ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT. SARIGUNA PRIMATIRTA PERIODE 2015-2017
August 11, 2018 | Author: M SAMSUL ZAENI | Category: N/A
Short Description
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN (KINERJA KEUANGAN)...
Description
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT. SARIGUNA PRIMATIRTA PERIODE 2015-2017
MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Analisis Laporan Keuangan Yang dibina oleh Yuli Soesetio, S.E., M.M.
Oleh: Ahmad Bagus Saputra Bayu Dwi N Dewi Megawati Dhea Chita Krisdian Dinda Amalya Windari Nely Indiana Nurul Aisah
(150413601672) (150413605653) (150413605653 ) (150413600633) (150413600633 ) (150413604169) (150413604169 ) (150413603769) (150413603769 ) (150413602436) (150413602436 ) (150413602624) (150413602624 )
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN April 2018
0
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan ini menguraikan beberapa hal. Diantaranya latar belakang dan tujuan penulisan. A. Latar Belakang
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah laporan neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan modal dan laporan lap oran arus kas. Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Pada tahap pertama, seorang analis tidak akan mampu melakukan pengamatan langsung ke suatu perusahaan. Dan seandainya sean dainya dilakukan, dilakukan , ia pun tidak akan ak an dapat mengetahui mengetahu i banyak tentang situasi perusahaan. Oleh karena itu, yang paling penting adalah media laporan keuangan. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi bagi analis dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana perusahaan dalam periode tertentu, selain itu dengan adanya laporan keuangan juga dapat menunjukkan kinerja keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan pada periode tertentu. Kinerja keuangan tersebut dapat diketahui dengan menggunakan analisis rasio. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Misalnya antara utang dan modal, antara kas dan total aset, antara harga pokok produksi dengan total penjualan dan sebagainya. Rasio keuangan hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini dapat menilai secara cepat hubungan antara pos-pos tersebut dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian.
1
B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, berikut ini dipaparkan tujuan penulisan dalam makalah. 1. Memaparkan profil PT. Sariguna Primatirta. 2. Memaparkan tentang reklasifikasi laporan keuangan keuangan PT. Sariguna Primatirta. 3. Memaparkan tentang analisis akun dalam laporan keuangan PT. Sariguna Primatirta. 4. Memaparkan tentang analisis rasio keuangan (Trend , Common Size dan Du Pont ) PT. Sariguna Primatirta.
2
BAB II PEMBAHASAN
Berdasarkan tujuan penulisan dalam masalah yang telah dirumuskan pada pendahuluan, pembahasan masalah akan menyajikan tentang: (1) profil PT. Sariguna Primatirta (2) reklasifikasi laporan keuangan PT. Sariguna Primatirta, (3) analisis akun dalam laporan keuangan PT. Sariguna Primatirta dan (4) analisis rasio keuangan PT. Sariguna Primatirta. Paparan lebih lanjut sebagai berikut: 1. Profil PT. Sariguna Primatirta
Perseroan yang didirikan pada 2003 ini memulai usahanya dengan mengakuisisi satu Pabrik Teh dan AMDK. Pada 7 Maret 2004, PT. Sariguna Primatirta membangun pabrik pertamanya yang berlokasi di Pandaan, Jawa Timur dan meluncurkan produk unggulan yaitu Air Minum Cleo atau dikenal dengan nama Cleo Pure Water kemasan cup 250 mL, botol 330 mL, 550 mL, 1.200 mL, 6 L dan galon 19 L. Dalam meningkatkan variasi produk di tahun 2005, Perseroan meluncurkan produk Minuman Anda Rasa Buah dan Teh. Pada tahun 2007 melakukan kerja sama dengan perusahaan retail yaitu Indomaret berupa penyedia air minum dalam kemasan galon. Pada tahun 2012 meluncurkan galon handle Cleo dan pada tahun 2013 meluncurkan produk Cleo Eco Shape. Usaha Perseroan dalam meningkatkan kapasitas produksi ditunjukkan melalui pembangunan pabrik secara berkesinambungan setiap tahun hingga saat ini mencapai 19 pabrik. Lokasi pabrik PT. Sariguna Primatirta antara lain Pandaan, Citeureup, Kudus, Jember, Makassar, Banjarmasin, Medan, Perean (Bali), Lombok, Bangkalan, Bekasi, Sumenep, Bojonegoro, Garut, Cirebon, Gunung Sindur, Megati (Bali), Malang dan Purworejo. Seiring
dengan
komitmen
perusahaan
untuk
memberikan
produk
berkualitas tinggi bagi pelanggan, PT. Sariguna Primatirta memperoleh ISO 9001 di tahun 2006. Kepercayaan pelanggan kepada PT. Sariguna Primatirta semakin diperkuat dengan kemampuan perusahaan dalam memperoleh ISO 22000 dalam bidang sistem keamanan pangan di tahun tah un 2008. 20 08. Berbagai Berba gai penghargaan pen ghargaan telah diraih
3
oleh PT. Sariguna Primatirta dalam berbagai bidang diantaranya Penghargaan ReBi tahun 2010, Penghargaan MURI dalam program CSR (Penanaman dan Pelestarian Pohon Mangrove di 10 Provinsi di Indonesia) tahun 2013, WOW Brand tahun 2014 dan TOP Brand untuk 3 tahun berturut-turut (2014, 2015 dan 2016). 2. Reklasifikasi Laporan Keuangan PT. Sariguna Primatirta
a. Reklasifikasi Laporan Keuangan Periode 2015 1) Reklasifikasi Laporan Neraca PT. Sariguna Primatirta Reklasifikasi Laporan Neraca Periode 2015 Nama Akun
2015
ASET Aset Lancar Kas Piutang usaha Piutang lain-lain Persediaan Pajak dibayar dimuka Uang muka dan biaya dibayar dimuka Total Aset Lancar Aset Tetap Tanah Bangunan Akumulasi Penyusutan Bangunan Mesin Akumulasi Penyusutan Mesin Kendaraan Akumulasi Peny. Kendaraan Perlengkapan dan Peralatan Akumulasi peny. Perlengkapan dan Peralatan Aset Tetap Lain-lain Total Aset Tetap TOTAL ASET
4
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1.666.853.310 27.829.623.417 419.354.928 56.484.698.098 3.065.277.555 89.465.798.308
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
40.936.017.553 53.629.663.162 (9.317.072.048) 205.290.332.711 (96.086.752.711) 67.670.349.334 (32.856.683.399) 14.940.736.137
Rp Rp Rp Rp
(6.801.665.751) 26.453.788.310 263.858.713.298 353.324.511.606
LIABILITAS Liabilitas Jangka Pendek Hutang dagang Hutang jangka pendek lain-lain Hutang bank jangka pendek Hutang pajak Biaya yang masih harus dibayar Hutang lain-lain Pendapatan diterima dimuka Total Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang Hutang jangka panjang Total Liabilitas Jangka Panjang Total Liabilitas EKUITAS Ekuitas TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
Rp
31.500.153.659
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
80.936.359.500 1.160.914.065 1.359.352.398 12.067.276.481 1.568.655.081 128.592.711.184
Rp Rp Rp
76.531.824.468 76.531.824.468 205.124.535.652
Rp Rp
148.199.975.954 353.324.511.606
2) Reklasifikasi Laporan Laba Rugi
PT. Sariguna Primatirta Reklasifikasi Laporan Laba Rugi Periode 2015 Laba Operasi Laba Kotor EBIT EAT
Rp Rp Rp Rp
8.110.791.001 78.135.645.522 7.769.366.279 5.034.331.184
3) Reklasifikasi Laporan Arus Kas PT. Sariguna Primatirta Reklasifikasi Laporan Arus Kas Periode 2015
Arus Kas Operasi Arus Kas Investasi Arus Kas Pendanaan Lain-lain Kas Bank Awal Tahun Kas Bank Akhir Tahun
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
5
29.865.995.206 (59.552.849.966) 30.697.990.533 2.427.605 653.289.932 1.666.853.310
b. Reklasifikasi Laporan Keuangan Periode 2016 1) Reklasifikasi Laporan Neracaa PT. Sariguna Primatirta Reklasifikasi Laporan Neraca Periode 2016
ASET Aset Lancar Kas Piutang usaha Piutang lain-lain Persediaan Pajak dibayar dimuka Uang muka dan biaya dibayar dimuka Total Aset Lancar Aset Tetap Tanah Bangunan Akumulasi Penyusutan Bangunan Mesin Akumulasi Penyusutan Mesin Kendaraan Akumulasi Penyusutan Kendaraan Perlengkapan dan peralatan Akumulasi Penyusutan Perlengkapan dan Peralatan Aset Tetap Lain-Lain Total Aset Tetap TOTAL ASET LIABILITAS Liabilitas Jangka Pendek Hutang dagang Hutang jangka pendek lain-lain Hutang bank jangka pendek Hutang pajak Biaya yang masih harus dibayar Hutang lain-lain Pendapatan diterima dimuka Total Liabilitas Jangka Pendek
6
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
963.523.972 37.151.439.243 1.684.909.391 42.356.027.616 8.000.000 4.282.830.811 86.446.731.033
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
42.610.192.553 82.842.053.589 (12.352.414.168) 269.726.441.885 (112.182.967.065) 75.358.173.908 (42.070.065.012) 46.961.640.826 46 .961.640.826
Rp Rp Rp Rp
(19.362.485.981) 45.311.292.402 376.841.862.937 463.288.593.970
Rp
29.174.040.269
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
89.347.787.633 8.069.969.277 4.262.351.454 15.246.209.764 1.382.212.320 147.482.570.717
Liabilitas Jangka Panjang Hutang jangka panjang Total Liabilitas Jangka Panjang Total Liabilitas EKUITAS Ekuitas TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
Rp Rp Rp
117.644.536.874 117.644.536.874 265.127.107.591
Rp Rp
198.161.486.379 463.288.593.970
2) Reklasifikasi Laporan Laba Rugi PT. Sariguna Primatirta Reklasifikasi Laporan Laba Rugi Periode 2016
\
Laba Operasi Laba Kotor EBIT EAT
Rp Rp Rp Rp
48.009.984.731 158.319.231.152 47.695.088.249 39.015.746.963
3) Reklasifikasi Laporan Arus Kas PT. Sariguna Primatirta Reklasifikasi Laporan Arus Kas Periode 2016
Arus Kas Operasi Arus Kas Investasi Arus Kas Pendanaan Lain-lain Kas Bank Awal Tahun Kas Bank Akhir Tahun
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
7
101.894.287.145 (158.096.100.198) 55.446.585.513 51.898.202 1.666.853.310 963.523.972
c. Reklasifikasi Laporan Keuangan Periode 2017 1) Reklasifikasi Laporan Neraca PT. Sariguna Primatirta Reklasifikasi Laporan Neraca Periode 2017
ASET Aset Lancar Kas Piutang usaha Piutang lain-lain Persediaan Pajak dibayar dimuka Uang muka dan biaya dibayar dimuka Total Aset Lancar Aset Tetap Tanah Bangunan Akumulasi Penyusutan Bangunan Mesin Akumulasi Penyusutan Mesin Kendaraan Akumulasi Penyusutan Kendaraan Perlengkapan dan peralatan Akumulasi Penyusutan Perlengkapan dan Peralatan Aset Tetap Lain-Lain Total Aset Tetap TOTAL ASET LIABILITAS Liabilitas Jangka Pendek Hutang dagang Hutang jangka pendek lain-lain Hutang bank jangka pendek Hutang pajak Biaya yang masih harus dibayar Hutang lain-lain Pendapatan diterima dimuka Total Liabilitas Jangka Pendek
8
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
3.059.185.742 64.708.424.158 1.127.975.450 64.177.396.909 3.936.289.717 7.169.909.341 144.179.181.317
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
48.280.242.553 134.804.409.736 (16.773.579.981) 323.691.408.425 (134.514.540.212) 79.310.811.181 (50.791.847.558) 51.588.287.161
Rp Rp Rp Rp
(26.640.906.048) 107.784.308.748 516.738.594.005 660.917.775.322
Rp
56.157.678.354
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
11.817.022.428 3.180.477.540 5.178.262.924 39.714.295.645 795.583.314 116.843.320.205
Liabilitas Jangka Panjang Hutang jangka panjang Total Liabilitas Jangka Panjang Total Liabilitas EKUITAS Ekuitas TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
Rp Rp Rp
246.104.926.954 246.104.926.954 362.948.247.159
Rp Rp
297.969.528.163 660.917.775.322
2) Reklasifikasi Laporan Laba Rugi PT. Sariguna Primatirta Reklasifikasi Laporan Laba Rugi Periode 2017
Laba Operasi Laba Kotor EBIT EAT
Rp Rp Rp Rp
62.664.239.800 225.800.168.007 62.342.385.255 50.391.169.819
3) Reklasifikasi Laporan Arus Kas PT. Sariguna Primatirta Reklasifikasi Laporan Arus Kas Periode 2017
Arus Kas Operasi Arus Kas Investasi Arus Kas Pendanaan Lain-lain Kas Bank Awal Tahun Kas Bank Akhir Tahun
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
78.486.685.676 (196.801.209.129) 120.331.571.989 78.613.234 963.523.972 3.059.185.742
4) Analisis Akun dalam Laporan Keuangan PT. Sariguna Primatirta
a.
Kas 200
Naik Landai
150
h a l m 100 u J
50
0 Kas
20 1 5
2 0 16
2 01 7
10 0
57 .8 0
1 8 3.53
9
Analisis : Kondisi kas perusahaan PT Sariguna Primatirta periode 20152017 seperti pada grafik diatas adalah berfluktuasi tiap tahunnya, yaitu mengalami penurunan pada tahun 2016 dan meningkat pada tahun 2017. Walaupun begitu, apabila ditarik garis trend, kondisi kas pada PT. Sariguna Primatirta adalah naik landai. Hal Ini menandakan bahwa PT. Sariguna Primatirta telah berhasil dalam melakukan
peningkatan
pada
penjualan
sehingga
dapat
meningkatkan kas perusahaan. b.
Piutang usaha 250
Naik Landai
200 e l t i T s i x A
150 100 50 0 Piutang usaha
20 15
20 1 6
20 17
10 0
1 3 3. 5 0
2 3 2. 5 2
Analisis : Kondisi piutang perusahaan PT Sariguna Sari guna Primatirta periode 2015-2017 seperti pada grafik diatas adalah mengalami kenaikan tiap tahunnya. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi piutang, maka semakin banyak PT. Sariguna Primatirta melakukan penjualan kredit dan pihak yang melakukan pembelian kredit banyak yang belum melakukan pembayaran. Tetapi walaupun terjadi kenaikan piutang tiap tahunnya, manajemen piutang pada PT. Sariguna Primatirta tergolong bagus, manajemen menentukan penyisihan penurunan nilai piutang p iutang usaha secara s ecara individual atas saldo piutang usaha yang kemungkinan tidak akan tertagih. Tidak terdapat penyisihan penurunan nilai piutang usaha yang dihitung secara kolektif.
Manajemen
berpendapat
bahwa
penyisihan
atas
penurunan nilai piutang usaha tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang timbul akibat tidak tertagihnya piutang.
10
c.
Piutang lain-lain 500 400 h a l m u J
Naik Landai
300 200 100 0
20 1 5
20 16
2 0 17
100
40 1 . 7 9
2 6 8. 9 8
Piutang lain-lain
Analisis : Kondisi piutang lain-lain pada perusahaan PT Sariguna Primatirta periode 2015-2017 seperti pada grafik diatas adalah berfluktuasi tiap tahunnya, yaitu mengalami me ngalami kenaikan pada tahun 2016 dan mengalami penurunan pada tahun 2017. Dalam hal ini manajemen memiliki keyakinan bahwa tidak terdapat bukti objektif penurunan nilai piutang lain-lain dan seluruh piutang lain-lain tersebut dapat tertagih sehingga berbeda dengan perlakuan pada piutang usaha, dalam piutang lain-lain ini tidak diperlukan penyisihan penurunan nilai atas piutang lain-lain. d.
Persediaan 120
Stagnan
100 h a l m u J
80 60 40 20 0 Persediaan
20 1 5
20 1 6
2 0 17
10 0
7 4 . 99
1 1 3. 6 2
Analisis : Kondisi persediaan pada perusahaan PT Sariguna Sarig una Primatirta periode 2015-2017 seperti pada grafik diatas adalah berfluktuasi tiap tahunnya, yaitu mengalami penurunan pada tahun 2016 dan mengalami kenaikan pada tahun 2017. Dengan adanya kenaikan pada tahun 2017, hal ini mengindikasikan bahwa permintaan terhadap produk PT. Sariguna Primatirta mengalami kenaikan.
11
Pada tanggal 31 Desember 2016 dan tanggal 31 Desember 2017, persediaan tersebut telah diasuransikan terhadap risiko kerugian kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan secara keseluruhan, masing-masing sekitar Rp 28 milyar dan Rp. 28,2 miliar pada PT Asuransi Central Asia (pihak ketiga). Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas risiko tersebut. e.
Aset Tetap 250 200 h a l m u J
Naik (Landai)
150 100 50 0 Aset Tetap
2 0 15
20 1 6
20 17
10 0
1 4 2. 8 2
19 5 . 8 4
Analisis : Kondisi aset tetap perusahaan PT Sariguna Primatirta periode 2015-2017 seperti pada grafik diatas adalah mengalami kenaikan tiap tahunnya. Dengan adanya kenaikan, hal ini mengindikasikan bahwa PT. Sariguna Primatirta kurang efisien dalam mengelola aktiva tetapnya. Namun, setelah ditelusuri, adanya kenaikan tersebut
karena
secara
periodik
perusahaan
melakukan
penghancuran terhadap aset tetap yang dimiliki, yaitu melakukan pelepasan atas galon, dimana sudah dalam kondisi yang tidak layak digunakan. Pada tanggal 31 Desember 2016 dan tanggal 31 Desember 2017, aset tetap tersebut telah diasuransikan terhadap risiko kerugian kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan secara keseluruhan keseluruh an sekitar US$ 15.500.000 serta masing-masing Rp 125 milyar dan Rp. 160 miliar pada PT Asuransi Central Asia (pihak ketiga). Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas risiko tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2017, aset tetap berupa tanah dan bangunan serta mesin
12
dan peralatan pabrik milik Perusahaan dijadikan sebagai jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Central Asia Tbk. f.
Liabilitas Jangka Pendek 140 120 100 80 60 40 20 0
h a l m u J
Liabilitas Jangka Pendek
Analisis
Turun (Stagnan)
20 1 5
20 16
20 17
10 0
1 1 4. 6 9
90 . 8 6
: Kondisi liabilitas jangka pendek pada PT Sariguna Primatirta periode 2015-2017 seperti pada grafik diatas adalah berfluktuasi tiap tahunnya, yaitu mengalami kenaikan pada tahun 2016 dan d an mengalami penurunan pada p ada tahun 2017. Mengalami keanikan pada tahun 2015 dan 2016 dikarenakan pada
tahun
tersebut
PT.
Sariguna
Primatirta
lebih
mengutamakan utang jangka pendek pada pemasok dan utang jangka pendek dari bank sedangkan untuk tahun 2017 lebih mengutamakan utang jangka panjangnya untuk kegiatan operasional. g.
Liabilitas Jangka Panjang h a l m u J
350 300 250 200 150 100 50 0 Liabilitas Jangka Panjang
Naik (Tajam)
20 1 5
20 16
20 17
10 0
1 5 3. 7 2
32 1.5 7
13
Analisis
:
Kondisi liabilitas jangka panjang pada PT Sariguna
Primatirta periode 2015-2017 seperti pada grafik diatas adalah
mengalami
kenaikan
tiap
tahunnya.
Hal
ini
dikarenakan PT. Sariguna Primatirta menggunakan liabilitas jangka panjang pan jang untuk unt uk mendanai pembaharuan aset tetap yang dilakukan secara periodik setiap tahunnya, yaitu dengan penggantian peralatan berupa galon yang mudah mengalami kerusakan. Semakin tinggi liabilitas jangka panjang suatu perusahaan maka akan menurunkan tingkat pajak pada perusahaan tersebut. tersebut . h.
Ekuitas 250
Naik (Landai)
200 h a l m u J
150 100 50 0 Ekuitas
Analisis
20 1 5
2 01 6
20 1 7
100
1 3 3.71
2 0 1. 0 6
: Kondisi Kondis i ekuitas pada PT Sariguna Primatirta periode 2015-2017 seperti pada grafik diatas adalah mengalami kenaikan tiap tahunnya. Hal ini dikarenakan terjadinya penambahan penerbitan saham dan kenaikan laba yang diperoleh perusahaan.
i.
Laba Operasi 1000
Naik (Tajam)
800 h a l m u J
600 400 200 0 Laba Operasi
20 1 5
2 0 16
20 17
10 0
5 9 1. 9 3
77 2 . 6 0
14
Analisis
: Kondisi laba operasi pada PT Sariguna Primatirta periode 2015-2017 seperti pada grafik diatas adalah mengalami kenaikan
tiap
tahunnya.
Hal
ini
dikarenakan
adanya
peningkatan pada penjualan bersih yang menyebabkan efisiensi biaya produksi sehingga meningkatkan kinerja perusahaan dalam meningkatkan meningkat kan laba operasinya. operasin ya. j.
Laba Kotor 350 300
Naik (Landai)
250
h a l m u J
200 150 100 50 0 Laba Kotor
Analisis
20 1 5
2 0 16
20 1 7
100
2 0 2. 6 2
28 8 . 9 8
: Kondisi laba kotor pada PT Sariguna Primatirta periode 2015-2017 seperti pada grafik diatas adalah mengalami kenaikan tiap tahunnya. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan tingkat penjualan yang mampu menutupi harga pokok penjualannya.
k.
EBIT 1000
Naik (Tajam)
800 h 600 a l m u 400 J
200 0 EBIT
Analisis
20 1 5
20 1 6
20 1 7
10 0
6 1 3. 8 9
8 0 2. 4 1
: Kondisi EBIT pada PT Sariguna Primatirta periode 20152017 seperti pada grafik diatas adalah mengalami kenaikan tiap
tahunnya.
Hal
15
ini
dikarenakan
adanya
kenaikan
penjualan yang mempengaruhi mempen garuhi laba perusahaan per usahaan (EBIT) dapat menutupi harga pokok penjualannya serta dapat mengelola biaya operasinya secara secar a efisien. l.
EAT EAT 1200
Naik (Tajam)
1000 e 800 l t i T 600 s i x A 400
200 0 EAT
Analisis
20 1 5
20 1 6
2 0 17
100
7 7 4.99
1 0 0 0. 9 5
: Kondisi EAT pada PT Sariguna Primatirta periode 20152017 seperti pada grafik diatas adalah mengalami kenaikan tiap tahunnya. Hal ini dikarenakan laba sebelum pajak mengalami kenaikan diikuti dengan penurunan tingkat pajak sehingga laba setelah pajak yang dihasilkan terus mengalami peningkatan.
m.
Arus Kas Operasi
h a l m u J
400 350 300 250 200 150 100 50 0
Naik (Landai)
Arus Kas Operasi
Analisis
20 1 5
20 16
20 1 7
10 0
34 1 . 1 7
2 6 2. 8 0
: Kondisi arus kas operasi pada PT Sariguna Primatirta periode
2015-2017
seperti
pada
grafik diatas
adalah
berfluktuasi tiap tahunnya, yaitu mengalami peningkatan pada tahun 2016 dan d an mengalami penurunan pada p ada tahun 2017.
16
Kenaikan tersebut disebabkan karena perusahaan terus berupaya
meningkatkan
jumlah
penerimaan
kas
dari
pelanggan dengan kenaikan penjualan, namun tahun 2017 mengalami penurunan karena pengeluaran kas lebih besar untuk
biaya
aktivitas
operasi
dibandingkan
dengan
penerimaan yang diterima. diterim a. n.
Arus Kas Investasi 400
Naik (Landai) 300 h a l m u J
200 100 0 Arus Kas Investasi
Analisis
20 1 5
2 01 6
20 1 7
10 0
2 6 5. 4 7
33 0.4 6
: Kondisi arus kas investasi pada PT Sariguna Primatirta periode
2015-2017
seperti
pada
grafik diatas
adalah
mengalami kenaikan tiap tahunnya. Hal ini disebabkan perusahaan melakukan penempatan pada investasi aset tetap dan penempatan pada uang muka pembelian aset tetap. o.
Arus Kas Pendanaan 500
Naik (Landai)
400 h a l m u J
300 200 100 0 Arus Kas Pendanaan
Analisis
20 1 5
20 16
2 0 17
10 0
18 0 . 6 2
39 1 . 99
: Kondisi arus kas pendanaan pada PT Sariguna Primatirta periode
2015-2017
seperti
pada
grafik diatas
adalah
mengalami kenaikan tiap tahunnya. Hal ini disebabkan penerimaan kas lebih besar daripada pengeluaran kas.
17
penerimaan kas meliputi penambahan modal saham disetor dan
penambahan
pinjaman
bank,
sedangkan
untuk
pengeluaran kas hanya han ya dilakukan untuk pembayaran pemba yaran dividen. 3. Analisis Rasio Keuangan PT, Sariguna Primatirta a. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio profitabilitas yang digunakan digun akan adalah sebagai berikut: beri kut:
ross Pro Pr ofit fi t Marg Margin in (GPM) 1) G ross Rasio GPM merupakan rasio profitabilitas untuk menilai presentase laba kotor terhadap pendapatan yang dihasilkan dari penjualan. Rasio ini mengukur efisiensi perhitungan harga pokok atau biaya produksi. Semakin besar rasio ini maka mak a semakin baik (efisien) (efisie n) kegiatan operasional operasion al perusahaan yang menunjukkan harga pokok penjualan lebih rendah daripada penjualan yang berguna untuk audit operasional. () ) =
−
a) Tahun 2015 () =
366.452.1 366.452.163.7 63.745 45 − 288.316 288.316.518 .518.223 .223 366.452.163.745
= 21,32% Makna :Setiap Rp 1 penjualan pada tahun 2015 mampu menghasilkan laba kotor sebesar 21,32% b) Tahun 2016 () ) =
523.932.6 523.932.684.9 84.972 72 − 365.613 365.613.453 .453.820 .820 523.932.684.972
= 30,22% Makna :Setiap Rp 1 penjualan penjual an pada tahun 2016 20 16 mampu menghasilkan menghas ilkan laba kotor sebesar 30,22% c) Tahun 2017 () =
614.677.5 614.677.561.2 61.202 02 − 388.877 388.877.393 .393.195 .195
= 36,73%
18
614.677.561.202
Makna :Setiap Rp 1 penjualan pada tahun 2017 mampu menghasilkan menghasilk an laba kotor sebesar 36,73% Analisis Trend pada Rasio GPM Periode 2015-2017 No
Tahun
Jenis
1 Gross Profit Margin (GPM)
Tahun (Analisis Tren)
2015
2016
2017
2015
2016
2017
21,32%
30,22%
36,73%
100%
141,72%
172,28%
PT. Sariguna Primatirta
G r oss Pro Pr ofit fi t M argin rg in Periode 2015 -2017 200% h a l m U J
Naik (Stagnan)
150% 100% 50% 0% Gross Profit Margin (GPM)
2 0 15
20 16
20 17
100%
14 1 . 72 %
172.28%
Kesimpulan : Perkembangan kinerja keuangan PT. Sariguna Primatirta periode 2015-2017 ditinjau dari rasio gross profit margin adalah semakin besar tiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan
mampu memaksimalkan pendapatan
besihnya atau perusahaan mampu menekan HPP sehingga mampu meningkatkan laba kotor.
Oper ati ng M ar gin gi n (OM) 2) Ope Rasio Operating Margin mengukur seberapa besar kemampuan dalam menghasilkan laba operasi (laba usaha) dari penjualan bersih perusahaan selama periode waktu tertentu. Perusahaan yang bagus atau sehat adalah perusahaan yang dapat meminimalkan dan menekan biaya biaya. Jika perusahaan mampu menghasilkan penjualan yang tinggi, tetapi beban perusahaan membengkak, sehingga laba operasi perusahaan turun saat penjualan bersih meningkat. Hal ini menunjukkan perusahaan tidak memiliki manajemen pengelolaan biaya yang baik, sehingga perusahaan bukanlah perusahaan yang bagus untuk investasi investas i dari sisi rasio ini () () =
19
a) Tahun 2015 () =
7.769.366.279 366.452.163.745
= 2,12% Makna :Setiap
Rp
1
penjualan
pada
tahun
2015
mampu
2016
mampu
2017
mampu
menghasilkan laba operasi sebesar 2,12%. b) Tahun 2016 () =
47.695.088.249 523.932.684.972
= 9,10% Makna :Setiap
Rp
1
penjualan
pada
tahun
menghasilkan laba operasi sebesar 9,10%. c) Tahun 2017 () =
62.342.385.255 614.677.561.202
= 10,14% Makna :Setiap
Rp
1
penjualan
pada
tahun
menghasilkan laba operasi sebesar 10,14%. Analisis Trend pada Rasio OM Periode 2015-2017 No
Tahun
Jenis
2 Operating Margin (OM)
Tahun (Analisis Tren)
2015
2016
2017
2015
2016
2017
2,12%
9,10%
10,14%
100%
429,37%
478,37%
PT. Sariguna Primatirta
Ope Oper ati ng M ar gin gi n Periode 2015 -2017 600% h a l m u J
Naik (Landai)
400% 200% 0% Operating Margin (OM)
20 1 5
20 16
20 1 7
1 00 %
429.37%
4 7 8. 3 7 %
Kesimpulan : Perkembangan kinerja keuangan PT. Sariguna Primatirta periode 2015-2017 ditinjau dari rasio operating margin adalah
semakin
meningkat
20
tiap
tahunnya.
Hal
ini
mengindikasikan bahwa perusahaan mampu meningkatkan laba operasinya.
Pr ofit fi t M argin rg in (NPM) 3) N et Pro Rasio NPM atau Rasio Margin Laba Bersih merupakan rasio profitabilitas untuk menilai presentase laba bersih yang didapat setelah dikurangi pajak terhadap pendapatan yang dieroleh dari penjualan. Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik operasi suatu perusahaan. ( ()) =
a) Tahun 2015 () () =
5.034.331.184 366.452.163.745
= 1,37% Makna :Setiap
Rp
1
penjualan
pada
tahun
2015
mampu
2016
mampu
2017
mampu
menghasilkan laba neto sebesar 1,37%. b) Tahun 2016 () ) =
39.015.746.963 523.932.684.972
= 7,45% Makna :Setiap
Rp
1
penjualan
pada
tahun
menghasilkan laba neto sebesar 7,45%. c) Tahun 2017 () =
50.391.169.819 614.677.561.202
= 8,20% Makna :Setiap
Rp
1
penjualan
pada
tahun
menghasilkan laba neto sebesar 8,20%. Analisis Trend pada Rasio NPM Periode 2015-2017 No
Jenis
3 Net Profit Margin (NPM)
Tahun
Tahun (Analisis Tren)
2015
2016
2017
2015
2016
2017
1,37%
7,45%
8,20%
100%
542,05%
596,74%
21
PT. Sariguna Primatirta
Net Net Pro Pr ofit fi t M argi rg i n Periode 2015 -2017 800% h a l m u J
Naik (Landai)
600% 400% 200% 0% Net Profit Margin (NPM)
20 1 5
20 16
2 0 17
10 0 %
5 4 2. 0 5 %
596.74%
Kesimpulan : Perkembangan kinerja keuangan PT. Sariguna Primatirta periode 2015-2017 ditinjau dari rasio net profit margin adalah
semakin
meningkat
tiap
tahunnya.
Hal
ini
mengindikasikan bahwa perusahaan mampu meningkatkan laba bersihnya.
ur n On E quity (ROE) 4) R eturn (ROE) ROE merupakan rasio profitabilitas untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang saham perusahaan tersebut
yang dinyatakan dalam presentase. Rasio ini
menunjukkan seberapa berhasil perusahaan mengelola modalnya sehingga tingkat keuntungan diukur dari dari investasi pemilik modal atau pemegang saham perusahaan. ( ()) =
a) Tahun 2015 () () =
5.034.331.184 148.199.975.954
= 3,40% Makna :Setiap Rp 1 ekuitas yang ditanamkan oleh pemegang saham pada tahun 2015 mampu memberikan laba neto sebesar 3,40%. b) Tahun 2016 () () =
22
39.015.746.963 198.161.486.379
= 19,69% Makna :Setiap Rp 1 ekuitas yang ditanamkan oleh pemegang saham pada tahun 2016 mampu memberikan laba neto sebesar 19,69%. c) Tahun 2017 () () =
50.391.169.819 297.969.528.163
= 16,91% Makna :Setiap Rp 1 ekuitas yang ditanamkan oleh pemegang saham pada tahun 2017 mampu memberikan laba neto sebesar 16,91%. Analisis Trend pada Rasio ROE Periode 2015-2017 No
Tahun (Analisis Tren)
Tahun
Jenis
4 Return On Equity (ROE)
2015
2016
2017
2015
2016
2017
3,40%
19,69%
16,91%
100%
579,60%
497,84%
PT. Sariguna Primatirta
R eturn On E quity Periode 2015 -2017 800% h a l m u J
Naik (Landai)
600% 400% 200% 0% Return On Equity (ROE)
20 1 5
20 16
20 1 7
100%
57 9 . 6 0 %
497.84%
Kesimpulan : Perkembangan kinerja keuangan PT. Sariguna Primatirta periode 2015-2017 ditinjau dari rasio imbalan kepada pemegang saham atau return on equity adalah berfluktuasi. Hal ini memberikan sinyal bagi manajemen untuk dapat lebih meningkatkan kemampuannya dalam mengelola ekuitas untuk dapat menghasilkan laba bagi perusahaan.
23
ssets (ROA) 5) R eturn On A ssets ROA merupakan rasio profitabilitas untuk menilai presentase keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan terkait sumber daya atau total aset sehingga efisiensi suatu perusahaan dalam mengelola asetnya bisa terlihat dari presentase rasio ini. ( ()) = a)
Tahun 2015 () () =
5.034.331.184 353.324.511.606
= 1,42% Makna :Setiap Rp 1 aset yang ditanamkan oleh pemegang saham pada tahun 2015 mampu memberikan laba neto sebesar 1,42%. b)
Tahun 2016 () () =
39.015.746.963 463.288.593.970
= 8,42% Makna :Setiap Rp 1 aset yang ditanamkan oleh pemegang saham sah am pada tahun 2016 mampu memberikan laba neto sebesar 8,42%. c)
Tahun 2017 () () =
50.391.169.819 614.677.561.202
= 7,62% Makna :Setiap Rp 1 aset yang ditanamkan oleh pemegang saham pada tahun 2016 mampu memberikan laba neto sebesar 7,62%. Analisis Trend pada Rasio ROA Periode 2015-2017 No
5
Jenis
Return On Assets (ROA)
Tahun
Tahun (Analisis Tren)
2015
2016
2017
2015
2016
2017
1,42%
8,42%
7,62%
100%
591,04%
535,10%
24
PT. Sariguna Primatirta
R eturn ur n On A sset ssets Periode 2015 -2017 800% h a l m u J
Naik (Landai)
600% 400% 200% 0% Return On Assets (ROA)
20 15
20 1 6
20 1 7
100%
591.04%
535.10%
Kesimpulan : Perkembangan kinerja keuangan PT. Sariguna Primatirta periode 2015-2017 ditinjau dari return on assets adalah berfluktuasi. Hal ini memberikan sinyal bagi manajemen untuk dapat lebih meningkatkan kemampuannya dalam mengelola aktiva untuk dapat menghasilkan laba bagi perusahaan.
ur n On Sa S ales les Ra R ati o (ROS) 6) R eturn ROS merupakan rasio profitabilitas yang menampilkan tingkat keuntungan perusahaan setelah pembayaran biaya-biaya variabel produksi seperti upah pekerja, bahan baku dan lain-lain sebelum dikurangi pajak dan bunga. Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan yang diperoleh dari setiap rupiah penjualan yang juga disebut margin operasional atau margin pendapatan operasional. operasion al. () () =
a) Tahun 2015 () () =
7.769.366.279 366.452.163.745
= 2,12% Makna :Setiap
Rp
1
penjualan
pada
tahun
2015
memberikan laba operasi sebesar 2,12%. b) Tahun 2016 () () =
47.695.088.249 523.932.684.972
= 9,10%
25
mampu
Makna :Setiap
Rp
1
penjualan
pada
tahun
2016
mampu
memberikan laba operasi sebesar 9,10%. c) Tahun 2017 () () =
62.342.385.255 614.677.561.202
= 10,14% Makna :Setiap
Rp
1
penjualan
pada
tahun
2017
mampu
memberikan laba operasi sebesar 10,14%. Analisis Trend pada Rasio ROS Periode 2015-2017 No
Tahun
Jenis
6 Return on Sales Ratio
Tahun (Analisis Tren)
2015
2016
2017
2015
2016
2017
2,12%
9,10%
10,14%
100%
429,37%
478,37%
PT. Sariguna Primatirta
R eturn ur n On Sa S ales les Ra R atio Periode 2015 -2017 600% h a l m u J
Naik (Landai)
400% 200% 0% Return on Sales Ratio
2 0 15
20 1 6
2 0 17
100%
429.37%
478.37%
Kesimpulan : Perkembangan kinerja keuangan PT. Sariguna Primatirta periode 2015-2017 ditinjau dari return on sales ratio adalah semakin meningkat tiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan mampu mamp u meningkatkan penjualannya penjua lannya dalam meningkatkan laba operasinya.
api tal tal E mploye loyed 7) R eturn On C api Rasio ROCE merupakan rasio profitabilitas yang mengukur keuntungan perusahaan dari modal yang dipakai dalam bentuk presentase. Modal yang dimaksud adalah ekuitas suatu perusahaan ditambah kewajiban tidak lancar atau total aset dikurangi kewajiban lancar. Rasio ini mencerminkan efisiensi dan profitabilitas modal atau investasi perusahaan.
26
() () =
a) Tahun 2015 () () =
7.769.366.279 148.199.975.954
= 5,24% Makna :Efisiensi dan profitabilitas modal mod al pada tahun tah un 2015 sebesar 5,24%. b) Tahun 2016 () () =
47.695.088.249 198.161.486.379
= 24,07% Makna :Efisiensi dan profitabilitas modal mod al pada tahun tah un 2016 sebesar 24,07%. c) Tahun 2017 () () =
62.342.385.255 297.969.528.163
= 20,92% Makna :Efisiensi dan profitabilitas modal mod al pada tahun tah un 2016 sebesar 20,92%. Analisis Trend pada Rasio ROCE Periode 2015-2017 No
7
Tahun
Jenis
Return on Capital Employed
Tahun (Analisis Tren)
2015
2016
2017
2015
2016
2017
5,24%
24,07%
20,92%
100%
459,11%
399,09%
PT. Sariguna Primatirta
R eturn On Cap C apii tal tal E mploye loyed Periode 2015 -2017 h a l m u J
500% 400% 300% 200% 100% 0% Return on Capital Employed
Naik (Landai)
2 0 15
20 16
2 0 17
100%
459.11%
399.09%
27
Kesimpulan : Perkembangan kinerja keuangan PT. Sariguna Primatirta periode 2015-2017 ditinjau dari return on capital employed adalah
berfluktuasi.
Hal
ini
memberikan
sinyal
bagi
manajemen agar dapat lebih meningkatkan modal kerjanya sehingga dapat meningkatkan laba sebelum pajak.
nvestm ment 8) R eturn On I nvest Rasio ROI merupakan rasio profitabilitas yang dihitung dari laba bersih setelah dikurangi pajak terhadap total aktiva. Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan terhadap jumlah aktiva yang tersedia pada perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik kondisi perusahaan. () () =
a) Tahun 2015 () () =
5.034.331.184 353.324.511.606
= 1,42% Makna :Setiap Rp 1 aset yang ditanamkan oleh pemegang peme gang saham pada tahun 2015 mampu memberikan laba neto sebesar 1,42% b) Tahun 2016 () () =
39.015.746.963 463.288.593.970
= 8,42% Makna :Setiap Rp 1 aset yang ditanamkan oleh pemegang peme gang saham pada tahun 2016 mampu memberikan laba neto sebesar 8,42%. c) Tahun 2017 () () =
50.391.169.819 660.917.775.322
= 7,62%
28
Makna :Setiap Rp 1 aset yang ditanamkan d itanamkan oleh pemegang saham pada tahun 2017 mampu memberikan laba neto sebesar 7,62%. Analisis Trend pada Rasio ROI Periode 2015-2017 No
Tahun
Jenis
8 Return on Investment
Tahun (Analisis Tren)
2015
2016
2017
2015
2016
2017
1,42%
8,42%
7,62%
100%
591,04%
535,10%
PT. Sariguna Primatirta
R eturn On I nvestm nvestme ent Periode 2015 -2017 h a l m u J
800% 600% 400% 200% 0% Return on Investment
Naik (Stagnan)
20 1 5
20 1 6
20 17
100%
591.04%
535.10%
Kesimpulan : Perkembangan kinerja keuangan PT. Sariguna Primatirta periode 2015-2017 ditinjau dari rasio return on investment adalah
berfluktuasi.
Hal
ini
memberikan
sinyal
bagi
manajemen untuk dapat lebih meningkatkan kemampuannya dalam mengelola aktiva untuk dapat menghasilkan laba bagi perusahaan. Berdasarkan analisis rasio profitabilitas, kinerja PT. Sariguna Primatirta menunjukkan peningkatan tiap tahunnya yang dilihat dari Groos Profit Margin, Operating Margin, Net Profit Margin, Return On Equity, Return On Assets, Return On Sales Ratio, Return On Capital Employed, dan Return On Investment .
Hal ini mencerminkan perusahaan mampu dalam memperoleh keuntungan dari kegiatan operasinya pada tingkat penjualan, aset dan modal yang ada. b. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan gambaran posisi uang kas dan kemampuan suatu perusahaan untuk melunasi atau membayar kewajiban utang sesuai pada waktu jatuh tempo yang telah disepakati.
29
1) Rasio Lancar
Rasio ini digunakan untuk menilai kecukupan aktiva lancar perusahaan untuk melunasi melun asi kewajiban jangka pendek pen dek atau utang lancarnya lan carnya yang dipakai dalam perhitungan akuntansi sesuai jenis-jenis laporan keuangan. Apabila perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar bernilai tinggi maka kemampuan perusahaan juga tinggi untuk melunasi utang lancarnya. Kondisi perusahaan tergolong lebih aman apabila rasio lanccar diatas satu atau lebih dari 100% maka perusahaan tersebut sudah pasti mampu membayar utang lancarnya tanpa mengganggu kegiatan operasional perusahaan. =
a) Tahun 2015 =
89.465.798.308 128.592.711.184
= 69,57% Makna :Jumlah aktiva perusahaan pada pad a tahun 2015 masih dibawah jumlah
utang
lancar
(70%)
sehingga
aktiva
lancar
perusahaan belum bisa menutupi m enutupi utang lancarnya. lancarn ya. b) Tahun 2016 =
86.446.731.033 147.482.570.717
= 58,61% Makna :Jumlah aktiva perusahaan pada pad a tahun 2016 masih dibawah jumlah
utang
lancar
(59%)
sehingga
aktiva
lancar
perusahaan belum bisa menutupi m enutupi utang lancarnya. lancarn ya. c) Tahun 2017 =
144.179.181.317 116.843.320.205
= 123,40% Makna :Jumlah aktiva ak tiva perusahaan perus ahaan pada p ada tahun 2017 jauh diatas dia tas jumlah utang lancar (123%) sehingga aktiva lancar perusahaan dapat menutupi menu tupi utang lancarnya. lancarn ya.
30
Analisis Trend pada Rasio Lancar Periode 2015-2017 Tahun
Tahun (Analisis Tren)
PT. Sariguna Primatirta Rasio Lancar Periode 2015 -2017 200%
No
h a l m u J
Jenis 150% 100% 50% 0% Rasio Lancar
1 Rasio Lancar
20 15
2 0 16
20 17
100%
84 . 25 %
17 7 . 3 6 %
2015
2016
2017
2015
2016
2017
69,57%
58,61%
123,40%
100%
84,25%
177,36%
Naik (Landai) No
Jenis
Kesimpulan : Perkembangan kinerja keuangan PT. Sariguna Primatirta periode
2015-2017
ditinjau
dari
rasio
lancar
adalah
berfluktuasi. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan peru sahaan mampu dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendeknya. Dapat diketahui bahwa rasio lancar pada tahun 2015 sebesar 70%, tahun 2016 sebesar 59% dan pada tahun 2017 sebesar 123%. 2) Rasio Cepat
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan memakai aktiva lancar, namun tanpa persediaan karena persediaan butuh waktu lama untuk diubah menjadi uang dibandingkan aset lainnya. Rasio cepat meliputi piutang dan surat-surat berharga. Semakin besar nilai rasio maka kondisi perusahaan semakin baik.
31
=
−
a) Tahun 2015 =
32.981.109.210 128.592.711.184
= 25,65% Makna :Kemampuan aktiva aktiv a lancar pada tahun ta hun 2015 yang paling palin g likuid yang mampu menutupi utang lancar adalah sebesar 26%. b) Tahun 2016 =
44.090.703.417 147.482.570.717
= 29,90% Makna :Kemampuan aktiva aktiv a lancar pada tahun ta hun 2016 yang paling palin g likuid yang mampu menutupi utang lancar adalah sebesar 30%. c) Tahun 2017 =
79.470.756.973 116.843.320.205
= 68,01% Makna :Kemampuan aktiva aktiv a lancar pada tahun ta hun 2017 yang paling palin g likuid yang mampu menutupi utang lancar adalah sebesar 68%. Analisis Trend pada Rasio Cepat Periode 2015-2017 No
2
Tahun
Jenis
Rasio Cepat
Tahun (Analisis Tren)
2015
2016
2017
2015
2016
2017
25,65%
29,90%
68,01%
100%
116,56%
265,19%
PT. Sariguna Primatirta Rasio Cepat Periode 2015 -2017 300%
Naik (Landai) h a l m u J
200% 100% 0% Rasio Cepat
20 1 5
2 0 16
2 0 17
1 00 %
116.56%
265.19%
32
Kesimpulan : Perkembangan kinerja keuangan PT. Sariguna Primatirta periode 2015-2017 2015-201 7 ditinjau dari rasio cepat adalah mengalami men galami kenaikan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu dalam membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. Dapat diketahui bahwa rasio cepat pada tahun 2015 sebesar 26%, tahun 2016 sebesar 30% dan pada tahun 2017 sebesar 68%.
3) Rasio Kas Atas Aktiva Lancar
Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total aktiva lancar. =
a) Tahun 2015 =
1.666.853.310 89.465.798.308
= 1,86% Makna :Porsi jumlah kas pada tahun 2015 jika dibandingkan dengan total aktiva lancar adalah sebesar 2%. b) Tahun 2016 =
963.523.972 86.446.731.033
= 1,11% Makna :Porsi jumlah kas pada tahun 2016 jika dibandingkan dengan total aktiva lancar adalah sebesar 1%. c) Tahun 2017 =
3.059.185.742 144.179.181.317
= 2,12%
33
Makna :Porsi jumlah kas pada tahun 2017 jika dibandingkan dengan total aktiva lancar adalah sebesar 2%. Analisis Trend pada Rasio Kas Atas Aktiva Lancar Periode 2015-2017 No
Tahun
Jenis
3 Rasio Kas Atas Aktiva Lancar
Tahun (Analisis Tren)
2015
2016
2017
2015
2016
2017
1,86%
1,11%
2,12%
100%
59,82%
113,88%
PT. Sariguna Primatirta Rasio Kas Atas Aktiva Lancar Periode 2015 -2017 150% h a l m u J
100%
Stagnan
50% 0% Rasio Kas Atas Aktiva Lancar
2 0 15
2 0 16
2 01 7
100%
59.82%
113.88%
Kesimpulan : Perkembangan kinerja keuangan PT. Sariguna Primatirta periode 2015-2017 ditinjau dari rasio kas atas aktiva lancar adalah berfluktuasi tiap tahunnya. Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar porsi kas perusahaan dari aktiva lancarnya. Dapat diketahui bahwa rasio kas atas aktiva lancar pada tahun 2015 sebesar 2%, tahun 2016 sebesar 1% dan pada tahun 2017 sebesar sebes ar 2%. 4) Rasio Kas Atas Utang Lancar
Rasio ini menunjukkan porsi kas yang dapat menutupi utang lancar. =
a) Tahun 2015 =
1.666.853.310 128.592.711.184
= 1,30% Makna :Porsi jumlah kas pada tahun 2015 jika dibandingkan dengan total aktiva lancar adalah sebesar 1%. b) Tahun 2016
34
=
963.523.972 147.482.570.717
= 0,65% Makna :Porsi jumlah kas pada tahun 2016 jika dibandingkan dengan total aktiva lancar adalah sebesar 1%. c) Tahun 2017 =
3.059.185.742 116.843.320.205
= 2,62% Makna :Porsi jumlah kas pada tahun 2017 jika dibandingkan dengan total aktiva lancar adalah sebesar 3%. Analisis Trend pada Rasio Kas Atas Utang Lancar Periode 2015-2017 No
Tahun (Analisis Tren)
Tahun
Jenis
4 Rasio Kas atas Utang Lancar
2015
2016
2017
2015
2016
2017
1,30%
0,65%
2,62%
100%
50,40%
201,99%
PT. Sariguna Primatirta Rasio Kas Atas Utang Lancar Periode 2015 -2017 h a l n u J
250% 200% 150% 100% 50% 0% Rasio Kas atas Utang Lancar
Naik (Landai)
20 15
2 0 16
20 1 7
100%
50.40%
201.99%
Kesimpulan : Perkembangan kinerja keuangan PT. Sariguna Primatirta periode 2015-2017 ditinjau dari rasio kas atas utang lancar adalah berfluktuasi tiap tahunnya. Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar porsi kas perusahaan dari utang lancarnya . Dapat diketahui bahwa rasio kas atas utang lancar pada tahun 2015 sebesar 1%, tahun 2016 sebesar 1% dan pada tahun 2017 sebesar sebes ar 3%. 5) Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva
Rasio ini menunjukkan porsi aktiva lancar atas total aktiva
35
=
a) Tahun 2015 =
89.465.798.308 353.324.511.606
= 25,32% Makna :Porsi aktiva lancar atas total aktiva pada tahun 2015 adalah sebesar 25%. b) Tahun 2016 =
86.446.731.033 463.288.593.970
= 18,66% Makna :Porsi aktiva lancar atas total aktiva pada tahun 2016 adalah sebesar 19%.
c) Tahun 2017 =
144.179.181.317 660.917.775.322
= 21,81% Makna :Porsi aktiva lancar atas total aktiva pada tahun 2016 adalah sebesar 22%. Analisis Trend pada Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva Periode 20152017 Tahun (Analisis Tren)
Tahun
No
Jenis
5
Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva
2015
2016
2017
2015
25,32%
18,66%
21,81%
100%
2016
73,69%
PT. Sariguna Primatirta Rasio Aktiva Lancar La ncar dan Total Aktiva Periode 2015 -2017 150% h a l m u J
100%
Turun (Stagnan)
50% 0% Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva
20 1 5
20 1 6
2 0 17
10 0 %
73.69%
86.15%
36
2017
86,15%
Kesimpulan : Perkembangan kinerja keuangan PT. Sariguna Primatirta periode 2015-2017 ditinjau dari rasio aktiva lancar dan total aktiva adalah berfluktuasi. Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar porsi aktiva lancar perusahaan dari total aktivanya. Dapat diketahui bahwa rasio aktiva lancar dan total aktiva pada tahun 2015 sebesar 25%, tahun 2016 sebesar 19% dan pada tahun 2017 sebesar 22%. 6) Rasio Aktiva Lancar dan Total Hutang
Rasio ini menunjukkan porsi aktiva lancar atas total kewajiban perusahaan. =
a) Tahun 2015 =
89.465.798.308 76.531.824.468
= 116,90% Makna :Porsi aktiva lancar atas total utang utan g pada tahun 2015 2 015 adalah sebesar 117%. b) Tahun 2016 =
86.446.731.033 117.644.536.874
= 73,48% Makna :Porsi aktiva lancar atas total utang utan g pada tahun 2016 2 016 adalah sebesar 73%. c) Tahun 2017 =
144.179.181.317 246.104.926.954
= 58,58% Makna :Porsi aktiva lancar atas total utang utan g pada tahun 2017 2 017 adalah sebesar 59%.
37
Analisis Trend pada Rasio Aktiva Lancar dan Total Hutang Periode 20152017 Tahun (Analisis Tren)
Tahun
No
Jenis
6
Rasio Aktiva Lancar dan Total Utang
2015
2016
2017
2015
116,90%
73,48%
58,58%
100%
2016
62,86%
PT. Sariguna Primatirta Rasio Aktiva Lancar dan Total Utang Periode 2015 -2017 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0%
h a l m u J
Rasio Aktiva Lancar dan Total Utang
Turun (Landai) 20 1 5
20 16
2 0 17
100%
62 .86%
50 . 11 %
Kesimpulan : Perkembangan kinerja keuangan PT. Sariguna Primatirta periode 2015-2017 ditinjau dari rasio aktiva lancar dan total utang adalah mengalami penurunan yang drastis. Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar porsi aktiva lancar perusahaan dari total utangnya . Dapat diketahui bahwa rasio aktiva lancar dan total utang pada tahun 2015 sebesar 117%, tahun 2016 sebesar 73% dan pada tahun 2017 sebesar 59%. c. Rasio Leverage (Kasmir 2008:151)
Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya baik itu jangkan pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan itu dilikuidasi.
A nalisis lisis La L apor an Keua Keuanga ngan, n, Pro Pr oyeksi Sumber: Werner R dan Murhadi. 2013. Ana dan dan Valuasi V aluasi Saha S aham m
38
2017
50,11%
1) Debt to Asset Ratio (DAR) adalah rasio utang yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total utang dengan total asset yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan kata lain seberapa besar aktiva perusahaan
dibiayai
oleh hutang atau seberapa
besar
hutang
perusahaan berpengaruh berpen garuh terhadap pengelolaan pen gelolaan aktiva. Debt to Asset Ratio (DAR) = Total Hutang Total Aset
Tahun 2015
Debt to Asset Ratio (DAR) = 205,124,535,652
353,324,511,606 = 58.06% Kesimpulan: 58.06% asset yang dimiliki oleh perusahaan diperoleh
dari utang. Tahun 2016
Debt to Asset Ratio (DAR) = 265,127,107,591
463,288,593,970 = 57.23% Kesimpulan: 57.23% asset yang dimiliki oleh perusahaan diperoleh
dari utang. Tahun 2017
Debt to Asset Ratio (DAR) = 362,948,247,159
660,917,775,322 = 54.92% Kesimpulan: 54.92% asset yang dimiliki oleh perusahaan diperoleh
dari utang.
ati o (DAR) Periode 2015-2017 Analisis Trend pada D ebt to A sset R ati No
1
Jenis
Debt to Asset Ratio Ratio (DAR)
Tahun (Analisis Tren)
Tahun 2015
2016
2017
2015
58.06%
57.23%
54.92%
100
39
2016
2017
98.57316068 94.59178641
PT. Sariguna Primatirta
D ebt to A sset sset Rat R atii o Periode 2015 -2017 102% 100% 98% 96% 94% 92% 90%
h a l m u J
Debt to Asset Ratio (DAR)
Turun (Landai) 20 1 5
20 16
2 01 7
10 0 %
98 . 57 %
94.59%
Kesimpulan : Debt to Assets Ratio pada tahun 2015 sebesar 100% artinya dari aktiva perusahaan didanai utang sebesar 50% dan 50%
dibiayai
dengan
modal
dari
pemegang
saham.
Kemudian pada tahun 2016 sebesar 98% dan pada tahun 2017 sebesar 94%. Jika dibandingkan dengan rata-rata industri 35%, kondisi perusahaan untuk tahun 2015, 2016 dan 2017 dinilai kurang baik. Artinya perusahaan dibiayai dengan utang melebihi rata-rata industri.
2) D ebt to E quity R ati o ( D E R )
Adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara utang dengan ekuitas perusahaan. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Debt to Equity Ratio Ratio (DER) = Total Hutang Total Ekuitas
Tahun 2015
Debt to Equity Ratio (DER) = 205,124,535,652
148,199,975,954 = 138.41% Kesimpulan: Rasio sebesar 138.41% menandakan bahwa perusahaan
menandai proyek-proyeknya dengan gabungan yang seimbang antara hutang dan modal Tahun 2016
40
Debt to Equity Ratio (DER) = 265,127,107,591
198,161,486,379 = 133.79% Kesimpulan: Rasio sebesar 133.79% menandakan bahwa perusahaan
menandai proyek-proyeknya dengan gabungan yang seimbang antara hutang dan modal Tahun 2017
Debt to Equity Ratio (DER) = 362,948,247,159
297,969,528,163 =121.81% Kesimpulan: Rasio sebesar 121.81% menandakan bahwa perusahaan
menandai proyek-proyeknya dengan gabungan yang seimbang antara hutang dan modal
to E quity ui ty R atio (DAR) Periode 2015-2017 Analisis Trend pada D ebt to No
Jenis
2
Debt to Equity Ratio
Tahun 2016
2015
138.41%
133.79%
2017
121.81%
Tahun (Analisis Tren) 2015 2016 2017
100
96.66414301 88.00419453
PT. Sariguna Primatirta
D ebt to to E quity ui ty R ati ati o Periode 2015 -2017 h a l m u J
105% 100% 95% 90% 85% 80% Debt to Equity Ratio
Turun (Landai) 20 15
20 1 6
20 17
100%
96.66%
88.00%
Kesimpulan : Debt to Equity Equit y Ratio menunjukkan bahwa kreditor menyediakan Rp. 138, 00 pada tahun 2005 untuk setiap Rp. 100,00 yang disediakan pemegang saham. Perusahaan dibiayai oleh utang sebanyak 138%. Demikian pula untuk tahun 2016 yaitu 133% dan pada tahun 2017 sebesar 122%. Jika rasio rata-rata industri untuk DER sebesar 80%,
41
perusahaan masih dianggap kurang baik karena berada diatas rata-rata industri.
T er m D ebt to E quity ui ty R ati ati o 3) L ong Te Adalah rasio yang membandingkan antara seluruh utang jangka panjang terhadap ekuitas perusahaan. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka panjang dengan cara membandingkan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri s endiri yang disediakan disedi akan oleh perusahaan. Long Term Debt Debt to Equity Ratio Ratio = Total Hutang Jangka Panjang Total Ekuitas
Tahun 2015
Long Term Debt to Equity Equity Ratio = 76,531,624,468
148,199,975,954 = 51.64% Kesimpulan: Terjadi penurunan yang signifikan antara DER ke
LTDE sebesar 51.64% yang bermakna bahwa terlalu banyak menggunakan utang jangka pende
Tahun 2016
Long Term Debt to Equity Equity Ratio = 117,644,536,874
198,161,486,379 = 59.37% Kesimpulan: Terjadi penurunan yang signifikan antara DER ke
LTDE sebesar 59.37% yang bermakna bahwa terlalu banyak menggunakan utang jangka pendek Tahun 2017
Long Term Debt to Equity Equity Ratio = 246,104,926,954
297,969,528,163 = 82.59%
42
Kesimpulan: Terjadi penurunan yang signifikan antara DER ke
LTDE sebesar 82.59% yang bermakna bahwa terlalu banyak menggunakan utang jangka pendek.
T er m D ebt to to E quity ui ty R atio Periode 2015-2017 Analisis Trend pada L ong Te No
3
Tahun
Jenis
Long Term Debt to Equity Ratio
Tahun (Analisis Tren)
2015
2016
2017
2015
2016
2017
51.64%
59.37%
82.59%
100
114.9634305
159.9394714
PT. Sariguna Primatirta
L ong Ter Ter m D ebt to to E quity ui ty R atio Periode 2015 -2017 200%
Naik (Landai)
150%
h a l m u J
100% 50% 0% Long Term Debt to Equity Ratio
2 0 15
20 16
2 01 7
10 0 %
114.96%
159.94%
Kesimpulan : Long Term Debt to Equity Ratio pada tahun 2015-2017 mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun 2015 sebesar 52%, pada tahun 2016 sebesar 60% dan pada tahun 2017 sebesar 83%. Apabila dibandingkan dengan rasio DER diatas, terjadi penurunan yang signifikan sehingga dalam hal ini perusahaan terlalu banyak menggunakan utang jangka pendek.
nter est Ea E ar ned ned Rati Rati o 4) Ti mes I nte Adalah rasio yang menggambarkan besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga hutang jangka panjang. Times Interest Earned Ratio = EBIT (Earnings Before Interest dan Tax) Biaya Bunga Tahun 2015
Times Interest Earned Ratio = 7,769,366,279
43
457,547,104 = 17
Kesimpulan: Setiap Rp 1 biaya bunga dapat ditutup 17 kali laba sebelum bunga dan pajak Tahun 2016
Times Interest Earned Ratio = 47,695,088,249 618,161,108 = 77 Kesimpulan: Setiap Rp 1 biaya bunga dapat ditutup 77 kali laba sebelum
bunga dan pajak Tahun 2017
Times Interest Earned Ratio = 62,342,385,255 766,352,876 = 81
Kesimpulan: Setiap Rp 1 biaya bunga dapat ditutup 81 kali laba
sebelum bunga dan pajak.
nter est E ar ned ned Ra R atio Periode 2015-2017 Analisis Trend pada Ti mes I nter No
4
Jenis
Tahun 2016
2015
Times Interest Earned Ratio
17
77
2017
81
Tahun (Analisis Tren) 2015 2016 2017
100
454.3831245
PT. Sariguna Primatirta
Tim Ti mes I nte nter est Ea E ar ned ned Ra R ati o Periode 2015 -2017
h a l m u J
600% 500% 400% 300% 200% 100% 0% Times Interest Earned Ratio
Naik (Tajam)
2 0 15
20 16
2 0 17
100%
74.02%
47 9 . 0 8 %
Kesimpulan : Times Interest Earned Ratio pada tahun 2015 -2017 adalah berfluktuasi tiap tahunnya. Pada tahun 2015 adalah 17 kali atau dengan kata lain biaya bunga dapat ditutup 17 kali laba
44
479.0764664
sebelum bunga dan pajak. Kemudian pada tahun 2016 adalah 13 kali sedangkan pada tahun 2017 adalah 81 kali. Apabila rata-rata industri untuk usaha yang sejenis 10 kali, rasio untuk tahun 2015 sampai tahun 2017 dinilai baik karena berada diatas rata-rata industri yaitu 10 kali. Hal ini memudahkan
perusahaan
untuk
memperoleh
pinjaman
dikemudian hari.
A nalisi lisiss L apor an K euanga uangan n Sumber: Kasmir, 2008 Ana 5) Tangib angi ble Asse A ssets ts De D ebt Co C ovar var ag e Adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui rasio antara aktiva tetap berwujud dengan hutang jangka panjang, artinya rasio ini menunjukkan setiap rupiah aktiva berwujud yang digunakan untuk menjamin hutang jangka panjangnya. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap yang ada. Semakin tinggi rasio ini semakin besar jaminan yang ada dan kreditor jangka panjang semakin aman. Tangible Assets Debt Covarage = Total Aset Tetap Hutang Jangka Panjang
Tahun 2015
Tangible Assets Debt Covarage = 263,858,704,298 76,531,824,468 = 344.77%
Kesimpulan: Setiap Hutang jangka panjang dijamin dengan aset tetap
sebesar 344.77% Tahun 2016
Tangible Assets Debt Covarage = 376,841,862,937 117,644,536,874 = 320.32%
Kesimpulan: Setiap Hutang jangka panjang dijamin dengan aset tetap
sebesar 320.32% Tahun 2017
45
Tangible Assets Debt Covarage = 516,738,594,005 246,104,926,954 = 209.97%
Kesimpulan: Setiap Hutang jangka panjang dijamin dengan aset tetap
sebesar 209.97%. Analisis Trend pada Tangible Assets Debt Coverage Periode 2015-2017 No
5
Jenis
Tangible Assets Debt Covarage
2015
Tahun 2016
Tahun (Analisis Tren) 2015 2016 2017
2017
344.77%
320.32%
209.97%
100
92.9090499
PT. Sariguna Primatirta
Tangib Tangi ble A ssets ssets De D ebt Cov C ove er age Periode 2015 -2017 150% h a l m u J
100%
Turun (Landai)
50% 0% Tangible Assets Debt Covarage
20 1 5
20 1 6
2 0 17
10 0 %
92 . 91 %
60.90%
Kesimpulan : Tangible Assets Debt Coverage pada tahun 2015-2017 mengalami penurunan tiap tahunnya. Pada tahun 2015 sebesar 345%, pada tahun 2016 sebesar 320% dan pada tahun 2017 sebesar 210%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah rasio ini maka semakin kecil juga aktiva tetap yang digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang.
6) C urr ur r ent Li L i abi lit li ti es to N et Wor Wor th Adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan dana pinjaman yang segera ditagih terdapat sekian kalinya modal sendiri. Rasio ini merupakan rasio antara hutang lancar dengan modal sendiri. Tujuan rasio ini untuk mengetahui seberapa besar bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang lancar. Current Liabilities to Net Worth = Hutang Jangka Pendek Ekuitas
46
60.90055244
Tahun 2015
Current Liabilities to Net Worth = 128,592,711,184 148,199,975,954 = 86.77%
Kesimpulan: Setiap hutang jangka pendek akan dijamin dengan
modal sebesar 86.77% Tahun 2016
Current Liabilities to Net Worth = 147,482,570,717 198,161,486,379 = 74.43% Kesimpulan: Setiap hutang jangka pendek akan dijamin dengan modal
sebesar 74.43% Tahun 2017
Current Liabilities to Net Worth = 116,843,320,205 297,969,528,163 = 39.21% Kesimpulan: Setiap hutang jangka pendek akan dijamin dengan modal
sebesar 39.21%
Cur r ent Li abi litie li tiess to N et Wor Wor th Periode 2015-2017 Analisis Trend pada Curr No
6
Jenis
Current Liabilities to Net Worth
2015
Tahun 2016
2017
86.77%
74.43%
39.21%
2015
100
Tahun (Analisis Tren) 2016 2017
85.77351902 45.19223462
PT. Sariguna Primatirta
C urr ur r ent L i abi lity li ty to N et Wor Wor th Periode 2015 -2017 150% h a l m u J
100% 50% 0% Current Liabilities to Net Worth
Turun (Landai) 20 1 5
20 1 6
20 1 7
10 0 %
85.77%
45.19%
47
Kesimpulan : Current Liabilities to Net Worth pada tahun 2015-2017 mengalami penurunan tiap tahunnya. Pada tahun 2015 sebesar 87%, pada tahun 2016 sebesar 74% dan pada tahun 2017 sebesar 39%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah rasio ini maka semakin kecil juga modal yang digunakan untuk menjamin hutang jangka pendek.
Penjualan = 353.324.511.606
Analisis DU pont Dikurangi
PT. Sariguna Primatirta
Laba setelah Pajak = 5.034.331.184
Tahun 2015
Total Biaya yang dikeluarkan
= 361,417,832,561 % Laba Bersih
Dibagi
= 1.37% Penjualan = 353.324.511.606 ROI (Return on Investment )
= 1.42%
Dikali
48 Penjualan
Penjualan = 523.932.684.972
Analisis DU pont
Dikurangi
PT. Sariguna Primatirta
Laba setelah Pajak = 39.015.746.963
Tahun 2016
Total Biaya yang dikeluarkan
= 484,916,938,009 % Laba Bersih
Dibagi
= 7.45% Penjualan = 523.932.684.972 ROI (Return on Investment )
Dikali
= 8.42% Penjualan = 523.932.684.972 Total Aset Turnover
Total Aset Lancar
Dibagi
= 86.446.731.033
= 1.13 kali Total Aset Dikali
ROE ( Return Return on Equity)
= 463.288.593.970
Ditambah Total Aktiva Tetap = 376.841.862.937
Equity = 198.161.486.379
Total Aset
Ditambah
= 463.288.593.970
= 117.644.536.874 Total Liabilities
Equity Multipier
= 238.41 kali
Long Term Debt
= 265.127.107.591
Dibagi
Ditambah Current Liabilities = 147.482.570.717
Equity = 198.161.486.379
49
Penjualan = 614.677.561.202 Dikurangi
Laba setelah
Analisis DU pont
Pajak
PT. Sariguna Primatirta
= 50,391,169,819
Tahun 2017 % Laba
Total Biaya yang dikeluarkan
= 564,286,391,383
Dibagi
Bersih = 8.20%
Penjualan = 614.677.561.202
ROI (Return on Investment )
Dikali
= 7.62%
Penjualan = 614.677.561.202 Total Aset
Total Aset Lancar
Dibagi
Turnover
= 144.179.181.317
= 93.0 kali Total Aset Dikali
ROE ( Return on Equity)
= 660.917.775.322
Ditambah Total Aktiva Tetap
16.90 %
= 516.738.594.005
Equity = 297.969.528.163 Total Aset
Ditambah
=
= 246.104.926.954
660.917.775.322 Total Liabilities
Equity Multipier
= 221.81 kali
Long Term Debt
= 362.948.247.159
Dibagi
Ditambah
Current Liabilities = 116.843.320.205 Equity = 297.969.528.163
50
TAHUN Nama Akun
2015
2016
2017
Rp
Rp
Rp
ASET Aset Lancar
Kas
1.666.853.310 1.666.853.310
963.523.972 963.523.972
3.059.185.742 3.059.185.742
27.829.623.417 27.829.623.417
37.151.439.243 37.151.439.243
64.708.424.158 64.708.424.158
419.354.928
1.684.909.391 1.684.909.391
1.127.975.450 1.127.975.450
56.484.698.098 56.484.698.098
42.356.027.616 42.356.027.616
64.177.396.909 64.177.396.909
-
8.000.000
3.936.289.717 3.936.289.717
3.065.277.555 3.065.277.555
4.282.830.811 4.282.830.811
7.169.909.341 7.169.909.341
89.465.807.308 89.465.807. 308
86.446.731.033 86.446.731 .033
144.179.181.317 144.179.181.3 17
Tanah
40.936.017.553 40.936.017.553
42.610.192.553 42.610.192.553
48.280.242.553 48.280.242.553
Bangunan
53.629.663.162 53.629.663. 162
82.842.053.589 82.842.053 .589
134.804.409.736 134.804.409.7 36
Akumulasi Penyusutan Bangunan
(9.317.072.048) (9.317.072.048)
(12.352.414.168) (12.352.414.168)
(16.773.579.981) (16.773.579.981)
Mesin
205.290.332.711 205.290.332.711
269.726.441.885 269.726.441.885
323.691.408.425 323.691.408.425
Akumulasi Penyusutan Mesin
(96.086.752.711) (96.086.752.711)
(112.182.967.065) (112.182.967.065)
(134.514.540.212) (134.514.540.212)
67.670.349.334 67.670.349.334
75.358.173.908 75.358.173.908
79.310.811.181 79.310.811.181
(32.856.683.399) (32.856.683.399)
(42.070.065.012) (42.070.065.012)
(50.791.847.558) (50.791.847.558)
Perlengkapan dan Peralatan
14.940.736.137 14.940.736.137
46.961.640.826 46.961.640.826
51.588.287.161 51.588.287.161
Akumulasi peny. Perlengkapan dan Peralatan
(6.801.665.751) (6.801.665.751)
(19.362.485.981) (19.362.485.981)
(26.640.906.048) (26.640.906.048)
Aset Tetap Lain-lain
26.453.779.310 26.453.779.310
45.311.292.402 45.311.292.402
107.784.308.748 107.784.308.748
263.858.704.298 263.858.704.298
376.841.862.937 376.841.862.937
516.738.594.005 516.738.594.005
353.324.511.606 353.324.511.606
463.288.593.970 463.288.593.970
660.917.775.322 660.917.775.322
31.500.153.659 31.500.153.659
29.174.040.269 29.174.040.269
56.157.678.354 56.157.678.354
80.936.359.500 80.936.359.500
89.347.787.633 89.347.787.633
11.817.022.428 11.817.022.428
Hutang pajak
1.160.914.065 1.160.914.065
8.069.969.277 8.069.969.277
3.180.477.540 3.180.477.540
Biaya yang masih harus dibayar
1.359.352.398 1.359.352.398
4.262.351.454 4.262.351.454
5.178.262.924 5.178.262.924
12.067.276.481 12.067.276.481
15.246.209.764 15.246.209.764
39.714.295.645 39.714.295.645
1.568.655.081 1.568.655.081
1.382.212.320 1.382.212.320
795.583.314 795.583.314
128.592.711.184 128.592.711.184
147.482.570.717 147.482.570.717
116.843.320.205 116.843.320.205
76.531.824.468 76.531.824.468
117.644.536.874 117.644.536.874
246.104.926.954 246.104.926.954
76.531.824.468 76.531.824.468
117.644.536.874 117.644.536.874
246.104.926.954 246.104.926.954
205.124.535.652 205.124.535.652
265.127.107.591 265.127.107.591
362.948.247.159 362.948.247.159
148.199.975.954 148.199.975.954
198.161.486.379 198.161.486.379
297.969.528.163 297.969.528.163
353.324.511.606 353.324.511.606
463.288.593.970 463.288.593.970
660.917.775.322 660.917.775.322
Piutang usaha Piutang lain-lain Persediaan Pajak dibayar dimuka Uang muka dan biaya dibayar dimuka Total Aset Lancar Aset Tetap
Kendaraan Akumulasi Peny. Kendaraan
Total Aset Tetap Total Aset
LIABILITAS Liabilitas Jangka Pendek
Hutang dagang Hutang jangka pendek lain-lain Hutang bank jangka pendek
Hutang lain-lain Pendapatan diterima dimuka Total Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang
Hutang jangka panjang Total Liabilitas Jangka Panjang Total Liabilitas EKUITAS Ekuitas Total Liabilitas dan Ekuitas
51
Common Size pada Laporan Posisi Keuangan PT Sariguna Primatirta Tahun 2015-2017 Tahun Nama Akun
2015 %
2016 %
2017 %
0,47 8,00 15,99 0,00 0,87 25,33
0,21 8,38 9,14 0,00 0,92 18,65
0,46 9,96 9,71 0,60 1,08 21,81
11,59
9,20
7,31
12,54
15,22
17,86
30,91
34,01
28,62
9,85
7,19
4,32
2,30
5,96
3,77
7,49
9,78
16,31
74,68 100
81,36 100
78,19 100
8,92
6,30
8,50
27,48
25,54
9,18
36,40
31,84
17,68
ASET Aset Lancar
Kas Piutang usaha Persediaan Pajak dibayar dimuka Uang muka dan biaya dibayar dimuka Total Aset Lancar Aset Tetap
Tanah Bangunan Akumulasi Penyusutan Bangunan Mesin Akumulasi Penyusutan Mesin Kendaraan Akumulasi Peny. Kendaraan Perlengkapan dan Peralatan Akumulasi peny. Perlengkapan dan Peralatan Aset Tetap Lain-lain Total Aset Tetap Total Aset LIABILITAS Liabilitas Jangka Pendek
Hutang dagang Hutang jangka pendek lain-lain Hutang bank jangka pendek Hutang pajak Biaya yang masih harus dibayar Hutang lain-lain Pendapatan diterima dimuka Total Liabilitas Jangka Pendek
52
Liabilitas Jangka Panjang
Hutang jangka panjang Total Liabilitas Jangka Panjang Total Liabilitas
21,66 58,06
25,39 57,23
37,24 54,92
41,94
42,77
45,08
100
100
100
EKUITAS Ekuitas Total Liabilitas dan Ekuitas
Kesimpulan:
Dapat dilihat pada proporsi asset lancar tahun 2015 sebesar 25.32% tahun 2016 sebesar 18.66% dan untuk tahun 2017 sebesar 21.81. sedangkan proporsi pada akun asset tetap PT. Sariguna Primatirta tahun 2015 sebesar 74.68%, tahun 2016 sebesar 81.34% dan untuk tahun 2017 sebesar 78.19%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa proporsi pada akun asset tetap lebih dominan daripada proporsi pada akun asset lancar. Karena pada PT. Sariguna Primatirta lebih banyak proporsi pada asset tetap berarti PT. Sariguna Primatirta mampu memberikan tingkat investasi yang lebih tinggi dibandingkan asset lancarnya. Tetapi untuk liabilitas lancar pada PT. Sariguna Primatirta tahun 2015 sebesar 36.40%, tahun 2016 sebesar 31.83% dan untuk tahun 2017 sebesar 17.68%, sedangkan untuk liabilitas jangka panjang untuk tahun 2015 sebesar 21.66%, tahun 2016 sebesar 25.39% dan untuk tahun 2017 sebesar 37.24%. bila diperhatikan pada PT. Sariguna Primatirta bahwa asset lancar yang digunakan itu didanai oleh liabilitas lancar. Sedangkan untuk liabilitas jangka panjang PT. Sariguna Primatirta mengindikasikan bahwa PT. Sariguna Primatirta lebih mengutamakan utang jangka panjangnya yang lebih banyak daripada utang lancarnya. Dan dapat dilihat juga bahwa ekuitas pada PT. Sariguna Primatirta tiap tahunnya juga mengalami kenaikan. Pada analisis common size untuk PT. Sariguna Primatirta menggunakan kebijakan manajemen modal kerja yang moderate dimana pendanaan terhadapa asset lancar yang bersifat temporer mempergunakan liabilitas lancar, sedangkan untuk asset lancar yang bersifat permanen (asset lancar minimum yag harus ada di perusahaan) dan asset tetap menggunakan liabilitas jangka panjang dan ekuitas perusahaan.
53
Common Size pada Reklasifikasi Laporan Laba Rugi PT. Sariguna Primatirta Tahun 2015-2017 Keterangan
2015
2016
2017
2015
2016
2017
62,664,239,800
8.19%
16.38%
15.62%
Rp 225,800,168,007
78.88%
54.03%
56.28%
Laba Operasi
Rp
8,110,791,001
Rp
48,009,984,731
Rp
Laba Kotor
Rp
78,135,645,522
Rp
158,319,231,152
EBIT
Rp
7,769,366,279
Rp
47,695,088,249
Rp
62,342,385,255
7.84%
16.28%
15.54%
EAT
Rp
5,034,331,184
Rp
39,015,746,963
Rp
50,391,169,819
5.08%
13.31%
12.56%
Total
Rp
99,050,133,986
Rp
293,040,051,095
Rp 401,197,962,881
100%
100%
100%
Kesimpulan :
Dapat dilihat pada tabel reklasifikasi laporan laba rugi PT. Sariguna Primatirta tahun 2015-2017 bahwa persentase laba yang diperoleh dari kegiatan operasi PT. Sariguna Primatirta dari tahun 2015 sebesar 8.19%, tahun 2016 sebesar 16.38% dan untuk tahun 2017 sebesar 15.62%, sehingga dapat disimpulkan bahwa laba operasi PT. Sariguna Primatirta mengalami kenaikan laba dari kegiatan operasi. Untuk laba kotor tahun 2015 sebesar 78.88%, tahun 2016 sebesar 54.03% dan untuk tahun 2017 sebesar 56.28%, sehingga untuk laba kotor yang dihasilkan oleh PT. Sariguna Primatirta bahwa tingkat penjualan dikurangi harga pokok penjualan dan dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan menghasilkan laba kotor yang mengalami kenaikan tiap tahunnya. Untuk laba sebelum pajak dan bunga dari tahun 2015, 2016 dan 2017 juga mengalami kenaikan labanya. Dan untuk laba bersih PT. Sariguna Primatirta tahun 2015 sebesar 5.08% tahun 2016 sebesar 13.31% dan untuk tahun 2017 sebesar 12.56%, sehingga untuk laba bersih ini menunjukkan kenaikan dari tahun 2015 ke 2016 tetapi untuk tahun 2017 mengalami penurunan laba bersih tetapi penurunannya tidak terlalu banyak dengan alasan bahwa biaya yang dikeluarkan mengalami kenaikan.
54
BAB III KESIMPULAN
Informasi keuangan dapat menjadi alat bantu untuk mengukur kinerja dan laba perusahaan. Kinerja perusahaan identik dengan laba perusahaan. Fokus utama pelaporan keuangan adalah informasi mengenai kinerja perusahaan tersebut, yang merupakan pengukuran laba dan komponen-komponennya. Investor, kreditor, dan pemakai lain yang ingin mengetahui prospek perusahaan dalam memperoleh aliran kas bersih, adalah pihak yang secara khusus berkepentingan terhadap informasi tersebut. terseb ut. PT. Sariguna Sarigun a Primatirta dalam hal ini mampu menghasilkan laba dimana meningkat tiap tahunnya, baik laba operasi, laba kotor, laba sebelum bunga dan pajak maupun laba setelah pajak. Kenaikan laba tersebut dipengaruhi oleh penjualan yang juga meningkat tiap tahunnya. Perusahaan yang kuat memiliki laba kotor lebih dari 40%. Laba kotor PT. Sariguna tiap tahunnya berada di atas 40%, yaitu masing-masing 79%, 54%, dan 56% dari keseluruhan laba yang diperoleh PT. Sariguna Primatirta. Pada tahun 2015, selisih antara jumlah penjualan dan beban penjualan sebagai pengurangnya sedikit dibandingkan pada tahun 2016 dan 2017. Hal ini dikarenakan pada tahun tersebut volume penjualan tetap, tetapi harga meningkat, sehingga menyebabkan jumlah laba kotor pada tahun 2016 lebih rendah dibandingkan dengan tahun berikutnya. Selain digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, laporan keuangan juga digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Kinerja tersebut dapat diketahui dengan menggunakan analisis rasio. Rasio yang digunakan dalam analisis pada PT. Sariguna Primatirta adalah rasio profitabilitas, rasio likuiditas dan rasio solvabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Berdasarkan analisis rasio profitabilitas, kinerja PT. Sariguna Primatirta menunjukkan peningkatan tiap tahunnya yang dilihat dari Groos Profit Margin, Operating Margin, Net Profit Margin, Return On Equity, Return On Assets, Return On Sales Ratio, Return On Capital Employed, dan Return On Investment I nvestment . Hal ini mencerminkan perusahaan mampu
55
dalam memperoleh keuntungan dari kegiatan operasinya pada tingkat penjualan, aset dan modal yang ada.
56
View more...
Comments