / defisit LO
21.500.000 7.000.000 4.000.000 3.800.000 36.300.000 263.100.000
8. Jurnal Penutup Finansial PPKD
Jurnal penutup finansial adalah jurnal untuk menutup akun-akun nominal pada laporan operasional. Akun-akun nominal tersebut meliputi pendapatan LO dan beban. Sama seperti dalam penutupan pelaksanaan anggaran, penutupan finansial juga harus dilakukan terlebih dahulu sebelum neraca disusun. Ada dua jurnal untuk menutup finansial PPKD. Kedua jurnal penutup tersebut adalah : a. Menutup pendapatan LO dan beban ke surplus/ defisit LO b. Menutup surplus/ defisit LO ke ekuitas.
Jurnal untuk menutup pendapatan LO dan beban ke surplus/defisit LO : Pendapatan dividen atas penyertaan modal pada BUMD LO
5.000.000
Pendapatan jasa giro LO
8.000.000
Pendapatan bunga LO
3.400.000
Pendapatan dana bagi hasil pajak LO
5.000.000
Pendapatan dana bagi hasil bukan pajak LO
20.000.000
Pendapatan dana alokasi umum LO
200.000.000
Pendapatan dana alokasi khusus LO
40.000.000
Pendapatan transfer bagi hasil pajak daerah LO
18.000.000
Surplus/defisit LO Beban bunga utang pinjaman
263.000.000 21.500.000
Beban subsidi
7.000.000
Beban subsidi beban hibah kepada kelompok masyarakat
4.000.000
Beban bantuan sosial kepada masyarakat
3.000.000
21
Jurnal untuk menutup surplus/defisit LO ke ekuitas : Surplus / defisit LO Ekuitas
263.100.000 263.100.000
9. Laporan Perubahan Ekuitas PPKD
Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang menunjukan ekuitas awal, perubahan ekuitas, dan ekuitas akhir. Laporan perubahan ekuitas menjadi penghubung antara laporan realisasi anggaran dan laporan operasional dengan neraca. Perubahan ekuitas PPKD disajikan sebagai berikut :
Ekuitas awal Ekuitas Ekuitas SAL RK SKPD A RK SKPD B Ekuitas akhir
Laporan perubahan ekuitas PPKD Laporan perubahan ekuitas PPKD kabupaten contoh Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2016 575.000.000 -33.350.000 296.450.000 -94.250.000 -27.650.000 716.200.000
Nilai Rp 575.000.000 berasal dari saldo ekuitas pada neraca awal pada tanggal 1 Januari 2016. Nilai ekuitas sebesar Rp -33.350.000 berasal dari debit akun ekuitas sebesar Rp -296.450.000 pada jurnal penutup pelaksanaan anggaran dan kredit akun ekuitas sebesar Rp 263.100.000 pada jurnal penutup finansial. Kedua saldo diselisihkan karena satu debit dan satu kredit. Nilai ekuitas SAL sebesar Rp 296.450.000 berasal dari jurnal penutupan surplus/ defisit LRA sebesar Rp 271.450.000 dan jurnal penutupan pembiayaan neto sebesar Rp 25.000.000. Karena kedua saldo adalah kredit maka keduanya dijumlahkan. Nilai RK SKPD A sebesar Rp -94.250.000 dan RK SKPD B Rp -27.650.000 berasal dari saldo RK SKPD pada neraca lajur.
10. Neraca PPKD
Neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan pada suatu tanggal tertentu. Neraca menunjukan posisi aset. Kewajiban, dan ekuitas. Informasi untuk penyusunan neraca diperoleh dari kolom neraca pada neraca lajur dan laporan perubahan ekuitas.
22
Kas di kas daerah Investasi dalam deposito Piutang lain-lain PAD yang sah Bagian lancar tagihan pinjaman jangka panjang Investasi jangka panjang Penyertaan modal pemda Dana cadangan Jumlah
Neraca PPKD Neraca PPKD Kabupaten Contoh 31 Desember 2016 508.336.363 Utang PPh pusat 50.000.000 Utang PPN pusat 10.400.000 Utang bunga kepada bank 15.000.000 Utang belanja subsidi
175.000.000 Utang dalam negeri sektor bank 100.000.000 85.000.000 Ekuitas 943.736.363 Jumlah
1.013.636 7.772.727 16.500.000 2.250.000 200.000.000 227.536.363 716.200.000 943.736.363
23
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya disebut dengan kepala SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah. Untuk dapat menyusun laporan keuangan PPKD, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : a. Membuat jurnal transaksi operasi b. Menyusun neraca saldo c. Membuat jurnal penyesuaian d. Membuat neraca lajur e. Menyusun laporan realisasi anggaran f. Membuat jurnal penutup pelaksanaan anggaran g. Menyusun laoran operasional h. Membuat jurnal penutup finansial i.
Menyusun laporaan perubahan ekuitas
j.
Menyusun neraca.
24
DAFTAR PUSTAKA
Baldric Siregar, 2017. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta ; Bagian Penerbitan Sekolah tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Permendagri 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
25
View more...
Comments