Analisis Dan Interpretasi Data Surveilans
March 19, 2018 | Author: Dian Purnama | Category: N/A
Short Description
Surveilans Epidemiologi...
Description
Mata Kuliah
: Surveilans Epidemiologi
Kode Mata Kuliah
: KME 24209/2 sks
Materi ke
: VI (Enam)
Hari,Tanggal
: Rabu, 26 Februari 2014
Pukul
: 14.10-15.30 WIB
Tempat
: Ruang B 04 FKM Unsri
Dosen Penyaji
: Ansyori, SKM, MKM
Analisis dan Interpretasi Data Surveilans A. Surveilans Epidemiologi Terminologi surveilans adalah penerapan pengumpulan data, analisa, interpretasi data dan diseminasi data kepada mereka yang memerlukan. Kemudian perkembangan surveilans menjadi pengumpulan data secara sistematis, terus menerus, analisis dan interpretasi data untuk dipergunakan dalam perencanaan, implementasi dan evaluasi upaya kesehatan masyarakat. Surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan (WHO, 2004). Menurut Kepmenkes RI No. 1116 Tahun 2003, untuk lebih menekankan pada aspek analisisnya surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan (Depkes RI, 2003). B. Tujuan Surveilans Surveilans bertujuan memberikan informasi tepat waktu tentang masalah kesehatan populasi, sehingga penyakit dan faktor risiko dapat dideteksi dini dan dapat dilakukan respons pelayanan kesehatan dengan lebih efektif. Tujuan khusus surveilans:
1. Memonitor kecenderungan (trends) penyakit; 2. Mendeteksi perubahan mendadak insidensi penyakit, untuk mendeteksi dini outbreak; 3. Memantau kesehatan populasi, menaksir besarnya beban penyakit (disease burden) pada populasi; 4. Menentukan kebutuhan kesehatan prioritas, membantu perencanaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi program kesehatan; 5. Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatan; 6. Mengidentifikasi kebutuhan riset Dalam pelaksanaan surveilans epidemiologi ada terminologi atau istilah yang cukup populer yaitu “Garbage In Garbage Out”, dengan pengertian bahwa jika data yang diolah sampah maka keluarnya juga sampah. Buat apa kita mengolah data yang tidak mempunyai arti atau tidak dapat digunakan untuk bahan pengambilan keputusan, padahal esensi kegiatan surveilans adalah memberikan informasi yang valid dan tepat waktu jadi sangat disayangkan bila kita melakukan pekerjaan yang tidak mempunyai nilai pada hal sudah banyak energi yang kita keluarkan. C. Ruang Lingkup Surveilans Ruang lingkup surveilans epidemiologi meliputi: 1. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular, merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit menular dan faktor risiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit menular. Contoh : DBD (Demam Berdarah Dengue), Malaria. 2. Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit tidak menular dan faktor risiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit tidak menular. Contoh : Hipertensi, Penyakit Jantung Koroner. 3. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Perilaku, merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit dan faktor risiko untuk mendukung program penyehatan lingkungan. Contoh : Vektor Nyamuk, Keberadaan Rodent/Tikus, PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) 4. Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan, merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan dan faktor risiko untuk mendukung programprogram
kesehatan
tertentu.
Pemberantasan Vektor Nyamuk.
Contoh
:
Cakupan
Program
Imunisasi,
Program
5. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra, merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhdap masalah kesehatan dan faktor risiko untuk upaya mendukung program kesehatan matra (kesehatan lapangan, kesehatan kelautan dan bawah air, kesehatan kedirgantaraan). Contoh : Kegiatan Ibadah Haji, Kegiatan Penyelaman, Kesehatan Militer. Surveilans memungkinkan pengambil keputusan untuk memimpin dan mengelola dengan efektif. Surveilans kesehatan masyarakat memberikan informasi kewaspadaan dini bagi pengambil keputusan dan manajer tentang masalah-masalah kesehatan yang perlu diperhatikan pada suatu populasi. Surveilans kesehatan masyarakat merupakan instrumen penting untuk mencegah outbreak penyakit dan mengembangkan respons segera ketika penyakit mulai menyebar. Informasi dari surveilans juga penting bagi kementerian kesehatan, kementerian keuangan, dan lembaga donor, untuk memonitor sejauh mana populasi telah terlayani dengan baik. Skema sistem surveilans :
Surveilans berbeda dengan pemantauan (monitoring) biasa. Surveilans dilakukan secara terus menerus tanpa terputus (kontinu), sedang pemantauan dilakukan intermiten atau episodik. Dengan mengamati secara terus-menerus dan sistematis maka perubahan-perubahan kecenderungan penyakit dan faktor yang mempengaruhinya dapat diamati atau diantisipasi, sehingga dapat dilakukan langkah-langkah investigasi dan pengendalian penyakit dengan tepat. D. Elemen dan Jenis Surveilans Dalam melaksanaan kegiatan surveilans epidemiologi ada empat hal pokok (elemen) yang dilakukan yaitu pengumpulan data, pengolahan, analisa dan intepretasi serta desiminasi
data. Empat hal ini merupakan suatu satu kesatuan atau sistem, sehingga dalam pelaksaannya harus dilakukan secara berkesinambungan dan berurutan. Jenis Surveilans dibagi menjadi dua, yakni aktif dan pasif. Surveilans secara aktif yakni data dikumpulkan sendiri oleh petugas surveilans berdasarkan aturan yang ada, organisasi pelaksana melaksanakan surveilans dengan prosedur tertentu berinisiatif mendapatkan data. Sedangkan surveilans secara pasif berarti bahwa petugas surveilans menunggu data disampaikan oleh pengumpul data yang berasal dari berbagai sektor (menunggu laporan) Pendekatan ini menjadikan batasan yang kaku dalam menghasilkan suatu laporan. E. Sumber data, metode dan alat pengumpulan data Sumber data bisa berasal dari instansi kesehatan pemerintah (Rumah Sakit, Puskesmas, Poskesdes) maupun swasta (Klinik, Praktik Dokter), instansi non kesehatan (Sekolah, Perusahaan) maupun masyarakat. Metode yang bisa digunakan dalam pengumpulan data diantaranya dengan metode wawancara maupun pengukuran. Wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara atau kuesioner, pengukuran bisa dilakukan dengan alat ukur sesuai sampel yang akan di ukur. F. Analisis dan Interpretasi Data Surveilans Analisis data secara umum bisa dilakukan secara univariat, bivariat maupun multivariat. Tetapi dalam surveilans data analisis yang lazim digunakan yakni secara univariat. Analisis data univariat digunakan untuk melihat frekuensi/trends suatu penyakit, sedangkan analisis bivariat untuk melihat hubungan sebuah faktor resiko dengan kejadian suatu penyakit. Sajian data menurut orang, tempat dan waktu 1. Grafik Lingkaran (Pie) Distribusi Pendidikan Penduduk Jakarta Utara Tahun 2011
2. Grafik Batang (Bar) Cakupan Pemeriksaan Kehamilan di Kabupaten Ciganjur Tahun 1995
3. Grafik Garis (Line) Jumlah Kasus DBD di RS x Tahun 2011
4. Grafik Histogram Distribusi Umur Ibu di Kabupaten Ciganjur Tahun 1995
Contoh Penyajian data dan interpretasi
Tabel Distribusi Pasien DBD Menurut Pendidikan Di Puskesmas x Bulan Desember Tahun 2013 Pendidikan
Jumlah
Pesentase
SD
10
20
SMP
11
22
SMU
16
32
PT
13
26
Total
50
100
Distribusi tingkat pendidikan pasien DBD di Puskesmas x hampir merata untuk masing-masing tingkat pendidikan. Paling banyak responden berpendidikan SMU yaitu 16 orang (32%) sedangkan untuk pendidikan SD, SMP dan PT masing-masing 20%, 22% dan 26%.
View more...
Comments