analsisis + pembahasan persentase he,olisis

November 19, 2018 | Author: Novvie LoPe Cat | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

persentase hemolisis...

Description

Analisis

Pada praktikum menghitung persentase hemolisis pada eritrosit katak bertujuan untuk mengetahui

persentase

hemolisis

eritrosit

pada

medium

yang

berbeda

dengan

cara

mensentrifugasi darah dengan berbagai medium tersebut. Berdasarkan hasil praktikum , pada tabung 1 yang berisi 0,1 ml sampel darah darah dan 2 ml NaCl 0,7% setelah disentrifugasi diperoleh hasil bahwa warna supernatan bening (+) dengan volume endapan eritrosit yang paling banyak (+ + + + +) diantara tabung lain. Hal tersebut menandakan bahwa pada larutan NaCl tersebut tidak terjadi hemolisis sama sekali. Pada tabung 2 yang yang berisi 0,1 ml sampel darah dan 2 ml disentrifugasi

NaCl

0,5%, setelah

diperoleh hasil warna supernatan yang lebih merah (++) dibandingkan pada

tabung 1 dengan volume endapan eritrosit tidak sebanyak (+ + + +) endapatn pada tabung 1. Hal ini menandakan bahwa pada larutan NaCl 0,5% mulai terjadi hemolisis. Pada tabung 3 yang yang berisi 0,1 ml sampel darah dan 2 ml

NaCl

0,3%, setelah

disentrifugasi diperoleh hasil bahwa warna supernatan lebih merah (+++) dibandingkan pada tabung sebelumnya dengan volume endapan eritrosit lebih sedikit

(+ + +) dibandingkan

endapatn pada tabung sebelumnya. Hal ini menandakan bahwa pada larutan NaCl 0,3% terjadi hemolisis. Pada tabung 4 yang yang berisi 0,1 ml sampel darah dan 2 ml

NaCl

0,1%, setelah

disentrifugasi diperoleh hasil bahwa warna supernatan lebih merah (++++) dibandingkan pada tabung sebelumnya dengan volume endapan eritrosit lebih sedikit sedikit (+ + ) dibandingkan endapan  pada tabung sebelumnya. Hal ini menandakan bahwa pada larutan NaCl 0,1% terjadi hemolisis. Pada tabung 5 yang yang berisi 0,1 ml sampel darah darah dan 2 ml ml NaCl 0%, setelah disentrifugasi disentrifugasi diperoleh hasil bahwa warna supernatan paling merah (+++++) dibandingkan pada tabung lainnya dengan volume endapan eritrosit eritrosit paling sedikit (+ ) dibandingkan endapan pada tabung lainnya. Hal ini menandakan bahwa pada larutan NaCl 0% terjadi hemolisis sempurna. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa batas bawah toleransi osmotis membran eritrosit adalah pada medium NaCl 0,5% dan batas atas toleransi osmotis membran eritrosit adalah pada medium NaCl 0%. Pembahasan

Darah merupakan suatu jaringan cair yang tersusun dari sel-sel darah yang berada dalam suatu matrik cair yang biasa disebut plasma darah. Sel-sel darah terdiri dari sel darah merah

(eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan kepig darah (trombosit). Eritrosit pada vertebrata selain manusia berbentuk lonjong, bionvek dan berinti (Susilowati, 2000). Pada praktikum ini kami menggunakan darah katak yang memiliki karakteristik seperti di atas. Diantara eritrosit vertebrata, eritrosit amphibi memiiki ukuran yang paling besar. Berdasarkan analisis data, warna supernatan semakin merah seiring dengan  berkurangnya konsentrasi NaCl, dengan urutan dari yang termerah hingga yang terbening, tabung 5 (0%), 4 (0,1%), 3(0,3%), 2(0,5%), 1(0,7%) karena semakin banyak eritrosit yang mengalami hemolisis artinya semakin tinggi persentase hemolisis. Hal ini sesuai dengan  pernyataan Soewolo (2010) bahwa apabila eritrosit mengalami hemolisis, maka hemoglobin dapat larut dalam mediumnya. Akibat dari terlarutnya hemoglobin tersebut, medium akan  berwarna merah. Semakin banyak eritrosit yang mengalami hemolisis, maka akan menimbulkan warna yang semakin merah pada mediumnya. Pada tabung 1 yang berisi sampel darah dan NaCl 0,7% tidak terjadi hemolisis sama sekali dikarenakan larutan NaCl bersifat isotonis dengan darah, hal ini sesuai dengan pernyataan Tim Dosen Fisiologi Hewab dan Manusia (2010), bahwa tekanan osmotik eritrosit poikiloterm sama dengan osmotik larutan 0,7%. Pada tabung 2 yang berisi sampel darah dan NaCl 0,5% menandakan mulai terjadinya hemolisis ang ditunjukkan warna supernatan yang mulai merah dan berkurangnya endapan eritrosit jika dibandingkan tabung 1. Hal ini terjadi karena apabila eritrosit dimasukkan ke dalam medium hipotonis, maka air akan masuk ke dalam eritrosit dan eritrosit akan menggelembung dan apabila batas toleransi osmotik membran terlampaui eritrosit akan pecah.Pecahnya membran eritrosit dan dibebaskannya hemoglobin ke dalam medium disebut hemolisis (Susilowati, 2000). Pada tabung dengan konsentrasi NaCl 0,5%, menandakan mulai terjadi hemolisis. Hal ini dapat diketahui dari warna supernatan yang agak merah karena keluarnya hemoglobin dari eritrosit akibat pecahnya membran eritrosit. Pada tabung dengan konsentrasi 0, 3% dan 0,1% menandakan terjadinya hemolisis yang terlihat dari warna supernatan yang berwarna merah dan  berkurangnya endapanb eritrosit. Warna supernatan pada NaCl konsentrasi 0,1% lebih pekat dibandingkan pada NaCl 0,3% hal ini menandakan bahwa persentase eritrosit yang megalami hemolisis pada NaCl 0,1% lebih banyak dibandingkan persentase hemolisis pada NaCl 0,3%. Pada konsentrasi 0% menandakan terjadinya hemolisis sempurna yang terlihat dengan adanya warna supernatan yang paling merah dan endapan eritrosit yang paling sedikit diantara yang lain.

Kerapuhan membran eritrosit dipengaruhi oleh umur eritrosit. Semakin tua eritrosit, maka membran selnya akan semakin rapuh. Di dalam tubuh hewan, eritrosit muda dan tua saling  bercampur. Oleh karena itu, batas toleransi osmotik membran eritrosit harus dibedakan menjadi  batas atas toleransi dan batas bawah toleransi Batas bawah toleransi ditunjukkan oleh kepekatan suatu medium, dimana apabila eritrosit dilarutkan ke dalam medium tersebut, sudah nampak eritrosit yang mengalami hemolysis (Susilowati, 2000). Berdasarkan hasil praktikum ini batas  bawah toleransi osmotis membran eritrosit adalah pada medium NaCl 0,5% karena pada konsentrasi tersebut mulai nampak terjadinya hemolisis. Sedangkan batas atas toleransi osmotik eritrosit mengacu kepada kepekatan suatu medium dimana bila eritrosit dilarutkan dalam medium tersebut akan mengalami hemolisis sempurna, artinya semua eritrosit sudah mengalami hemolisis (Susilowati, 2000). berdasarkan praktikum ini batas atas toleransi osmotis membran eritrosit adalam pada medium NaCl 0% karena pada konsentrasi tersebut terjadi hemolisis sempurna.

Kesimpulan

Persentase hemolisis dari yang paling tinggi hingga yang terendah yaitu tabung

5 (0%), 4

(0,1%), 3(0,3%), 2(0,5%), 1(0,7%) . Batas bawah toleransi osmotis membran eritrosit adalah  pada medium NaCl 0,5% dan batas atas toleransi osmotis membran eritrosit adalam pada medium NaCl 0%.

Daftar Rujukan Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Susilowati, Soewolo, Annie Istantie. 2000. Petunjuk Praktikum Fisiologi hewan. Malang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang (UM)

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF