Analisis-Kualitas-Air-Bersih-Pelanggan-di-IPA-1-PDAM-Bandarmasih-laporan-KP.docx
July 5, 2018 | Author: boedyp77 | Category: N/A
Short Description
Download Analisis-Kualitas-Air-Bersih-Pelanggan-di-IPA-1-PDAM-Bandarmasih-laporan-KP.docx...
Description
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kegiatan belajar yang dilakukan di perkuliahan hanya memberikan sedikit sekali pengetahuan dan pengalaman bagi mahasiswa dalam satu wadah perguruan tinggi. Meskipun kegiatan kuliah ditunjang dengan praktikum, kegiatan perkuliahan tersebut belum menjamin seorang mahasiswa mampu memasuki dunia kerja dengan baik setelah lulus dari perguruan tinggi. Program studi S-1 Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, berusaha menghasilkan lulusan yang dapat bersaing dengan dunia kerja. Agar dapat menghasilkan lulusan yang dapat bersaing di dunia kerja maka mahasiswa perlu dibekali dengan ilmu-ilmu yang nantinya akan diterapkan di dalam dunia kerja. Namun, keterampilan individu dan keahlian dalam suatu bidang tertentu hanya dapat d apat diperoleh apabila seseorang mempunyai pengalaman dalam bidang tersebut. Oleh karena itu, mahasiswa dapat memperoleh pengalaman mengenai dunia kerja melalui program Kerja Praktik (KP) yang ditawarkan oleh program studi Biologi . Kerja praktik memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk terjun langsung di dalam dunia kerja, sehingga dapat merasakan bagaimana atmosfer dunia kerja guna mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman tambahan. Selain itu, kerja praktik ini memungkinkan mahasiswa berinteraksi dengan rekan kerja, bekerja sama dan berinteraksi dengan masyarakat luas yang merupakan objek penerima layanan dari suatu instansi yang berkaitan.
1
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai penularan penyakit. Penyediaan air bersih sangatlah perlu dilakukan baik dari segi kualitas maupun kuantitas dari suatu daerah. Peningkatan kualitas air bersih dapat dilakukan dengan jalan mengadakan pengelolaan air yang akan diperlukan sebagai air minum (Sutrisno, 2004). Perusahaan
Daerah
Air
Minum
(PDAM)
Bandarmasih
merupakan
perusahaan pengelola air minum di Kota Banjarmasin yang dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan akan air minum. Yang dimaksud disini adalah air bersih yang didistribusikan kepada masyarakat dengan kualitas, kuantitas serta kontinuitas yang memenuhi persyaratan dan handal. Untuk menjaga kualitas air yang didistribusikan oleh perusahaan penyedia air minum agar air minum yang dikonsumsi masyarakat tidak menimbulkan gangguan kesehatan maka perlu ditetapkannya persyaratan kualitas air minum oleh pemerintah. Dengan didasari hal tersebut maka diterbitkanlah Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Peraturan pemerintah ini mengharuskan air yang didistribusikan perusahaan air minum kepada pelanggan agar memenuhi dan mengikuti standar kualitas air minum yang telah ditetapkan pemerintah. Berdasarkan hal tersebut diatas penulis mengambil masalah untuk laporan kerja praktik yang akan dijelaskan pada bab berikutnya. berikutnya.
2
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai penularan penyakit. Penyediaan air bersih sangatlah perlu dilakukan baik dari segi kualitas maupun kuantitas dari suatu daerah. Peningkatan kualitas air bersih dapat dilakukan dengan jalan mengadakan pengelolaan air yang akan diperlukan sebagai air minum (Sutrisno, 2004). Perusahaan
Daerah
Air
Minum
(PDAM)
Bandarmasih
merupakan
perusahaan pengelola air minum di Kota Banjarmasin yang dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan akan air minum. Yang dimaksud disini adalah air bersih yang didistribusikan kepada masyarakat dengan kualitas, kuantitas serta kontinuitas yang memenuhi persyaratan dan handal. Untuk menjaga kualitas air yang didistribusikan oleh perusahaan penyedia air minum agar air minum yang dikonsumsi masyarakat tidak menimbulkan gangguan kesehatan maka perlu ditetapkannya persyaratan kualitas air minum oleh pemerintah. Dengan didasari hal tersebut maka diterbitkanlah Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Peraturan pemerintah ini mengharuskan air yang didistribusikan perusahaan air minum kepada pelanggan agar memenuhi dan mengikuti standar kualitas air minum yang telah ditetapkan pemerintah. Berdasarkan hal tersebut diatas penulis mengambil masalah untuk laporan kerja praktik yang akan dijelaskan pada bab berikutnya. berikutnya.
2
1.2
Tujuan
Tujuan umum dari kegiatan kerja praktik ini adalah : 1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk terjun langsung di dalam dunia kerja, guna mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman tambahan. 2. Memungkinkan mahasiswa berinteraksi dengan rekan kerja, bekerja sama dan berinteraksi dengan masyarakat luas yang merupakan objek penerima layanan dari suatu instansi yang berkaitan. 3. Memberikan informasi kepada mahasiswa secara langsung mengenai gambaran tentang Laboratorium Instalasi Pengolahan Air Minum, khususnya dalam hal pemeriksaan kualitas air bersih pelanggan zona 1 (Banjarmasin Barat) & zona 4 (Banjarmasin Utara).
Tujuan khusus dari kegiatan kerja praktik ini adalah mengetahui, memahami, dan mempraktikkan secara langsung teknik dan cara analisis kualitas air bersih pelanggan dengan acuan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
1.3
Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari Kerja Praktik ini antara lain : 1.
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman kerja mahasiswa di luar kegiatan kuliah.
2.
Mengenal dan mengetahui tugas dan fungsi dari instansi tempat kerja praktik yang terkait, yaitu PDAM Bandarmasih.
3
3.
Menjalin hubungan dan kerja sama yang baik antara Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat dengan PDAM Bandarmasih.
4
BAB II KEADAAN UMUM INSTANSI PDAM BANDARMASIH
2.1
Profil Instasi PDAM Bandarmasih
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih adalah badan pengelola air minum di Kota Banjarmasin yang dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan akan air minum daerah Banjarmasin. Yang dimaksud dengan air bersih adalah air bersih yang didistribusikan kepada masyarakat secara kontinyu dengan kualitas, kuantitas serta tekanan yang memenuhi persyaratan.
Gambar 1. Zona Pelayanan PDAM Bandarmasih (Sumber : PDAM Bandarmasih)
5
Agar pengelolaan air minum dapat terlaksana dengan baik dan benar, diperlukan penerapan prosedur serta sistem yang baik dan benar. Oleh karena itu pihak PDAM Kota Banjarmasin diharapkan dapat mengelolanya dengan prosedur yang berlaku, baik dari segi manajemen, pengelolaan keuangan, kapasitas produksi serta sistem pendistribusiannya, sehingga kebutuhan masyarakat akan air minum dapat terpenuhi. Selain itu tetap memperhatikan kemampuan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat secara keseluruhan, sehingga pelayanan air minum dapat dinikmati secara merata oleh masyarakat. 2.2
Sejarah & Perkembangan
Sejarah dan perkembangan Perusahaan Daerah Air Minum Bandarmasih Kota Banjarmasin dijelaskan sebagai berikut : Tahun 1937
: Instalasi Air Minum yang mulai dibangun oleh Belanda pada tahun 1937, mulai difungsikan dengan sambungan sekitar 300 buah dengan kapasitas 35 liter/detik.
Tahun 1950 : Perusahaan yang semula bernama Water Leiding Deins berubah
menjadi Jawatan Air Minum, dibawah kementerian Departemen Pekerjaan dan Tenaga. Tahun 1960 : Status perusahaan berubah menjadi Seksi Saluran Air Minum
(SAM) Kotapraja Banjarmasin yang merupakan bagian dari Dinas Usaha Pemerintah Kotapraja. Tahun 1964 : Dimulai pembangunan pengembangan dan rehabilitasi Saluran
Air Minum dengan dana bantuan pemerintah Perancis, dengan kapasitas 275 liter/detik.
6
Tahun 1972 : Pengoperasian instalasi baru dengan debit awal 150 liter/detik,
dengan jumlah pelanggan 800 buah. Tahun 1973 : Berdirinya PDAM Tahun 1976 : Dengan diserahkannya instalasi tersebut kepada Pemerintah
Daerah Tingkat II Banjarmasin, status perusahaan berubah menjadi
Perusahaan
Daerah
Air
Minum
Kotamadya
Banjarmasin. Tahun 1983 : Dimulainya operasi lima buah sumur bor instalasi Km. 24 yang
dihibahkan oleh PPSAB Kalimantan Selatan pada PDAM Banjarmasin dengan kapasitas 60 liter/detik. Tahun 1986 :
Dilakukan peningkatan kapasitas Instalasi Pengolahan Air A. Yani dari 275 liter/detik menjadi 416 liter/detik.
Tahun 1987 : Pembangunan Mini Treatment Plan di jalan Kayutangi Ujung
dengan kapasitas 12,5 liter/detik dan di tahun 1990 ditambah 7,5 liter/detik dari PPSAB Kalimantan Selatan sehingga menjadi 20 liter/detik untuk pelayanan air bersih di Banjar Utara dan Perumnas Kayutangi khususnya. Tahun 1989 : Berdasarkan Peraturan Daerah TK. II Banjarmasin No. 12 tahun
1976, Perusahaan Daerah Air Minum Kotamadya Banjarmasin berubah menjadi Perusahaan Daerah Air Minum Bandarmasih Kotamadya Dati II Banjarmasin. Tahun 1989 : Pembangunan Mini Treatment Plan dengan kapasitas 20 liter/detik
di jalan Sutoyo untuk wilayah Banjar Barat.
7
Tahun 1990 : Pembangunan Mini Treatment Plan di daerah jalan S.Parman dan
Pasar Pagi dengan kapasitas masing-masing 20 liter/detik untuk melayani wilayah Banjar Utara dan hotel-hotel berbintang. Tahun 1991 : Pembangunan satu buah sumur bor di daerah Landasan Ulin
dengan
kapasitas
10
liter/detik
untuk
melayani
Bandara
Samsudin Noor dan jalan A. Yani. Tahun 1992 : Pembangunan Mini Treatment Plan dengan kapasitas 20 liter/detik
di daerah S. Lulut untuk melayani wilayah Perumnas Pemurus Luar. Tahun 1992
: Mulai dibangun Intake Pematang Panjang dan Instalasi Pengolahan Air berikut jaringan pipa primer dan skunder dengan kapasitas 500 liter/detik.
Tahun 1995 : Pengoperasian Instalasi Pengolahan Air di jalan Pramuka dengan
kapasitas 500 liter/detik untuk pelayanan Banjar Timur dan Banjar Selatan. Tahun 1996 : Pembangunan dua buah reservoir dengan kapasitas 6.000 m 3
berikut jaringan pipa transmisi dan distribusi untuk melayani wilayah Banjar Barat dan Banjar Utara. Tahun 2000 : Tahun 2000 SK Walikota Banjarmasin No. 9151 Tahun 2000 yang
Menyatakan bahwa pembinaan UPT PAL (Pengolahan Air Limbah) dibawah PDAM Bandarmasih. UPT. PAL tersebut mulai dibangunan pada tahun 1998. Tahun 2002
: IPA Sumur Bor Km 24 Landasan Ulin diserahkan kepada PDAM Kab. Banjar dalam rangka Penyertaan Modal dan. Pemindahan
8
MTP 60 lt/dt dari Sutoyo dan S.Parman ke IPA A.Yani, sehingga total kapasitas IPA A.Yani adalah 526 lt/dt. Peningkatan suplai air baku menjadi 520 lt/det dengan pekerjaan rehab intake Sungai Bilu dan pengadaan-pemasangan pipa transmisi 630 mm panjang 1.200 meter dari Intake S.Bilu s/d IPA A.Yani. Tahun 2003 : Tahun 2003 Peningkatan Kapasitas Intake Sei Tabuk menjadi 900
lt/det, berupa lanjutan sisa pekerjaan Tahap I beserta pekerjaan pengadaan dan pemasangan pipa transmisi ± 800 mm sepanjang 3.700 meter. 2.3
Visi & Misi
Visi
Visi PDAM Banjarmasin Kota Banjarmasin : “Menjadi Perusahaan Air Minum Yang Mandiri, Profesional Dan Terbaik Dalam Pelayanan”. Pemahaman dari visi tersebut adalah membangun kemandirian dalam meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan, artinya seluruh program kegiatan dilaksanakan bertumpu pada kemampuan yang dimiliki. Profesional dalam pengelolaan yang didasari dari kualitas sumber daya manusia yang berjiwa kewirausahaan dalam memberikan pelayanan serta
menjadi
yang terbaik
yang tercermin
dari
konsistensi
pendistribusian air minum ke konsumen selama 24 jam per hari secara berkesinambungan sepanjang musim. Mandiri :
PDAM Bandarmasih 2 (dua) tahun kedepan dalam meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan bertumpu pada kemampuan yang dimiliki.
9
Profesional :
PDAM Bandarmasih, kedepan merencanakan pengelolaan sumber daya manusia yang berjiwa kewirausahaan . Terbaik :
PDAM
Bandarmasih,
mampu
memberikan
pelayanan
prima
melalui
pendistribusian air minum kepada konsumen selama 24 jam/hari secara berkesinambungan sepanjang tahun. Misi
Untuk dapat merealisasikan visi tersebut disusun misi sebagai berikut :
PDAM Bandarmasih Full Cost Recovery
Karyawan profesional dan sejahtera
Standarisasi kualitas pelayanan
Memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah
2.4
Program Kerja & Kegiatan
A. Bidang Teknik
a. Optimalisasi sistem produksi dan distribusi , yaitu :
Penurunan Kehilangan Air, melalui kegiatan : rehabilitasi jaringan pipa lama/rusak/bocor serta penggantian atau memperbaiki water meter pelanggan sebanyak 30.000 unit, yang direncanakan pertahun 6.000 buah.
Optimalisasi IPA Pramuka dari 500 lt/dt menjadi 700 lt/dt.
Optimalisasi IPA Yani dari 526 lt/dt menjadi 726 lt/dt melalui perbaikan pulsator, peralatan bangunan dan media filter serta sistem pembubuhan bahan kimia.
Rehabilitasi intake S. Bilu dari 520 lt/dt menjadi 660lt/dt.
10
Pengadaan pompa intake S. Tabuk, S. Bilu dan IPA Yani.
Pengadaan Genset S.Tabuk & S.Parman 850 + 500 KvA
Relokasi jaringan pipa distribusi primer jembatan Dewi 400 mm-630 mm sepanjang 600 meter
Optimalisasi penerapan sistem blok dan pemetaan pelanggan ke dalam GIS.
Meningkatkan penertiban pencurian air oleh pelanggan dan masyarakat.
b. Pengembangan sistem produksi dan distribusi, yaitu :
Pembangunan intake S.Tabuk kapasitas 500 lt/dt berikut peralatan pendukung.
Pemasangan pipa transmsi air baku 630 mm dengan panjang 7 km dari intake S. Tabuk ke intake Pematang Panjang.
Pemasangan jaringan pipa distribusi primer IPA Pramuka-Basirih 500 mm sepanjang 8 km.
Pemasangan jaringan pipa distribusi primer IPA Pramuka- Sultan Adam 500 mm sepanjang 7 km.
Pembangunan reservoir Basirih & Sultan Adam kapasitas 2.500 m 3, booster pump dan bangunan pelengkap.
Pengadaan dan pemasangan jaringan pipa distribusi dalam kota 50-300 mm sepanjang 8 km.
Penambahan jumlah sambungan 29.170 unit.
B. Bidang Pelayanan Pelanggan
a. Optimalisasi sistem pelayanan, yaitu :
Standarisasi kualitas pelayanan
11
Penyempurnaan sistem informasi manajemen
Survey kepuasan pelanggan
Rekalsifikasi pelanggan dan blok sistem
Sosialisasi program PDAM & penyesuaian tarif
Optimalisasi customer service
b. Pengembangan sistem pelayanan, yaitu :
Pengembangan cakupan pelayanan
Pelayanan pelanggan pada kantor-kantor bantu
Pengembangan SKP langsung pada unit-unit pelayanan
C. Bidang Keuangan
a. Meningkatkan Pendapatan
Penambahan sambungan
Penyesuaian tarif
Meningkatkan efisiensi penagihan
b. Efisiensi Biaya
Pengendalian biaya
Penetapan skala prioritas investasi dari pertimbangan biaya, pendapatan dan sumber dana
c. Hutang jangka panjang dan manajemen
Strukturisasi hutang pinjanman
Pembenahan laporan keuangan dan teknik
D. Bidang Organisasi dan Manajemen a. Tata laksana keorganisasian :
Sosialisasi Visi, Misi, Sasaran dan Tujuan PDAM.
12
Penyempurnaan dan sosialisasi struktur organisasi baru, tata tertib, sistem prosedur kerja, job description berbasis fungsi-fungsi manajemen modern.
Penyempurnaan laporan ketatausahaan
Evaluasi kinerja PDAM 5 tahun pertama
F. Bidang Personalia & Sumber Daya Manusia
Evaluasi & penyempurnaan metode penilaian prestasi kerja
Sosialisasi penjenjang karieran PDAM Bandarmasih
Sosialisasi peraturan pemeliharaan tenaga kerja, seperti gaji, insentif, bonus, tunjangan dll
Meningkatkan kerja sama dengan institusi terkait dalam pengembangan SDM.
Menyempurnakan fomulasi yang proposional untuk promosi dan mutasi pegawai (sistem jenjang karier pegawai)
Penyempurnaan formula rekruitmen pegawai baru dengan pertimbangan kebutuhan dan biaya perusahaan.
G. Bidang Pengembangan Hukum
Melakukan evaluasi dan penyempurnaan sistem kerja sama antara PDAM dengan pihak lain atau Rekanan
Sosialisasi peraturan-peraturan pemerintah yang berkaitan dengan PDAM, seperti PP No.16 tahun 2005 tentang BPPSPAM.
Melakukan upaya antisipasi pemberlakukan UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
Membuat pola pengembangan wilayah melalui kerja sama operasional antar daerah
13
Melakukan
studi
atas
rencana
perubahan
status
hukum
PDAM
Bandarmasih dari BUMD menjadi PT
Melakukan studi terhadap Peraturan Daerah PDAM berikut
Penyempurnaannya
yang
berkaitan
dengan
tatalaksana
organisasi
perusahaan. 2.5 Strategi & Sasaran Utama A. Sasaran :
Berdasarkan visi dan misi diatas sasaran utama yang akan dicapai adalah peningkatan kinerja PDAM, yaitu : 1. Pengembangan Pelayanan
Cakupan pelayanan tahun 2011 sebesar 98 % dari total jumlah penduduk kota Banjarmasin sebanyak 686.450 jiwa dengan jumlah pelanggan sebanyak 120.703 sambungan serta pelayanan berwawasan regional. 2. Full Cost Recovery
Rasio antara pendapatan dibagi biaya melebihi 100 %, termasuk di dalamnya PDAM dapat membayar tanggung jawab hutang serta dapat memperbaiki atau mengganti peralatan – peralatan sistem produksi dan distribusi. 3. Pelayanan Prima
Seluruh wilayah kota Banjarmasin terlayani PDAM dengan kualitas air minum (17 zona air minum tahun 2011), kontinuitas pengaliran selama 24 jam sepanjang tahun serta layanan pelanggan yang cepat, tepat, mudah dan bersahabat. B. Strategi
Optimalisasi sistem produksi dan distribusi.
14
Peningkatan kualitas pelayanan
Pengembangan sumber daya manusia
Peningkatan pendapatan perusahaan
C. Kebijakan
Peningkatan cakupan pelayanan dan jumlah pelanggan
Sharing PDAM dengan Pemerintah pusat, Propinsi dan Kota dalam Optimalisasi infrastruktur sistem penambahan air baku.
2.6
Upaya restrukturisasi hutang dengan Departemen Keuangan
Peningkatan kualitas sumber daya manusia
Efesiensi dan efektivitas dilingkungan kerja. Unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) I
Instalasi pengolahan air (IPA) di jalan A. Yani km.2 Banjarmasin dengan kapasitas 560 lt/det, menetapkan Sungai Bilu dan sebagian
dari
Sungai Tabuk sebagai sumber air baku. Secara khusus proses pengolahan air bersih di IPA 1 A. Yani yaitu sebagai berikut:
Kapur / GAS Soda Ash KHLOR
Kapur / Soda Ash
PAC LIQUID
Kaporit Rerservoir
BANGUNAN PULSATOR
Ke Pelanggan
Intake
FLASH MIXING / BAK PENERJUNAN
Lumpur
Filter
Booster Pump
Bak Penampung Lumpur
Gambar 2. Skema Instalasi Pengolahan Air Pada IPA 1 A. Yani
15
Air di ambil dari sumber air baku (intake), air tersebut kemudian di alirkan melalui pipa menuju bak penerjunan sambil di tambahkan PAC lalu di tampung dalam bak penerjunan. Fungsi PAC itu sendiri adalah sebagai koagulan agar terbentuk flok-flok. Flok-flok tersebut menggumpal dan mengendap ke dasar wadah. Di dalam bak penerjunan
terjadi sistem pengadukan cepat
dan
ditambahkan bubuhan kapur /soda Ash dan gas khlor yang berfungsi sebagai koagulan dan desinfektan. Air yang telah melewati bak penerjunan kemudian dialirkan
menuju pulsator. Di dalam pulsator terjadi proses pemisahan air
dengan lumpur yang menghasilkan air bersih dari lumpur. Air yang bersih yang telah lepas dari parikel lumpur tadi, kemudian dilanjutkan ke treatment selanjutnya yaitu pemisahan dengan mengunakan media filter. Filter yang digunakan yaitu pasir kuarsa, karena pasir kuarsa memiliki partikel yang lebih besar. Air yang telah melalui treatment filter tersebut kemudian menghasilkan air yang lebih bersih lagi dari lumpur. Sama hanya dengan pulsator, lumpur yang tersisa dari kedua treatment tersebut kemudian dialirkan ke dalam bak penampungan. Air yang telah melalui beberapa langkah tersebut kemudian di alirkan
kembali
menuju rersevoir. Reservoir
itu
sendiri
adalah
sebagai
penampungan air sebelum didistribusikan kepada pelanggan PDAM Bandarmasih. tetapi sebelum menuju reservoir air tersebut di bubuhi kaporit dan soda abu, Kemudian air ini didistribusikan kepada pelanggan PDAM Bandarmasih dengan bantuan booster pump.
16
Gambar 3. Sistem Distribusi IPA 1 A. Yani (Sumber : PDAM Bandarmasih)
17
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1
Tinjauan Air Secara Umum
Makhluk
di
dunia
ini
tanpa
terkecuali
sangat
menggantungkan
hidupnya pada air. Untuk manusia, air selain sebagai konsumsi makan dan minum juga diandalkan untuk keperluan pertanian, industri dan lain-lain (Sutrisno, 2004). Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Dalam pengamatan dan pelestarian sumber daya air harus terus diperhatikan segenap pengguna air termasuk juga oleh pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sehingga pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan dengan cara yang bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang (Effendi, 2003). Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi permasalahan kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan juga permasalahan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, termasuk penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi mahluk hidup yang bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara seksama ( Effendi, 2003)
18
Dengan peradaban serta semakin bertambahnya jumlah penduduk di dunia ini, dengan sendirinya menambah aktivitas kehidupannya yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air yang pada hakikatnya dibutuhkan. Padahal beberapa abad yang lalu, manusia dalam memenuhi kebutuhan akan air (khususnya air minum) cukup mengambil dari sumber – sumber air yang ada di dekatnya dengan menggunakan peralatan yang sangat sederhana. Namun sekarang ini, khususnya di kota yang sudah langka akan sumber air minum yang bersih tidak mungkin mempergunakan cara demikian. Di mana-mana air sudah tercemar, dan ini berarti harus mempergunakan suatu peralatan yang modern untuk mendapatkan air minum agar terbebas dari berbagai penyakit (Sutrisno, 2004). Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri terdapat pengertian mengenai air bersih, yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak. Air merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan vital bagi mahluk hidup diantaranya sebagai air minum atau keperluan rumah tangga lainnya. Air yang digunakan harus bebas dari kuman penyakit dan tidak mengandung bahan beracun. Sumber air minum yang memenuhi syarat s ebagai air baku air minum jumlahnya makin lama makin berkurang sebagai akibat ulah manusia sendiri baik sengaja maupun tidak disengaja. Kebutuhan air yang paling utama bagi manusia adalah air minum. Menurut ilmu kesehatan setiap orang
19
memerlukan air minum hidup 2-3 minggu tanpa makan tetapi hanya dapat bertahan 2-3 hari tanpa air minum (Suripin, 2002). Akan tetapi air yang dipergunakan tidak selalu sesuai dengan syarat kesehatan, karena sering ditemui air tersebut mengandung bibit ataupun zat-zat tertentu yang dapat menimbulkan penyakit yang justru membahayakan kelangsungan hidup manusia.
Berdasarkan masalah tersebut, maka perlu
diketahui kualitas air yang bisa digunakan untuk kebutuhan manusia tanpa menyebabkan akibat buruk dari penggunaan air tersebut. Kebutuhan air bagi manusia harus terpenuhi baik secara kualitas maupun kuantitasnya agar manusia mampu hidup dan menjalankan segala kegiatan dalam kehidupannya. 3.2
Sumber Air
Sumber air merupakan salah satu komponen utama yang ada pada suatu sistem penyediaan air bersih, karena tanpa sumber air maka suatu sistem penyediaan air bersih tidak akan berfungsi (Sutrisno, 2004). Pada prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang dinamakan siklus hidrologi. Untuk lebih jelasnya digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4. Siklus Hidrologi (Suyono, 1993)
20
Macam-macam sumber air yang dapat di manfaatkan sebagai sumber air minum menurut Suyono (1993) sebagai berikut : 1. Air laut Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut 3 % dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum. 2. Air Atmosfer Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotora. Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan. Juga air ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun. 3. Air Permukaan Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air
permukaan
ini
akan
mendapat
pengotoran
selama
pengalirannya,
misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan sebagainya. 4. Air tanah Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah di dalam zona jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer. Air tanah terbagi atas air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal, terjadi karena adanya daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Air tanah dangkal ini pada kedalaman 15,0 m 2 sebagai sumur air minum, air dangkal ini
21
ditinjau dari segi kualitas agar baik, segi kuantitas kurang cukup dan tergantung pada musim. Air tanah dalam, terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam, tak semudah pada air tanah dangkal karena harus digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamannya sehingga dalam suatu kedalaman biasanya antara 100-300 m2. 5. Mata air Yaitu air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dalam hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama dengan air dalam tanah. 3.3
Persyaratan Kualitas Air
Secara langsung atau tidak langsung pencemaran akan berpengaruh terhadap kualitas air. Sesuai dengan dasar pertimbangan penetapan kualitas air minum, usaha pengelolaan terhadap air yang digunakan oleh manusia sebagai air minum berpedoman pada standar kualitas air terutama dalam penilaian terhadap produk air minum yang dihasilkannya, maupun dalam merencanakan sistem dan proses yang akan dilakukan terhadap sumber daya air (Suparmin, 2000). Kualitas air tanah dipengaruhi beberapa hal antara lain iklim, litologi, waktu dan aktivitas manusia. Seperti diuraikan sebagai berikut: a.
Iklim
meliputi
curah
hujan
dan
temperatur.
Perubahan
temperatur
berpengaruh terhadap pelarutan gas. Semakin rendah temperatur maka gas yang tertinggal sebagai larutan semakin banyak. Curah hujan yang jatuh ke permukaan tanah akan melarutkan unsur-unsur kimia antara lain, oksigen, karbon dioksida, nitrogen, dan unsur lainnya.
22
b.
Litologi yaitu jenis tanah dan batuan dimana air akan melarutkan unsur-unsur padat dalam batuan tersebut.
c.
Waktu yaitu semakin lama air tanah itu tinggal disuatu tempat akan semakin banyak unsur yang terlarut.
d.
Aktivitas manusia yaitu kepadatan penduduk berpengaruh negatif terhadap air tanah
apabila
kegiatannya
tidak
memperhatikan
lingkungan
seperti
pembuangan sampah dan kotoran manusia (Suparmin, 2000). Kualitas air yang baik adalah : a. Secara fisik 1) Rasa Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berasa. Rasa dapat ditimbulkan karena adanya zat organik atau bakteri/unsur lain yang masuk ke badan air. 2) Bau Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berbau, karena bau ini dapat ditimbulkan oleh pembusukan zat organik seperti bakteri serta kemungkinan akibat tidak langsung dari pencemaran lingkungan, terutama sistem sanitasi. 3) Suhu Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan aktivitas biologi sehingga akan membentuk O 2 lebih banyak lagi. Kenaikan suhu perairan secara alamiah biasanya disebabkan oleh aktivitas penebangan vegetasi di sekitar sumber air tersebut, sehingga menyebabkan banyaknya cahaya matahari yang masuk tersebut mempengaruhi akuifer yang ada secara langsung atau tidak langsung.
23
4) Kekeruhan Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan – bahan organik dan anorganik, kekeruhan juga dapat mewakili warna. Dari segi estetika kekeruhan air dihubungkan dengan kemungkinan hadirnya pencemaran melalui buangan dan warna air tergantung pada warna buangan yang memasuki badan air (Sutrisno, 2004). 5) Warna Banyak air permukaan khususnya yang berasal dari daerah rawa-rawa, seringkali berwarna sehingga tidak dapat diterima oleh masyarakat baik untuk keperluan rumah tangga maupun keperluan industri, tanpa dilakukannya pengolahan
untuk
menghilangkan
warna
tersebut.
Bahan-bahan
yang
menimbulkan warna tersebut dihasilkan dari kontak antara air dengan reruntuhan organis seperti daun, batang, dan kayu, yang semuanya dalam berbagai tingkattingkat pembusukkan. Warna terdiri dari : 1. Warna sejati, yaitu warna yang disebabkan oleh zat humat (asam humus dan asam fluvik) yang termasuk zat organik alami (sejati), dengan ciri khas (spesifik) adalah warna kuning sampai coklat, tetapi air bening (tidak keruh). 2. Warna semu adalah warna yang disebabkan oleh partikel-partikel penyebab kekeruhan seperti tanah, lumpur, dll. Serta partikel-partikel besi dan mangan, serta mikroorganisme termasuk alga atau lumut (Anonim 1, 2003). Warna di gunakan sebagai salah satu standar persyaratan kualitas air minum antara lain karena :
24
1. Air yang berwarna dalam tingkatan tertentu akan mengurangi segi estetika dan tidak diterima oleh masyarakat. 2. Tidak diterimanya air minum yang berasal dari penyediaan air minum, akan menimbulkan kekhawatiran bahwa masyarakat akan mencari sumber lain. 3. Dengan ditetapkannya standar warna sebagai salah satu persyaratakan kualitas air, maka diharapkan bahwa semua air minum yang diberikan kepada masyarakat akan dapat langsung diterima oleh masyarakat (Sutrisno, 2004). 6) TDS atau Jumlah Zat Padat Terlarut (Total Dissolved Solid s) Air alam mengandung zat padat terlarut yang berasal dari mineral dan garam-garam yang terlarut ketika air mengalir di bawah atau di permukaan tanah. Apabila air dicemari oleh limbah yang berasal dari industri pertambangan dan pertanian, kandungan zat padat tersebut akan meningkat. Jumlah zat padat terlarut ini dapat digunakan sebagai indikator terjadinya pencemaran air. Selain jumlah, jenis zat pencemar juga menentukan tingkat pencemaran (Yusuf, 2010). Zat padat selalu terdapat dalam air dan kalau terlalu banyak tidak baik untuk air minum, banyaknya zat padat yang disyaratkan untuk air minum adalah kurang dari 500 mg/l. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan kualitas air minum dalam hal total zat padat terlarut ini yaitu bahwa air akan memberikan rasa tidak enak pada lidah dan rasa mual (Sutrisno, 2004).
25
b. Secara kimia Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat beracun. 1) pH (derajat keasaman) pH penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya disebabkan gas oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH adalah apabila pH lebih kecil dari 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat mengganggu kesehatan. 2) Kesadahan Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahan nonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan kalsium dan magnesium bikarbonat yang dihilangkan dengan memanaskan air hingga mendidih atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan nonkarbonat (permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat, khlorida dan nitrat dari magnesium dan kalsium disamping besi dan alumunium. Konsentrasi kalsium dalam air minum yang lebih rendah dari 75 mg/l dapat menyebabkan penyakit tulang rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/l dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam jumlah yang lebih kecil magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang, akan tetapi dalam jumlah yang lebih besar 150 mg/l dapat menyebabkan rasa mual.
26
3) Besi Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari metal. Besi merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang banyak ditemukan diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung di dalam air adalah 1,0 mg/l. 4) Aluminium Batas maksimal yang terkandung di dalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 82 / 2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak aluminium menyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi. 5) Zat organik Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara makanan maupun sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup di perairan. 6) Sulfat Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air yang keras pada alat merebus air (panci ketel), selain itu mengakibatkan bau dan korosi pada pipa. Kandungan sulfat sering dihubungkan dengan penanganan dan pengolahan air bekas. 7) Nitrat dan nitrit Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat bersumber baik dari NO2 di atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang digunakan dan dari oksidasi NO 2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter . Jumlah Nitrat yang lebih besar dalam usus cenderung untuk berubah menjadi nitrit yang
27
dapat bereaksi langsung dengan hemoglobine dalam daerah membentuk methaemoglobine yang dapat menghalang perjalanan oksigen di dalam tubuh. 8) Khlorida Khrlorida pada air harus dalam konsentrasi yang layak dan tidak berbahaya bagi manusia. Khlorida dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila berlebihan dan berinteraksi dengan ion Na+ dapat menyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa air. 9) Zink atau Zn Batas maksimal zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l. Penyimpangan terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepat, dan rasa mual. Dalam jumlah kecil, zink merupakan unsur yang penting untuk metabolisme, karena kekurangan zink dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak (Sutrisno, 2004). c. Secara Biologis 1) Coliform Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (patogen) melebihi batas – batas yang telah ditentukan yaitu 0 coli per 100 ml air (Sutrisno, 2004). Bakteri yang sering dijadikan sebagai indikator tercemarnya suatu air adalah bakteri golongan coliform. Coliform sendiri merupakan kelompok bakteri gram negatif berbentuk batang yang pada umumnya menghasilkan gas jika ditumbuhkan dalam medium laktosa. Total coli diartikan sebagai kumpulan dari beberapa jenis bakteri, dalam hal ini coliform. Total coli yang terdeteksi pada air minum kemungkinan sumber pencemarnya berasal dari lingkungan (misalnya tanah atau vegetasi) yang umumnya tidak berbahaya. Beberapa jenis yang
28
tergolong dalam total coli adalah Pseudomonas spp., Vibrio spp., dan Aeromonas spp. (Lim, 1998). Salah satu anggota kelompok coliform adalah E coli. E coli adalah bakteri coliform yang ada pada kotoran manusia & hewan, maka E coli sering disebut sebagai coliform fecal . Pengujian coliform jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan uji E. coli, karena hanya memerlukan uji penduga yang merupakan tahap pertama uji E. coli (Penn, 1991). Selain itu, karena bakteri ini adalah bakteri komensal pada usus manusia, umumnya bukan patogen penyebab penyakit sehingga pengujiannya tidak membahayakan dan relatif tahan hidup di air sehingga dapat dianalisis keberadaannya di dalam air yang notabene bukan merupakan medium yang ideal untuk pertumbuhan bakteri. Menurut
Yalun
(2008),
secara
morfologi
E.
coli merupakan
mikroorganisme berbentuk batang pendek, gemuk, berukuran 2,4 µ x 0,4 sampai 0,7 µ, gram-negatif, tak bersimpai, bergerak aktif dan tidak berspora. Bakteri ini umumnya hidup pada rentang suhu 20-45 o dengan suhu optimum pada 37 oC. 3.4
Proses Pengolahan Air Bersih
Sistem penyediaan air bersih meliputi beberapa komponen pokok antara lain: unit sumber baku, unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, dan unit distribusi. (1) Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih yang mana pada unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari air tanah, air permukaan, air hujan yang jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan.
29
(2) Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi kualitas air bersih atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan bakteriologi, kualitas air baku yang semula belum memenuhi syarat kesehatan akan berubah menjadi air bersih atau minum yang aman bagi manusia. (3) Unit transmisi dan unit distribusi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang menentukan jumlah produksi air bersih atau minum yang layak didistribusikan ke beberapa tandon atau reservoir dengan sistem pengaliran gravitasi atau pompanisasi. (4) Unit produksi merupakan unit bangunan yang mengolah jenis-jenis sumber air menjadi air bersih (Sutrisno, 2004). 3.5
Peraturan Menteri Kesehatan 492/MENKES/PER/IV/2010
Peraturan
Menteri
492/MENKES/PER/IV/2010
Kesehatan merupakan
Republik
Indonesia
Nomor
Republik
Indonesia
Nomor
peraturan
yang
dikeluarkan
oleh
pemerintah, Menteri Kesehatan, sebagai sarana untuk mengontrol kualitas air bersih yang diterima oleh masyarakat yang didistribusikan oleh badan pengolahan air. Peraturan ini dibuat dengan menimbang bahwa agar air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat tidak menimbulkan gangguan kesehatan, sehingga perlu ditetapkan persyaratan kesehatan kualitas air minum. Selain itu, peraturan ini dibuat sebagai revisi dari peraturan sebelumnya yaitu Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor
907/Menkes/SK/VII/2002
tentang
syarat-syarat
dan
pengawasan air minum yang dipandang tidak memadai lagi dalam rangka pengawasan kualitas air minum yang memenuhi persyaratan kesehatan. Dalam Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 dimuat 2 parameter utama yaitu parameter wajib dan
30
parameter tambahan. Pada parameter wajib meliputi parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan (parameter bakteriologi dan parameter kimia anorganik) dan parameter yang tidak berhubungan langsung dengan kesehatan (fisik dan kimia). Sedangkan pada parameter tambahan meliputi parameter kimiawi (bahan organik, bahan anorganik, pestisida, serta desinfektan dan hasil sampingannya) dan parameter radioaktifitas (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Tabel 1. Persyaratan Kualitas Air Minum Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 No. Jenis Parameter Kadar maksimum yang diperbolehkan 1. Fisik ≤15 Pt-Co Warna ≤5 NTU Kekeruhan Suhu Udara ±3 oC Suhu
2.
Kimia Sisa Klor 3. Bakteriologi E.coli Total coli (Kementerian Kesehatan RI, 2010).
≥0,2 mg/L 0 per 100 mL sampel 0 per 100 mL sampel
31
BAB IV METODE KERJA
4.1
Waktu dan Tempat
Kerja praktik ini dilaksanakan selama 1 bulan yaitu dari tanggal 24 Januari 2011 sampai dengan 24 Februari 2011, bertempat di Laboratorium Instalasi Pengolahan Air (IPA) I Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih. 4.2 Bentuk Kerja Praktik
Bentuk kerja praktik yang dilakukan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih ini adalah magang yang dilakukan selama 1 bulan, bertempat di laboratorium Instalasi Pengolahan Air (IPA) 1. Selama kerja praktik, mahasiswa diberikan pengarahan dan bimbingan oleh para analis mengenai caracara dan tahapan dalam pemeriksaan kualitas air bersih khususnya dari pelanggan yang berdomisili di wilayah Banjarmasin Barat dan Banjarmasin Utara yang didasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010
tentang
Persyaratan
Kualitas
Air
Minum.
Pemeriksaan sampel air berdasarkan 3 parameter yaitu kimia & fisik (sisa klor, besi, pH, warna, dan kekeruhan) serta bakteriologi. Untuk pemeriksaan bakteriologi, sampel air pelanggan diambil secara khusus karena memerlukan beberapa perlakuan agar sampel air yang diterima tidak tercemar bakteri pada saat sampling. Kerja praktik yang dilakukan mahasiswa memberikan gambaran mengenai dunia kerja yang sesungguhnya, dimana tidak cukup dengan pendidikan akademik saja, tetapi juga keterampilan dan latihan yang terus menerus yang diperlukan dalam menghadapi suatu pekerjaan.
32
4.3
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan antara lain botol sampel, tissue, turbidimeter 2100P, komparator, disc seri DPD (Diethyl-P-Phenylene Diamine) no. 1, spectophotometer, botol turbidimeter, gelas spectophotometer, termometer, botol sampling bakteriologi, korek api, penjepit, kapas, lampu bunsen, tabung reaksi dan tabung durham. Bahan-bahan yang digunakan antara lain sampel air pelanggan
zona
Banjarmasin Barat dan Utara, aquadest, reagen DPD (Diethyl-P-Phenylene Diamine) no. 1, reagen readycult, alkohol 70%, media Lactose Broth Double Strength, media Lactose Broth Single Strength, E. coli Broth dan media Brilliant Green Lactose Broth (BGLBB). 4.4
Prosedur Kerja
4.4.1 Pengambilan Sampel Pelanggan
Air sampel pelanggan yang diambil adalah dari wilayah Banjarmasin Barat dan Banjarmasin Utara. Banyaknya sampel yang diambil dalam satu periode telah disesuaikan
dengan
Peraturan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
:
736 / MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum. Jumlah sampel dan frekuensi pengujian sampel air minum minimal ditetapkan berdasarkan jumlah penduduk yang dilayani pada jaringan distribusi penyedia air minum. Untuk PDAM Bandarmasih, 1 sampel yang diambil harus mewakili 10.000 jiwa, sehingga didapatkan perbandingan 1:10.000. Peraturan tersebut juga menyebutkan bahwa penetapan lokasi titik pengambilan sampel harus menyebar dan mewakili kualitas air dari penyedia air minum. Sampel yang diamati pada periode 26 Januari 2011 s/d 25 Februari 2011 adalah sebanyak 26
33
sampel yang terdiri dari 2 zona yaitu zona 1 (Banjarmasin Barat) dan zona 4 (Banjarmasin Utara). Pengambilan sampel pelanggan dilakukan dengan cara disiapkan botol yang akan digunakan untuk mengambil sampel ke pelanggan. Buka kran di pelanggan yang langsung dari pipa dan biarkan air mengalir beberapa saat. Ambil sampel sampai memenuhi botol sampel. Sampel dibawa ke Laboratorium dan diawetkan sesuai kebutuhan kemudian sampel siap untuk di analisa. 4.4.2
Pemeriksaan Warna (Spectophotometer)
Pemeriksaan
warna
dilakukan
dengan
menggunakan
alat
Spectophotometer. Tekan tombol on untuk menghidupkan spectophotometer kemudian tekan angka 120 untuk program pemeriksaan warna, atur panjang gelombang 455 nm. Dalam 2 (dua) buah gelas spectro masukkan 25 mL aquadest ke gelas pertama (sebagai blanko) dan 25 mL sampel ke dalam gelas kedua. Sebelum memasukkan gelas pertama dan kedua pastikan gelas benar-benar bersih dari air maupun bekas jari, karena hal tersebut dapat mempengaruhi Spectophotometer dalam membaca warna pada sampel. Masukkan gelas pertama (blanko) ke dalam spectro, tekan zero, kemudian keluarkan blanko tersebut dan masukkan gelas yang berisi sampel ke dalam spectro, tekan read. Angka yang tertera pada Spectophotometer merupakan hasil pemeriksaan warna. 4.4.3
Pemeriksaan Kekeruhan (Turbidimeter)
Pemeriksaan kekeruhan dilakukan dengan menyiapkan botol turbidimeter dan alat turbidimeter. Dalam botol turbidimeter, tuangkan sampel sampai tanda batas. Tekan power on sampai menunjukan angka 0,00 NTU. Sebelum memasukkan botol pastikan botol benar-benar bersih dari air maupun bekas jari,
34
karena hal tersebut dapat mempengaruhi turbidimeter dalam membaca kekeruhan pada sampel. Masukkan botol yang telah berisi sampel ke dalam turbidimeter, tekan tombol read sampai menunjukan angka. 4.4.4
Pemeriksaan Suhu
Pemeriksaan suhu dilakukan dengan menyiapkan termometer. Termometer dimasukan ke dalam botol sampel yang berisi air bersih pelanggan dan biarkan sampai pengukuran konstan. Hasil pengukuran kemudian dicatat. 4.4.5
Pemeriksaan Sisa Klor
Pemeriksaan sisa klor menggunakan alat komparator dengan dish seri DPD no. 1. Sampel sebanyak 10 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Masukkan 1 tablet DPD no 1 kemudian kocok hingga terlarut sempurna. Letakkan tabung reaksi pada alat kemudian bandingkan dengan warna air sampel dengan warna yang terdapat pada cakram untuk mengetahui kadar sisa klor pada sampel. Hasil pengukuran kemudian dicatat. 4.4.6
Pemeriksaan Bakeriologis
4.4.6.1 Pengambilan Sampel Bakteriologi
Pengambilan sampel bakteriologi didasarkan pada tinggi rendahnya sisa klor pada air bersih pelanggan. Apabila sisa klor
View more...
Comments