Analisis Filosofi Komponen Pendidikan

July 28, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Analisis Filosofi Komponen Pendidikan...

Description

 

A.

 

FILSAFA FILSAFAT T DAN ILMU PENDIDIKAN

Orang pada zaman sekarang ini telah meyakini tentang eksistensi pendidikan dari yang sifatnya sifatnya

umum sampai kepada yang khusus. Keyakinan ini semakin hari diperkuat dengan berkembangnya berkembangnya metode pengukuran dan cara analisa yang dapat dipercaya untuk menghasilkan data yang dipercaya pula. Dengan bahasa ilmiah lazim dikatakan “ Apa yang ada itu dapat dihaya karena dapat diukur”.  

Prinsip dasar yang dikemukakan dikemukakan oleh Thorndike Thorndike ini menjadi salah satu motor penggerak

pengembangan ilmu pendidikan, yang pada waktu ini dapat dihaya dihaya dengan pengungkapan data kuantaf yang merupakan salah satu kekayaannya. Tugas ilmu menjadi lebih Nampak hasilnya bila telah sampai pada terjangkaunya hasil-hasil penelian yang pengujian hipotesa, laporan serta rekomendasinya.  

Disamping pertanyaan-pertany pertanyaan-pertanyaan aan yang sifatnya sifatnya kuantaf seper tersebut diatas, ada yang lain-

lain yang memerlukan jawaban yang dapat menunjukkan hakiki dan kearah mana pendidikan itu dibawa. Misalnya Misalny a : Untuk apakah sebenarnya sekolah itu didirikan? Anak didik itu ada sebagai ia berada, sedangkan masyarakat masyarakat dan menginginkan anak didik terbina sesuai ideology yang telah digariskan. digariskan. Maka mbul pertanyaan, apakah yang seharusnya pendidik itu lakukan untuk memimpin anak didik itu untuk mewujudkan tujuan ditas.  

Jawaban mengenai pertanyaan pertanyaan pertama seharusnya seharusnya berkisar pada konsep atau landasan pikiran

bahwa pendidik memerlukan suatu lembaga di luar keluarg keluarga, a, yang mempunyai peranan bagi terbinanya masyarakat yang ideal.

 

Sedang Sedangkan kan untuk pertanyaan yang kedua diperlukan jawaban yang berupa konsep-konsep tentang

isi dan proses pendidikan yang mempertemukan potensi anak didik dan gambaran manusia ideal menurut masyarakat dan Negara itu.  

Dua jenis pertanyaan mengenai pendidikan diatas bersifat bersifat losos yang memerlukan jawaban

losos pula. Maka dari itu dimasukkan kedalam bidang lsafat pendidikan.

FILSAFAT PENDIDIKAN  

Diatas telah dirumuskan bahwa Filsafat pendidikan adalah ilmu yang pada hakeka hakekatnya tnya merupakan

 jawaban dari pertanyaan-pertan pertanyaan-pertanyaan yaan dalam lapangan lapangan pendidikan. Oleh Oleh karena bersifat bersifat losos dengan sendirinya sendiriny a lsafat pendidikan ini pada hakekatny hakekatnya a adalah penerapan suatu analisa losos terhadap lapangan pendidikan.  

Hubungan antara lsafat dan ilmu pendidikan ini merupakan, merupakan,suatu suatu keharusan. John Dewey,

seorang Filosof Amerika mengatakan bahwa lsafat itu adalah teori umum dari pendidikan, landasan dari

 

semua pemikiran mengenai pendidikan. Lebih dari itu, memang lsafat mengajukan pertanyaanpertanyaanpertanyaan dan menyelidiki faktor-faktor faktor-faktor realita dan pengalaman yang banyak terdapat dalam lapangan pendidikan.  

Oleh karena lsafat lsafat mengadakan njauan yang luas mengenai realita, maka dikupaslah antara lain

pandangan dunia dan pandangan hidup. Konsep-konsep Konsep-konsep mengenai ini dapat menjadi landasan penyusunan konsep konsep tujuan dan metodologi pendidikan. Disamping itu, pengalaman pendidik dalam menuntun pertumbuhan dan perkembang pe rkembangan an anak akan berhubungan dengan realita. Semuanya ini dapat disampaikan kepada lsafat untuk dijadikan bahan-bahan permbangan dan njauan untuk mengembangkan diri.   ANALISIS FILSAFAT FILSAFAT DAN TEORI PENDIDIKAN a. Analisa Filsafat Dalam Masalah Pendidikan Masalah pendidikan adalah merupakan masalah hidup dan kehidupan manusia. Proses pendidikan berada dan berkembang bersama proses perkembangan hidup dan kehidupan manusia, bahkan keduanya keduan ya pada hakikatnya hakikatnya adalah proses yang satu. Pengeran yang luas dari pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh lodge yaitu bahwa: life is educaon, and educaon is life”, akan berar bahwa seluruh proses hidup dan kehidupan manusia itu adalah proses pendidikan segala pengalaman sepanjang hidupnya hidupny a merupakan dan memberikan pengaruh pendidikan baginya. Dalam arnya yang sempit, se mpit, pendidikan hanya mempunyai fungsi yang terbatas, yaitu memberikan dasardasar dan pandangan hidup kepada generasi yang sedang tumbuh, yang dalam prakteknya idenk dengan pendidikan formal di sekolah dan dalam situasi dan kondisi kondisi serta lingkung lingkungan an belajar yang serba terkontrol. terkon trol. Bagaimanapun luas sempitnya pengeran pendidikan, namun masalah pendidikan adalah merupakan masalah yang berhubungan langsung dengan hidup dan kehiupan manusia. Pendidikan merupakan usaha dari manusia dewasa yang telah sadar akan kemanusiannya, dalam membimbing, melah, mengajar dan menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi muda, agar nannya menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan ttugas-tugas ugas-tugas hidupn hidupnya ya sebagai manusia, sesuai dengan sifat hakikat dan ciri-ciri c iri-ciri kemanusiany kemanusianya a dan pendidikan formal disekolah hanya bagian kecil saja daripadanya. Tetapi merupakan in dan bisa lepas kaitanya dengan proses pendidikan secara keseluruhannya. Dengan pengeran pendidikan yang luas, berar bahwa masalah kependidik kependidikan an pun mempunyai ruang lingkup yang luas pula. yang menyangkut seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia. Memang diantara permasalahan kependidikan kependidikan tersebut terdapat masalah pendidikan yang sederhana yang menyangkut praktek dan pelaksanaan sehari-hari, tetapi banyak pula diantarany diantaranya a yang menyangk menyangkut ut masalah yang bersifatt mendasar dan mendalam, sehingga memerlukan bantuan ilmu-ilmu bersifa ilmu-ilmu lain dalam memecahkannya. memecahkann ya. Bahkan pendidikan juga menghadapi persoalan-persoalan persoalan-persoalan yang dak mungkin terjawab dengan menggunakan analisa ilmiah semata-mata, tetapi memerlukan analisa dan pemikiran yang mendalam, yaitu analisa lsafat.

 

Berikut ini akan dikemukakan dikemukakan bebarapa masalah kependidikan kependidikan yang memerlukan analisa lsafat dalam memahami dan memecahkannya, antara lain: 1. Masalah kependidkan kependidkan pertama pertama dan yang yang mendasar adalah tentang apakah apakah hakika hakikatt pendidikan itu. Mengapa pendidikan itu harus ada pada manusia dan merupakan hakikat hidup manusia itu. Dan bagaimana hubungan anatara anatara pendidikan dengan hidup dan kehidupan manusia. 2. Apakah pendidikan pendidikan itu itu berguna untuk memba membawa wa kepribadian kepribadian manusia, manusia, apakah potensi her hereditas editas yang menentukan kepribadian manusia itu, ataukah faktor–faktor faktor–faktor yang berasal dari luar/ lingkungan dan pendidikan. Mengapa anak yang mempunyai potensi hereditas yang baik pula dak mencapai kepribadian yang diharapkan: diharapkan: dan kenapa pula anak yang mempunyai potensi hereditas yang dak baik, walaupun mendapatkan pendidkan dan lingkungan yang baik, tetap dak berkembang. 3. Apakah sebenarnya sebenarnya tujuan pendidikan pendidikan itu. Apakah pendid pendidikan ikan itu un untuk tuk individu, atau atau untuk kepenngan masyarakat. Apakah pendidikan dipusatkan untuk membina kepribadian manusia ataukah untuk Pembinaan masyarakat.apakah pembinaan manusia itu semata-mata untuk dan demi kehidupan real dan material di dunia ini, ataukah untuk kehidupan kelak diakhirat yang kekal ? 4. Siapakah hakikatn hakikatnya ya yang bertanggung jawab terhadap pedid pedidikan ikan itu,dan itu,dan sampai dimana tan tanggung ggung  jawab tersebut.bagaimana tersebut.bagaimana hubungan hubungan tanggung jawab antar antar keluarga, keluarga, masyarakat, masyarakat, dan sekolah tterhadap erhadap pendidikan, dan bagaimana tanggung jawab pendidikan tersebut setelah manusia dewasa,dan sebagainya. 5. Apakah hakikat hakikat pribadi manusia itu. itu. Manakah ya yang ng lebih utama untuk d dididik: ididik: akal, perasaan perasaan atau kemauannya, pendidikan jasmani atau pendidikan mentalnya, pendidikan skil ataukah intelektualnya ataukah kesemuannya itu. 6.

Apakah isi kurikulum pendidikan relevan dala dalam m kehidupan masyarakat.

7.

Apakah isi kurikulum yang relevan dengan pendidikan yang ideal, apakah kurikulum yang

mengutamakan pembinaan kepribadian dan sekaligus kecakapan untuk memangku suatu jabatan dalam masyarakat, ataukah kurikulum yang luas dengan konsekuensi yang kurang intensive, ataukah deangan kurikulum kurikulu m yang terbatas tetapi intensif penguasaanya dan bersipat praks pula. 8. Bagaimana metode metode pendidikan pendidikan yang yang baik, apakah apakah sentralisasi, sentralisasi, desentralisasi, desentralisasi, atauk ataukah ah otonomi; apakah oleh Negara ataukah oleh swasta, dan sebagainya.) 9. Bagaimana asas penyelenggara penyelenggara pendidikan yang baik, apakah apakah sentr sentralisasi, alisasi, desentr desentralisasi, alisasi, atauk ataukah ah otonomi; apakah oleh negara ataukah oleh swasta, dan sebagainya.

Masalah-masalah tersebut, merupakan sebagian dari contoh–con contoh–contoh toh problemaka pendidikan, yang dalam pemecahannya memerlukan usaha-usaha pemikiran pemikiran yang mendalam dan sistemas, atau analisa lsafat. lsafa t. Dalam memecahkan masalah-masalah tersebut, analisa lsafat mnggunakan berbagai macam

 

pendekatan yang sesuai dengan permasalahanya. Di antara pendekatan (approach) yang digunakan antara lain : 1.

Pendekatan secara spekulaf, yang disebut juga sebagai cara pendekatan reekf, berar:

memikirkan, mempermbangkan, juga membayangkan dan menggambarkan. Ini adalah teknik pendekatan dalam lsafat pada umumnya. Dengan teknik pendekatan ini, dimaksudkan adalah memikirkan, mempermbangkan dan menggambarkan tentang sesuatu obyek untuk mencari hakikat yang sebenarnya. Masalah- masalah kependidikan memang berhubungan dengan hal–hal yang harus diketahui hakikat yang sebenarnya, misalnya apakah hakikatnya mendidik dan pendidikan itu, hakikat manusia, hakikat hidup, masyarakat individu, kepribadian,kurikulum, kedewasaan dan sebagainya. 2. Pendekatan Pendekatan normaf, normaf, arnya nilai atau aturan aturan dan ketentuan ketentuan yan yang g berlaku dan d dijunjung ijunjung nggi dalam hidup dan kehidupan manusia. Norma- norma tersebut juga merupakan masalah-masalah kependidikan, kependidik an, di samping dalam usaha dan proses pendidikan itu sendiri, sebagai mana dari kehidupan manusia, juga dak lepas dari ikatan norma- norma tertentu. Dengan teknik Pendekatan Pendekatan normaf, dimaksudkan dimaksudk an adalah berusaha untuk memahami nilai-nilai norma yang berlaku dalam hidup dan kehidupan manusia dan dalam proses pendidikan, dan bagaimana hubungan antara nilai-nilai dan norma-norma tersebut dengan pendidikan. Dengan demikian akan dapat dirumuskan petunjuk-petunjuk ke arah mana usaha pendidikan diarahkan. 3. Pedekatan Pedekatan analisa konsep konsep Arnya Arnya pengeran, atau tangkapan tangkapan seseorang seseorang terhadap sesuatu oby obyek. ek. Seap orang mempunyai pengeran atau tangkapan yang berbeda-beda mengenai obyek yang sama, tergantung tergantu ng pada perhaan, keahlian dan kecenderungan masing-masing. Konsep seorang pedagang tentang kerbau misalnya, misalnya, berbeda dengan konsep seorang seniman tentang kerbau yang sama, berbeda pula dengan konsep seorang petani, peternak,seorang guru, seorang anak dan sebagainy sebagainya. a. Dengan analisa konsep sebagai Pendekatan dalam lsafat pendidikan, dimaksudkan adalah usaha memahami konsep dari para ahli pendidikan, para pendidik dan orang-or orang-orang ang yang menaruh perhaan atau minat terhadap pendidikan, tentang berbagai masalah yang berhubungan dengan pendidikan. Misalnya konsep mereka tentang anak, tentang jiwa, masyarakat, sekolah, tentang berbagai hubungan (interaksi) yang bersifatt pendidikan, serta nilai-nilai dan norma-norma yang berkaitan dengan proses pendidikan, dan bersifa segalanya .

 III.

KOMPONEN-KO KOMPONEN-KOMPONEN MPONEN PENDIDIKAN

Komponen-komponen Komponen-k omponen yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan atau terlaksananya terlaksananya proses mendidik minimal terdiri dari 6 komponen, komponen, yaitu : 1)

Tujuan Pendidikan

 

2)

Peserta Didik

3)

Pendidik

4)

Metode Pendidikan

5)

Isi Pendidikan / Materi Pendidikan

6)

Lingkungan Pendidikan

7)

Alat dan Fasilitas Pendidikan

8)

Berikut akan diuraikan satu persatu komponen- komponen tersebut.

1.

Tujuan Pendidikan

Tingkah laku manusia, secara sadar maupun dak sadar tentu berarah pada tujuan. Demikian juga halnya ngkah laku manusia yang bersifat dan bernilai pendidikan. Keharusan terdapatnya tujuan pada ndakan pendidikan didasari oleh sifat ilmu pendidikan yang normave dan praks. a. Ilmu pengetahuan normaf  Sebagai ilmu pengetahuan normave, ilmu pendidikan merumuskan kaidah-kaidah, norma-norma atau ukuran ngkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanak dilaksanakan an oleh manusia. b. Ilmu pengetahuan praks Tugas pendidikan atau pendidik maupun guru ialah menanamkan sistem-sis sistem-sistem tem norma ngkah laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar lsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu masyarakat. Tujuan umum pendidikan tergantung pada nilai-nilai atau pandangan hidup tertentu. Pandangan hidup yang menjiwai ngkah laku manusia akan menjiwai ngkah laku pendidikan dan sekaligus akan menentukan tujuan pendidikan manusia.

2.

Peserta Didik

Peserta didik sangat menunjang dalam proses pendidikan, dengan perkembangan konsep pendidikan yang dak hanya terbatas pada usia sekolah se kolah saja memberikan konsekuensi pada pengeran peserta didik. Kalau dulu orang mengansumsikan peserta didik terdiri darianak-anak pada usia sekolah, maka sekarang peserta didik dimungkinkan termasuk juga didalamnya orang dewasa. 3.

Pendidik

Salah satu komponen penng dalam pendidikan adalah pendidik. Terdapat beberapa jenis pendidik dalam konsep pendidikan sebagai gejala kebudayaan, kebudayaan, yang dak terbatas pada pendidik di sekolah saja.

 

Dinjau dari lembaga pendidikan muncullah beberapa individu yang tergolong pada pendidik. Guru sebagai pendidik dalam lembaga sekolah, orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga, keluarga, dan pimpinan masyarakat baik formal maupun nonformal sebagai pendidik dilingkungan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut yang termasuk kategori pendidik adalah sebagai berikut : a. Orang Dewasa Orang dewasa sebagai pendidik dilandasi oleh sifat umum kepribadian orang dewasa, sebagaimana dikemukakan dikemuk akan oleh syaifullah yaitu, manusia yang memiliki pandangan hidup yang pas dan tetap, manusia yang telah memiliki tujuan hidup atau cita-cita hidup tertentu termasuk cita-cita untuk mendidik. b.

Orang Tua

Kedudukan orang tua sebagai pendidik, merupakan pendidik yang kodra dalam lingkungan keluarga. Arnya orang tua sebagai pendidik utama dan yang pertama yang berlandaskan pada hubungan cinta kasih bagi keluarga atau anak yang lahir di lingkungan keluarga mereka. Kedudukan orang tua sebagai pendidik sudah berlangsung lama, bahkan sebelum ada orang yang memikirkantentang memikirkant entang pendidikan. c.

Guru/Pendidik di Sekolah

Guru sebagai pendidik di sekolah yang secara langsung maupun dak langsung mendapat tugas dari orang tua atau masyarakat untuk melaksanakan pendidikan. Karena itu kedudukan guru sebagai pendidik harus memenuhi persyaratan-persyaratan baik persyaratan pribadi maupun persyaratan jabatan. Persyaratan pribadi didasarkan pada ketentuan yang terkait dengan nilai dari ngkah laku yang dianut, kemampuan intelektual, sikap dan emosional. Persyaratan jabatan (profesi) terkait dengan pengetahuan yang dimiliki baik yang berhubungan dengan pesan yang ingin disampaikan maupun cara penyampainn penyampainnya ya dan memiliki lsafat pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan. d. Pemimpin Masyarakat Masyarakat dan Pemimpin Keagamaan Peran pemimpin masyarakat masyarakat menjadi pendidik didasarkan pada aktas pemimpin dalam mengadakan pembinaan atau bimbingan kepada anggota yang dipimpin. Pemimpin keagamaan sebagai pendidik tampak pada aktas pembinaan atau pengembangan sifat kerokhanian manusia, yang didasarkan pada nilai-nilai keagamaan.

4.

Metode Pendidikan

Dalam interaksi pendidikan dak terlepas dari metode atau bagaimana pendidikan dilaksanakan. dilaksanakan. Terdapat beberapa metode yang dilakukan dalam mendidik,yaitu : a)

Metode Diktatoral

 

Metode ini bersumber dari teori empiris yang menyatakan bahwa perkembang perkembangan an manusia semata-mat ditentukan ditentuk an oleh faktor luar manusia. Metode ini menimbulkan sikap dictator dan otoriter otoriter,, pendidik yang menentukan segalanya. b)

Metode Liberal

Bersumber dari pendirian Naturalisme yang berpendapat bahwa perkembangan manusia itu sebagian besar ditentukan oleh kekuatan dari dalam yang secara wajar ada pada diri manusia. Pandangan ini menimbulkan sikap bahwa pendidik jangan terlalu banyak ikut campur terhadap perkembangan anak. Membiarkan anak berkembang sesuai dengan kodratnya kodratnya secara bebas. c)

Metode Demokras

Bersumber dari teori konvergen konvergen yang mengatak mengatakan an bahwa perkembangan manusia itu tergan tergantung tung pada faktor dari dalam dan dari luar luar.. Didalam perkembangan anak kita dak boleh bersifat menguasai anak, tetapi harus bersifat membimbing perkembangan anak. Disini tampak bahwa pendidik dan anak didik sama-sama penng dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan. 5.

Isi Pendidikan/Materi Pendidikan/Materi Pendidikan

Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi/materi yang biasanya disebut kurikulum dalam pendidikan formal.Macam-macam formal.Mac am-macam pendidikan tersebut terdiri dari pendidikan agama, pendidikan social, pendidikan keterampilan, keter ampilan, pendidikan jasmani dll. 6.

Lingkungan Pendidikan

Lingkungan pendidikan melipu segala segi kehidup kehidupan an atau kebudayaan. kebudayaan. Hal ini didasarkan pada pendapat bahwa pendidikan sebagai gejala kebuda kebudayaan, yaan, yang dak membatasi pendidikan pada sekolah saja. Dalam aran yang sederhana lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di sekeliling sekeliling anak didik dan komponen-komponen komponen-komponen pendidikan yang lain. 7.

Alat dan Fasilitas Pendidikan

Alat dan fasilitas pendidikan sangat sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan, dengan adanya fasilitasfasilitas fasilit as pendidikan maka proses pendidikan akan berjalan dengan lancar sehingga tujuan pendidikan akan mudah dicapai. Misalnya laboratorium laboratorium lengkap dengan alat-alat alat-alat percobaannya, internet dll. KESIMPULAN Proses pendidikan berada dan berkembang bersama proses perkembangan hidup dan kehidupan manusia, bahkan keduanya keduanya pada hakikatnya adalah proses yang satu. Pengeran yang luas dari pendidikan sebagaimana sebagaimana dikemukakan oleh lodge yaitu bahwa: life is educaon, and educaon is life, akan berar bahwa seluruh proses hidup dan kehidupan manusia itu adalah proses pendidikan segala pengalaman sepanjang hidupnya merupakan danmemberikan pengaruh pendidikan baginya.

 

Islam sesungguhnya telah memiliki konsep dasar losos Pendidikan Islam yang dicontohk dicontohkan an oleh nabi Muhammad SAW yaitu berupa al-Kitab (al-Qur’an) dan al-Hikmah (al-Sunnah). Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa Allah SWT sesungguhnya sesungguhnya telah mengajarkan kepada Rasul bagaimana cara mendidik dan mengajarkan para sahabatnya dan kaum muslimin tentang Islam yang benar pada waktu itu yaitu dengan berpedoman kepada al-Kitab (al-Qur’ (al-Qur ’an) dan al-Hikmah (al-Sunnah) tersebut. Karena dengan berlandaskan dua landasan primer tersebut konsep Pendidikan Islam akan memiliki arah yang jelas sebagaimana yang telah tertuang dalam penjelasan-penjelasan para ulama yaitu, untuk menyucikan diridiri umat manusia dari syirk dan akhlak yang buruk, lalu mengajarkan mereka dengan al-Kitab (al-Qur’an) dan al-Hikmah (al-Sunnah). Dan, Komponen pendidikan merupakan bagian-bagian dari sistem proses pendidikan, yang menentukan berhasil dan daknya atau ada dan daknya proses pendidikan. Input sistem pendidikan dibedakan dalam ga jenis, yaitu: 1. Input masukan masukan (raw input): peserta d didik. idik.  

Komponen masukan (raw input), adalah kualitas siswa yang akan mengiku proses pendidikan.

Kualitas tersebut dapat berupa potensi kecerdasan, bakat, minat belajar, kepribadian siswa, dan sebagainya. 2. Input alat (instrumental (instrumental input) input) : kurikulum, kurikulum, dan pendidi pendidik k Komponen masukan masukan yang yang berperan sebag sebagai ai alat pendidikan (insrumental input) adalah

semua faktor yang secara langsung atau dak langsung mempengaruhi proses pembelajaran, misalnya kurikulum, kurikulu m, media pengajaran, alat evaluasi hasil belajar belajar,, fasilitas/sarana dan prasarana, guru, dan sejenisnya. 3. Input lingkungan (environment (environmental al input) : keadaan cuaca, situasi keamanan keamanan masyar masyarakat akat dll. yang secara langsung maupun dak langsung dapat mempengaruhi proses pendidikan. Berbagai jenis input pendidikan terseleksi dan akan membentuk kompon komponen-komponen en-komponen pendidikan, yaitu Tujuan Pendidikan, Peserta Didi, Pendidik, Interaksi Edukaf Pendidik dan Anak Didik, Isi Pendidikan, dan Lingkungan pendidikan. Dan komponen-komponen komponen-komponen pendidikan di atas saling berkaitan dan merupakan me rupakan satu kesatuan dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF