ANNALISA OPTIMASI WAKTU PERAWATAN PADA TRUCK

September 5, 2018 | Author: Atmojo Susnal | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Tingginya biaya perawatan dan perbaikan pada truck serta banyaknya permasalahan dalam bidang usaha transportasi truck me...

Description

ANNALISA OPTIMASI WAKTU PERAWATAN PADA TRUCK Dosen pembimbing: Ir. Sulaiman Manggung, M.Si Penulis: Dafit Herikson Marbun PT. Indotruck Utama (Indomobil Group) [email protected] [email protected] 0813 78 77 6180 Abstrak Tingginya biaya perawatan dan perbaikan pada truck serta banyaknya permasalahan dalam bidang usaha transportasi truck membuat penulis berkeinginan untuk melakukan annalisa mengenai optimasi waktu perawatan pada truck. Annalisa optimasi waktu perawatan pada truck adalah merupakan Annalisa yang bertujuan untuk mengoptimalkan waktu dan biaya perawatan pada truck, sehingga kita bisa mengurangi biaya percuma atau menghilangkan biaya yang seharusnya tidak perlu kita keluarkan namun tetap menjaga performa truck. Abstract The high cost of maintenance and repairs on trucks and the many problems in the field of truck transportation business to make the writer intends to do Annalisa about optimizing treatment time on the truck. Annalisa optimization of treatment time on the truck is Annalisa which aims to optimize the time and cost of care in the truck, so that we can reduce the cost of eliminating useless or unnecessary costs that we exhale yet maintain performance truck.

BAB I PENDAHULUAN I.1

Latar belakang Pada kebanyakan perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi atau perusahaan yang menyewakan truck untuk jasa transportasi, biaya perawatan dan perbaikan truck adalah biaya terbesar kedua setelah biaya bahan bakar untuk operasional. Dibeberapa Perusahaan yang bergerak di jasa transportasi, bahkan biaya perawatan dan perbaikan menjadi biaya terbesar pertama yang menjadi sorotan manajemen. Karena ini menyangkut kepuasan pelanggan dan sumber pendapatan, maka jika ada truck yang tidak beroperasi tentunya akan mengurangi pendapatan perusahaan serta membuat pengguna jasa truck kita menjadi tidak puas akan pelayanan kita. Bukan saja pendapatan yang berkurang, namun operasional pengguna jasa truck kita juga terganggu yang berakibat turunnya produksi, turunnya produksi berarti turunnya pendapatan juga. Oleh karena

itu, perusahaan menganggap permasalahan ini menjadi prioritas utama. Dengan demikian, perawatan dan perbaikan truck berfungsi sebagai penunjang operasional untuk tetap menjaga truck dapat bekerja secara efektif dan produktif guna mempertahankan pendapatan (income) perusahaan dan kepercayaan serta kepuasan pengguna jasa transportasi perusahaan kita. Ada beberapa pilihan untuk menentukan waktu perawatan, perbaikan dan pemilihan material untuk perawatan truck, seperti oli yang tepat, grease yang tepat dan biaya relatif tergantung pada situasi dan kondisi. Beberapa pilihan itu adalah; Pertama dengan menggunakan contoh oli (oil sampling) yang akan dikirim ke laboratorium untuk di cek, kedua dengan mengikuti panduan refrensi pabrik pembuat truck dalam buku repair dan maintenance manual atau ketiga dengan berpatokan pada refrensi pabrik pembuat oli yang kita pakai. Setiap perusahaan pembuat truck, selalu membuat suatu refrensi perawatan truck

berdasarkan penelitian dan analisa disetiap daerah negara pembuat truck itu sendiri. Karena tidak mungkin membuat suatu penelitian disemua negara atau disemua daerah bagian dunia, karena akan memakan waktu serta biaya yang tidak murah tentunya. Karena qualitas pelumas atau material selalu dipengaruhi iklim, suhu, cuaca, ketinggian, tekanan udara, kondisi jalan, topography, serta kualitas bahan bakar, maka refrensi pabrik sering sekali kurang efektif untuk digunakan disemua daerah, negara, iklim, cuaca, suhu dan topography yang berbeda. Menyadari semua itu, biasanya perusahaan pembuat truck mengumpulkan data dari setiap komplen atau warranty claim dari pengguna truck atau dealer truck diseluruh dunia dan membuat suatu persyaratan claim warranty harus dengan melampirkan technical report kerusakan yang berisikan data truck yang rusak (history, km, hm, dll), yang bertujuan agar dapat dianalisa dan membuat suatu improvisasi kualitas atau revisi panduan perawatan dan perbaikan. Keputusan untuk menentukan metode atau program perawatan dan perbaikan yang mana akan diterapkan, agar dapat mengurangi biaya dan juga mengurangi tingkat kerusakan, perlu suatu analisa atau penelitian. Seorang manajer perawatan atau manajer bengkel, perlu memilih kebijakan yang dapat mengoptimalkan biaya perawatan dan perbaikan serta waktu kerusakan (downtime) serta biaya-biaya yang berkaitan dengan performa. Metode atau program perawatan yang sesuai kondisi operasional truck, membantu untuk menjamin bahwa kerusakan-kerusakan potensial dapat terdeteksi sebelum hal tersebut menjadi kegagalan fungsi. Ini membantu menurunkan konsekuensi-konsekuensi operasional dengan empat Cara: 1. Menerapkan Metode menentukan optimasi waktu perawatan yang tepat (interval service) sesuai kondisi operasional kerja truck. 2. Menerapkan program Preventive Maintenance atau Total Productive Maintenance yang terdiri dari periodic dan predictive maintenance. 3. Membuat jadwal perawatan, history perawatan dan perbaikan setiap truck serta membandingkan penggunaan material untuk perawatan dan perbaikan dengan merek yang berbeda (dapat menggunakan software yang tersedia dipasaran). 4. Menghitung biaya dan persediaan suku cadang (spare part), yang akan disediakan

sebagai cadangan secara efektif dan produktif, sehingga tidak ada truck tidak siap pakai karena ketidak ketersediaan suku cadang digudang atau menunggu part. I.2 Masalah dan Pembatasan I.2.1. Rumusan Masalah Dalam uraian diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: a) Memahami pengertian dan tujuan tipe-tipe Manajemen Perawatan. b) Definisi yang akan digunakan. c) Pembagian kelas dan menentukan tipe siklus Transportasi (Transport cycle) d) Pembagian kelas dan menentukan tipe kondisi operasional penggerak transmissi truck (POC = Powertrain Operating Condition). e) Pembagian kelas beban angkut dan pikul truck (GVW = Gross Vehicle Weight dan GCW = Gross Combination Weight). f) Pembagian kelas dan menentukan tipe dari tanjakan atau turunan jalan (Topography). g) Pembagian kelas dan tingkatan kondisi jalan (RC = Road condition). h) Pembagian kelas dan tipe oli yang dipergunakan serta kualitas oli. i) Pembagian kelas bahan bakar berdasarkan kandungan sulfur. j) Tabel interval service. k) Perhitungan ekonomis pemakaian material yang berbeda, yang akan digunakan sesuai operasional. l) Cara memprediksi pemakaian komponen dan memprediksi mulai pemesanan komponen suku cadang serta jumlah suku cadang (spare part) yang akan dipesan. I.2.2. Pembatasan Masalah Dalam penulisan ini, hanya akan membahas mengenai cara menentukan waktu perawatan pada truck secara optimal yang rute operasionalnya tetap dalam jangka waktu tertentu dan analisa dilakukan berdasarkan data-data hasil sampel oli (SOS = schedule oil sampling) serta bagaimana cara pemilihan oli yang sesuai dengan operasional serta penyediaan suku cadang agar mendapatkan biaya yang optimal yang diperoleh pada waktu menyelesaikan penelitian.

I.3

Tujuan dan Manfa’at Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti yang empiris yaitu: 1. Untuk mengetahui cara menentukan waktu perawatan pada truck yang tepat, agar menurunkan tingkat kerusakan dan biaya perawatan dan perbaikan truck. 2. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi penggantian oli pelumas pada engine dan komponen lainnya. 3. Mengetahui biaya perawatan dengan menggunakan jenis oli yang berbeda dan sesuai dengan kebutuhan operasional truck. Adapun manfa’at yang diperoleh dari penelitian ini adalah: a) Bagi Penulis Agar penulis dapat menerapkan ilmu yang telah didapat dibangku perkuliahan, khususnya tentang manajemen industry, ekonomi teknik, pemilihan bahan dan proses dalam pengendalian biaya operasional serta perawatan dan perbaikan truck. b) Bagi Jurusan Dapat dijadikan sebagai bahan studi, khusus bagi pembaca, dan sebagai acuan bagi mahasiswa serta dapat memberikan bahan refrensi bagi pihak yang berkecimpung didunia transportasi. c) Bagi perusahaan Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengabil kebijakan manajemen perawatan dan perbaikan untuk meningkatkan produktivitas dengan rendahnya frekwensi rusak, waktu downtime yang rendah dan biaya perawatan perbaikan yang rendah juga. I.4

Penegasan istilah Adapun dalam penulisan ‘’TA’’ ini, menggunakan banyak istilah, antara lain adalah: 1. PM (preventive maintenance) ialah istilah suatu program manajemen perawatan pada truck. 2. Tranport cycle adalah istilah yang digunakan untuk membedakan siklus transportasi truck. 3. Gross Vehicle Weight (GVW) ialah istilah kemampuan truck untuk memikul suatu beban atau daya angkut. 4. Gross Combination Weight (GCW) ialah kemampuan truck untuk memikul dan menarik beban.

5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

12. 13.

14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.

Powertrain operating condition (POC) ialah kondisi operasi penggerak truck secara keseluruhan. Light (L) adalah tingkat atau level dari kondisi operasi komponen penggerak truck yang berarti ringan dan sering. Medium (M) ialah tingkat atau level dari kondisi operasi komponen penggerak truck yang berarti sedang. Heavy (H) adalah tingkat atau level dari kondisi operasi komponen penggerak truck yang berarti berat. Severe (S) adalah tingkat atau level dari kondisi operasi komponen penggerak truck yang berarti parah. Very Severe (VS) adalah tingkat atau level dari kondisi operasi komponen penggerak truck yang berarti sangat parah. Very Severe + (VS+) adalah tingkat atau level dari kondisi operasi komponen penggerak truck yang berarti sangat parah sekali. Topography ialah tingkatan atau level kemiringan jalan (turunan atau pendakian) yang dilalui truck. Predominantly Flat (PF), Hilly (H), Very Hilly (VH), ialah pembagian kelas atau level topography (tanjakan atau turunan) jalan yang dilalui truck. Road Condition (RC) ialah pembagian tingkatan atau level kondisi jalan yang dilalui truck. Smooth (S), Rough (‘R), Very Rough (VR) adalah tingkatan atau level kondisi keadaan jalan yang dilalui truck. Volvo Drain Specification (VDS) adalah standard qualitas oli pada Volvo truck. Volvo Coolant Specification (VCS) adalah standard qualitas air pendingin engine. Downtime adalah istilah waktu truck tidak beroperasi karena rusak. Fuel type 1, 2, 3 ialah pembagian kelas bahan bakar berdasarkan qualitas dan kandungan sulfur dalam bahan bakar. SAE adalah singkatan Society of America Engineering, yaitu; tingkatan kekentalan suatu oli (oil grade). API adalah singkatan America Petroleum Institute. ILSAC adalah singkatan Internasional Lubricant Standardization and Approval Committee. GL-5 ialah singkatan Gear Lubrication, oli pelumas untuk komponen roda gigi dengan kelas 5, yaitu kelas terbaru dan

yang tertinggi dari kelas sebelumnya (GL4). I.5

Sistematika Penulisan Tugas Akhir Secara garis besar Tugas Akhir (TA) ini, dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: bagian pendahuluan, bagian isi dan bagian akhir. 1. Bagian Pendahuluan Tugas Akhir, terdiri dari: Halaman sampul, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan daftar lampiaran 2. Bagian isi Tugas Akhir, terdiri dari: BAB I PENDAHULUAN Latar belakang permasalahan Masalah dan pembahasan Tujuan dan manfa’at Penegasan istilah Sistematika penulisan Tugas Akhir BAB II LANDASAN TEORI Definisi perawatan Tipe-tipe perawatan Tingkatan perawatan Kreteria menentukan jadwal perawatan BAB III METODE PENELITIAN Ruang lingkup Variable Metode pengumpulan data Metode Analisa data BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Definisi Transport cycle Powertrain operating condition Gross Combination Weigh dan Gross Vehicle Weigh Topography Road condition Fuel quality Oil quality Analisa optimasi perawatan penggantian oli engine Analisa optimasi perawatan penggantian oli gear Analisa optimasi Biaya perawatan Manajemen persediaan suku cadang BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN HASIL SOS LAMPIRAN CHECK LIST SERVICE TRUCK

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB II LANDASAN TEORI II.1 Definisi Perawatan / Definition Maintenance Menurut John M. Gross, dalam bukunya yang berjudul “Fundamentals of Preventive Maintenance (2002), bahwa konsep perawatan sebenarnya sudah dikenal sejak pertengahan abad 20. Kata Perawatan, berasal dari bahasa Inggris “Maintenance”. Maintenance itu sendiri berasal dari bahasa latin yaitu “Manutentione” yang berarti “merawat dengan tangan”. Jika dilihat dari kamus lain, maka didapat arti sebagai berikut: 1. Perbuatan atau hasil dari penjagaan. 2. Tolak ukur yang dibutuhkan untuk penjagaan atau membuat tetap suatu masalah atau situasi. 3. Perawatan teknik pada bagian yang penting agar pengoperasian motor atau mesin dapat teratur dan tetap. Oleh karena itu, dalam pengertian umum perawatan adalah merawat, menjamin agar berfungsi dan lain-lain. Dengan kata lain perawatan adalah gabungan dari operasi kendaraan yang bertujuan untuk mendapatkan efisiensi kendaraan yang maksimum dengan kemungkinan rusak yang rendah dan waktu perbaikan yang sesuai dengan standard waktu perbaikan, tanpa ada waktu tunggu part yang akan dipasang. Fungsi dari Perawatan itu sendiri adalah: 1. Mempertahankan kondisi kendaraan secara maksimal baik tenaga dan kemampuan. 2. Mencegah terjadinya kerusakan yang fatal secara dini. 3. Mencapai usia pakai. II.2

Tipe-tipe Perawatan / Maintenance Type Menurut buku B.S. Dhillon dalam bukunya “Engineering maintenance” (2002), menejemen perawatan terbagi atas 4 tipe, yaitu: 1. Perawatan setelah terjadi kerusakan / Breakdown Maintenance  Dalam tipe Maintenance ini, perawatan tidak ada dilakukan sampai terjadi kerusakan atau ada kegagal pada truck, baru dilakukan perbaikan.  Jenis Maintenance ini dapat digunakan ketika kerusakan peralatan tidak secara signifikan mempengaruhi operasi atau produksi atau menghasilkan kerugian yang signifikan selain biaya perbaikan.



Namun, satu aspek penting adalah bahwa kegagalan komponen dari mesin besar dapat membahayakan operator.  Oleh karena itu pemeliharaan breakdown harus dihindari. 2. Perawatan Pencegahan / Preventive Maintenance (1951)  adalah pemeliharaan harian atau (membersihkan, inspeksi, meminyaki dan re-tightening),  Desain untuk mempertahankan kondisi truck yang fit dan mencegah kegagalan melalui pencegahan kerusakan, inspeksi berkala atau kondisi peralatan diagnosis, untuk mengukur kerusakan.  Hal ini lebih jauh dibagi menjadi pemeliharaan berkala (Periodic Maintenance) dan pemeliharaan prediktif (Predictive Maintenance).  Sama seperti kehidupan manusia diperpanjang oleh obat preventif, kehidupan pelayanan peralatan dapat diperpanjang dengan melakukan pemeliharaan preventif. a. Perawatan periode berdasarkan waktu / Periodic Maintenance (TBM – Time Based Maintenance) Pemeliharaan Berdasarkan Waktu; dari pemeriksaan secara berkala, service berkala dan membersihkan peralatan secara berkala serta penggantian part untuk mencegah kegagalan tiba-tiba dan masalah proses. Umpamanya Penggantian oli atau filter setiap 4 bulan. b. Perawatan berdasarkan prediksi / Predictive Maintenance Ini adalah metode di mana service life adalah bagian sangat penting diprediksi berdasarkan pemeriksaan atau diagnosis, untuk mengetahui batas pakai atau umur setiap komponen / bagian-bagian Dibandingkan dengan pemeliharaan berkala, pemeliharaan prediktif adalah pemeliharaan berbasiskan kondisi. Yaitu mengatur nilai-nilai tren, dengan mengukur dan menganalisis data tentang kerusakan dan mempekerjakan sistem surveilans, dirancang untuk memantau kondisi melalui sistem online. Umpamanya Penggantian

pendingin atau oli, jika ada perubahan warna. Perubahan warna menunjukkan kondisi oli yang memburuk. Karena ini adalah kondisi perawatan berbasis oli atau pendingin diganti. 3. Perawatan koreksi / Corrective Maintenance (1957)  Hal ini meningkatkan peralatan dan komponen sehingga pemeliharaan pencegahan dapat dilakukan dengan handal.  Komponen yang dipakai, dibandingkan untuk mendapatkan efesiansi dan produktifiti dan segera harus diganti jika terbukti kurang bagus untuk meningkatkan kehandalan atau meningkatkan perawatan. Hal ini terjadi pada tingkat pengguna peralatan. Oli merek “A” intervalnya terlalu singkat dibanding Oli merek “B”, atau oli “A” lebih baik untuk mencegah keausan atau kerusakan lebih cepat daerah operasional tertentu dan juga perbedaan harga juga menjadi pembanding dalam pemilihan material untuk perawatan truck. 4. Maintenance Prevention (1960)  Program ini ditujukan untuk truck baru.  Kelemahan dari mesin saat ini adalah cukup dipelajari (informasi situs terkemuka untuk pencegahan kegagalan, pemeliharaan lebih mudah dan mencegah cacat, keselamatan dan kemudahan pengoperasian).  Pengamatan dan penelitian dilakukan oleh pabrik truck yang dibuat dan dibagi keDealer berupa campaign, field service tips, intruksi perbaikan dan modifikasi atau sering disebut maintenance improvement, Pemakai/pembeli truck dapat berkonsultasi dengan pihak dealer truck. II.3

Tingkatan Perawatan / Level Maintenance Tujuan utama dari pembagian tingkat perawatan ini, adalah untuk membuat pekerjaan perawatan lebih rasional sehingga dapat lebih ekonomis dan biaya pelaksanaannya rendah. Klasifikasi tingkatan perawatan terdiri atas; 1. Perawatan dasar atau perawatan harian Perawatan atau pemeriksaan harian pada intinya, perawatan pertama yang harus dilakukan pengemudi atau teknisi yang ditunjuk khusus untuk pekerjaan tersebut. Perawatan ini

dilakukan secara menyeluruh, sebelum selama dan sesudah kendaraan beroperasi. 2. Perawatan pemeriksaan periodic Perawatan ini dilakukan secara periodic atau berkala, berulang ulang dan terprogram yaitu rangkaian perencanaan pekerjaan melalui “Perencanaan Perawatan”. Dalam hal ini pihak pabrik pembuat kendaraan telah menetapkan pekerjaan yang harus dilakukan agar diperoleh performa kendaraan yang selalu prima dan siap pakai. Termasuk pemeliharaan 1.000 km dan 5.000 km, dsb. 3. Perawatan korektif Adalah perbaikan komponen mekanis, penggantian suku cadang (part) yang rusak. Perbaikan ini tidak direncanakan terlebih dahulu dan dilakukan begitu diketahui adanya kerusakan dan proses perbaikan dalam waktu yang singkat, biaya rendah dan kualitas yang baik. Pada umumnya perawatan korektif dapat diketahui ketika melakukan perawatan dasar atau pemeliharaan preventive. Jika kelainnan tersebut tidak ditemukan ketika pemeriksaan dasar dan preventive, maka kerusakan terjadi ketika kendaraan beroperasi. 4. Perawatan Menyeluruh Perawatan ini termasuk pemeliharaan yang dilakukan secara menyeluruh (bongkar pasang/overhaul) untuk unit (assy), perlengkapan mekanis, body dan lain-lain. Dengan tujuan rasional dan mempercepat proses perbaikan maka bengkel / workshop yang melakukan perawatan ini harus menyediakan komponen cadangan dalam bentuk unit (assy). Dengan cara ini komponen yang rusak dapat ditukar dengan cepat dan kendaraan dapat segera beroperasi kembali sehingga kendaraan tidak menunggu terlalu lama untuk perbaikan komponen yang rusak. Contoh komponen cadangan:  Unit Mesin  Unit Transmission  Unit Diferensial  Alternator  Motor stater  Steering gearbox, dll. II.4

Kreteria Menentukan jadwal Perawatan Ada tiga untuk menentukan jadwal perawatan atau penggatian oli pada kendaraan:

1.

Refrensi Oil Sampling, yaitu dengan mengadakan uji lab untuk mengetahui kerusakan oli dan kandungan yang terdapat pada oli sehingga dapat diprediksi kapan dan komponen apa yang akan diganti. 2. Refrensi yang dikeluarkan oleh perusahaan pembuat kendaraan 3. Refrensi yang dikeluarkan oleh perusahaan pembuat oli Faktor-faktor yang mempengaruhi jadwal perawatan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Model Kendaraan / Vehicle model Tipe Mesin / Engine type Jarak tempuh kendaraan pertahun / Yearly mileage Jam kerja kendaraan beroperasi / Hourmeter Kualitas bahan bakar / Fuel quality (sulphur content) Kualitas dan kekentalan oli / Oil quality and viscosity Pemakaian bahan bakar / Fuel consumption Kondisi mengendarai / Driving condition Kondisi operasi / Operating condition (long haul, distribution, construction, road conditions, etc.)

BAB III METODE PENELITIAN III.1

Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penelitian TA ini adalah di PT. X, yang bergerak dalam rental truck untuk transportasi kayu dan pulp, PT. XY, bergerak dalam rental truck untuk mengangkut batubara, PT. XX, bergerak dalam transportasi nikel, PT. SQ, bergerak dalam transportasi Emas dan PT. XS, bergerak dalam transportasi barang / cargo (titipan kilat). Dalam penulisan TA ini, peneliti akan mengambil data dari beberapa Perusahaan dan data yang akan penulis ambil adalah data usia oli serta usia komponen lainnya yang berlainan tempat operasi yang berbeda. Penulis juga memperoleh bahanbahan dan sumber-sumber dengan cara mempelajari buku-buku service literatur terutama hal-hal yang ada hubungannya dengan Preventive Maintenance Truck dan mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini, sehingga muncul ide atau gagasan yang pada akhirnya menjadi landasan teori untuk melakukan penelitian. Dalam penghitungan data ini penulis menggunakan metode oil sumpling berdasarkan beberapa merek / tipe oli, jenis oli, tipe bahan bakar, kelas angkut, tophography, kondisi jalan, tipe truck,

sirklus transportasi, jarak tempuh pertahun, jam atau waktu kerja truck dan tingkat kelembaban udara lingkungan kerja truck yang berbeda-beda dan beban angkut yang berbeda pula. III.2

Variabel Variable-variable yang digunakan dalam penyusunan TA ini adalah data oil sampling, warranty claim, tingkat kerusakan, biaya perawatan selama satu tahun dari beberapa truck dengan oli yang berbeda dan daerah yang berbeda dari beberapa perusahaan.

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Definisi Istilah yang dipakai dalam definisi harus mengikuti istilah bahasa inggris teknik dan tidak dirubah kebahasa Indonesia atau bahasa local dalam penulisannya agar dapat dipahami dan dapat diterima secara umum. Contoh: Predominantly flat (PF), Rough (R), Very rough (VR), Light (L), Medium (M) dan Road condition (RC). IV.2

Transport cycle

III.3

Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data atau teknik pengumpulan data maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode-metode antara lain: 1. Metode Observasi Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data-data, khususnya pada saat proses kerja sedang berlangsung dengan cara melakukan pengamatan langsung ke perusahaan. Dalam hal ini penulis langsung melakukan pengamatan di beberapa perusahaan transportasi yang menjalin kerjasama dengan perusahaan dimana penulis bekerja. 2. Metode wawancara Untuk mendapatkan data dan keterangan yang lebih jelas dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung kepada pegawai atau karyawan di workshop atau Maintenance Dept. Serta supir beberapa perusahaan. 3. Metode kepustakaan Yaitu dengan mengumpulkan service literature, manual book dan buku-buku training yang dapat membantu dalam penelitian. 4. Metode dokumentasi Yaitu dengan memperoleh data dengan cara mengambil dari dokumen-dokumen yang ada. Metode Analisis Data Metode analisis data adalah satusatunya metode yang dipergunakan untuk mengolah data lama dan data baru dari penelitian oil sumpling guna memperoleh suatu kesimpulan. Dalam tahap ini dilakukan pengkajian data berdasarkan teori-teori yang ada khususnya yang berkaitan dengan Preventive Maintenance.

Tabel 4-1. Pembagian tipe transport pada truck IV.2.1 Long Distance

Sebuah siklus transportasi dianggap sebagai Long distance, jika ada rata-rata lebih dari satu pengiriman atau pick-up barang (bongkar muat barang) setiap 50 km. Khas juga bahwa lebih dari 80% dari jarak yang dikendalikan dan lebih dari 50% waktu pengoperasian terjadi disetiap daerah urbanised (daerah padat penduduk atau perkotaan). IV.2.2 Distribusi

III.4

Sebuah siklus transportasi dianggap sebagai Distribusi, jika ada rata-rata lebih dari satu pengiriman atau pick-up barang setiap 50 km atau Khas juga bahwa lebih dari 20% dari jarak tempuh dengan kecepatan dikendalikan dan lebih dari 50% dari waktu pengoperasian terjadi di daerah urbanized (padat penduduk atau daerah macet).

IV.2.3 Construction

 Sebuah siklus transportasi dianggap sebagai Vocational / konstruksi, jika penanganan beban memiliki dampak besar pada dimensi kendaraan. Untuk menentukan hal ini, bodi berfungsi sebagai pedoman. Misalnya pada rangka di truk atau semi-trailer ketika siklus transportasi dianggap sebagai vocation / konstruksi seperti tipper, body dump, concrete mixer, concrete pump, hook lift, skip loader, waste compactor atau waste body dengan perangkat tipping, kayu dan kendaraan khusus atau jika truk atau semi-trailer dilengkapi dengan derek. Powertrain Operating Condition Kondisi pengoperasian komponen penggerak di deskripsikan sebagai tingkatan beban Engine. Tingkatan level beban Engine yang berbeda:



Gross combination weight (GCW) ialah kemampuan kendaraan untuk mengangkat dan menarik beban dan berjalan. Gross vehicle weight (GVW) ialah kemampuan kendaraan untuk memikul beban dan berjalan.

IV.5 Topography IV.5.1 Flat / Jalan Dasar Tanjakan & turunan Membentang dengan: 1. Kemiringan atau gradient jalan >3%, Sampai 1% dari total jarak yang ditempuh. 2. Maximum kemiringan atau gradient Jalan adalah 8%.

IV.3



Light (L), tingkatan beban engine dengan operasi yang ringan, yaitu 5-6 jam perhari.  Medium (M), tingkatan beban engine dengan operasi yang sedang, yaitu 6-8 jam perhari.  Heavy (H), tingkatan beban engine dengan operasi yang berat, yaitu 8-12 jam perhari.  Severe (S), tingkatan beban engine dengan operasi yang sangat berat, 12-15 jam perhari.  Very severe (VS), tingkatan beban engine dengan operasi sangat berat dan parah, 15-20 jam perhari.  Very severe + (VS+), tingkatan beban engine dengan operasi sangat berat dan parah sekali, 20 jam lebih sehari non stop. Dalam hal ini, pengoperasian kendaraan tampa jalan dan mesin hidup atau idle, termasuk dihitung sebagai beban operasi engine. IV.4

Catatan: Kemiringan 100% adalah 45 derajat sudut inklinasi jalan IV.5.2Predominantly Flat (PF) / Jalan datar mendominasi Tanjakan dan turunan membentang dengan: 1. Kemiringan >3%, hingga 20% dari total jarak yang ditempuh. 2. Kemiringan >6%, hingga 1% dari total jarak yang ditempuh. 3. Maximum kemiringan 16%.

IV.5.3 Hilly (H) / Berbukit-bukit Tanjakan dan turunan membentang Dengan: 1. Kemiringan >3% hingga 35% dari total jarak yang ditempuh. 2. Kemiringan >6% hingga 10% dari total jarak yang ditempuh. 3. Kemiringan >9% hingga 1% dari total jarak yang ditempuh. 4. Maximum Kemiringan 20%.

GCW dan GVW

IV.5.4 Very Hilly (VH) / Sangat berbukit-bukit Khas dengan daerah tambang, minyak dan gas, serta daerah pembangunan, dll.

dikategorykan sebagai bahan bakar type-2.

IV.6 Road Condition / kondisi jalan Kondisi Jalan (RC) menjelaskan Jenis permukaan jalan. Tiga level yang berbeda: 1. Smooth (S) Halus & rata 2. Rough (R) Kasar 3. Very Rough (VR) Sangat Kasar

IV.7.2 Fuel type 3: Jika kandungan sulfur di bahan bakar melebihi 0,5 % berdasarkan berat bahan bakar (5000 ppm), maka dikategorikan bahan bakar type-3. IV.8

Oil quality / qualitas minyak pelumas Standard oli, yang digunakan adalah sesuai dengan yang dianjurkan setiap pabrik kendaraan atau standard API, SAE, dll.

IV.6.1 Jalan yang masih category Smooth IV.6.2 Jalan yang masih category Rough Kondisi jalan yang dalam pengerasan dengan batuan yang menojol namun cendrung datar seperti gambar diatas dikatergorukan Rough. IV.6.3 Jalan yang masih category very rough IV.7

Fuel quality / qualitas bahan bakar Interval penggantian oli mesin, berbeda, tergantung pada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya, salah satunya adalah kualitas bahan bakar yang digunakan. Dalam tabel interval ganti oli, bahan bakar yang berbeda jenis disebut fuel type (berdasarkan klasifikasi ISO, SAE, ASTM D975 No. 1D dan 2D, EURO, EPA, TIER, EN590, NIST, CDFA/DMS & JIS K 2204 untuk bahan bakar Diesel fuel / bahan bakar solar). Jenis bahan bakar yang berbeda didefinisikan sebagai fuel tipe, yaitu; fuel type 1, fuel type 2, fuel type 3. IV.7.1 Fuel type 1: Jika kandungan sulfur di bahan bakar tidak melebihi 0,05 % dari berat bahan bakar (500 ppm), maka bahan bakar dikategorikan bahan bakar type-1. IV.7.1 Fuel type 2: Jika kandungan sulfur di bahan bakar antara 0,05 % dari berat bahan bakar (500ppm) sampai 0,5 % berdasarkan berat bahan bakar (5000ppm), maka bahan bakar tersebut

Volvo memiliki standar penggantian oli dengan sebutan Volvo Drain Specifications (VDS), Semua oli memiliki ketahan dan kualitas yang sama dalam beberapa waktu atau jarak dan beban. Contohnya; oli merek A sama baiknya dengan oli merek B, saat oli A pada jarak tempuh dibawah 5.000 km atau 200 hm atau dibawah 3 bulan. Akan tetapi oli A tidak baik lagi seperti oli B setelah 5.000 km, ini lah yang membedakan qualitas oli tersebut dengan oli B. Beberapa yang perlu diperhatikan pada oli adalah viscositas, grade dll, lihat gambar dibawah ini; Untuk tingkat kekentalan oli engine (oil grades) yang dianjurkan pada diesel engine untuk truck adalah: ACEA E3, E4, E5, E7, E9, dan API CG-4, CH-4, CI-4, CJ-4. Untuk wilayah tropis seperti Indonesia disarankan menggunakan oli dengan kekentalan SAE10W40 atau SAE15W-40 karena sesuai dengan temperature udara luar atau iklim tropis Indonesia, kecuali Papua disarankan menggunakan SAE 5W-40 (Irian Jaya).

IV.9

Untuk tingkat kekentalan oli gearbox transmissi atau transfer gear / transfer case (oil grades) yang dianjurkan pada diesel engine untuk truck adalah: API CE atau CF, ACEA E2 atau E3. Untuk wilayah tropis seperti Indonesia disarankan menggunakan oli dengan kekentalan SAE 30, SAE 40 atau SAE50, karena sesuai dengan temperature udara luar atau iklim tropis Indonesia, kecuali Papua (Irian Jaya). Jangan pernah menggunakan oli multi grade untuk pelumasan gearbox transmissi dan transfer gear.

Untuk tingkat kekentalan oli transfer gear atau grearbox (oil grades) yang dianjurkan pada truck adalah: SAE J2360, API GL-5, API CE, CF atau ACEA E2, E3. Kekentalan yang dianjurkan untuk oli Gear pada operasi daerah tropis seperti Indonesia, Oli yang disarankan adalah: Kekentalan SAE 80W-140 atau SAE 85W-140 untuk oli Gardan atau Differential gear. 1. SAE 80W-140 untuk Gardan atau Diff. jalan on road dan SAE 85W-140 untuk Gardan atau Differesial gear dengan jalan off road. 2. SAE 140 untuk Differensial / gardan dengan medan yang berat. 3. Kekentalan SAE 80W-90 atau SAE 90 untuk Transfer gear 4. Kekentalan SAE 50 atau SAE 40 mono grade untuk Gearbox transmissi dan oli multigrade tidak dianjurkan dipakai pada gearbox maual. 5. Untuk gearbox automatic, gunakan oli ATF Dextron III atau Allison oil C4.

Analisa optimasi perawatan penggantian oli engine Setelah kita mengetahu jenis atau type operasional truck kita, maka kita akan menetukan jadwal perawatan atau interval service truck dengan menggunakan table hasil penelitain / analisa test oli (oil sumpling) yang telah dilakukan. Pada table dibawah ini tertera Tabel Powertrain operating condition untuk menentukan interval service, sesuai dengan jenis atau merek oli dan type Powertrain Operation Condition truck.

Keterangan Tabel POC adalah sebagai berikut: 1 Truck dengan alat bantu atau alat tambahan (attachment), seperti Tipper truck, Dumper truck, Crane truck, Concrete mixer atau concret pump, Mixer molen semen dll. 2 Truck dengan kecepatan rata-rata 90 km/h, jika truck kecepatan rata-rata lebih dari 90 km/h, maka level POC pindah ke klasifikasi yang lebih tinggi, (truck dengan speed limiter 90 km/h yang masuk level L). 3 Jika truck dengan PTO atau waktu operasi engine hidup tanpa jalan (idle time) lebih dari 25% dari total waktu operasi truck, maka POC pindah ke klasifikasi yang lebih tinggi.

Jika kita mengetahui pemakaian bahan bakar truck kita, maka ini bisa menjadikannya patokan POC yang lebih baik. Qualitas oli sangat dipengaruhi oleh pemakaian bahan bakar, karena saat pembakaran pada ruang bakar engine, tidak semua bahan bakar terbakar dengan sempurna, selalu ada sisa yang ditinggalkan dari pembakaran bahan bakar yang banyak kandungan sulfurnya. Kandungan sulfur yang tertinggal, lengket didinding liner akan jatuh ke panci oli engine bersamaan dengan bergeraknya piston dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB). Sulfur yang jatuh tercampur dengan oli dan meningkatkan keasaman pada oli, sehingga oli menjadi rusak dan tidak sempurnah

memberikan perlindungan pelumasan pada component engine yang bergerak. Maka dari itu, jika kita mengetahui type bahan bakar dan jumlah konsumsi bahan bakar yang dipakai truck kita, kita akan lebih mudah menentukan interval servicenya. IV.9.1 Hasil analisa SOS sampling) oli Volvo

IV.9.2 Hasil analisa SOS sampling) oli Shell

(schedule

(schedule

IV.9.3 Hasil analisa SOS (schedule sampling) oli Pertamina

IV.9.4

Hasil analisa SOS (schedule oil sampling) oli Aral

oil

IV.9.5 Hasil analisa SOS sampling) oli Castrol

(schedule

oil

IV.9.6 Hasil analisa SOS sampling) oli Caltex

(schedule

oil

IV.9.7 Hasil analisa SOS sampling) oli Exxon

(schedule

oil

oil

oil

IV.9.8 Hasil analisa SOS sampling) oli Fuchs

(schedule

oil

IV.9.9 Hasil analisa SOS sampling) oli Renault

(schedule

oil

IV.9.10.Hasil analisa SOS sampling) oli Buldog

(schedule

oil

Keterangan atau arti kode pada table: ¹ Berarti tingkatan atau kelas bahan bakar berdasarkan kandungan sulfur, lihat keterangan sebelumnya mengenai pembagian kelas bahan bakar. ² Berati pilihan interval penggantian oli adalah jarak tempuh dan masa expire oli, mana yang lebih dahulu tercapai (expire oli, lihat catatan pada table).

³

Berarti pilihan interval penggantian oli adalah jarak tempuh, jam operasi dan masa expire oli, mana yang lebih dahulu tercapai (masa expire oli, lihat catatan pada table interval oli). ⁴ Berarti pilihan interval penggatian oli adalah jam operasi dan masa expire oli. ⁵ Berarti tidak direkomendasikan penggunaan oli ini, karena waktu perawatan terlalu singkat atau oli cepat rusak dan tak terprediksi. ⁶ Tabel ini hasil analisa truck dengan kecepatan rata-rata 90 km/h, (speedlimiter yang telah disetting), Jika kecepatan operasi truck diatas rata-rata 90 km/h, maka level POC pindah ke kelas lebih tinggi. Jika waktu idle engine (engine hidup tanpa jalan) lebih dari 25% waktu jam operasi truck atau truck dilengkapi PTO, maka level POC pindah ke level yang lebih tinggi. IV.10 Analisa optimasi perawatan penggantian oli gear. Pelumasan gear pada truck tidak begitu rumit seperti pada pelumasan pada engine, ini karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi qualitas oli engine yang tidak berlaku pada pelumasan gear seperti kandungan sulfur pada bahan bakar dan hourmeter atau jam operasi serta penggunaan power take off atau PTO. Namun table powertrain operating condition (POC) berlaku sama dengan yang diberlakukan pada engine untuk menentukan interval atau umur pakai oli. Untuk viscositas yang dipakai lihat pada gambar viscositas sesuai suhu kerja dan pastikan bahwa tabel yang dibawah ini hanya untuk oli mineral, jika memakai oli syntetic atau semi syntetic lakukan oil sampling. Pada table dibawah ini, tertera Tabel Powertrain operating condition untuk menentukan interval service yang sesuai dengan jenis atau merek oli dan type Powertrain Operation Condition truck.

IV.10.1.Hasil analisa SOS (schedule oil sampling) Oli Gearbox Manual

IV.10.2.Hasil analisa SOS (schedule sampling) Oli Gearbox Automatic

oil

IV.10.2.Hasil analisa SOS (schedule oil sampling) Oli Transfer Case / Transfer Gear (ZF gearbox)

IV.10.3.Hasil analisa SOS (schedule oil sampling) Oli Differetial Gear / gardan

IV.11.Annalisa optimasi biaya Perawatan Dalam melakukan perawatan juga harus memperhatikan biaya yang timbul dari perawatan tersebut. Dengan mengetahui ketahanan setiap oli dalam memberikan perlindungan atau pelumasan terhadap component yang dilumasi, kita dapat memilih oli apa yang akan kita pakai untuk perawatan truck kita yang sesuai dengan keadaan atau kondisi operasional kita. Jika jarak tempuh kendaraan kita dalam sebulan hanya 1000 km, maka mubazir atau sia-sia jika kita manggunakan oli dengan kualitas oli harga mahal yang dapat bertahan dengan kemampuan 20.000 km sebulan. Atau jika truck kita beroperasi dengan jarak tempuh 30.000 km perbulan akan menjadi biaya perawatan yang mahal jika menggunakan oli yang kemampuan jalan 10.000 km perbulan. Dibawah ini akan diberikan suatu ilustrasi atau perumpamaan biaya yang timbul dengan menggunakan beberapa oli dengan ketahanan dan harga oli yang berbeda. Contoh kasus: 1. Seorang manajer plant atau manajer maintenance, ingin menentukan jenis oli yang akan dia pakai untuk operasional truck hauling-nya agar biaya lebih efesien dan ekonomis, dari penawaran oli dari supplier oli, didapat data sebagai berikut; a. Oli merek A, kemampuan melumasin 10.000 km dan expire oli 3 bulan, dengan harga Rp. 25.000 / liter. b. Oli merek B, kemampuan melumasin 20.000 km dan expire oli 4 bulan, dengan harga Rp.41.000 / liter c. Oli merek C, kemampuan melumasin 30.000 km dan expire oli 4 bulan, dengan harga Rp.46.000 / liter d. Oli merek D, kemampuan melumasin 40.000 km dan expire 4 bulan, dengan harga Rp. 64.000 / liter

e. Oli merek E, kemampuan melumasin 50,000 km dan expire 4 bulan dengan harga Rp. 72.000 / liter f. Oli merek F, kemampuan melumasin 60.000 km dan expire 4 bulan dengan harga Rp. 75.000 / liter Sedangkan data yang di dapat dari operasional Perusahaan adalah sebagai berikut; a. Truck beroperasi rata-rata dengan jarak tempuh 10.000 km setiap bulan. b. Setiap penggantian oli, disertai dengan penggantian filter oli, dan harga parts service adalah sebesar Rp.1.200.000 (termasuk oil filter, fuel filter, grease dll.). c. Volume engine untuk sekali service per truck = 36 liter oli Dari data diatas, manajer plant / manajer maintenance harus menghitung nilai efesiensi dan biaya perawatan yang ekonomis dari setiap merek oli tersebut yang sesuai dengan kebutuhan operasional perusahaannya.

IoA = 1 bulan Jika kita menggunakan oli merek A, maka interval penggantian olinya terhadap operasional truck kita adalah 1 bulan, setiap bulan kita akan service ganti oli, sehingga dalam setahun kita akan 12 kali melakukan jadwal perawatan penggantian oli dan filter. Biaya perawatan jika menggunakan oli merek A; QtA = Y/IoA x [(HgB x Ev) + Hp] QtA = 12/1 x [(Rp.25.000x36 ltr) + Rp. 1.200.000] QtA = 12 x (Rp. 900.000 + Rp. 1.200.000) QtA = 12 x Rp. 2.100.000 QtA = Rp. 25.200.000,Total biaya perawatan satu truck yang dikeluarkan dengan menggunakan oli merek A dalam satu tahun adalah Dua puluh lima juta dua ratus ribu rupiah. Jika populasi truck kita sebanyak 100 unit, maka biaya tersebut dikali jumlah populasi truck kita, RP. 25.200.000 x 100 unit = Rp. 2.520.000.000,Jika menggunakan oli merek B; IoB = QoB : Ir

Grafik 4-1. Harga oli Diketahui: Qo1 = 10.000 km; Qo2 = 20.000 km; Qo3 = 30.000 kmQo4=40.000km; Qo5 = 50.000 km; Qo6 = 60.000 km Ir = 10.000 km / bulan Y = 12 bulan Hg1 = Rp. 25.000; Hg2 = Rp. 41.000; Hg3 = Rp. 46.000; Hg4=Rp.64.000; Hg5 = Rp. 72.000; Hg6 = 75.000 km Ev = 36 liter / engine Hp=Rp.1.200.000/ sevice Ditanya:QtA, B, C, D, E, F, = ………………….bulan I0A, B, C, D, E, F = Rp. …………………. Efesiensi oli satu terhadap oli lainnya = ……..?

IoB = 20.000 km : 10.000 km/bulan IoB = 2 bulan Jika kita menggunakan oli merek B, maka interval penggantian olinya terhadap operasional truck kita adalah 2 bulan, setiap dua bulan kita akan service ganti oli, sehingga dalam setahun kita akan melakukan jadwal perawatan penggantian oli dan filter sebanyak 6 kali. Biaya perawatan jika menggunakan oli merek B; QtB = (Y : IoB) x [(HgB x Ev) + Hp] QtB = (12 : 2) x [(Rp. 41.000 x 36 ltr) + Rp. 1.200.000] QtB = 6 x (Rp. 1.476.000 + Rp. 1.200.000)

Dijawab:

QtB = 6 x Rp. 2.676.000

Jika menggunakan oli merek A; IoA = Qo1 : Ir IoA = 10.000 km : 10.000 km/bulan

QtB = Rp. 16.056.000,Total biaya perawatan satu truck yang dikeluarkan dengan menggunakan oli merek B

dalam satu tahun adalah Enam belas juta lima puluh enam ribu rupiah. Jika populasi truck kita sebanyak 100 unit, maka biaya tersebut dikali jumlah populasi truck kita, Rp. 16.056.000 x 100 = Rp. 1.605.600.000. Jika menggunakan oli merek C; IoC = QoC : Ir IoC = 30.000 km : 10.000 km/bulan IoC = 3 bulan Jika kita menggunakan oli merek C, maka interval penggantian olinya terhadap operasional truck kita adalah 3 bulan, setiap tiga bulan kita akan melakukan service ganti oli, sehingga dalam setahun kita akan melakukan jadwal perawatan penggantian oli dan filter sebanyak 6 kali. Biaya perawatan jika menggunakan oli merek C; QtC = (Y : IoC) x [(HgC x Ev) + Hp] QtC = (12 : 3) x [(Rp. 46.000 x 36 ltr) + Rp.1.200.000]

melakukan jadwal perawatan penggantian oli dan filter sebanyak 3 kali. Biaya perawatan jika menggunakan oli merek D; QtD = (Y : IoD) x [(HgD x Ev) + Hp] QtD = (12 : 4) x [(Rp. 64.000 x 36 ltr) + Rp.1.200.000] QtD = 3 x (Rp.2.304.000 + Rp.1.200.000) QtD = 3 x Rp. 3.504.000,QtD = Rp. 10.512.000,Total biaya perawatan satu truck yang dikeluarkan dengan menggunakan oli merek D dalam satu tahun adalah Sepuluh juta limatus dua belas ribu rupiah. Jika populasi truck kita sebanyak 100 unit, maka biaya tersebut dikali jumlah populasi truck kita, Rp. 10.512.000 x 100 = Rp. 1.051.200.000,-. Jika menggunakan oli merek E; IoE = QoE : Ir IoE = 50.000 km : 10.000 km/bulan

QtC = 4 x (Rp.1.656.000 + Rp.1.200.000)

IoE = 5 bulan, expire 4 bulan

QtC = 4 x Rp. 2.856.000,-

Jika kita menggunakan oli merek E, maka interval penggantian olinya terhadap operasional truck kita adalah 5 bulan, namun karena expire oli 4 bulan maka kita mengikuti masa expire oli tersebut, setiap empat bulan kita akan melakukan service ganti oli, sehingga dalam setahun kita akan melakukan jadwal perawatan penggantian oli dan filter sebanyak 3 kali. Biaya perawatan jika menggunakan oli merek E;

QtC = Rp. 11.424.000,Total biaya perawatan satu truck yang dikeluarkan dengan menggunakan oli merek C dalam satu tahun adalah Sebelas juta empat ratus dua puluh empat ribu rupiah. Jika populasi truck kita sebanyak 100 unit, maka biaya tersebut dikali jumlah populasi truck kita, Rp. 11.424.000 x 100 = Rp. 1.142.400.000,-.

QtE = (Y : IoE) x [(HgD x Ev) + Hp] Jika menggunakan oli merek D; IoD = QoD : Ir IoD = 40.000 km : 10.000 km/bulan IoD = 4 bulan Jika kita menggunakan oli merek D, maka interval penggantian olinya terhadap operasional truck kita adalah 4 bulan, setiap empat bulan sekali kita akan melakukan service ganti oli, sehingga dalam setahun kita akan

QtE = (12 : 4) x [(Rp. 72.000 x 36 ltr) + Rp.1.200.000] QtE = 3 x (Rp.2.592.000 + Rp.1.200.000) QtE = 3 x Rp. 3.792.000,QtE = Rp. 11.376.000,Total biaya perawatan satu truck yang dikeluarkan dengan menggunakan oli merek E

dalam satu tahun adalah Sebelas juta tiga ratus tujuh puluh enam ribu rupiah. Jika populasi truck kita sebanyak 100 unit, maka biaya tersebut dikali jumlah populasi truck kita, Rp. 11.376.000 x 100 = Rp. 1.137.600.000,-. Jika menggunakan oli merek F; IoF = QoF : Ir

Nilai efesiensi dan nilai ekonomis pemakaian oli satu terhadap oli lainnya:

IoF = 60.000 km : 10.000 km/bulan

Efesiensi pemakaian oli merek D terhadap oli merek A

IoF = 6 bulan, expire 4 bulan

Efisiensi

Jika kita menggunakan oli merek F, maka interval penggantian olinya terhadap operasional truck kita adalah 6 bulan, namun karena expire oli 4 bulan maka kita mengikuti masa expire oli tersebut, setiap empat bulan kita akan melakukan service ganti oli, sehingga dalam setahun kita akan melakukan jadwal perawatan penggantian oli dan filter sebanyak 3 kali. Biaya perawatan jika menggunakan oli merek F; QtF = (Y : IoF) x [(HgD x Ev) + Hp]

= oli A – oli D =Rp.25.200.000– p.10.512.000 = Rp.14.688.000,- (58,286%)

Efesiensi pemakaian oli merek D terhadap oli merek B Efisiensi

= oli B – oli D =Rp.16.056.000– p.10.512.000 = Rp.5.544.000,- (34,29%)

QtF = (12 : 4) x [(Rp. 75.000 x 36 ltr) + Rp.1.200.000]

Efesiensi pemakaian oli merek D terhadap oli merek C

QtF = 3 x (Rp.2.700.000 + Rp.1.200.000)

Efisiensi

= oli C – oli D

QtF = 3 x Rp. 3.900.000,-

=Rp.11.424.000–Rp.10.512.000

QtE = Rp. 11.700.000,-

= Rp.912.000,- (7,983%)

Total biaya perawatan satu truck yang dikeluarkan dengan menggunakan oli merek F dalam satu tahun adalah Sebelas juta tujuh ratus ribu rupiah. Jika populasi truck kita sebanyak 100 unit, maka biaya tersebut dikali jumlah populasi truck kita, Rp. 11.700.000 x 100 = Rp. 1.170.000.000,Maka dari hasil perhitungan diatas, oli yang sesuai dengan operasional truck perusahaan adalah oli merek B, agar biaya perawatan efesien dan ekonomis, gunakanlah oli merek D.

Efesiensi pemakaian oli merek D terhadap oli merek E Efisiensi

= oli E – oli D =Rp.11.376.000–Rp.10.512.000 = Rp.864.000,- (7,595%)

Efesiensi pemakaian oli merek D terhadap oli merek F Efisiensi

= oli F – oli D =Rp.11.700.000–Rp.10.512.000 = Rp.1.188.000,- (10,154%)

Rata-rata Efesiensi/thn= 14.688.000 /5 + 5.544.000 /5 +

912.000/5 + 864.000/5 + 1.188.000/5 = Rp.23.196.000: 5 = Rp.4.639.200 (23,6616%) Rata-rata efesiensi pertahun jika kita memiliki 100 truck adalah: Rp. 4.639.200 x 100 truck = Rp. 463.920.000,-

IV.12 Manajemen Persediaan Suku cadang (stock spare part) Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting, karena persediaan part banyak perusahaan melibatkan investasi rupiah terbesar dalam pos aktiva lancar. Bila perusahaan menanamkan terlalu banyak dana dalam persediaan part ini merupakan pemborosan dan uang mati karena uang menjadi tidak produktif dan mungkin mempunyai opportunity cost (dana dapat ditanamkan dalam investasi yang lebih menguntungkan). Demikian pula, bila perusahaan tidak mempunyai persediaan part yang mencukupi tentunya akan mengakibatkan operasional perawatan dan produksi terganggu. Sering sekali truck breakdown timenya lama sampai berminggu-minggu karena tidak tersedianya suku cadang (part) dalam gudang (ware house) yang tentukanya hal ini, Akan menurunkan availability truck dan yang pastinya menurunkan produksi, jika produksi menurun, sama saja dengan menurunkan pendapatan perusahaan. Istilah persediaan (inventory) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasi menghindari truck rusak dan menunggu part untuk perbaikan atau perawatan. Ini meliputi persediaan oli, spare part perawatan rutin (filter

oli, filter bahan bakar, filter udara, grease, dll.), spare part habis pakai (kampas rem, kampas kopling, ban, karet wiper penghapus kaca, dll.), spare part perbaikan ( bushing, pring, dll.), part kosummeble ( gasket, o-ring seal, kain lap, cairan pembersih komponen, cairan pembersih tangan, dll.). Sumber daya-sumber daya ini sering dapat dikendalikan lebih efektif melalui penggunaan berbagai system dan model menajemen persediaan. Sistem persediaan adalah serangkaian kebijakan dan pengendalian yang memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus diisi, dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan. Sistem ini bertujuan menetapkan dan menjamin tersedianya sumber daya yang tepat, dalam kuantitas yang tepat dan pada waktu yang tepat. Atau dengan kata lain, system dan model persediaan bertujuan untuk meminimumkan biaya total melalui penentuan apa, berapa dan kapan pesanan dilakukan secara optimal. Untuk menghindari ketidak tersediaan part dan juga menghindari suku cadang yang tidak berputar (dead stock, suku cadang tidak terpakai lama) yang tentunya membuat cast flow keuangan akan terganggu, maka harus dilakukan analisa untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Ada beberapa analisa yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah suku cadang dan keuangan yang tidak berputar, yaitu: 1. Annalisa riwayat kendaraan (history truck) 2. Annalisa dengan pengukuran dan prediksi (measurement & Prediction) 3. Annalisa berdasarkan refrensi pabrik kendaraan atau dealer IV.12.1.Metode Annalisa riwayat kendaraan (truck history) Jika truck sudah jalan atau beroperasi lama, maka kita memiliki data setiap truck mengenai komponen atau part apa saja yang pernah diganti pada satu truck dan bulan kapan serta di kilometer atau hourmeter berapa pemasangan dan penggantian part itu dilakukan. Dari data tersebut kita dapat menganalisa umur part atau komponent setiap truck sehingga dapat diprediksi kapan kita harus menlakukan pemesanan spare part agar tidak terjadi, dimana truck tidak dapat dilakukan

perbaikan atau perawatan karena tidak ketersediaan suku cadang atau part. Kelebihan dari metode ini adalah: 1. Dapat lebih cepat menganalisa dalam menentukan part yang akan distock di gudang atau warehouse. 2. Dapat memprediksi part yang akan dipakai bulan depan atau tahun depan walau part tersebut bukan part yang habis pakai. 3. Data tersedia dalam bentuk hard copy & soft copy dan akan lebih muda jika memiliki soft ware inventory part. Kekurangan dari metode ini: 1. Hanya dapat diterapkan pada truck yang telah lama operasi 2. Hanya dapat diterapkan pada tipe truck dan daerah operasi yang sama 3. Tidak dapat diterapkan terhadap truck jika daerah operasinya berpindah dari operasi semula. 4. Tidak dapat diterapkan jika supir yang berubah atau berganti-ganti terus dengan waktu yang singkat Contoh persediaan suku cadang berdasarkan history:

Truck tipe “DT-01” pada kilometer 200.000, melakukan penggantian kampas rem, kemudian kilometer 400.400 melakukan penggantian kampas rem dan dikilometer 599.999 penggantian kamapas rem, sehingga dapat diambil kesimpulkan Truck “DT-01” setiap 200.000 kilometer selalu melakukan penggantian kampas rem, sehingga jika Truck “DT-01” rata-rata jarak tempuh setiap bulan 10.000 km, dan waktu yang diperlukan dari pemesanan sampai suku cadang tiba di workshop site adalah tiga minggu, maka 200.000 km : 10.000 km/bulan = 20 bulan, 20 bulan setelah January 2010, berarti pada bulan September 2011 Truck “DT-01” mencapai

kilometer 1200.000, dimana pada kilometre 1.200.000 akan melakukan penggantian kampas rem kembali, jadi kita harus melakukan pengorderan tiga minggu sebelum truck pada kilometer 1.200.000. IV.12.2.Metode Annalisa Pengukuran dan Prediksi (meansurement & prediction) Metode ini dilakukan dengan menganalisa hasil pengukuran setiap komponen truck saat dilakukan jadwal perawatan atau service. Komponen yang habis pakai seperti kampas kopling dan kampas rem diukur kehausan yang terjadi untuk mengetahui tingkat keausan rata-rata perminggu agar dapat diprediksi kapan komponent tersebut akan habis dan diganti. Kelebihan dari metode ini adalah: 1. Prediksi lebih akurat karena berdasarkan hasil pengukuran pada saat dilakukan service 2. Lebih dapat diterima pihak menejemen karena dapat dipresentasikan dengan rumus-rumus dihadapan menejemen. 3. Dapat diterapkan kepada semua truck dan semua daerah operasi truck. Kekurangan dari metode ini: 1. Tidak dapat diterapkan kepada part yang tidak habis pakai. Contoh persediaan suku cadang berdasarkan hasil measurement: Truck baru masuk dan mulai operasi awal bulan January 2010, kemudian masuk jadwal perawatan pada tanggal 30 maret 2010, pada saat service hasil pengecekan ketebalan kampas kopling (disc clutch) didapat 30 mm, ketebalan kampas kopling baru 33 mm dan batas keausan yang dijinkan dan harus diganti adalah 10 mm, lama proses yang dibutuhkan dari awal pengorderan sampai kampas kopling tiba di workshop site adalah 3 minggu. Kapan kampas kopling akan diganti dan kapan kita mulai melakukan pengorderan kampas kopling? Diketahui: UB = 01 Jan 2010 SL PS = 30 Mar 2010 NW LM = 3 bln RO MW = 30 mm

= 10 mm = 33 mm = 3 minggu

Ditanya: Kapan akan dilakukan penggantian kampas kopling? Kapan waktu pemesan suku cadang agar waktu breakdown sesuai standard?

Dijawab: WL (Batas pemakaian) = (NW) Ketebalan kampas baru – Batas LS (ketebalan yang dijinkan) WL

= NW – LS = 33 mm – 10 mm = 23 mm

RW (Rata-rata Keausan)= NW - MW Bulan LM = 33 mm – 30 mm 3 bln = 3 mm 3 bulan = 1 mm / bulan Penggantian

= WL - LM RW = 23 mm – 3 mm 1 mm/bulan =

20 mm 1 mm/bulan

= 20 bulan

Jadi, kampas kopling 20 bulan masa pakainya, 20 bulan setelah 30 maret 2010 adalah 30 Nov 2011, dan pengorderan baiknya dilakukan minggu pertama bulan November 2011. Untuk memudahkan memantau hasil pengukuran, lebih baik membuat stiker seperti dibawah ini dan menepelnya di kabin truck dan hasil pengukuran ditulis setiap melakukan pengukuran ketepalan kampas kopling.

Contoh persediaan suku cadang berdasarkan hasil measurement: Truck baru masuk dan mulai operasi awal bulan 01 Desember 2009, kemudian masuk jadwal perawatan pada tanggal 01 maret 2010, pada saat service hasil pengecekan ketebalan kampas rem (brake linning) didapat 22 mm, ketebalan kampas rem baru 25 mm dan batas keausan yang dijinkan dan harus diganti adalah 5 mm, lama proses yang dibutuhkan dari awal pengorderan sampai kampas kopling tiba di workshop site adalah 1bulan. Kapan kampas rem akan diganti dan kapan kita mulai melakukan pengorderan kampas rem? Diketahui: UB

= 01 Dec 2009 SL

= 5 mm

PS

= 01 Mar 2010 NW

= 25 mm

LM

= 3 bln

= 2 minggu

MW

= 22 mm

RO

Ditanya : Kapan akan dilakukan penggantian kampas rem? Kapan waktu pemesan suku cadang agar waktu breakdown sesuai standard? Dijawab : WL (Batas pemakaian) = (NW) Ketebalan kampas baru – Batas LS (ketebalan yang dijinkan) WL = NW – LS = 25 mm – 5 mm = 20 mm RW (Rata-rata Keausan) = NW - MW Bulan LM = (25 mm – 22 mm) 3 mm/bulan =

3 mm 3 mm/bulan

= 1 mm / bulan Penggantian = WL - LM RW = 20 mm – 3 mm 1mm/bln =

17 mm ’

1mm/bulan = 17 bulan Jika kita tarik dengan rumus ruller, maka seperti terlihat pada gambar dibawah ini:

Jadi, kampas rem 17 bulan masa pakainya, 17 bulan setelah 01 maret 2010 adalah 01 Juni 2010, dan pengorderan baiknya dilakukan bulan Mei 2011, karena lama pemesanan dan pengiriman 1 bulan dan penggantian kampas bulan juni 2011.

IV.12.3.Metode Annalisa Berdasarkan refrensi pabrik truck, oli, atau suplayer part. Metode ini sangat mudah dipahami karena sudah ada refrensi yang tertulis kapan komponen truck harus diganti, namun metode ini sering sekali tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan dan tidak dapat diterapkan karena beberapa hal: 1. Terkadang waktu yang ditentukan oleh pabrik truck terlalu cepat dari kenyataan dilapangan atau terlalu lama sehingga kerusakan komponen tersebut merusak komponen lain, contohnya; V-belt mesin yang terlambat diganti, putus dan melibas atau merusak komponen lain di seputar vbelt tersebut, sehingga muncul cost atau biaya-biaya tambahan diluar biaya-biaya yang seharusnya kita keluarkan. 2. Ketahan setiap komponent tidak selalu sama disemua daerah operasi, karena faktor lingkungan, suhu, cuaca, dll. Mempengaruhi kekuatan suatu komponent. Kelebihan dari metode ini adalah: 1. Tidak perlu waktu untuk melakukan analisa atau penelitian untuk menentukan interval service dan part prediksi.

2.

Tidak perlu melakukan pengecekan, pengukuran dll. Semua berdasarkan data interval yang disediakan pabrik truck. 3. Lebih muda dalam menentukan penggantian part, hanya lihat list umur setiap komponen yang telah diberikan pabrik. Kekurangan dari metode ini: 1. Kenyataan dilapangan bahwa penggantian part dan jadwal service tidak sesuai dengan referensi pabrik kendaraan. IV.12.4 Manajemen Pemesanan untuk mendapatkan biaya yang ekonomis Dalam pemesanan suku cadang juga harus di analisa agar semuanya menjadi ekonomis, Analisa ini wajib hukumnya bagi perusahaan yang menyewa tempat, gudang yang kecil, jauh dari kota atau site daerah tambang. Ini bertujuan agar kita tidak kehabisan suku cadang truck dan gudang tidak terlalu padat dengan suku cadang yang dead stock (suku cadang yang waktu lama baru dibutuhkan). Manajemen ini juga berfungsi agar cast flow atau sirkulasi uang berjalan lancar sehingga keuangan perusahaan menjadi produktif. Contoh kasus: Truck HT-01, HT-02 selalu melakukan penggantian kampas rem secara keseluruhan setiap 200.000 km atau 20 bulan (Feb 2010), Truck OBT-21, OBT-22, OBT-23 selalu melakukan penggantian kampas rem secara keseluruhan disetiap 250.000 km atau 25 bulan (Mei 2010),waktu yang dibutuhkan dari pemesanan samapi suku cadang samapai di site adalah 4 minggu atau 1 bulan, harga suku cadang Rp. 400.000 / set, 1 truck = 8 set kampas rem ( jika truck dengan konfigurasi axle 8x4), ongkos kirim untuk sekali pengiriman pesanan Rp. 100.000. Maka pemesanan yang ekonomis jika suku bunga bank deposito adalah 18% / thn maka....... 1 x Pemesanan : Total biaya

= (Harga part x 8 set) x 5 unit truck + Ongkos kirim = (Rp. 400.000 x 8) x 5 + Rp. 100.000

= Rp. 3.200.000 x 5 + Rp. 100.000 = Rp. 16.000.000 + Rp. 100.000 = Rp. 16.100.000,2 x pemesanan : Total biaya

= [(Harga part x 8 set) x 2 unit + Ongkos kirim]+[(Harga part x 8 set) x 3 unit truck + Ongkos kirim] = [(400.000 x 8) x 2 + 100.000] + [(400.000 x 8) x 3 + 100.000] = [(3.200.000 x 2) + 100.000] + [(3.200.000 x 3) + 100.000] =Rp. 6.500.000 + Rp. 9.700.000 = Rp. 16.200.000,-

Ekonomis waktu dan tempat: 5 – 20 = 5 bulan, Kita punya waktu 5 bulan untuk save budget dan gudang kita tidak padat atau sempit selama 5 bulan. Jika bunga deposito 18% pertahun: Save budget Tahun

= Suku bunga Bank x biaya pemesanan II = 18% x Rp. 9.700.000 = Rp. 1.746.000

Save budget Bulan

= Rp. 1.746.000 : 12 bulan = Rp 145.500 perbulan

Save budget Selama 5 bulan = Rp. 145.500 x 5 bulan = Rp 727.500,Dari data diatas maka lebih baik kita melakukan pemesanan suku cadang dua kali untuk mendapatkan nilai ekonomis dan gudang juga dapat menyimpan suku cadang lain karena

selama 5 bulan kedepan gudang kita tidak terlalu padat atau sempit. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan Karena setiap qualitas ketahan oli disetiap daerah berbeda, maka perlu dibuat suatu analisa untuk menentukan interval service yang akan diterapkan disuatu daerah operasi dimana truck itu beroperasi guna mengurangi tingkat kerusakan yang terjadi pada setiap truck, dan telah dilakukan oil sampling pada truck berbeda sesuai pembagian kelas menurut penulis dan penulis dapat menyimpulkan: 1. Untuk mendapatkan biaya yang ekonomis, sebaiknya pemakaian oli harus diperhatikan dan disesuaikan dengan keadaan operasional truck, sehingga kita dapat meniadakan biaya-biaya yang seharusnya tidak perlu kita keluarkan. 2. Qualitas oli semua merek dalam kemampuan memberikan pelumasan terhadap komponen engine atau gear, Sama saat oli dalam keadaan baik atau belum rusak. Dengan metode ASTM D445 didapatkan hasil bahwa semua oli kurang dari 250 jam, viscositas@100C masih dibawah nilai maksimumnya yaitu 2 cSt, TAN dibawah 2 mg.KOH/g, Fe 28ppm dengan maksimum 300ppm, oxidasi 0.08Abs/0.1mm dengan nilai maksimum yag dizinkan 0.4Abs/0.1mm, Soot 0Abs/o.1mm dengan nilai maksimum yang dijinkan 0.4 Abs/o0.1mm, Nitrasi 0.03 Abs/0.1mm dengan kandungan maksimum diizinkan 0.4 Abs/o.1mm, Sulfation 0.04 Abs/0.1mm dengan kandungan yang diizinkan 0.4Abs/0.1mm, fuel dilution 0%v, Glycol 0%v dengan kandungan maksimum 3%v, water content 0%v dengan kandungan maksimum 0.2%v. Hasil test kompresi engine juga membuktikan keausan pada dinding liner dan piston masih wajar. Kemampuan/tenaga dalam mengankut muatan juga masih bagus menurut informasi beberapa supir yang ditanya dan dari data produksi setiap unit juga menunjukan grafik yang stabil, dimana tenaga dikomver dari data departemen produksi, jumlah angkut atau rip nya selama 3 tahun terakhir dibanding data sebelum menggunakan metode atau analisa optimasi waktu perawatan pada truck.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Yang membedakan oli merek satu dengan yang lain adalah qualitas dalam ketahan kerja dan beban, contoh; oli A sama baiknya dengan oli B untuk memberikan pelumasan dibawah 5.000 km atau 250 hm atau dibawah 3 bulan, namun oli A tidak sama seperti oli B, yang dapat bertahan sampai 6 bulan atau 20.000 km atau 500 hm, ini didapat penulis selama melakukan analisa oil sampling. Ini dapat dilihat data hasil oli sampling, Oli merek A 300 jam kandungan Metal, Contaminant, wear dan FTIR, sudah tinggi. Untuk lebih lengkap dan jelas dapat dilihat langsung pada hasil SOS pada lampiran. Qualitas oli juga diipengaruhi beban kerja truck, keadaan jalan, jenis bahan bakar yang digunakan, tekanan udara, kelembaban udara, iklim dan suhu, dll. Untuk data lengkap apa yang paling menonjol yang terpengaruh pada oli dapat melihat pada hasil SOS yang telampir dilampiran. Dari hasil analisa, ternyata referensi pabrik truck dan refrensi pabrik oli tidak bisa dijadikan jaminan 100% sebagai patokan yang akurat untuk menentukan kapan oli harus diganti. Ini terbukti dari hasil SOS yang dilakukan menyatakan bahwa interval service referensi pabrik tidak sesuai dari kenyataan. Untuk menentukan interval service tidak boleh dengan satu patokan seperti jarak tempuh saja (km) atau jam kerja saja (hm), karena banyak aspek yang harus diperhatikan dalam menentukan interval service penggantian oli, yaitu; Km/Hm/Time/Fuel consumption, mana yang lebih dulu tercapai, apakah km atau hm atau month atau pemakaian bahan bakar. Pemakaian bahan bakar yang tinggi juga bisa menyebabkan penurunan kualitas oli, baik kekentalan maupun keasaman yang meningkat didalam oli. Agar kita mendapatkan optimasi waktu perawatan pada truck yang sesuai dengan operasional truck kita sehingga biaya perawatan juga ekonomis serta waktu downtime yang rendah kita harus memperhatikan pemakaian oli dan memprediksi penggantian suku cadang. Pemborosan keuangngan dan keuangngan yang tidak produktif sangat sering sekali terjadi dengan biaya besar namun terkadang tidak kita sadari didalam manajemen perawatan truck. Ini terbukti

dari pemborosan keuangan pada pemakaian oli, pemesanan suku cadang dan suku cadang yang dead stock. V.2

Saran Dalam rangka mencegah kerusakan dan menurunkan biaya perawatan serta perbaikan maka saran yang dapat penulis berikan kepada semua perusahaan transportasi adalah sebagai berikut : 1. Perlu dilakukannya oil sampling disetiap lokasi kerja yang berbeda dan hasil oil sampling tersebut dapat digunakan sebagai patokan standard penggantian oli bagi semua truck yang operasionalnya sama dan merek oli yang sama. 2. Lakukanlah pemilihan qualitas oli yang sesuai dengan operasional truck kita agar tidak terjadi pengeluaran biaya pemborosan yang tidak seharusnya kita keluarkan karena kekuatiran kita akan kerusakan akibat oli yang jelek atau keinginan untuk menghemat biaya perawatan malah menimbulkan keerusakan pada mesin atau komponen powertrain yang lain. 3. Pesanlah suku cadang sesuai dengan kebutuhan operasional, baik jenis maupun jumlah suku cadang yang akan kita stock, sehingga tidak terjadi keuangan yang tidak produktif atau dead stock karena tidak terpakai atau lama baru dipakai. Selain akan mengakibatkan gudang / warehouse terlalu penuh / padat juga akan membuat suku cadang itu rusak atau berkarat. 4. Perusahaan yang bukan transportasi juga dapat melakukan Annalisa untuk menentukan interval service seperti oli sampling. 5. Perusahaan yang ingin melakukan perawatan dengan mengikuti petunjuk yang dibuat penulis juga dapat diterapkan karena telah diuji dan dianalisa terlebih dahulu oleh penulis berdasarkan hasil SOS, sehingga waktu dan biaya untuk pengambilan sample oli untuk menganalisa menentukan interval service dapat dihilangkan. 6. Pilihlah selalu oli yang sesuai dengan kebutuhan operasional truck kita dan yang sesuai dengan anggaran biaya perawatan perusahaan kita. Jangan sampai rasa ketakutan kita akan rusak nya truck, malah menimbulkan biaya yang besar melebihi biaya operasional bahan bakar, atau keinginan kita untuk menghemat biaya perawatan malah membuat truck kita sering rusak dan cepat rusak yang akhirnya

memperbesar biaya perbaikan dan perawatan dari biaya yang seharusnya kita keluarkan serta menurunkan pendapatan perusahaan karena tidak beroperasinya truck akibat rusak. 7. Gunakanlah manajemen persediaan suku cadang dengan mengkombinasi metode history dan metode measurement untuk mendapatkan prediksi yang lebih akurat mengenai kebutuhan suku cadang yang akan datang. Rencanakanalah selalu kebutuhan suku cadang dan rencanakanlah pemesana suku cadang sesuai kebutuhan operasional agar mendapatkan biaya yang ekonomis dan operasional perawatan yang optimal, sehingga keuangan perusahaan tidak ada yang tidak produktif.

DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.

Service Manual & Maintenance Manual Volvo truck & bus, 2003. Repair Manual & Maintenance Renault Truck, 2009. Repair Manual & Maintenance Manual Mack Truck, 2010. Repair Manual & Maintenance Manual Hino truck, 2009. Buku Training Preventive Maintenance Hino truck, 2009. Buku Training Basic oil & Lubrication Shell oil, 2008. Buku Training Dasar-dasar minyak pelumas Meditran 2008. Fundamental of Preventive Maintenance, John M. Gross, edisi-3, tahun 2002. Complate Guide to Preventive and Predictive Maintenance, Joel Levitt, edisi-2, 1998. Reliability-Centered Maintenance & Logistic Support, John Moubray, edisi-2, 1997. Reliability-Centered Maintenance & Logistic Support, Dinesh Kumar, edisi-2, 1998. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, T. Hani Handoko, edisi-1, cetakan 14, 2008, Engineering Economy, E. Paul DeGarmo, William G. Sullivan, James A. Bontadelli, Elin M. Wicks, edisi 10-1997. www.pelumas.pertamina.com/file/ pdf http://www.dieselnet.com/standar ds/jp/fuel_biodiesel.php http://www.acfa.org.sg/ http://www.epa.gov/oms/regs/fuel s/diesel/diesel.htm

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF