Andalusia sebelum islam
April 29, 2018 | Author: ardi zuardi | Category: N/A
Short Description
Download Andalusia sebelum islam...
Description
Andalusia sebelum islam Andalusia atau spanyol sekarang, sebelumnya disebut vandalusia, artinya negeri bangsa vandal, yang selanjutnya orang-orang arab menamakannya andalusia sebagaimana mereka menamakannya sebuah jazirah. Pada abad ke-2 sampai abad ke-5, andalusia merupakan bagian dari kerajaan romawi, namun di awal abad ke-5, andalusia berhasil diduduki oleh bangsa vandal.
Selanjutnya di awal abad ke 6 (tahun 507 M), wilayah andalusia kembali diserbu oleh bangsa goth barat dan mengusir orang-orang vandal ke afrika. Pada mulanya bangsa goth barat berhasil mendirikan negara yang kuaat dan megah, tetapi hal itu tidak bertahan lama karena mereka dihinggapi jiwa pemalas. Negerinya terbagi kedalam beberapa provinsi dan dibangun gedung-gedung mewah tempat mereka berpoya-poya dengan penuh kesenangan, yang akhirnya justru menghancurkan semangat nasionalisme mereka. Pertanian dan perindustrian mereka miskin dan sengsara. Kaum menengah diberi beban berat dengan pembayaran pajak yang tinggi, sehingga para petani dan penguasa mengeluh. Golongan pendeta dan pastur yang tadinya menyerukan persaudaaraan senasib sepenanggungan, setelah mendapat kekayaan melimpah ruah lantas berubah menjadi ahli politik yang menekan para budak. Dengan demikian, jelaslah bahwa andalusia sebelum kedatangan islam, kehidupan masyarakatnya sangat memprihatinkan dan terpecah belah. Islam masuk di andalusia 1.1 proses masuknya islam ke andalusia Pada bab terdahulu telah disinggung bahwa islam masuk ke andalusia terjadi pada masa daulat bani umayah, yakni di zaman khalifah al walid bin abd. Malik (705 – 715 M). Penduduk afrika barat yang hampir 100% 10 0% , menganut islam di masa al-walid, pemerintahannya telah berhasil menciptakan kedamaian dan mengantarkan rakyatnya kejenjang kemakmuran. Sedangkan kehidupan rakyat andalusia sebaliknya, mereka hidup di bawah tekanan raja roderick yang angkara murka. Keadaan seperti itulah yang membuat warganegara andalusia mengharapkan akan kehadiran islam yang dianggap dapat melindungi mereka dari keganasan pemimpinnya. Kemajuan yang dicapai pada masa al walid itu, telah mrmberi dukungan besar untuk melakukan penjelajahan da’wah ke berbagai penjuru dunia, termasuk ke wilayah andalusia. Da’wah yang diprakarsai musa bin nusair yang pada saat itu menjabat gubernur afrika utara, ternyata sangat tepat. Hal itu terbukti mendapat dukungan dari penduduk andalusia sendiri akan kehadiran da’wah islam yang berupa armada yang dipimpim thariq bin ziad pada tahun 711 M dan berhasil dengan gemilang. Dan sejak itulah awal merambahnya islam ke eropa bagian barat tepatnya wilayah andalusia. Dalam proses masuknya islam ke andalusia terdapat tiga pahlawaan islam yang sangat besar jasanya, yaitu: tharif bin malik, thariq bin ziyad dan musa bin nushair. Dari ketiga orang itu, thariq bin ziyad adalah orang yang paling dikenal sebagai penakluk spanyol, karena penaklukan pertama andalusia di lakukan oleh thariq dan tentaranya.
Thariq bin ziyad memimpin pasukan sebanyak 7000 orang berhasil menyebrangi selat gibraltar dan bertempur di bakkah dengan pasukan roderick yang berjumlah 100000 orang . dalam pertempuran itu pasukan thariq berhasil memukul mundur pasukan roderick yang jumlahnya jauh lebih besar. Dan diterudkan menaklukkan kota-kota penting lainnya, seperti cordova, granada dan kota toledo sebagai ibukota karajaan goth. Ketika thariq bin ziyad dan pasukannya memasuki kota toledo, mereka mendapatkan orang-orang yahudi dan nasrani di sana. Thariq memerintahkan agar pasukannya agar tidak mengganggu dan tidak merusak geraja-gereja maupun biara-biara yang ada. Kepada orang orang yahudi diberikan kebebasan dalam melakukan aktivitas agamanya masingmasing dengan seluas-luasnya. Keberhasilan thariq bin ziyad ternyata tidak sepenuhnya didukung oleh atasannya yaitu musa bin nusair sebagai gubernur afrika utara, hal ini didasari atas kekhawatiran musa bin nushair dan alwalid sebagai khalifah bani ummayyah di damaskus. Untuk itu musa bin nushair dengan persetujuan alwalid memerintahkan thariq bin ziyad agar mundur dan kembali mundur kembali ke afrika utara. Akan tetepi perintah tersebut tidak ditaati oleh thariq bin ziyad dengan alasan bahwa bika peperangan dihentikan akan terjadi serangan balik dari pihak goth yang sempat menyusl kembali kembali kekuatannya karena diberi kesempatan istirahaat sedang si pihak tentara islam akan melemah mentalnya akibat akibat keberhasilan yang mereka capai diputuskan ditengah-tengah. Oleh karena itu musa bin nushair membawa pasukannya yang besar dan menyeberang ke andalusia untuk menyusul rombongan tentara thariq bin zaid sampai ke kota toledo. Dan di kota itulah kedua pahlawan besar bersama pasukannya bertemu dan dan selanjutnya mereka bergandeng saling bahu-membahu dan bekerja sama dalaml menaklukan negeri- negeri yang masih tinggal. Kedua pahlawan islam itu meneruskan penaklukan ke utara yaitu, ke wilayah Aragon, Castilia, dan Katalonia serta kota Zaragoza dan Barcelona. Dengan demikian sempurnalah penaklukan tanah semenanjung Iberia ke tangan umat islam, kecuali daerah pegunungan Cantabri yang terletak di penjuru barat laut, tempat pelarian (pengungsian) bangsawan-bangsawan dan pembasar Goth Barat. Setelah penyerangan ke Andalusia telah selesai dan dapat menguasai sampai ke perbatasan negeri orang-orang Fons, Thariq dipanggil ke Damaskus dan dipenjarakan karena perintah panggilan untuk pulang ke Afrika oleh Musa Bin Nushair tidak diindahkan. Dan untuk memerintah Andalusia Al Walid mengangkat Abdul Aziz bin Musa untuk menjabat wali (Gubernur) di Andalusia yang berkedudukan di Sevilla. Abdul Aziz diberi tugas pokok agar melanjutkan penaklukan daerah Andalusia yang belum dikuasainya. Mengenai nasib Musa Bin Nushair sama halnya dengan nasib Thariq Bin Ziyad setelah Abdul Aziz meninggal Musa dipanggil oleh khalifah Sulaiman bin Abdul Malik, adik dan pengganti Al Walid bin Abdul Malik, dan dipenjarakan sampai akhir hayatnya akibat tidak mengundurkan pengiriman rampasan dari Andalusia sehingga di terima oleh Al Walid, padahal pada saat itu Al Walid dalam keadaan sakit keras.
Awal berdirinya dan periodesasi kekuasaan islam di A ndalusia. Awal berdirinya kekuasaan islam si Andalusia ditandai deng an tumbangnya Raja Roderick (711 M) oleh Thariq bin Ziyad bersama pasukannya yang didukung oleh warga negara Andalusia sendiri, karena rakyat Andalusia tidak senang akan rajanya yang bersifat kejam dan angkara murka. Dan sejak itulah wilayah Andalusia merupakan bagian dari wilayah Daulat Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus dengan khalifahnya yang bernama Al Walid bin Abdul Malik. Secara garis besar, kekuasaan islam di Andalusia ( Spanyol ) yang berlangsung lebih kurang tujuh setengah abad itu ( 711-1492 M ), dapat dibagi menjadi enam periode, yaitu: a. Periode Pertama ( 711-755 M ) Pada periode ini, spanyol merupakan satu wilayah atau provinsi yang berada di bawah pemerintahan pusat Bani Ummayah di Damaskus. Spanyol pada saat itu dipimpin oleh seorang wali yang diangkat oleh khalifah Bani Ummayah dan harus patuh kepada pemerintahan pusat. Di masa periode pertama ini terdapat enam wali yang memerintah Andalusia, yaitu: 1. Abdul Aziz bin Musa bin Nushair 2. Ayyub bin Habib 3. Al-Harun bin Abdurrahman Ats-Tsaqofi 4. Saman bin Malik Al-Khaulani 5. An Basah 6. Abdurrahman Al-Ghafiqi Stabilitas politik dan keamanan pada periode pertama ini belum sempurna, karena masih adanya gangguan-gangguan, baik dari dalam maupun dri luar. Gangguan dari dalam kaum muslimin itu sendiri belum terbinanya kekompakan dalam menata pemerintahannya, sehingga sering terjadinya pertengkaran antar suku, yang masingmasing merasa berjasa dalam menegakkan pemerintahan Islam di Andalusia. Sedangkan gangguan dari luar, masih adanya musuh-musuh Islam di Andalusia yang lari dan bertempat tinggal di daerah-daerah pegunungan dan melakukan berbagai pemberontakan. b. Periode Kedua ( 755-912 M )
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar “Amir” ( Panglima atau gubernur ). Tetapi Amir tidak lagi tunduk kepada pemerintahan pusat Bani Umayah di Damaskus, karena saat itu Dinasti Bani Umayah telah tumbang dan digantikan oleh Daulat Bani Abbasiyah yang berpusat di Baghdad. Masa ini disebut juga masa keamiran. Diantara Amir-amir pada periode ini adalah : 1. Abdurrahman Ad-Dakhil 2. Hisyam bin Abdurrhman 3. Al-Hakam I bin Hisyam 4. Abdurrahman II Al-Ausath 5. Muhammad bin Abdurrahman 6. Munzir bin Muhammad
7. Abdullah bin Muhammad Pemerintahan Islam di Spanyol pada periode ini, sudah mulai memperoleh kemajuankemajuan, baik dalam bidang politik maupun dalam bidang peradaban, seperti mendirikan sekolah-sekolah di berbagai kota, mendirikan masjid-masjid, membentuk angkatan bersenjata professional yang digaji oleh negara dan lain-lain. Di samping itu pula bagi orang-orang yang non Islam diberi kebebasan untuk menjalankan ibadah dan membangun tempat-tempat ibadah. Sehingga mereka benar benar mendapatkan keadilan dari pemerintahan Islam. c. Periode ketiga ( 912-1013 M )
periode katiga ini berlangsung lebih kurang satu abad, yang dimulai dengan munculnya pemerintahan Abdurrahman III yang bergelar “An-Anasir” sampai dengan munculnya raja-raja kelompok yang disebut “Muluk Al Thawif”. Periode ini juga disebut dengan masa kekhalifahan. Ciri utama periode ini adalah, pemimpin pemerintahan telah menggunakan gelar khalifah. Penggunaan gelar khalifah didasarkan atas adanya berita yang sampai kepada Abdurrahman III bahwa khalifah Abbasiyah di Baghdad yang bernama Al-Muktadir meninggal dunia akibat dibunuh oleh para pengawalnya sendiri. Menurut penilaiannya, keadaan pemerintahan di Abbasiyah sedang terjadi kemelut atau kegoncangan politik. Dan Abdurrhman III berpendapat, bahwa saat itu merupakan waktu yang paling tepat untuk mensejajarkan kedudukannya dengan pamimpin di Baghdad dan sekaligus sebagai penggantian Daulat Bani Ummayah yang telah Hilang. Diantara khalifah besar pada periode ketiga ini addalah : 1. khalifah Abdurrahman III 2. Al-Hakam II 3. Hisyam II Pada periode ini umat Islam Spanyol yang berpusat di Cordova mencapai puncak kemajuan dan kejayaan yang dapat menyaingi kejayaan Daulat Abbasiyah di Baghdad. Abdurrahman III mendirikan Universitas Cordova. Perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku. Dan pada masa itu, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran. d. Periode keempat ( 1013-1086 M )
Pada periode ini, umat Islam Spanyol kembali memasuki masa yang suram pemerintahan Islam Spanyol terpecah-pecah menjadi beberapa negara kecil di bawah pemimpin rajaraja golongan yang disebut “Al-Mukuth-Thawaif”. Seperti di Sevilla, Toledo, Sodova, dan lain-lain. Faktor utama terjadinya perpecahan itu disebabkan pemerintahan Islam Andalusia sejak wafatnya Abdurrahman III tidak lagi memiliki pemimpin yang tangguh mengendalikan pemerintahannya. Sehingga pada masa itu banyak pemimpin-pemimpin golongan atau kelompok yang mendirikan pemerintahan sendiri dikota-kota besar dan melepaskan diri dari pemerintahan pusat. Periode ini terkenal dengan masa Mulukuth Thawaif atau raja-
raja Independen. e. Periode kelima ( 1086-1248 M )
Pada masa ini, meskipun Spanyol Islam terpecah-belah dalam beberapa negara kecil, akan tetapi masih ada kekuatan yang sangat besar pengaruhnya ,yaitu kekuasaan Dinasti Murbithun ( 1086-1143 M ) dan Dinasti Muwahidun ( 1146-1235 M ). Dinasti Murabithun pada mulanya adalah gerakan keagamaan yang didirikan oleh Yusuf bin Tasyfin di Afrika Utara, pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesy. Murabithun masuk ke Spanyol setelah adanya undangan penguasa Islam Spanyol yang sedang berjuang keras menghadapi serangan orang-orang Kristen. Pada tahun 1086 M pasukan Murabthun datang ke spanyol dan berhasil mengalahkan pasukan Kristen di Castilla. Selanjutnya Murabithun berusaha keras untuk mempersatukan kembali pemerintahan Islam Spanyol yang terpecah-belah itu. Usaha dinasti ini berhasil dengan baik dan berakhir pada tahun 1143 M. Pada tahun 1146 M Dinasti Muwahidin yang berpusat di afrika utara datang kembali ke Spanyol atas permintaan orang-orang islam Spanyol dalam upaya merebut kembali kekuasaan Islam dari tangan Kristen. Pada tahun 1145 M, pasukan Muwahidin yang dipimpin oleh Abdul Mukmin itu, berhasil memukul mundur pasukan Kristen. Kota-kota penting seperti, Cordova, Almeria, Granada dapat dikuasai kembali ke tangan Islam. F .Periode keenam ( 1248-1492 M ) Sejak kembalinya Muwahidin ke Afrika Utara, pemerintahan Islam di Spanyol secara terus menerus jatuh ke tangan Kristen. Tahun 1248 M seluruh wilayah Spanyol berada di bawah kekuasaan Kristen, kecuali kota Granada . Dan pada periode ini, pemerintahan Islam hanya ada di Granada, di bawah kekuasaan Bani Ahmar yang berlangsung sampai tahun 1492 M.
View more...
Comments