analisa vitamin E

March 5, 2018 | Author: Ratna Kumala Sari | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

menerangkan bagaimana menganilisa bahan makanan dengan menggunakan spketrofotometri...

Description

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh manusia membutuhkan asupan gizi yang cukup untuk tumbuh dan berkembang seperti: karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Kekurangan vitamin dalam tubuh menyebabkan fungsi tubuh menurun dan rentan terhadap penyakit (Muray, et al., 2003). Vitamin merupakan nutrisi tanpa kalori yang penting dan dibutuhkan untuk metabolisme tubuh manusia. Vitamin tidak dapat diproduksi oleh tubuh manusia, tetapi diperoleh dari makanan sehari-hari. Fungsi khusus vitamin adalah sebagai kofaktor (elemen pembantu) untuk reaksi enzimatik. Vitamin berdasarkan sifat kelarutannya dibedakan menjadi vitamin yang larut dalam lemak dan larut dalam air. Vitamin - vitamin yang larut dalam lemak ini memerlukan absorbsi lemak yang normal agar vitamin tersebut dapat diabsorbsi secara efisien. Vitamin yang larut di dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K. Vitamin E adalah nutrisi esensial yang berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh manusia (Sesso et al., 2008). Dengan kemampuannya sebagai zat antioksidan, vitamin E dapat mengurangi resiko penyebab berbagai macam penyakit, seperti jantung, kanker, kemandulan dan diabetes. Angka kecukupan gizi vitamin E perhari pada orang dewasa sebesar 15 mg (Almatsier, 2003). Secara kimia Vitamin E dibagi menjadi dua kelas yakni, tokoferol dan tokotrienol, dimana setiap kelas terdiri dari 4 (empat) senyawa yang larut dalam lipida yang disentesis oleh tanaman. Keempat senyawa turunan tokoferol dan tokotrienol tersebut di bedakan dengan tanda huruf Yunani yaitu, α, β, ϒ, dan δ (Christie, 2011). Sumber vitamin E dapat diperoleh secara alami maupun sintetis. Vitamin E secara alamiah banyak terdapat pada minyak tumbuh-tumbuhan seperti minyak jagung, minyak kedelai, minyak kacang tanah dan juga biji-bijian. Selain banyak dihasilkan dari tanaman, juga dapat diperoleh dari ikan. Analisis vitamin E dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti Kromatografi Lapis Tipis (KLT), Kromatografi Gas (KG) dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). 1

2

Berdasarkan uraian diatas kami tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai vitamin E dan metode atau cara analisis yang digunakan dalam menentukan vitamin E pada makanan. B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi dari vitamin E? 2. Apa sifat dan fungsi dari vitamin E? 3. Apa - apa saja sumber dari vitamin E? 4. Berapa angka kecukupan konsumsi dari vitamin E? 5. Apa akibat yang ditimbulkaan dari kekurangan dan kelebihan vitamin E? 6. Bagaimana analisa kualitatif dan kuantitatif pada vitamin E?

C. Tujuan 1. Mengetahui definisi vitamin E. 2. Mengetahui sifat dan fungsi vitamin E. 3. Mengetahui sumber vitamin E. 4. Mengetahui angka kecukupan vitamin E. 5. Mengetahui akibat kekurangan dan kelebihan vitamin E. 6. Mengetahui cara analisa kualitatif dan kuantitatif vitamin E.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Vitamin E Vitamin E pertama kali ditemukan pada tahun 1922 oleh Dr. H.M Evans dari California melalui penelitian untuk mempertahankan kehamilan normal tikus betina diperlukan suatu subtansi tak dikenal. Tanpa bahan ini, janin tikus akan mati dalam sepuluh hari saat dikandung. Tikus jantan yang kekurangan bahan ini juga mengalami kelainan pada testisnya. Sehingga saat itu vitamin E disebut sebagai vitamin anti kemandulan. Pada wanita juga dianjurkan sebagai perawatan untuk kemandulan, kelainan menstruasi, peradangan vagina, gejala menopause, mencegah keguguran dan kesuburan benih. Vitamin E pertama kali diisolasi pada tahun 1936 dari minyak tepung gandum. Disebut vitamin E karena ditemukan setelah vitamin-vitamin yang sudah ada yaitu A, B, C, dan D. Bentuk vitamin E merupakan kombinasi dari delapan molekul yang sangat rumit yang disebut ’tocopherol’. Kata ’tocopherol’ berasal dari bahasa Yunani: Toketos yang berati ’kelahiran anak’ dan Phero berarti ’saya bawa’, akhiran ’-ol’ ditambahkan untuk menunjukkan bahwa bahan ini merupakan salah satu dari alkohol yang menyebabkan mabuk jika dikonsumsi dalam jumlah banyak Vitamin E atau tokoferol merupakan zat gizi yang penting dan unik. Penting, karena vitamin ini mempunyai sifat antioksidan sehingga zat gizi ini dapat mencegah atau menghambat terjadinya penyakit degenerasi. Disebutkan unik, karena vitamin ini dimasukkan dalam kelompok vitamin, walaupun sebenarnya tidak mempunyai fungsi sebagai kofaktor untuk reaksi enzim seperti lazimnya fungsi vitamin umumnya.

B. Sifat dan Fungsi Vitamin E 1. Sifat vitamin E Vitamin E murni tidak berbau dan tidak berwarna, sedangkan vitamin E sintetik yang dijual secara koemrsial biasanya berwarna kuning hingga kecoklatan. Vitamin E tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut lemak

3

4

seperti minyak, lemak, alkohol, aseton, eter dan sebagainya. Karena tidak larut dalam air, vitamin E dalam tubuh hanya dapat dicerna dalam empedu hati.vitamin ini tidak dapat disintesa oleh tubuh sehingga harus dikonsumsi dari makanan dan suplemen. Vitamin E stabil pada pemanasan namun akan rusak bila pemanasan terlalu tinggi. Vitamin E bersifat basa jika tidak ada oksigen dan tidak terpengaruh oleh asam pada suhu 100˚C. Bila terkena oksigen di udara, akan teroksidasi secara perlahan-lahan. Sedangkan bila terkena cahaya warnanya akan menjadi gelap secara bertahap. Vitamin ini secara alami memiliki 8 isomer yang dikelompokkan dalam 4 tokoferol (α, β, 𝛾, 𝛿) dan 4 tokotrienol (α, β, 𝛾, 𝛿). Menurut Almatsier (2009) karakteristik kimia utamanya adalah bertindak sebagai antioksidan. Tokoferol terdiria atas struktur cincin 6-kromanol dengan rantai samping jenuh panjang enam belas karbon fitol. Perbedaan antarjenis tokoferol terletak pada jumlah dan posisi gugus metil pada struktur cincin. Diantara jenis-jenis tersebut d alfa tokoferol memiliki biopotensi yang terbesar dan menunjukkan aktivitas biologis vitamin E yang asli.

2. Fungsi vitamin E Fungsi utama vitamin E adalah sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan mudah memberikan hidrogen dari gugus hidroksil (OH) pada struktur cincin ke radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul - molekul reaktif dan dapat merusak, yang mempunyai elektron tidak berpasangan. Bila menerima hidrogen, radikal bebas menjadi tidak reaktif. Pembentukan radikal bebas terjadi dalam tubuh pada proses metabolisme aerobik normal pada waktu oksigen secara bertahap direduksi menjadi air. Radikal bebas yang dapat merusak itu juga diperoleh tubuh dari benda-benda polusi, ozon, dan asap rokok.

5

Fungsi vitamin E selain dapat meningkatkan daya tahan tubuh, membantu mengatasi stres, meningkatkan fertilitas, meminimalkan risiko kanker dan penyakit jantung koroner, vitamin E memiliki peran sangat penting bagi kesehatan kulit. Vitamin E menjaga, meningkatkan elastisitas dan kelembapan kulit, mencegah proses penuaan dini, melindungi kulit dari kerusakan akibat radiasi sinar ultraviolet, serta mempercepat proses penyembuhan luka. Selain itu, fungsi vitamin E ialah : 

Dapat mencegah keguguran pada wanita.



Dapat mengurangi rasa panas di dalam tubuh dan mengurangi depresi pada wanita menopause.



Sangat penting untuk memaksimalkan fungsi otot.



mencegah peroxidation pigmentasi akibat pembentukan asam lemak tak jenuh tinggi.



mencegah nekrosis hepatik yang disebabkan oleh kekurangan belerang yang mengandung asam amino dan selenium. Vitamin E membantu melawan radikal bebas, yang bermanfaat bagi

kulit dan membantu mencegah pembentukan kerutan dengan mencegah kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh sinar ultraviolet. merupakan pelindung penyakit jantung dan diabetes. mencegah kerusakan jaringan dalam kasus iskemia dan cedera, mengurangi gejala kaki kram dan rheumatoid arthritis, dan memiliki efek antikoagulan. Vitamin E berguna dalam membatasi kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh merokok, dan kerusakan jaringan dari radikal bebas yang

6

dipercepat dengan pecandu alkohol. Melindungi tubuh dari berbahaya tumor Vitamin E mengurangi penggumpalan darah di dalam pembuluh darah.

C. Sumber Vitamin E Vitamin E banyak tersedia dalam minyak yang dihasilkan dari biji-bijian, seperti; minyak kacang, minyak kulit gandum, minyak jagung dan minyak biji bunga matahari. Minyak kelapa dan zaitun hanya sedikit mengandung vitamin E. Selain itu, vitamin E juga terdapat pada sayuran hijau, sereal, hati, kuning telur, lemak susu, kacang-kacangan, kiwi, mangga dan mentega. Tabel 2.1 Nilai Vitamin E total di dalam minyak tumbuh – tumbuhan (mg/100 gram) Minyak

mg

Biji kapas 30-81 Jagung 53-162 Kacang kedelai 56-160 Kacang tanah 20-32 Kelapa 1-4 Kelapa sawit 33-73 Zaitun 5-15 Sumber: Chow, 1985, dalam Garrow, J.S. dan W.P.T. James, Human Nutrition and dietetics, 1993, hlm. 230. Tabel 2.2 Nilai alfa- dan gama-tokoferol dalam bahan makanan (mg/100 gram) Bahan makanan

Serealia Kacang-kacangan Biji-bijian Sayuran Buah-buahan Daging Telur Susu Minyak babi Mentega Margarin

alfa-tokoferol (mg)

gama_tokoferol (mg)

0,88 0,72 9,92 0,81 0,27 0,31 1,07 0,34 1,37 1,95 18,92

0,77 5,66 10,97 0,14 0,21 0,35 0,7 0,14 26,62

Sumber: M. Bellizzi, 1986/1987, dalam Garrow, J.S. dan W.P.T. James, Human Nutrition and Dietetics, 1993, hlm. 231.

7

D. Angka Kecukupan Vitamin E yang Dianjurkan Tabel 1.0 Angka kecukupan vitamin E yang dianjurkan. Golongan

AKE*

Golongan

AKE*

Umur

(mg)

umur

(mg)

0-6 bl 7-11 bl 1-3 th 4-6 th 7-9 th

4 5 6 7 7

Wanita: 10-12 th 13-15 th 16-18 th 19-29 th 30-49 th 50-64 th >65 th

11 15 15 15 15 15 15

Pria: 10-12 th 11 13-15 th 15 Hamil 16-18 th 15 19-29 th 15 Menyusui 30-49 th 15 0-6 bl 50-64 th 15 7-12 bl >65 th 15 Sumber: Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004.

+0

+4 +4

*Angka Kecukupan Vitamin E

E. Akibat Kekurangan dan Kelebihan Vitamin E 1. Akibat Kekurangan

Ketika kadar vitamin E dalam darah sangat rendah, sel darah merah rusak dan terbelah. Proses pembelahan sel darah merah ini disebut hemolisis eritrodit. Kondisi ini menyebabkan gangguan pada sistem syaraf dan otot. Gejala yang dirasakan adalah kesulitan berjalan dan nyeri yang menetap pada otot betis. Vitamin E tingkat rendah dalam darah dapat meningkatkan risiko kanker tertentu paru-paru, payudara dan saluran pencernaan. Menurut buku the Complete Idiot's Guide to Vitamin and Mineral, kekurangan vitamin E dalam jangka panjang bisa mendatangkan kerusakan saraf, khususnya saraf di tulang belakang. Kadang juga terjadi kerusakan di retina mata.

8

Kekurangan vitamin E harusnya jarang terjadi. Itu karena dari makanan sehari-hari hampir semua orang mendapatkan asupan 7-11 mg vitamin E. Meskipun begitu, ternyata di AS yang terkenal makmur dan banyak makan, tercatat kekurangan ringan vitamin E. Selain dari asupan makanan sehari-hari, kekurangan vitamin E juga bisa disebabkan kondisi medis seperti: 

Menderita cystic fibrosis Penyebabnya, penderita penyakit ini tidak bisa mencerna lemak dengan baik, sehingga tidak bisa menyerap cukup vitamin E.



Menderita chron's disease Penderita penyakit ini tidak bisa menyerap cukup vitamin E lewat usus.



Menderita penyakit lever Penderita penyakit lever tidak bisa menggunakan vitamin E dengan benar.



Sedang menjalani diet rendah lemak dan rendah kalori Kurangnya lemak di dalam tubuh menyebabkan terganggunya pasokan vitamin E. Ini karena vitamin E termasuk vitamin yang larut dalam lemak. Kita butuh sedikit lemak untuk bisa menyerap vitamin E.



Minum obat-obatan tertentu Minum obat penurun kolesterol bisa menurunkan penyerapan vitamin E dan vitamin yang larut dalam lemak lainnya. Menurut buku Vitamins and Mineral's Handbook, ada tanda-tanda

tubuh seseorang butuh tambahan vitamin E, yakni tubuh mudah memar, luka lama sembuh, varises, kurang gairah seks, infertilitas dan hilangnya kekuatan otot. 2. Akibat Kelebihan

Menggunakan vitamin E secara berlebihan dapat menimbulkan keracunan namun, akibatnya tidak terlalu merugikan. Mengkonsumsi vitamin E lebih dari 600 mg sehari (60-75 kali kecukupan) akan terjadinya gangguan saluran pencernaan.

9

F. Analisa Kualitatif dan Kuantitatif Vitamin E 1. Analisa Kualitatif Analisa kualitatif digunakan untuk mengetahui adanya vitamin E dalam bahan pangan. Untuk mengidentifikasi vitamin E dilakukan dengan dua cara yaitu reaksi warna dan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). a) Indentifikasi menggunakan warna Pereaksi yang Digunakan yaitu Alkohol absolute dan HNO3 pekat. Alat yang Digunakan yaitu Tabung Reaksi, Rak Tabung Reaksi, Gelas Kimia 500 ml, Pipet Tetes, Spatula, Batang Pengaduk dan Water Bath (Penangas air). Berikut langkah-langkah identifikasi menggunakan warna :

b) Identifikasi menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Metode ini digunakan karena perlengkapan yang sederhana, memerlukan cuplikan bahan yang sedikit, memperoleh hasil yang tepat, dan membutuhkan waktu yang singkat untuk pengerjaannya. Fase gerak yang digunakan dalam KLT adalah kloroform, dan fase diamnya adalah silika gel yang telah di oven selama 3 menit, supaya plat KLT tidak lembab sehingga penyerapan bisa berlangsung cepat. Bejana yang digunakan dijenuhkan terlebih dahulu agar seluruh permukaan bejana

10

terisi uap eluen sehingga rambatan yang dihasilkan baik dan beraturan. Kloroform akan bergerak naik melewati butiran silika gel, dan pergerakan kloroform akan diikuti oleh senyawa yang diidentifikasi. Berdasarkan hasil identifikasi menggunakan KLT terlihat bercak pada plat KLT sehingga diperoleh nilai Rf dan bandingkan dengan nilai standar dari Rf.

11

2. Analisa Kuantitatif Analisa kuantitatif digunakan untuk mengetahui kadar vitamin E dalam bahan pangan. Analisa kuantitatif yang banyak digunakan untuk Vitamin E yaitu metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) / High Performance Liquid Chromatography (HPLC) dan metode Spektrofotometer. a) Metode High Performance Liquid Chromatography (HPLC) HPLC (High Performance Liquid Chromatography) atau didalam bahasa Indonesia disebut KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi) adalah metode yang banyak digunakan untuk menetapkan tokoferol dan tokotrienol dalam sediaan makanan maupun nutrisi lainnya. Semua bentuk tokoferol dan tokotrienol dapat dipisahkan dan ditetapkan kadarnya dengan metode HPLC baik dengan menggunakan detektor UV atau fluoresen. Prinsip kerja alat HPLC adalah pertama fasa gerak dialirkan melalui kolom kedetektor dengan bantuan pompa. Kemudian cuplikan dimasukan ke dalam aliran fasa gerak dengan cara penyuntikan. Didalam kolom terjadi pemisahan komponen-komponen campuran karena perbedan kekuatan interaksi antara solut-solut terhadap fasa diam. Solut-solut yang kurang kuat interaksinya dengan fasa diam akan keluar dari kolom terlebih dahulu. Sebaliknya, solut – solut yang kuat berinteraksi dengan fase diam maka solut – solut tersebut akan keluar kolom dideteksi oleh detektor kemudian direkam dalam bentuk kromatogram, jumlah peak menyatakan konsentrasi komponen dalam campuran. Komputer dapat digunakan untuk mengontrol kerja sistem HPLC dan mengumpulkan serta mengolah data hasil pengukuran HPLC. Instrumen HPLC pada dasarnya terdiri atas delapan komponen pokok yaitu: wadah fase gerak, sistem penghantar fase gerak (pompa), alat untuk memasukkan sampel (injektor), kolom, detektor, wadah penampung buangan fase gaerak, tabung penghubung, dan suatu komputer atau integrator atau perekam.

12

13

b) Spektrofotometer UV-Vis

Spektrofotometer digunakan untuk penetapan kadar karena mudah dikerjakan, waktu pengerjaan singkat dan diperoleh hasil yang valid. Penetapan kadar dilakukan dengan cara : 

Pembuatan Larutan Blanko Mambuat larutan blanko dengan volume 9 ml kloroform.

Menambahkan 1 ml iodida 0,1 %, dikocok hingga homogen dan membentuk warna ungu. 

Pembuatan Larutan Baku Vitamin E 1000 ppm Membuat larutan baku dengan menimbang secara seksama

50 mg vitamin E, kemudian dimasukkan kedalam labu takar 50 ml lalu menambahkan kloroform sampai tanda, kocok sampai homogen. Kemudian menambahkan 1 ml iodida 0,1 % kedalam larutan baku, dikocok hingga membentuk warna ungu. 

Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Memipet larutan baku, dimasukkan dalam kuvet kemudian

mengamati pada panjang gelombang 550, 552, 554, 556, 558, 560, 562, 564, 566 dan 568 nm, kemudian mecatat absorbansi yang dihasilkan oleh masing-masing panjang gelombang dan membuat kurva hubungan antara panajng gelombang dan absorbansi. 

Pembuatan Larutan Seri Baku Vitamin E Membuat larutan seri baku dari 1000 ppm menjadi 500 ppm

dengan cara memasukkan 50 ml larutan baku kedalam labu takar 100 ml lalu menambahkan kloroform sampai tanda. Membuat larutan seri baku vitamin E masing - masing dengan konsentrasi 0,1%, 0,2 %, 0,3 %, 0,4%, 0,5%, 0,6%, 0,7%, 0,8%, 0,9% dan 1,0 %, menambahkan 1 ml iodida 0.1% kedalam masing-masing konsentrasi larutan seri baku. Kemudian diukur absorbansi yang dihasilkan oleh masing – masing konsentrasi pada panjang gelombang maksimum yang didapat dan membuat kurva hubungan antara konsentrasi baku dengan absorbansinya.

14



Penetapan Kadar Vitamin E Mengambil 1 mg ekstrak kental yang diperoleh kemudian

diencerkan menggunakan 10 ml kloroform, menambahkan 1 ml iodida 0,1 %, dikocok sampai homogen, diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimum yang didapat. Hasil absorbansi dibandingkan dengan kurva linier larutan seri baku vitamin E untuk memperoleh kadar vitamin E pada ekstrak yang diperoleh.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Vitamin E adalah nutrisi esensial yang berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh manusia (Sesso et al., 2008). Vitamin E atau tokoferol merupakan zat gizi yang penting dan unik. Penting, karena vitamin ini mempunyai sifat antioksidan sehingga zat gizi ini dapat mencegah atau menghambat terjadinya penyakit degenerasi. Vitamin E tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut lemak seperti minyak, lemak, alkohol, aseton, eter dan sebagainya. Vitamin ini secara alami memiliki 8 isomer yang dikelompokkan dalam 4 tokoferol (α, β, 𝛾, 𝛿) dan 4 tokotrienol (α, β, 𝛾, 𝛿). Vitamin E banyak tersedia dalam minyak yang dihasilkan dari biji-bijian, seperti; minyak kacang, minyak kulit gandum, minyak jagung dan minyak biji bunga matahari. Selain itu, vitamin E juga terdapat pada sayuran hijau, sereal, hati, kuning telur, lemak susu, kacang-kacangan, kiwi, mangga dan mentega. Angka kecukupan gizi vitamin E perhari pada orang dewasa sebesar 15 mg. Kekurangan dari menkonsumsi vitamin E dapat menyebabkan gangguan pada sistem syaraf, kelemahan otot, kerusakan pada retina. Penggunaaan dalam dosis tinggi, jarang menimbulkan efek toksik. Mengkonsumsi vitamin E > 600 mg perhari akan menyebabkan gangguan saluran pencernaan. Analisis vitamin E dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti Kromatografi Lapis Tipis (KLT), Kromatografi Gas (KG), Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau High Performance Liquid Chromatography (HPLC), identifikasi penggunaan warna dan Spektrofotometer.

B. Saran Dengan adanya penulisan makalah ini, penulis sangat berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dapat menambah ilmu pengetahuan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari - hari.

15

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF