Analisis Film SELAMAT SIANG, RISA! Maria - Meiga - Meisyta - Mia - Mifta
September 30, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Analisis Film SELAMAT SIANG, RISA! Maria - Meiga - Meisyta - Mia - Mifta...
Description
TUGAS 4 & 5 ANALISIS FILM SELAMAT SIANG, RISA! Pembelajaran Agenda 2 (Bapak Andri Tri Kuncoro, MA) Selasa, 29 Juni 2021 Dan Rabu, 30 Juni 2021
Oleh Kelompok :
1. Maria Adista Widiyananda, S.Sos 2. Meiga Dyah Suci Widyaninggar, S.Pd 3. Meisyta Ratna Nur Fitri, S.Pd 4. Mia Lusy Ananda, S.Pd 5. Miftahul Mawaddah Mawaddah Putri C., S.Pd
Kelompok 3 Angkatan XXXIV
JUDUL FILM : “SELAMAT SIANG, RISA!”
Film ini merupakan karya dari seorang sutradara bernama Ine Febriyanti yang menceritakan tentang sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan 2 orang anaknya (perempuan dan laki-laki) pada tahun 1970-an yaitu pada saat orde baru. Film yang diawali dengan adegan seorang Kepala bagian Perizinan sebuah kantor bernama Risa Arwoko yang sedang ditawari sejumlah uang. Penyogokan ini mengingatkan Risa tentang perjuangan orang tuanya yang berkomitmen untuk tidak menerima sogokan walaupun kondisi mereka sedang sulit. Kilas balik ke masa lalu dengan latar belakang tahun 1970an. Sosok ayah dari keluarga ini bernama Pak Arwoko, seorang penanggung jawab gudang perusahaan yang memiliki sifat jujur dan bertanggung jawab. Hal tersebut dapat dilihat dari sikapnya dalam bekerja selama menjadi penanggungjawab gudang tersebut. Dia selalu berusaha untuk menjaga amanah yang diberikan kepadanya dengan menjaga gudang tersebut agar tidak disalahgunakan, walaupun di lingkungan tempat kerjanya tersebut sangat rawan dengan pkaktik korupsi seperti yang dilakukan oleh rekan kerjanya yang lain. Sosok istrinya dalam film ini berprofesi sebagai seorang penjahit yang penghasilannya pas-pasan. Selain menjadi seorang penjahit, istri Pak Arwoko ini juga menjadi ibu rumah tangga yang harus mengurus kedua anaknya yang masih kecil. Pada suatu waktu diceritakan anak laki-laki dalam keluarga ini jatuh sakit. Dengan keterbatasan biaya, sang ibu membawa anaknya ke fasilitas pelayanan kesehatan agar anaknya bisa sembuh. Namun hingga beberapa hari kondisi anak tersebut belum kunjung membaik. Ibu tersebut tidak dapat membawa anaknya kembali ke fasilitas kesehatan karena tidak punya biaya, bahkan untuk makan sehari-hari mereka sangat kekurangan. Pak Arwoko berusaha mencari tambahan biaya agar bisa membawa anaknya untuk berobat. Hingga suatu waktu, datanglah seorang pria bertamu ke rumahnya. Pria tersebut berencana untuk meminta bantuan kepada Pak Arwoko Arwoko yang mempunyai wewenang untuk mengelola gudang agar gudangnya dapat digunakan untuk menimbun beras. Pria tersebut memberikan uang muka yang sangat besar kepada Pak Arwoko. Namun Pak Arwoko dengan tegas menolak uang tersebut walaupun pada saat itu kondisi Pak Arwoko sangat membutuhkan uang untuk membawa anaknya berobat. Pak Arwoko tidak ingin menyalahgunakan wewenang yang telah dipercayakan kepadanya oleh perusahaan. Tindakan tersebut disaksikan oleh seluruh anggota keluarganya. Film ini diakhiri dengan adegan Risa yang menolak tawaran uang. seperti ayahnya menolak sogokan Koh Abeng kemudian dia pergi dari kantor bersama supirnya, memandang sekelilingnya dan terjebak kemacetan. Risa turun dari mobil dan memilih berjalan kaki sambil melihat fenomena - fenomena korupsi kecil - kecilan yang terjadi di masyarakat. Melihat seorang polisi yang sedang menerima uang dan berbagai ragam sisi lain kehidupan di ibukota.
Penerapan
nilai-nilai nilainilai ANEKA dalam film “Selamat Siang, Risa” Risa” 1. Akuntabilitas a. Kepemimpinan Dalam film tersebut dapat dilihat bahwa Pak Arwoko memberikan teladan kepada keluarganya untuk memiliki komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaannya sebagai penanggung jawab gudang. Sebagai seorang pemimpin, Pak Arwoko tetap amanah menjalankan tugasnya dan tidak tergoda dengan politik suap. b. Integritas Integritas adalah kesesuaian antara upacan dan tindakan. Integritas tinggi yang dimiliki Pak Arwoko terlihat jelas saat ia menolak dengan tegas uang suap yang ditawarkan oleh koh Abeng untuk menggunakan gudang perusahaannya untuk menimbun menimbun beras yang bukan milik perusahaan perusahaan.. c. Tanggungjawab Salah satu sikap tanggungjawab ditunjukkan oleh Pak Arwoko dalam film ini sebagai penanggungjawab gudang perusahaan. Pak Arwoko mempunyai tanggungjawab untuk menjaga gudangnya agar tidak digunakan untuk selain kepentingan perusahaan. Ia mempunyai tanggungjawab besar, namum tetap menjaga tanggungjawab tersebut dan tidak terlena untuk meminjamkan gudangnya walaupun dengan imbalan suap yang besar. d. Transparansi Tujuannya mendorong komunikasi dan kerjasama, meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan dan meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan. Terlihat pada saat Koh Abeng dan Pak Arwoko berbicara di rumah Pak Arwoko yang didalamnya terdapat anak dan istri beliau yang juga ikut mendengarkan meski di kamar sehingga terdapat transparansi antara pak Sarwoko dan istri serta anak-anaknya, Pak Arwoko menolak dengan tegas suap yang akan diberikan kepadanya
2. Nasionalisme a. Religius (pengamalan sila Pertana Pancasila) Dalam film ini, religius tercermin dalam tindakan Pak Arwoko yang takut untuk berbuat korupsi. Ia lebih takut akan Tuhan daripada takut kelaparan karena tidak punya uang. Pak Arwoko tetap teguh pada keyakinan dan ketakutannya kepada Tuhan jika ia telah berbuat dzalim kepada masyarakat sekitar dengan membantu orang yang ingin menimbun beras. b. Demokratis Demokratis dapat diartikan sebagai menghargai pendapat orang lain. Dalam film ini, Pak Arwoko termasuk orang yang demokratis dalam kebaikan. Ia menghargai pendapat dan gagasan orang lain namun tetap dalam nilai-nilai kejujuran. Hal tersebut ditunjukkan saat diajak untuk melakukan politik uang
oleh Koh Abeng. Pak Arwoko tetap menyampaikan pendapatnya dengan sopan dan tegas tanpa ada maksud menyinggung. 3. Etika Publik a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila Meski pak Arwoko bukan seorang ASN tetapi terlihat dari baik dan benarnya
dia bersikap dan dapat bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dimiliknya merupakan salah satu bukti bahwa beliau berpegang teguh pada sila-sila dalam Pancasila. b. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur Selain bertanggung jawab dan jujur, Pak Arwoko yang dengan tegas menolak segala bentuk korupsi tetap menyampaikan pendapatnya dengan sopan dan tegas tanpa ada maksud menyinggung Koh Abeng. 4. Komitmen Mutu Efektif (tepat sasaran) dan Efisien (tepat guna) Tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang keluar alur. Tanggung jawab dalam mengelola gudang sesuai dengan sasarannya yaitu menyimpan beras perusahaan dan bukan untuk menimbun. Seperti yang dilakukan Pak Arwoko dengan tetap menggunakan gudang perusahaan sesuai dengan kegunaannya untuk perusahaan dan tidak menyimpang dan menyalahgunakannya. 5. Anti Korupsi a. Kejujuran Tokoh yang memiliki sikap jujur dalam film ini yaitu Pak Arwoko dan Risa. Nilai-nilai kejujuran ditunjukkan Pak Arwoko saat berdialog dengan Koh
Abeng yang ingin memberikan supa tetapi ditolak dengan tegas oleh Pak Arwoko. Begitu pula hal yang sama dialami oleh Risa ketika ia dewasa, ia menolak suap dari para pengusaha yang menginginkan keuntung keuntungan. an. b. Kepedulian Kepedulian sosial dalam film ini adalah tegas dalam menyikapi pelaku penyuapan yang ada di sekitar. Secara tidak langsung, tokoh Pak Arwoko dalam film ini telah mencontohkan untuk peduli kepada rakyat golongan menengah ke bawah. c. Kemandirian Nilai-nilai kemandirian ditunjukkan oleh Pak Arwoko dan istrinya. Walaupun dalam keadaan ekonomi yang sulit, mereka tidak berpangku pangan dan menyerah pada keadaan. Mereka tetap giat bekerja dengan tidak kenal lelah ditengah kesibukan mengurus dua orang anak yang masih kecil.
d. Disiplin Disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada peraturan. Pak Arwoko adalah sosok yang disiplin dan patuh terhadap peraturan perusahaan. e. Kerja keras Dalam film ini, Pak Arwoko merupakan sosok pekerja keras. Sampai pada suatu saat, dalam kondisi krisis ekonomi, Pak Arwoko tetap berusaha mendapatkan uang yang halal walaupun dengan cara ia harus menjual radio kesayangannya. f. Kesederhanaan Kesederhanaan terlihat dari tokoh Risa dewasa, yang sudah menjadi orang sukses. Dengan keadaan ekonomi yang bagus dan mempunyai posisi penting di perusahaan, ia tetap berpenampilan sederhana. Hambatan
dan pendukung terhadap penerapan nilai-nilai ANEKA dalam film
tersebut. 1. Keadaan ekonomi yang dialami keluarga Pak Arwoko menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap penerapan nilai-nilai ANEKA. Dimana Pak Arwoko harus memilih antara integritasnya atau uang untuk keluarganya yang saat itu sedang sangat membutuhkan. 2. Keadaan lingkungan juga sangat mempengaruhi penerapan nilai-nilai ANEKA. Dalam film ini diceritakan bahwa lingkungan dan rekan kerja Pak Arwoko mendukung adanya suap/gratifikasi. Hal ini menjadi godaan yang bisa membuat Pak Arwoko untuk lalai akan nilai-nilai ANEKA. Pendukung penerapan nilai ANEKA: 1. Sikap religius seseorang dapat menjadi faktor pendukung untuk selalu menerapkan nilai-nilai ANEKA. Jika seseorang memiliki keyakikan dan ketakutan akan Tuhannya, maka ia akan senantiasa berusaha untuk memegang teguh nilai-nilai kebaikan.
2. Prinsip yang teguh sebagai penerapan ANEKA untuk tidak melakukan korupsi, Jika orang tua mencontohkan perilaku yang jujur, maka anak-anak akan meniru kejujuran tersebut. 3. Dukungan keluarga dalam film ini terlihat jelas bahwa keluarga Pak Arwoko mendukung keputusan yang telah dilakukan yaitu menolak uang suap dari Koh Abeng. Hal tersebut memberikan kekuatan kepada Pak Arwoko untuk selalu memegang prinsip dan integritasnya. Pesan
moral yang yang diambil. 1. Uang tidak bisa membeli kejujuran dan integritas. 2. Keluarga memiliki peran penting dalam pembentukan watak dan sikap seseorang anak. Karena itu, nilai-nilai ANEKA harus diajarkan sejak dini di dalam lingkungan keluarga seperti membiasakan bersikap jujur, tanggungjawab, dan
disiplin. Apabila nilai-nilai tersebut diterapkan dengan baik, maka nilai-nilai tersebut akan melekat kepada anak sampai mereka dewasa. 3. Tindak korupsi/ gratifikasi sangat rawan terjadi di sekitar kita terutama kepada seseorang pemegang amanat/ yang memiliki wewenang sehingga diperlukan jiwa yang memiliki integritas tinggi, rasa religius yang kuat, disiplin dan juga tanggungjawab yang baik agar tidak mudah goyah untuk tetap menerapkan nilainilai ANEKA. 4. Lebih baik hidup sederhana dengan usaha yang jujur dan tidak akan menyesalinya, daripada bergelimang harta dari hasil ketidakjujuran dan akan menyesal selamanya. 5. Konflik kepentingan publik dengan kepentingan pribadi akan selalu terjadi dalam kehidupan seorang manusia. Semua tergantung bagaimana kita menyikapinya. Kita harus mampu membedakan hal yang benar untuk dilakukan dan mana yang salah dan tidak boleh dilakukan. Percayalah apa yang baik berasal dari hal yang baik sebelumnya. 6. Tindakan pemberantasan korupsi harus disertai dengan sistem yang baik sehingga godaan-godaan pada individu menjadi lebih berkurang.
View more...
Comments