Analisis Kualitatif Boraks Pada Makanan

March 24, 2018 | Author: Ibnu U | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Analisis Kualitatif Boraks Pada Makanan...

Description

ANALISIS KUALITATIF BORAKS PADA MAKANAN Januar Erlangga, Ibnu Umarudin Umedi*, Widia Apriliani, Yusi Agustina Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jalan Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Telp. (62-21) 7493606 *Email: [email protected]

ABSTRAK Boraks merupakan garam natrium Na2B4O7.10H2O serta asam borat yang tidak merupakan kategori bahan tambahan pangan foodgrade, biasanya digunakan dalam industri nonpangan seperti industri kertas, gelas, keramik, kayu, dan produk antiseptik toilet. Boraks ditambahkan kedalam makanan untuk memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus. Bakso mengandung boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging. Bakso yang mengandung boraks sangat renyah dan disukai dan tahan lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara kualitatif senyawa boraks pada berbagai macam makanan, diantaranya lontong, bakso, mie instan, tahu, dan siomay. Analisis kualitatif boraks pada makanan menggunakan 2 metode, yaitu metode nyala api dan metode menggunakan kunyit. Hasil menunjukkan bahwa pada metode menggunakan kunyit hanya sampel siomay yang positif menggunakan boraks yang ditandai dengan perubahan warna kunyit menjadi merah. Sementara pada metode nyala api menunjukkan hasil negatif boraks pada semua sampel makanan. Kata kunci : Asam borat, Boraks, kunyit, pengawet. ABSTRACT Borax is a sodium salt Na2B4O7.10H2O and boric acid which is not a category of food additives foodgrade, typically used in industrial non-food industry such as paper, glass, ceramics, wood, and antiseptic products toilet. Borax is added to food to improve the texture of the food resulting in such nice. The meatballs contain borax have distinctively different elasticity of elasticity meatballs that use a lot of meat. The meatballs that contain borax very crisp and well liked and durable. This study aims to determine qualitatively the compound of borax in a wide variety of foods, including rice cakes, meatballs, noodles, tofu, and dumplings. Qualitative analysis of borax in food using two methods, the methods of flame and methods of using turmeric. The results showed that the method of using turmeric only positive samples using borax dumplings characterized by changing color to red turmeric. While the method of flame showed negative results of borax in all food samples. Keywords: Boric acid, Borax, turmeric, preservatives.

I. PENDAHULUAN Akibat kemajuan ilmu teknologi pangan di dunia dewasa ini, maka semakin banyak jenis bahan makanan yang diproduksi, dijual, dan dikonsumsi dalam bentuk yang lebih awet dan lebih praktis dibandingkan dengan bentuk segarnya. Berkembangnya produk pangan awet tersebut hanya mungkin terjadi karena semakin tingginya kebutuhan masyarakat perkotaan terhadap berbagai jenis makanan yang praktis dan awet. Boraks merupakan

garam natrium atau natrium tetraborat yang banyak digunakan di berbagai industry non pangan, khususnya industry kertas, gelas, pengawet kayu, dan kermik. Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol. Boraks merupakan racun bagi semua sel. Pengaruh terhadap organ tubuh tergantung pada konsentrasi yang dicapai dalam organ tubuh. Karena kadar tertinggi tercapai pada waktu di ekskresi maka ginjal merupakan organ yang paling

terpengaruh dibandingkan dengan organ lainnya (Cahyo,2006). Boraks ditambahkan kedalam makanan untuk memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus. Bakso mengandung boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging. Bakso yang mengandung boraks sangat renyah dan disukai dan tahan lama. Boraks termasuk kelompok mineral borat yang merupakan senyawa kimia alami yang tersusun dari atom Boron yang merupakan logam berat dan oksigen. Boraks sudah lama digunakan oleh masyarakat dan industri kecil dari pangan seperti gendar, kerupuk, mie, dan bakso. Boraks secara lokal dikenal sebagai air bleng atau cetitet, garam bleng atau fijer. Asam borat merupakan asam lemah dengan garam alkalinya bersifat basa, mempunyai bobot molekul 6,183 berbentuk serbuk halus kristal transparan atau geranul putih tak berwarna dan tak berbau serta agak manis. Baik boraks ataupun asam borat memiliki khasiat antiseptika (zat yang menghamat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme). Pemakaian dalam obat biasanya dalam salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut bahkan juga untuk pencuci mata. Borak juga digunakan sebagai bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu dan antiseptik kayu.

II. METODE PENELITIAN Percobaan ini dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2016 bertempat di Gedung Pusat Laboratoratium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Alat Alat yang digunakan didalam penentuan bilangan peroksida pada minyak antara lain : Erlenmeyer asah, Gelas Ukur, Buret, pipet tetes, Piala Gelas, Pipet Volumetrik, pisau, kertas saring, korek api dan Neraca.

Bahan Bahan yang digunakan antara lain lontong, siomay, bakso, mie instan, tahu, kunyit, aquadest, metanol, H2SO4 pekat.

Prosedur Percobaan Uji Nyala Uji nyala adalah salah satu metode pengujian untuk mengetahui apakah dalam makanan terdapat boraks atau tidak. Disebut uji nyala karena sampel yang digunakan dibakar, kemudian warna nyala dibandingkan dengan warna nyala boraks asli. Serbuk boraks murni dibakar menghasilkan nyala api berwarna hijau. Jika sampel yang dibakar menghasilkan warna hijau maka sampel dinyatakan positif mengandung boraks. Prosedur dilakukan dengan melarutkan senyawa uji dengan metanol dalam wadah (cawan penguap) kemudian dibakar, warna api hijau menunjukkan terdapat senyawa boraks (Roth, 1988).

Uji warna dengan kertas turmerik Kertas turmerik adalah kertas saring yang dicelupkan ke dalam larutan turmerik (kunyit) yang digunakan untuk mengidentifikasi asam borat. Uji warna kertas kunyit pada pengujian boraks yaitu dengan cara membuat kertas tumerik dahulu. Selanjutnya, buat kertas yang berfungsi sebagai kontrol positif dengan memasukkan satu sendok teh boraks ke dalam gelas yang berisi air dan aduk larutan boraks. Teteskan pada kertas tumerik yang sudah disiapkan. Amati perubahan warna pada kertas tumerik. Warna yang dihasilkan tersebut akan dipergunakan sebagai kontrol positif. Tumbuk bahan yang akan diuji dan beri sedikit air. Teteskan air larutan dari bahan makanan yang diuji tersebut pada kertas tumerik. Apabila warnanya sama dengan pada kertas tumerik kontrol positif, maka bahan makanan tersebut mengandung boraks.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN No

Nama Sampel

1. 2. 3. 4. 5.

Lontong Bakso Mie instan Tahu Siomay

Uji kunyit +

dengan Uji dengan bar api -

Pada praktikum kali ini adalah praktikum tentang uji boraks pada makanan secara kualitatif. Pada uji ini, digunakan kunyit

sebagai indikator alami untuk mengetahui adanya kandungan boraks pada makanan yang akan diuji. Selain menggunakan kunyit, uji untuk mengetahui kandungan boraks pada bahan makanan yaitu dengan menguji warna api pada hasil furnace sampel. Sampel yang digunakan pada praktikum ini adalah lontong, bakso, mie instan, tahu, dan siomay. Dilakukannya uji boraks pada sampel berikut karena bahan makanan tersebut dicurigai mengandung boraks. Meskipun bukan pengawet makanan, boraks sering pula digunakan sebagai pengawet makanan. Boraks sering disalahgunakan untuk mengawetkan berbagai makanan seperti bakso, mie basah, pisang molen, siomay, lontong, ketupat dan pangsit. Selain bertujuan untuk mengawetkan, boraks juga dapat membuat tekstur makanan menjadi lebih kenyal dan memperbaiki penampilan makanan (Vepriati, 2007). Dari hasil praktikum, diketahui dari semua sampel hanya siomay yang terbukti positif mengandung boraks ketika diuji menggunakan kertas saring yang telah dicelupkan dalam larutan kunyit. Sementara empat sampel lainnya terbukti negatif terhadap boraks. Reaksi yang terjadi antara boraks dengan larutan kunyit (kurkumin) adalah : Boraks + Kurkumin → Rosocyanine Na2B4O7 + C21H20O6 →B[C21H19O6]2Cl

warna hijau pada api ketika dinyalakan. Asam borat akan bereaksi dengan metanol dengan adanya asam sulfat sebagai katalisator, menghasilkan trimetil borat. Dengan reaksi Konsumsi boraks berlebih dengan kadar mencapai 2 g/Kg dapat menyebabkan keracunan, dengan gejala antara lain : iritasi kulit dan saluran pernapasan, gangguan pencernaan seperti mual, muntah persisten, nyeri perut dan diare, dan gejala keracunan yang berat dapat menyebabkan ruam kulit, penurunan kesadaran, depresi napas bahkan gagal ginjal (Menkes RI, 2012).

IV. KESIMPULAN Uji boraks secara kualitatif menunjukkan 4 dari 5 sampel negatif mengandung boraks. Hanya sampel siomay yang masih diduga mengandung boraks karena reaksi positif menggunakan uji dengan kunyit.

DAFTAR PUSTAKA Menkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer 033 Tahun 2012: tentang bahan tambahan makanan. http://jdih.pom.go.id (diunduh pada 09 mei 2016) Roth, H. J. 1988. Analisis Farmasi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Saparinto.,Cahyo. 2006. Bahan tambahan pangan. Kanisius. Yogyakarta

Larutan kurkumin dapat dijadikan identifikasi untuk mengetahui adanya boraks karena kurkumin akan berwarna kuning dan dalam keadaan basa akan berwarna kecoklatan. Boraks sendiri berada dalam senyawa yang bersifat basa, sehingga bila tercampur dengan kurkumin akan menimbulkan senyawa baru yang disebut boro kurkumin yang berwarna merah kecoklatan (Vidyastuti, 2014). Sementara itu, untuk uji menggunakan nyala bara api, hasil dari kelima sampel menunjukkan hasil negatif. Jika sampel positif mengandung boraks, maka akan terbentuk

Vepriati,N. 2007. Surveilans Bahan Berbahaya pada Makanan di Kabupaten Kulon Progo. Kulon Progo : Dinkes Kulon Progo. Vidyastuti, A N. 2014. Tes Uji Boraks : Karya Tulis Ilmiah. SMP Negeri 1 Sidoarjo.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF