Analisis pengaruh pajak dan mekanisme bonus terhadap keputusan transfer pricing (3 files merged).docx

May 13, 2018 | Author: Elsa Kisari Putri | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Analisis pengaruh pajak dan mekanisme bonus terhadap keputusan transfer pricing (3 files merged).docx...

Description

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAN MEKANISME BONUS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING  (Studi Empiris Pada Seluru Perusaaa! "a!# Listi!# Di Bursa E$e% I!d&!esia' i!da Hartati) Desmi*a+ati) Nur A,li!a (Universitas Riau)

A-stra.t Transfer pricing phenomenon could be happened is based on the

management motivation in order to tax avoidance among related party transaction or

any

opportunistic

behavior, behavior, especially

to increase

management’s compensation. That is determined by reference to reported  profits. Management will always make the effort to increase their  compensation one of on transfer pricing decision. The aim of this research is to examines the influence of tax and bonus scheme on transfer pricing decision in all of companies that listed at Indonesian Stock xchange. Sample selection was using

purposive

sampling with final sample !"# in $"!$ observation. The result shows that tax and bonus scheme have an influence on transfer pricing decision. The determination coefficient is $%.%& that is reflect to variation of tax and  bonus scheme affect transfer pricing decision. The influence of tax and  bonus scheme is also statistically significant affect transfer pricing. The findings give any opportunities to next researchers to investigate the effect of any others variable on transfer pricing decision, such as tariffs. Ke* +&rds' bonus scheme, related party transaction, tax, transfer pricing

SNA 17 Mat ar am, Lombok Univer sit as Mat

1

File ini diundu diunduh h dar i: www.mu www .mult lt ipar ipa r adima.le!t ur

I.

Pe!daulua!

(lobalisasi ekonomi telah membawa dampak semakin meningkatnya transaksi internasional atau cross border transaction. transaction. )rus barang, orang, *asa, dan permodalan +investasi antarnegara telah men*adi berlipat ganda. Saat ini pergerakan modal dan dana dari satu negara ke negara lain men*adi lebih besar dari sebelumnya. -ahirnya General Agreement on Trade and Tariff +()TT dan World Trade Organisation +T/ telah mengurangi kendala0kendala dalam pergerakan barang, *asa dan modal antar negara. 1erusahaan0perusahaan tidak lagi membatasi operasinya hanya di negara sendiri, akan tetapi merambah ke mancanegara dan men*adi perusahaan multinasional dan transnasional. Mereka beroperasi melalui anak usaha dan cabang0cabangnya di hampir semua negara berkembang dan pasar0pasar yang se dang tumbuh. 2erdasarkan 3ndang03ndang 4omor 56 Tahun $""7 diatur di 1asal !7 ayat +8 yaitu' hubungan istimewa antara a*ib 1a*ak 2adan dapat ter*adi karena pemilikan atau  penguasaan modal saham suatu badan oleh badan lainya sebanyak $9& +dua puluh lima  persen atau lebih, atau antara beberapa badan yang $9& +dua puluh lima persen atau at au lebih sahamnya dimiliki oleh suatu badan. :ubungan istimewa dapat mengakibatkan ketidakwa*aran harga, biaya, atau imbalan lain yang direalisasikan dalam suatu transaksi usaha. Secara universal transaksi antarwa*ib pa*ak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut dikenal dengan istilah transfer pricing. :al ini dapat mengakibatkan ter*adinya pengalihan penghasilan, dasar pengenaan pa*ak (tax base) atau biaya dari satu wa*ib pa*ak kepada wa*ib pa*ak lain yang dapat direkayasa untuk menekan keseluruhan *umlah pa*ak terutang atas wa*ib pa*ak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut. 1ermasalahan Transfer Pricing men*adi isu yang sangat menarik dan semakin mendapatkan perhatian dari otoritas perpa*akan di berbagai belahan dunia. Semakin  banyak negara di dunia yang mulai memperkenalkan memperkenalkan peraturan tentang Transfer   Pricing . 2ahkan menurut Suandy +$"!!' %8, penelitian akhir ; akhir ini telah menemukan bahwa lebih dari 7"& perusahaan ; perusahaan multinasional +M4emudian ?uniasih et al. +$"!$ *uga mengatakan  bahwa pa*ak berpengaruh pada keputusan transfer pricing. 2esarnya keputusan untuk  melakukan praktik transfer pricing akan mengakibatkan pembayaran pa*ak men*adi lebih rendah secara global pada umumnya. Selain motivasi pa*ak, keputusan untuk melakukan transfer pricing  *uga dipengaruhi oleh mekanisme bonus +bonus + bonus sc!eme. sc!eme. Menurut 1urwanti +$"!", Tantiem @ bonus merupakan penghargaan yang diberikan oleh A31S kepada anggota =ireksi setiap tahun apabila perusahaan memperoleh laba. Sistem pemberian kompensasi bonus ini akan memberikan pengaruh terhadap mana*emen dalam merekayasa laba. Mana*er  akan cenderung melakukan tindakan yang mengatur laba bersih untuk dapat memaksimalkan bonus yang akan mereka terima. 2erdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini akan mengu*i kembali  pengaruh pa*ak dan mekanisme bonus pada keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing . 1enelitian ini menggunakan seluruh perusahaan yang listing di 2ursa fek Indonesia sebagai sampel. 1erusahaan asing yang berada di Indonesia, adalah cabang dari induk perusahaan di luar negeri. 2erdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pa*ak dan mekanisme bonus  berpengaruh pada keputusan transfer pricing seluruh perusahaan yang listing di 2ursa fek IndonesiaB

II.

Ka/ia! Literatur da! Pe!#em-a!#a! Hip&tesis A$iliasi

)filiasi adalah bentuk suatu hubungan antara dua atau lebih perseroan yang didasarkan pada kepemilikan saham. :ubungan yang dimaksud adalah hubungan kepemilikan saham voting +"oting + "oting stoc#  dan perusahaan ; perusahaan yang mempunyai hubungan ini dinamakan perusahaan berafiliasi. 1erseroan yang menguasai mayoritas saham voting berhak melakukan kontrol terhadap perseroan lainnya dan dikenal dengan sebutan perusahaan induk, sedangkan perusahaan yang dikontrol atau yang memiliki sebagian kecil saham voting disebut dengan perusahaan anak +Cudisseno, $""9' !79.

Suatu transfer pricing , sedikitnya melibatkan dua pihak yang melakukan transaksi, yaitu pihak yang melakukan transfer atau transferor dan pihak yang menerima transfer atau transferee, transferee, )rtikel # ayat ! dari /ontribusi wa*ib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang ; undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar ; besarnya kemakmuran rakyatF +1rimandita, $"!!' 8.

>emudian 1rof. =r. )driani membahas definisi pa*ak sebagaimana yang dinyatakan sebagai berikut' E1a*ak adalah iuran kepada negara yang terutang oleh yang wa*ib membayarnya menurut peraturan ; peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditun*uk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran ; pengeluaran umum berhubung berhubung dengan dengan tugas negara yang yang menyelenggarak menyelenggarakan an

pemerintahanF

+aluyo, $"!!' $. Cudisseno +$""9' 9, mendefinisikan pa*ak sebagai suatuu kewa*iban kenegaraan dan pengabdian serta peran aktif warga negara dan anggota masyarakat lainnya untuk  membiayai

berbagai

keperluan

negara

berupa

pembangunan

nasional

yang

 pelaksanaanya di atur dalam 3ndang ; 3ndang dan peraturan ; peraturan untuk tu*uan kese*ahteraan bangsa dan negara. Selan*utnya Aochmat Soemitro menyebutkan bahwa  pa*ak adalah a dalah iuran kepada kas negara berdasarkan undang ; undang +yang + yang dipaksakan dengan tidak mendapat *asa timbal, yang langsung dapat ditun*ukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum +)goes, $"!5' 6. 1rof. =r. M. C. :. Smeets dalam bukunya  ,e Economisc!e Economisc!e -ete#enis der   -elastingen !#9!, mendefinisikan pa*ak sebagai berikut' E1a*ak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma ; norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa ada kalanya kontraprestasi yang dapat ditun*ukkan dalam hal yang individualD maksudnya adalah untuk membiayai  pengeluaran pemerintahF pemerintahF +Suandy, +Suandy, $"!!' $"!!' #. Cadi dapat disimpulkan bahwa pa*ak adalah iuran wa*ib +dapat dipaksakan yang dibayar berdasarkan undang ; undang, tidak mendapat balas *asa secara langsung, dan digunakan untuk membiayai pengeluaran ; pengeluaran 1emerintah.

Me%a!isme B&!us (bonus ( bonus scheme' scheme'

Menurut Suryatiningsih et al. +$""# skema bonus direksi adalah komponen  penghitungan  penghitungan besarnya *umlah bonus yang diberikan oleh pemilik perusahaan atau para  pemegang saham melalui A31S kepada anggota direksi yang dianggap mempunyai mempunyai kiner*a baik setipa tahun serta apabila perusahaan memperoleh laba. Irpan +$"!", *uga menyatakan bahwa skema bonus direksi dapat diartikan sebagai pemberian imbalan diluar ga*i kepada direksi perusahaan atas hasil ker*a yang dilakukan dengan melihat  prestasi ker*a direki itu sendiri. 1restasi ker*a yang dilakukan dapat dinilai dan diukur   berdasarkan suatu penilaian penilaian yang telah ditentukan ditentukan perusahaan perusahaan secara ob*ektif.

Mengingat bahwa mekanisme bonus berdasarkan pada besarnya laba, yang merupakan cara paling populer dalam memberikan penghargaan kepada direksi @ mana*er, maka adalah logis bila direksi yang remunerasinya didasarkan pada tingkat laba akan memanipulasi laba tersebut untuk memaksimalkan peneriman bonus dan remunerasinya. Cadi, dapat disimpulkan bahwa mekanisme bonus merupakan salah satu strategi atau motif perhitungan dalam akuntansi yang tu*uannya adalah untuk  memberikan penghargaan kepada direksi atau mana*emen dengan melihat laba  perusahaan secara keseluruhan. >arena sebagai akibat dari adanya praktik transfer   pricing maka tidak menutup kemungkinan akan ter*aadi kerugian pada salah satu divisi atau subunit. Meru*uk kepada pendapat :orngren +$""7' 8$7, yang menyebutkan  bahwa kompensasi bonus dilihat berdasarkan tim bervariasi di berbagai divisi dalam satu organisasi. Sebagai tim perusahaan maka harus bersedia untuk saling membantu. Cadi bonus direksi tidak didasarkan pada laba subunit namun berdasarkan pada kebaikan dan laba perusahaan secara keseluruhan.

Pa/a% da! Transfer Pricing 

(usnardi +$""#, menyebutkan bahwa perusahaan multinasional melakukan transfer pricing adalah untuk meminimalkan kewa*iban pa*ak gobal perusahaan mereka. >emudian menurut ?ani +$""!, motivasi pa*ak dalam transfer pricing pada pricing  pada perusahaan multinasional tersebut dilaksanakan dengan cara sedapat mungkin memindahkan  penghasilan ke negara dengan beban pa*ak terendah atau minimal dimana negara tersebut memiliki grup perusahaan atau divisi perusahaan yang beroperasi. Cacob +!##6 menemukan bahwa transfer antar perusahaan besar dapat mengakibatkan pembayaran pa*ak lebih rendah secara global pada umumnya. 1enelitian tersebut menemukan bahwa perusahaan multinasional memperoleh keuntungan karena  pergeseran pendapatan dari negara0negara dengan pa*ak tinggi ke negara dengan pa*ak  rendah. 4amun, mitigasi pa*ak *uga ada peluang untuk pen*ualan domestik antara  perusahaan terkait karena perbedaan tingkat pa*ak. >emudian, Swenson +$""! menemukan bahwa tarif dan pa*ak berpengaruh pada insentif untuk melakukan transaksi transfer pricing . 2ernard et al ., ., +$""6 *uga menemukan bahwa harga transaksi pihak  terkait dan arm+slengt!  berhubungan  berhubungan dengan tingkat pa*ak dan tarif impor tu*uan.

negara

?uniasih et al. +$"!$, mengungkapkan bahwa pa*ak berpengaruh positif pada keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. 2eban pa*ak yang semakin  besar memicu perusahaan untuk melakukan transfer pricing dengan harapan dapat menekan beban tersebut. >arena dalam praktik bisnis, umumnya pengusaha mengidentikkan pembayaran pa*ak sebagai beban sehingga akan senantiasa berusaha untuk meminimalkan beban tersebut guna mengoptimalkan laba. 2erdasarkan rumusan di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. H 0 1 pa/a% -erpe!#aru teradap %eputusa! transfer ricing 

Me%a!isme B&!us da! Transfer Pricing 

=alam men*alankan tugasnya, para direksi cenderung ingin menun*ukkan kiner*a yang baik kepada pemilik perusahaan. >arena apabila pemilik perusahaan atau  para pemegang saham sudah menilai kiner*a para direksi dengan penilaian yang baik  maka pemilik perusahaan akan memberikan penghargaan kepada direksi yang telah mengelola perusahaannya dengan baik. 1enghargaan itu dapat berupa bonus yang diberikan kepada direksi perusahaan. =alam memberikan bonus kepada direksi, pemilik   perusahaan akan melihat kiner*a para direksi dalam mengelola perusahaanya. perusahaanya. 1emilik   perusahaan dalam menilai kiner*a para direksi biasanya melihat laba perusahaan secara keseluruhan yang dihasilkan. Cadi pemilik tidak hanya memberikan bonus kepada direksi yang berhasil mengasilkan laba untuk divisi atau subunitnya, namun *uga kepada direksi yang  bersedia beker*asama demi kebaikan dan keuntungan perusahaan secara keseluruhan. :al ini didukung oleh pendapat :orngren +$""7' 8$#, yang menyebutkan bahwa kompensai +bonus direksi dilihat dari kiner*a berbagai divisi atau tim dalam satu organisasi. Semakin besar laba perusahaan secara keseluruhan yang dihasilkan, maka semakin baik citra para direksi dimata pemilik perusahaan. /leh sebab itu, direksi memiliki kemungkinan untuk melakukan segala cara untuk memaksimalkan laba  perusahaan termasuk termasuk melakukan praktik praktik transfer pricing. Meru*uk pada penelitian -o et al. +$"!" dari )merika, yang

menemukan

 bahwa terdapat kecenderungan mana*emen memanfaatkan transaksi transfer pricing  untuk memaksimalkan bonus yang mereka terima *ika bonus tersebut didasarkan pada laba. Cadi dapat disimpulkan bahwa mana*er akan cenderung melakukan tindakan yang mengatur laba bersih dengan cara melakukan praktik transfer pricing agar dapat

memaksimalkan bonus yang mereka terima. /leh karena itu penelitian ini menduga  bahwa' H 2 1 me%a!isme -&!us -erpe!#aru teradap %eputusa! transfer ricing 

III. Met&de Pe!elitia! 1enelitian ini menggunakan data sekunder (secondar' data), data), yakni data dari laporan keuangan +annual +annual report pada tahun $"!$. 1enelitian ini dilakukan pada seluruh perusahaan yang terdaftar di 2ursa fek Indonesia kecuali perusahaan yang  bergerak di bidang keuangan. Sampel dalam penelitian ini menggunakan menggunakan metoda  purposi"e sampling sampling dengan kriteria sebagai berikut' !

1enelitian 1enelitian ini mengg menggunak unakan an seluruh seluruh perusahaan perusahaan yang yang listing listing di di 2ursa 2ursa fek  Indonesia.

$

=ata laporan laporan keuangan keuangan perusa perusahaan haan sampel sampel tersedia tersedia untuk untuk tahun tahun pelap pelaporan oran $"!$. $"!$.

5

1erusahaan 1erusahaan sampel tidak tidak menga mengalami lami kerug kerugian ian selama selama periode periode pengama pengamatan. tan. :al :al ini karena perusahaan yang mengalami kerugian tidak memiliki kewa*iban perpa*akan di tingkat perusahaan sehingga motivasi pa*ak men*adi tidak relevan. /leh karena itu perusahaan yang mengalami kerugian dikeluarkan dari sampel.

8 De$i!isi Operasi&!al 3aria-el

!

1a*ak   1a*ak merupakan >ontribusi wa*ib kepada negara yang terutang oleh orang

 pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang ; undang, dengan tidak  mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar ; besarnya kemakmuran rakyat. 1a*ak dalam penelitian ini diproksikan dengan effecti"e tax rate yang merupakan perbandingan tax expense dikurangi differed tax expense dibagi dengan laba kena pa*ak +?uniasih et al. $"!$. $

Mekanisme 2onus  -onus sc!eme +mekanisme bonus merupakan salah satu motif pemilihan suatu

metode akuntansi tidak terlepas dari  positif accounting t!eor'. t!eor'. Mekanisme bonus merupakan komponen penghitungan besarnya *umlah bonus yang diberikan oleh  pemilik perusahaan atau para pemegang saham melalui A31S kepada anggota direksi setiap tahun apabila memperoleh laba +Suryatiningsih, $""#.

3ntuk variabel ini akan diukur dengan komponen perhitungan indeks trend laba  bersih. Menurut Irpan +$"!", Indeks trend laba bersih +ITA4=-2 +ITA4=-2 di hitung  berdasarkan persentasse pencapaian laba laba bersih tahun t terhadap laba bersih tahun tahun t0!. 5

Transfer Pricing  Transfer Pricing adalah harga yang terkandung pada setiap produk atau *asa dari

satu divisi yang di transfer ke divisi yang lain dalam perusahaan yang sama atau antar   perusahaan yang mempunyai mempunyai hubungan hubungan istimewa. Transaksi Transaksi transfer pricing dapat ter*adi pada divisi0divisi dalam satu perusahaan, antar perusahaan

lokal,

atau

 perusahaan lokal dengan perusahaan yang ada di luar negeri. Transfer pricing dihitung dengan pendekatan dikotomi yaitu dengan melihat keberadaan pen*ualan kepada pihak  yang mempunyai hubungan istimewa. 1erusahaan yang melakukan pen*ualan kepada  pihak yang mempunyai mempunyai hubungan hubungan istimewa diberi nilai ! dan yang tidak diberi diberi nilai ".

Met&de A!alisis Data

)nalisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi logistik  + -inar'  -inar' /ogistic 0egresion 0egresion. . Teknik ini digunakan karena variabel terikat dalam  penelitian ini yaitu transfer pricing bersifat pricing bersifat dikotomus atau merupakan variabel dumm'. dumm'. Menurut (hoGali +$""6' %!, teknik analisis ini tidak memerlukan lagi u*i normalitas dan u*i asumsi klasik pada variabel bebasnya. 2eberapa tes statistik yang digunakan untuk menilai o"erall fit model yaitu nilai -og likelihood, oefisien regresi

e

J adalah error atau sisa +residual

IP. A!alisis Data da! Pem-aasa! Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak !"# pengamatan seluruh perusahaan pada tahun $"!$. Statistik deskriptif menun*ukkan bahwa transaksi hubungan istimewa ter*adi pada %5 pengamatan, yang berarti bahwa sebagian besar  SNA 17 Mat ar am, Lombok Univer sit as Mat ar am

1

File ini diundu diunduh h dar i: www.mu www .mult lt ipar ipa r adima.le!t ur

 perusahaan melakukan transaksi transfer pricing. 1engu*ian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi logistik. >elayakan model regresi dinilai dengan menggunakan  1osmer and /emes!o+s /emes!o+s Goodness Goodness of 2it Test  Test . 4ilai 0$-- awal adalah sebesar !57.$#5. Setelah dimasukkan kedua variabel independen, maka nilai 0$-- akhir mengalami  penurunan men*adi sebesar !!8.!!9. !!8.!!9. 1enurunan li#eli!ood +0$-- ini menun*ukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. 2esarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditun*ukkan oleh nilai  Nagel#er#e 0 &3uare &3uare. 4ilai  Nagel#er#e 0 &3uare adalah sebesar ".$%% yang  berarti variabilitas variabel dependen yang dapat di*elaskan oleh variabel independen adalah sebesar $%.%& sedangkan sisanya sebesar %$.5& di*elaskan oleh variabel0 variabel lain di luar model penelitian. Menurut (hoGali +$""6' %#, :osmer and -emeshow’s (oodness of it Test mengu*i hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model +tidak ada  perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit. :asil  perhitungan c!i s3uare pada s3uare  pada 1osmer  1osmer and /emes!o menun*ukkan nilai !$.5#! dengan  probabilitas signifikasi ".!59 yang nilainya *auh di atas "."9. =engan demikian dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan mampu memprediksi nilai observasinya. observasinya. Tabel klasifikasi menun*ukkan kekuatan prediksi dari moel regresi untuk  memrediksi variabel dependen +kemungkinan ter*adinya praktik transfer pricing oleh  perusahaan. 2erdasarkan hasil pengu*ian, kekuatan prediksi dari model regresi untuk  memprediksi kemungkinan perusahaan melakukan praktik Transfer Pricing adalah #%.5&. :al ini menun*ukkan bahwa dengan menun*ukkan model regresi yang digunakan, terdapat sebanyak %! perusahaan +#%.5& yang diprediksi akan melakukan  praktik Transfer Pricing dari total %5 perusahaan yang melakukan praktik Transfer   Pricing. >ekuatan prediksi model perusahaan yang tidak melakukan praktik Transfer   Pricing adalah sebesar 55.5& yang berarti bahwa dengan menggunakan model regresi terdapat !$ perusahaan yang diprediksi tidak melakukan praktik Transfer Pricing dari total 56 perusahaan yang tidak melakukan praktik Transfer Pricing :asil pengu*ian hipotesis menun*ukkan bahwa pa*ak dan mekanisme bonus  berpengaruh pada keputusan transfer pricing . Ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi masing0masing sebesar "."$! dan ".""# yang lebih kecil dari "."9. :asil ini konsisten dengan hipotesis yang dia*ukan.

>lassen et al , +$"!5, menemukan bahwa ter*adi pergeseran pendapatan oleh  perusahaan multinasional sebagai respon terhadap tingkat perubahan pa*ak di >anada, ropa, dan )merika Serikat. 1erusahaan multinasional menggeser pendapatan dari >anada ke )S, sedangkan penurunan tarif pa*ak di ropa menggeser pendapatan dari )S ke ropa. (usnardi +$""#, *uga menyebutkan bahwa perusahaan multinasional melakukan transfer pricing adalah untuk meminimalkan kewa*iban pa*ak gobal  perusahaan mereka. >emudian menurut ?ani ?ani +$""!, motivasi pa*ak dalam transfer   pricing  pada perusahaan multinasional tersebut dilaksanakan dengan cara sedapat mungkin memindahkan penghasilan ke negara dengan beban pa*ak terendah atau minimal dimana negara tersebut memiliki grup perusahaan atau divisi perusahaan yang  beroperasi. 2eban pa*ak yang semakin besar memicu perusahaan untuk melakukan transfer pricing dengan harapan dapat menekan beban tersebut. :asil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan dilakukan oleh ?u ?uniasih et al. al. +$"!$ dan 2ernard et a.l , +$""6. =alam men*alankan tugasnya, para direksi cenderung ingin menun*ukkan kiner*a yang baik kepada pemilik perusahaan. >arena apabila pemilik perusahaan atau  para pemegang saham sudah menilai kiner*a para direksi dengan penilaian yang baik  maka pemilik perusahaan akan memberikan penghargaan kepada direksi yang telah mengelola perusahaannya dengan baik. 2iasanya pemilik perusahaan akan melihat laba secara keseluruhan yang dihasilkan untuk menilai kiner*a para direksinya. :asil  penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh -o et al. +$"!" dari )merika, yang menemukan bahwa terdapat kecenderungan mana*emen memanfaatkan transaksi transfer pricing untuk memaksimalkan bonus yang mereka terima *ika bonus tersebut didasarkan pada laba. I34 I34 Simpula!) Impli%asi da! Keter-atasa!

1enelitian ini memberikan bukti empiris tentang pengaruh 1a*ak dan Mekanisme 2onus terhadap keputusan Transfer Pricing  pada seluruh perusahaan yang listing di 2ursa fek Indonesia. )nalisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik  +binar' logistic logistic dengan program S1SS !6."  for Windos Windos.. =ata sampel diperoleh sebanyak !"# perusahaan dari seluruh perusahaan yang listing di 2ursa fek Indonesia  pada tahun $"!$. $"!$. :asil perhitungan O"erall model fit dengan menggunakan pendekatan 45i  /i#eli!ood %ox dan &nel+s 0 &3uare

dan

 1osmer and /emes!o Test  Test 

mengindikasikan bahwa model yang digunakan telah fit dengan data sehingga mampu memprediksi nilai observaasinya. :ipotesis pertama +: ! diterima, yaitu 1a*ak   berpengaruh terhadap keputusan Transfer Pricing dengan nilai p0value sebesar "."$! +pQ ","9. 2esarnya keputusan untuk melakukan praktik transfer pricing akan mengakibatkan pembayaran pa*ak men*adi lebih rendah secara global pada umumnya. :al ini disebabkan karena perusahaan multinasional yang memperoleh keuntungan akan melakukan pergeseran pendapatan dari negara ; negara dengan tarif pa*ak tinggi ke negara 0 negara dengan tarif pa*ak yang rendah. Sehingga semakin tinggi tarif pa*ak  suatu negara maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan melakukan praktik  transfer pricing. :ipotesis kedua +: $ diterima, yaitu yaitu Mekanisme Mekanisme 2onus berpengaruh terhadap keputusan Transfer Pricing dengan nilai p0value sebesar ".""# lebih kecil dari K J "."9. 2esarnya Mekanisme 2onus yang dilihat dari Indeks Trend -aba 2ersih akan  berpengaruh terhadap keputusan Transfer Pricing. >arna dalam memberikan bonus kepada direksi, pemilik perusahaan tentu akan melihat kiner*a para direksi dalam mengelola perusahaanya. =alam hal ini, pemilik perusahaan akan melihat laba  perusahaan yang dihasilkan secara keseluruhan sebagai penilaian untuk kiner*a para direksinya. 3ntuk itu, para direksi tentu akan berusaha semaksimal mungkin agar laba  perusahaan secara keseluruhan mengalami peningkatan termasuk dengan cara melakukan praktik Transfer Pricing. 1ene 1eneli liti tian an

ini ini

tidak

lepas

dari

keterbatasan0keterbatasan   yang

dapat

menyebabkan hasil penelitian men*adi bias, keterbatasan penelitian ini antara lain' !. 1enelitian ini hanya menghasilkan menghasilkan koefisien koefisien determinasi sebesar $%.%&. /leh karena itu, ada variabel lain yang mungkin berpengaruh pada keputusan perusahaan untuk  melakukan transfer pricing . Salah satunya adalah tarif, dimana tarif yang lebih tinggi akan meningkatkan  gap antara harga wa*ar dengan harga hubungan istimewa. 1erusahaan menggunakan harga yang lebih rendah ketika melakukan ekspor kepada  perusahaan dengan tarif tarif impor yang tinggi +2ernard +2ernard et al. $""6. $. 1enelitian selan*utnya sebaiknya meneliti dalam rentang waktu yang lebih lama, karena periode yang lebih pan*ang diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih  baik.

Da$tar Pusta%a

)goes, Sukrisno dan stralita Trisnawati. $"!5.  A#untansi Perpa5a#an$ Edisi 6. Cakarta'Salemba mpat. itriandi,

1rimandita. $"!!.  7ompilasi   4ndang   8    4ndang   Perpa5a#an Terleng#ap. Terleng#ap.Cakarta' Cakarta' Salemba mpat. (hoGali, Imam. $""6.  Analisis Multi"ariate /an5utan ,engan Program Program &P&&. Semarang'3niversitas Semarang'3niversitas =iponegoro. =iponegoro. (usnardi. $""#.  Penetapan 1arga Transfer Transfer ,alam 7a5ian Perpa5a#an. Perpa5a#an. 1ekbis Curnal. Pol. !.4o. !. 3niversitas Aiau. 1ekanbaru. :orngren, T, , Aimsky. $""9.  Pa5a# dan &trategi -isnis$ &uatu Tin5auan Tin5auan tentang  7epastian 1u#um dan Penerapan A#untansi di 9ndonesia. Cakarta' 1T (ramedia 1ustaka 3tama. >lassen, >enneth, 1etro -isowsky and =evan Mescall. $"!5. Transfer Pricing$ &trategiesPract ractiices and Tax Minima*at *ation Cournal   of of Tax xcecutive Institute +TI.The 3niversity of Illionis. -o, -o, . . ?. ?. )., Aaymon Aaymond, d, M.> M.> . ., and and Miche Micheal al . . $"!" $"!".. Tax Tax,, inan inancia ciall

Aeport Aeporting ing,,

and Tunneling Incentives for Income Shifting' )n mpirical )nalysis of the Transfer 1ricing 1ricing behavior of euang ngan an Indo Indon nesia esia Pol. %. 4o. 4o. !. !. Santoso, Iman. $""8.  Ad"ance Pricing Agreement Agreement dan Problemati#a Problemati#a Transfer Transfer Pricing   ,ari perspe#tif Perpa5a#an 9ndonesia. Curnal )kuntansi dan >euangan Pol. 6.  4o. $. Sekaran, 3ma. $""#.  0esearc! Met!ods 2or -usiness$ Metodologi Penelitian 4ntu#   -isnis. Cakarta' Salemba mpat. Suandy, rly. $"!!. 1u#um $"!!.  1u#um Pa5a#. Cakarta' Salemba mpat. . $"!!. Perencan $"!!. Perencanaan aan Pa5a#. Cakarta' Salemba mpat. Sugiyono. $"!$. Metode $"!$.  Metode Penelitian -isnis. -isnis. 2andung' )lfabeta.

Suryatiningsih, 4eneng dan Sylvia Peronica Siregar. $""#.  Pengaru! &#ema -onus  ,ire#si Ter! Ter!adap adap A#ti"itas A#ti"itas Mana5emen /aba$ /aba$ &tudi Empiris Pada Pada -4MN  Periode Ta!u Ta!un n :;;6:;;?. Curn Curnal al Simp Simpos osiu ium m 4asi 4asion onal al )kun )kuntan tansi si !!. !!. Swenson, -. =. $""!. Tax 0eforms and E"idence of Transfer Pricing  4ational Tax Tax Cournal. Pol. IP. 4o. !. aluyo. a luyo. $"!!. Perpa5a#an $"!!. Perpa5a#an 9ndonesia 9ndonesia.. Cakarta' Salemba mpat. irani, 4elly. $"!5.  Pengaru! Mana5emen Pa5a# dan Me#anisme -onus Ter!adap Ter!adap  7eputusan Transfer Transfer Pricing Perusa!aan Perusa!aan Manufa#tur 'ang /isting di -ursa  Efe# 9ndonesia. >urnal >urnal 314 Peteran ?ogyakarta. ?ani, )hmad. $""!.  Moti"asi Pa5a# ,alam Transfer Transfer Pricing. 2ulletin 2usiness 4ews.  4o. 669!. ?uniasih, ayan, 4i, 4i >etut Aasmini dan Made (ede irakusuma. $"!$.  Pengaru!  Pa5a# ,an Tunneling Tunneling 9ncenti"e Pada 7eputusan Transfer Transfer Pricing Perusa!aan Perusa!aan  Manufa#tur @ang @ang /isting ,i -ursa Efe# Efe# 9ndonesia. Curnal 3niversitas 3dayana. 2apepam.go.id Lampira! 0

Gam-ar 0 M&del Pe!elitia!

H1

Pajak +N!

Mekanisme Bonus (X2)

 Transfer  Transfer Pricing Pricing (Y)

H2

Lampira! 2 Ta-el 04 Hasil sele%si sampel perusaaa! N & !

$

5

Kriteria

Jumla O-ser5asi

Selu Seluru ruh h peru perusa saha haan an yang ang listi listing ng di di 2urs 2ursaa fek Indonesia 1eru 1erusa saha haan an samp sampel el yan yang g tidak tidak memi memili liki ki laporan keungan pada tahun tahun $"!$ 1erusahaan sampel yang mengalami kerugian  pada tahun $"!$ Jumla perusaaa! sampel

Sumber' :asil /lahan =ata

Lampira! 8 Ta-el 24 Statisti% des%ripti$  Des.ripti5e Statisti.s

8"% +!9$

+!86 067

 4

Minimu

Maximu

.""

!.

T

!"#

1a*ak 

!"#

.

!"#

. "86

Mekabon

Palid Palid 4 +listwise

!"#

Sum

Mean

%5.

.

$.7568%

66.#96 %!

$.86%%" $

Std. .

. . $.$65#85 9

. 6.98595# #"

Lampira! 9 Ta-el 84 Per-a!di!#a! Nilai :2L&# Li%eli&&d Iterati&! Hist&r*

a)-).

1M yaitu .b#pm.go.id , web .ortax.org , .pa5a#.go.id  serta .cia.go" .cia.go".. 1enelitian 1enelitian ini mengg menggunak unakan an model regresi berganda berganda dengan variabel MA). :asil analisis dalam penelitian ini menun*ukkan bahwa tax treat' tidak dapat memoderasi hubungan hubungan antara 21M dan =I serta tax treat' dapat memoderasi namun memperlemah hubungan hubungan antara 1=2M dan =I. Kata Ku!.i1 biaya perdagangan perdagangan mitra, produk produk domestik bruto mitra, mitra, tax treat', treat',  foreign direct direct in"estment 

I. Pe!daulua! 1a*ak adalah salah satu penerimaan negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan  peningkatan pembangunan pembangunan nasional di Indonesia. )pabila *umlah pa*ak yang diterima semakin besar, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin meningkat +1rasetya, $"!5. 1a*ak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang0undang +dapat dipaksakan serta tidak mendapat *asa timbal balik +kontraprestasi secara langsung dapat ditun*ukkan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum +Mardiasmo, $""6. Menurut falsafah undang0undang, pembayaran pa*ak merupakan hak bagi setiap warga untuk   berpartisipasi dalam pembangunan pembangunan nasional. nasional. 1a*ak berasal dari berbagai transaksi ekonomi, salah satunya adalah  foreign direct  in"estment +=I +1rasetya, $"!5. =I diharapkan semakin meningkat sehingga dapat meningkatkan potensi penerimaan pa*ak karena perusahaan penanam modal asing memiliki

kewa*iban yang sama seperti a*ib 1a*ak 2adan lainnya +Sarwedi, $"!$. =engan melihat realita ini maka pemerintah Indonesia harus menempuh kebi*akan yang lebih mengarah pada

keterbukaan ekonomi untuk menarik minat negara0negara asing menanamkan modalnya di Indonesia +4urhidayat, $"!$. =engan adanya persaingan perdagangan antar negara yang semakin ketat, kebi*akan dalam hal menarik  foreign direct in"estment +=I men*adi hal yang penting demi meningkatkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tax treat' atau 1ersetu*uan 1enghindaran 1a*ak 2erganda +152 berkaitan dengan =I di Indonesia yang berasal dari berbagai negara. Tax treat' memainkan peran penting karena dapat mengatur bagian pema*akan yang harus dibayar oleh negara investor sesuai dengan peraturan yang telah disetu*ui bersama. )pabila antara Indonesia dengan negara mitra telah mengadakan tax treat', treat', maka tarif yang digunakan adalah tarif berdasarkan tax treat'. treat'. Sebaliknya, apabila belum ada tax treat' maka digunakan tarif berdasarkan ketentuan pa*ak  domestik. Tax treat' yang telah dilakukan oleh Indonesia dengan 6" negara di dunia diharapkan dapat menciptakan iklim investasi sekondusif mungkin dari aspek perpa*akan +Tatang, $""#. )da *uga faktor0faktor lain yang dapat mempengaruhi =I selain tax treat' yaitu  biaya perdagangan mitra +21M dan produk domestik bruto mitra +1=2M. +1=2M . 1eningatan 1=2M di suatu negara menun*ukkan bahwa ter*adi peningkatan ukuran pasar sehingga negara0negara yang mengalami keadaan demikian sangat berpotensial men*adi area investasi. Semakin besar ukuran ekonomi suatu negara semakin besar pula peningkatan investasinya +/hno, $"!". 1=2M itu sendiri terdiri dari ekspor dan impor. >etika melihat besaran nilai ekspor dan impor maka dapat dideteksi adanya biaya perdagangan mitra yang pasti dikeluarkan, biaya perdagangan mitra ini sendiri yang kemudian men*adi pertimbangan para investor dan dapat mempengaruhi besaran =I yang ditanamkan oleh para investor  +4urhidayat, $"!$. >edua faktor di atas yaitu 21M dan 1=2M akan di*adikan sebagai variabel independen pada penelitian ini untuk melihat pengaruh keduanya terhadap =I negara0negara )sia, ropa dan )merika di Indonesia dengan tax treat' sebagai variabel moderasi. )da beberapa penelitian empiris yang telah dilakukan sebelumnya mengenai  pengaruh tax treat' terhadap =I. 1enelitian empiris yang dilakukan /hno +$"!" dengan  *udul  Empirical Anal'sis of 9nternational Tax Tax Treaties Treaties and 2oreign 2oreign ,irect 9n"estment  menun*ukkan hasil bahwa tax treat'  berpengaruh  berpengaruh positif terhadap penanaman modal asing atau =I ketika nilai investasi dalam *angka pan*ang. )kan tetapi, terdapat penelitian lain yang menyatakan hal sebaliknya, tax treat' tidak berpengaruh terhadap  foreign direct  in"estment negara0negara )sia )sia di Indonesia +1rasetya, $"!5. 2erdasarkan data yang diperoleh dari situs resmi 2>1M +2adan >oordinasi dan 1enanaman Modal, apabila dilihat dari *umlah aliran investasi asing yang masuk ke Indonesia antara tahun $"!" hingga $"!5, dapat diketahui bahwa benua )sia, )merika dan ropa merupakan tiga benua tertinggi yang menanamkan modalnya di Indonesia, baru disusul  benua )frika dan )ustralia +.b#pm.go.id . . diakses $9 )pril $"!8. 1enelitian ini akan menggunakan rentang waktu tahun $"!" sampai dengan $"!5. )dapun alasan pemilihan tahunnya antara tahun $"!" hingga tahun $"!5 karena berdasarkan sumber yang diperoleh dari 2>1M bahwa mulai tahun $"!", 2ritish Pirgin Islands dikeluarkan dari negara Inggris dan masuk ke benua )merika. =ari sebab itulah pemilihan rentang waktu antara $"!" hingga $"!5 kiranya tepat untuk menghindari bias data antara benua ropa dan benua )merika. )merika. =ari uraian di atas mengenai pengaruh biaya perdagangan mitra +21M dan produk  domestik bruto mitra +1=2M dan terhadap aliran masuk =I serta adanya tax treat' dalam  perpa*akan internasional, *uga berdasarkan saran peneliti sebelumnya untuk menambah obyek   penelitian yaitu benua )sia, ropa dan )merika maka penulis mengambil *udul penelitian

yaitu' 1engaruh 2iaya 1erdagangan Mitra +21M dan 1roduk =omestik 2ruto Mitra +1=2M Terhadap  2oreign  2oreign ,irect 9n"estment  4egara04egara )sia, ropa dan )merika di Indonesia dengan Tax Treat' Sebagai Pariabel Pariabel Moderasi. 1enelitian dilakukan dengan pengu*ian secara seca ra

empiris yang menentukan  foreign direct in"estment +=I sebagai variabel dependen, biaya  perdagangan mitra serta produk domestik bruto mitra sebagai variabel independen independen dan tax treat' sebagai variabel moderasi. 2erdasarkan uraian yang dipaparkan dalam latar belakang masalah, maka rumusan masalah yang akan penulis angkat pada penelitian ini adalah sebagai berikut' !.

)pakah )pakah biay biayaa perdaga perdagang ngan an mitra mitra +21M +21M berp berpeng engaru aruh h terhada terhadap p  foreign direct in"estment  +=I negara0negara benua )sia, ropa dan )merika di IndonesiaB $.

)paka )pakah h terdap terdapat at pengar pengaruh uh antar antaraa biaya biaya perdagan perdagangan gan mitra mitra +21M +21M dan dan  foreign direct  in"estment +=I negara0negara benua )sia, ropa dan )merika di Indonesia yang dimoderasi oleh tax treat'B treat'B

5.

)pakah )pakah produ produk k domesti domestik k bruto bruto mitra +1=2M +1=2M berpen berpengaru garuh h terhada terhadap p  foreign direct  in"estment +=I negara0negara benua )sia, ropa dan )merika di IndonesiaB

8.

)pakah )pakah terdapa terdapatt pengaruh pengaruh antara antara produ produk k domestik domestik bruto bruto mitra mitra +1=2M +1=2M dan  foreign direct in"estment +=I negara0negara benua )sia, ropa dan )merika di Indonesia yang dimoderasi oleh tax treat'B treat'B Tu*uan penelitian ini adalah untuk mengka*i dan memperoleh bukti empiris mengenai

 pengaruh 21M dan 1=2M terhadap =I negara0negara )sia, ropa dan )merika di Indonesia dengan tax treat' sebagai variabel moderasi. II. La!dasa! Te&ri da! Pem-e!tu%a! Hip&tesis 2404 Ta Treat atau Persetu/ua! Pe!#i!dara! Pa/a% Ber#a!da Setiap negara di dunia memiliki kedaulatan penuh dalam mengenakan pa*ak menurut undang0undang domestik di negaranya. =alam suatu transaksi internasional, tepatnya pada saat masing0masing negara mempertahankan aturan domestik negaranya, maka tidak dapat dihindari adanya kemungkinan pengenaan pa*ak berganda. 2erawal dari fakta inilah maka diperlukan tax treat' atau 1ersetu*uan 1enghindaran 1a*ak 2erganda +152. 1ersetu*uan  penghindaran  penghindaran pa*ak berganda berganda adalah per*an*ian pa*ak antara dua negara secara bilateral. 1ersetu*uan penghindaran pa*ak berganda ini mengatur mengenai pembagian hak pema*akan yang diterima atau diperoleh penduduk dari salah satu negara atau kedua negara pada pihak   persetu*uan +>urniawan, +>urniawan, $"!$. $"!$. Tu*uan Tu*uan diadakannya diadakannya 152 adalah untuk menghindari menghindari adanya pema*akan berganda. berganda. =ari sebab itulah tidak ter*adi pema*akan berganda atas penghasilan sama yang diterima atau diperoleh subyek yang sama. 152 membatasi hak pema*akan suatu negara untuk mengenakan  pa*ak atas suatu penghasilan tersebut. >etika masing0masing ketentuan domestik suatu negara sama0sama mengenakan pa*ak atas penghasilan yang sama maka berdasarkan 152, hak masing0masing negara untuk mengenakan pa*ak atas suatu penghasilan tersebut dapat dihilangkan. =engan kata lain ketika suatu negara mengadakan 152 maka negara tersebut setu*u untuk dibatasi haknya dalam mengenakan pa*ak berdasarkan pembatasan yang diatur  dalam 152 +>urniawan, $"!$. Tax treat'  bukanlah peraturan baru tentang pemungutan pa*ak, melainkan hanya  pengaturan untuk mencegah timbulnya pa*ak berganda dengan cara membatasi hak   pema*akan dari negara sumber atas penghasilan yang diperoleh di wilayah yurisdiksinya. yurisdiksinya. Tu*uannya agar dapat mencegah timbulnya efek negatif berupa distorsi dalam perdagangan internasional, di samping tu*uan lain yaitu +Aif’ an, $"!5' !. Mencegah timbulnya timbulnya penghindaran penghindaran pa*ak (tax a"oidance) $. Memberika Memberikan n kepastian kepastian hukum hukum

5. 1ertukaran 1ertukaran informa informasi si 8. 1enyelesaian sengketa didalam didalam penerepan penerepan tax treat' dalam bentuk mutual  agreement procedures 9. 4on0disk 4on0diskrimi riminasi nasi

6. 2antuan dalam penagihan penagihan pa*ak. Tax treat' sudah distandarisasi berdasarkan model yang telah ditetapkan dan merupakan acuan oleh negara0negara dalam melakukan perundingan berkenaan dengan 152. Model tax treat' terdiri dari +Aif’an, $"!5' !. Model / 

 4o.!8@1M>."5@$"!!  4o.!8@1M>."5@$"!! 1asal ! ayat +! menyatakan bahwa penghasilan kena pa*ak sesudah dikurangi pa*ak dari suatu 23T di Indonesia +2ranch 1rofit Tax dikenakan 11h pasal $6 sebesar $"&. >emudian pasal ! ayat +$ dalam hal penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh a*ib 1a*ak 2entuk 3saha Tetap dikenai 1a*ak 1enghasilan yang bersifat final, dasar pengenaan 1a*ak 1enghasilan adalah 1enghasilan >ena 1a*ak yang dihitung  berdasarkan pembukuan yang sudah dilakukan koreksi fiskal, dikurangi dengan *umlah 1a*ak  1enghasilan yang bersifat final +1rasetya, $"!5. $.$.

Bia*a Perda#a!#a! Mitra (BPM'  4ilai biaya perdagangan mitra +21M dapat diketahui melalui tingkat openness

 perekonomian  perekonomian suatu negara. )pabila suatu negara memiliki tingkat openness yang semakin tinggi, maka hal itu berarti akan semakin kecil biaya perdagangannya. 2egitu pula sebaliknya, apabila suatu negara memiliki tingkat opennessnya openness nya yang semakin rendah maka akan dibutuhkan biaya perdagangan perdagangan yang semakin besar pula. )da dua tahap pengolahan data untuk dapat memperoleh nilai 21M. Tahap pertama adalah dengan cara menentukan tingkat openness  perekonomian  perekonomian suatu negara. Tingkat Tingkat openness diperoleh dengan membagi hasil pen*umlahan ekspor dan impor dengan tingkat 1=2M negara yang bersangkutan pada tahun yang sama dan mengalikannya dengan !"". Tahap kedua, menggunakan data tingkat openness sebagai data pengurang. Sebagaimana di*elaskan di atas bahwa semakin tinggi tingkat openness suatu negara, maka semakin kecil ongkos perdagangannya. =engan kata lain semakin kecil ongkos perdagangan akan menghasilkan nilai tingkat openness yang mendekati angka !"". /leh karena itu 21M diperoleh melalui selisih antara angka !"" dengan tingkat openness0nya. openness 0nya. =ampak 21M terhadap =I dapat berpengaruh positif maupun negatif. :al tersebut berkaitan dengan *enis  barang atau *asa yang diimpor atau diekspor diekspor +/hno, $"!" $"!" dalam 1rasetya, $"!5. $"!5. $.5.

Pr&du% D&mesti% Brut& Mitra (PDBM' 1roduk domestik bruto mitra +1=2M adalah nilai pasar dari semua barang dan *asa

akhir +final yang diproduksi dalam sebuah negeri pada suatu periode +Mankiw, +Mankiw, $""6. $""6. Sedangkan definisi lain mengenai 1=2M adalah nilai +dalam uang barang dan *asa akhir 

yang dihasilkan oleh satu negara +perekonomian +perekonomian selama satu periode tertentu +4opirin, !##8. 2erdasarkan definisi tersebut terdapat empat empat point utama. 1ertama, perlakuan

 produk yang dihasilkan oleh pemerintah. 2iasanya produk tersebut tidak dipasarkan, maka  penilaiannya didasarkan pada harga input yang digunakan untuk menghasilkannya. menghasilkannya. >edua,  produk yang dihasilkan pada periode tersebut, tetapi tidak dipasarkan melainkan disimpan untuk persediaan, tetap dihitung dalam 1=2M periode tersebut. >etiga, barang0barang tertentu seperti mesin, kadangkala tidak di*ual ke konsumen akhir, tetapi di*ual ke produsen lain untuk menghasilkan produk lain maka barang seperti itu tidak diklasifikasikan sebagai  barang akhir. >eempat, produk yang dimasukkan dalam 1=2M tahun tertentu adalah produk  yang dihasilkan pada tahun tersebut +4opirin, !##8. Semakin besar ukuran ekonomi suatu negara semakin besar pula peningkatan investasinya. /leh karena itu peningkatan 1=2M akan berpengaruh positif pada =I yang  bersifat inbound =I +/hno, $"!". 1=2M dapat dihitung dengan menggunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan  pengeluaran, pendekatan pendapatan dan pendapatan produksi atau nilai tambah. Aumus yang digunakan untuk menentukan 1=2M dengan pendekatan pengeluaran adalah'  P,-  #onsumsi B in"estasi B pengeluaran pengeluaran pemerinta! pemerinta! B (e#spor (e#spor 8 impor) Investasi adalah pengeluaran investasi oleh swasta untuk membeli barang0barang yang dihasilkan pada tahun tertentu, tidak termasuk pertukaran barang0barang yang telah ada. Sementara pendekatan kedua berdasarkan pendekatan pendapatan menghitung pendapatan yang diterima faktor produksi'  P,-  sea B upa! B bunga bunga B laba Sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah, upah untuk tenaga ker*a,  bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk pengusaha. Sementara metode ketiga untuk  menentukan 1=2M adalah dengan pendekatan produksi. =alam metode ini 1=2M dihitung dengan cara men*umlahkan nilai tambah dari setiap kegiatan produksi. 4ilai tambah kegiatan  produksi adalah pendapatan pen*ualan dikurangi dengan pembayaran barang antara +barang yang dibeli dari perusahaan lain. Secara teori, penghitungan 1=2M dengan menggunakan  pendekatan

pengeluaran,

pendekatan

pendapatan

dan

pendekatan

produksi produksi

harus

menghasilkan angka yang sama +4opirin, !##8. 2494

Foreign #irect Investment (CDI' atau I!5estasi Asi!# La!#su!# 1enanaman modal asing secara langsung atau =I + 2oreign + 2oreign ,irect 9n"estment  dapat

ter*adi ketika suatu perusahaan atau negara menanamkan investasi atau modalnya dalam  *angka waktu tertentu di negara. 4egara asal perusahaan yang menanam modal disebut !ost  countr' sementara negara tempat investasi itu disebut !ome countr'. countr'. 1erusahaan penanaman modal asing +1M) memiliki kewa*iban yang sama seperti a*ib 1a*ak dalam negeri lainnya. Meskipun memiliki kewa*iban perpa*akan yang sama, akan tetapi terdapat kemungkinan muncul dua pihak otoritas pa*ak yang mengenakan pa*ak terkait obyek pa*ak  yang sama yaitu negara asal perusahaan penanam modal dan negara yang men*adi tu*uan  penanaman modal yang men*adi tempat munculnya munculnya penghasilan bagi pemiliki modal. =ari sebab itulah agar tercipta iklim investasi yang kondusif dan adil bagi investor, maka perlu dilakukan tax treat' atau persetu*uan penghindaran pa*ak berganda +152 secara bilateral +4urhidayat, $"!$. =alam pasal ! ayat +5 33 4o.$9 Tahun $""%, penanaman modal asing didefinisikan sebagai kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah 4egara Aepublik 

Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. 1enanam modal asing adalah perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, dan@atau  pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di wilayah 4egara Aepublik Indonesia.

1enanaman modal asing wa*ib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di wilayah 4egara Aepublik Indonesia kecuali ditentukan lain oleh undang0undang. :al ini dapat dilakukan dengan mengambil bagian saham pada saat  pendirian perseroan terbatas, membeli saham, dan melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang0undangan +1rasetya, $"!5. =I atau investasi asing langsung *uga memiliki faktor0faktor yang dapat mempengaruhi mempengaruhi besaran atau *umlah investasi yang diserap suatu negara diantaranya adalah' !. 1ertumbuhan ekonomi ekonomi ditandai dengan peningkatan pertumbuhan pertumbuhan ekonomi di suatu sua tu negara dapat meningkatkan minat investor di dalam menanamkan =I. 1eningkatan 1=2M menun*ukkan adanya peningkatan ukuran pasar sehingga negara0negara yang mengalami  peningkatan di dalam (=1 dapat men*adi wilayah yang men*adi basis di dalam melakukan  pen*ualan $. Aesiko politik berhubungan berhubungan dengan dengan potensi masuknya =I di di dalam beberapa negara, resiko politik ini berhubungan dengan potensi ketidakpastian sehingga potensi ketidakpastian ini dapat mengurangi turunnya =I di suatu negara. 5. Pariabel ariabel makro ekonomi lainnya seperti stabilitas makro ekonomi, ekonomi, tahapan0tahapan  penanaman investasi, kesehatan dan pendidikan *uga merupakan faktor yang menentukan masuknya =I +>urniati dkk, $""%. 8. >ebi*akan peraturan peraturan perundang0undangan perundang0undangan *uga mendorong mendorong atau membatasi investasi, misalnya melalui undang0undang pa*ak dan pabean atau paket0paket kebi*akan tentang undang0undang investasi yang mempermudah pelaksanaan investasi +Mankiw, $""8. Salah satu kebi*akan yang dilakukan pemerintah adalah kebi*akan bilateral dengan membuat tax treat' atau 152, yang dimaksudkan supaya investor asing tetap menanamkan modalnya dan membayar pa*aknya sesuai ketentuan tax treat' yang berlaku +1rasetya, $"!5. 1ada dasarnya tax treat' dimaksudkan untuk mengatur pembagian hak pema*akan dari masing0masing negara yang terikat dengan persetu*uan. Sebagai contoh pembagian hak   pema*akan dari pen*ualan pen*ualan atau pengalihan pengalihan harta yang dimiliki 23T diatur sebagai sebagai berikut' !. 1enghasilan dari keuntungan keuntungan pen*ualan atau pengalihan pengalihan harta tak gerak, gerak, hak pema*akan  penuh ada pada pada negara dimana harta tak gerak tersebut berada. berada. $. 1enghasilan dari dari keuntungan pen*ualan atau pengalihan harta gerak, hak pema*akan pema*akan penuh ada pada negara domisili. 5. 1enghasilan dari keuntungan keuntungan pen*ualan pen*ualan atau pengalihan pengalihan harta tak gerak gerak maupun harta gerak yang dilakukan oleh 23T, hak pema*akan penuh ada pada negara dimana 23T tersebut berada. 1embagian hak pema*akan ini berguna bagi investor asing ketika menanamkan modalnya pada 23T di Indonesia karena akan merasa aman dari pengenaan  pa*ak berganda sebagaimana telah diatur dalam tax treat' masing0masing negara +Aif’an, $"!5. $.9.

Pe!#em-a!#a! Hip&tesis 04 Pe!#aru ta treat teradap u-u!#a! a!tara BPM da! CDI 2erdasarkan ka*ian teori yang ada, faktor0faktor yang pada umumnya mempengaruhi

 besaran =I yang ditanamkan oleh investor asing di Indonesia, diantaranya adalah tingkat 21M +4urhidayat, $"!$. 21M yang berasal dari nilai ekspor dan impor negara mitra *uga turut serta mempengaruhi besaran =I. >etika melihat besaran nilai ekspor dan impor maka dapat dideteksi adanya biaya berdagangan yang pasti dikeluarkan. 21M itu sendiri yang kemudian men*adi pertimbangan para investor dan dapat mempengaruhi besaran =I yang

ditanamkan oleh para investor +4urhidayat, $"!$. Tax treat' memainkan peran penting karena dapat mengatur bagian pema*akan yang harus dibayar oleh negara investor sesuai dengan peraturan yang telah disetu*ui bersama. )pabila antara Indonesia dengan negara mitra telah mengadakan tax treat' maka tarif yang digunakan adalah tarif berdasarkan tax treat'.

Sebaliknya, apabila belum ada tax treat' maka digunakan tarif berdasarkan ketentuan pa*ak  domestik +Tatang, $"!$. 2erdasarkan hasil penelitian sebelumnya untuk kasus di Cepang ditemukan bahwa  besaran 21M berpengaruh terhadap aliran masuk =I +/hno, $"!". Tax treat' memiliki  pengaruh terhadap hubungan hubungan antara 21M dan =I +/hno, $"!". 2erdasarkan uraian tersebut maka dapat ditarik hipotesis' :a!aJ 21M berpengaruh terhadap =I negara0negara )sia, ropa dan )merika di Indonesia. :a! bJ Terdapat pengaruh antara 21M dan =I negara0negara )sia, ropa dan )merika di Indonesia yang dimoderasi oleh tax treat'. treat'. $. Pe!#aru ta treat teradap u-u!#a! a!tara PDBM da! CDI )danya tax treat'  bertu*uan untuk menghindari pembayaran pa*ak berganda, berganda,  pertukaran informasi guna mencegah pengelakan pa*ak dan kedudukan yang setara dalam hal  pema*akan antar kedua negara +Aif’an, +Aif’ an, $"!5. :al0hal ini dapat mempengaruhi masuknya  *umlah =I di Indonesia karena investor akan memperoleh keadilan dalam hal perpa*akan karena tidak dikenai pa*ak ganda sebagaimana diatur dalam isi tax treat'.

1eningkatan

1=2M di suatu negara menun*ukkan ter*adinya peningkatan ukuran pasar sehingga negara0 negara yang mengalami keadaan demikian sangat berpotensial men*adi area investasi. =ari sebab itulah 1=2M merupakan tolok ukur untuk melihat besaran =I yang ditanamkan di suatu negara +1rasetya, $"!5. 1enelitian sebelumnya yang dilakukan di Indonesia menemukan bahwa 1=2M  berpengaruh terhadap aliran masuk =I +4urhidayat, +4urhidayat, $"!$. 1enelitian yang lain menun*ukkan bahwa tax treat' memiliki pengaruh terhadap hubungan antara 1=2M dan =I +4urhidayat, $"!$. 2erdasarkan uraian tersebut maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut' :a$aJ

1=2M berpengaruh terhadap =I negara0negara )sia, ropa dan )merika di

Indonesia. :a$ bJ Terdapat pengaruh antara 1=2M dan =I negara0negara )sia, ropa dan )merika di Indonesia yang dimoderasi oleh tax treat'. treat'. III. Met&d&l&#i Pe!elitia! Cenis penelitian ini merupakan penelitian empiris untuk mengetahui pengaruh 21M dan 1=2M terhadap =I negara0negara )sia, ropa dan )merika di Indonesia dengan tax treat' sebagai variabel moderasi periode tahun $"!" hingga tahun $"!5. /byek merupakan suatu entitas yang akan diteliti +:artono, $"!$. /byek penelitian ini adalah negara0negara di dunia yang melakukan aktivitas investasi langsung di Indonesia. 1opulasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup +obyek yang akan diteliti dan dapat meliputi segala hal termasuk benda0benda alam, dan bukan sekedar *umlah yang ada pada obyek +:artono, $"!$. 1opulasi penelitian ini meliputi negara0negara di  benua )sia, ropa dan dan )merika yang memiliki =I di Indonesia. Indonesia. 1enentuan sampel penelitian yang digunakan dipilih dengan menggunakan  purposi"e  sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi berdasarkan kriteria tertentu +:artono, $"!$. >riteria sampel penelitian ini adalah sebagai berikut' !. 4egara0negara di )sia, ropa dan dan )merika yang memiliki =I langsung aktif di Indonesia Indonesia  periode tahun $"!" hingga hingga $"!5. $. =ata 1=2M negara0negara negara0negara di )sia, ropa dan )merika yang memiliki memiliki =I langsung aktif  aktif  di Indonesia periode tahun $"!" hingga $"!5.

5. =ata ekspor dan impor negara0negara di di )sia, ropa ropa dan )merika )merika yang memiliki =I langsung aktif di Indonesia periode tahun $"!" hingga $"!5. Pariabel dependen dalam penelitian ini adalah =I. 2erdasarkan penelitian /hno +$"!", penghitungan penghitungan untuk variabel =I menggunakan rumus sebagai berikut'

3kuran =IJ

Pariabel independen dalam penelitian ini adalah 21M dan 1=2M. 2erdasarkan  penelitian 4urhidayat +$"!$ 1rasetya +$"!5, penghitungan untuk variabel 21M dan 1=2M menggunakan menggunakan rumus sebagai berikut' 3kuran 21MJ Tahap I T/ x

Tahap II 21M x J !"" ; T/ x 3kuran 1=2MJ

Pariabel Pariabel moderasi dalam penelitian ini adalah tax treat'. treat'. 1enghitungan untuk variabel tax treat' menggunakan skala rasio yaitu dengan melihat *umlah tax treat' yang dimiliki antara negara mitra dengan Indonesia. IP. IP. A!alisis Data da! Pem-aasa! 9404 404 A!ali !alissis Nilai ilai I!5estasi tasi Asi! Asi!# # 1enelitian ini mencakup data negara0negara di benua )sia, ropa dan )merika yang memiliki =I di Indonesia antara tahun $"!" sampai dengan $"!5. Terdapat 69 negara dari  benua )sia, ropa dan )merika yang men*adi obyek penelitian ini. Tabel 8.! merupakan data sepuluh besar negara0negara di )sia, ropa dan )merika antara tahun $"!" hingga $"!5 yang memiliki =I terbesar di Indonesia' Ta-el 940 CDI !e#ara:!e#ara Be!ua Asia) Er&pa da! Ameri%a di I!d&!esia (dalam satua! US' Ne#ara 2606 2600 2602 2608 Singapura 9.969."!%, 9.!$5."88, 8.796.59!, 8.6%".%##,

Cepang >orea 3S) 2elanda 2ritish Pirgin

%!$.9##,

!.9!6."65,

$.896.#8",

8.%!$.7#$,

5$7.9"6, #5".775, 6"7.$66, !.6!9.#"6, $%6.$86, 8%$."#8, 966.!"$, 8%.8%#,

!.$!7.%$6, !.87%.%7%, !.598.887, 9!%.!87, 8!7.#%7, 6!7.5$7, !59."!5, $85.!%8,

!.#8#.%"8, !%.#5%, #66.98!, 5$7.566, #58.56", 9$#.975, 5"#.6"%, 686.#87,

$.$"9.8%#, $.859.%9", #$%.7!!, %79.%"%, !."%9.%##, %!!.$65, 5%6.$8$, 8"$.65#,

Inggris Malaysia :ongkong Taiwan Sumber' .b#pm.go.id. +diakses $9 )pril $"!8 2erdasarkan data di tabel 8.! dapat diketahui bahwa arus =I yang masuk ke Indonesia dari masing0masing negara tidak konsisten naik dan *uga tidak konsisten turun. >endati demikian ada *uga negara yang konsisten nilai =I nya naik setiap tahunnya dari tahun $"!" hingga $"!5 yaitu Inggris, Cepang dan >orea Selatan. >etidakkonsistenan arus =I yang masuk ke Indonesia ini dapat disebabkan berbagai macam faktor, antara lain tingkat suku bunga dan keuntungan, teknologi, ramalan keadaan ekonomi masa depan, stabilitas politik, dan keamanan nasional.

1eristiwa ekonomi yang ter*adi di )merika Serikat tahun $""7, yaitu pemberian kredit  perumahan macet di )merika Serikat atau biasa disebut dengan &ubprime Mortgage  *uga  berpengaruh terhadap aliran =I ke Indonesia. >risis ekonomi yang ter*adi di )merika Serikat ini *uga berpengaruh terhadap kesehatan perekonomian dunia. =engan kondisi  perekonomian  perekonomian global yang tidak stabil maka para investor *uga cenderung untuk menunggu hingga kondisi stabil. >risis ekonomi yang melanda ropa tahun $"!$ *uga berpotensi mempengaruhi aliran =I yang masuk ke Indonesia. >risis perekonomian yang ter*adi di ?unani telah men*alar ke negara0negara lain 3ni ropa, antara lain Spanyol, Italia, dan 1ortugal. )kibatnya, 3ni ropa secara keseluruhan mengalami krisis ekonomi. Tidak berhenti sampai di situ, krisis tersebut mulai men*alar ke ekonomi global, menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia. )kibatnya para investor *uga cenderung berperilaku ait and see, see, atau menunggu untuk  menanti waktu yang tepat untuk menanamkan modalnya. modalnya. 9424

Pe!#aru Ta Treat Dalam Hu-u!#a! A!tara BPM da! CDI )dapun pengaruh 21M dan =I yang dimoderasi oleh tax treat' dapat dilihat pada

tabel 8.$' Ta-el 942 Ta Ta treat tre at Mem&derasi BPM da! CDI Unstandardi"e d #oe$$i!ients % Std.

Model '#onstant( )a*+trea t %-M )a* )a* treat,3%-M

Standardi"d #oe$$i!ients %et

. /0 .

. 0 7

4.5

.

. 1  

4.10

t

Si. 1. 00 .2 4

. 1 / .

2erdasarkan tabel 8.$ dapat diketahui bahwa hasil penelitian ini nilai signifikansi sebesar ",#"" menun*ukkan bahwa 21M tidak dapat mempengaruhi besaran =I di Indonesia. 2esaran 21M dapat diketahui melalui tingkat openness  perekonomian  perekonomian suatu negara. Tingkat openness  perekonomian  perekonomian suatu negara diperoleh dengan membagi hasil  pen*umlahan ekspor dan impor dengan tingkat 1=2M negara tersebut pada tahun yang sama dan mengalikan dengan !"". )pabila suatu negara memiliki tingkat openness yang semakin tinggi, maka hal itu berarti akan semakin kecil biaya perdagangan di negara tersebut. 2egitu  pula sebaliknya, apabila suatu negara memiliki tingkat openness yang semakin rendah maka akan dibutuhkan biaya perdagangan yang semakin besar. :asil penelitian menemukan bahwa biaya perdagangan tidak berpengaruh terhadap =I ke Indonesia. Ini menun*ukkan bahwa negara mitra belum menganggap Indonesia sebagai negara tu*uan utama untuk berinvestasi. =engan demikian hipotesa :a !a ditolak. 2erdasarkan tabel 8.$ dapat diketahui bahwa nilai signifikansi antara tax treat' interaksi 21M adalah sebesar ",$95. >arena nilai tersebut lebih dari ","9 maka maka tax treat' tidak dapat memoderasi antara hubungan 21M dan =I. 4ilai 21M dapat diketahui melalui tingkat openness  perekonomian  perekonomian suatu negara. Tingkat openness perekonom openness  perekonomian ian suatu negara diperoleh dengan membagi hasil pen*umlahan ekspor dan impor dengan tingkat 1=2M negara tersebut pada tahun yang sama dan mengalikan dengan !"". :asil penelitian menun*ukkan bahwa tax treat' tidak dapat memoderasi antara hubungan 21M dan =I. :al ini dimungkinkan karena negara mitra belum melihat Indonesia sebagai negara tu*uan mitra sebagai sasaran berinvestasi. >etika menanamkan modalnya,  para investor lebih memperhatikan iklim investasinya daripada aspek perpa*akan dalam hal

ini tax treat'. Iklim investasi yang dimaksud antara lain suku bunga, tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh, ramalan keadaan ekonomi masa depan dan teknologi. =engan demikian hipotesa :a ! b ditolak.

=itin*au dari unsur perpa*akan, berdasarkan hasil penelitian ini maka hendaknya diadakan renegosiasi tax treat' terkait dengan definisi bentuk usaha tetap +23T. =efinisi 23T antara Indonesia dan negara lain bisa dimungkinkan berbeda. =ari sebab itulah dengan adanya renegosiasi mengenai definisi 23T diharapkan dapat meningkatkan minat investor  asing berinvestasi di Indonesia. Selain itu pemerintah Indonesia dapat melakukan penurunan tarif tax treat'  bagi negara yang men*adi mitra tax treat' yang memiliki tingkat ekspor dan impor yang tinggi namun belum banyak memiliki =I di Indonesia. )dapun negara0negara yang dimaksud antara lain Singapura, anada dan 1erancis. 9484

Pe!#aru Ta Treat Dalam Hu-u!#a! A!tara PDBM da! CDI )dapun pengaruh 1=2M dan =I yang dimoderasi oleh tax treat' dapat dilihat pada

tabel 8.5' Ta-el 948 Ta Ta treat trea t Mem&derasi PDBM da! CDI Model '#onstant( )a*+treat, -8% )a*

Unstandardi"e oe ! en s % Std. . . . 4.5

Standardi"d oe ! en s %et . . . .

 

. . 4./

t

Si. . 1. 2. 4

. . . .

2erdasarkan tabel 8.5 dapat diketahui bahwa hasil penelitian ini menun*ukkan nilai signifikansi sebesar ",""" artinya 1=2M secara berpengaruh terhadap besaran =I di Indonesia. 1=2M adalah nilai pasar semua barang dan *asa akhir +final yang diproduksi dalam sebuah negara pada suatu periode +Mankiw, $""6. Semakin besar ukuran ekonomi suatu negara semakin besar pula peningkatan investasinya. /leh karena itu, peningkatan 1=2M akan berpengaruh positif pada =I yang bersifat inbound =I +/hno, $"!". Teori tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini bahwa 1=2M dan =I memiliki korelasi positif. =engan demikian hipotesa :a $a diterima. 2erdasarkan tabel 8.5 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi antara tax treat' interaksi 1=2M adalah sebesar ","$7. >arena nilai tersebut kurang dari ","9 maka tax treat' dapat memoderasi namun dilihat dari βyang negatif berarti tax treat' memperlemah antara hubungan 1=2M dan =I. =engan demikian hipotesa :a $ b diterima. Tarif tax treat' dapat men*adi penyebab variabel tax treat' dapat memoderasi namun memperlemah antara hubungan antara 1=2M dan =I. Tarif tax treat' yang dimiliki oleh Indonesia dengan negara mitra yang memiliki 1=2 yang tinggi dan rendah adalah sama. =itin*au dari unsur perpa*akan, hasil penelitian ini menun*ukkan bahwa keberadaan tax treat'  *ustru dapat men*adi faktor yang memperlemah 1=2M untuk meningkatkan =I. /toritas perpa*akan Indonesia dapat menyikapi hal tersebut dengan cara melakukan renegosiasi tax treat' dengan negara yang memiliki tingkat 1=2 yang tinggi namun tarif tax treat' nya masih sama dengan negara berkembang. )dapun negara0negara yang dimaksud antara lain Cerman, 1erancis dan >anada. dan eempat negara tersebut tidak memiliki =I yang tinggi di Indonesia karena tarif tax treat' nya relatif sama dengan negara mitra lain yaitu berkisar antara !"& hingga !9&. Indonesia sebaiknya berfokus pada penurunan tarif   pa*ak terhadap penghasilan atas modal +dividen, branc! profit , capital gain. gain. 1enurunan tarif  ini dinilai akan berdampak positif yaitu aliran =I yang meningkat di Indonesia. =engan demikian diharapkan tax treat' men*adi faktor yang dapat mempengaruhi aliran =I dengan 1=2M sebagai variabel independen. independen.

)danya aliran =I yang semakin besar ke Indonesia akan meningkatkan penerimaan dari sektor perpa*akan. 1eningkatan penerimaan negara ini dapat memicu kenaikan 1=2 bagi Indonesia. Selain itu, aliran masuk =I yang berupa 23T di Indonesia dapat menyerap

 banyak tenaga ker*a. =ari sebab itulah aliran masuk =I dapat member banyak dampak   positif bagi perekonomian Indonesia. Indonesia. P. Kesimpula!) Keter-atasa! da! Sara! ;404 Kesimpula! =ari pembahasan yang telah dilakukan pada bab0bab sebelumnya, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut' !. 21M tidak tidak dapat mempengar mempengaruhi uhi besaran besaran =I di Indonesia. Indonesia. :al ini menun*u menun*ukkan kkan bahwa bahwa negara mitra belum menganggap Indonesia sebagai negara tu*uan utama untuk   berinvestasi. $. Tax treat' tidak dapat memoderasi antara hubungan 21M dan =I. :al ini dimungkinkan karena negara mitra belum melihat Indonesia sebagai negara tu*uan mitra sebagai sasaran  berinvestasi. >etika menanamkan modalnya, para investor lebih memperhatikan iklim investasinya daripada aspek perpa*akan dalam hal ini tax treat'. =itin*au dari unsur   perpa*akan, berdasarkan hasil penelitian ini maka hendaknya hendaknya diadakan renegosiasi tax treat' terkait dengan definisi bentuk usaha tetap +23T dan penurunan tarif tax treat'. 5. 1=2M secara secara parsial berpen berpengaru garuh h terhadap terhadap besaran besaran =I di Indonesia Indonesia.. Semakin Semakin besar  ukuran ekonomi suatu negara semakin besar pula peningkatan investasinya. /leh karena itu, peningkatan 1=2M akan berpengaruh positif pada =I yang bersifat inbound =I +/hno, $"!". 8. Tax treat' dapat memoderasi namun dilihat dari β yang negatif berarti tax treat' memperlemah antara hubungan 1=2M dan =I. Tarif tax treat' dapat men*adi penyebab variabel tax treat' dapat memoderasi namun memperlemah hubungan antara 1=2M dan =I. =itin*au dari unsur perpa*akan, otoritas perpa*akan Indonesia dapat menyikapi hal tersebut dengan cara melakukan renegosiasi tarif tax treat'. Keter-atasa! Pe!elitia! 9.$. 2eberapa keterbatasan penelitian dalam penelitian ini adalah' !. 1eneliti hanya hanya menggunakan menggunakan dua variabel independen independen yaitu 21M dan 1=2M. :asil :asil  penelitian dapat dimungkinkan dimungkinkan berbeda apabila penelitian menambahkan menambahkan variabel independen yang lain, misalnya *arak antar negara mitra, tingkat keuntungan, suku bunga, ramalan keadaan ekonomi, kema*uan teknologi dan tingkat pendapatan nasional. 1eneliti tidak dapat melakukan penelitian dengan variabel independen yang telah disebutkan karena adanya keterbatasan data yang dapat diakses. $. 1enelitian ini menggunakan menggunakan data0data =I, nilai ekspor dan impor serta nilai 1=2 dengan rentang waktu antara tahun $"!" sampai dengan $"!5. :asil penelitian kemungkinan dapat men*adi berbeda apabila rentang waktunya ditambah sebab dapat terhindar dari  pengaruh0pengaruh  pengaruh0pengaruh krisis keuangan yang ter*adi di )merika Serikat tahun $""7 dan di ropa tahun $"!$. 9.5.

Sara! Saran peneliti untuk penelitian selan*utnya adalah menambahkan variabel lain yang

kiranya dapat mempengaruhi tingkat =I, misalnya *arak antar negara mitra, tingkat keuntungan, suku bunga, ramalan keadaan ekonomi, kema*uan teknologi dan tingkat  pendapatan nasional. Saran yang lain adalah menambah rentangan waktu periode penelitian lebih dari 8 tahun. =engan adanya penambahan variabel penelitian dan rentang waktu periode  penelitian maka dimungkinkan dimungkinkan terdapat hasil penelitian yang yang berbeda.

RECERENSI

=avies, A.2. $""5. Tax Treaties, Aenegotiations, )nd oreign =irect Investment.  Economic  Anal'sis and Polic' Polic',, 55+$, pp.$9!0%5. (hoGali, Imam. $""#.  Apli#asi Analisis Multi"ariate dengan Program &P&& , cetakan 8. Semarang' 2alai 1enerbit 3niversitas =iponegoro. =iponegoro. :artono, C. $"!$.  Metodologi Penelitian -isnis$ &ala! 7apra! dan Pengalaman  Pengalaman  Pengalaman. ?ogyakarta' ?ogyakarta' 21. Ilyas, irawan 2. dan Aichard 2urton. $""8.  1u#um Pa5a# . Salemba mpat, Cakarta. >urniati, dkk. $""%. =eterminan =I +aktor0aktor yang Menentukan Investasi )sing -angsung. Wor#ing Paper -an# 9ndonesia 1@"6@$""%. >urniawan, )nang Mury. $"!$. Pa5a# $"!$.  Pa5a# 9nternasional 9nternasional -eserta %onto! Apli#asin'a Apli#asin'a.. 2ogor' (halia Indonesia. Mankiw, 4.(. $""8. Principles $""8. Principles of Macroeconomics Macroeconomics.. Third dition. Thomson South estern. Mankiw, 4.(. $""6.  Principles of Economics Pengantar E#onomi Ma#ro. Ma#ro. Cakarta' 1enerbit Salemba mpat. Mardiasmo. $""7. Otonomi dan Mana5emen 7euangan ,aera! . ?ogyakarta' )ndi. Mudara, I.M.?.1. $"!!.  Pengaru! Produ#si Produ#si ,omesti# -ruto &u#u -unga 4pa! Pe#er5a  ,an Nilai Total Total E#spor Ter!adap Ter!adap 9n"estasi Asing /angsung di 9ndonesia. Skripsi S!, 3niversitas =iponegoro, Semarang.  4oor, :enry aiGal. $""#. 9n"estasi $""#. 9n"estasi.. Cakarta' 1T Indeks.  4opirin. !##8. !##8. Pengantar  Pengantar 9lmu 9lmu E#onomi Ma#ro Ma#ro dan dan Mi#ro. Mi#ro. ?ogyakarta' 21  4urhidayat, A. $"!$. Tax Tax Treaty =an oreign =irect Investment =i Indonesia.  2inance and   -an#ing >ournal , Pol.!8, Pol.!8, 4o.!, Cuni $"!$. >ementrian >ementria n >euangan

Aepublik 

Indonesia. /hno, T. $"!". mpirical )nalysis of International Tax Treaties and oreign =irect Investment.  Public Polic' 0e"ie, 0e"ie, Pol.6, 4o.$, March $"!". 1olicy Aesearch Institute. Ministry of inance, Capan. 1rasetya, ransiskus 1utra =anu. $"!5.  Pengaru! Tax Tax Treat' Treat' Ter!adap Ter!adap 2oreign 2oreign ,irect   9n"estment NegaraNegara Asia di 9ndonesia. 9ndonesia. Skripsi S!. 3niversitas )tma Caya, ?ogyakarta. 1riyatno, =wi. $""7. Mandiri $""7.  Mandiri -ela5ar &P&& . ?ogyakarta' Mediakom. Aif’an, )hmad. $"!5.  Modul &!ort %ourse Perpa5a#an -re"et % . ?ogyakarta' akultas konomika dan 2isnis

Samuelson, 1.) D .=., 4ordhaus. !##$.  E#onomi.  E#onomi. Cakarta' 1enerbit rlangga. Sarwedi. $""$. Investasi )sing -angsung di Indonesia dan aktor yang Mempengaruhinya.  >urnal A#untansi A#untansi dan 7euangan 7euangan , vol.8, 4o.!, 3niversitas >risten 1etra, Surabaya. Suandy, rly. $""#. 1u#um $""#.  1u#um Pa5a# . Cakarta' 1enerbit Salemba mpat. Suharyadi D S.>., 1urwanto. $""8. &tatisti#a 4ntu# E#onomi dan 7euangan Modern. Modern . Cakarta' 1enerbit Salemba mpat. Sukirno, Sadono. $""7.  Ma#ro E#onomi Teori Teori Pengantar  Pengantar . Cakarta' 1T. Aa*a (rafindo 1ersada. Tatang, :asanudin. $""#.  Penguatan  Penguatan Posisi 9ndonesia ,alam Pema5a#an Ter!ada Ter!adap p Transa#si E#onomi Global . )rtikel 1usdiklat 1a*ak, 2adan 1endidikan dan 1elatihan >euangan. iyono, (endro. +$"!!.  Merancang Penelitian -isnis$ dengan Alat Analisis &P&& =C.; dan &martP/& :.;. :.;. ?ogyakarta' 311 STIM ?>14. .b#pm.go.id . Tentang )rsip Aealisasi 1enanaman Modal )sing -angsung di Indonesia tahun $"!"0$"!5, $"!"0$"!5, yang diakses pada $9 )pril $"!8. .cia.go". Tentang )rsip actbook tahun $"!" hingga $"!5, yang diakses pada $9 )pril .cia.go". $"!8. .ortax.org . Tentang )rsip Tax Treaty 4egara Mitra ?ang 2eker*asama =engan Indonesia, yang diakses pada $9 )pril $"!8. .pa5a#.go.id . Tentang )rsip Tax Treaty 4egara Mitra ?ang 2eker*asama =engan Indonesia, yang diakses pada $9 )pril $"!8.

PENGARUH PAJAK DAN TUNNE*ING INCENTI$E PADA PADA KEPUTUSAN KEPU TUSAN TRANSFER PRICING PERUSAHAAN MANUCAKTUR "ANG LISTING DI BURSA ECEK INDONESIA

NI A" A"AN "UNIASI "UN IASIH H NI KETUT RASMINI MADE GEDE IRAKUSUMA Universitas U+aana  A,STRACT   A,STRACT 

Transfer pricing phenomenon could be happened is based on the management motivation in order to tax avoidance or any opportunistic behavior, especially to do wealth transfer among related parties. /wnership structure is also affect management to transfer  wealth to themselves or to ma*ority stakeholders. Huity ownership structure in Indonesia is tended to be concentrated and it will be arised an opportunity to create an ultimate and minority shareholders +-a 1orta et al. $""". The present of weaknesses to protect minority shareholder rights are an incentive to ma*ority shareholders to tunneling which is unfavorable for minority shareholders. The aim of this research is to test the influence of tax and tunneling incentive on transfer pricing decision in manufacture companies that listed at Indonesian Stock xchange. Sample selection was using purposive sampling with final sample !"6 from $""70$"!" observation. The result shows that tax and tunneling incentive have an influence on transfer   pricing decision. The determination coefficient is !9.$& that is reflect to variation of tax and tunneling affect transfer pricing decision. The influence of tax and tunneling is also statistically significant affect transfer pricing. The findings give any opportunities to next researchers to investigate the effect of any others variable on transfer pricing decision, such as bonus scheme that based on income. The measurement of transfer pricing using sales to related parties is also relevant proxy to the next research. >ey words' tax, related party transaction, tunneling incentive, transfer pricing PENDAHULUAN

(lobalisasi menyebabkan perekonomian berkembang tanpa mengenal batas negara. 1erusahaan multinasional akan menghadapi masalah perbedaan tarif pa*ak yang berlaku di setiap negara. 1ersoalan pokok yang dihadapi sehubungan sehubungan dengan investasi asing, salah satunya adalah transfer pricing. Transfer pricing menimbulkan se*umlah masalah, dan sulit menyelesaikan masalah tersebut, antara lain menyangkut bea cukai, ketentuan anti dumping !

dan persaingan usaha tidak sehat. Meskipun beberapa perusahaan berkeinginan untuk  menyesuaikan harga secara wa*ar dalam satu kebi*akan namun hal itu langsung menimbulkan

$

 pertentangan dari perusahaan0perusahaan perusahaan0perusahaan lainnya +olsom dan (ordon  !###' !"5# dalam -o et al ., ., $"!". 1ara ahli mengakui bahwa transfer pricing memungkinkan perusahaan untuk  menghindari pa*ak berganda, tetapi *uga terbuka untuk penyalahgunaan. :al ini dapat digunakan untuk mengalihkan keuntungan ke negara yang tarif pa*aknya rendah, dengan memaksimalkan beban, dan pada akhirnya pendapatan +1ricewaterhouseoefisien regresi e J adalah error atau sisa +residual

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak !"6 pengamatan  perusahaan manufaktur selama periode $""70$"!". Statistik deskriptif menun*ukkan menun*ukkan bahwa transaksi hubungan istimewa ter*adi pada %7 pengamatan, yang berarti sebagian besar   perusahaan melakukan transaksi transfer pricing . =ilihat dari sisi kepemilikan, rata0rata

 persentase kepemilikan perusahaan adalah sebesar 95,!7 persen. Ini menun*ukkan bahwa kepemilikan saham perusahaan sampel cenderung terkonsentrasi pada sebagian kecil pihak. 1engu*ian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi logistik. >elayakan model regresi dinilai dengan menggunakan  1osmer and /emes!o+s /emes!o+s Goodness of 2it Test  Test . 1engu*ian menun*ukkan nilai %!is3uare sebesar 6,5#% dengan signifikansi sebesar ",6"5.  4ilai 0$-- awal adalah sebesar !$$,5$#. Setelah dimasukkan kedua variabel independen, maka nilai 0$-- akhir mengalami penurunan men*adi sebesar !!",%%#. 1enurunan li#eli!ood  +0$-- ini menun*ukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. 2esarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditun*ukkan oleh nilai  Nagel#er#e 0 &3uare. &3uare. 4ilai  Nagel#er#e 0 &3uare adalah sebesar ",!9$ yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat di*elaskan oleh variabel independen adalah sebesar  !9,$& sedangkan sisanya sebesar 78,7& di*elaskan oleh variabel0variabel lain di luar model  penelitian. Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya ge*ala korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. 1engu*ian ini dilakukan dengan menggunakan matrik korelasi antar variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antar variabel independen. Matriks korelasi menun*ukkan tidak ada koefisien korelasi antar variabel yang nilainya lebih besar  dari ",7. :al ini berarti tidak terdapat ge*ala multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi. :asil 1engu*ian dapat dilihat pada -ampiran !. :asil pengu*ian hipotesis menun*ukkan menun*ukkan bahwa pa*ak dan tunneling incenti"e  berpengaruh positif pada keputusan transfer pricing . Ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi masing0masing sebesar ","5# dan ","5" yang lebih kecil dari ","9. :asil ini konsisten dengan hipotesis yang dia*ukan.

Cacob +!##6 menemukan bahwa transfer antar perusahaan besar dapat mengakibatkan  pembayaran pa*ak lebih rendah secara global pada umumnya. umumnya. 1enelitian ini menyimpulkan menyimpulkan  bahwa perusahaan multinasional memperoleh keuntungan keuntungan karena pergeseran pendapatan dari negara0negara dengan pa*ak tinggi ke negara dengan pa*ak rendah. 4amun, mitigasi pa*ak   *uga ada peluang untuk pen*ualan domestik antara perusahaan terkait karena perbedaan tingkat pa*ak. 2eban pa*ak yang semakin besar memicu perusahaan untuk melakukan transfer   pricing denga harapan dapat menekan beban tersebut. :asil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Swenson +$""! dan 2ernard et al ., ., +$""6.  4egara0negara berkembang seperti Indonesia dan negara )sia lainnya cenderung memiliki struktur kepemilikan terkonsentrasi yang secara umum didominasi oleh keluarga  pendiri serta lemahnya perlindungan perlindungan terhadap pemegang saham minoritas menimbulkan menimbulkan konflik keagenan antara pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham minoritas +-iu and -u, $""%. >ondisi ini sesuai dengan pernyataan 1rowsen +!##7, bahwa konflik  keagenan yang utama di Indonesia adalah konflik keagenan antara pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham minoritas. Statistik deskriptif dalam penelitian ini menun*ukkan bahwa rata0rata persentase kepemilikan perusahaan sampel adalah 95,!7 persen. =ilihat dari angka tersebut maka struktur kepemilikan perusahaan cenderung terkonsentrasi sehingga hak kontrol ada pada sebagian kecil pemegang saham. Transaksi pihak terkait lebih umum digunakan untuk tu*uan transfer kekayaan daripada pembayaran dividen karena perusahaan yang terdaftar di 2ursa harus mendistribusikan dividen kepada perusahaan induk dan pemegang saham minoritas lainnya. Tunneling merupakan perilaku mana*emen atau pemegang saham mayoritas yang mentransfer aset dan profit perusahaan untuk kepentingan mereka sendiri, namun biaya dibebankan kepada pemegang pemegang saham minoritas +hang, $""8 dalam Mutamimah,

$""7. 1enelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh -o et al ., ., +$"!" dan )harony et al ., ., +$"!".

SIMPULAN DAN SARAN

1enelitian ini bertu*uan mengu*i pengaruh pa*ak dan tunneling incenti"e  pada keputusan transfer pricing . 2erdasarkan rumusan masalah dan hasil pengu*ian hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa pa*ak dan tunneling incenti"e  berpengaruh positif pada keputusan  perusahaan untuk melakukan transfer pricing . 2eban pa*ak yang semakin besar memicu  perusahaan untuk melakukan transfer pricing denga harapan dapat menekan beban tersebut. Transaksi pihak terkait lebih umum digunakan untuk tu*uan transfer kekayaan daripada  pembayaran dividen karena perusahaan yang terdaftar harus mendistribusikan dividen kepada  perusahaan induk dan pemegang saham minoritas lainnya. >ondisi yang unik dimana kepemilikan saham pada perusahaan publik di Indonesia cenderung terkonsentrasi sehingga ada kecenderungan pemegang saham mayoritas untuk melakukan tunneling . 1enelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yang apabila diatasi pada penelitian selan*utnya akan dapat memperbaiki hasil penelitian. 2eberapa saran yang dapat dikemukakan dalam kaitannya kaitannya dengan keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut. ! 1enelitia 1enelitian n ini hanya menghasi menghasilkan lkan koefisie koefisien n determinasi determinasi sebesar !9,$&. !9,$&. /leh karena karena itu, ada variabel lain yang mungkin berpengaruh pada keputusan perusahaan untuk  melakukan transfer pricing . Salah satunya adalah mekanisme bonus, dimana ada kecenderungan

mana*emen

memanfaatkan

transaksi

transfer

pricing

untuk 

memaksimalkan bonus yang mereka terima *ika bonus tersebut didasarkan pada laba +-o et al ., ., $"!". $ 1enelitian ini merupakan merupakan penelitian penelitian pendahuluan pendahuluan sehingga sehingga proksi proksi yang digunakan digunakan untuk mengukur peluang ter*adinya transfer pricing hanya bersifat dikotomi. /leh

karena itu, penelitian selan*utnya dapat menggunakan proksi transfer pricing yang lain *ika tersedia data tentang pen*ualan kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa dengan lebih rinci.

DACTAR PUSTAKA

)harony, C., C. ang, and :. ?uan. $"!". Tunneling as )n Incentive for arnings Management =uring The I1/ 1rocess in ournal of Accounting and Public  Polic'.  Polic'. Pol. $#' !0$6. 2akti, )stera 1rimanto. $""$. Transfer Transfer Pricing Suatu >a*ian 1erpa*akan.  >urnal Perpa5a#an  9ndonesia. hal 5". 2ernard, ). 2., C. 2. Censen, and 1. >. Schott. $""6. Transfer 1ricing by 3S02ase Multinational irms. )vailable )vailable at' www.g www.gool oole.c e.com om +accessed May $"!$. 2roomhall, =avid. $""%. =ynamic )d*ustments in )dvance 1ricing )greements for Transfer  1ricing. -usiness 1ricing. -usiness Economics. $$055. ournal of 2inancial 2inancial Economics Economics 6. 5"9056". Cian, M., and T. C. ong. $""5. arnings Management and Tunneling Through Aelated01arty Transactions' Transactions' vidence from . M. -ang, and M. olfson. !##5. (eographic Income Shifting by Multinational ournal of %orporate 2inance !5' 77!;  #"6. -o, . ?. )., Aaymond. M.>. ., and Micheal . $"!". Tax, inancial Aeporting, and Tunneling Incentives for Income Shifting' )n mpirical )nalysis of the Transfer  1ricing 2ehavior of
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF