analisis bendungan
August 23, 2017 | Author: Michael Yunianto | Category: N/A
Short Description
untuk mahasiswa sipil...
Description
CIVIL ZONE LRBN 2015
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG LRBN 2015 UNRAM CIVIL ZONE Disusun oleh : Lidya Susanti M lutfi Y Rahmat Effendi
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
CIVIL ZONE LRBN 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah melimpahkan segala hidayah,berkah dan rahmat-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk mengikuti Lomba Rancang Bendungan Nasional pada Civil Zone 2015 yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil, Fakultas Teknik, UniversitasMataram.
Dalam kesempatan ini penulis bermaksud mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan arahan serta bimbingannya, baik dalam pelaksanaan penelitian maupun dalamproses penyusunan karya tulis ini dan teman –teman Teknik Sipil Universitas Lampung yang telah memberikan motivasi kepada kami.
Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih sangat jauh dari kesempurnaan.Maka dari itu,kami berharap masukan sehingga kedepannya diharapkan ada perbaikan terhadap
makalah ini dan dapat menambah
wawasan bagi kami.
BandarLampung,07September 2015
Penyusun
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
CIVIL ZONE LRBN 2015
DAFTAR ISI
I PENDAHULUAN.............................................................................. II LANDASAN TEORI.......................................................................... III METODOLOGI PERENCANAAN................................................... IV ANALISIS PERENCANAAN .......................................................... V RANCANGAN ANGGARAN BIAYA................................................. VI PENUTUP.................................................................................... VII DAFTAR PUSTAKA......................................................................
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
CIVIL ZONE LRBN 2015
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kebutuhan makhluk hidup terhadap air untuk menjalani kehidupan merupakan hal yang mutlak. Namun sejak dasawarsa terakhir ini keberadaan air sebagai suatu sumber daya telah mencapai titik kritis yang mengkhawatirkan banyak orang karena akan sangat mempengaruhi hidup dan kehidupan manusia selanjutnya. Di era yang sekarang ini, air bukan hanya dibutuhkan sebagai sarana pokok kehidupan, seperti mandi, cuci, dan minum saja, tetapi kebutuhan akan air sudah demikian meluas dalam segala bidang kehidupan, baik pertanian maupun industri.
Gambar 1. Kebutuhan Manusia Akan Air (Sumber : www.koran-sindo.com) Salah satu sarana utama dalam memenuhi kebutuhan air bagi kehidupan manusia adalah dibangunnya bendungan yang merupakan salah satu wujud manifestasi kepedulian manusia terhadap upaya memelihara dan melestarikan sumber daya air agar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kehidupan, saat ini dan di masa mendatang. Menurut Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia, bendungan didefinisikan sebagai bangunan yang berupa batu, tanah, beton, atau pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat juga dibangun untuk menampung limbah tambang atau lumpur. Bendungan merupakan bangunan penahan air buatan, jenis urugan atau jenis lainnya yang menampung air atau dapat menampung air, termasuk pondasi, bukit/tebing serta bangunan pelengkap dan peralatannya. PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
CIVIL ZONE LRBN 2015
Gambar 2. Bendungan (Sumber : www.iftfishing.com) Secara umum pembangunan bendungan bertujuan untuk: 1. Mengurangi dan mencegah banjir 2. Meningkatkan produksi pangan, yaitu dengan membangun jaringan irigasi 3. Pembangkit Listrik Tenaga Air 4. Penyediaan air baku 5. Transportasi air 6. Perikanan 7. Pariwisata. Pembangunan bendungan di Indonesia kerap menuai masalah, baik dari segi sosial, ekonomi, maupun segi lingkungan. Dr. Agus Maryono, ahli hidrologi dari UGM, merinci berbagai kerugian yang terjai saat pembangunan bendungan besar dilakukan pemerintah Indonesia. Kerusakan itu di antaranya, kerusakan hutan, tanah, lansekap, ekosistem flora dan fauna yang hidup serta masalah sosial ekonomi masyarakat yang terkena dampak akibat penggenangan bendungan, perubahan kualitas air bendungan akibat pembusukan hutan dan vegetasi yang tergenang, perubahan transportasi sedimen sepanjang alur sungai, perubahan karakteristik banjir yang menyebabkan perubahan habitat flora dan fauna sungai, dan interupsi alur sungai yang dapat menyebabkan terjadinya kepunahan berbagai jenis ikan-ikan sungai yang bermigrasi. Pun halnya dengan Divisi Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Inonesia (Walhi) yang menyebutkan bahwa masyarakat yang berada di daerah bendungan ternyata tidak mendapatkan keuntungan dari proyek bendungan, terusir dari tempat kelahirannya serta kehilangan nilai-nilai adat budaya yang selama ini dipegang teguh dan dijaga kelestariannya oleh masyarakat setempat.
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
CIVIL ZONE LRBN 2015
Gambar 3. Masalah Pembangunan Bendungan Jatigede (Sumber : www.gresnews.com) Hal tersebut di ataslah yang melatarbelakangi perlu direncanakannya suatu bendungan yang dapat menekan angka permasalahan yang seringkali diciptakan oleh bendungan, baik selama masa konstruksi ataupun selama masa layannya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah, yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana merancang bendungan urugan sehingga memenuhi kriteria bendungan urugan yang implementatif, inovatif, dan bernilai estetika? 2. Bagaimana merancang bendungan urugan yang berdampak baik bagi sosial dan lingkungan sekitar bendungan? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari makalah ini adalah: 1. Merancang bendungan urugan sehingga memenuhi kriteria bendungan urugan yang implementatif, inovatif, dan bernilai estetika. 2. Merancang bendungan urugan yang berdampak baik bagi sosial dan lingkungan sekitar bendungan. 1.4 Manfaat Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi mengenai perancangan bendungan urugan.
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
CIVIL ZONE LRBN 2015
BAB II LANDASANTEORI 2.1 Bendungan Bendungan merupakan bangunan yang melintang di sungai dengan fungsi multi-purpose. Sebagai bangunan yang memiliki banyak fungsi , bendungan juga memiliki fungsi utama sebagai bangunan penampungan air agar sumber daya air dapat dikelola dengan baik pada saat musim kemarau dan penghujan. Bendungan juga memiliki banyak tipe dengan ciri khas masing-masing.Bendungan didefinisikan
sebagai bangunan yang berupa
timbunan tanah , batu atau terbuat dari beton mutu tinggi yang dibangun untuk tujuan menahan laju air dan menampung air tersebut. Berdasarkan struktur bendungan, bendungan urugan merupakan bendungan yang paling banyak ditemukan di Indonesia, sekitar 87% bendungan jenis ini dibangun di Indonesia dari keseluruhan bendungan yang ada di Indonesia. Ekonomis dan banyaknya bahan tanah baik dan bagus di Indonesia menjadi dasar Insinyur-Insinyur Indonesia membuat bendungan ini. Bendungan jenis ini pula yang mampu memberikan sumber daya air di Indonesia secara memadai. Bendungan ini terbagi atas 2 jenis : a. Bendungan Homogen b. Bendungan Zonal
Gambar 4. Bendungan Belo Monte, Brasil (Sumber : www.republika.co.id) Bendungan Homogen merupakan bendungan urugan dengan 1 bahan urugan yang ditimbun sedemikian rupa dan pemadatan sedemikian rupa. Bendungan zonal merupakan
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
CIVIL ZONE LRBN 2015
bendungan dengan timbunan zonal yang terbagi pada tiap masing-masing lapisan yang setiap lapisan mempunyai kegunaan masing-masing. 2.2Pelimpah (Spillway) Bangunan pelimpah merupakan bagian bendungan terpenting pada bendungan. Pelimpah sendiri merupakan bangunan dengan bentuk menyerupai weir (bendung) atau bentuk tabung berbentuk lubang besar setinggi muka air normal seperti di negeri eropa. Pelimpah sendiri berfungsi sebagai pelimpah air dari pada saat banjir sehingga air tidak akan melewati crest dam
dan mengalami overtopping pada bendungan. Dikarenakan
bendungan urugan sangat rentan terhadap kelongsoran maka dari itu bangunan pelimpah haruslah direncanakan dengan baik bahkan terkadang lebih rumit dari tubuh bendungan sendiri. Pelimpah yang berfungsi sangat penting pastilah memiliki perhitungan hidrolis yang cukup rumit, sehingga pelimpah mampu bekerja seperti yang diharapkan.
Gambar 5. Spillway (Sumber : members.optusnet.com.au)
Gambar 6. Cross Section of Spillway (Sumber : en.wikipedia.org) PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
CIVIL ZONE LRBN 2015
2.3Kolam Olakan Kolam olakan sebagai peredam energi pada saat terjadi loncatan air (hydraulic jump) dari mercu bangunan pelimpah. Kolam olakan memiliki saluran transisi dan peluncur agar menurunkan kecepatan air sedemikian rupa sehingga loncatan air yang diterima kolam olakan tidak terlalu berdampak dan menghancurkan kolam olakan di hilir dan talud pada pinggir sungai. Kolam olakan terdiri atas berbagai tipe : a. Vlughter Vlughter merupakan kolam olakan yang dipakai pada tanah alluvial dan sedikit membawa sedimen batuan besar. Kolam olakan ini memberikan batasan bahwa lantai dasar kolam olakan ke mercu bendung harus < 8 m dan Z < 4,5 m. b. Sckhoklitsch Tipe kolam olakan ini sama dengan vlughter namun dia memiliki keistimewaan pada nilai D,L, R lebih besar dari 8 m dan Z> 4,5 m. c. Bucket Bucket merupakan tipe kolam olakan yang berfungsi pada sungai yang berisi batuan dan sedimen yang berukuran besar. d. USBR Tipe kolam olakan yang ditemukan oleh para insinyur US ARMY. Perhitungan kolam olakan ini memiliki banyak syarat dan tipe sehingga diperlukan perhitungan hidrolis yang lumayan rumit. Tipe kolam olakan USBR ada 4 , yaitu : 1. USBR I Ruang olakan datar dan cocok untuk debit dan kecepatan air yang kecil. 2. USBR II Kolam olakan ini memiliki gigi-gigi pemencar yang tajam pada hulu dan hilirnya. Cocok untuk tekanan hidrostatis > 60 meter , Fr> 4,5 dan debit > 45 m3/detik. 3. USBR III Kolam olakan ini cocok untuk tekanan hidrostatis yang rendah , gigi-gigi pemencar yang terletak pada hulu dan tengah ruang kolam olakan, Q>18,5 m3/detik dan Fr > 4,5. 4. USBR IV Kolam olakan untuk Fr 2,5-4,5 mempunyai gigi-gigi pemencar yang terletak di hulu dan rata pada bagian hilirnya.
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
CIVIL ZONE LRBN 2015
2.4Penelusuran Banjir ( Flood Routing) Penelusuranbanjir bertujuanuntukmendapatkanelevasi bendungan dan menemukan mercu bendungan agar mendapatkan faktor aman dari overtopping. Selain itu, Penelusuran banjir adalah merupakan peramalan hidrograf disuatu titik pada suatu aliran atau bagian sungai yang didasarkan atas pengamatan hidrograf yang ditelusuri lewat waduk dan saluran pengelak banjir. Perhitungan penelusuran banjir melalui terowongan perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
daya
tampung
atau
kemampuanWaduk
untuk
menurunkan
debit
banjir
adalah
debit
rencana(puncak debit banjir).
2.5 Debit Inflow Debit
banjir
rencana
yang
akan
masuk
kedalam
waduk
banjirrencanadenganperiodeulang tahun tertentu.Debit banji rrencanaini merupakan debiti nflow yang masuk waduk pengelak dan akan digunakandalam perhitungan penelusuran banjir melalui saluran pengelak banjir. Untuk
mengetahui debit banjir
rencana bendung pengelak dihitung dengan menggunakan hidrograf satuan sintetik Nakayasu. 2.6 DebitOutflow Debit keluar (outflow) dialirkan melalui saluran pengelak berupat erowongan.Pada saat seluruh panjang terowongan belum terisi penuh oleh air, sehingga masih berupa aliran terbuka hal ini digunakanrumus.
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
CIVIL ZONE LRBN 2015
III METODOLOGI PERENCANAAN A. Kerangka Perencanaan DATA HIDROLOGI
DATA GEOLOGI
DATA MEKANIKA TANAH
DATA TOPOGRAFI DATA DAFTAR HARGA
PEMILIHAN DAERAH ALTERNATIF UNTUK BENDUNGAN KURVA LUAS & VOLUME KUMULATIF PEMILIHAN DEBIT RENCANA FLOOD ROUTING
PERHITUNGAN SPILLWAY DAN KOLAM OLAKKAN PERHITUNGAN TUBUH BENDUNGAN PERHITUNGAN REMBESAN PERHITUNGAN STABILITAS BENDUNGAN PERHITUNGAN PLTA,AIR BERSIH DAN IRIGASI RAB BENDUNGAN
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
CIVIL ZONE LRBN 2015
A. Pemilihan data alternatif untuk bendungan Menurut Ir. Suyono S , bendungan urugan sangat ekonomis dengan bentuk memanjang dan datar serta pula dangkal. Maka dari itu pemilihan daerah alternatif III kami pilih dikarenakan lebar sungai yang paling lebar serta debit rencana yang paling rendah serta terlihat lapisan tanah keras didasar sungai yang paling tebal, sehingga sangat baik untuk penempatan urugan. B. Kurva luas dan volume kumulatif Kurva luas dan volume kumulatif merupakan kurva dari hubungan luas wilayah genangan dengan elevasi dan volume kumulatif. Grafik hubungan ini berguna sekali mencari elevasi volume tampungan efektif dan tampungan mati dalam perencanaan bendungan. C. Debit Rencana Debit banjir rencana merupakan debit banjir yang muncul pada kala ulang tahun tertentu.Semakin kala ulangnya besar maka semakin kecil pula prosentase kemunculannya namun debit rencana yang dihasilkan makin besar. Ini berguna dalam penentuan elevasi mercu spillway dan mercu bendungan. Nilai Hd atau muka air banjir ( MAB) didapatkan dari perhitungan hidrolis debit rencana ini. D. Flood Routing Penelusuran banjir berguna untuk mencari elevasi air banjir pada saat outflow yang berguna untuk mencari elevasi bendungan agar lebih aman. E. Perhitungan spillway dan kolam olakkan Perhitungan spillway dan kolam olakkan dilakukan dengan analisis hidrolika dan bersumber pada buku Ir. Suyono S, Hidrolika Bambang Triadmodjo dan juga Perencanaan bendung dan pelimpah terbitan Fakultas teknik Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya. Perhitungan dilakukan dengan metode-metode dan kaidah pada sumber-sumber tersebut. F. Perhitungan Tubuh Bendungan Perhitungan dilakukan dengan analisis pada buku Ir Suyono S serta beberapa referensi-referensi lainnya. Perhitungan sendiri dilakukan secara berkala dan secara kaidah-kaidah yang ada pada referensi-referensi yang disebutkan G. Perhitungan Rembesan
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
CIVIL ZONE LRBN 2015
Perhitungan ini berguna untuk mengetahui besarnya debit rembesan pada tubuh bendungan. Rembesan sendiri merupakan air yang masuk ke sela-sela bahan tubuh bendungan. Referensi diambil dari buku bendungan Ir. Suyono S H. Perhitungan Stabilitas Stabilitas amatlah penting bagi sebuah bendungan dikarenakan lereng hulu dan hilir haruslah stabil agar tidak terjadi kelongsoran, Metode perhitungan menggunan metode busur dengan pembagian pias per sudut potong dan dijabarkan dalam buku Ir. Suyono, Mekanika Tanah II Braja M DAS serta referensi dari Universitas Jember dan Universitas Brawijaya dan buku Mekanika Tanah II Ir. Gunawan dan Ir.Margaret S I. Perhitungan PLTA, Air Bersih dan Irigasi Perhitungan bersumber pada referensi yang berasal dar referensi internet , Perencanaan PLTA Waduk Sengguruh terbitan Institut Teknologi Surabaya, Perencanaan air bersih terbitan Universitas Negeri Yogyakarta dan catatan kuliah rekayasa irigasi kami selama berkuliah di Universitas Lampung serta dosen pembimbing kami. J. RAB Bendungan Perhitungan berdasarkan data daftar harga yang diberikan panitia CIVILZONE LRBN 2015 dengan mengalikan jumlah volume bahan dan pekerjaan.
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
CIVIL ZONE LRBN 2015
III. ANALISIS PERENCANAAN A. PENENTUAN TEMPAT AS BENDUNGAN TITIK ELEVASI TAMPUNGAN BERDASAR KURVA HUBUNGAN VOLUME KUMULATIF DAN LUAS GENANGAN DAN DEBIT RENCANA As bendungan dipilih alternatif 3 dikarenakan bendungan urugan sangat ekonomis pada sungai yang lebar dan dangkal lalu dari kurva dan berdasar volume tampungan efektif didapatkan tinggi muka air normal 93,80 meter dan volume tampungan 21000000 m3 dan debit rencana dipilih Q1000
B. ROUTING WADUK
Waktu (t) Jam
Inflow, I (m3/d) -
(I1+I2)/2 (m3/d)
S1
S2
H
Outflow,Q
(106 m3)
(m3/d)
(m3/d)
(106 m3)
(m)
(m3/d)
0,08
1,689
1,69
1,00
39,05
20
6,7106
1863
1883
6,7778
0,57
35,288
2,00
208,57
124
22,8760
6333
6456
23,1946
1,80
198,026
3,00
447,93
328
25,0256
6850
7178
25,4944
3,02
430,352
4,00
406,06
427
27,2579
7355
7782
27,2458
2,81
386,254
5,00
346,18
376
26,8683
7268
7644
26,8318
2,45
314,458
6,00
274,09
310
26,2004
7119
7429
26,1848
2,10
249,542
7,00
197,88
236
25,5614
6974
7210
25,5126
1,73
186,588
8,00
146,55
172
24,9006
6821
6993
24,8488
1,42
138,754
9,00
111,16
129
24,3469
6692
6821
24,3112
1,15
101,125
10,00
85,94
99 77
23,8716
6579
6677
23,8623
0,97
78,338
11,00
67,80
23,5626
6502
6579
23,5573
0,75
53,261
12,00
54,69
61
23,1850
6409
6470
23,2137
0,67
44,970
13,00
44,64
50
23,0476
6375
6425
23,0645
0,60
38,110
14,00
36,84
41
22,9275
6345
6386
22,9369
0,55
33,447
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
CIVIL ZONE LRBN 2015 15,00 16,00 17,00
30,58 26,43 19,00
34
22,8416
6324
6358
22,8426
0,43
23,122
28 23
22,6356 22,5498
6273 6252
6301 6275
22,6532 22,5646
0,38 0,35
19,208 16,979
18,00
17,72
19
22,4983
6239
6259
22,5072
0,32
14,844
19,00
14,86
16
22,4468
6226
6243
22,4520
0,28
12,149
20,00
12,51
14
22,3781
6209
6223
22,3837
0,23
9,045
21,00
10,58
12
20,5405
5701
5713
20,5495
0,21
7,891
22,00
9,00
10
18,7544
5205
5215
18,7612
0,19
6,791
23,00
7,69
8
16,9683
4710
4718
16,9738
0,18
6,262
24,00
6,62
7
16,0752
4462
16,0784
0,16
5,248
4469
C. PERENCANAAN PELIMPAH
Data - data Volume Tampungan Alternatif 3
=
21000000
m3
Elevasi Maksimum Tampungan alternatif 3 Elevasi Dasar Sungai alternatif 3
= =
93,80 60
m m
Berdasarkan hasil perhitungan penelusuran banjir melaui waduk besar debit banjir spillway adalah sebesar 447,929 m³/dt. Q1000 pada alternatif 3 Debit Bajir maksimum
=
447,929
untuk menentukan debit pada bangunan pelimpah,berdasarkan KP 02 halaman 84 menyatakan bahwa debit pengaliran diambil sebesar 120 % sehingga : Q1000
=
120%
=
1,2
=
537,5152321
x
Q
x
447,929
3
m /dtk
Berdasarkan buku "Bendungan Type Urugan" dengan editor Ir.Suyono.S, halaman 181 menyebutkan bahwa rumus untuk debit air yang melintas pada bangunan pelimah,adalah : Q
=
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
c x L x He2/3
m3/dtk
CIVIL ZONE LRBN 2015
Dimana : c
=
L
=
Koefisien Pengaliran (dengan nilai, c = 2.00 s/d 2.10) diambil nilai c = 2,00 Lebar Efektif SpillWay
=
Tinggi tekan Air diatas mercu bendung
He
Kedalaman Air dbagian hulu (H) H = Elv.Max.Tampungan =
Elv.dasar Sungai
93,800
=
33,800
-
60,000
m
Lebar Efektif Spillway diperoleh dengan persamaan sebagai berikut : L = L' - 2 (n Kp + Ka) He Dimana : Lebar bangunan diambil dari grafik hubungan kurva Q1000 dan lebar spillway
L'
L'
= =
41,00 40,00 m
1
x
1
Kp = Kontraksi pilar; 0,01 pilar bulat Ka = Koefisien kontraksi pilar; diambil 0,1 dengan tembok hulu 900 menurut buku KP-02 n
= Jumlah pilar , diambil jumlah 0
L
= L’ – 2 He x ((2 x Kp) + Ka)
L
= =
Q
=
537,515 = =
40,00 40,00
-
((2 x 0,01 )
2 He 0,240
x He
+
2,00
x (
40,00
-
0,240
80
He3/2
-
0,48
He5/2
0,10
)
C x B x He3/2
Dengan metode trial and error PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
He )
He3/2
CIVIL ZONE LRBN 2015 H 1,5 2 2,5 2,4 2,405611
Trial 133,1775 312,32 601,5625 533,8497 537,51
Q
537,515 537,515 537,515 537,515 537,515
Maka didapatkan nilai He = 2,405611 m Sehingga diperoleh lebar efektif pelimpah : L = 40,00 – 0,240 x 2,405611 = 38,42 meter Perencanaan Tinggi Mercu (P) P
0,2
x
H
0,2
x
33,800
6,76
m
Diambil tinggi mercu 6,76 meter Maka : Vo = Q / L ( P + He – (Vo2 /2g)) Vo = 537,515 / 39,42 x ( 6,76 + 2,405611 – Vo2 / 19,62) 537,515 = 361,33 Vo – 2,00931 Vo3 Dengan hasil trial error didapat V0 1 2 1,7 1,8 1,75 1,77 1,4668 1,5 1,50659
trial Q 359,3207 537,5 706,5855 537,5 604,3893 537,5 638,6757 537,5 621,5589 537,5 628,412 537,5 523,6578 537,5 535,2136 537,5 537,505 537,5 Didapat
Didapat nilai trial error Vo adalah 1,50659 m/s
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
CIVIL ZONE LRBN 2015 Sehingga diperoleh nilai Hd, yaitu : Hd
Vo2 / 2g
= =
He 2,405611
-
=
2,405611
-
1,50659 19,62 0,116
=
2,289922
m=
2,3
2
m
Menentukan Type Bangunan Pelimpah Bentuk pelimpah atau mercu direncanakan menggunakan type Ogee I dengan bagian muka tegak,sedangkan bagian lengkung dari mercu pelimpah diberikan persamaan sebagai berikut : Xn
=
k x Hd (n-1) x y
X
=
Jarak Horizontal
Y
=
Jarak Vertikal
K
=
N
=
Koef.Kemiringan Permukaan Hilir Parameter tergantung pada kemiringan permukaan hilir
Hd
=
Tinggi tekanan rencanaan
dimana :
Tabel nilai Koefisien n dan k Kemiringan Permukaan
k
n
Hilir 3
:
1
1,936
1,836
3 1
: :
2 2
1,936 1,873 2,000
1,810 1,776 1,850
Vertikal
Persamaan Kemiringan Bendung X 1.85
=
2 x Hd0.85 x y
X 1.85
=
2
x 2,28992216
X 1.85
=
4,044619
x y
Y
=
0.85
x
y
X 1.85
4,044619
Perhitungan downstream 1:1 dengan cara turunan persamaan dy/dx maka diperoleh = 1,85 X^0,85/3,945512=1/1 PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
CIVIL ZONE LRBN 2015 2,18628
X^0,85=
2,572095 Horisontal
X=
Penampang Lintang Bagian Muka Hd =
2,28992 m
R1
=
0,5 x Hd
=
1,14496 m
R2
=
0,2 x Hd
=
0,45798 m
X1
=
0,175 x Hd
=
0,40073 m
X2
=
0,282 x Hd
=
0,64575 m
Perencanaan pelimpah
E0 = E1 persamaan hidrolika Persamaan energi : P + He = y1 +V12/2g V1 = Q/A
A = 39,42 x y1
Sehingga = 447,929/39,42 y1 = 11,3622 Y1 6,76 + 2,406 = y1 + ((11,3622/y1)2/ 19,62)) Maka didapatkan persamaan : y13 – 9,17 y12 + 6,580 = 0 Dengan metode trial error : Y1
trial
nilai
1,0
-1,59
0
0,9
-0,1187
0
0,8915 0,000478
0
Maka didapatkan y1 = 0,8915 meter Dan V1 = 11,3622 =12,745 m/s 0,8915 Perencanaan saluran transisi Saluran transisi dibuat makin menyempit dengan sudut inklinasi 12,50 terhadap saluran peluncur ( Ir. Suyono S dan Takeda, 1981). Saluran mengalami penyempitan 25% maka ; B2 = B1-(25% x B1) = 39,42 – ( 25% x 39,42) = 29,566 m PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
CIVIL ZONE LRBN 2015
Perhitungan panjang saluran transisi = Tan 12,50 = X/L1 Mencari nilai X = (B1-B2)/2 = 4,9278 m Tan 12,50 =0,221 Maka panjang saluran transisi = 4,9278 = 22,2280 m 0,221 Kemiringan saluran adalah = 0,2 x L1 = 0,2 x 22,2280 =4,445 m
Persamaan energi = E0 = E2 P + He + Z0 = y2 + V22/2g V2 = 15,1496/ y2 6,76 + 2,40561 + 4,45 = y2 + ((15,1496/y2)2 / 19,62)) Y23 – 13,61 y22 +11,698 = 0 ......... ( persamaan trial error ) Dengan metode trial error didapat y2 = 0,9617 m y2 Trial 1 -0,912 0,9 1,4029 0,97 -0,19498 0,95 0,27235 0,954 0,179572 0,957 0,109763 0,959 0,063116 0,96 0,03976 0,9617 6,12E-06
nilai 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Maka V2 = 15,1496/0,9617 = 15,753 m/s
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
CIVIL ZONE LRBN 2015
Perencanaan Saluran Peluncur Kemiringan saluran peluncur direncanakan dengan kemiringan 1 : 0,3 ; D2 = H-P-d1
Maka digunakan rumus :
D2 = 22,59 m Sehingga panjang Saluran Peluncur
L2/d2=1/0,3
=
75,31465851
L2
m
Persamaan energi = E0 =E3 P + He +Z1 = y3 –V32/2g Didapatkan persamaan = y33 – 31,16 y32 + 11,698 = 0 Dengan cara trial error didapat , y3 : 0,6128 m
y3 Trial 1 -19,062 0,9 -13,2986 0,5 3,883 0,7 -3,5214 0,601 0,443338 0,6128 0,001484
nilai 0 0 0 0 0
Maka V3 = 15,1496/0,6128 = 24,722 m/s
Perencanaan Kolam Olak (Peredam Energi) 1 Menentukan Bilangan Froude (Fr) Berdasarkan KP-02 halaman 56
Fr
= =
24,72 9,81 x 0,613
10,083
Karena Fr 4.5 maka type kolam olak yang digunakan adalah USBR Type III, yang dilengkapi dengan balok muka,dan balok penghalang.KP-02 halaman 59
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
CIVIL ZONE LRBN 2015
2 Menentukan tinggi loncatan air Berdasrkan KP-02 halaman 56 digunakan persamaan : y4
1
=
y3
8 Fr2) - 1
2
y4
1
=
0,613
+
8
x 10,0832) -1
2 =
y4 = 0,613 y4 =
0,5
x (
28,53656
-
1 )
13,76828 13,76828
=
x
0,613
8,437 m
maka tinggi loncatan air adalah = menghitung kecepatan air pada penampamng 4 V4
1
8,437 m
= Q/A =
448 39,42
=
y4
x
8,437
448 39,42
=
x
1,347 m/dtk
Persamaan energi penampang 4 E0 = E4 P + He = y4 + V42/2g + f 6,76 + 2,406 =8,437 + 1,3472/19,62 + f f = 0,64 m
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
4 m/dtk
……. aman !!!
CIVIL ZONE LRBN 2015 Menghitung dimensi kolam olakkan sebagai berikut :
Menghitung Dimensi Kolak Olak USBR TypeIII Tinggi blok muka /pemecah aliran (d1) yaitu d1 = y1 =
0,892
m
Tinggi ambang ujung (n) =
n
=
d1 ( 18 + Fr ) 18 0,891 x (
18
+ 18
n
=
1,390889 m
Tinggi blok halang (n3) =
n3
d1 ( 4 + Fr ) 6 0,8915 x (
=
4
+ 6
n3
=
2,092499 m
Jarak antara blok muka dan blok halang L1
=
0,82
x
d4
=
0,82
x
8,437
x x
d4 8,437
=
6,918505 m
Panjang Kolam Olak Total L2
= = =
2,7 2,7 22,78044 m
Jarak antara blok muka =
Lebar blok halang
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
d1
=
0,892
= =
0,75 0,75
x x
=
1,57
m
m
n3 2,092499
10,083)
10,083)
CIVIL ZONE LRBN 2015
Jumlah blok muka (S1) S1
=
29,57 2
=
2 16,58272
x 29,57 x
= = =
0,2 0,2 0,4185
x x m
=
d1 0,8915 17
buah
Lebar sisi blok halang n3 2,092499
Jumlah blok halang (S2) S2
2
x
29,57 2,092499
9,419993
9
=
=
x
0,75
buah
Sementara pada bangunan pelimpah di buku Bendungan Urugan Ir Suyono hal.227, maka untuk mencari tinggi jagaan pada pelimpah adalah : Fb
=
0,6
+
(
0,037
x V x d1/3 )
Dimana : Fb = Tinggi jagaan ( m ) V = Kecepatan aliran (m/s) d = kedalaman aliran (m) Tinggi jagaan pada bagian Hulu (Penampang 0) Fb4 = =
=
(n
+
y4
)
1,390889 11,271
+ m
8,437
)
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
+
0,6 he +
1,443367
CIVIL ZONE LRBN 2015
Tinggi jagaan pada bagian Penampang 1 Fb1
=
0,6
+
(
0,037
x V1 x d11/3 )
= =
0,6 0,740134
+ m
(
0,037
x
12,745
x
0,8915
1/3
Tinggi jagaan pada bagian Penampang 2 Fb2
=
0,6
+
(
0,037
x V2 x d21/3 )
= =
0,6 0,786846
+ m
(
0,037
x 15,75298
x
0,962
.1/3
)
x
0,613
1/3
)
Tinggi jagaan pada bagian Penampang 3 Fb3
=
0,6
+
(
0,037
x V3 x d31/3 )
= =
0,6 0,6
+ m
(
0,037
x 24,722
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
)
CIVIL ZONE LRBN 2015
D. PERENCANAAN TUBUH BENDUNGAN Berdasarkan buku Bendungan Tipe Urugan Ir Suyono S halaman 169-173, Tinggi bendungan sebagai berikut : H = MAN + He + Fb + 1 Dimana : Fb = Hw + 0,5 He + Ha + Hi Dengan : Hw : Tinggi ombak akibat tiupan angin dengan Diagram Saville Buku Bendungan Urugan
Hal .172 dengan asumsi F = 200 m
He : Tinggi ombak akibat gempa Ha : Tinggi air waduk akibat ketidak normalan pintu pelimpah Hi : Tinggi tambahan pada bendungan Hw didapatkan nilai 0,35 m dari Diagram Saville He = ((e x )/(g x Ho) He = ((0,15 x 1)/3,14) x x 33,80) =0,86908 m Ha = 0,5 m ( diambil standarnya pada buku Bendungan Urugan Ir. Suyono hal.173) idiambil 1 m dikarenakan bendungan urugan sangat bahaya akan terjadinya longsor Pada Buku Bendungan Urugan Ir. Suyono hal.173 Maka :
Fb
Fb
hw + 0,35 + 2,28 m
diambil =
1/2 he (1/2 x
+ 0,5
m
2,3
Sehingga tinggi bendungan (H) H = 33,80 = 39,10
+ ha 0,86908 ) +
+
3,02 + 39 m
2,28
Perencanaan Lebar Bendungan (B) B = =
3,6
H 1/3
3,6
x (
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
-
3 39 )
1/3
-
3
hi +
1
CIVIL ZONE LRBN 2015
=
9,06018
9 m
Perencanaan Talud Bendungan : Upstream : 1/(0,005 H +1,5 ) x 100% = 29% Downstream : 1/(0,005 H +1) x 100% = 33,9 % Perbandingan dinding talud : Upstream : 100/29 = 3,5 = 1 :3,5 Downstream : 100/33,9 = 3 = 1: 3 33,80
5,20
Up Stream : 39
x
3,5
=
136,5 m
39
x
3
=
117 m
136,5 262,5
+
117
+
Down Stream : Panjang total bendungan L
= =
9
m
39 meter
136,5 meter
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
9 meter
117 meter
CIVIL ZONE LRBN 2015
E. PERHITUNGAN REMBESAN PADA MUKA AIR BANJIR
Stabilitas Terhadap Rembesan Tinggi Bendungan Utama Elevasi Dasar Bendungan Elevasi Crest Dam Elevasi Crest Spillway Elevasi Muka Air Maks. Lebar Puncak Bendungan Kemiringan Talud Hulu Kemiringan Talud Hilir Lebar Dasar Bendungan Panjang Filter Drainase Vertikal Koefisien Permeabilitas Nilai Hd
= = = = = = = = = = = =
39,00 60,00 99,00 93,80 96,08 9,00 1 : 3,5 1:3 262,50 72,50 0,00001 2,30
Menentukan Seepage dan Flownet = Tinggi air Banjir : 96,08 – 60 = 36,08 m Panjang (L1) = 3 x 36,08 = 108,24 m Panjang drainage = 117 m Panjang (L2) = 262,5- (108,2 +117) = 37,3 m Panjang garis rembesan = 37,3 + (0,3 x 108,2) =69,7 m Penggambaran garis freatik :
= 1/2 {√(( ^2+ ^2 ) )− } Tabel X dan H
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
x 69,70 65,00 60,00 55,00 50,00 45,00 40,00 35,00
H 36,1 34,9 33,6 32,3 30,9 29,5 27,9 26,3
30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00
24,6 22,7 20,7 18,454 15,898 12,842 8,7812
m m m m m m m m m m (m/dt) m
CIVIL ZONE LRBN 2015
Gambar Grafik yang menggambarkan garis rembesan :
garis freatik
40,0 35,0 30,0 25,0 20,0 15,0 10,0 5,0 0,0 0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
Dari gambar grafik didapatkan : Nf = 7,00 Np = 15,00 Qf = k x h x (Nf/Np) = 0,00001 x 36,08 x (7/15) x 160 = 0,02696 m3/d < 1% debit saat banjir sebesar 6,1 m3/d.........OK!!! Maka direncanakan grouting dengan permeabilitas 0,00000001 m/d Maka Qf = 0,00000001 x 36,08 x ( 7/15) x 500,68 =0,00008 m/d < 6,1 m3/d
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
70,00
80,00
CIVIL ZONE LRBN 2015
F. PERHITUNGAN REMBESAN PADA MUKA AIR NORMAL
Stabilitas Terhadap Rembesan Tinggi Bendungan Utama Elevasi Dasar Bendungan Elevasi Crest Dam Elevasi Crest Spillway Elevasi Muka Air Maks. Lebar Puncak Bendungan Kemiringan Talud Hulu Kemiringan Talud Hilir Lebar Dasar Bendungan Panjang Filter Drainase Vertikal Koefisien Permeabilitas
= = = = = = = = = = =
39,00 60,00 99,00 93,80 96,08 9,00 1 : 3,5 1:3 262,50 72,50 0,00001
Menentukan Seepage dan Flownet = Tinggi air Banjir : 93,8 – 60 = 33,8 m Panjang (L1) = 3 x 36,08 = 101,4 m Panjang drainage = 117 m Panjang (L2) = 262,5- (101,4 +117) = 44,1 m Panjang garis rembesan = 44,1 + (0,3 x 101,4) =74,52 m Penggambaran garis freatik :
Tabel X dan H
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
x 74,20 70,00 65,00 60,00 55,00 50,00 45,00 40,00 35,00 30,00
H 33,7 32,8 31,7 30,5 29,3 28,0 26,7 25,3 23,8 22,2
25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00
20,5 18,6 16,5 14,1 11,2 7,3
m m m m m m m m m m (m/dt)
CIVIL ZONE LRBN 2015
Gambar Grafik yang menggambarkan garis rembesan :
garis freatik
40,0 30,0 20,0 10,0 0,0 0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
Dari gambar grafik didapatkan : Nf = 7,00 Np = 16,00 Qf = k x h x (Nf/Np) = 0,00001 x 33,8 x (7/16) x 500,68 = 0,0734 m/d = Qf >1% debit normal sebesar 0,025 Maka direncanakan Grouting untuk mengurangi Qf maka angka koefisien permeabilitas Qf = 7,40381E-05 < 0,025 dari 1 % debit normal
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
0,00000001
m/d
CIVIL ZONE LRBN 2015
G. PERMERIKSAAN TERHADAP PIPING
Perhitungan dengan metode terzaghi : Fs =
Icr
>4
Ical Icr =
Gradien hidraulis kritis
Ical =
Gradien keluaran dari hasil rembesan
Icr=
Gs-1 1-e
Mencari nilai Gs dan e didapat Gs = 2,58 dan e = 1,17 Maka nilai Icr = 9,29 1. Piping saat MAB Dicari Ical dengan rumus H/d x (1/3,14) x λ^0,5 Λ = 1+1+a 2 a=b d a = 39/36,08 = 1,081 λ = (1+1+1,081)/2 =1,54 Ical = (36,08/36,08) x (1/3,14) x ( 1,541/2) = 0,395 Maka, Fs MAB = (9,29/0,395) = 23,51 > 4.....aman terhadap piping. 2. Piping saat MAN Λ = 1+1+a 2 a=b d a = 39/33,8 = 1,15 λ = (1+1+1,15)/2 = 1,57 PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
CIVIL ZONE LRBN 2015
Ical = (33,8/33,8) x (1/3,14) x (1,571/2) =0,3999 Maka, Fs MAN = (9,29/0,3999) =23,239 > 4..... aman terhadap piping.
H. PERHITUNGAN TIRAI SEMENTASI
Pada buku Ir. Suyono S untuk mencegah dampak rembesan pada bagian pondasi dan tekanan hidrostatis maka perhitungan mengacu pada metode USBR : D = 1/3 x h + C Dimana ; D = Kedalaman tirai sementasi (m) h = tinggi bendungan (m) C = Konstanta ( 7,5 untuk batu utuh , 10,5 untuk batu rekah (porous)) D = 1/3 x 39 + 10,5 = 23,5 meter Maka, didapatkan kedalaman tirai sementasi 23,5 meter.
I. ANALISA STABILITAS LERENG BENDUNGAN UTAMA Analisa dilakukan berdasarkan 3 kondisi ; muka air banjir, muka air normal dan air kosong . Analisa dilakukan berdasarkan metode busur dan perhitungan manual.Data disajikan dalam bentuk tabel, perhitungan dapat dilihat di ms. Excell : No
Kondisi
Fs
Fs perhitungan
Keterangan
minimum
Hulu
Hilir
Hulu
Hilir
1
MAB
1,5
1,69
-
Aman
-
2
MAN
1,5
`1,66
-
Aman
-
3
kosong
1,5
1,51
-
Aman
-
4
kosong
1,5
-
1,59
-
Aman
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
CIVIL ZONE LRBN 2015
Analisa lereng terhadap gempa : No
Kondisi
Fs minimum
Koefisien
FS
Keterangan
gempa
Perhitungan Hulu
Hilir
Hulu
Hilir
1
MAB
1,1
0,281
1,15
-
Aman
-
2
MAN
1,1
0,281
1,139
-
Aman
-
3
Kosong
1,1
0,281
1,135
-
Aman
-
4
Kosong
1,1
0,281
-
1,16
-
Aman
J. PERHITUNGAN TURBIN
Daya yang dibutuhkan adalah 0,5 Mw atau 500 Kw, maka dicari debit PLTA : QpltA = P / (9,8 x nt x ng x Heff) Diketahui : panjang pipa rencana = 288,5 m H.muka air ke turbin = 41 m Diameter pipa PVC 8”= 20,32 cm = 0,2032 m Dengan rumus Hazen-Williams didapatkan Hf = 23,00476 Q Kemiringan pipa didapatkan
= 41/277 = 0,148
Dengan rumus manning didapatkan kecepatan = 0,1008 m/s Angka reynold (RE)
= 15767,1619
Faktor kekasaran Darcy-Weisbach dicari dengan rumus Blasius didapatkan =0,028 Maka, Kehilangan tenaga minor dengan perencanaan elbow 900 dan 450 adalah 0,90 meter dan dari hasil Hf minor bisa dicari Hf mayor sebesar 0,074 meter maka H efektif didapat 40,0193 meter. Q plta = (500/9,8 x 0,8 x0,8 x 40,0224) = 2,0 m3/d Qplta = Qandalan 2,0 x 24 x 3600 = Qandalan x 24 x 3600 Qandalan = 2,0 m3/d maka debit yang selalu hadir adalah 2,0/0,8 = 2,5 m3/d Maka, Volume air yang digunakan dalam sehari untuk turbin 172097,6 m3 Dan surplus Volume tampungan = 20000000-172097,6 = 19827902,43 m Daya yang dihasilkan = 500 x 24 x 3600 = 43200000 Kw/hari
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
CIVIL ZONE LRBN 2015
K. PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR
Pemikiran kami dalam kebutuhan air adalah bahwa kebanyakan air dari turbin lalu tailrace dikembalikan ke sungai kembali, padahal air dari turbin bisa digunakan untuk kebutuhan air minum ke PDAM dengan mengirimkan air dengan sistem pipa dan kami pikir tingkat kebersihannya masih layak minum.Dengan asumsi masyarakat kota sedang dihilir sungai maka menurut DEPKIMPRASWIL adalah 500000 jiwa dengan kebutuhan air 110 L/hari/per orang menurut Departemen PU. Maka dibutuhkan air sebanyak 500000 x 110 = 55000000 L/hari atau 55000 m3/hari. Dengan diameter sumur 5 meter, dan tinggi sumur 9 meter , maka volume sumur resapan = 0,25 x 3,14 x 9 x 52 yaitu 176,625 m3 , debit yang masuk 2 m3/s dan debit yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air adalah 55000/(3600 x 24) = 0,636 m3/d maka waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air adalah 7,6 jam . Pipa PDAM akan beroperasi selama 24 jam sehingga PDAM akan mempunyai surplus air 118684,2105 m3 atau cadangan air senilai 1 ½ hari jadi 20 jam pengisian sama saja dengan 2 ½ hari kebutuhan air. Sangat efisien daripada terbuang percuma saja.
L. PERHITUNGAN IRIGASI
Perhitungan menggunakan intake berupa rumah pompa dengan sumber listrik dari PLTA. Debit elevasi ketinggian rumah intake elevasi Tinggi Tampungan efektif Tinggi rumah intake L pipa rencana Diameter pipa 16”
= 2m3/d = 102 m =92,56 m = 9,44 m = 26,44 m = 0,4064 m
Kekentalan kinematik = 0,00000136 m2/d Luas lahan = 2000 ha V didapatkan = 15,426 m/d RE = 4609647 Dengan grafik moody didapatkan f = 0,027 ∆f = 21,305 m ∆m = 1,4 m H =16,44 m PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
CIVIL ZONE LRBN 2015
We = 39,15 m Wp = (Q x H x p x 1,2)/(102 x np) = 8,529 hp = 6362,75 watt = 6,362 Kw/d Ada 6 rumah intake maka daya = 38,18 Kw/d Maka dalam sehari adalah
= 3298451 Kw/hari
Daya hasil turbin adalah
= 500 x 24 x 3600 = 43200000 Kw/hari
Surplus daya
= 39901549 Kw/hari
Waktu untuk menggenangi sawah = 6 hari Lebih efisien pembangunan rumah intake daripada bendung pengelak.
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
CIVIL ZONE LRBN 2015
IV. RANCANGAN ANGGARAN BIAYA
No
Pekerjaan
1
2
3
4
5
6
7
Volume
Satuan Harga satuan
Pembersihan dan pembongkaran dengan alat 132138 M3 Galian tanah biasa dengan alat di buang ke tempat pembuangan dengan jarak angkut sembarang 1911967,85 M3 Galian batuan keras diangkut ke tempat pembuangan/ timbunan dengan jarak angkut sembarang 468592,1625 M3 Pengupasan lapisan top soil (stripping) [An. A-05] 70873,5 M2 Timbunan Zona 1, Inti kedap air dengan pemadatan biasa, material diangkut dari area borow area dengan jarak angkut sembarang 721221,9 m3 Timbunan Zona 2A & 2B, Filter dan Drainase Jari 92122,5 m3 Timbunan Zona 3, Tanah penutup dari Borrow Area 770457,92 m3
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
Jumlah
Rp 4000 528552000
Rp 39000 7,457E+10
Rp 172000 8,060E+10
Rp 3000 2,126E+08
Rp 111000 8,006E+10
Rp 105000 9,673E+09
Rp 109000 8,398E+10
CIVIL ZONE LRBN 2015
8
9
10
11
12
13 14
15
16
17
18
19
Timbunan riprap/batu kosong, material diambil dari river deposit, diangkut dari river deposit dengan jarak angkut sembarang Pekerjaan pas.batu 1 pc:4 psr power house Pekerjaan pas.batu 1 Pc : 1 Psr rumah pompa Pekerjaan siaran , acian 1 pc : 2 psr power house pekerjaan siaran , acian 1pc: 2psr rumah pompa Pekerjaan timbunan tanah power house pekerjaan beton spillway Pekerjaan bekisting spillway Pekerjaan besi 13 mm spillway Pekerjaan beton terowongan spillway Pekerjaan bekisting terowongan spillway pekerjaan besi 13 mm terowongan spillway
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
26043,59 m3
Rp 148000 3,854E+09
24,5 m3
Rp 1033000 2,531E+07
27 m3
Rp 1033000 2,789E+07
210 m2
Rp 68000 1,428E+07
252 m2
Rp 68000 1,714E+07
2160 m3
Rp 58000 1,253E+08
8975,977 m3
Rp 1772000 1,591E+10
2849,37 m2
Rp 408000 1,163E+09
893,57 kg
Rp 57000 5,093E+07
17107,18 m3
Rp 1772000 3,031E+10
4598,7 m2
Rp 408000 1,876E+09
1498,75 kg
Rp 57000 8,543E+07
CIVIL ZONE LRBN 2015
Pekerjaan 20 beton turbin
21 22
23
24 25 26 27 28 29 30 31 32
33
34
35 36
37
38 39
pekerjaan bekisting turbin pekerjaan besi turbin gebalan rumput di tanah power house Persiapan permukaan jalan sub-base pemadatan base course pengaspalan Urugan pasir Pemadatan bahu jalan Rambu-rambu Pipa 8" Pipa 16" acian kedap air/inti Pembesian untuk beton, potong dan pasang besi spillway Pembesian untuk beton, potong dan pasang besi turbin Pembesian untuk beton, potong dan pasang besi terowongan spillway Piezometer Open Pipe Crest Settlement Survey Point Surface Settlement Survey Point Multilayer Settlement
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
2456,78 m2
Rp 1772000 4,353E+09
550,57 m3
Rp 408000 2,246E+08
279,97 kg
Rp 57000 1,596E+07
679,375 m2
Rp 59000 4,008E+07
70,0952 m3
Rp 423000 2,965E+07
70,0952 m3 175,238 m3 70,0952 m3
Rp 374000 2,622E+07 Rp 441000 7,728E+07 Rp 223000 1,563E+07
110,149 5 288,5 26,44
m3 buah m m
Rp 63000 Rp 10599000 Rp 1305000 Rp 2394000
6,939E+06 5,300E+07 3,765E+08 6,330E+07
14000,7 m3
Rp 91000 1,274E+09
893,57 kg
Rp 40000 3,574E+07
279,97 kg
Rp 40000 1,120E+07
1498,75 kg
Rp
Rp 40000 5,995E+07 36.572.000,00 2,560E+08 23.521.000,00
Rp
23.521.000,00
Rp 7 titik
3 titik
7,056E+07
7 titik
1,646E+08 Rp
10 titik
23.521.000,00 2,352E+08
CIVIL ZONE LRBN 2015
40 41
42 43 44
Pengeringan dan Penutupan Sungai (selama konstruksi) Coferdam Sementara Mobilisasi dan Demobilisasi alat berat Acian rip-rap 1 pc:4 psr Dewattering Jumlah Biaya Terbilang
Rp
650.284.000,00
1 ls
6,503E+08 Rp
235.418.000,00
1 ls
2,354E+08 Rp 1.134.368.000,00
7 unit
7,941E+09 Rp
1.033.000,00
2,534E+09 Rp 56.000,00 4,435E+08 4,285E+11 Empat ratus dua puluh delapan milyar lima ratus juta rupiah
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
27850,134 m2 7920 jam
CIVIL ZONE LRBN 2015
V. PENUTUP Bendungan Jenderal Soedirman mempunyai tinggi bendungan 39 meter dengan panjang memanjang 262,5 meter dengan panjang melintang 500,68 meter. Bendungan kami bertipe zonal dengan tipe zonal sama dengan Bendungan Nakasato, Jepang. Turbin mampu menghasilkan daya listrik 43200000 Kw/hari. Bendungan juga mampu memenuhi kebutuhan air bersih 55000 m3/hari dan surplus kebutuhan air dalam sehari 118684,2105 m3/hari atau 2,14 hari atau 1 hari pengisian mampu memenuhi kebutuhan 3 hari kebutuhan air minum warga. Irigasi menggunakan rumah pompa karena kami berpikir membuat bendung pengelak akan membutuhkan biaya lebih mahal. Biaya total pembangunan Rp 428.500.000.000,00
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
CIVIL ZONE LRBN 2015
VI. DAFTAR PUSTAKA Ir Suyono dan Takeda ,1981. Bendungan tipe urugan. Bandung Wa ode Zulkaida.Analisa Energi PLTA Bendungan Wawotobi. Teknik Elektro Universitas Haliluleo. Triadmojo , Bambang. Hidrolika II Triwibowo,Pitojo.Analisa Stabilitas Lereng Bendungan Jatigede. Malang : Universitas Brawijaya. Yudo Pratama,Sezar . Studi Optimasi Waduk Sengguruh Untuk PLTA.Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November. Melati,Dora . Analisa Stabilitas Lereng Bendungan Bajulmati.Jember: Universitas Jember. Ilham, Muhammad. Analisa Stabilitas dan Rembesan Waduk Utama Tugu Kabupaten Trenggalek. Malang : Universitas Brawijaya. Robidianshah. Analisa guling dan Geser Parafet, Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
PASCABAL 12 UNIVERSITAS LAMPUNG
View more...
Comments