Anthozoa Nf
November 7, 2018 | Author: PitaNopita | Category: N/A
Short Description
Anthozoa Nf...
Description
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Coelenterata berasal dari bahasa Yunani yaitu coilos yang coilos yang berarti rongga dan enteron enteron yang berarti usus. Jadi Coelenterata dapat diartikan sebagai hewan yang memiliki rongga yang berfungsi sebagai usus. Nama filum Coelenterata juga dikenal sebagai Cnidaria. Cnidaria berasal dari bahasa Yunani yaitu cnido cnido yang berarti sengat, karena hewan ini memiliki sel penyengat. Berbeda dengan Protozoa, Coelenterata mempunyai rongga pencernaan (gastrovascular cavity) dan mulut. Terdapat sekitar 9500 spesies, kebanyakan hidup di laut dan hanya 14 spesies yang hidup di air tawar. Hydrozoa hidup di air tawar biasanya terdapat di perairan dangkal dan melekat pada substrat dan terumbu karang. Coelentrata hidup mulai dari periode Camabrian sampai sekarang. Dibandingkan dengan filum Porifera, filum Coelenterata lebih maju tingkat filogennya. Kalau Porifera disebut sebagai parazoa maka Coelenterata sudah disebut metazoa, walaupun masih primitive. Hal ini didasarkan atas kekompleksan struktur tubuhnya. Porifera tubuhnya tersusun oleh banyak sel/multiseluler, yang berarti lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan Protozoa yang tubuhnya hanya terdiri dengan satu sel saja dan masih bekerja secara individual. Sementara itu Coelenterata tubuhnya juga tersusun oleh banyak sel dan sudah membentuk jaringan, dan perkembangan organ tubuhnya jelas.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1.Apa yang dimaksud dengan Anthozoa? 2.Bagaimana morfologi Anthozoa? 3.Bagaimana karakteristik Anthozoa? 4.Bagaimana habitat Anthozoa? 5.Bagaimana sistem reproduksi Anthozoa? 6.Bagaimana sistem pencernaan Anthozoa? 7.Bagaimana sistem ekskresi Anthozoa? 8.Bagaimana sistem syaraf Anthozoa? 9.Bagaimana klasifikasi Anthozoa? 1
10.Bagaimana peranan Anthozoa?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah: 1.Untuk mengetahui pengertian Anthozoa 2.Untuk mengetahui morfologi Anthozoa 3.Untuk mengetahui karakteristik Anthozoa 4.Untuk mengetahui habitat Anthozoa 5.Untuk mengetahui sistem reproduksi Anthozoa 6.Untuk mengetahui sistem pencernaan Anthozoa 7.Untuk mengetahui sistem ekskresi Anthozoa 8.Untuk mengetahui sistem syaraf Anthozoa 9.Untuk mengetahui klasifikasi Anthozoa 10.Untuk mengetahui peranan Anthozoa
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Anthozoa
Anthozoa berasal dari bahasa Yunani yaitu anthos yang berarti bunga dan zoon yang berarti hewan. Jadi, anthozoa dapat diartikan sebagai hewan laut yang menyerupai bunga. Kelas ini mempunyai warna tubuh menarik yang menambah indah pemandangan bawah laut. Selain itu, kelas ini merupakan kelas dalam filum Coelenterata dengan anggota terbanyak, meliputi koral, bunga karang, pena laut dan anemon laut. Semua anggotanya hidup di laut, baik soliter maupun koloni dan melekat pada substrat. Karang (anthozoa) adalah koloni polip yang memakan plankton dengan bantuan dari tentakelnya. Satu individu karang atau disebut polip karang memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari yang sangat kecil 1 mm hingga yang sangat besar yaitu lebih dari 50 cm. Namun pada umumnya polip karang berukuran kecil, sedang yang berukuran besar dijumpai pada karang yang soliter.
2.2 Morfologi Anthozoa
Tubuh anthozoa berbentuk silinder pendek dan pada salah satu ujungnya terdapat mulut yang dikelilingi tentakel. Anthozoa berbentuk polip dan tidak memiliki bentuk medusa. Mulutnya terbuka secara tidak langsung, tetapi melalui faring (kerongkongan) yang menghubungkannya dengan rongga gastrovaskuler. Rongga tersebut memiliki sekat-sekat yang disebut mesentris. Didalamnya mengandung nematosit yang berfungsi mengeluarkan racun untuk melumpuhkan mangsanya. Nematosit sendiri ada 3 macam, yaitu:
Penetrant, berfungsi untuk menusuk kulit memasukkan racun ke dalam tubuh mangsanya.
hewan
kecil
dan
Volvent, berfungsi menggulung erat mangsanya.
Glutinant, berfungsi menghasilkan getah lengket untuk merekatkan tentakel dengan mangsanya. Dinding tubuh anthozoa disusun oleh dua lapisan sel (diploblastik), yaitu ektodermis (epidermis) dan endodermis (gastrodermis). Diantara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan mesenchyme (mesoglea). Lapisan epidermis tersusun atas beberapa sel, yaitu:
Sel epitel otot (epitheliomusculer) Berbentuk kolumner (tiang) berfungsi untuk menyangga lapisan epidermis. Sel interstisial
3
Berbentuk bulatan kecil dengan nukleus relatif besar. Fungsinya untuk membentuk sel-sel hewan. Sel ini berperan penting dalam proses regenerasi, pertumbuhan, dan perkembangan.
Sel knidosit Berbentuk bulat dan lonjong dengan bulu-bulu di dalamnya. Didalamnya terdapat kantung beracun yang disebut nematosit. Nematosit berfungsi sebagai alat pertahanan tubuh dan untuk melumpuhkan mangsa. Sel ini terdapat paling banyak pada bagian tentakel. Sel sensory Berfungsi untuk menerima dan mengirimkan rangsangan. Sel ini banyak ditemukan di bagian tentakel, mulut, dan cakram basal.
Sel syaraf Sel ini merupakan perkembangan dari sel interstisial yang masuk ke dalam mesoglea. Sel syaraf bersifat difus atau menyebar ke seluruh tubuh. Sedangkan lapisan gastrodermis tersusun atas beberapa sel, yaitu:
Sel-sel nutritif berflagel Bentuknya sama dengan sel epitel epidermis. Berfungsi untuk mengembangkan pseudopodia sebagai alat bantu pencernaan. Sel-sel kelenjar enzim Bentuknya kecil langsung masuk ke mesoglea. Berfungsi untuk mengeluarkan enzim pencernaan. Sel-sel sensory Berfungsi untuk menerima dan mengirimkan rangsangan.
Gb. Dinding tubuh anthozoa (Google image, 2014) Polip anthozoa berbeda dengan polip hydrozoa, karena mulutnya berhubungan dengan pharynk (kerongkongan) rongga gastrovascular terbagi oleh sekat-sekat longitudinal menjadi beberapa kamar. Gastrodermis pada sekat mengandung nematocyst dan gonad. Kelas anthozoa memiliki rangka tubuh dari zat kapur yang lama kelamaan menumpuk dan membesar membentuk terumbu karang.
4
2.3 Karakteristik Anthozoa
Kelas anthozoa merupakan bagian dari filum Coelenterata (hewan berongga). Ciri-ciri umum anthozoa adalah sebagai berikut:
Bentuk seperti bunga dengan warna yang beraneka ragam
Hidup di laut, baik koloni maupun soliter
Daur hidupnya hanya ada dalam stadia polip, tidak ada stadia medusa
Memiliki tentakel dalam jumlah banyak (kelipatan 8), dilengkapi dengan nematosit Rongga gastrovaskular terbagi oleh sekat-sekat longitudinal menjadi beberapa kamar
Gastrodermis pada sekat mengandung nematosit dan gonad
Meliputi anemon laut, karang, dan pena laut
Gb. Struktur tubuh anthozoa (Google image, 2014).
2.4 Habitat Anthozoa
Karang tumbuh subur di perairan laut tropis, walaupun ada beberapa diantaranya yang juga dijumpai di perairan laut sub tropis. Keanekaragaman karang berkurang dengan kenaikan derajat lintang. Lebih lanjut dikatakan bahwa di dunia ini ada tiga daerah pengelompokan terumbu karang, dua diantaranya adalah berada di Indonesia Barat (Indo-Pacifik) dan Caribbea (Atlantik), dan yang ketiga terletak di sebelah selatan Samudra Hindia (Indo-Pacifik). Indonesia memiliki 5
keanekaragaman jenis yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan yang terdapat di Samudra Hindia. Secara umum jumlah species karang yang tumbuh di IndoPacifik lebih banyak dibandingkan dengan di Atlantik. Terdapat 88 genera karang (hermatypic scleractinian corals) yang hidup di Indo-Pacifik dengan 700 species sedangkan di Atlantik tercatat hanya 26 genera karang dengan 35 species.
2.5 Reproduksi Anthozoa
Sistem reproduksi anthozoa ada 2 macam, yaitu: 1. Aseksual (vegetatif) Reproduksi yang tidak melibatkan peleburan gamet jantan (sperma) dan gamet betina (ovum). Pada reproduksi ini, polip/koloni karang membentuk polip/koloni baru melalui pemisahan potongan-potongan tubuh atau rangka. Ada pertumbuhan koloni dan ada pembentukan koloni baru. 2. Seksual (generatif) Reproduksi yang melibatkan peleburan sperma dan ovum (fertilisasi). Sifat reproduksi ini lebih komplek karena selain terjadi fertilisasi, juga melalui sejumlah tahap lanjutan (pembentukan larva, penempelan baru kemudian pertumbuhan dan pematangan). Karang memiliki mekanisme reproduksi seksual yang beragam yang didasari oleh penghasil gamet dan fertilisasi. Keragaman itu meliputi: a. Berdasar individu penghasil gamet, karang dapat dikategorikan bersifat: Gonokoris Sebagian besar karang bersifat gonokoris. Dalam satu jenis (spesies), telur dan sperma dihasilkan oleh individu yang berbeda. Jadi ada karang jantan dan karang betina Contoh: dijumpai pada genus Porites dan Galaxea. Hermafrodit Bila telur dan sperma dihasilkan dalam satu polip. Karang yang hermaprodit juga kerap kali memiliki waktu kematangan seksual yang berbeda, yaitu : o Hermaprodit yang simultan menghasilkan telur dan sperma pada waktu bersamaan dalam kesatuan sperma dan telur (eggsperm packets). Meski dalam satu paket, telur baru akan dibuahi 10-40 menit kemudian yaitu setelah telur dan sperma berpisah. Contoh: jenis dari kelompok Acroporidae, Favidae. o Hermaprodit yang berurutan, ada dua kemungkinan yaitu : individu karang tersebut berfungsi sebagai jantan baru yang menghasilkan sperma, kemudian menjadi betina (protandri), atau jadi betina dulu, menghasilkan telur setelah itu menjadi jantan (protogini) Contoh: Stylophora pistillata dan Goniastrea favulus. b. Berdasarkan mekanisme pertemuan telur dan sperma
Brooding/planulator 6
Telur dan sperma yang dihasilkan, tidak dilepaskan ke kolom air sehingga fertilisasi secara internal. Zigot berkembang menjadi larva planula di dalam polip, untuk kemudian planula dilepaskan ke air. Planula ini langsung memiliki kemampun untuk melekat di dasar perairan untuk melanjutkan proses pertumbuhan. Contoh: Pocillopora damicornis dan Stylophora. Spawning Melepas telur dan sperma ke air sehingga fertilisasi secara eksternal. Pada tipe ini pembuahan telur terjadi setelah beberapa jam berada di air. Contoh: pada genus Favia.
2.6 Sistem Pencernaan Anthozoa
Kebanyakan anthozoa adalah hewan karnivora dan makanan utamanya yaitu crustacea, ikan kecil, serta plankton. Makanan masuk kedalam mulut dengan bantuan tentakel. Kemudian makanan masuk ke rongga gastrovascular. Dalam rongga tersebut, sel-sel kelenjar akan menghasilkan enzim semacam tripsin untuk mencerna protein. Tahap tersebut dinamakan pencernaan ekstraseluler. Pencernaan makanan dilanjutkan oleh sel pencerna yang mempunyai otot pseudopodia untuk menelan dan mencerna kembali partikel makanan. Tahap ini dinamakan pencernaan intraseluler. Hasil pencernaan didistribusikan ke seluruh tubuh secara difusi. Sisa makanan yang tidak digunakan akan dibuang lewat mulut. Dalam memenuhi nutrisinya semua karang dapat menggunakan tentakelnya untuk menangkap mangsa (plankton). Proses penangkapannya menggunakan bantuan nematosit suatu bentuk protein spesifik yang memiliki kemampuan proteksi dan melumpuhkan biomassa tertentu seperti zooplankton. Meskipun mempunyai kemampuan feeding active, akan tetapi kebanyakan proporsi terbesar makanan karang berasal dari simbiosis yang unik, yaitu zooxanthellae. Zooxanthellae ini merupakan algae uniseluler yang bersifat mikroskopik hidup dalam berbagai jaringan tubuh karang yang transparan dan menghasilkan energi langsung dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Biasanya zooxanthellae ditemukan dalam jumlah yang besar dalam setiap polip, hidup bersimbiosis dan memberikan warna pada polip, energi dari fotosintesis dan 90% kebutuhan karbon polip. Zooxanthellae menerima nutrisi-nutrisi penting dari karang (polip) dan memberikan sebanyak 95% hasil fotosintesisnya (energi dan nutrisi) kepada polip. Berdasarkan transfer nutrisi ini maka dapat dinyatakan bahwa karang dapat menyediakan nutrisinya baik melalui feeding active dan feeding passive. Feeding active dilakukan dengan menembakkan nematosit ke arah mangsa dan mentransfernya melalui mulut yang terdapat di bagian atas, sedangkan feeding passive diperoleh melalui transfer hasil fotosintesis zooxanthellae.
7
2.7 Sistem Ekskresi Anthozoa
Pada intinya, filum Coelenterata tidak memiliki alat ekskresi yang khusus. Sisa metabolisme dalam bentuk amonia dibuang secara difusi (peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat terlarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah).
2.8 Sistem Syaraf Anthozoa
Pada filum Coelenterata sudah memiliki sistem syaraf sederhana yang disebut sistem syaraf diffuse/bentuk jala. Sel-sel syaraf pada dinding tubuh tidak memiliki central syaraf, tetapi tersusun tidak beraturan, dan terdapat pada setiap sisi mesoglea. Sel syaraf banyak terdapat pada lapisan epidermis, tentakel, dan daerah mulut. Sel-sel syaraf terletak di bagian bawah dari jajaran sel-sel epitheliomuscular dan sejajar dengan lapisan mesogeal. Sel syaraf ini merupakan derivat lapisan epidermis dan diduga merupakan perkembangan dari sel interstisial yang masuk ke mesoglea. Proses stimulus responnya adalah sebagai berikut: stimulus – sel sensoris – ganglion terdekat melakukan respon – sel syaraf – efektor. Ganglion tersebut akan memberikan respon yang diteruskan ke sel syaraf.
2.9 Klasifikasi Anthozoa
Berdasarkan jumlah sekat dalam rongga tubuh, kelas Anthozoa dibagi menjadi 2 subkelas, yaitu: 1. Hexacorallia (Zoantharia) Polip merupakan suatu bentuk dari individu hewan anemone laut, dicirikan dengan bentuk tabung yang berukuran oval (menghadap ke atas) dan sebagian besar bersifat menempel pada substrat (sessile). Bentuk mulut seperti celah lonjong, pada salah satu atau kedua ujungnya terdapat akar bercilia yang terus memanjang pada sisi faring, untuk mengalirkan air ke rongga gastrovasculer. Akar bercilia (ciliated groove) pada sea anemone di siphonoghph epidermis banyak mengandung sel kelenjar lendir, kadang-kadang mempunyai flagella mesongka tebal berisi serabut dan sel amoeboid bebas. Kebanyakan sea anemone adalah karnivor dan memakan berbagai jenis avertebrata, bahkan jenis ikan yang lebih besar. Beberapa jenis yang berukuran besar dengan tentakel pendek merupakan pemakan suspensi plankton yang menempel pada permukaan tubuh dan tentakel. Ada juga yang hidup komensalisme dengan ikan yaitu jenis amphipria. Lendir permukaan tubuh ikan tersebut merupakan hambatan bagi penambahan nematosit, hingga aman bagi amphiprion. Ciri-ciri umum dari subkelas Hexacorallia adalah: 8
Memiliki sedikit tentakel yang kadang-kadang bercabang
Memiliki enam sekat yang masing-masing terdiri dari dua lembar
Ada yang tidak memiliki rangka kapur, misalnya Metridium sp.
Kebanyakan berkoloni dan membentuk karang, misalnya Fungia sp., Acropora sp., Oculina, Meandrina sp., dan Epiactis sp. Ordo dari subkelas Hexacorallia adalah sebagai beri kut: o Ordo Actiniaria (sea anemons), contoh: Metridium sp., Eduarsia sp. o Ordo Scleractinia (stony corals), contoh: Acropora sp., Fungia sp., Astringia sp. o Ordo Carillimorpharia, contoh: Corynactis sp. o Ordo Zoanthidea, contoh: Epizoanthus sp. o Ordo Antipatharia (thorny corals), contoh: Anthipates sp
Gb. Fungia sp. (Google image, 2014)
Gb. Acropora sp. (Google image,2014)
Gb. Metridium sp.(Google image,2014)
Gb.Oculina robusta(Google image,2014)
2. Octocorallia (Alcyonaria) Polip Octocorallia mempunyai 8 buah tentakel yang pinnate artinya pada setiap sisi tentakel terdapat cabang-cabang dan sebuah siphonoglyph. Semua jenis octocorallia berbentuk koloni dengan sejumlah besar polip kecil. Masingmasing polip dalam koloni dihubungkan oleh suatu jaringan coenenchym yaitu suatu massa mesoglea yang tebal. Dalam coecenchym terdapat pembuluh gastrodermal yang menghubungkan rongga gastrovascular polip dan koloni. Ciri-ciri umum dari subkelas Octocorallia adalah: 9
Memiliki 8 tentakel yang bercabang-cabang seperti bulu
Berkoloni
Rangka dari kapur
Memiliki 8 sekat
Contohnya: karang suling (Tubipora musica), karang kulit ( Alcyonium sp.), akar bahar (Euplexaura sp.), dan koral (Corallium medea) Ordo dari subkelas Octocorallia adalah sebagai berikut: Ordo Stolonofera (pipe corals), contoh: Tubipora musica o Ordo Telestacea, contoh: Telesto sp. o Ordo Alcyonacia (soft coral), contoh: Alcyonium palmatum o Ordo Coenothecalia (blue coral), contoh: Heliopora sp. o Ordo Gorgonacea (sea fans, sea whips, sea rods), contoh: Corallium o sp. dan Gorgonia sp. Ordo Pennaulacea (sea pens), contoh: Stylatula sp. dan Pennaluta o sulcata
Gb.Tubipora musica (Google image,2014)
Gb. Alcyonium sp. (Google image,2014)
Gb. Pennaluta sp. (Google image,2014)
2.10 Peranan Anthozoa
Peranan kelas anthozoa bagi kehidupan manusia diantaranya sebagai berikut: Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang dapat melindungi pantai dari abrasi air laut, serta merupakan tempat persembunyian dan perkembangbiakan ikan. 10
Akar bahar ( Euplexeura sp.) dapat digunakan sebagai gelang dan perhiasan lainnya. Beberapa jenis coelenterata diperdagangkan sebagai hiasan untuk aquarium laut dan diekspor ke Singapura, Eropa, Amerika Serikat dan Canada. Mempunyai nilai estetika dan pariwisata yang tinggi, sehingga banyak turis datang hanya untuk melihat terumbu karang. Sebagai sumber bahan industri contohnya batu karang untuk pembangunan rumah. Bagi sumberdaya perairan itu merupakan tempat hidup hewan laut lainnya dan dijadikan sebagai tempat untuk mencari makanan. Dijadikan tempat untuk menyalurkan hobi para penggemar snorkling dan diving.
11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
Coelenterata adalah hewan tidak bertulang belakang yang berongga, namun rongganya bukanlah rongga yang sebenarnya melainkan rongga sentral. Anthozoa adalah anggota dari filum Coelenterata yang mempunyai bentuk seperti bunga. Bentuk tubuh anthozoa seperti tabung, dengan tentakel yang mengelilingi mulutnya. Rongga gastrovascular bersekat-sekat mengandung nematokist dan gonad. Nematokist adalah kelenjar yang berfungsi mengeluarkan racun untuk melumpuhkan mangsanya.
Anthozoa hidup di laut, baik berkoloni maupun soliter.
Daur hidupnya hanya dalam stadia polip, tidak ada stadia medusa.
Anthozoa bereproduksi secara aseksual (tunas) dan seksual (fertilisasi).
Kebanyakan anthozoa adalah karnivora, makanannya berupa crutacea, ikan kecil, dan plankton. Anthozoa tidak memiliki alat ekskresi yang khusus, sisa metabolisme dalam bentuk amonia dibuang secara difusi. Anthozoa sudah memiliki sistem syaraf sederhana yang disebut sistem syaraf diffuse (bentuk jala). Kelas anthozoa dibagi menjadi 2 subkelas, yaitu hexacorallia dan octocorallia. Anthozoa memiliki peranan yang menguntungkan dan merugikan dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya peran yang menguntungkan yaitu sebagai bahan makanan dan kosmetik, melindungi pantai dari abrasi, sebagai hiasan aquarium, dan sebagai tempat berlindung serta mencari makan ikan. Sedangkan peran yang merugikan diantaranya menyebabkan gatal-gatal jika tersengat racunnya,
3.2 Saran
Bagi para pembaca hendaknya memberikan tambahan referensi yang lain agar lebih menambah wawasan pengetahuan dan lebih memahami tentang filum Coelenterata khususnya kelas Anthozoa.
12
DAFTAR PUSTAKA
Google image. 2014. Dinding Tubuh Coelenterata. http://googleimages.com. Diakses pada 27 September 2014 pukul 13.40 WIB. ____________. 2014. Struktur Tubuh Coelenterata. http://googleimages.com. Diakses pada 27 September 2014 pukul 13.41 WIB. ____________. 2014. Fungia. http://googleimages.com. Diakses pada 27 September 2014 pukul 13.42 WIB. ____________. 2014. Acropora. http://googleimages.com. Diakses pada 27 September 2014 pukul 13.43 WIB. ____________. 2014. Metridium. http://googleimages.com. Diakses pada 27 September 2014 pukul 13.44 WIB. ____________. 2014. Oculina robusta. http://googleimages.com. Diakses pada 27 September 2014 pukul 13.45 WIB. ____________. 2014. Tubipora musica. http://googleimages.com. Diakses pada 27 September 2014 pukul 13.46 WIB. ____________. 2014. Alcyonium. http://googleimages.com. Diakses pada 27 September 2014 pukul 13.47 WIB. ____________. 2014. Pennaluta. http://googleimages.com. Diakses pada 27 September 2014 pukul 13.48 WIB. Kastawi, Yusuf. 2005. Zoologi Avertebrata. Buku Ajar FMIPA Universitas Negeri Malang, Malang. Praningtyas, Shinta. 2013. Coelenterata. http://shintapraningtyas.blogspot.com. Diakses pada 27 September 2014 pukul 13.00 WIB. Rembet, Unstain. 2012. Tinjauan Teoritis Simbiosis Zooxanthellae dan Karang sebagai Indikator Kualitas Ekosistem Terumbu Karang . Universitas Sam Ratulangi, Manado. Sridianti. 2014. Struktur Tubuh Coelenterata. http://www.sridianti.com. Diakses pada 27 September 2014 pukul 13.30 WIB. Suwarni. 2008 Optimalisasi Proses Belajar Mengajar Mata Kuliah Avertebrata Air yang Berbasis SCL (Students Center Learning). Universitas Hasanuddin, Makassar.
13
View more...
Comments