Ankle Sprain

September 19, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Ankle Sprain...

Description

 

laporan kasus

Ankle Sprain

Dokter Muda Stase Rehabilitasi Medik  Periode 8 oktober – 14 Oktober 2020

Oleh:

Mohama Moh amad d Fiqih Fiqih Arrach Arrachman man S.Ked S.Ked

040848 040848219 219210 21031 31

 Nanda Florencia S.Ked

04084821921052 04084821921052

Pembimbing:

Dr. Ernie, Sp.KFR 

DEPARTEMEN REHABILITASI MEDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG 2020

 

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kasus

Ankle Sprain Oleh:

Moham Mo hamad ad Fiqi Fiqih h Arrach Arrachma man n S.Ked S.Ked

040848 04084821 21921 92103 031 1

 Nanda Florencia S.Ked

04084821921052

Telah diterima sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik  Senior di Departemen Rehabilitasi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 8 oktober – 14 Oktober 2020.

Palembang, Oktober 2020 Pembimbing

dr. Ernie, Sp.KFR 

2

 

KATA PENGANTAR  Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena atas rahmat rah mat dan karuni karunia-N a-Nya, ya, penulis penulis dapat dapat menyel menyelesa esaika ikan n lapora laporan n kasus kasus yang berjud berjudul ul “Ankle Sprain”. Lapora Lap oran n kasus kasus ini disusun disusun dalam dalam rangka rangka memenu memenuhi hi salah salah satu satu syarat syarat untuk  untuk  mengikuti Kepaniteraan Rehabilitasi Medik di RSMH Palembang. Pada kesempatan ini,  penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada dr. Ernie, Sp.KFR atas bimbingan yang telah diberikan. Dalam Dal am menyel menyelesa esaika ikan n penulis penulisan an ini, ini, penulis penulis tidak tidak luput luput dari dari kesala kesalahan han dan kekurangan baik dari segi materi dan bahasa yang disajikan. Untuk itu penulis memohon maaf atas segala kesalahan kesalahan dan kekurangan, kekurangan, serta mengharapkan mengharapkan kritik kritik dan saran demi kesempurnaan tulisan ini. Akhirnya, penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya, serta semua pihak yang membutuhkan.

Palembang, Oktober 2020

Penulis

 

BAB I PENDAHULUAN

Sendi pergelangan kaki (ankle) adalah sendi yang paling utama bagi tubuh untuk  menjaga keseimbangan saat berjalan dipermukaan yang tidak rata. Sendi ini tersusun dari tulang, ligamen, tendon, dan seikat jaringan penghubung. Salah satu anggota tubuh yang sering terjadi cedera adalah pada bagian sendi pergelangan kaki. Sendi pergelangan kaki mudah sekali mengalami cedera karena kurang mampu melawan kekuatan medial, lateral, tekanan, dan rotasi. Ankle sprain adalah cedera pada ligamen kompleks lateral karena overstretch dengan  posisi inversi dan plantar fleksi yang terjadi secara tiba-tiba saat kaki tidak menumpu dengan sempurna sehingga menyebabkan terganggunya aktifitas fungsional. Pada sendi pergelangan kaki terdap terdapat at banyak banyak ligame ligamentu ntum, m, dan ligame ligamentu ntum m ter terseb sebut ut bisa bisa ter terkena kena sprain sprain dengan dengan  berbagai tingkatan diantaranya tingkat I (terdapat sedikit hematoma dalam ligamentum dan hanya beberapa serabut yang putus), tingkat II (lebih banyak serabut otot dari ligamentum yang putus, putus, tetapi tetapi lebih lebih separo separoh h serabu serabutt ligame ligamentu ntum m masih masih utuh), utuh), tingkat tingkat III (selur (seluruh uh ligamentum putus sehingga kedua ujungnya terpisah). Cedera sprain pada pergelangan kaki merupakan cedera yang sering terjadi pada saat melakukan latihan fisik. Angka cedera tercatat lebih tinggi pada olahraga yang berintensitas tinggi, tingg i, berkecepatan berkecepatan tinggi dan jenis olahraga yang pergerakannya pergerakannya dinamis. Didapatkan Didapatkan  bahwa sekitar 28% atlet pelajar mengalami cedera sprain pergelangan kaki berulang. Persentase ini lebih besar jika dibandingan dengan cedera yang lain. Sekitar 74%, yang mengal men galami ami cedera cedera berula berulang ng ini nampak nampak menyer menyerah ah dan ti tidak dak melanj melanjutk utkan an ter terapi api hingga hingga tuntas. Cedera sprain pada pergelangan kaki dapat menyebabkan kerusakan pada struktur  ligamen di sekitarnya. Kejadian cedera sprain pergelangan kaki yang kerap kali terjadi dapat  berujung pada perburukan dan dikenal sebagai instabilitas pergelangan kaki kronis/chronic anklee instab ankl instabil ility ity.. Pengel Pengelola olaan an cedera cedera sprain sprain pada pada pergel pergelanga angan n kaki kaki diperl diperluka ukan n dalam dalam mengurangi nyeri, meningkatkan kekuatan otot dan mobilitas pada sendi ankle.

 

BAB II LAPORAN KASUS

A.

IDENTITA ITAS PE PENDERITA ITA

 Nama

: Tn. Si

Umur

: 38 tahun

B.

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Pekerjaan

: Pegawai Swasta

Alamat

: Sekip Madang

Agama

: Islam

Stat Status us perk perkaw awin inan an

: Meni enikah kah

Tanggal Periksa

: 21 September 2020

ANAMNESIS Kelu Ke luha han n

Utam Utama a

 Nyeri pada lutut kiri kiri

Riwayat Penyakit Sekarang

Tn. Si berusia 56 tahun datang ke poli RSMH mengeluh nyeri lutut kiri setela set elah h bermai bermain n badmint badminton on 1 hari hari lalu. lalu. Keluhan Keluhan ter terseb sebut ut ti timbu mbull tiba-t tiba-tiba iba saat saat  pasien melaukan gerakan nething. Terdepat bunyi “clik” dan “locking ketika  pasien bangkit dari tempat duduk. Riwayat trauma lain disangkal. Pagi sebelum  pasien ke poli RSMH lutut yang cedera membengkak dan sulit digerakan karena  bertambah nyeri jika digerakan. pasien hanya mengistirahatkan kakinya karena merasa lebih nyaman saat tidak digunakankan. Pasien khawatir berdiri karena lutut kirinya terasa seolah-olah tidak mampu menopang berat badannya.

 

Riwayat Penyakit Dahulu

Ri Riwa waya yatt diabe diabete tess mell mellit itus us : disa disang ngkal kal Riwayat hipertensi

: disangkal

Riwayat asma

: disangkal

Riwa Riwaya yatt pe peny nyak akit it ja jant ntun ung g : disa disang ngka kall Riwayat Riway at alergi alergi obat/makanan obat/makanan : disang disangkal kal Riwayat operasi tumor

: disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat hipertensi

: disangkal

Ri Riwa waya yatt diab diabet etes es mell mellit itus us : disa disang ngka kall Riwa Riwaya yatt pe peny nyak akit it ja jant ntun ung g : dis disan angk gkal al Riwayat alergi obat/makanan : disangkal Riwayat asma

: disangkal

Riwayat Pekerjaan dan Sosial Ekonomi

Kesan ekonomi menengah ke atas.

Riwayat Kebiasaan

Riwayat merokok

: disangkal

Riwayat minum alkohol

: disangkal

Riwayat olahraga

: Pasien rutin bermain badminton setiap 2 kali seminggu selama 2-3 jam.

C.

PEMERIKSAAN FI FISIK 

A. Status Status Generali Generaliss

Keadaan umum

: tampak sakit sedang

Kesadaran

: Compos Mentis

Tanda Vital

: TD 130/80 mmHg; N 87x/menit; RR 18x/menit; T 36,0oC

Tinggi Badan

: 175 cm

Berat Badan

: 88 Kg

IMT

: 28,3 /m2(obesitas)

VAS score

:

 

Cara berjalan/Gait

GCS: 15

Antalgic gait

: Ada

Hemiparese gait

: Tidak ada

Steppage gait

: Tidak ada

Parkinson gait

: Tidak ada

Tredel Tre delenb enburg urg gait gait : Tidak Tidak ada ada Waddle gait

: Tidak ada

Lain-lain

: Tidak ada

Bahasa/Bicara

Komu Ko muni nika kasi si verba verball : norma normall Komunikasi nonverbal: normal Kulit : normal

Status Psikis :

- Sikap

: kooperatif

- Orientasi

: normal

- Ekspresi wajah

: menahan nyeri

- Perhatian

: normal

 

B. Saraf-saraf Saraf-saraf Kepala (Nervus (Nervus Kranialis) Kranialis) Nervus

Kanan

Kiri

I

 N. Olfaktorius

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

II

 N. Optikus

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

III

 N. Occulomotorius

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

IV

 N. Trochlearis

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

V

 N. Trigeminus

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

VI

 N. Abducens

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

VII

 N. Facialis

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

VIII  N. Vestibulocochlearis

IX

 N. Glossopharyngeus

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

X

 N. Vagus

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

XI

 N. Accesorius

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

XII

 N. Hypoglossus

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

C. Kepal Kepala a

Bentuk

: normal

Ukuran

: normocephali

Mata

: normal

Hidung Telinga

: normal, simetris : normal, simetris

Mulut

: simetris

Wajah

: simetris

 

Gerakan abnormal : tidak ada

D. Lehe Leherr

Inspeksi: statis, simetris, struma (-), trakea di tengah Palpasi: tidak teraba pembesaran KGB, kaku kuduk (-), tumor (-), JVP 5-2 cmH2O Luas Gerak Sendi Ante An te /ret /retro rofl flek eksi si (n 65 65/5 /50) 0) : tida tidak k di dillak akuk ukan an La Late tero rofl flek eksi si (D (D/S /S)) (n 40 40/4 /40) 0) : tida tidak k di dila laku kuka kan n Rotasi (D/S)

(n 45/45) : tidak dilakukan

Tes Provokasi

Lhermitte test/ Spurling

: negatif  

Test Valsava

: negatif  

Distraksi test

: negatif  

E. Thorax

Bentuk 

: simetris

Pemeriksaan Ekspansi Thoraks dilakukan)

:

Ekspirasi

dan

Inspirasi

Maksimum

Paru-paru

Inspeksi

: statis dan dinamis simetris, retraksi (-)

Palpasi

: stem fremitus kanan=kiri, pelebaran sela iga (-)

Perkusi

: sonor di kedua lapangan paru

Ausk Au skul ulta tassi

: ves vesiikul kuler (+) norm normal al,, ron ronkh khii ((--), whe wheez eziing ((-))

Jantung

Inspeksi

: iktus kordis tidak terlihat

Palpasi Perkusi

: iktus kordis tidak teraba : batas-batas jantung normal

Ausk Au skul ulta tasi si

: BJ BJ I & II II ((+) +) no norm rmal al,, HR HR 87 87 x/m x/men enit it,, reg regul uler er,, mur murmu murr ((-) -),, gallop (-)

 

F. Abdo Abdome men n

Inspeksi

: datar  

Palpasi

: lemas, nyeri tekan (-), hepar & lien tidak

terab erabaa Pe Perk rkus usii

: ti timpani pani,, shi shifti fting dul dulln lnes esss ((--)

Auskultasi

: bising usus (+) normal

G. Trunku Trunkuss Inspeksi

Simetris

: simetris

Deformitas

: tidak ada

Lordosis

: tidak ada

Scoliosis

: tidak ada

Gibbus

: tidak ada

Hairy spot

: tidak ada

Pelvic tilt

: tidak ada

Palpasi

Spasme otot-otot otot-otot para vertebrae vertebrae : tidak ada  Nyeri tekan (lokasi) Luas gerak sendi lumbosakral Ante/retr Ante/ retro o fleksi fleksi (95/35) (95/35) : 95/35 95/35

: tidak ada

(tidak  

Laterofleksi (D/S) (40/40) : 40/40 Rota Ro tasi si (D (D/S /S)) (35/ (35/35) 35)

: 35 35/3 /35 5

Test provokasi

Valsava test

:-

- Tes Laseque : -/-

Baragard dan Sicard

: -/-

- Niffziger test : tidak dilakukan

Test SLR

: tidak dilakukan

- Test: O’Connell: tidak dilakukan

-F FN NST

: tidak dilakukan

- Test Patrick : -/-

 

- Test Kontra Patrick

: -/-

- Tes gaernslen: tidak dilakukan

- Test Thomas : tidak dilakukan - Nachalasknee flexion test

- Test Ober’s : tidak dilakukan : tidak dilakukan

-Yeoman’s hyprextension

: tidak dilakukan

- Mc Mc.Bride sitting test

: tidak dilakukan

- Mc. Mc. Bri Bridg dgee toe toe to mout mouth h sit sitti ting ng te test st

: tida tidak k dil dilak akuk ukan an

- Test schober

: tidak dilakukan

H. Ang Anggota gota Gerak Gerak Atas Atas

1. Inspeksi

kanan

kiri

Deformitas

tidak ada

tidakada

Edema

tidak ada

tidak ada

Tremor

tidak ada

tidak ada

 Nodus herbenden

tidak ada

tidak ada

Palpasi:

Nyeri tekan (-)

Neurologi

Motorik Gerakan Kekuatan

Dextra Luas

Sinistra Luas

Abduksi F leksi siklengan u Ekstensi siku Ekstensi wrist Fleksi jari-jari tangan Abduksi jari tangan Tonus Tropi Refleks Fisiologis

5 5 5 5 5 5 Eutoni Eutropi

5 5 5 5 5 5 Eutoni Eutropi

Refleks tendon biseps Refleks tendon triseps Refleks Patologis Hoffman

 Normal  Normal

 Normal  Normal

Tidak ada

Tidak ada

Tromner

Tidak ada

Tidak ada

 

Sensorik  Protopatik Proprioseptik Vegetatif

Penilaian Fungsi Tangan

Normal Normal Tidak ada kelainan

Kiri

Kanan



Anatomical

Normal

Normal



Grips

Normal

Normal



Spread

Normal

Normal



Palmar abduct

Normal

Normal



Pinch

Normal

Normal



Lumbrical

 Normal

Normal

Luas Gerak Sendi Aktif 

Aktif 

Pasif 

Pasif 

Dextra

Sinistra

Dextra

Sinistra

Abduksi bahu

0º-180º

0º-180º

0º-180º

0º-180º

Adduksi bahu

180º-0º

180º-0º

180º-0º

180º-0º

Fleksi bahu

0º-180º

0º-180º

0º-180º

0º-180º

Ekstensi bahu Endorotasi bahu (f0)

0º-60º 90º-0º

0º-60º 90º-0º

0º-60º 90º-0º

0º-60º 90º-0º

Eksorotasi bahu (f0)

0º-90º

0º-90º

0º-90º

0º-90º

Endorotasi bahu (f90)

90º-0º

90º-0º

90º-0º

90º-0º

Eksorotasi bahu (f90)

0º-90º

0º-90º

0º-90º

0º-90º

Fleksi siku

0º-150º

0º-150º

0º-150º

0º-150º

Ekstensi siku

150º-0º

150º-0º

150º-0º

150º-0º

 

Ekstensi pergelangan tangan

0º-70º

0º-70º

0º-70º

0º-70º

Fleksi pergelangan tangan

0º-80º

0º-80º

0º-80º

0º-80º

Supinasi

0º-90º

0º-90º

0º-90º

0º-90º

Pronasi

0º-90º

0º-90º

0º-90º

0º-90º

Test Provokasi

Kiri

Kanan



Yergason test

:

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan



Moseley test

:

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan



Adson maneuver

:

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan



Tinel test

:

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan



Phalen test

:

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan



Prayer test

:

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan



Finkelstein

:

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan



Promet test

:

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

I. Anggota Anggota Gerak Gerak Bawah

Inspeksi: Inspek ekssi St Statis

: Inflamasi dan oe oed dem pa pad da lut utu ut ki kiri

Insp Inspeks eksii dina dinami miss

: Pola Pola ber berja jala lan n kaki kaki kiri kiri tid tidak ak ter terda dapat pat foo foott flat flat dan dan toe toe off, off, kaki kaki kanan foot flat. Kaki kanan menumpuh berat badan

Palpasi :  Nyeri tekan (lokasi) : Medial lutut kiri Suhu

: Bagian cedera lebih hangat dibandingkan sekitar  

Oedem

: Penumpukan cairan

Kulit

: eritema sekitar cedera

Edema Rating Rating Scale Scale

: Kedalaman Kedalaman sekitar sekitar 3-5 3-5 mm dengan waktu kembali kembali 5 detik. detik.

 

Hasil tes

: nilai edema derajat 2

Musclee Manual Test : Gerakan Muscl Gerakan terbatas, terbatas, dapat melawan melawan gravit gravitasi asi tahanan tahanan minimal minimal.. Hasil test 4

Luas Gerak Sendi

Aktif

Aktif

Pasif

Pasif

Dextra

Sinistra

Dextra

Sinistra

0- 120

0-120

0-120

0-120

Ekstensi paha

0-30

0-30

0-30

0-30

Adduksi paha

0-25

0-25

0-25

0-25

Abduksi paha

0-40

0-40

0-40

0-40

Fleksi lutut

0-135

0-120

0-135

0-120

0

0

0

0

0-15

0-15

0-15

0-15

0-45

0-45

0-45

0-45

kaki Inversi kaki

0-35

0-35

0-35

0-35

Eversi kaki

0-20

0-20

0-20

0-20

Fleksi paha

Ekstensi lutut Dorsofleksi pergelangan kaki Plantar fleksi pergelangan

Tes Provokasi 1.

Tes meniscal McMuray

Kana Ka nan n

: Ti Tidak dak nye nyerri, tidak dak ada ada buny bunyii “cl “cliick”. ck”. Kesa Kesan n nor norma mall

Kiri Kiri

: Ter Teras asaa nye nyeri ri dis diser erttai buny bunyii "c "cllick" ck" pad padaa saa saatt ttun ungk gkai ai bawa bawah h

kanan diputar ke eksternal. Kesan robek pada meniskus medial sinistra 2. Tes Kompresi Apley Kanan

: Tidak nyeri. Kesan normal

Kir Kiri

: Nyer Nyerii sa saat at rotas otasii ekst ekster erna nall, k kes esan an ro robe beka kan n men meniisk skus us media ediall Si Sini nist stra ra

3.

Tes di distraksi Ap Apley

Kana Ka nan n

 

: Tida Tidak kn nye yerri, tida tidak k ada ada robek obekan an lig igam amen entt d dan an kaps kapsul ul..

Kiri 4.

: Tidak nyeri, tidak ada robekan ligament dan kapsul. Childr ldress duc duck waddle test test

Kanan

: Tidak nyeri. Kesan normal

Kir Kiri

: Nyer Nyerii sa saat at rotas otasii inter nterna nall, kes kesan an robek obekan an meni menisk skus us medi medial al Si Sini nist strra

5. Bounce Home Test Kanan : Tidak nyeri. Kesan normal

Kiri

: Lutut tidak da dap pat ekstens nsii penuh. Kesan ad ada ke kerusaka kan n pa pada

meniscus Sinistra 6.

Steinmann test

Kanan

: Tidak nyeri. Kesan normal

Kiri

: Ny Nyeri (+ (+). Ke Kesan ad ada ke kerusakan pa pada me meniscus Si Sinistra

7.

Thessaly test

Kanan

: Tidak nyeri. Kesan normal

Kiri

: Ny Nyeri (+ (+). Ke Kesan ad ada ke kerusakan pa pada me meniscus Si Sinistra

D. PEMERI PEMERIKSAAN KSAAN PENUNJAN PENUNJANG G

Radiologis : Rontgen Kesan

: Soft tissue swelling

 

E. EVALUA EVALUASI SI

 No 1

Level ICF

Kondisi saat ini

Struktur dan  Nyeri fungsi tubuh

pada

lutut

Sasaran kiri Men Mengur gurang angii rasa rasa nyeri nyeri pada pada lut lutut ut

Keterbatasan gerakan lutut seb sebela elah h kiri kiri dan mengem mengembal balika ikan n kiri

2

Aktivitas

gerakan normal lutut kanan

pasien  Nyeri terjadi pada saat Mengembalikan kemampuan pasien melakukan

aktivitas

seperti berjalan 3

Partisipasi

Peke Pekerrja jaan an

untu untuk k

da dapa patt

be bera rakt ktiv ivit itas as se seca carra

normal sehari-hari. seh ehar arii-har -harii Men Mengem gembal balika ikan n kemand kemandiri irian an dan

tergang terganggu gu dan tidak tidak bisa bisa  partisipasi olahraga badminton

aktif

pasien

dalam

lingkungan sosialnya.

F. DIAGNO DIAGNOSIS SIS KLINIS

Diagnosis klinis: Robek meniskus medial sinistra

G. DIAGNOSIS DIAGNOSIS BANDING BANDING

1. Spra Spraiin 2. Burs Bursit itis is 3. Arth Arthri riti tiss

 

H. PROGRAM PROGRAM REHABILITASI REHABILITASI MEDIK  MEDIK  Fisioterapi

1. Infra nfrarred (IR) Pasien dalam posisi tidur terlentang, fisioterapi memberikan pemanasan IR 

 pada bagian lutut 2. Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) Pasien dalam posisi terlentang lalu ke empat pet diletakkan di lutut pasien  bagian lateral, medial, superior dan inferior. Frekuensi 6 x seminggu, intensitas 65 mA selama 10 menit. 3. Stat Static ic Kont Kontra raks ksii Pasien dalam keadaan tidur terlentang kemudian tangan fisioterapi yang kanan kan an dileta diletakka kkan n dibawa dibawah h lutut lutut pasien pasien dan bersam bersamaan aan dengan dengan itu kaki didors did orso o fleksi fleksikan kan kemudi kemudian an pasien pasien disuru disuruh h menekan menekan tangan tangan fi fisio sioter terapi api.. Tr Trea eatm tmen entt ko kont ntra raks ksii is isom omet etri rik k konse konsent ntri rik k fr freku ekuen ensi si 6 x se semi ming nggu gu,, 8x hitungan/30x repetisi selama 10 menit. Okupasi Terapi

Terapi fisik fisik untuk cedera menis meniscus cus  berfokus pada penguatan otot-otot ekstremitas yang terluka, terutama di sekitar lutut, serta mempertahankan ROM lutut dan  pinggul. Beberapa terapi harus dalam pengawasan ahli, namun ada beberapa latihanlatihan yang dapat dilakukan pasien sendiri di rumah. 1.  Knee ROM Exercise dengan fleksi lutut Pasien duduk lalu melakukan ekstensi komplit, ko mplit, bersama dengan tingkat fleksi. 2. Straig Straight ht Leg Raises Raises Exerci Exercises ses Pa Pasi sien en tidur tidur te terl rlent entan ang g kemudi kemudian an pa pasi sien en di su suru ruh h un untu tuk k me meng ngang angka katt tungkainya dalam berbagai posisi, 30, 50, 70 derajat, kemudian fisioterapis memberikan tahanan sampai hitungan ke 8. Jika dilakukan sendiri di rumah

 

 pasien dapat terlentang lalu mengangkat tungkai sampai sekitar 30cm di atas lantai, tahan 5 detik, lalu turunkan pelan-pelan. 3. Leg Leg ex exst sten ensi sion on dan dan foot  foot movement  Pasien bisa dalam posisi duduk atau baring, kemudian tungkai di luruskan sambil menggerakkan pergelangan kaki, dilakukan selama 5 menit. 4. Quadri Quadricep cep exerc exercise isess (Non (Non Weight Weight Beari Bearing) ng) Pasien diminta untuk mengencangkan otot-otot atas pahanya dengan menekan bagian belakang lutut rata ke lantai, tahan selama 6 detik lalu

istira istirahat hat 10 detik. detik. Jika Jika pasien pasien merasa merasa tidak tidak nyaman nyaman di daerah daerah lutut lutut bisa bisa meletakkan gulungan handuk atau bantalan lain di bawah lutut. 5. Hams Hamstr trin ing g Curl Curlss Dilaku Dil akukan kan 8 hingga hingga 12 repeti repetisi si.. Pasien Pasien berbar berbaring ing lurus lurus tengkur tengkurap. ap. Jika Jika tempurung lutut pasien tidak nyaman, bisa meletakkan handuk tepat di atas tempurung lutut. Angkat kaki yang cedera dengan menekuk lutut sehingga mengangkat kaki ke arah bokong. Jika gerakan ini sakit, pasien tidak perlu mene me neku kuk k

lutu lututt

se seja jauh uh

mung mungki kin, n,

un untu tuk k

meng menghi hind ndar arii

ge gera raka kan n

ya yang ng

menyakitkan. 6. Heel Rais aise Pasien Pas ien berdir berdirii dengan dengan kaki kaki terpis terpisah ah beberap beberapaa sentim sentimete eter, r, dengan dengan kedua kedua tangan bertumpu ringan pada meja atau kursi. Pasien perlahan mengangkat tumit dari lantai sambil menjaga lutut tetap lurus. Dilakukan selama sekitar 6 detik, lalu perlahan-lahan turunkan tumit ke lantai. Dilakukan 8 hingga 12  pengulangan beberapa kali di siang hari. 7. Latihan Latihan keseimban keseimbangan, gan, kemampuan kemampuan koordinasi, koordinasi, dan stabili stabilitas tas pasien pasien

Ortotik Prostetik 

Ortotik

: tidak ada

Prostetik

: tidak ada

Al Alat at bant bantu u ambu ambullansi ansi

: tidak dak ada

 

Terapi Wicara

Af Afas asia ia : tida tidak k dila dilaku kukan kan Disartria : tidak dilakukan Disfagia : tidak dilakukan

Sosial Sosi al Medik  Medik : Edukas Edukasii keluar keluarga ga untuk untuk member memberika ikan n motiva motivasi si dan memban membantu tu

 penderita dalam menjalani terapi. Edukasi :

1. Mendorong Mendorong pasien pasien untuk melakukan melakukan latihan latihan fisik fisik di rumah 2. Mengin Mengingat gatkan kan pasien pasien bahwa bahwa se setia tiap p orang orang memil memiliki iki kemaju kemajuan an penyemb penyembuha uhan n

dengan kecepatan berbeda 3. Kompli Komplikas kasii dapat terjad terjadii 4. Kurang Kurangii berat berat badan badan

I. PENATALA PENATALAKSAN KSANAAN AAN Non Medikamentosa

Terapi dengan RICE ( Rest,  Rest, Ice, Compression, Elevation) Elevation) 

 Rest: istirahat dari berbagai kegiatan Rest (bisa menggunakan kruk atau knee brace jika lutut belum bisa mentoleransi beban berat badan)



 Ice: cedera lutut di kompres dengan es selama 20 menit berulang selama  beberapa hari



Compression:: Compression

kompresi

dengan

perban

elastis

untuk

mencegah

 pembengkakan tambahan & kehilangan darah 

 Elevation: kaki ditempatkan lebih tinggi dari jantung saat berbaring, untuk meminimalisir pembengkakan dan inflamasi akut.

 

Medikamentosa

 Na diclofenac 50 mg, 3x sehari

J. PROGNOSIS

Quo ad Vitam

: Bonam

Quo Qu o aad d fun funct ctio iona nam m

: dub dubia ia ad bonam

Quo Qu o aad d san sanat atio iona nam m

: dub dubia ia ad bo bonam

 

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Anatomi Sendi Lutut

Bila dibandingkan dibandingkan dengan sendi-sendi lainnya, lainnya, sendi lutut merupakan merupakan sendi sen di yang komple kompleks ks karena karena berkai berkaitan tan dengan dengan tul tulang ang yang membent membentuk uk sendi, sendi, aktivitas otot yang terintegrasi, dan adanya ligamentum yang memberi kestabilan lutut. Sendi lutut terdiri dari 3 bagian utama, yaitu sendi tibiofemoral medial dan lateral, serta patelofemoral.1

Gambar 1. Lutut kanan pada posisi ekstensi2

 

Gambar 2. Anatomi sendi lutut2

Struktur yang membentuk sendi lutut adalah sebagai berikut: 1. Tulang Sendii lutut Send lutut terbent terbentuk uk dari dari tulang tulang femur femur bagian bagian distal distal,, ti tibia bia bagian bagian proksi proksimal mal,, sedangkan fibula bukan merupakan bagian dari sendi lutut. 1 2. Ligamentu ntum Liga Ligame ment ntum um

cr cruc ucia iatu tum m

meru merupa paka kan n

pe pena naha han n

st stat atik ik

pr prim imer er

pa pada da

ge gera raka kan n

tibiofemoral. tibiofemor al. Ligamentum Ligamentum cruciatum yaitu ligam ligamentum entum cruciatum anterior anterior (ACL) dan ligamentum cruciatum posteriorum (PCL). ACL berfungsi untuk mencegah luksasi lutut ke depan dan mengontrol rotasi tibia terhadap femur. PCL berfungsi

mencegah pergeseran femur ke arah depan. Pada kondilus tibia dan stabilitas rotasi sendi lutut. PCL paling tegang pada saat internal rotasi tibia femur. Aksi valgus dan varus dikontrol dikontrol oleh ligamentum ligamentum kolateral, kolateral, yaitu ligamentum cruciatum mediana (MCL) dan ligamentum cruciatum laterale (LCL).1 3. Otot Otot yang paling paling penting penting adalah adalah kuadrisep kuadrisep femoris yang merupakan merupakan otot ekstensor  ekstensor  terbesar dari tungkai, terdiri dari vastus lateralis, vastus medialis, intermedius dan

 

rectus femoris. Tendonnya menyatu dengan ligamentum patella menutupi patella dan berinsersi pada tuberositas tibia. Otot kuadriseps merupakan stabilisator lutut dan pelindung strukt struktur ur sendi. Fungsi fleksi lutut diperankan diperankan oleh otot hamstring  yang terdiri dari biseps femoris, semitendinosus, dan semimembranosus. Otot biseps femoris berperan dalam rotasi eksternal lutut, sedangkan otot semitendinosus dan semi semime memb mbra ranos nosus us be berp rper eran an da dala lam m rota rotasi si in inte tern rnal al lu lutu tut. t. Ot Otot ot ga gast stro rocn cnem emiu iuss membantu mengurangi hiperekstensi lutut. 1

4. Bursa Bursa secara normal berlokasi antara jaringan lunak yang bergerak dan jaringan keras ker as (tulan (tulang) g) untuk untuk menceg mencegah ah geseka gesekan, n, mengur mengurangi angi keausa keausan n dan mencega mencegah h infl inflam amas asi. i. Pa Pada da lutu lututt te terd rdap apat at 14 bu burs rsa, a, di an anta tara ranya nya bursa bursa pr prep epat atel ella larr ya yang ng memisahkan kulit dengan patella, bursa infrapatellar superfisial terletak antara kulit dan bagian proksimal proksimal ligam ligamentum entum patellar, bursa infrapatel infrapatellar lar profunda profunda terletak  terletak  didistal dari ligamentum patellar. Bursa gastrocnemius lokasinya di posterior dan medial dari sendi lutut, di antara medial dari caput gastrocnemius dan kapsul sendi. Bursa semimembranosus terletak di medial dan posterior sendi lutut, diantara otot semimembra semi membranosus nosus dan medial dari caput gastrocnemius. gastrocnemius. Bursa anserina anserina terletak  terletak  an anta tara ra liga ligame ment ntum um ko kola late tera rall

medi medial alis is da dan n

te tend ndon on sa sart rtor oriu ius, s, gr gras asil ilis is da dan n

semitendinosus. 1

5. Meniskus Menisk Men iskus us adalah adalah st struk ruktur tur tulang tulang rawan rawan yang berfun berfungsi gsi sebaga sebagaii peluma pelumass dan membant mem bantu u mengur mengurang angii guncanga guncangan n ( shock  shock absorber ). ) . Menisk Meniskus us juga juga membant membantu u tulang femur saat melakukan gerakan memutar (rolling  (rolling ) dan menggeser ( gliding ), ), di mana gerakan ini dapat membatasi fleksi dan ekstensi yang berlebihan dari lutut.

Terdapat 2 buah meniskus pada lutut, yaitu meniskus medial dan lateral. Meniskus medial berbentuk oval, dan bagian luar berhubungan dengan bagian dalam ligamen

 

kolateral medial dan kapsul sendi di sekitarnya. Meniskus lateral berbentuk sirkuler dan bagian luar hanya berhubungan dengan kapsul lateral sendi. 1

Gambar 3. Meniskus pada sendi lutut2

Persar Per sarafa afan n pada sendi sendi lutut lutut adalah adalah melalu melaluii cabang cabang-cab -cabang ang dari dari nervus nervus yang yang mempersara mempe rsarafi fi otot-otot otot-otot di sekitar sekitar sendi dan berfungsi berfungsi untuk mengatur mengatur pergerakan pergerakan pada sendi lutut. Sehingga sendi lutut dipersarafi oleh n. femoralis, n. obturatorius, n.  peroneus communis, dan n. tibialis. Suplai darah pada sendi lutut berasal dari pembuluh darah yang beranastomosis di sekitar sendi ini, di mana sendi lutut menerima darah dari descending descen ding genicular a. femoralis femoralis,, cabang-cabang cabang-cabang genicular a. popliteal popliteal dan cabang descending a. circumflexia femoralis, dan cabang ascending a. tibialis anterior. Aliran vena pada sendi lutut mengikuti perjalanan arteri untuk kemudian akan memasuki vena 3

femoralis. Secara biomekanik, pada sendi lutut beban yang diterima dalam keadaan normal akan melalui medial sendi lutut dan akan diimbangi oleh otot-otot paha bagian lateral, sehingga resultannya akan jatuh di bagian sentral sendi lutut. Osteokinematika merupakan gerakan yang terjadi di antara dua tulang yang merupakan gerakan fisiologis sendi. Sendi lutut merupakan hinge joint dengan gerak rotasi ayun dalam bidang sagital sebagai fleksi- ekstensi. Pada ekstensi terakhir terjadi rotasi eksternal tibia yang dikenal sebagai closed rotation phenomenon. phenomenon. Pada gerakan fleksi nilai ROM normal 130 o -140o dengan soft dengan  soft end feel , oleh penekanan jaringan lunak. Pada hiperekstensi ROM berkisar 

 

antara 5o  – 10o

 

deng dengan an har hard d en end d fe feel  el , oleh oleh pembat pembatasa asan n tulang. tulang. Pembat Pembatasa asan n tul tulang ang dalam dalam gerakan gerakan  putaran pada bidang rotasi dengan lingkup gerak sendi untuk endorotasi en dorotasi antara 30 o – 35o, sedangkan untuk eksorotasi antara 40o  – 45o  dari posisi awal mid-position mid-position.. Gerakan rotasi ini terjadi pada posisi lutut fleksi 90 o. Artrokinematika pada sendi lutut di saat femur bergerak bergerak rol rollin ling g dan dan sliding  sliding  berlawanan arah, di mana saat terjadi gerak fleksi femur fem ur rol rolli ling ng ke arah belakang belakang maka  sliding -nya -nya ke depan, dan saat gerakan ekstensi femu femurr rol rollin ling g ke arah depan maka sliding-nya ke belakang. Jika tibia bergerak fleksi ataupun ekstensi maka rolling maupun maupun sliding  sliding terjadi searah, saat fleksi menuju dorsal, sedangkan ekstensi menuju ventral. 4

4. CEDE CEDERA RA MEN MENIS ISC CUS 4.1 Defin Definisi isi

Cedera meniscus lutut adalah salah satu cedera lutut yang paling umum. Cedera ini biasa terjadi pada kegiatan berolahraga terlebih lagi pada olahraga yang melibatkan gerak berputar, squat/fleksi sendi lutut yang berlebihan seperti sepak bola, ski, bulu tangkis, dan rugby. Cedera meniscus juga terjadi karena adanya gerakan gerakan lutut yang kuat saat menahan beban pada kaki yang sama. 5

4.2 Epidem Epidemiolo iologi gi

Cedera meniscus sering terjadi dengan insiden 61 kasus per 100.000 orang dan  prevalensi 12% hingga 14% . Terdapat peningkatan insiden robekan meniscus dengan cedera anterior cruciate ligament (ACL) mulai dari 22% hingga 86%.

5

Di AS, dari sekitar 850.000 kasus per tahun, 10% hingga 20% operasi ortopedi melibatkan perbaikan bedah meniskus. Puncak insiden robekan meniskus akut terjadi  pada pria berusia 21 hingga 30 tahun dan pada wanita wan ita berusia 11 hingga 19 tahun tahun. Rasio pria dan wanita wanita adalah 2,5: 1 banding banding 4: 1. Robekan meniscal meniscal degeneratif degeneratif paling paling sering terjadi pada pria usia 40 hingga 60 tahun. 5

 

4.3 Etiol Etiolog ogii

Etiologi dari cedera meniscus lutut yaitu : 6 

Traumatology olahraga dengan traumatis langsung atau berulang.



Aktivitas sehari-hari, seperti berjalan dan memanjat tangga melibatkan gerakan berputar  yang mendadak, berhenti tiba-tiba dan bergantian, tiba-tiba berlutut, jongkok dalam atau mengangkatkan suatu beban yang berat.



Pada orang dewasa yang lebih tua, dapat disebabkan oleh penuaan atau degeneratif. Resiko cedera meningkatkan seiring usia karena tulang rawan mulai berdegenerasi, kekurangan suplai darah dan ketahanan.



Meningkatnya berat badan.

4.4 Faktor Faktor Risik Risiko o

Faktor risiko cedera meniskus degeneratif di antaranya adalah sebagai berikut: 7,8 

Usia : Terutama pada usia lebih dari 60 tahun.



Jenis kelamin: Laki-laki memiliki risiko mengalami cedera meniskus lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan.



Indeks massa tubuh: Studi menunjukkan bahwa seseorang dengan IMT > 25 kg/m2 merupakan salah satu faktor risiko yang penting terhadap cedera meniskus degeneratif.



Aktivitas terkait pekerjaan: Khususnya pekerjaan yang melibatkan berlutut dan  jongkok, serta menaiki tangga (lebih dari 30 anak tangga).

4.5 Klasifi Klasifikasi kasi

Cedera meniscus lutut diklasifikasikan berdasarkan orientasinya, antara lain : 9 

Vertikal longitudinal Cedera terjadi di antara serat kolagen melingkar. Keadaan ini biasanya  biomekanik lutut tidak selalu terganggu sehingga mungkin asimtomatik 



Vertikal radial

 

Cede Ce dera ra ya yang ng meng mengga gang nggu gu se sera ratt ko kola lage gen n meli meling ngka karr da dan n memp mempen enga garu ruhi hi

kemampuan meniskus untuk menyerap beban tibiofemoral. Meniskus ini  biasanya tidak bisa diperbaiki. 

Horizontal Cedera ini membagi meniskus menjadi bagian atas dan bawah dan dapat muncul tanpa gejala klinis.



Oblique Cedera ini menimbulkan flap yang tidak stabil secara mekanis dan berhubungan dengan gejala mekanis. Pola ini memerlukan reseksi untuk mencegah penyebaran cedera atau robekan saat flap tersangkut di dalam sendi selama fleksi.



Complex/degenerative Cedera ini terdapat dua pola atau lebih robekan pada meniskus. Sering terjadi  pada orang tua dan berhubungan pada osteoatritis.

Gambar 4. Klasifikasi cedera meniskus lutut 14

 

4.6 Patofis Patofisiol iologi ogi

Cedera meniskus merupakan cedera yang berhubungan dengan olahraga,  biasanya melibatkan kerusakan akibat gaya rotasi. Mekanisme cedera yang umum adalah gaya varus atau valgus yang diarahkan ke lutut yang tertekuk. Ketika kaki ditanam ditan am dan tulang paha diputar diputar secara secara internal, internal, gaya valgus yang diterapkan pada

lutut yang tertekuk tertekuk dapat menyebabkan menyebabkan robekan meniskus meniskus medial. Kekuatan varus  pada lutut yang tertekuk dengan femur yang diputar secara eksternal dapat menyebabkan menyeb abkan lesi meniskus lateral. Menurut Ricklin, Ricklin, meniskus meniskus medial medial melekat melekat lebi lebih h ku kuat at darip daripad adaa meni menisk skus us la late tera rall ya yang ng re rela lati tiff mobile mobile,, dan dan hal hal ini dapa dapatt menyebabkan insiden cedera meniskus medial yang lebih besar.10 Robeka Rob ekan n menisk meniskus us dikate dikategor gorika ikan n berdas berdasark arkan an bentuk bentuk dan lokasi lokasinya nya ketika ketika divi divisu sual alis isas asik ikan an pa pada da ma magn gnet etic ic re reso sona nanc ncee imag imagin ing g (M (MRI RI), ), di mana mana si siny nyal al intramenis intr amenisal al intensitas intensitas tinggi berkomunikas berkomunikasii dengan setidaknya setidaknya satu permukaan permukaan arti artikul kular ar pa pada da ja jari ring ngan an meni menisk skus us ya yang ng ta tamp mpak ak hi hita tam. m. Robe Robekan kan ho hori rizo zont ntal al (pembelahan) mengalir sejajar dengan dataran tinggi tibialis melalui substansi tengah meniskus dan lebih mungkin terjadi pada orang di atas 40 tahun dengan  perubahan degeneratif deg eneratif yang mendasari, dengan tidak adanya peristiwa pemicu yang ya ng  berbeda. Robekan longitudinal (vertikal) berjalan tegak lurus ke dataran tinggi tibial tib ialis is dan sejaja sejajarr dengan dengan sumbu sumbu panjan panjang g men menisk iskus, us, sedang sedangkan kan robekan robekan radial radial  berjalan tegak lurus ke dataran tibialis dan sumbu panjang meniskus, yang berasal dari tepi bebas bagian dalam meniskus. Robekan kompleks melibatkan beberapa kombinasi robekan horizontal, longitudinal, atau vertikal, sementara robekan yang  berpindah melibatkan pelepasan lengkap dari sepotong meniskus atau pembalikan sepoto sep otong ng menisk meniskus us yang masih masih meleka melekatt pada pada bagian bagian tubuh tubuh menisk meniskus us lai lainny nnya. a. Robe Ro bekan kan gagan gagang g embe emberr ad adal alah ah pecah pecahan an ro robek bekan an lo longi ngitu tudi dina nall le lengk ngkap ap ya yang ng  bermigrasi secara sentral di atas menisci yang tersisa, sedangkan robekan paruh  burung beo adalah robekan radial dengan fragmen yang terlepas sebagian. Robekan flap fla p adalah adalah pecahan pecahan robeka robekan n horizo horizonta ntall yang ter terlep lepas as sebagi sebagian. an. Rob Robekan ekan yang yang terkandung terka ndung di dalam dalam 1/3 zona vaskula vaskularr luar dari dari meniskus meniskus adalah robekan robekan "red-

 

red ", ", sedangkan robekan dengan batas tengah

 

ya yang ng melu meluas as ke zo zona na va vask skul ular ar 2/3 2/3 bagia bagian n da dala lam m di dise sebut but ro robe bekan kan "red-white red-white". ". Robekan yang terkandung dalam 2/3 zona avaskular bagian dalam adalah robekan "white-white white-white". ". Robekan yang berada di zona merah memiliki potensi tertinggi untuk   penyembuhan spontan dengan manajemen konservatif atau hasil yang sukses setelah  perbaikan meniskus. 10

4.7 Manifes Manifestasi tasi Klinis Klinis

Kebanyakan orang masih bisa berjalan dengan lutut terluka. Banyak atlet terus  bermain dengan cedera meniskus. Selama 2 hingga 3 hari, lutut secara bertahap akan ak an menjadi lebih kaku dan bengkak. Gejala paling umum dari cedera meniskus adalah: 10



 Nyeri di sisi lateral atau medial, terutama terutama di garis sendi

  

Gejala mekanis (mengunci dan mengklik) terutama saat squat  saat  squat 



Sensasi lutut seperti tidak memiliki kekuatan untuk menopang



Pembengkakan intermiten yang tertunda



Gerakan lutut terbatas dan tidak seperti normalnya



Tanpa perawatan, sepotong meniskus dapat terlepas dan melayang ke persendian. Ini dapat menyebabkan lutut tergelincir, atau terkunci.

4.8 Diagnos Diagnosis is Anamnesis11,12

1. Keluhan Keluhan utama utama berup berupa: a:  

Sensasi popping Sensasi  popping (sendi terasa bergerak-gerak sendiri)  Nyeri, terutama ketika memutar lutut, berjalan jauh, berlari, atau ketika lutut menahan beban.  Nyeri awalnya terasa tajam seperti ditusuk, berlangsung beberapa detik, lalu diikuti oleh nyeri tumpul selamabeberapa jam. Nyeri dapat membangunkan  pasien dari tidur

ketikalutut pasien bergerak saat berguling. Tidak ada rasa

sakit saat istirahat.

 



Pembengkakan atau kekakuan.

 



Pasien sulit meluruskan lutut secara sepenuhnya, lutut sulit digerakkan atau tidak  dapat dilipat. Lutut terasa seolah terkunci/locking terkunci/locking saat menggerakkan lutut atau ata u akan akan terkunc terkuncii pada pada posis posisii tertek tertekuk uk 15 & 30 deraja derajatt

dan tidak tidak bisa bisa

kembali meluruskannya. 

Riwayat Riway at ketidakmampu ketidakmampuan an tiba-tiba tiba-tiba untuk sepenuhnya sepenuhnya memperpanja memperpanjang ng lutut, lutut, dengan trik fleksi rotasi/ekstensi tertentu diperlukan untuk mendapatkan kembali ekstensi penuh.



Riwayat Riway at aktivitas aktivitas atau pekerjaan pekerjaan yang mengharuskan mengharuskan berlutut, berlutut, berjongkok, berjongkok, atau memanjat tangga



Jikaa cedera Jik cedera menisk meniskus us diakib diakibatk atkan an oleh oleh tr traum auma, a, mekani mekanisme sme trauma trauma biasan biasanya ya mekanisme memutar (twisting  (twisting ) lutut saat kaki berdiri.



Pemeriksaan Fisik 16,18,19

1. Statis 

Pas Pasien ien dat datan ang g den denga gan n kea keada daan an pi pincan ncang g dan dan cend cender erun ung g men menum umpu pu yang sehat.



Lutut pasien terdapat tanda-tanda inflamasi



Pasien datang dengan mimik wajah kesakitan Terdapat edema

pada pada

kaki

2. Dinamis 

Pasien merasa sakit apabila dari duduk ke berdiri



Pasien merasa sakit dari jongkok ke berdiri

Pemeriksaan Fungsi Gerakan Dasar 

Orientasi: tes squat tes squat and bouncing didapatkan pasien merasa nyeri



Aktif (bertujuan untuk mengetahui adanya nyeri, ROM, aktif dan koordinasi gerakan): ada nyeri dan ROM terbatas fleksi, ekstensi, eksorotasi dan endorotasi

  

Pa Pasi siff (ber (bertu tuju juan an untuk untuk menge mengeta tahui hui ROM ROM pas pasif if,, ssta tabi bili lita tass send sendii didapatkan nyeri dengan soft dengan soft end feel saat flek ekssi,

da dan n end feel ))::

ny nyeeri de den ngan hard end feel 

 

saatt eksten saa ekstensi, si, dan dan nyeri nyeri dengan dengan

elasti elastiss

end

feel

saat

eksorotasi eksorotasi

dan

endorotasi. 

GIMT/Gerak Isometrik Melawan Tahanan (bertujuan untuk mengetahui kualitas saraf) sar af):: didapa didapatka tkan n nyeri nyeri dan kualita kualitass saraf saraf kurang kurang baik baik saat saat fl fleks eksi, i, eksten ekstensi, si, eksorotasi dan endorotasi.

Tes Provokasi 1. Tes McMur ura ay

Tes ini bertujuan untuk menentukan bagian yang lepas atau longgar pada lutut. Cara kerjanya adalah pasien dalam posisi supinasi/telentang dengan posisi lutut fleksi 90 derajat, salah satu tangan pemeriksa pada kaki/telapak kaki pasien dan tangan satunya di atas ujung lutut pasien dengan jari-jari yang menyentuh garis medial sendi. kemudian lutut diluruskan atau posisikan ekstensi sambil memberikan gaya valgus pada lutut atau a tau seperti menulis lingkaran kecil, jika pasien merasa nyeri, terasa terasa ada perger pergeraka akan n atau atau terdeng terdengar ar bunyi bunyi “klik” “klik” saat saat meluru meluruska skan n atau atau saat saat meniskus terkompresi, menunjukkan adanya cedera meniskus. Untuk menentukan lokasi robekan sebelah medial atau lateral, bisa dilakukan dengan tungkai bawah diputar secara eksternal untuk robekan medial dan rotasi internal untuk robekan lateral.

Gambar 5. Tes McMurray19

 

2. Tes Tes kom kompr pres esii A Apl pley ey

Pasien dalam posisi pronasi/tengkurap, lutut ekstensi dan diberi gaya internal rotasi kemudian difleksikan dan ditekan ke bawah, dan dilakukan juga dengan gaya eksternal rotasi. Kemudian dengan menahan paha pasien, tungkai bawah pasien didistraksikan sambil ekso dan internal rotasi, jika terasa nyeri maka menandakan adanya robekan/cedera meniskus. Jika nyeri dirasakan saat rotasi eksternal maka menandakan adanya robekan meniskus sebelah medial dan jika saat rotasi internal menunjukkan robekan meniskus sebelah lateral tungkai bawah.

Gambar 6. Tes Apley19

3. Tes Tes dis distr trak aksi si Aple Apley y

Posisi pasien pronasi/tengkurap. Dengan menahan paha pasien, tungkai bawah  pasien didistraksikan sambil ekso dan internal rotasi. Manuver ini membedakan robekan ligamen kolateral dari robeknya kapsul dan meniskus. Jika muncul nyeri saat traksi dan rotasi maka menunjukkan menunjukkan adanya robekan ligamen atau kapsul, kapsul, jika tidak muncul nyeri maka kemungkinan adanya robekan meniskus.

4. Childr Childres esss duc duck k wadd waddle le test  test 

Berfungsi untuk menilai robekan meniskus lateral atau medial. Pasien berdiri dengan posisi lutut internal atau eksternal rotasi penuh, kemudian pasien mencoba  jongkok penuh, jika ada nyeri saat eksternal rotasi menunjukkan adanya robekan

 

meniskus lateral dan jika nyeri muncul saat internal rotasi maka menunjukkan menu njukkan adanya robekan meniskus medial.

Gambar 7. Childress duck waddle test 20

5. Boun Bounce ce home home test  test 

 Bounce home test  bertujuan untuk menilai kerusakan meniskus. Pasien diposisikan supinasi/telentang, lutut pasien ditekuk secara pasif 15 derajat kemudian dibiarkan jatuh ke posisi ekstensi penuh. Jika lutut tidak dapat ekstensi secara penuh maka menandakan adanya kerusakan meniskus.

Gambar 8. Bounce home test 21

 

6. Stei Steinm nman ann n test  test 

 Nyeri dirasakan ketika sendi garis ketika tibia diputar secara internal dan eksternal sementara lutut tertekuk di atas meja pemeriksaan.

Gambar 9. Steinmann test 22

7. Th Theessa ssaly te test 

Pemeriksa memegang tangan pasien untuk dukungan, sementara pasien berdiri dengan kaki rata dengan lutut ditekuk 20 derajat dan memutar tubuh dan lutut mereka tiga kali, secara internal dan eksternal. Tes positif jika gejala dirasakan saat rotasi.

Gambar 10. Thessaly test 16

 

Pemeriksaan Penunjang

Evaluasi radiografi dilakukan untuk menilai kelainan susunan tulang, patologi tulang, adanya perubahan pada artritis, dan kelainan lainnya. MRI dan artroskopi masih menj me njad adii  gold standard untuk metode evaluasi non-invasif dan invasif pada cedera meniskus. Rontgen hanya berguna untuk menyingkirkan diagnosis banding, sedangkan CT scan memberikan pencitraan yang lebih buruk dibandingkan MRI pada kasus cedera meniskus. Rontgen lutut dapat menyingkirkan diagnosis patologi tulang, dan menilai adanya perubahan artropatik secara bersamaan. Pada kasus radang sendi lutut, radiografi pada pasien yang berdiri (weight ( weight bearing ) menunjukkan penyempitan ruang sendi medial, osteofit, kista tulang subkondral, dan sklerosis. Perubahan radiografi ini terkait dengan berbagai kelainan termasuk pengikisan tulang rawan dan subluksasi atau ekstrusi meniskus dari sendi. 23 MRII meru MR merupa paka kan n  gold standard dan piliha pilihan n pertam pertamaa pencit pencitraa raan n pada kasus kasus dugaan cedera meniskus karena sangat akurat dalam mendiagnosis robekan meniskus dan ant anteri erior or crucia cruciate te ligame ligament nt (ACL). Karakteristik penting dari robekan meniskus, seperti, lokasi, bentuk, panjang, dan kedalaman dapat terlihat dengan pemindaian MRI. Pada MRI, robekan robekan meniskus meniskus terlihat terlihat sebagai intensita intensitass sinyal sinyal linear linear yang memanjang melalu mel aluii subst substans ansii menisk meniskus us ke  free edge. edge. Robekan meniskus biasanya vertikal pada  pasien muda dan horizontal pada manula. MRI juga dapat secara efektif digunakan untuk memperkirakan memperkirakan klasifikasi klasifikasi zona vaskular pada robekan. robekan. Pencitraan Pencitraan ini sangat  berguna bagi ahli bedah ortopedi untuk memprediksi perbaikan meniskus, dan membantu memberikan informasi kepada pasien untuk penjadwalan waktu operasi yang tepat. tep at. MRI adalah adalah alat alat skrini skrining ng yang yang paling paling tepat tepat sebelu sebelum m artros artroskopi kopi ter terapeu apeutik tik.. Kebanyakan Kebanya kan pasien pasien lebih memilih pemeriksaan pemeriksaan MRI daripada daripada artroskopi artroskopi diagnostik  diagnostik  karena penggunaan MRI dapat menghindari risiko pembedahan pada artroskopi. 23

 

4.9

  Tatalaksana

 Non operatif  Tatalaksana pada cedera meniskus lutut perama kali dilakukan perawatan awal menggunakan metode PRICE yaitu :13 



Protect from further injury (melindungi cedera lebih lanjut) Rest (istirahat)



Ice compression (kompresi dengan perban, gunakan penahan lutut)



Elevation (kaki ditempatkan lebih tinggi dari jantung) Tindakan ini dikombinasikan dengan obat pereda nyeri dan bengkak (NSAIDs)

seperti ibuprofen dan naproxen digunakan untuk nyeri ringan-sedang. Diclofenac dan Celecoxib direkomendasikan selama 8-12 minggu.13 Beber eberap apaa pasi pasien en deng dengan an men eniiscus tear dege degener nerati atiff pulih pulih setela setelah h injeks injeksii kortikostroid ke dalam lutut. Kortikosteroid adalah pengobatan lini pertama untuk  meniscus menis cus tear degeneratif degeneratif tanpa adanya gejala loc lockin king g atau kaku. Karena harapan fung fungsi sion onal al yang yang ting tinggi gi da dan n ad adan anya ya ke kebut butuha uhan n untuk untuk da dapa patt pu puli lih h da dan n mamp mampu u  berolahraga kembali dalam jangka waktu singkat, injeksi kortikosteroid sering digunakan dalam kasus-kasus tertentu. Suntikan steroid intraartikular dapat berguna sebaga seb agaii tambaha tambahan n untuk untuk memini meminimal malkan kan perada peradangan ngan dan menekan menekan gejala gejala pada  pasien dengan osteoartritis. Beberapa penelitian telah menunjukkan pengurangan ny nyer erii jangk jangkaa pe pend ndek ek yang yang si sign gnif ifik ikan an se seca cara ra st stat atis isti tik k se sete tela lah h in inje jeks ksii st ster eroi oid d intraartikular yang berlangsung 2-4 minggu atau lebih lama.14,15

Operatif 

Penanganan cedera meniskus dengan tindakan operasi direkomendasikan untuk   pasien yang memiliki keluhan nyeri secara menetap, usia muda (
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF