Analisis Laporan Keuangan PT Martina Berto Tbk

March 8, 2018 | Author: munikha | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

ANALISA LAPORAN KEUANGAN PT MARTINA BERTO Tbk...

Description

Nama : Mardianita Ovie Henvanis NIM

: 130221100067

Tugas Akuntansi Forensik Analisis Laporan Keuangan PT. Martina Berto, Tbk Tahun 2013, 2014, 2015 1.

Sejarah Perusahaan Tahun 1970 : Dr. HC. Martha Tilaar mengawali usaha dengan membuka salon kecantikan pada tahun 1970. Selain itu beliau terus menimba ilmu tentang kecantikan dan perawatan tubuh ke pusat kecantikan di Amerika dan Eropa. Hal inilah yang membangkitkan semangat dan kesadaran beliau bahwa bahan baku yang berasal dari Indonesia jika diolah dengan baik dan professional dapat menghasilkan kosmetika alami dan jamu tradisional yang dapat mempercantik wanita Indonesia dan dunia secara holistic. Tahun 1977 : Setelah sukses dalam bisnis salon kecantikan dengan beberapa salon di Jakarta, Ibu Martha Tilaar mendirikan sekolah kecantikan Puspita Martha yang mencetak ahli kecantikan, penata rias, penata rambut dan terapis. Salon dan sekolah tersebut dioperasikan dibawah bendera PT Martha Beauty Gallery. Kesuksesan tersebut mendorong Ibu Martha Tilaar memulai untuk memproduksi kosmetika dan jamu dan mendirikan PT Martina Berto pada tanggal 1 Juni 1977 dengan mitra usaha yaitu Bapak Bernard Pranata (alm) dan Ibu Theresia Harsini Setiady. Adapun merk pertama yang diproduksi dan dipasarkan adalah “Sari Ayu Martha Tilaar”sebagai kosmetika alami yang berkonsep holistik, dengan laboratorium praktek di salon dan sekolah kecantikan tersebut. Hal ini menyebabkan produk-produk Sari Ayu Martha Tilaar selalu berkiblat kepada pendidikan dan layanan konsumen yang praktis dan mudah diterapkan. Tahun 1981 : Karena sambutan pasar yang tinggi maka pada tanggal 22 Desember 1981 didirikan pabrik modern yang pertama PT Martina Berto di Jl. Pulo Ayang, Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur. Dengan berjalannya waktu, pabrik kekurangan kapasitas produksi. Tahun 1986 : Kemudian pada tahun 1986 didirikan pabrik ke dua di Jl. Pulokambing II/1, Kawasan Industri Pulo Gadung dengan konsentrasi pada kosmetika kering, semi padat dan jamu sedangkan pabrik yang pertama dikonsentrasikan pada produk kosmetika cair. Tahun 1988-1984

Perseroan melahirkan merek-merek kosmetika baru seperti Cempaka, Martina, Pesona, Biokos Martha Tilaar, Caring Colours Martha Tilaar dan Belia Martha Tilaar untuk mengantisipasi permintaan pasar yang meningkat. Produk-produk ini telah membantu menyerap kapasitas pabrik cukup besar. Tahun 1993-1996 Perseroan mengakuisisi beberapa anak perusahaan yang bergerak di bidang kosmetik, yaitu PT Cede_ndo (CDF), PT Kurnia Harapan Raya (KHR) dan PT Estrella Laboratories (Estrella). Untuk mencapai esiensi produksi pada periode 1995 -1996 Perseroan melakukan proses restrukturisasi usaha dan relokasi pabrik. Tahun 2000 Perubahan strategis berikutnya setelah tahun 2000 adalah penataan ulang atas merekmerek, yang terbagi dalam 2 kelompok, yaitu: merek-merek yang berlabel “Martha Tilaar” dengan lisensi dari Dr. Martha Tilaar dan keluarga, dan merek-merek yang tetap menjadi hak intelektual Perseroan seperti “Cempaka” dan “Pesona”. Tahun 2001-2009 Perkembangan strategis berikutnya dalam periode 2001 - 2009 antara lain, pemetaan ulang merek-merek di segmen yang berbeda yang akan dibahas di bab tersendiri. Tahun 2011 Pada tahun 2011 bekerjasama dengan Alfred Fahringer, Perseroan mendirikan Eastern Beuatypelago Pte Limited yang berkedudukan di Singapore yang bertujuan untuk mengelola dan mengembangkan Martha Tilaar Shop (MTS) serta pasar Perseroan di luar negeri. 2.

Analisa Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Berdasarkan pendapat Agnes Sawir (2005, p6), untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Menurut pendapat Slamet Munawir (2002, p37), analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi-laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Artinya berdasarkan data-data yang terdapat dalam laporan keuangan baik dari neraca, laporan laba-rugi, maupun kedua-duanya dapat dihitung bermacam-macam jenis rasio yang dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan untuk kelangsungan hidup perusahaan.

3.

Jenis Analisis Rasio Keuangan Menurut pendapat Agnes Sawir (2005, p7), rasio-rasio dikelompokkan ke dalam lima kelompok dasar, yaitu: likuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas, dan penilaian. Sejumlah rasio yang tak terbatas banyaknya dapat dihitung, akan tetapi dalam prakteknya cukup digunakan beberapa jenis rasio saja. Jenis analisis rasio keuangan menurut Agnes Sawir (2005, p8-22) adalah sebagai berikut: A. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang akan jatuh tempo. Rasio likuiditas yang umum digunakan yaitu:  Rasio Lancar (Current Ratio) : Aktiva Lancar Utang Lancar No 1 2 3

Tahun 2013 2014 2015

Rasio Lancar Aktiva Lancar Utang Lancar 453.760.675.834 113.684.498.431 441.621.631.299 111.683.722.179 467.304.062.732 149.060.988.246

RL 3,991403244 3,954216628 3,134985674

Pada Rasio ini dihitung untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban janga pendek, karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo utang. Jika dilihat dari laporan tahunan PT Martina Berto, Tbk ini bahwa “Rasio Lancar” dari tahun 2013-2015 terjadi penurunan dari 2013-2014 penurunan standar, namun pada tahun 2015 terjadi penurunan yang drastis. Ini menandakan terjadi masalah dalam likuiditasnya. Seharusnya rasio lancar yang baik harus sedang tidak terlalu rendah namun juga tidak terlalu tinggi.  Rasio Cepat : Aktiva Lancar - Persediaan Utang Lancar Rasio Cepat No

1 2 3

RC ( Aktiva LancarPersediaan / Aktiva LancarUL) Aktiva Lancar Persediaan Persediaan Utang Lancar 2013 453.760.675.834 53.263.258.533 400.497.417.301 113.684.498.431 3,522885027 2014 441.621.631.299 74.985.171.053 366.636.460.246 111.683.722.179 3,282810181 2015 467.304.062.732 76.682.141.187 390.621.921.545 149.060.988.246 2,620550998

Tahun

Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah, sering mengalami fluktuasi harga, dan unsur aktiva lancar ini sering menimbulkan kerugian jika

terjadi likuidasi. Jadi rasio cepat lebih baik dalam mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio cepat yang umumnya dianggap baik adalah 1 (satu). Namun pada laporan tahunan terjadi rasio cepatnya melebihi nilai 1 (satu), kemungkinan ada fkultuasi harga. B. Rasio Manajemen Utang (Solvability Ratio) Kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Dan yang diukur solvabilitas yaitu dari rasio leverage. Rasio Leverage umumnya yang digunakan ialah : - Rasio Utang : Total Utang Total Aktiva

No 1 2 3

Rasio Utang TOTAL TOTAL Tahun UTANG AKTIVA RU 2013 160.451.280.610 619.383.082.066 0,25905015 2014 180.110.021.474 611.769.745.328 0,294408187 2015 214.685.781.274 648.899.377.240 0,330846028

Rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi persentasenya, cenderung semakin besar risiko keuangannya bagi kreditor maupun pemegang saham. Pada laporan tahunan PT Martina Berto, Tbk ini terjadi kenaikan dari tahun 2013-2015 meskipun kenaikan yang wajar namun tetap akan terjadi risiko bagi kreditor maupun pemegang saham pada perusahaan tersebut. - Rasio Laba terhadap Beban Bunga = E B I T Beban Bunga

No 1 2 3

Tahun 2013 2014 2015

EBIT Laba Sebelum Laba terhadap Pajak Beban Bunga Beban Bunga 23.006.208.262 4.452.016.392 5,167592892 7.412.242.476 6.614.903.334 1,120536779 16.833.220.866 7.458.541.320 2,256905224

Rasio ini mengukur kemampuan pemenuhan kewajiban bunga tahunan dengan laba operasi (EBIT), sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan dalam pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman. Dan pada laporan tahunan PT. Martina Berto, Tbk di tahun 2014 terjadi penurunan hingga 4,047056 dan kenaikan pada tahun 2015 sebesar 3,377442. Jika rasio ini tetap mengalami hal sepertiini tanpa menyebabkan kegagalan pemenuhan kewajiban tidak menyebabkan risiko yang berat, namun sebaliknya. C. Rasio Manajemen Aktiva - Rasio Perputaran Persediaan : Harga Pokok Penjualan Rata-Rata Persediaan

No 1 2 3

Rasio Perputaran Persediaan Rata-Rata HPP Persediaan RPPersediaan 2013 315.414.276.301 53.070.157.667 5,943345378 2014 331.723.960.863 64.124.214.793 5,173146555 2015 352.531.773.903 75.833.656.120 4,648750857

Tahun

Perputaran ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang dagang diganti atau dijual dalam suatu periode. Apabila perputaran persediaan barang itu cepat, maka tidak ada masalah bagi perusahaan. Sebaliknya, apabila perputaran persediaan barang lambat, hal ini akan mengganggu kelangsungan hidup perusahaan. Karena untuk menyimpan barang tersebut akan memerlukan berbagai macam biaya dan kerugian yang mungkin timbul, misalnya biaya sewa gedung, biaya pemeliharaan, biaya bunga, biaya kebakaran, dan lainlain. Dan perputaran persediaan di PT Martina Berto, Tbk ini terjadi perputaran yang efektif dan berjalan dengan bagus. -

Rasio Perputaran Piutang : Penjualan Rata-Rata Piutang Usaha

No

Tahun 1 2 3

Rasio Perputaran Piutang Rata-Rata Piutang Penjualan Usaha 2013 641.284.586.295 283.368.886.471 2014 671.398.849.823 141.684.443.236 2015 694.782.752.351 70.842.221.618

RPPiutang 2,263073389 4,73869138 9,807467023

Perputaran Piutang Usaha adalah Usaha untuk mengukur seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun. Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit, karena timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan barang-barang secara kredit dan hasil dari penjualan secara kredit netto dibagi dengan piutang rata-rata merupakan perputaran piutang. Apabila perusahaan menunjukkan perputaran piutang semakin tinggi, maka perusahaan tersebut mempunyai tingkat rasio yang baik. Oleh karena dana yang diinvestasikan dalam piutang itu rendah. Sebaliknya, kalau rasionya semakin rendah berarti dana yang diinvestasikan dalam piutang semakin tinggi, hal ini disebabkan oleh bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif, ada perubahan dalam kebijakan pemberian kredit kepada pelanggan. Dilihat pada tahun 2015 terjadi perputaran yang tinggi ini menandakan perusahaan tersebut dengan posisi rasio yang baik. -

Rasio Perputaran Total Aktiva : Penjualan

Rata-Rata Total Aktiva Rasio Perputaran Total Aktiva No 1 2 3

Tahun 2013 2014 2015

Penjualan 641.284.586.295 671.398.849.823 694.782.752.351

Rata-Rata Aktiva 610.631.879.635 615.576.413.697 635.950.738.817

RP Aktiva 1,0502 1,09068 1,09251

Rasio ini menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. Kalau perputarannya lambat, ini menunjukkan bahwa aktiva yang dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan untuk menjual Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio). Dan pada laporan tahunan perusahaan ini terjadi perputaran yang dibilang standar tidak naik ataupun tidak turun. Ini menandakan bahwa risiko dalam penggunaan seluruh harta perusahaannya dibilang tidak terlalu besar. -

Rasio Marjin Laba Bersih : Laba Bersih Penjualan

No

Tahun

1 2 3

2013 2014 2015

Rasio Marjin Laba Bersih Laba Bersih Penjualan RMLB 16.162.858.075 641.284.586.295 0,025203877 2.925.070.199 671.398.849.823 0,00435668 -14.056.549.894 694.782.752.351 -0,020231576

Pada Rasio Marjin Laba Bersih yang membandingkan Laba Bersih dibagi dengan penjualan ini memberikan informasi kepada investor khususnya tentang bagaimana keadaan laporan tahunan perusahaan tsb. Dan jika dilihat pada tahun 2013 ke 2014 sudah terjadi penurunan yang cukup membuat perusahaan kehilangan banyak investor yang masuk di perusahaannya. Sedangkan pada tahun 2015 sudah terlihat cukup drastis bahwa terjadi kerugian hebat yang membuat rasio marjin laba bersih juga menjadi turun drastis hampir tidak bisa diharapkan lagi. Maka dapat disimpulkan bahwa keadaan rasio marjin laba bersih PT Martina Berto, Tbk sangat buruk. -

Basic Earning Power : E B I T Total Aktiva No

Tahun

1

2013

Basic Earning Power EBIT Total Aktiva 23.006.208.262 619.383.082.066

BEP 0,037143747

2 3

2014 2015

7.412.242.476 16.833.220.866

611.769.745.328 648.899.377.240

0,012116066 0,025941188

Bunga/EBIT (Earning Before Income and Tax) dengan Total Aktiva. Rasio ini menunjukkan kemampuan menghasilkan laba dari aktiva perusahaan, sebelum pengaruh pajak serta bunga. Rasio ini sangat berguna untuk membandingkan perusahaan dengan situasi pajak yang berbeda dan tingkat bunga yang berbeda. Di tahun 2013 hingga 2015, PT Martina Berto, Tbk tidak memiliki risiko yang besar atau dapat dinilai bahwa rasio ini cukup baik. -

ROI : Laba Bersih Total Aktiva No

Tahun

1 2 3

2013 2014 2015

Laba Bersih 16.162.858.075 2.925.070.199 -14.056.549.894

ROI Total Aktiva ROI 619.383.082.066 0,026095091 611.769.745.328 0,004781325 648.899.377.240 -0,021662141

Rasio Pengembalian Atas Total Aktiva atau ROA (Return on Assets Ratio). ROA sering disamakan dengan ROI (Return on Investment). Rasio ini dihitung dengan membagi Laba Bersih dengan Total Aktiva. Rasio ini menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Sama halnya dengan rasio marjin laba bersih, bahwa rasio pengembalian atas total aktiva juga mengalami keburukan pada laporan tahunannya khususnya pada tahun 2015.

-

ROE : Laba Bersih Ekuitas No 1 2 3

Tahun

Laba Bersih 2013 16.162.858.075 2014 2.925.070.199 2015 -14.056.549.894

ROE Ekuitas 451.318.464.718 442.892.078.920 434.213.595.966

ROE 0,035812534 0,006604476 -0,032372432

Rasio ini dihitung dengan membagi Laba Bersih dengan Ekuitas. Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. Karena pada tahun 2015 PT Martina Berto, Tbk mengalami kerugian yang dahsyat. Maka akan mengakibatkan keburukan pula pada rasio ini karena rasio ini juga dibandingkan pada laba bersih terhadap ekuitasnya.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF