Analisis Porter's 5 Forces pada Assa & Bluebird

August 3, 2017 | Author: iki | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Analisis fundamental perusahaan sektor transportasi...

Description

PORTER’S FIVE FORCES BLUE BIRD Sedangkan analisis industri dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis five forces (Porter, 1985), yaitu melihat kekuatan-kekuatan yang akan mengancam profitabilitas perusahaan.

A. THREAT OF NEW ENTRANTS ( Ancaman pendatang baru) Kebutuhan akan sarana transportasi mengakibatkan munculnya para pemain baru. Apalagi dengan berkembangnya layanan transportasi yang menggunakan aplikasi ponsel. Dari jenis taksi ada Taksi Uber . Kehadiran taksi Uber sangat menarik pangsa pasar karena mereka mengikuti trend saat ini yaitu memanfaatkan teknologi dalam stategi bisnisnya. Ancaman akan pendatang baru dijabarkan pada tabel berikut : No Variabel 1 Skala ekonomi 2 Diferensiasi produk 3 4 5

Kebutuhan modal Kebijakan pemerintah Biaya pengalihan

Ancaman pendatang baru Indikator Layanan yang disiapkan pendatang baru dalam skala besar Pendatang baru memiliki diferensiasi produk Kebutuhan modal untuk penyedian dan perawatan inventaris armada Penetapan tarif angkuta/KM Biaya yang beralih akibat produk pendatang baru

A.1 ANALISIS ANCAMAN PENDATANG BARU 1. Skala ekonomi Melemahnya Produk Domestik Bruto Indonesia sejak akhir 2014, menyebabkan kinerja sektor jasa angkutan pelayanan penumpang mengalami perlambatan pertumbuhan. Ditambah lagi dibarengi kenaikan harga BBM, membuat kenaikan serempak pada tarif angkutan. Selain itu bermunculannya pendatang baru pertaksian, seperti Taksi Uber melebarkan sayap operasinya di lebih dari 1 kota, sehingga berkurangnya kesempatan bagi Blue Bird memperoleh untung lebih banyak. 2. Diferensiasi produk Sebagai pendatang baru, Taksi Uber memanfaatkan virtual paymen sebagai pembeda dengan taksi yang sudah ada. Layanan tersebut memungkinkan penumpang tidak perlu membayar tunai pada supir saat turun dari taksi, karena dapat dibayarkan dengan debit kartu kredit. Selain itu armada Uber tidak seperti taksi biasa yang menggunakan mobil sedan, melainkan minivan. Armada nya diklasifikasikan menjadi Uber X untuk kelas lebih murah dengan armada MPV, seperti Avanza, Xenia, Rush, Terios atau APV, bahkan Innova. Uber Black untuk kelas premium dengan armada Innova, Camry bahkan juga Alphard, Mercedes Benz S Class dan BMW. Menghadapi ancaman tersebut Blue Bird meningkatkan pelayananan dari segi teknolog yaitu reservasi yang dapat dilakukan via Call Center atau aplikasi mobile My Bluebird. Kini armada Blue Bird juga tersedia MPV pertama yaitu Honda Mobilio sehingga daya angkut lebih banyak namun tetap nyaman. Blue Bird juga tetap mengutamakan supir yang menjemput tepat waktu dan aman dalam berkendara. 3. Kebutuhan modal Blue Bird masih unggul dalam cara memperoleh modal karena telah Go Publik dibanding pendatang baru, Uber. Selain itu armada yang dimiliki Blue Bird adalah aset perusahaan yang bukan merupakan kendaraan rental. Namun hal ini sedikit menjadi ancaman karena munculnya biaya despresiasi ata armada dan juga biaya atas bangunan untuk kebutuhan terminal(pool) armada. Pada tahun 2013 sampai dengan 2014 Blue Bird memiliki hutang Bank untuk melakukan pembelian barang modal melebihi 20% dari ekuitas. Salah satunya untuk penyediaan armada taksi Toyota Limo dengan nilai pinjaman Rp 72.500.000.000. Jangka waktu kredit 4 tahun sejak penandatanganan perjanjian dengan tingkat suku bunga sebesar 9%-12,2% per tahun.

4. Kebijakan pemerintah Mekanisme penetapan tarif taksi di berbagai kota tidak lepas dari aturan pemerintah setempat, yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini : Kota

Tarif taksi

Ditetapkan oleh

Medan

Satu taris

Pemda

DIY

Satu tarif

Pemda

Bandung

Batas atas, batas bawah

Organda

Semarang

Batas atas, batas bawah

Organda

Makasar

Satu tarif

Pemda

DKI Jakarta

Batas atas, batas bawah

Pemda , Organda

Berdasarkan batas tarif bawah yg ditetapkan pemmerintah dan Organda, sejak tahun 2014 tarif batas bawahBlue Bird sebesar Rp 7500 untuk tarif awal dan Rp 4000 untuk

sama Taksi

Ancaman pendatang baru (Threat of new entrants) No Variabel Bobot Ranking Nilai 1 Skala ekonomi 0.2 5 1 2 Diferensiasi produk 0.3 7 2.1 3 Kebutuhan modal 0.1 8 0.8 4 Kebijakan pemerintah 0.2 3 0.6 5 Biaya pengalihan 0.2 4 0.8 Total 1 3.3

argo/KM dimana besar dengan tarif Express. Sebagai pendatang

baru, Taksi Uber memiliki tarif yang lebih murah yaitu Rp 3000 untuk tarif awal Uber X dan Rp 7000 untuk tarif awal Uber Black, seta Rp 2850 untuk argo/KM nya. Tarif taksi lain seperti Taksi Putra pun masih rendah di Rp 6000 untuk tarif awal dan Rp 2500/KM. 5. Biaya pengalihan Blue Bird terancam tidak lagi mendapat keuntungan maksimal atas biaya minimum order taksi, dikarenakan pendatang baru yaitu Taksi Uber hadir dengan menawarkan layanan tanpa menetapkan pembayaran minimum order yang biasa dilakukan perusahaan taksi pada umumnya. A.2 HASIL ANALISIS

B. THREAT OF SUBSTITUTE PRODUCT (Ancaman produk pengganti) Produk pengganti dalam bisnis ini adalah Gojek. Sebagaimana telah diketahui dengan maraknya aplikasi pemesanan layanan kendaraan penumpang, tidak lagi taksi yang dapat menghampiri pelanggan tetapi ojek juga bisa memenuhi permintaan tersebut. Selain itu penumpang juga memiliki pilihan transportasi masal lain seperti bus, kereta api, atau angkot dengan tarif yang lebih murah dan dapat menghindari kemacetan. Ancaman akan pendatang baru dijabarkan pada tabel berikut : Ancaman produk pengganti Indikator

Variabel

No 1

Produk pengganti

Ada produk lain selain taksi

2

Tarif produk pengganti

Tarif produk pengganti yang lebih murah

3

Pangsa pasar

Produk pengganti mempunyai pangsar yang lebih baik

B.1 ANALISIS ANCAMAN PRODUK PENGGANTI 1. Produk pengganti Ada banyak pilihan kendaraan masal darat yang menjadi pilihan. Jika penumpang mencari kendaraan ber AC seperti taksi, mereka dapat memilih taksi atau bus trans kota yang juga memiliki armada yang nyaman. 2. Tarif produk pengganti Pemerintah terus memperbaiki fasilitas kendaraan masal termasuk

penetapan

harga yang lebih ekonomis, sehingga sangat menjadi alternatif bagi penumpang dan bisa mengancam industri taksi. 3. Pangsa pasar Pangsa pasar damri/bus trans kota memiliki pangsa pasar lebih baik dibandig taksi karena harga yang murah. Dengan fasilitas yang baik saat ini damri/bus trans menjadi pilihan tidak hanya untuk pangsa pasar menengah. B.2 HASIL ANALISIS N

Ancaman produk pengganti Variabel Bobot

Rankin

Nilai

o

g

1

Produk pengganti

0.4

5

2

2

Tarif produk pengganti

0.4

4

1.6

3

Pangsa pasar

0.2

6

1.2

Total

1

4.8

C. BARGAINING POWER OF BUYER (Kekuatan tawar-menawar pembeli) Pembeli dalam hal ini adalah penumpang taksi sebagai pelanggan. Banyaknya pilihan taksi yang bisa dipilih selain Blue bird memberi kekuatan kepada pelanggan beralih dari Blue Bird ke jenis taksi laini jika tidak puas dengan layanan Blue Bird. Kekuatan tawarmenawar pembeli dijabarkan pada tabel berikut : Kekuatan tawar-menawar pembeli N o 1 2 3

Variabel Pangsa pasar pembeli Informasi produk Biaya beralih ke produk lain

Indikator Posisi pelanggan dalam mengunakan produk Pembeli memiliki informasi produk Pilihan biaya untuk beralih ke produk lain

C.1 ANALISIS KEKUATAN TAWAR-MENAWAR PEMBELI 1.

Pagsa pasar pembeli Peran Blue Bird dalam melakuan segmentasi pasar penumpang nya dapat menjadi sumber keuntungan perusahaan. Untuk segmen pasar kelas atas tersedia Silver Bird sehingga menjawab permintaan pembeli.

2.

Informasi produk BlueBird sebagai pemain taksi lama memperoleh keuntungan karena sudah dikenal dan memiliki Brand image baik tidak hanya kalangan muda tapi juga yang lebih tua. Informasi produk itu dimanfaatkan degan menyesuaikn tarif yang ditetapkan, pelanggan berhak memutuskan akan beralih ke taksi yang lebih murah atau tidak.

3. Biaya beralih ke produk lain Tersedia nya taksi lokal seperti Gemah Ripah untuk kota Bandung yang menawarkan tarif lebih murah bisa menjadi ancaman bagi Blue Bird. C.2 HASIL ANALISIS Kekuatan tawar-menawar pembeli N Bobo Ranking Variabel o t

Nilai

1 2 3

Pangsa pasar pembeli Informasi produk Biaya beralih ke produk lain Total

0.3 0.4 0.3 1

6 8 6

1.8 2.4 1.8 6

D. BARGAINING POWER OF SUPPLIER (Kekuatan tawar menawar pemasok ) Pemasok dalam bisnis ini adalah dealer mobil. Suku cadang kendaraan yang sangat mahal sehingga pengaruh supplier terhadap Blue Bird sangat besar. Kondisi ini sedikit tidak menguntungkan pihak Blue Bird apalagi pembiayaan pemeliharaan armada besar persentase nya dilakukan mandiri oleh Blue Bird, sebagaimana ditunjukkan pada grafik di bawah ini

Sumber : prospektus Blue Bird E. RIVALRY AMONG EXISTING COMPETITORS (Persaingan antar pesaing industri yang sama) Pesaing Blue Bird dalam industri ini adalah Taksi Express dikarenakan PT Express Transindo Utama Tbk sebagai pemain dalam industri taksi yang sama-sama telah go public seperti Blue Bird Grup Tbk. Dari total armada yang dimiliki Blue Bird sebanyak 23.932 unit di tahun 2014. Persaingan yang berdasar jumlah armada didominasi oleh Blue Bird karena Taksi Express hanya memiliki armada sebanyak 10.550 unit di tahun 2014. Adapun variabel dan inikator pesain industri yang sama dijabarkan pada tabel berikut ini: Persaingan antar pesaing dalam industri yang sama

E.1

No 1 2 3

Variabel Jumlah pesaing Diferensiasi produk Pertumbuhan industri

4

Biaya tetap

Indikator Pesaing yang beragam Antar produk hanya ada sedikit perbedaan Pertumbuhan industri melambat akibat PDB dan kenaikan BBM Biaya tetap yang tinggi

ANALISIS PERSAINGAN ANTAR PESAING DALAM INDUSTRI YANG SAMA 1.

Jumlah pesaing, Banyak nya jumlah perusahaan taksi yang menjadi pesaing Blue Bird. Namun dalam hal ini Blue Bird tidak terlalu cemas dikarenakan sebagai pemain lama Blue Bird unggul dengan jumlah armada yag lebih banyak dari perusahaan lainnya.

2.

Diferensiasi produk, hanya ada sedikit perbedaan antara Blue Bird dan perusahaan taksi lainnya.

3.

Pertumbuhan industri, perlambatan pertumbuhan industri dialami oleh seluruh perusahaan taksi tidak hanya Blue Bird terkait kenaikan harga BBM.

4.

Banyak nya jumlah armada tentu sebanding dengan supir yang dimili nya, membuat Blue Bird harus mengeluarkan biaya tetap lebih banyak untuk memenuhi gaji setiap supir nya.

E.2

HASIL ANALISIS Persaingan antar pesaing dalam industri yang sama No Variabel Bobot Ranking Nilai 1 Jumlah pesaing 0.4 8 3.2 2 Diferensiasi produk 0.2 6 1.2 3

Pertumbuhan industri

0.1

4

0.4

4

Biaya tetap

0.3

5

1.5

Total

1

6.3

HASIL ANALISIS PORTER’S FIVE FORCES BLUE BIRD

Setelah dianalisis dari 5 hal yang mempengaruhi bisnis Blue Bird, diperoleh hasil penilaian dengan parameter RENDAH : apabila nilai antara 0 – 3 SEDANG

: apabila nilai antara 3.1 – 6

TINGGI

: apabila nilai antara 6.1 – 9



Untuk ancaman terhadap pendatang baru, ancaman produk pengganti, dan daya tawar pembeli didapatkan hasil SEDANG. Hasil tersebut memberi kesimpulan bahwa Blue Bird berada pada posisi yang masih baik dalam menjalankan bisnis dan menghadapi pasar.



Untuk persaingan antar pesaing dalam industri yang sama yaitu Taksi Express dinilai TINGGI, karena pada saat ini dari segi likuiditas perusahaan TAXI masuk kedalam indeks LQ45 di tahun 2013 dan 14 sedangkan tidak untuk Blue Bird. ANALISIS PORTER’S FIVE FORCES ASSA

Adi Sarana Armada menjalankan kegiatan usaha di bidang jasa dan perdagangan yang tidak terbatas pada layanan maintenance kendaraan tetapi juga jasa lainnya. Seperti ASSA Rent, ASSA Logistik, ASSA Driver Servive dan Galeri Mobil. A.

THREAT OF NEW ENTRANCE (Ancaman pendatang baru) Pendatang baru penyeaan mobil banyak bermunculan, namun yang mampu menjadi pangsa pasar korporasi tidak banyak. Sehingga ancaman tersebut cenderung lemah bagi bisnis ASSA Rent

B. THREAT OF SUBSTITUTE PRODUCT (Ancaman produk pengganti) Ancaman produk pengganti ASSA Rent cenderung lemah meki ada alternatif lain termasuk menggunakan taksi sebagai alternatif yang relatif sama unggul dari segi kualitas dan biaya switching, tapi mungkin tidak menarik harga sebagai sewa mobil untuk perjalanan sehari atau lebih. C. BARGAINING POWER OF BUYER (Kekuatan tawar-menawar pembeli) Pembeli dalam hal ini adalah pelanggan bisnis Adi Sarana Armada yaitu korporasi di Indonesia. Adi Sarana Armada melayani lebih dari 1.000 korporasi di Indonesia. Salah satu nya adalah PT Sumber Alfaria (Alfamart) yang menggunakan lebih dari 200 unit truk ASSA untuk kebutuhan distribusi barang dari sentral distribusi ke gerai ritel. Dalam hal ini ASSA menghadapi negosiasi oleh konsumen untuk memenuhi garansi atas perjalanan barang nya. Kemampuan perusahaan memenuhi layanan khusus berpegaruh dalam memperoleh loyalitas konsumen. D. BARGAINING POWER OF SUPPLIER (Kekuatan tawar-menawar pemasok)

Pemasok tidak memiliki pengaruh bagi ASSA Rent karena pembelian mobil untuk armada dilakukan dalam jumlah besar dan dapat melalui dealer manapun. Selain itu pelanggan tidak mempermasalahkan supplier mana yang menjadi mitra ASSA. E. Rivalry Among Existing Competitors (Persaingan antar pesaing industri yang sama) Pesaing nyata yang perlu menjadi perhatian ASSA adalah TRAC yang merupakan anak perusahan PT Astra Internasional Tbk. (ASII), karena dari jumlah armada yg dimiliki TRAC memiliki armada lebih banyak dan merupakan perusahaan penyewa kendaraan terbesar.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF