Analisis Kepribadian Chairul Tanjung Berdasarkan Teori Freud
September 12, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Analisis Kepribadian Chairul Tanjung Berdasarkan Teori Freud...
Description
Analisis Kepribadian Chairul Tanjung Berdasarkan Teori Freud, Adler, dan Jung
Nama Kelompok : Elok Maulidatul Fauziyah Muhammad Mirza Fahrozy
170811641078 170811641078 170811641152 170811641152
Universitas Negeri Malang Tahun Ajaran 2018 Malang
Bab I Biografi Tokoh Chairul Tanjung lahir di Jakarta, 16 Juni 1962. Beliau anak kedua dari 6 saudaranya dari Ayahnya A.G. Tanjung dan ibunya Halimah. Ayahnya A.G. Tanjung adalah pemilik dari percetakan surat kabar kecil yang terpaksa tutup dikarenakan berseberangan secara politik dengan penguasa pada masa itu. Karena kejadian itu terpaksa keluarga menjual rumah mereka dan tinggal di kamar losmen yang sempit untuk ditinggali 8 orang. Chairul Tanjung menempuh pendidikan di SD Van Lith. Chairul Tanjung kecil melalui hari-hari penuh keceriaan sebagai anak pinggiran kota Metropolitan. Bermain bersama teman-teman dengan membuat pisau dari paku yang digilaskan di roda rel dekat rumahnya di Kemayoran, Kema yoran, adalah kegiatan seru yang menyenangkan. Juga bersepeda beramai-ramai di akhir pekan ke kawasan Ancol, sambil jajan penganan murah, buah lontar. Pada saat pertama masuk sekolah kelas 1 SD sampai kelas 2 SD beliau sekolah diantar jemput oleh Kak Ana yang merupakan masih keluarga dari Sibolga, dengan naik oplet. Pada kelas 3 diapun sudah memberanikan diri pulang pergi sendiri sesuai jalur yang diantarkan oleh Kak Ana yang sebelumnya. Setelah lulus dari SD Van Lith beliau meneruskan ke jenjang SMP yaitu SMP Van Lith. SMP Van Lith sendiri termasuk sekolah katolik Belanda yang menekankan kedisiplinan dan juga merupakan sekolah dengan kualitas baik di masanya yang dikenal mahal biaya pendidikannya dibanding dengan sekolah negeri. Namun, Chairul Tanjung tidak minder dan malah bisa berbaur dengan teman barunya di SMP. Pada SMP Chairul Tanjung sudah sangat aktif di berbagai ekstrakulikuler di sekolah seperti, bola voli, sepak bola, dan juga meneruskan Pramuka siaga dari SD dulu. Kelas 2 SMP Chairul Tanjung mulai tertarik pada seni drama dan belajar teater di Utan Kayu. Ketika berada di Utan Kayu Chairul tanjung diminta untuk berkontemplasi untuk membuat lagu sendiri dan improvisasi bernyanyi. Chairul Tanjung dan teman-teman teaternya sering mengamen dan uangnya mereka kumpulkan untuk dibagi rata untuk makan bersama tukang becak, dan tukang bajaj di sekitar warung yang berada di depan kompleks kehakiman Utan Kayu. Setahun lebih Chairul Tanjung belajar teater tanpa dipungut biaya apapun. Jika punya uang mereka membeli makanan namun jika tidak punya uang mereka akan berusaha untuk mendapatkan uang dengan usaha apapun. Mereka M ereka berkegiatan positif sehingga terhindar dari narkoba, miras, perjudian, dan seks bebas. Pada masa SMP inilah ayah dari Chairul Tanjung mengalami pailit karena percetakan surat kabar kecilnya dinyatakan pailit oleh pemerintah. Semua koran yang dihasilkan dari percetakan ini dibrendel. Akhirnya semua aset dijual dan berakhir tinggal bersama di losmen yang sempit. Chairul Tanjung pada masa ini juga sudah bisa melihat kesulitan yang dihadapi keluarganya bahkan bagaimana
untuk makan sehari-hari saja sudah susah. Dia juga bisa melihat meli hat kesedihan di mata ibunya dan mendesak ibunya agar menceritakan apa yang terjadi dan jawaban yang diterimanya adalah karena ibunya tidak punya uang untuk berbelanja esok hari. Setelah lulus dari SMP Van Lith Chairul Tanjung meneruskan pendidikannya di SMAN 1 Boedi Utomo, Jakarta yang merupakan salah satu sekolah terbaik pada masanya. SMA ini menempati gedung peninggalan Belanda. Lulusan dari SMA ini banyak tersebar, ada yang menjadi polisi, anggota TNI, pegawai pemerintah maupun swasta, dan masih banyak lagi. Prestasi lulusannya sangat baik dilihat dari banyaknya alumni yang diterima oleh perguruan tinggi ternama di seluruh Indonesia. SMA Boedi Utomo bagus dalam prestasi akademik maupun non akademik seperti banyak memenangkan bebagai lomba, setidaknya tingkat provinsi DKI Jakarta. Pada masa SMAnya Chairul tanjung juga aktif berbagai kegiatan. Pada SMA kelas 2 Chairul Tanjung harus berhenti diteater karena menjadi anggota KIR Jaya yang merupakan gabungan dari beberapa sekolah SMA terbaik di Jakarta. Yang dibagi dalam berbagai grup kecil dan Chairul Tanjung berada di grup Fisika sebagai ketua kelompok. Setelah lulus SMA Boedi Utomo beliau diterima di jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri di FKG Universitas Indonesia dan ditunjuk sebagai ketua angkatan pada saat itu. Uang kuliah pertama Chairul Tanjung berasal dari uang penggadaian kain halus milik ibundanya. Sejak saat itu Chairul Tanjung bertekat ber tekat untuk tidak meminta uang kepada orang tuanya lagi. Kedua orang tua Chairul Tanjung memiliki prinsip: “ Agar bisa keluar dari jerat kemiskinan, pendidikan merupakan langkah yang harus harus ditempuh dengan segala daya dan upaya”. upaya”. Uang Uang pertama yang didapatkan Chairul Tanjung senilai lima belas ribu didapatkan dari hasil usaha memfotokopikan buku asisten praktikum. Karena fotokopi di Chairul tanjung dikenal murah dibanding toko-toko di sekitar kampus maka banyak orang yang meminta bantuan untuk memfotokopikan beragam diktat tidak hanya mahasiswa saja bahkan dosen juga. Chairul Tanjung perlu ke Grogol untuk memfotokopikan namun dia melihat adanya ruang kosong di dekat tangga yang bisa menjadi peluang untuk membuka bisnis fotokopi di sana agar tidak perlu ke Grogol. Chairul tanjung juga melihat peluang dengan adanya alat kedokteran gigi yang hanya bisa import dan juga harganya mahal untuk menjualnya lagi dengan angsuran juga dan juga harga yang sedikit murah dari harga yang ada di toko. Dia pun bermitra dengan ayah juniornya di di FKG UI. Pada saat kuliah Chairul Tanjung prihatin terhadap anak penderita talasemia dan mengadakan seminar seputar talasemia. Acara ini memunculkan antusiasme masyarakat melalui pemberitaan dari berbagai media lokal. Dan akhirnya Chairul Tanjung mengadakan malam dana untuk penderita talasemia. Hasilnya untuk perawatan pasien talasemia. Dari pencarian dana itu muncullah
Yayasan untuk mencari dana membantu pasien talasemia melalui obat-obatan ataupun perawatan serta mengembangkan organisasi hingga ke seluruh Indonesia. Setelah lulus, Chairul Tanjung mencoba berbisnis di area luar kampus dengan memulai membangun CV. Abadi Medikal & Dental Supply. Alat kedokteran gigi sebagai komoditas utama dalam penjualannya karena Chairul Tanjung sudah sangat menguasainya. Namun karena sifat dermawannya yang terkadang memberikan Cuma-Cuma barang dagangannya dan juga suka mentraktir teman-temannya alhasil CV tersebut gulung tikar karena pemasukan lebih rendah dari pada pengeluaran. Chairul Tanjung juga pernah membuka usaha sepatu namun pada 3 bulan pertama bahkan tidak ada pesanan pesanan sama sekali namun namun Chairul Tanjung Tanjung tidak menyerah akhirnya terdapat pesanan 12.000 pasang sepatu untuk diimport. Walau pada saat itu baru menyelesaikan hanya 6.000 pasang Chairul Tanjung malah mendapat pesanan lagi dari orang yang sama sebesar 24.000 pasang sepatu. Akibat dari kegagalan tersebut Chairul Tanjung tidak pernah menyerah begitu saja, namun semakin mencoba mencoba untuk berusaha dalam membuka membuka usaha bisnis baik sebagai kontraktor maupun membangun usahanya sendiri. Chairul Tanjung juga masuk ke lembaga Manajemen PPM Menteng, Jakarta untuk ikut program master of business administration administration (MBA) untuk tahu bagaimana mengatur atau membuat neraca keuangan yang baik. Pada tahun 1994, Chairul Tanjung mempersunting Anita Ratnasari sorang putri Jawa yang berparas cantik dan bersuara merdu berumur 26 tahun. Anita sendiri adalah adik tingkat dari Chairul Tanjung pada saat kuliah. Mereka berasal dari dua latar keluarga yang berbeda Chairul Tanjung berasal dari keluarga yang sedari kecil dididik di salam lingkungan yang keras dan hidup untuk bekerja, sedangkan Anita di lingkungan keluarga yang disiplin dan teratur. Chairul Tanjung adalah orang yang yang suka berdiskusi berdiskusi dan membahas teori tentang ekonomi. Chairul Tanjung juga orang yang sangat menyayangi ibunya. Pada tahun 1995 Chairul Tanjung umrah bersama ibunya kemudian disusul 1996 Chairul Tanjung pergi haji bersama ibunya. Chairul Tanjung mempunyai latar pendidikan FKG namun kenyataannya Chairul Tanjung keluar dari jalurnya. Menurutnya modal dalam usaha memang penting, namun mendapat mitra kerja yang andal adalah segalanya serta membangun kepercayaan sama halnya dengan membangun integritas dalam menjalankan bisnis. Chairul Tanjung menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia. Yang merupakan suatu prestasi dari usaha kecil-kecilan. ke cil-kecilan. Sekarang Chairul Tanjung menjadi pemilik dari Bank Mega, Trans TV, bahkan Chairul Tanjung bekerjasama dengan Carrefour.
Bab II Dinamika Kepribadian a. Dinamika Kepribadian Menurut Teori Sigmund Freud 1. Berdasarkan teori psikoanalisis Freud, dia merupakan orang yang sangat
dermawan bahkan merelakan untuk usahanya mengalami kekurangan dana hanya untuk memberikan alat dengan gratis dan suka memtraktir berlebihan kepada teman-temannya. Hal ini menurut kelompok kami Chairul Tanjung orang yang cenderung dominan pada Id-nya dan mengabaikan Superego-nya. Jadi Chairul Tanjung termasuk dalam indivifu yang menxcari kesenangan yang didominasi terhadap Id. 2. Dorongan seks dalam pengertiannya disini bukan hanya berpaku pada seksual saja melainkan kesenangan. Jadi dika dilihat dalam biografi Chairul Tanjung dia sangat senang berteman dengan banyak kalangan bahkan bukan hanya teman sefakultas saja melainkan ke lain fakultas dan juga bisa memiliki hubungan yang baik dengan para dosen pada saat kuliah, beliau juga senang berorganisasi dan juga membangun mitra kerja.
3. Teori mengenai kecemasan (anxiety) menurut di rasakan oleh Chairul Tanjung adalah masuk Freud dalamkecemasan Neurotic yang anxiety dimana Chairul Tanjung cemas bagaimana orang tuanya memendapatkan uang untuk sehari-hari dan untuk membayarkan uang pertama kuliahnya. Kedepannya Chairul Tanjung bertekad untuk tidak meminta uang kepada orang tuanya dan mencoba mencari uang dengan membuka usaha fotokopi. b. Dinamika Kepribadian Menurut Teori Alfred Adler c. Dinamika Kepribadian Menurut Teori Carl Gustav Jung Jung 1. Kausalitas dan Teleologi : masa kini tidak hanya ditentukan oleh masa lampau (kausalitas), tidak pula hanya ditentukan oleh masa depan (teleologi), namun kedua-duanya ikut berperan penting. Jika dilihat dari biografi singkat dari Chairul Tanjung bisa dilihat pada masa lampaunya sangat berjuang untuk membantu pembayaran pendidikan dengan cara berjualan dan berhubungan dengan dengan para mitra kerja agar bisa mendapatkan banyak keuntungan, keuntungan, dari situ dia juga mempunyai g gambaran ambaran cita-cita yang diinginkannya agar menjadi sukses dikemudian hari. Setelah dia di kampusnya berhasil melebarkan sayap untuk membuat usahanya lancar, dia juga mencoba diluar kampus dengan membuat usaha-usaha yang baru walaupun naik-turun karena memang sangat susah membuat sebuah usaha bisa lancar karena memang dibutuhkan inovatif dan kreatifitas lebih. Namun yang dia tanam memang akan berbuah seperti akhirnya setelah mencoba ia pun bisa menjadi pengusaha sukses sekarang yang bahkan tidak perlu menggunakan ijasah S1 kedokteran kedokteran giginya.
2. Progresi dan Regresi : dalam proses perkembangan dapat terjadi gerak maju (progresi) atau gerak mundur (regresi). Jadi menurut pemahaman kami tentang gerak maju dan gerak mundur adalah ketika individu mengalami puncak kejayaan maka itu termasuk dalam bergerak maju sedangkan ketika mengalami musibah maka pada bergerak mundur. Dalam biografi singkat dijelaskan bahwa Chaerul Tanjung mengalami gerak maju ketika dia mendapat uang Rp. 15.000 pertamanya dan berakhir dia meneruskan usaha fotokopi serta mendapat keuntungan ketika menjual alat-alat kedokteran gigi. Dan mengalami gerak mundur ketika dia mulai melebarkan usaha tersebut di luar kampus dan mengalami kerugian. Keadaan gerak mundur juga dialaminya pada saat membuat usaha pabrik sepatu karena tiga bulan pertamanya dia tidak mendapatkan pesanan sedikitpun, namun setelah itu bergerak maju karena tiba-tiba ada yang memesan ribuan sepatu di pabrik tersebut.
Bab III Tahapan Perkembangan Perkembangan (Normal/Abnormal) a. Tahapan perkembangan menurut Sigmund Freud Setelah ditinjau, tahapan perkembangan kepribadian dikategorikan normal , dikarenakan :
Chairul
Tanjung
Fase Oral (0-1 tahun)
Pada tahap ini sumber kenikmatan berada pada mulut. Dipuaskam maka individu akan pandai berbicara. Chairul Tanjung pandai berbicara di depan publik tidak memiliki hambatan, bahkan dia ditunjuk sebagai pembicara di berbagai acara interpreneur. Ini semua dikarenakan sudah terpenuhinya fase ini dan juga karena saat kecil Chairul Tanjung diasuh oleh orangtuanya yang asli.
Fase Anal (1-3 tahun)
Pada tahap ini sumber kenikmatan berada pada anus. Pada tahap ini terdapat toilet training yang terpuaskan apabila anak dididik dengan baik dan juga bisa dengan memberi pujian maka anak menjadi patuh dan penurut pada orang tua. Pada biografi diatas Chairul tanjung memang sangat patuh kepada orang tua bahkan dia sangat patuh pada ibunya karena memegangteguh bahwa surga berada di bawah telapak kaki ibu.
Fase Phalik (3-5 tahun)
Tahap ini anak mulai memperhatikan alat kelamin. Jika terpuaskan pada tahap ini maka orientasi seksual berjalan normal. Chairul Tanjung memiliki orientasi seksual yang normal ini menunjukkan bahwa fase Phaliknya terpenuhi.
Fase Laten (5-12 tahun)
Pada tahap ini anak mulai tenang secara seksual. Segala sesuatu yang berhubungan dengan seks ditekan. Maka dengan menekannya dengan menggunakan kegiatan yang positif. Seperti pada biografi Chairul Tanjung mengikuti pramuka dan juga teater dan bersosialisasi dengan banyak teman baru untuk menekannya. menekannya.
Fase Genital (12-dewasa)
Pada masa ini individu mulai tertarik pada lawan jenis, serta ditandai dengan kematangan organ reproduksi dan sudah berorientasi pada kenyataan. Jadi dilihat dari biografi Chairul Tanjung sudah mulai menyukai lawan jenis dan akhirnya menikahi Anita Ratnasari.
Jika dilihat dari teori Psikoanalisis dan biografi maka Chairul tanjung termasuk dalam kategori normal. b. Tahapan perkembangan menurut Alfred Adler c. Tahapan perkembangan menurut menurut Carl Gustav Jung 1. Masa kanak-kanak
Terjadi 3 yaitu:
Anarkis adalah saat dimana anak bertindak sesuai dengan keinginannya
dan masih begitu ingin melakukan apapun yang memang diinginkannya. Seperti Chairul Tanjung kecil yang masih belum mengetahui apapun dan masih ingin bermain dengan teman-teman sebayanya. Monarkis adalah disaat individu bisa tahu dirinya dan bisa mempertimbangkan apa yang baik dan apa yang buruknya. Pada biografi singkat si ngkat Chairul Tanjung pada usia kelas 1 sampai s ampai kelas kela s 2 SD dia masih diantarkan oleh Kak Ana dengan naik oplet, namun pada kelas 3 dia sudah bisa naik oplet sendiri untuk pergi ke sekolah jadi dia memang sudah mengetahui cara yang baik itu sendiri dan sudah
mempertimbangakan sesuai yang dianjurkan. adalah ketika individu tersebut merasa dirinya dia hanya satu Dualistis
satunya atau orang pertama dalam suatu hal. Dalam biografi Chairul Tanjung dikatakan bahwa dia bisa membaca wajah sendu ibunya dan juga bisa mendesak ibunya untuk untuk bercerita kenapa dia sedih. 2. Masa Muda
Pada masa ini psyche sudah dianggap dan memiliki bentuk dan isi yang terbatas. Fantasi anak-anak sudah berakhir. Kita akan memperhatikan kegiatankegiatan yang bisa mendukung kita untuk persiapan menghadapi masa depan.seperti menyiapkan pendidikan, memulai karier, menikah, dan mulai berkeluarga. Pada biografi Chairul Tanjung dia memang menghadapi masa depan dengan baik karena dia sudah berpendidikan yang baik bahkan diikuti dengan mengikuti keorganisasian, memulai karier dari nol dan mengalami kegagalan dan juga akhirnya berhasil. ber hasil. Pada saat berusia 32 tahun dia menikahi Anita Ratnasari, seorang putri Jawa berparas cantik dan bersuara merdu m erdu yang berusia 26 tahun. Dan mulai membina keluarga. 3. Masa Pertengahan atau Paruh Baya
Pada masa ini individu akan mengalami krisis dimana pencapaian telah dicapai pada masa sebelumnya, karena pada masa ini karier, pernikahan, dan kehidupan sosial sudah stabil. Namun pada pertanyaan ini mengapa ketika orang mencapai keadaan ini maka mereka banyak ban yak putus asa dan mengalami kekosongan, kehilangan kegembiraan. Jadi melihat aktivitas dari pada masa-masa ini Chairul
Tanjung mengisi kekosongan dengan menjalin mitra-mitra kerja yang lain agar bisa bekerja sama. Menurut teori dan biografi mengalami kecocokan dan bisa dipastikan sudah tahap normal. Tahap tidak normal bisa dikatakan abnormal bila ada salah satu tahap ta hap yang belum dipenuhi. Tahap diatas belum dimasukkan masa tua karena memang yang kelompok kami belum menemukan biografi tua Bapak Chaerul Tanjung.
BAB IV SOLUSI UNTUK TOKOH
BAB V KESIMPULAN Dari serangkaian penjelasan diatas yang ditinjau dari berbagai teori dari Sigmund Freud, Alfred Adler dan Carl Gustav Jung, dapat ditarik kesimpulan bahwa Chairul Tanjung adalah seseorang yang rajin, ambisius, pantang pantang menyerah, mudah berbaur, pintar mencari peluang, kreatif, dan juga penyayang.
Daftar pustaka Feist Jess and Gregory J. Feist.2016.eori Feist.2016.eori Kepribadian : Theories of Personality.Jakarta: Personality. Jakarta: Salemba Humanika. Hidayat Rahmat Dede.2015. Psikologi Psikologi Kepribadian dalam Konseling.Bogor: Konseling.Bogor: Ghalia Indonesia. Schultz, D.P & Schultz, S.E; 2013;Theories 2013;Theories of Personality 10th Edition; Edition; USA;Wadworth; Cengage Learning Suryabrata Sumadi.1986. Psikologi Psikologi Kepribadian.Jakarta: Kepribadian.Jakarta: Rajawali. https://id.wikipedia.org/wiki/Chairul_Tanjung yang diakses pada 17 Maret https://id.wikipedia.org/wiki/Chairul_Tanjung 2018 pukul 16.23
ja seng scrib dekek kene ae aku lali alamat e.......
View more...
Comments