Analisis Pharmacy

September 4, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Analisis Pharmacy...

Description

 

 

Analisis Pharmacy Kamis, 06 Desember 2012

kimia farmasi I. ANALISIS PENDAHULUAN  A.. PEMERIKSAA PEMERIKSAAN N ORGANOLEPTIS  Dalam cara ini suatu zat dapat dikenal berdasarkan sifat-sifat fisikanya, yaitu menggunakan panca indera, meliputi warna, rasa, bau, dan bentuk dengan dilihat, diamati, diraba kehalusannya dengan ujung jari, dibau, dan dirasakan Contoh: Warna  Putih : Putih sekali → Lidokain, teofilin, kafein  kafein  Putih agak kekuningan→ Vit B1, B2, metampiron, aminofilin Putih kusam → sulfamerazin  sulfamerazin   Putih agak kebiruan → papaverin  papaverin   Agak putih → INH, parasetamol, sulfadiazine, Ca glukonat  glukonat  Mengkilat:: Putih agak mengkilat → asam benzoat  Mengkilat benzoat   Putih sekali agak mengkilat → nikotinamid  nikotinamid  Agak putih, mengkilat → sulfaguanidin  sulfaguanidin   Kekuningan: Kloramfenikol, tetrasiklin Coklat muda: Kinin tanas Kebiruan: Prometazin Rasa  Tidak berasa: sulfaguanidin, sulfadiazin, talkum Pahit:: Sangat pahit → kloramfenikol, kinin, heksamin, prometazin (agak   Pahit tebal)

Pahit →VitB2, B6,kafein,teofilin,aminofilin,efedrin, parasetamol Sedikit pahit → metampiron, as. Benzoate, sulfamerazin, sulfatiazol  sulfatiazol   Tebal di lidah: benzokain, lidokain, prokain, papaverin (agak tebal) Kecut:: Kecut pahit →Vit B1, CTM  Kecut CTM   Agak kecut →Asetosal  →Asetosal  Masam khas →Vit C, piperazin citrate Kimia Farmasi –  Farmasi –  Analisis  Analisis Pendahuluan  Pendahuluan  Bau  Spesifik / khas: Vitamin B1, Vitamin C, Hexamin Tidak berbau : Prokain HCl, Lidokain HCl Bentuk  

Serbuk halus: Kristal : Vitamin C, benzokain

 

B. KELARUTAN  Basa umumnya larut dalam asam, dan asam umumnya larut dalam basa. Senyawa anorganik atau senyawa organik yang sudah dalam bentuk garamnya larut dalam pelarut anorganik, sedangkan senyawa organik larut dalam pelarut organik. Oleh karena itu dalam uji kelarutan, zat uji dilarutkan dalam berbagai pelarut, antara lain: 1.  Aquades dingin Aquades panas

Basa → NaOH 3 N dingin  dingin   NaOH 3 N panas Asam → H2SO4 3 N H2SO4 pekat Alkohol Contoh: Kinin larut dalam eter, namun sukar larut dalam air  Kinin HCl dan Kinin sulfas larut dalam air  Efedrin sukar larut dalam air  Efedrin HCl atau Efedrin sulfas larut dalam air  C. PENGARANGAN DAN PEMIJARAN  Zat uji dipanaskan dan dipijarkan di dalam cawan porselin hingga diperoleh sisa. Hal-hal yang perlu diamati: 1.  Warna mula-mula 2.  Warna saat meleleh (terjadi asap) 3.  Warna sisa pijar  4.  Bau yang muncul, contoh:

 



 



 



 



 



 



Kimia Farmasi –  Farmasi –  Analisis  Analisis Pendahuluan  Pendahuluan  Menggelembung bau caramel : laktosa, amilum Menggelembung seperti sarang tawon : Ca-glukonat Ca -glukonat Wangi : Kafein Bau salak : Bromural, Kinin Bau udang : Heksamin

Bau kacang : Vitamin B1 Melalui pemijaran dapat diperoleh informasi, seperti: a.  Mengetahui zat organik dan anorganik  Zat organik memiliki atom C (karbon), sehingga pada permukaan pengarangan menjadi hitam. Hitam pada pemijaran dapat ditimbulkan dari Cu, Mn. Jika hitam dari logam (oksida logam) maka apabila ditambah HCl/H2SO4 atau asam nitrat (NaNO2 dalam HCl) maka warna hitam akan hilang (oksida logam + asam → garam). Apabila warna hitam setelah ditambah asam tidak hilang (tetap), berarti karbon masih belum habis, maka penambahan asam dan  pemanasan dilanjutkan.  b.  Mengetahui mengandung kation atau tidak  Zat yang mengandung logam jika dipijarkan akan meninggalkan sisa dengan memberikan warna yang bermacam-macam untuk tiap kation, contoh: Sisa putih : Na, K, Ca, Ba, Mg, Al, Zn (saat panas berwarna kuning) Sisa coklat : Fe

 

Sisa kuning : Bi, Pb Sisa hitam : Cu, Mn D. FLUORESENSI  Bentuk serbuk ataupun larutan di amati di bawah sinar ultra violet, contoh: Fluoresensi ungu : salisilat Fluoresensi hijau : kinin Fluoresensi biru lemah : Theobromin Fluoresensi kuning : ZnO Fluoresensi biru kuat : Theophylin Kimia Farmasi –  Farmasi –  Analisis  Analisis Gugus  Gugus  II. ANALISIS GUGUS  Guna mengidentifikasi ada tidaknya gugus fungsi tertentu, seperti inti benzen, fenol, alkohol polivalen, gugus pereduksi, amina aromatik, gugus sulfon, s ulfon, gugus aldehid, dll. A. SENYAWA NITROGEN  1. Amin aromatis  Zat uji + DAB (dimetil amino benzaldehida)HCl → warna merah jingga dan endapan merah  jingga Contoh: benzokain, sulfonamida

Zat uji + HCl → dipanaskan 55 -15 menit → didinginkan → warna merah jingga j ingga atau endapan merah jingga Contoh: fenasetin Reaksi Diazo (amin aromatis primer) : Zat uji + HCl 2N + 1 ml air + NaNO 2 + teteskan β-naftol β-naftol dalam NaOH → endapan jingga lalu merah → jika β -naftol diganti α-naftol α-naftol warna endapan merah ungu 2. Basa Amin  Zat uji dalam suasana asam (H2SO4) + reagen Mayer → endapan kekuningan (mengandung alkaloid) B. GUGUS PEREDUKSI  Zat uji + reagen Fehling I dan II (1 : 1) → endapan tembaga oksida berwarna merah bata bata   Contoh: Positif pada suhu kamar : Vit C (asam askorbat) Positif setelah pemanasan : INH, gula pereduksi. Positif setelah dihidrolisis dengan asam: sakarosa C. GUGUS ALDEHIDA  Zat uji + reagen Schiff → warna dari merah mer ah hingga ungu  ungu  D. GUGUS FENOL  Zat uji + FeCl3 → warna dari merah hingga ungu  ungu  Contoh: Positif pada suhu kamar : pirazolon, tetrasiklin Positif setelah dipanaskan : asetosal, nipagin Kimia Farmasi –  Farmasi –  Analisis  Analisis Gugus  Gugus  E. GUGUS ALKOHOL POLIVALEN  Zat uji dalam suasana alkali (NaOH) + larutan CuSO 4 → biru atau violet  violet  F. REAKSI IODOFORM 

 

Zat uji + 2ml NaOH 3N → panaskan → beberapa tetes iodium → bau iodoform akan tercium  bila terdapat benzokain atau turunan etil ester  G. REAKSI GABUNGAN DENGAN ASAM SULFANILAT  Zat uji + 1 ml NaOH 3N + campuran asam sulfanilat sulfanil at dan NaNO2 10% (1:1) → merah  merah  Contoh: Merah : parasetamol Merah tua : tetrasiklin Merah ungu : teofilin, setelah campuran dipanaskan dengan NaOH 3N H. REAKSI SULFON  Zat uji + KMnO4 + HCl + asam oksalat (menghilangkan warna) + BaCl 2 →  endapan berwarna.

Kimia Farmasi –  Farmasi –  Analisis  Analisis Golongan  Golongan  III. ANALISIS GOLONGAN  A. GOLONGAN KARBOHIDRAT  1. Reaksi Molish  Zat uji + larutan naftol dalam alkohol + H 2SO4 pekat  pekat lewat dinding → cincin violet  violet  2. Reaksi Aldokondensasi Aldokondensasi  Zat uji + NaOH → dipanaskan → warna kuning  kuning  3. Reaksi Kuprifil  Zat uji dalam suasana alkali (NaOH) + larutan CuSO 4 → biru atau violet  violet  B. GOLONGAN FENOL / SALISILAT  salisilat)   1. Zat uji + FeCl3 → ungu biru (fenol dan salisilat)  Catt: Jika ditambah etanol warna tetap → salisilat  salisilat  Jika ditambah 2 volume etanol terjadi warna kuning → fenol  fenol   2. Zat uji + metanol + asam sulfat pekat → dipanaskan → bau gondopuro  gondopuro  C. GOLONGAN ANILIN / TURUNAN AMIN AROMATIK   1. Reaksi Isonitril  Zat uji + kloroform, NaOH dan etanol → dipanaskan → bau busuk dari isonitril  isonitril   2. Reaksi Indofenol  Zat uji + ammonia, Na-hipoklorit, Na-hipoklorit, dan fenol → dipanaskan → warna hijau biru → pemanasan lebih lanjut → merah  merah   D. GOLONGAN SULFONAMIDA  1. Reaksi Ehrlich  Zat uji + DAB HCl → kuning sampai jingga  jingga  Catt: Kuning sitrun : sulfamezatin, sulfadiazine, sulfamerasin ; Kuning: elkosin Jingga : sulfaguanidin ; Kuning tua: sulfanilamid 2. Reaksi Korek Api  Zat uji + HCl encer → celupkan batang korek api → ji jingga ngga intensif sampai kuning  kuning 

Kimia Farmasi –  Farmasi –  Analisis  Analisis Golongan  Golongan  3. Reaksi Diazo  Zat uji + HCl 2N + 1 ml air + NaNO 2 + teteskan ββ-naftol dalam NaOH → endapan jingga lalu merah → jika ββ-naftol diganti α-naftol α-naftol warna endapan merah ungu 4. Uji Bromat  Zat uji + H2SO4 pekat + kristal KBrO3 → warna coklat  coklat 

 

E. GOLONGAN PIRAZOLON  endapan   1. Zat uji + reagen Mayer + HCl→ terjadi endapan  2. Zat uji + larutan FeCl 3 → biru (novalgin), ungu (piramidon), merah (antipirin) 3. Zat uji + HCl + NaNO 2 → hijau (antipirin), ungu (piramidon)  (piramidon)   F. GOLONGAN BARBITURAT  1. Reaksi Parri   Zat uji + etanol + reagen Parri + uap ammonia → warna ungu ungu   G. GOLONGAN ALKALOIDA  1. Reaksi Mayer  Zat uji + reagen Mayer → endapan  endapan   2. Reaksi Marquis  Zat uji + formalin + H 2SO4 pekat  pekat → warna ungu (alkaloid opium)  opium)  3. Reaksi Asam Pikrat  Zat uji + asam pikrat → endapan (mikroskopis)  (mikroskopis)   4. Reaksi Sublimat  Zat uji + sublimat → endapan (mikroskopis)  (mikroskopis)  

Kimia Farmasi –  Farmasi –  Reaksi  Reaksi Khusus  Khusus  IV. REAKSI KHUSUS  A. REAKSI MUREXIDE  Zat uji pada drupple plate + 1,5 ml H 2O2 + 5 tetes H2SO4 pekat  pekat → panaskan di atas waterbath hingga kering → sisa + beberapa tetes amonia 6N → warna merah ungu ungu   B. REAKSI ZWIKKER   Zat uji + 10 tetes reagen Zwikker I + 2 tetes reagen Zwikker II → warna ungu (barbiturat, sulfatiazol, sulfanilamid) C. REAKSI VITALI-MORIN  Zat uji + 0,5 ml asam nitrat berasap diuapkan di atas waterbath hingga kering → dinginkan → sisa kering berwarna kuning + 5 ml aseton + 1 ml KOH- etanol 0,1 N → timbul warna wa rna Merah ungu : strikhnin Merah jingga : asam salisilat Jingga : prometasin

Hijau : lidokain D. REAKSI KUPRIFIL / CHEN-KAO   Zat uji + 1 ml air + 3 tetes HCl 3N + 5 tetes larutan CuSO 4 2% + 1-2 1-2 ml NaOH 3N → warna biru ungu (sulfonamid) → jika dikocok dengan 1 ml eter maka lapisan eter berwarna merah (efedrin) dan lapisan air tetap biru (reaksi chen-kao) E. REAKSI MARQUIS  Zat uji + formalin + H 2SO4 pekat  pekat → warna ungu (alkaloid opium)  opium)  F. HEKSAMIN  Zat uji + HCl pekat + antipirin → kristal seperti intan kecil -kecil (mikroskopik) Kimia Farmasi –  Farmasi –  Analisis  Analisis Kristal   V. REAKSI KRISTAL  A. DENGAN ASETON-AIR  

 

5 tetes zat uji dalam aseton pada obyek glas + 2 tetes akuades → biarkan hingga terbentuk kristal → amati di bawah mikroskop  mikroskop  B. DENGAN REAGEN DRAGENDORF  Zat uji ditaburkan pada obyek glas + HCl 0,5N hingga larut + 1 tetes reagen dragendorf →  biarkan 15-30 15-30 menit → panaskan perlahan → amati di bawah mikroskop  mikroskop   C. DENGAN LARUTAN ASAM PIKRAT  Zat uji diratakan pada obyek glas + HCl 0,5N hingga larut + 1 tetes reagen asam asa m pikrat →  biarkan beberapa saat hingga terbentuk kristal → amati di bawah mikroskop mikroskop  Kimia Farmasi –  Farmasi –  Analisis  Analisis Individual   VI. REAKSI-REAKSI INDIVIDUAL  A. TURUNAN SALISILAT  1. NATRIUM SALISILAT  Zat uji + 2 tetes FeCl 3 → warna ungu stabil meskipun ditambah etanol/alkohol etanol/alkohol Zat uji + 2 ml metanol + 3-4 tetes H2SO4 pekat  pekat → panaskan perlahan → bau metil salisilat s alisilat (bau gondopuro) → encerkan dengan akuades → bau lebih tajam  tajam  Zat uji + HCl → endapan → amati kristal (putih jarum)  jarum)   2. ASETOSAL  Zat uji + FeCl3 + H2SO4 encer → panaskan → warna violet  violet   Zat uji + 2 ml metanol + H 2SO4 pekat  pekat → didihkan → bau metil asetat → encerkan dengan akuades → bau lebih tajam  tajam   Zat uji + etanol + H2SO4 pekat  pekat → didihkan → setelah dingin + akuades hingga penuh → bau etil asetat (menunjukkan adanya asetat) 3. SALIPIRIN  Zat uji + DAB HCl → warna rose  rose   Zat uji + FeCl3 → warna ungu kuat hampir hitam  hitam  Zat uji + reagen Mayer → endapan putih  putih   Zat uji + reagen Zwikker B → amati warna  warna   B. TURUNAN ANILIN  1. PARASETAMOL  Zat uji + 10 ml akuades + 1 tetes FeCl3 → biru violet  violet  Zat uji + 1 ml NaOH 3N → panaskan → setelah dingin + 1 ml asam sulfanilat + beberapa tetes  NaNO2 → warna merah  merah  Zat uji + 1 ml HCl → panaskan 3 mrnit → + 10 ml akuades → setelah dingin + 1 tetes K 2Cr 2O7 → warna violet yang tidak berubah menjadi merah (bandingkan dengan fenasetin) Kimia Farmasi –  Farmasi –  Analisis  Analisis Individual   Zat uji pada drupple plate + asam nitrat encer → amati warna   2. FENASETIN  Zat uji + asam nitrat pekat → didihkan → ambil 1 tetes larutan yang telah dididihkan, letakkan  pada obyek glass + 1-2 1-2 tetes air dingin → amati kristal kr istal di bawah mikroskop  mikroskop  Hasil reaksi di atas setelah dingin membentuk kristal kuning Zat uji + 2 ml H2SO4 pekat  pekat → panaskan hingga mulai mendidih → setelah dingin + 2ml akuades → bau etil asetat  asetat 

 

Zat uji + 1 ml asam nitrat → amati warna → ambil 1 tetes letakkan pada obyek glass + 1 -2 tetes air dingin → amati kristal di bawah mikroskop  mikroskop   Zat uji + 1 ml aseton → teteskan pada obyek glass + 11 -2 tetes air dingin → amati kristal di  bawah mikroskop Zat uji + 1 ml HCl teteskan pada obyek glass + 1-2 1- 2 tetes reagen dragendorf → amati kristal di  bawah mikroskop C. TURUNAN PIRAZOLON  1. METAMPIRON  Zat uji + reagen Mayer → endapan putih kuning  kuning   Zat uji + HCl encer + FeCl 3 → warna biru → diamkan → merah → tak berwarna  berwarna   Zat uji + 1 ml AgNO3 → warna ungu dengan endapan perak metalik   Reaksi kristal dengan K 4Fe(CN)6 → amati kristal di bawah mikroskop  mikroskop   2. ANTIPIRIN  Zat uji + reagen Mayer → endapan putih  putih   Zat uji + FeCl3 → merah darah → + H 2SO4 encer → kuning  kuning  Zat uji + beberapa tetes NaNO 2 + H2SO4 encer → hijau intensif   Zat uji + DAB HCl → warna rose lama  lama   Reaksi kristal dengan asam pikrat → amati kristal di bawah mikroskop   Kimia Farmasi –  Farmasi –  Analisis  Analisis Individual   D. TURUNAN ASAM BARBITURAT  1. REAKSI UMUM  Zat uji pada drupple plate + alkohol hingga larut + 2-3 tetes reagen Parri + 1 tetes amonia pekat → warna ungu  ungu  2. FENOBARBITAL (LUMINAL)  Zat uji pada drupple plate + alkohol hingga larut + 2-3 tetes reagen Parri + 1 tetes amonia pekat → warna ungu kebiruan  kebiruan  Zat uji + 2 tetes alkohol + 2 tetes reagen Zwikker B → panaskan → terbentuk kristal ungu → amati di bawah mikroskop Zat uji + 2 tetes NaOH → jika perlu panaskan untuk melarutkan → + HCl encer → amati kristal di bawah mikroskop

200 mg zat uji + 10 ml NaOH → didihkan → gas yang membirukan lakmus lakmus merah Zat uji + 1 ml H 2SO4 pekat  pekat → panaskan perlahan → setelah dingin + NaNO2 → arang (bandingkan dengan barbital) Zat uji + 5 ml air + beberapa tetes NaOH + 1 ml asam sitrat → endapan putih (bandingkan dengan barbital) 3. BARBITAL (VERONAL)  Zat uji pada drupple plate + alkohol hingga larut + 2-3 tetes reagen Parri + 1 tetes amonia pekat → warna ungu tua  tua  Zat uji + 2 tetes alkohol + 2 tetes reagen Zwikker B → panaskan → terbentuk kristal ungu → amati di bawah mikroskop Zat uji + 2 tetes NaOH → jika perlu panaskan untuk melarutkan → + HCl encer → amati kristal di bawah mikroskop 200 mg zat uji + 10 ml NaOH → didihkan → gas yang membirukan lakmus merah  merah  

 

Zat uji + 1 ml H2SO4 pekat  pekat → panaskan perlahan → setelah dingin + NaNO2 → (bandingkan dengan luminal) Zat uji + 5 ml air + beberapa tetes NaOH + 1 ml asam sitrat → (bandingkan dengan luminal)   Kimia Farmasi –  Farmasi –  Analisis  Analisis Individual   E. TURUNAN SULFONAMIDA  1. REAKSI UMUM 

Zat uji pada drupple plate + 1-2 1-2 tetes DAB HCl → amati warna yang terjadi, amati pula kristalnya di bawah mikroskop ( bandingkan tiap-tiap sulfa) Zat uji pada tabung reaksi + NaOH → kelebihan alkali netralkan dengan HCl → + CuSO 4→ gojog → amati warna yang terjadi ( bandingkan tiap-tiap tiap -tiap sulfa) Zat uji pada drupple plate + larutan jenuh KBrO 3 + 1-2 tetes H2SO4 pekat  pekat → amati warna yang terjadi (bandingkan tiap-tiap sulfa) Reaksi kristal dengan aseton-air aseton-air → amati di bawah mikroskop (bandingkan sulfa lain) lain)   2. SULFAGUANIDIN  Zat uji + DAB HCl → warna orange, ada kristal agak putih  putih   Zat uji + reagen Parri → warna hijau biru  biru   Zat uji + Cu asetat + aseton → warna biru muda  muda   Reaksi kuprifil → warna biru muda  muda  Zat uji + H2SO4 + KCl → warna orange yang lama-lama lama -lama hilang Zat uji + 5 ml NaOH → didihkan untuk melarutkan → bau amonia  amonia   Reaksi kristal dengan aseton-air aseton-air → amati di bawah mikroskop (bandingkan sulfa lain)  lain)   Zat uji + 1-2 1-2 tetes benzaldehide → amati kristal di bawah mikroskop  mikroskop   3. SULFADIAZIN  Zat uji + DAB HCl → warna kuning lama-lama lama-lama orange Zat uji + reagen Parri → warna hijau ungu  ungu   Zat uji + Cu asetat + aseton → warna violet hitam  hitam   Zat uji + 10 ml akuades + 1 ml NaOH 0,1N + 0,5 ml CuSO 4 → endapan hijau zaitun → diamkan → kelabu ungu  ungu  Reaksi kristal dengan aseton-air aseton-air → amati di bawah mikroskop  mikroskop   Zat uji + NaOH + HCl hingga netral + beberapa tetes te tes CuSO4 → amati warna dan endapan Kimia Farmasi –  Farmasi –  Analisis  Analisis Individual   4. SULFAMERAZIN  Zat uji + DAB HCl → warna kuning lama-lama lama-lama orange merah Zat uji + reagen Parri → warna ungu  ungu   Zat uji + Cu asetat + aseton → warna coklat hitam   Zat uji + 10 ml akuades + 1 ml NaOH 0,1N + 0,5 ml CuSO 4 → endapan hijau zaitun → diamkan → kelabu tua  tua  Reaksi kristal dengan aseton-air aseton-air → amati di bawah mikroskop  mikroskop   5. SULFAMEZATIN  Zat uji + DAB HCl → warna ungu lama-lama lama -lama orange muda Zat uji + reagen Parri → warna ungu  ungu   Zat uji + Cu asetat + aseton → warna hijau lama-lama coklat

 

Zat uji + 10 ml akuades + 1 ml NaOH 0,1N + 0,5 ml CuSO 4 → endapan hijau zaitun → diamkan → kelabu tua  tua  Reaksi kristal dengan aseton-air aseton-air → amati di bawah mikroskop  mikroskop   6. SULFACETAMID  Zat uji + alkohol + beberapa tetes H 2SO4 pekat  pekat → panaskan → bau b au etil asetat pada pengenceran dengan air  Zat uji + 10 ml akuades + 1 ml NaOH 0,1N + 0,5 ml CuSO 4 → endapan biru kemerahan  kemerahan  7. SULFATIAZOL  Zat uji + 10 ml akuades + 1 ml NaOH 0,1N + 0,5 ml CuSO 4 → endapan biru hijau  hijau  Reaksi kristal dengan aseton-air aseton-air → amati di bawah mikroskop  mikroskop   8. PTALIL SULFATIAZOL  Zat uji + DAB HCl → warna kuning  kuning  Zat uji + reagen Parri → warna ungu merah  merah   Zat uji + 10 ml akuades + 1 ml NaOH 0,1N + 0,5 ml CuSO 4 → endapan biru hijau  hijau  Reaksi kristal dengan aseton-air aseton-air → amati di bawah di bawah mikroskop Kimia Farmasi –  Farmasi –  Analisis  Analisis Individual   F. VITAMIN  1. VITAMIN B1 (ANEURIN HCl)  

Reaksi kristal dengan asam pikrat → amati kristal di bawah mikroskop   Panaskan serbuk pada cawan porselin hingga bau kacang Zat uji + reagen Luff → warna hijau lalu endapan kuning Zat uji + reagen Mayer → endapan putih kekuningan  kekuningan  2. VITAMIN B2 (RIBOFLAVIN)  Zat uji + reagen Fehling A:Fehling B (1:1) → endapan merah bata  bata   Reaksi kuprifil positif  Zat uji + AgNO3 → warna merah  merah  3. VITAMIN B6 (PIRIDOKSIN)  Zat uji + FeCl3 → warna merah Reaksi kristal dengan reagen Dragendorf → amati kristal di bawah mikroskop  mikroskop   Zat uji + reagen Mayer → warna kuning muda  muda   4. VITAMIN C (ASAM ASCORBAT)  Zat uji + akuades +NaHCO 3 (padat) + FeSO4 (padat) → kocok → biarkan → warna ungu → + H2SO4 encer  encer → → warna ungu hilang  hilang  Mereduksi reagen Fehling, AgNO3, KMnO4  Mereduksi reagen Barfoed dalam keadaan dingin Membentuk kristal osazon dengan fenilhidrazin Zat uji + CuSO4 + amonia → endapan hijau lama-lama lama-lama kuning coklat Zat uji + NaOH + FeSO4 (cair) → warna violet vi olet hijau Zat uji + AgNO3 → endapan abu-abu abu-abu

Kimia Farmasi –  Farmasi –  Analisis  Analisis Individual   G. ANTIBIOTIKA  1. TETRASIKLIN HCl  Zat uji + H2SO4 pekat  pekat → warna merah ungu → encerkan → warna kuning tua tua  

 

Zat uji + reagen Marquis → warna merah anggur   2. KLORAMFENIKOL BASA  Zat uji + metanol + CaCl 2 + serbuk Zn → panaskan di atas  atas  waterbath waterbath  10 menit → tuang filtrat  pada tabung lain + kristal Na-asetat Na-asetat + benzoil klorida 2 tetes → kocok 1 menit + beberapa tetes FeCl3 + HCl encer → warna merah ungu  ungu   Zat uji + HCl pekat + serbuk Zn → panaskan → setelah dingin + DAB HCl 2 tetes → warna orange Reaksi kristal dengan aseton-air aseton-air → amati kristal di bawah mikroskop  mikroskop   H. ANTIHISTAMIN  1. CHLORPHENILAMINE MALEAT (CTM)  Reaksi kuprifil positif  Zat uji + reagen Marquis → warna kuning  kuning   Reaksi kristal dengan aseton-air aseton-air → amati kristal di bawah mikroskop  mikroskop   2. PROMETAZIN  Zat uji + HNO3 pekat  pekat → warna merah cherry → diamkan → merah tua → panaskan → warna merah magenta Larutan di atas + 1 tetes kalium bikromat → warna merah terang terang   I. TURUNAN PIRIDIN  1. ISONIAZID (INH)  Zat uji + Cu-asetat Cu-asetat + KCNS → warna hijau kuning  kuning   Zat uji + CuSO4 → warna biru lama-lama lama-lama biru muda Zat uji + AgNO3 → endapan putih coklat  coklat   Kimia Farmasi –  Farmasi –  Analisis  Analisis Individual   Reaksi kristal dengan Dragendorf → amati kristal di bawah mikroskop  mikroskop   Reaksi kristal dengan asam pikrat → amati kristal di bawah mikroskop   Reaksi kristal dengan sublimat → amati kristal di bawah mikroskop  mikroskop   Zat uji + larutan NaOH + larutan iodium → warna merah coklat dan gas  gas  Zar uji pada drupple plate + FeCl3 → amati warna dan da n gelembung gas 2. NIKOTINAMID  Zat uji + akuades + sianogen bromida + 1 ml anilin → endapan kristal merah segera menjadi kuning emas Reaksi kristal dengan Dragendorf → amati kristal di bawah mikroskop  mikroskop   Zar uji pada drupple plate + FeCl3 → warna merah coklat  coklat  Zat uji + Cu-asetat Cu-asetat + KCNS → warna hijau  hijau   3. PIPERAZIN SITRAT  Reaksi kristal dengan Dragendorf → amati kristal di bawah mikroskop  mikroskop   Zar uji pada drupple plate  plate + nikotinamid + asam asetat glasial → aduk → warna violet violet   Zat uji + akuades + larutan HgCl2 + 8 tetes H2SO4 pekat  pekat → didihkan → dalam keadaan panas + KMnO4 → warna violet hilang, timbul endapan putih  putih  J. ANESTESI LOKAL  1. BENZOKAIN  Reaksi Diazo: Zat uji + HCl 2N + 1 ml air + NaNO2 + teteskan β-naftol dalam NaOH → endapan  jingga lalu merah → jika  jika β-naftol diganti α-naftol warna endapan merah ungu

 

Zat uji + 1 ml asam asetat + asam pikrat jenuh → panaskan → setelah dingin terbentuk kristal →  panaskan lagi makan kristal larut → setelah dingin terbentuk kristal lagi  lagi  Zar uji pada drupple plate  plate + DAB HCl → amati warna Zat uji + asam asetat + asam sulfat pekat → panaskan → bau etil asetat  asetat   Reaksi iodoform : Zat uji + ammonia, Na-hipoklorit, Na-hipoklorit, dan fenol → dipanaskan → warna hijau  biru → pemanasan lebih lanjut → merah  merah  Kimia Farmasi –  Farmasi –  Analisis  Analisis Individual   2. PROKAIN HCl   Zat uji + 1 ml asam asetat + asam pikrat jenuh → panaskan → setelah dingin terbentuk kristal →  panaskan lagi makan kristal larut → setelah dingin terbentuk kristal lagi  lagi  Zat uji + 1 ml HCl encer +1 tetes tet es fenol + 1-2 1- 2 tetes kalium bromat → merah violet  violet   Zat uji uji pada drupple plate + DAB HCl → amati warna  warna    b 5 ml larutan zat uji 1% /v + 5 tetes asam sulfat encer + 2 tetes KMnO 4 0,1N → warna lembayung → setelah 2 menit warna hilang  hilang  10 mg zat uji + 5 ml akuades + 2-3 tetes asam nitrat + 10 tetes AgNO 3 → endapan putih → + amonia → endapan larut  larut  Zat uji + 2-3 2-3 ml NaOH → didihkan → bau amonia  amonia  3. LIDOKAIN HCl 

Reaksi kristal dengan asam pikrat → amati kristal di bawah mikroskop   Zat uji + 1 ml alkohol + 0,5 ml reagen Parri + 2 tetes HCl pekat → gojog → warna hijau cerah dan kristal halus → amati kristal di bawah mikroskop  mikroskop   Zat uji pada drupple plate + DAB HCl → amati warna ( tes negatif) → menjadi positif bila lidokain dihidrolisa dahulu dengan asam 50 mg Zat uji + 5 ml akuades + 1 ml asam nitrat + 1 ml AgNO 3 → cuci endapan yang yang terbentuk  dengan akuades → larutkan dalam amonia berlebih  berlebih   K. ALKALOID XANTIN  1. REAKSI UMUM  Reaksi Murexide : Zat uji pada drupple plate + 1,5 ml H2O2 + 5 tetes H2SO4 pekat  pekat → panaskan di atas waterbath hingga kering → sisa + beberapa tetes amonia 6N → w warna arna merah ungu Reaksi Murexide : Zat uji pada drupple plate + serbuk KClO 3 + 5 tetes HCl pekat → panaskan di atas waterbath hingga kering → sisa + beberapa tetes amonia 6N → warna merah ungu   Kimia Farmasi –  Farmasi –  Analisis  Analisis Individual   2. KAFEIN  Larutan jenuh zat uji + larutan iod → tidak terjadi endapan coklat (bandingkan dengan turunan xantin lain) Zat uji pada drupple plate + serbuk Cu asetat + 1 tetes air → warna violet (bandingkan dengan turunan xantin lain) Zat uji + 2 ml amonia 10 % → gojog → diamkan (bandingkan (bandi ngkan dengan turunan xantin lain) Larutan jenuh zat uji + larutan iod → tidak terjadi endapan → + HCl encer → endapan coklat → + NaOH berlebih → kristal larut  larut   Larutan jenuh zat uji pada drupple plate + larutan sublimat 5% → endapan putih → panaskan → kristal krist al larut → dinginkan → terbentuk kristal kembali → amati kristal di bawah mikroskop  mikroskop  

 

Zat uji pada obyek glass + HCl 2 tetes + reagen Dragendorf → panaskan jika perlu → amati kristal di bawah mikroskop 3. TEOBROMIN  Zat uji pada obyek glass + 2 tetes asam nitrat nit rat → panaskan → + 1 tetes AgNO 3 → amati kristal di  bawah mikroskop Zat uji pada obyek glass + 2 tetes HCl → panaskan → + 2 tetes larutan sublimat → terbentuk  kristal roset → amati kristal di bawah mikroskop  mikroskop   Zat uji pada obyek glass + 2 tetes HCl + reagen Dragendorf → panaskan jika perlu → amati kristal di bawah mikroskop Zat uji + 2 ml amonia 10 % → gojog → diamkan (bandingkan dengan turunan xantin lain)  lain)  Larutan jenuh zat uji + larutan iod → tidak terjadi endapan coklat (bandingkan dengan turunan xantin lain) Zat uji pada drupple plate + serbuk Cu asetat + 1 tetes air → warna violet (bandingkan dengan turunan xantin lain) 4. TEOFILIN  Zat uji + 2 ml amonia 10 % → gojog → diamkan (bandingkan dengan turunan xantin lain)  lain)  Kimia Farmasi –  Farmasi –  Analisis  Analisis Individual   Larutan jenuh zat uji + larutan iod → tidak terjadi endapan coklat (bandingkan dengan turunan xantin lain) Zat uji pada drupple plate + serbuk Cu asetat + 1 tetes air → warna violet (bandingkan dengan turunan xantin lain) Zat uji + 1 ml NaOH → panaskan → s etelah dingin + reagen sulfanilat + beberapa tetes  NaNO2 10% +NaOH hingga basa → warna merah ungu  ungu  Reaksi kristal dengan Dragendorf → amati kristal di bawah mikroskop  mikroskop   Zat uji + 1 ml amonia pekat + 2 ml AgNO 3 → endapan seperti gelatin → + 2 ml asam nitrat → endapan larut 5. AMINOFILIN  Zat uji + 2 ml amonia 10 % → gojog → diamkan (bandingkan dengan turunan xantin lain)  lain)  Larutan jenuh zat uji + larutan iod → tidak terjadi endapan coklat (bandingkan dengan turunan xantin lain) Zat uji pada drupple plate + serbuk  Cu asetat + 1 tetes air → warna violet (bandingkan dengan turunan xantin lain) Reaksi kristal dengan Dragendorf → amati kristal di bawah mikroskop  mikroskop   Reaksi kristal dengan sublimat → amati kristal di bawah mikroskop  mikroskop   L. ALKALOID KININ  1. KININ DAN GARAMNYA   Zat uji + FeCl3 → warna orange  orange   Zat uji + akuades + H 2SO4 → berfluoresensi biru  biru  Zat uji + HCl + reagen Mayer → endapan kuning  kuning   Zat uji pada obyek glass + reagen Hrapatit → panaskan jika perlu → amati kristal di bawah mikroskop 2. EUKININ  Zat uji + FeCl  → warna orange 3 Zat uji + akuades + H 2SO4 → berfluoresensi biru  biru 

 

Zat uji + HCl + reagen Mayer → endapan kuning  kuning   Kimia Farmasi –  Farmasi –  Analisis  Analisis Individual   Zat uji pada obyek glass + reagen Hrapatit → panaskan jika perlu → amati kristal di bawah mikroskop Zat uji + 10 ml NaOH ml NaOH dalam etanol absolut → endapan putih  putih  3. KININ TANNAS  Zat uji + FeCl3 → warna biru hitam  hitam  Zat uji + akuades + H 2SO4 → berfluoresensi biru  biru  Zat uji + HCl + reagen Mayer → endapan kuning  kuning   Zat uji pada obyek glass + reagen Hrapatit → panaskan jika perlu → am ati kristal di bawah mikroskop Zat uji + H2SO4 1N → warna coklat kemerahan  kemerahan  Zat uji + NaOH → warna orange coklat  coklat   M. ALKALOID OPIUM  1. PAPAVERIN  Reaksi Coralyn : 10 mg zat uji + 1 ml asam asetat anhidrida + 3 tetes asam sulfat pekat → fluoresensi kuning kehijauan 10 mg zat uji + 10 ml air yang mengandung 0,5 ml HCl encer + 5 tetes kalium ferrisianida → endapan kuning jeruk → amati kristal di bawah mikroskop (bedakan dengan alkaloid opium lain) Zat uji pada obyek glass + 1 tetes HCl + 1-2 tetes sublimat amati kristal di bawah mikroskop (bedakan dengan alkaloid opium lain) Amati warna serbuk langsung di bawah sunar UV (bedakan dengan alkaloid opium lain) 10 mg zat + 5 ml H 2SO4 encer → panaskan → + 1-2 1-2 tetes FeCl3 → warna violet → setelah dingin + 1 tetes asam nitrat pekat → warna merah  merah  2. MORFIN  10 mg zat uji + 10 ml air yang mengandung 0,5 ml HCl encer + 5 tetes kalium ferrisianida → endapan kuning jeruk → amati kristal di bawah mikroskop (bedakan dengan alkaloid opium lain) Kimia Farmasi –  Farmasi –  Analisis  Analisis Individual   Zat uji pada obyek glass + 1 tetes HCl + 1-2 tetes sublimat amati kristal di bawah mikroskop (bedakan dengan alkaloid opium lain) Amati warna serbuk langsung di bawah sunar UV (bedakan dengan alkaloid opium lain) 10 mg zat + 1 ml FeCl3 → warna biru violet 5 mg zat + 2 ml H2SO4 encer + beberapa tetes kalium ferrisianida + 1 tetes FeCl 3 → kuning kehijauan 10 mg zat +2 ml H 2SO4 pekat  pekat → setelah dingin + beberapa tetes asam nitrat encer → warna merah darah N. ALKALOID SOLANACEAE  1. REAKSI UMUM  Reaksi Vitalli : Zat uji pada cawan porselen + 4-5 tetes HNO 3 pekat  pekat → panaskan hingga kering (jangan sampai→gosong) → residu 2-3  tetes larutan KOH dalam alkohol → warna biru 2violet + aseton amati warna yang +terjadi  terjadi

 

2. ATROPIN DAN GARAMNYA  Tes Vitalli positif  pada  pada penambahan aseton → warnanya warnanya tetap  tetap  Reaksi kristal dengan Bauchardat Zat uji + 2 ml air + beberapa tetes HCl encer + beberapa tetes BaCl 2 → endapan putih  putih  3. STRIKNIN DAN GARAMNYA  Zat uji + 2 ml H2SO4 pekat  pekat + 1 butir kristal kalium bikroma → warna ungu ungu  Reaksi kristal dengan sublimat atau kalium ferrosianida Zat uji + HCl → panaskan → warna merah  merah   Zat uji + kalium bikromat → hablur kuning → cuci endapan dengan akuades → pindahkan dalam cawan → + beberapa tetes H2SO4 → warna biru lembayung yang tidak mantap  mantap   Tes Vitalli positif namun pada penambahan aseton → warna merah ungu  ungu  

Kimia Farmasi –  Farmasi –  Analisis  Analisis Individual   4. EFEDRIN HCl   Reaksi Chen-Kao positif : Zat uji + 1 ml air + 3 tetes HCl 3N + 5 tetes larutan CuSO 4 2% + 1-2 ml NaOH 3N → warna biru ungu (sulfonamid) → jika dikocok dengan 1 ml eter maka lapisan eter berwarna merah (efedrin) dan lapisan air tetap biru (reaksi chen-kao) Zat uji + 5 ml akuades + beberapa tetes NaOH + 3 ml kalium ferri sianat → panaskan → bau aldehide O. BAHAN PEMBAWA / PENGAWET / LAIN-LAIN  1. ASAM BENZOAT  Zat uji + 5 ml akuades → panaskan untuk melarutkan → setelah dingin disaring → filtrat + FeCl3 → endapan coklat kemerahan → + HCl endapan larut  larut   Reaksi esterifikasi : zat uji + etanol + asam sulfat pekat → panaskan → setelah d ingin encerkan dengan akuades hingga hampir penuh → bau etil benzoat (bau frambos)  frambos)  Zat uji + Pb-asetat Pb-asetat → kristal bentuk roset  roset  2. KALSIUM GLUKONAT  2 ml AgNO3 4% + amonia tetes demi tetes hingga endapan coklat pertama tepat larut + zat uji → didihkan → cermin cermin perak  Zat uji + akuades + larutan amonium oksalat 2,5% → endapan putih → + beberapa tetes HCl → endapan larut

Zat uji + akuades + larutan amonium oksalat 2,5% → endapan putih → + beberapa tetes asam asetat 3% → endapan tak larut  larut   Reaksi kuprifil positif  3. KALSIUM LAKTAT  Zat uji + akuades + H 2SO4 pekat  pekat hingga asam → hangatkan dengan dengan KMnO4 → bau asetaldehide  asetaldehide  Zat uji + larutan NaOH + 1-2 tetes CuSO 4 → kocok → supernatan warna biru  biru  Identifikasi Ca positif  Kimia Farmasi –  Farmasi –  Analisis  Analisis Individual   4. NIPAGIN  Zat uji + 5 ml akuades → didihkan → setelah dingin + 1 tetes FeCl 3 → warna ungu kemerahan → coklat  coklat 

Zat bawah uji + aseton → pipet dan teteskan di atas setetes air pada obyek glass → amati kristal di mikroskop

 

Zat uji + reagen Millon → warna merah darah  darah   5. BROMURAL  Zat uji + larutan NaOH → panaskan → bau salak dan amonia  amonia  Zat uji + asam salisilat + H2SO4 pekat  pekat → panaskan → bau gondopuro gondopuro   Zat uji + asam nitrat encer → kristal mengapung → panaskan → kristal larut → setelah dingin mengapung kembali 6. TALK   Zat uji tak larut akuades, HCl pekat ataupun basa Zat uji + Na2CO3 → bakar → + HCl hingga larut + NAOH hingga basa + reagen titan yellow → warna merah jambu Zat uji + HCl / H2SO4 pekat  pekat → didihkan → cuci dengan air → amati kristal di bawah mikroskop (seperti pecahan kaca transparan) Mereduksi reagen Fehling 7. BOLUS ALBA  Serbuk putih kotos tenggelam dalam air  Zat uji + HCl / H2SO4 pekat  pekat → didihkan → cuci dengan air → amati kristal di bawah mikroskop ( bandingkan dengan talkum) Zat uji + larutan NaOH + reagen titan yellow → warna merah orange  orange   8. HEKSAMIN  Zat uji + antipirin + 1 tetes HCl pekat → amati kristal di bawah mikroskop mikroskop   Zat uji + H2SO4 encer → panaskan → bau khas formaldehide  formaldehide  Reaksi kristal denga sublimat → amati kristal di bawah mikroskop  mikroskop   Zat uji pada drupple plate + asam salisilat + H2SO4 pekat  pekat → warna violet  violet  9. BISMUTH SUB NITRAT DAN BISMUTH SUB KARBONAT   Sisa pemijaran panas orange, ora nge, dingin kuning Sisa pemijaran + H2SO4 pekat + kristal Na2SO4 → hangatkan bila perlu → amati kristal di bawah mikroskop Sisa pemi  jaran jaran + HCl encer hingga larut → celupkan kawat Cu (klip / ballpoint) → noda hitam  hitam  Tes nitrat untuk NBB Tes karbonat untuk CBB 10. LAKTOSA  Pada pemijaran berbau caramel Zat uji + akuades + ag-amoniakal ag- amoniakal → endapan Ag  Ag  Reaksi Fehling positif  Reaksi Mollish positif  Tes iodin tidak berwarna (bandingkan ( bandingkan dengan amilum) Zat uji + akuades → panaskan → + 5 ml NaOH 1N → panaskan → larutan kuning lama -lama merah kecoklatan → diamkan → setelah dingin + CuCu -tartrat → endapan merah  merah  11. AMILUM  Zat uji + reagen Bouchardat → warna biru tua atau hitam seperti norit  norit   Tes iodin positif → warna biru  biru 

 

barbital Posted on April 3, 2011 by 2011 by sayacintafarmasi

Barbital adalah suatu golongan obat tidur yang mempunyai inti hasil kondensasi ester etil dari asam dietilmalonal dan ureum. Barbital (barbiturat) digunakan sebagai obat hipnotik, sedative, antikonvulsan, dan anastetik dengan sifat nonselektif. Barbiturat bersifat lipofil, sukar larut dalam air tetapi teta pi mudah dalam pelarut-pelarut nonpolar seperti minyak dan kloroform. Karena sifat lipofiliknya, l ipofiliknya, barbiturat mudah menembus SSP dan daya hipnotiknya  juga diperkuat. Dengan meningkatnya meningkatnya sifat lipofilik ini maka efeknya dan lama kerjanya dipercepat. Barbital merupakan derivat dari asam barbiturate. Asam barbiturat merupakan hasil reaksi kondensasi antara urea dengan asam malonat melalui eliminasi 2 molekul air. II.2 Sifat-sifat Umum  Sifat-sifat umum senyawa barbital antara lain : 1.  Barbital mempunyai asam berbasa satu yang sangat lemah, asam barbiturate bar biturate dapat dalam bentuk keto dan bentuk enol, bentuk enol ini yang menyebabkan  bereaksi asam dan dapat diionisasi. Oleh karena itu barbital larut dalam alkali. Tetapi garam-garam Na nya tidak stabil dalam air terutama sekali pada pemanasan, dalam air akan terhidrolis. Oleh karena mudah terhidrolisa maka garamnya dalam air  tidak boleh disimpan lama.

2.  Asam barbiturate sukar larut dalam air, mudah larut dalam eter, kloroform, dan etil asetat 3.  Mudah mengadakan sublimasi, hasil sublimasi dapat dipakai untuk  mengidentifikasi barbital, terutama jika sublimasi dalam keadaan vacuum. 4.  Barbital mempunyai titik lebur yang tajam, tetapi titik lebur ini sulit digunakan untuk identifikasi karena titik lebur tiap zat berdekatan. Misal : TL Luminal : 173 –  173 – 174 174 C TL Prominal : 174 –  174 – 176 176 C Adapun barbital banyak digunakan untuk:  1.  Sebagai obat tidur : Dalam dosis yang banyak 

2. 

Sebagai sedativ : Dalam dosis yang sedikit

3. 

Sebagai obat antikonvulsif 

4. 

Sebagai obat anastetika,narcose pendek 

II.3 Penggolongan Senyawa Barbital  Penggolongan barbiturat disesuaikan dengan lama kerjanya, kerjan ya, yaitu:   —  Barbiturat kerja panjang (6 jam) Contohnya: Fenobarbital digunakan dalam pengobatan kejang  —  Barbiturat kerja singkat ( 3 jam ) Contohnya: Pentobarbital, Sekobarbital, dan Amobarbital yang efektif sebagai sedatif dan hipnotik   —  Barbiturat kerja sangat singkat ( 2-4 jam) Contohnya: Tiopental, yang digunakan untuk induksi intravena anestesia. II.4 Isolasi Pengisolasian senyawa barbital dapat dilakukan dengan beberapa cara :

 

1. 

1. Pengocokan dengan Eter Suasana Asam  

Cara ini pertama kali dikembangkan oleh Stass Otto yakni dengan jalan mengasamkan dengan asam tartat, tarik dengan eter. Untuk memurnikan maka larutan eter cuci dengan larutan soda, asamkan. Kocok lagi dengan eter, lapisan eter uapkan sehingga terdapat kristal kris tal daripada Barbital.Guna penambahan asam adalah bentuk keto tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik. Bentuk enol larut dalam air tapi tidak larut dalam pelarut organik. Dengan ion-ion H (penambahan asam) maka sesuai dengan hukum kimia maka ⁺

keseimbangan bergeser kekiri.dengan Jadi senyawa tersebutRulhmann berada dalam yang tidak  ganti terdisosiasi yang dapat ditarik eter. Menurut dan bentuk A. Burgin sebagai asam batu anggur atau asam tartat dapat dipakai H2SO4 0,5 N pH 1 untuk mengasamkan larutan. Menurut penyelidikan Y Buchi dan X Pertia, pemurnian daripada lapisan eter dengan larutan soda memang dapat menarik kuantitatif dari Barbital kecuali Pentotal. Oleh karena itu Y Buchi dan Pertia mengusulkan identifikasi yang lebih baik sehingga semua barbital tertarik. ter tarik. Caranya ialah larutan Barbital diasamkan dengan asam tartat t artat hingga pH nya ±2,05. Dimana konsentrasi asam tartat 2 –  2 – 2,5% 2,5% dari larutan Barbital. Cairan ini dikocok dengan eter, lapisan eter pisahkan dan cuci dengan larutan Na2CO3 2% dengan pH 10,85. Larutan soda asamkan, kocok dengan eter, lapisan eter kumpulkan dan pisahkan. Keringkan dengan Na2SO4 eksikatus. Lapisan eter uapkan sehingga diperoleh kristal dari barbital. 1. 

2. Cara Tembaga Pyridin (Zwikker) 

Barbital larutkan dalam campuran tembaga pyridin. Tambahkan beberapa tetes CuSO4 (campur 4 ml CuSO4 10% + 1 ml pyridin + 5 ml air). Maka barbital akan mengendap, endapan disaring cuci berturut-turut dengan air yang mengandung piridin dengan spiritus 70% akhirnya eter. Endapan + asam encer sehingga kristal kembali diuraikan menjadi  barbital yang akan dipisahkan bila dikocok dengan eter atau kloroform. Lapisan eter bila diuapkan akan terdapat barbital dan dapat dilakukan reaksi identifikasi selanjutnya. 1. 

3. Cobalt Calcium Compleks (Cara Pesez) 

Campuran barbital dilarutkan dalam methanol, tambahkan beberapa tetes pereaksi Cobalt  Nitrit 10% dan CaCl2 10%, basakan basakan maka barbital akan mengendap. Endapan dikumpul dikumpul dan dicentrifius. Setelah mengendap cuci dengan methanol, asamkan sehingga barbital akan memisah dari endapan, tarik dengan eter, kloroform, uapkan hingga mengkristal dan dilakukan identifikasi. 1. 

4. Sublimasi Mikro 

Cara ini juga dipakai untuk memurnikan hasil isolasi dari campuran barbital barbita l yang telah tercampur zat kotoran. Hasil sublimasi dipengaruhi oleh suhu, tinggi ring sublimasi, dan lama sublimasi diadakan.

II.5 Identifikasi Barbital Dalam pengidentifikasian suatu senyawa, dalam hal ini adalah senyawa sen yawa Barbital digolongkan dengan 2 cara, yaitu: KIMIA   

Identifikasi dengan melakukan berbagai reaksi warna dan pengendapan FISIKA   

Identifikasi dengan Titik Leleh, Kromatografi Lapis Tipis, Kromatografi Gas, dan spektrofotometer IR 

 

Berikut ini akan dijabarkan mengenai semua proses reaksi identifikasi dari senyawa Barbital, secara garis besarnya, reaksi identifikasi terbagi atas: 1. 

A. REAKSI UMUM 

PEREAKSI 

HASIL REAKSI 

1. REAKSI PARRI 

Parri

Warna

Vanillin

Warna,

Zwikker (campuran CuSO4 dan piridin)

Warna, Endapan

Biuret (CuSO4 + NaOH)

Warna

Iodoform

Endapan, Bau

Xanthydrol

Endapan

Formaldehide

Warna

Buchi-Pertia

Endapan, Kristal

Prinsip:  pembentukan senyawa kompleks antara barbital dengan senyawa Co dalam MeOH  bebas air. Barbital dalam Metanol murni + 2 tetes CoCl2 dalam

Resorsinol

Warna

Merkuri

Endapan

asam asetat 1% dan 2 tetes  NH4OH à warna ungu

Pertama kali ditemukan oleh Parri tahun 1935 dengan: Veronal + H2SO4 (p) + α Naftol à ungu intensif    —   Modifikasi oleh Potjewijd Barbiturat dilarutkan dalam spiritus fortior + CoCl 2 + 1 tts NH4OH (p) à ungu   —   Modifikasi oleh Marshall  Barbital dalam lingkungan asam (eter atau kloroform), pisahkan lapisan eter ete r dan kloroform, uapkan à residu taruh di atas kertas saring s aring yang kering + beberapa tetes larutan Co(NO 3) 2 1% dan MeOH absolut . Kertas saring kering taruh di atas uap amoniak à warna ungu merah. Identifikasi ini tidak spesifik karena memberikan hasil positif berwarna ungu juga kepada  beberapa sulfa, theophyllin, asam camphoricum, theobromin, theobromin, dan asam pthalat. Barbital yang negatif ialah Pseudobarbital, Adalin, Bromural, Sodormid, Sulfonal 1.  2. REAKSI ZWIKKER   Reaksi kompleks barbital, Cu piridin.  —  Modifikasi: Komponen basa digunakan piridin atau isopropilamin Pelarut digunakan kloroform (CHCl3)  —   Cara: Larutkan zat dalam 1 ml campuran (1 bagian piridin/1 bagian isopropilamin dalam 9 bagian CHCl3) + I ml CuSO4 1% dalam air àkocok à diamkan  —   Hasil:  Terdapat barbital à lapisan CHCl3 ungu, lapisan air biru Diganggu asam salisilat dan aspirin à biru Ada tiobarbital àlapisan CHCl3 biru, lapisan air biru -

Diganggu tiofilin, teobromin, Na-salisilat, dan tiourasil àlapisan CHCl3 hijau 1.  3. REAKSI BUCHI DAN PERTIA 

 

Zat + CHCl3 + reagen (Co(NO3) 2 0,01M dalam metanol) + 0,25 ml isobutilamin 1M dalam CHCl3 à ungu 1. 

4. PENGENDAPAN DENGAN REAGEN MILLON 

50 mg zat dalam air/aseton + 4 ml pereaksi à endapan Umumnya akan memberikan endapan dengan garam Hg-(Nitrat, Asetat, Sulfat) tetapi tidak  mengendap dengan HgCl 2 

 

B. REAKSI TERHADAP SUBSTITUEN BARBITAL  1. 1. LASSAIGNE (adanya halogen dan belerang)  Cara membuat filtrat Lassaigne:   

Zat dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam tabung reaksi kering, masukkan Na, masukkan sedikit lagi zat à pijar ±30’ à larutkan dalam etanol    —  Pemeriksaan S: 1/3 filtrat asamkan dengan HNO3 à panaskan hingga mendidih + 5 tts lar AgNO3 5% à endapan (Cl-, Br -,I-)  —  Membedakan Cl-, Br -,I-  AgCl, AgBr, dan AgI + amoniak à AgCl larut, AgBr dan AgI mengen mengendap dap 1.  2. BEILSTEIN TEST (adanya gugus halogen: F, Br)  Pijar dengan kawat Cu à memberikan nyala hijau (Cu-halogenida yang menguap) 1.  3. ADANYA GUGUSAN TAK JENUH   



   

Hilangnya warna Brom oleh larutan zat dalam air  Hilangkan warna KMnO4 :

Zat + NaOH 2N + 1 tetes KMnO 4  1. 

4. ADANYA GUGUS FENIL AROMATIS 

 —  Oksidasi menjadi asam benzoat 0,05 g zat + 10 tts KMnO4 + beberapa tetes NaOH 4N diuapkan sampai kering à sisa + 10 tts air, uapkan lagi, lalu tambahkan air + 3 tts H 2SO4 4N. Kocok dengan eter, keringkan dengan Na-Sulfat eksicatus, masukkan ke dalam tabung reaksi à akan terdapat kristal asam benzoat menempel di tabung (positif gugus fenil)  —  Reaksi Ekkert 10 mg zat + H2SO4 (p) + 5 tts formalin à merah anggur (positif barbital, luminal, veronal) Larutan warna dipanaskan dengan air mendidih à jingga kuning dengan florosensi hijau (positif gugus fenil) 1.  C. REAKSI WARNA DAN PENGENDAPAN  1. dengan H2SO4 (P)  0,01 g zat + beberapa tetes H 2SO4 (p) dipanaskan à timbul warna 2. MARQUIS 0,01 g zat dilarutkan dalam 4ml H 2SO4 (p) + 1ml formaldehid, panaskan di WB à merah & florosensi hijau (Sandoptal), tidak florosensi (Luminal, dll) 3. KRISTAL p-DAB 0,01 g zat dalam 4ml H2SO4 (p) + beberapa butir kristal p-DAB, panaskan beberapa menit di WB à merah (Luminal), merah tua (Nembutal, Evipan) 4. VANILIN- H2SO4  sedikit zat dipanaskan dengan 1% vanillin dalam H 2SO4 (p), beberapa menit di WB à merah karsen 

1. 

D. REAKSI WARNA 

 

1. SALISILDEHID-H SALISILDEHID-H2SO4  0,01 g zat + Iml H2SO4 (p) + beberapa tetes salisildehid 1% dalam spiritus, panaskan di WB à merah frambos (dial) 2. FURFUROL-H2SO4  Zat dalam H2SO4 (p) + larutan furfurol 5% dalam spiritus, panaskan di WB à ungu (Phanodorm, Medomin), merah coklat (Thiobarbital, Pentotal) 3. FENOL-H2SO4  Merah rosa (Phanodorm, Kemithal, Evipan), jingga Cydopal C ydopal 4. PIPERONAL-H2SO4  0,5% piperonal dalam alkohol + zat à berwarna 5. NITRASI menurut RANWEZ  10 mg zat + 10ml HNO3 /H2SO4 (p), panaskan 10’ di air mendidih, dinginkan, dinginkan, encerkan dengan air à kuning dan endapan + NH4OH berlebih à kuning

1. 

E. REAKSI KRISTAL 

1. SUBLIMASI  Veronal, Luminal, Phenodorm, Allonal, Difenil hidantion 2. REAKSI NaOH dengan ASAM ASETAT  Larutan zat dalam BaOH/KOH à asamkan dalam asam asetat as etat à kristal yang diawali dengan adanya tetes minyak warna hijau 3. REAKSI PENGENDAPAN dengan FOSFAT  

Larutan zat dalam KOH, teteskan pada objek glass + kristal amonium fosfat à endapan 4. REAKSI Cu, Fe, dan Br Kompleks Zat + pereaksi pada objek glass à panaskan à kristal 5. REAKSI BAUCHARDAT  Zat + pereaksi bauchardat à kristal krist al (veronal, luminal, ruonal) 6. REAKSI dengan AQUA BROM  Larutkan zat dalam KOH + 1 tetes aqua brom à kristal (phenodorm, veronal) 7. REAKSI dengan AgNO 3  Larutan zat dalam AgNO3 5% + amoniak hingga endapan larut 8. AQUA BARIT  Zat padat + 1 tetes aqua barit à kristal (dial) II.6 Identifikasi Turunan Senyawa Barbital   1. ALLONAL  ü Sinonim : isopral + pyramidon

ü Pemerian : bubuk berwarna kuning, pahit ü Reaksi Zat +FeCl3 à ungu   



 

Zat + Aqua brom à ungu à hilang



 

Zat + KmnO4 à mereduksi



 

Isopral : +



 

Pyramidon : +



 

Reaksi kristal :



 

Dragendorf 



 

Bouchardat

 



 

Fe-kompleks



 

Cu-kompleks

2. AMYTAL  ü Sinonim :Asam ethylisoamylbarbiturat

ü BM : 228,27 ü Pemerian : kristal agak putih 0

ü TL : 156-158 156-158 C ü Kelarutan : dalam air : (1:1300); (1:1300); ethanol (1:5); chloroform chloroform (1:7); ether (1:6) ü Fungsi : Hypnotik  ü Reaksi : Larutan dalam air yang jenuh bereaksi asam terhadap lakmus (memberi warna merah terhadap lakmus) ü Reaksi kristal : § larutan jenuh dalam NaOH+NH4 fosfat, kristal, lama   



 

§ Fe-kompleks



 

§ Cu-kompleks



 

§ Zat + pereaksi Wagenaar : jarum kecil dan besar 



 

§ Sublimasi

  3. APROBARBITAL ü Sinonim : Isopral ü Rumus molekul : C10H14 N2O3  ü BM : 210,23 ü Pemerian : Kristal putih, agak pahit, pahit, higroskopis, TL : 1400C ü Larutan jenuh jenuh dalam air : asam ü Kelarutan : hampir tidak larut larut dalam air, larut dalam alkoho alkohol, l, CHCl3, eter, aseton, asam asetat glasial, alkali hidroksida ü Fungsi :Sedative, hipnotik  ü Reaksi :   Zat +formalin H2SO4à kuning coklat berflouresensi biru 



 

Zat dapat mereduksi KMnO4 dan Aqua Brom (warna menjadi hilang)



 

Reaksi kristal :

 

Cu-kompleks

 

Fe-kompleks

 

Sublimasi

o

o

o

 

o

 NaOH + NH4 fosfat

4. DIAL  ü Sinonim : Allobarbital, 5,5 asam diallylobarbiturat

ü ü ü ü

Rumus molekul : C10H12 N2O3  BM : 208,21 Pemerian : kristal agak pahit TL : 171-173 171-173 0C

ü pH: larutan jenuh jenuh bereaksi asam terhadap lakmus ü Kelarutan :dalam air (1:300) : air mendidih (1:50) : etanol (1:20); ether (1:20); sangat larut

 

dalam etanol panas, larut dalam aseton, ethylasetat ü Fungsi : Hypnotik sedative ü Reaksi : Zat +NaOH +KMnO4 à segera hijau   



 

Zat +Vanilin-H2SO4 àmerah



 

Zat +Aqua brom à mereduksi (warna hilang)



 

Zat +Salisilaldehid-H2SO4 àmerah



 

Zat + H2SO4 (p) + beberapa butir kristal p-DAB àmerah



 

Reaksi kristal :

 

 NaOH + Asam asetat glasial

o

 

Fe-kompleks

 

Sublimasi

 

Cu-Kompleks

 

Larutan jenuh+NaOH +(NH4)3PO4 

 

Fe-Komplek 

 

Zat +Aqua Barit à keping-keping, lama-lama jarum

o

o

o

o

o

o

1. 

5. DIPHENYLHYDANTOIN-Na DIPHENYLHYDANTOIN-Na 

ü Sinonim : Dilantoin Na, alepsin, Phenitcinum Na ü BM : 274,25 ü Pemerian : bubuk kristal putih , rasa seperti sabun, pahit mengg menggigit, igit, tidak berbau, agak  higroskopik,terpapar udara akan menyerap CO2 dan melepaskan difenylhydantoin ü Kelarutan : dalam air ( 1:66) 1:66) tetapi larutan keruh kecuali ditambah alkali hingga pH 11,7; larut dalam 10,5 ml ethanol; tidak larut dalam eter dan kloroform, mudah terdisosiasi oleh asam lemah seperti CO2 dengan mengurai diphenylhydantoin ü Fungsi :Anticonvulsant, antiepilepsis ü Reaksi :   PARRI : sebelum ditambahkan NH3 : ungu, setelah ditambahkan berwarna biru 



 

Zat +NaOH : merah keunguan tak tetap, ada bintik-bintik ungu

6. EVIPAN  ü Sinonim : asam N-methylcyclohexanyl methyl barbiturat, Hexob Hexobarbital arbital

ü Struktur molekul : C12H16 N2O3  ü BM : 235,26 ü Pemerian : kristal prisma, tak berasa ü TL 145-1470C ü Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, alkali karbonat; karbonat; larut dalam methanol, ethanol, ether, CHCl3, aseton, benzen, basa. ü Fungsi : Sedative hipnotik  ü Reaksi : Zat +H2SO4 pekat à kuning lama-lama merah jingga   

 

o

Reaksi kristal :

a. larutan jenuh dalam NaOH + NH4 fosfat  b. Fe-kompleks

 

c. Bi-kompleks d. Cu-kompleks e. Sublimasi 7. KEMITHAL ü Sinonim : 5-allyl-5 (2-cyclohexenal)-2-thiobarbiturat (2-cyclohexenal)-2-thiobarbiturat Na ü Rumus molekul : C13H16 N2O2Sna ü BM : 287,36 ü Pemerian : Bubuk kuning pucat, agak pahit, higroskopis ü TL : 148-156 148-156 ü Kelarutan : larut dalam air  ü Fungsi : Anastetik  ü Reaksi : Reaksi Parri : +   



 

Penarikan dari pembawa diasamkan lebih dahulu



 

Reaksi dengan aseton air : tetes minyak 



 

Reaksi kristal :

a. Wagenaar   b. Aseton –  Aseton – air  air  8. LUMINAL ü Sinonim : asam phenylaethylobarbiturat, phenylaethylobarbiturat, gardenal

ü BM : 232,23 ü Rumus molekul : C12H12 N2O3  ü Pemerian :Bentuk garam Ba, Ba, kristal dengan 3 fase berbeda, rasa agak pahit ü Kelaruan : air (1:1000), ethanol (1:8), CHCl3 (1:40), ether (1:13), benzen (1:700), larut dalam alkali hidroksida dan karbonat ü TL : 174-178 174-178 ü pH : asam ü Fungsi :antikonvulsan, hipnotik sedativ ü Reaksi :   Zat + α-naphtol α-naphtol +H2SO4 pekatà ungu 



   

o

Reaksi ekkert (gugus phenyl) : zat+formalin H 2SO4 pekat à merah Reaksi kristal :

a. Sublimasi  b. Wagenaar  c. Fe-kompleks d. Cu-kompleks e. Bi-kompleks f.NH4 fosfat 9. NEMBUTAL ü Sinonim : ethylmethylbuthylbarbiturat ethylmethylbuthylbarbiturat Na, pentobarbital Na

ü ü ü ü

Rumus molekul : C11H17 N2O3 Na Pemerian : butir kristal/bubuk putih, rasa agak pahit pahit Kelarutan : mudah larut dalam alkohol, air, praktis tidak larut dalam ether  Larutan bereaksi alkalis alkalis terhadap lakmus dan phenolphtalein phenolphtalein

 

ü Larutan dalam air mudah mudah terurai, tak boleh d disimpan isimpan dan disterilkan. ü Fungsi : Hipnotik, sedatif  ü Reaksi : Zat +H2SO4 pekat à coklat   



 

Reaksi kristal :

a. Fe-kompleks  b. Cu-kompleks c. larutan dalam NaOH 0,1 N sampai jenuh +NH 4 fosfat 10. OLTHOPHAN ü Pemerian : kristal putih, rasa agak pahit ü Reaksi :   Zat +H2SO4 pekat à kuning jingga 



 

Zat +vanilin H2SO4 pekat à kuning dengan dengan fluoresensi hijau



 

Zat +phenol H2SO4 à rosa



 

Reaksi kristal :

a. Fe-kompleks  b. Sublimasi c. NaOH/HAc c. Bi-kompleks d. Cu-kompleks 11. Orthal  –  Na  ü Sinonim: etil hexenil hexenil barbiturat Na, hexetal sodium ü Berat molekul: 262, 29 ü Rumus molekul: C12H19 NNaO3  ü Rumus bangun: ü Karakteristik:   Pemerian: serbuk putih, agak kuning, rasa pahit. 



 

 pH: basa

 

Kelarutan: sangat larut dalam air, larut dalam etanol, tak larut dalam eter dan benzene, larutan dalam air bereaksi alkalis terhadap lakmus, larutan dalam air tidak stabil kalau didiamkan. 

ü Reaksi Reaksi kristal:   



 

§ Cu kompleks



 

§ Fe kompleks



 

§ (NH4)H2PO4 

12. Pentothal  –  Na  ü Sinonim: Thiopental Na ü Nama IUPAC: [5-etil-4,6-diokso-5-(pentan-2-il)-1,4,5,6-tetrahidropirimidin-2-il]sulfanid sodium ü Berat molekul: 264,33 ü Rumus molekul:C11H17 N2O2SNa

ü Rumus bangun: ü Karakteristik:

 



 



 



 



 

Pemerian: serbuk putih kekuningan, higroskopis, biru seperti bawang. bawan g.  pH: 12,5

Kelarutan: larut dalam air dan alcohol, tidak larut la rut dalam eter, benzene dan petroleum eter, larutan dalam air jika didiamkan terurai dan jika dipanaskan terjadi endapan. Larutan 2,5 % b/v dalam air bereaksi alkalis kuat dengan pH 10,5.

ü Spesifikasi dalam sediaan farmasetik: Dibuat dalam sediaan serbuk yang steril yang kemudian direkonstitusi dengan pelarut yang sesuai dan diberikan secara IV (untuk yang bentuk Na). Pentothal Na steril adalah campuran penthotal Na steril (91,7 %) dengan    Na2CO3anhidrid (Na2CO3 sebagai dapar (60mg/g Na thiopental). 

13. Persedon  ü Sinonim: 3,3-dietil-2,4-dioxotetrahidropiridin. ü Berat molekul: 167,20 ü Rumus molekul: C9H13 NO2  ü Rumus bangun: ü Karakteristik: Pemerian: serbuk kuning muda, rasa pahit.   



 



 



 



 

TL: 92-93°C  pH: asam Kelarutan: larut dalam air dan pelarut organik. Bersifat hipnotik sedatif.

ü Reaksi: Parri: sangat lemah   



 

Reaksi Kristal:

 

Fe kompleks

 

Cu kompleks

o

o

14. Panodorm  ü Sinonim: siklodorm, siklodorm, siklobarbitalum, siklobarbitalum, heksamalum heksamalum ü Berat molekul: 236,26

ü Rumus Rumus bangun: molekul: C12H16 N2O3  ü ü Karakteristik: Pemerian: Kristal mengkilap, rasa sangat pahit.   



 

TL: 171-174°C



 

Kelarutan: sedikit laut dalam air, cukup larut dalam air panas (mendidih).



 

Terdapat dalam bentuk garam Ca.



 

Bersifat hipnotik sedatif.

ü Reaksi: Zat + pereaksi zwikker ” violet biru.  biru.     



 

Zat + H2SO4 (p) ” kuning kuning lama-lama jingga coklat.



 

Reaksi Kristal:

   

§ Larutan jenuh dalam NaOH + asam asetat § Kompleks Bi

 

 



 

§ Kompleks Cu



 

§ Kompleks Fe



 

§ Dragendorf 

15. Prominal  ü Sinonim: asam 5-etilmetil-5-fenilbarbiturat ü Berat molekul: 246,26 ü Rumus molekul: C13H14 N2O3  ü Rumus bangun: ü Karakteristik: Pemerian: Kristal putih, tak berasa   



 

TL: 176°C



 

Kelarutan: larut baik dalam air panas dan alkohol.



 

Antikonvulsan dan sedatif.

Sifat antikonvulsan nya akibat dari substitusi 5-fenil. ü Reaksi: Zat + HCl ” disublimasi bentuk bintang bentuk bintang laut.   



 

Reaksi gugus fenil (+)



 

Dalam tabung reaksi + H 2SO4 (p) + zat + formalin (di WB) ” merah anggur  

   

Zat + HCl ” endapan.  endapan.  Reaksi Kristal:



 

§ Larutan jenuh dalam NaOH o,1 N + asam asetat encer 



 

§ (NH4)H2PO4 





16. Rutonal  ü Sinonim: asam 5-metil-5-fenilbarbiturat ü Berat molekul: 218,21 ü Rumus molekul: C11H10 N2O3  ü Rumus bangun: ü Karakteristik:   Pemerian: kristal, rasa agak pahit. 





   

TL: 226°C  pH: basa.



 

Kelarutan: tidak larut dalam air, larut dalam alcohol, eter dan alkali.



 

Dapat membentuk garam Na yang larut.



 

Antikonvulsan dan sedatif.

Sifat antikonvulsan nya akibat dari substitusi 5-fenil. ü Reaksi:   Parri (+) 



 

Reaksi Kristal:



 

§ Kompleks Fe



 

§ Kompleks Cu



 

§ Cu amoniak 



 

§ Zat dilarutkan + NH4OH + diasamkan dengan HCl (p)

 

  17. Serdomid  ü Sinonim: allysisopylacetluerum ü Berat molekul: 184,23 ü Rumus molekul: C9H16 N2O2  ü Rumus bangun: ü Karakteristik: 

 



 



 



 

Pemerian: Kristal, tak berasa. TL: 194°C

Kelarutan: larut dalam 3 liter air, larut dalam 210 ml air mendidih, dalam alcohol 1:10, dalam eter 1:75. Sedatif.

ü Reaksi:   Dapat menghilangkan warna KMnO4  



 

Ikatan rangkap (+)



 

Larutan zat dalam air + H2SO4 (di WB) ” bau permen.  permen. 



 

Zat + FeCl3 ” coklat.  coklat. 



 

Reaksi Beilstein (+)



 

Sublimasi: ring seperti air mancur.

18. Soneril  ü Sinonim: neocal, neocal, butetal, butobarbitalum. ü Berat molekul: 212,34 ü Rumus molekul: C10H16 N2O3  ü Rumus bangun: ü Karakteristik:   Pemerian: Kristal rosa, keeping taplet, rasa agak pahit. 



 

TL: 124-127°C

 

Kelarutan: larut dalam etanol (1:5), tak larut dalam petroleum eter, dalam air (1:250), dalam kloroform (1:3).



ü Reaksi:   Reaksi Parri: ungu 



 

Zat + pereaksi zwikker ” violet biru.  biru.  



 

Reaksi Kristal:

 

§ Sublimasi

 

§ Wagenaar 

 

§ Kompleks Cu

 

§ Kompleks Fe

 

§ Aseton air 

 

§ Kompleks Bi

o

o

o

o

o

o

19. Veronal  ü Sinonim: asam dietilobarbiturat, barbital, barbital, barbiton.

ü Berat molekul: 184,19 ü Rumus molekul: C8H12 N2O3 

 

ü Rumus bangun: ü Karakteristik: Pemerian: Kristal jarum, rasa agak a gak pahit   



 

TL: 188-192°C

 

Kelarutan: larut dalam air, air mendidih, alkohol amilalkohol, piridin, anilin, niirobenzen, dalam kloroform (1:75). 

ü Reaksi: Zat + H2SO4 (p) + alfa naftol ” ungu violet  violet     Zat + pereaksi zwikker ” biru.  biru.     





 

Zat + aquabrom ” tidak ti dak membentuk endapan.  endapan. 



 

Reaksi Kristal:



 

§ Sublimasi



 

§ Zwikker: membentuk kristal rosa



 

§ Kompleks Cu



 

§ Kompleks Fe



 

§ Kompleks Bi



 

§ NaOH + asam asetat



 

§ NaOH + (NH4)H2PO4 

Bentuk garamnya: Veronal Na. ü Sinonim: barbital Na, dienal natrium, medinal. ü Pemerian: kristal putih. ü Kelarutan: larut air (1:5), dalam etanol (1:60), tidak larut dalam eter dan kloroform. kloroform. http://sayacintafarmasi.wordpress.com/2011/04/03/barbital/

Diposkan oleh jubaidah ahmad di di 07.42 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook  Label: kimia pharmacy Lokasi: Makassar, Indonesia Tidak ada komentar: komentar: Poskan Komentar Posting Lebih BaruBeranda Langganan: Poskan Komentar (Atom) Arsip Blog   ▼ 2012 (3) 

  ▼ Desember  Desember (3) (3)

o

  laporan alkalimetri_D10



  analisis golongan barbiturat



  kimia farmasi



Mengenai Saya

 

   jubaidah ahmad ahmad Lihat profil lengkapku

Template Travel. Diberdayakan oleh Blogger.  Blogger. 

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF