Anatomi Dan Histologi Ekstremitas Bawah
December 19, 2018 | Author: Gloria Josephin Tarigan | Category: N/A
Short Description
--...
Description
Anatomi Ekstremitas Bawah Anatomi ekstremitas bawah terdiri atas tulang pelvis, femur, tibia, fibula, tarsal, metatarsal, dan tulang-tulang phalangs. 1. Pelvis Pelvis terdiri dari sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan tulang pipih. Tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium, pubis dan ischium. Ilium terletak di bagian superior dan membentuk artikulasi dengan vertebra sakrum, ischium terletak di bagian inferior-posterior, dan pubis terletak di bagian inferior-anterior-medial. Bagian ujung ilium disebut sebagai puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari pinggul kiri dan pinggul kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian pertemuan ilium-ischium-pubis disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk artikulasi dengan tulang femur. 2. Femur Pada bagian proksimal berartikulasi dengan pelvis dan dibagian distal berartikulasi dengan tibia melalui condyles. Di daerah proksimal terdapat prosesus yang disebut trochanter mayor dan trochanter minor, yang dihubungkan oleh garis intertrochanteric. Di bagian distal anterior terdapat condyle lateral dan condyle medial untuk artikulasi dengan tibia, serta permukaan untuk tulang patella. Di bagian distal posterior terdapat fossa intercondylar. 3. Tibia Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding dengan fibula. Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan lateral di mana keduanya merupakan facies untuk artikulasi dengan condyle femur. Terdapat juga facies untuk berartikulasi dengan kepala fibula di sisi lateral. Selain itu, tibia memiliki tuberositas untuk perlekatan ligamen. Di daerah distal tibia membentuk artikulasi dengan tulangtulang tarsal dan malleolus medial. 4. Fibula Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibanding dengan tibia. Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di bagian distal, fibula membentuk malleolus lateral dan facies untuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal. 5. Tarsal
Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan di proksimal dan dengan metatarsal di distal.Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu calcaneus (berperan sebagai tulang penyanggah berdiri), talus, cuboid, navicular, dan cuneiform. 6. Metatarsal Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di proksimal dan dengan tulang phalangs di distal. Khusus di tulang metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2 tulang sesamoid. 7. Phalangs Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki.Terdapat 2 tulang phalangs di ibu jari dan 3 phalangs di masing-masing jari sisanya. Karena tidak ada sendi pelana di ibu jari kaki, menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel ibu jari tangan.
Histologi Tulang Jaringan tulang terdiri dari sel-sel tulang atau osteon yang tersimpan di dalam matriks, matriksnya terdiri dari zat perekat kolagen dan endapan garam-garam mineral terutama garam kalsium (kapur). Tulang merupakan komponen utama dari kerangka tubuh dan berperan untuk melindungi alat-alat tubuh dan tempat melekatnya otot kerangka. Tulang merupakan salah satu jaringan terkeras dalam tubuh, fungsi jaringan tulang adalah: menahan tekanan, sebagai unsur utama kerangka tubuh, menyokong struktur-struktur berotot, melindungi organ penting / vital, membentuk sel darah pada sumsum tulang aktif, tuas untuk melipatgandakan kontraksi otot rangka, untuk lokomosio, deposit kalsium, dan Sifat plastis tulang bisa untuk intervensi ortodontik bagi keperluan medis dan estetika. Struktur umum jaringan tulang terdiri dari matrik tulang, bahan inetrsel yang mengalami klasifikasi, osteosit (sel tulang) yang terdapat dalam lakuna (rongga) pada matrik, osteoblas yang berperan untuk sintesis bahan organik matrik tulang: serabut kolagen dan glikoprotein dan osteoklas: sel raksasa yang berperan untuk perombakan matrik tualng dan perubahan bentuk jaringan tulang. Berikut penyusun – penyusun tulang ialah : a)
Osteoblast Osteoblas adalah bentuk sel tulang muda, fungsi penting dari sel ini adalah untuk sintesis bahan organik matrik tulang yaitu serabut kolagen dan glikoprotein. Bila aktif mensintesis osteoblas menunjukkan sel yang berbentuk kuboid, mempunyai sitoplasma basofilik, mempunyai prosesus sitoplasmik yang memungkinkan berhubungan dengan
osteoblas lain/ disekitarnya, retikulum endoplasmik granuler dan aparatus golgi yang berkembang dengan baik. Mereka adalah molekul yang mempunyai polarisasi, pengeluaran molekul yang disentesis melalui permukaan sel yang berhubungan dengan matrik tulang, nukleus besar dan bulat, mempunyai kromatin halus yang tersebar terutama pada sisi sel yang jauh dari matrik. Osteoblas dikelilingi matrik yang baru disintesis dikenal dengan osteoklas b)
Osteosit Osteosit adalah sel-sel tulang yang matur yang terbungkus dalam lapisan-lapisan matrik tulang yang telah mengalami mineralisasi, osteosit mempunyai juluran filopodial yang menggandengkan dengan sel tulang lain saluran filopodial ini (kanalikuli) memungkinkan difusi nutrisi dari kapiler terdekat menuju osteosit-osteosit yang jauh, fenomena ini bias mendukung nutrisi bagi kira-kira 15 rantai lingkaran / lamela osteosit. Osteosit lebih kecil dibanding osteoblas, mempunyai retikulum endoplasmik dan aparatus golgi jauh lebih sedikit dibanding osteoblas serta kromatin inti yang lebih padat, mempunyai fungsi memelihara matrik tulang. Osteosit dan osteoblast diketahui mempunyai kalsium fosfat yang berikatan dengan protein atau glikoprotein, suatu indikasi kemampuan untuk melakukan kalsifikasi matrik.
c)
Matrik tulang Matrik tulang bahan anorganik utama dalam matrik tulang adalah kalsium dan fosfor, keduanya membentuk kristal hidroksiapatit yang terletak di samping fibril kolagen dan dikelilingi zat dasar amorf. Ion-ion permukaan hidroksiapatit terhidrasi dan satu lapisan air dan ion terbentuk disekitar kristas tersebut lapisan ini disebut kulit hidrasi / hydration shell yang mempermudah pertukaran ion diantara kristal tersebut dan cairan tubuh. Adapun bahan organik matrik tulang adalah dominan serabut kolagen, dan zat dasar amorf yang mengandung glikoaminoglikan yang berhubungan dengan protein. Glikoaminoglikan tulang adalah : kondroitin 4- sulfat, kondroitin- 6 sulfat dan keratan sulfat, hubungan hidroksiapatit dengan serabut kolagen berhubungan dengan kekuatan dan resistensi yang merupakan ciri pokok ulang. Pada tulang komponen matriks terdiri atas 25% air, 25% serat kolagen, dan 50% garam yg mengkristal : kalsium fosfat.
d)
Periosteum dan endoosteum Permukaan dalam dan luar jaringan tulang dilapisi oleh endoosteum dan periosteum, suatu jaringan ikat yang penting bagi jaringan tulang, keduanya vaskuler dan mempunyai sel dengan morfologi fibroblas yang berdiferensiasi menjadi osteoblas yang memegang peranan dalam pertumbuhan dan perbaikan jaringan tulang dan menjaga suplai nutrisi bagi sel-sel
tulang dari keberadaanya yang vaskuler, perbaikan kerusakan tulang akan dilakukan oleh diferensiasi sel-sel di periosteum dan endoosteum menjadi sel-sel tulang baru Secara mikroskopis, tulang memiliki susunannya yg lamelar yaitu matrik tulang tersusun berlapis-lapis. Tulang kompakta tersusun atas osteon. Osteon tersusun atas sistem Haversian, terdiri dr kanal Haversian dikelilingi oleh lapisan (lamellae). Pada lamela terdapat lakuna yg berisi osteosit. Berdasarkan matriksnya tulang dibedakan menjadi 2, yaitu: 1). Tulang Kompak Tulang kompak terdiri dari sistem-sistem Havers. Setiap sistem Havers terdiridari saluran Havers (Canalis= saluran) yaitu suatu saluran yang sejajar dengan sumbutulang, di dalam saluran terdapat pembuluh-pembuluh darah dan saraf. Disekeliling sistem havers terdapat lamela-lamela yang konsentris dan berlapis-lapis. Lamela adalah suatu zat interseluler yang berkapur. Pada lamela terdapat rongga-rongga yang disebut lacuna. Di dalam lacuna terdapat osteosit. Dari lacuna keluar menuju ke segala arah saluran-saluran kecil yang disebut canaliculi yang berhubungan dengan lacuna lain atau canalis Havers. Canaliculi penting dalam nutrisi osteosit. Di antara sistem Havers terdapat lamela interstitial yang lamella-lamelanya tidak berkaitan dengan sistem Havers. Pembuluh darah dari periostem menembus tulang kompak melalui saluran volkman dan berhubungan dengan pembuluh darah saluran Havers. Kedua saluran ini arahnya saling tegak lurus. Dan tulang spons tidak mengandung sistem Havers. Tulang kompak memiliki susunan yang teratur dimana lamella tulang tersusun konsentri mengelilingi saluran Havers yang arahnya selalu menurut kepanjangan tulang. Lamella tulang terdiri atas (i) lamella sirkumfrensial luar, (ii) lamella sirkufrensial dalam (iii) lamella interstisial, dan (iv) lamella konsentris. Lamella sirkumfrensial luar terletak pada bagian di bawah periosteum, sedangkan lamella sirkumfrensial dalam terdapat diatas endosteum. Kedua lamella medulla sebagai pusat lamella sirkumfrensial luar memiliki lamella yang lebih banyak dibandingkan dengan lamella sirkumfrensial dalam. Lamella interstisial merupakan lamella yang terdapat diantara lamella konsentris dan berada diantara kedua lamella sirkumfrensial. Lamella ini berjalan sejajar berbentuk segi tiga dan kadang -kadang tidak teratur. Iamerupakan sisa-sisa lamella yang ditinggalkan oleh sistem havers yang dirusak selama pertumbuhan tulang. Lamella konsentris dibentuk oleh serabut kolagen yang tersusun konsentris/sejajar mengelilingi suatu saluran yang disebut saluran Havers. Saluran Havers
dan lamella yang tersusun konsentris disebut sistem Havers. Di dalam saluran havers terdapat: pembuluh darah, pembuluh syaraf, pembuluh limfe, dan jaringan ikat. Saluran havers berhubungan dengan rongga sumsum, periosteum & saluran havers lain melalui saluran volkman Di dalam diafisis. Lamella-lamella memperlihatkan suatu susunan khas. Terdiri atas sistem havers. Sistem sirkumferensial luar dan dalam dan sistem intermediat. Setiap system havers merupakan suatu serabut yang panjang, sering bercabang dua dan sejajar dengan diafisis. Sel ini penting dalam pertumbuhan dan perbaikan tulang. oleh sebabitu bersifat osteogenik. Sifat osteogenik periosteum berlangsung secara aposis dantidak pernah secara interstitial. Dalam periosteum terdapat pembuluh darah. Pembuluh syaraf dan limfe (pada rawan tidak ada). Saluran havers dihubungkan dengan permukaan sebelah dalam dan sebelah luar oleh saluran Volkman. Saluran ini tidak dikelilingi oleh lamella tulang. Saluran ini melewatkan pembuluh darah, pembuluh syaraf pembuluh imfe dan jaringan ikat. 2). Tulang spons Terdiri atas keping-keping tulang yang disebut trabekula tulang, bentuk dan ukurannya bermacam-macam dan memiliki banyak rongga yang saling berhubungan dengan susunan yang tidak teratur. Pada penampang melintang terlihat bahwa diantara lamellalamella tulang terdapat osteosit. Rongga-rongga trabekula tulangdiisi oleh sumsum tulang, terutama sumsum tulang merah. merah. Secara histologi tulang dibedakan atas dua jenis, yaitu: a. Tulang primer = tulang immatur = woven b. Tulang sekunder = tulang matur = lamellar Kedua tulang tersebut memiliki komponen struktural yang sama, namun dalam beberapa hal terdapat perbedaan antara lain: a.Pada tulang primer berkas kolagen tersusun acak, sedangkan pada tulang sekunder tersusun teratur membentuk lamella tulang yang sejajar satu samalain dan tersusun konsentris di sekitar saluran vaskuler. b. Pada tulang primer kandungan mineral sedikit, sedangkan pada tulang sekunder banyak c. Pada tulang primer osteosit banyak, sedangkan pada tulang sekunder sedikit. Tulang primer dijumpai dalam pembentukan setiap tulang, bersifat temporer, dan pada orang dewasa digantikan dengan jaringan tulang sekunder kecuali dekat sutura pipih tengkorak, dan dalam insersi beberapa tendon. Sistem sirkumferensial luar dan dalam terletak di sekitar rongga sumsum tepat di bawah periosteum dengan lamella-lamella yang tersebar secara sirkuler. Sistemsirkum-
ferensial luar meliliki lamaella yang banyak dibandingkan dengan sitemsirkumferensial dalam. Di antara sistem sirkumferensial terdapat banyak havers dan diantara mereka ada kelompok lamella berbentuk segitiga atau tidak teratur yang disebut sistem intermediet.
View more...
Comments