Analisis Farmakologi, Preformulasi Dan Pendekatan Formulasi
October 1, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Analisis Farmakologi, Preformulasi Dan Pendekatan Formulasi...
Description
1. Analisis farmakologi NaCl 0,9% merupakan cairan yang bersifat fisiologis dan non-toksik. NaCl 0,9% merupakan cairan pencuci luka yang sering digunakan. Tujuan pencucian luka dengan NaCl 0,9% ini adalah untuk meningkatkan, memperbaiki, dan mempercepat proses penyembuhan luka, menghindari terjadinya infeksi, membuang jaringan nekrosis dan debris. NaCl dalam setiap liternya mempunyai komposisi natrium klorida 9,0 gram dengan osmolaritas 308 m/L setara dengan ion-ion Na+ 154 meq/L dan Cl 154 neq/L (ISO Indonesia, 2000). Natrium Klorida 0,9% adalah larutan fisiologis yang ada diseluruh tubuh, karena alasan ini, tidak ada reaksi hipersensitivitas dari natrium klorida aman digunakan untuk kondisi apapun (Lilley & Aucker, 1999). Natrium Klorida mempunyai Na dan Cl yang sama seperti plasma. Larutan ini tidak mempengaruhi sel darah merah (Handerson, 1992). Natrium Klorida tersedia dalam beberapa konsentrasi, yang paling sering digunakan Natrium Klorida 0,9% yang merupakan konsentrasi normal dari natrium klorida dan merupaka natrium klorida saline normal. Natrium klorida 0,9% merupakan larutan isotonis aman untuk tubuh, tidak iritan, melindungan jaringan dari kondisi kering, menjaga kelembapan sekitar luka dan membantu luka menjalani proses penyembuhan serta mudah didapat (Lilley & Aucker, 1999). 2. Preformulasi a. NaCl (Natrium Klorida)
Rumus molekul : NaCl Bobot molekul : 458,44 Pemerian : Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk hablur putih;
rasa asin.
Kelarutan : Mudah larut dalam air; sedikit lebih mudah larut dalam air
mendidih; larut dalam gliserin; sukar larut dalam etanol
Sterilisasi : Autoklaf atau filtrasi Stabilitas : Stabil dalam bentuk larutan. Larutan stabil dapat menyebabkan
pengguratan partikel dari tipe gelas.
pH : 4,5 – 4,5 – 7 atau 6,7-7,3 E NaCl : 1 Kesetaraan E elektrolit : 1 g ≈ 17,1 mEq Konsentrasi/dosis : lebih dari 0,9%. Injeksi IV 3-5% dalam 100ml selama 1 jam. Injeksi NaCl mengandung 2,5-4 mEq/ml. Na+ dalam plasma = 135145 mEq/L.
Khasiat/kegunaan : Pengganti ion Na+, Cl- dalam tubuh. Efek samping : Keracunan NaCl disebabkan oleh induksi yang gagal dapat
menyebabkan hipernatremia yang memicu terjadinya trombosit dan hemorrage. Efek samping yang sering terjadi nausea, mual, diare, kram usus, haus, menurunkan salivasi dan lakrimasi, berkeringat, demam, hipertensi, takikardi, gagal ginjal, sakit kepala, lemas, kejang, koma dan kematian.
Dalam praktikum larutan irigasi kali ini NaCl 0.9 % digunakan sebagai zat aktif untuk mengatasi iritasi pada luka (Depkes RI, 1995). b. Aqua pro injeksi
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau. Sterilisasi : Kalor basah (autoklaf). Kegunaan : Pembawa dan melarutkan .
Cara pembuatan : didihkan aqua dan diamkan selama 30 menit, dinginkan
Aqua pro injeksi digunakan sebagai pelarut dan pembawa karena bahan bahan larut dalam air.
Alasan pemilihan : Karena digunakan untuk melarutkan zat aktif dan zat-zat
tambahan (Depkes RI, 1995; Depkes RI, 1979). c. Karbon aktif
Pemerian : serbuk sangat halus, bebas dari butiran; hitam, tidak berbau,
tidak berasa
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P (95%) P .
Kestabilan : stabil ditempat yang tertutup dan kedap udara.
Kegunaan : Sebagai antidotum atau pembebas pirogen.
Konsentrasi : 0,1-0,3%. Alasan pemilihan : Karbon aktif inert sehingga tidak bereaksi dengan zat aktif (Depkes RI, 1979). d. Dextrose
Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau serbuk granul putih;
tidak berbau; rasa manis
Kelarutan : Mudah larut dalam air; sangat mudah larut dalam air mendidih;
sukar larut dalam etanol (Depkes RI, 1979).
Khasiat : Sebagai sumber kalori dan zat pengisotonis PH : 3,5 – 6,5 (dalam 20%w/v larutan air) (Martindale, 1982).
3. Pendekatan Pendekatan formulasi Zat NaCl digunakan dalam sediaan karena sifatnya yang larut dalam air, selain itu NaCl berfungsi sebagai zat aktif untuk mengiritasi luka. Aqua pro injeksi digunakan sebagai pelarut dan pembawa karena bahan-bahan yang digunakan larut dalam air (Depkes RI, 1995). Dekstrose digunakan sebagai larutan pengisotonis dalam sediaan larutan irigasi (Martindale, 1982).
Depkes RI. 1979. Farmakope 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Departemen III. Departemen Kesehatan RI: Jakarta. Depkes RI. 1995. Farmakope 1995. Farmakope Indonesia edisi IV , Departemen Kesehatan RI: Jakarta. Anonim, 2000, ISO 2000, ISO Indonesia Volume 35, 35, Ikrar Mandiri Abadi: Jakarta. Handerson, 1992, Anatomi 1992, Anatomi dan Fisiologi, Fisiologi, EGC: Jakarta. Lilley & Aucker, 1999, Pharmacology 1999, Pharmacology and the Nursing Process Process,, Mosby: St. Louis. Martindale, 1982, Martindale: The Extra Pharmacopoeia, 28th ed., The Pharmaceutical Press, London.
View more...
Comments