Analisis Kritis Jurnal

September 15, 2017 | Author: Dwi Junita Sari | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Analisis Jurnal...

Description

Dwi Junita Sari 140342600431 Biologi / G2 Analisis Kritis Jurnal Protista a. Bibliografi Saqib, A; Tabbssum, M.R; Rashid, U; Ibrahim, M; Gill, S. S; Mehmmod, M. A. 2013. MARINE MACRO ALGAE ULVA: A Potential Feed-Stock For Bio-Ethanol and Biogas Production. Asian Journal Agri Biol. Pakistan: University Faisalabad b. Tujuan Penulis Tujuan penulis melakukan penelititan tentang potensi makroalga Ulva sp. sebagai sumber bioethanol dan biogas karena peningkatan kebutuhan energi tetapi bahan bakar fosil semakin berkurang. Ketidakstabilan harga bahan bakar fosil menyebabkan pengembangan bahan bakar alternatif semakin marak dilakukan. Biofuel dianggap sebagai bahan bakar cair alternatif untuk global. Potongan tanaman dan bahan kering tanaman lignoselulosa telah dipelajari secara luas sebagai bahan baku alternatif untuk produksi bio-fuel. Akan tetapi produksi secara luas bahan bakar alternatif bio-fuel diperlambat oleh beberapa masalah lingkungan, seperti penggundulan hutan, hilangnya keanekaragaman hayati, dan kebutuhan manusia akan tumbuhan tersebut. Akbiat semakin berkurangnya bahan baku bio-fuel dari tanaman, banyak peneliti mulai mengembangkan makroalga sebagai bahan baku pembuatan bio-fuel. Makroalga memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman energi biasa, yaitu tidak adanya lignin, tingkat pertumbuhannya cepat dan tidak dikonsumsi manusia. Selain itu, mereka dapat tumbuh dengan menggunakan garam dan air limbah dan memiliki kemampuan yang tinggi dalam menyerap CO2 yang dihasilkan dari tanaman biasa. Dapat disimpulkan, bahawa penulis bertujuan untuk mengembangkan bahan baku bio-fuel karena berkurangnya bahan bakar fosil dan meningkatnya kebutuhan energi. c. Fakta-fakta Unik Makroalga tidak memiliki lignin dan tingkat hemi-selulosa sangat rendah. Makroalga memiliki komposisi asam lemak tak jenuh ganda (PUFA), gula, vitamin, mineral, dan serat makanan yang lebih tinggi daripada tanaman biasa. Pencairan suhu tinggi (HTP) ditambah dengan tekanan tinggi menunjukkan hidrolisis yang relatif efisien untuk mengubah alga menjadi glukosa. d. Konsep Utama Komposisi biokimia makroalga sangat tergantung pada musim dan kondisi pertumbuhan. Ulva lactuca memiliki total padat bahan kering antara 9,6% dan 20,4%. Sedangkan, bahan kering terdiri dari

62% karbohidrat, 27% protein, dan 0,3% lemak, tetapi kandungan protein dapat melampaui 40% jika nitrogen dilingkungan tinggi. Makroalga mengandung sekitar 47,0% dari total karbohidrat (secara massa kering), berupa beberapa jenis polisakarida, dan rendahnya tingkat selulosa. Makroalga dapat dikonversi ke biofuel oleh berbagai proses termasuk perlakuan panas dan fermentasi, namun cara paling singkat untuk memperoleh energi dari makroalga adalah melalui proses anaerob untuk menjadi biogas(menghasilkan kurang lebih 60% metana). Proses anaerob untuk makroalga (biasanya dalam bentuk cair atau pasta seperti substrat) dilakukan oleh bakteri metanogen, yang memproduksi campuran gas yang mengandung sekitar dua pertiganya CH4, sepertiga dari bagian adalah CO 2, uap air dan beberapa kotoran. Proses ini cocok dan dilakukan secara komersial. Mengolah makroalga dengan cara tidak menggunakan fermentasi (non-fermentasi) dapat dilakukan, dengan cara pembakaran langsung. Dalam proses ini menghasilkan energi panas dan gasifikasi menggunakan pirolisa yang mana biomassa diubah menjadi gas atau cairan (tar) sebelum proses downstream lebih lanjut. Hasil dari proses ini dapat digunakan dalam mesin atau turbin untuk produksi listrik atau sebagai biofuel untuk transportasi dan bio-kilang untuk memproduksi produk bernilai tinggi. Tetapi, proses ini kurang dipelajari dan pembakaran langsung dari makroalga hanya dipelajari untuk beberapa makroalga yaitu Laminaria sp. dan Fucus sp. Budidaya skala besar makroalga dapat berubah hidrodinamika lokal dan pola sedimentasi, peningkatan pasokan bahan organik, dan perubahan ketersediaan hara kolom air. Di sisi lain, ada juga mungkin sejumlah manfaat positif yang terkait dengan budidaya skala besar. 1. Budidaya makroalga dapat efektif meningkatkan perikanan dan mengurangi faktor yang bersifat merusak dalam zona budidaya dan dapat memberikan manfaat bagi penampungan air yang didekatnya. 2. Makroalga tidak dihilangkan seluruhnya dari siklus perairan dan budidaya makroalga menawarkan perlindungan untuk meningkatkan keanekaragaman hayati lokal. 3. Hasil dari proses anaerob mungkin berharga tergantung pada sejumlah faktor termasuk kontaminan dan pencampuran makroalga dengan aliran limbah organik lainnya dalam proses. Hal ini diyakini bahwa 80% dari nitrogen dalam biomassa dapat diperoleh kembali sebagai amonium / amonia dari fraksi supernatan cair setelah ekstraksi lipid dengan 40% bioavailabilitas bila diterapkan pada tanah. Nilai ekonomi dari pengolahan biofuel menggunakan makroalga masih belum dapat ditentukan, karena proses ini masih menjadi penelitian tetapi penambahan nilai ekonomi dari makroalga dapat dicapai dengan menggunaan makroalga sebagai suplemen makanan atau makanan, untuk meningkatkan kandungan mineral dari pakan ternak, sebagai pupuk organik dan senyawa bioaktif yang potensial. Makroalga Ulva sp. menunjukkan hasil biomassa yang tinggi dan efisiensi fotosintesis tinggi dibandingkan dengan tanaman daratan namun penggunaan

biomassa untuk pembakaran mempunyai beberapa tantangan karena komposisi tinggi kadar air, abu, dan alkali. Proses anaerob biomassa basah untuk menghasilkan metana tampaknya lebih menjanjikan namun peningkatan teknologi konversi ini jauh lebih diinginkan. Keberlanjutan ekonomi dan lingkungan menggunakan makroalga untuk produksi bioenergi akan menguntungkan untuk bioremediasi seperti nilai tinggi produk dari biomassa sebelum produksi energi. Budidaya skala besar dan biofuel produksi tanaman harus dirancang di zona yang berbeda dengan menggunakan strain asli untuk memahami dampak dan kinerja makroalga asli. e. Pertanyaan yang Diajukan 1. Mengapa penggunaan Ulva sp. Sebagai bahan baku biofuel dan biogas belum dilakukan? 2. Mengapa proses dari non-fermentasi kurang dipelajari dan pembakaran langsung hanya dipelajari pada makroalga tertentu? 3. Dengan menggunakan makroalga sebagai bahan baku bahan bakar alternatif, apakah tidak merusak siklus hidup perairan dan apakah ada dampak lain seperti kelangkaan jenis makroalga? 4. Komposisi biokimia makroalga sangat tergantung pada musim dan kondisi pertumbuhan, apakah tidak mempengaruhi hasil dari pemanfaatan makroalga sebagai bahan baku biofuel dan biogas? f. Refleksi Setelah membaca jurnal penelitian tentang pemanfaatan makroalga Ulva sp. Saya memperoleh banyak pengetahuan tentang kegunaan makroalga selain digunakan untuk bahan makanan. Untuk selanjutnya sebagai seorang yang mempelajari di bidang biologi saya ingin melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang kegunaan makroalga sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF