Analisa Saringan Agregat Halus Dan Kasar
March 17, 2018 | Author: Luthfiy Muhaimin | Category: N/A
Short Description
adasd...
Description
LAPORAN PRAKTIKUM ASPAL MODUL J-08 ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR
KELOMPOK U21 Dwi Afsari
1306369314
Felicius Wayandhana T
1306369094
Luthfiy Muhaimin
1306401800
Nurul Lathifah
1306369200
Zareeva Haiva A
1306369163
Tanggal Praktikum
: Sabtu, 14 November 2015
Asisten Praktikum
: Satryo Wibisono
Tanggal Disetujui
:
Paraf
:
Nilai
: LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2015
ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR (PB-0201-76) (AASHTO T-27-82) (ASTM C-136-46) 1.
MAKSUD Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan distribusi ukuran butiran (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan.
2.
TEORI DASAR Batu pecah dan btu alam terbagi atas dua kelompok yaitu agregat kasar dan agregat halus, dimana pemisah dari kedua kelompok ini adalah ukuran 5mm dimana diatas ukuran 5mm disebut agregat kasar dan dibawah ukuran 5mm disebut agregat halus (BS 882, 1973). Namun demikian, di laboratorium pembagian ini diperbanyak menjadi beberapa zona gradasi, misalnya untuk keperluan spesifiasi beton digunakan empat zona gradasi, dan untuk keperluan perencanaan perkerasan diperlukan tiga zona gradasi yakni halus, sedang, dan kasar. Penyaringan agregat akan sangat tergantung pada pentuk dari agregatnya, seperti halnya agregat yang berdimensi menengah berbentuk pipih akan tersaring di saringan besar apalagi bentuk saringannya, apakah bulat atau kotak, tentunya akan sangat berpengaruh. Menururt lees, 1964 volume dan ukuran agregat yang tertahan pada tertrntu akan dikondisikan sesuai bentuknya, misalnya pecahan panjang pada setiap ukuran akan mendekati pecahan yang pipih pada ukuran yang lebih kasar. Data gradasi biasanya diplot kedalam grafik semi logaritma (BS 812,1975), atau bisa dengan alternatif lain yaitu membuat suatu parameter yang menunjukkan kekasaran dari gradasi dan menetapkan apakah suatu sampel memiliki gradasi yang wellgraded, singgle sized, atau gap graded. Misalnya dengan parameter D60 yakni ukuran sampai 60% lewat, parameter ini memisahkan antara kasar (D60>10mm), sedang (D60>5mm), dan sisanya halus.
3.
PERALATAN
a.
Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0.2 % dari berat benda uji. b.
Satu set saringan
76.2 mm (3”) ; 63.5 mm(2.5”); 50.8 mm (2”) ; 33.1 mm (1.5”) ;25.4 mm (1”) ; 19.2 mm (0.75”) ; 12.7 mm (0.5”) ; 9.5 mm (3/8”) ; 6.4 mm (0.25”) ; No. 4 ; No. 8 ; No.16 ; No.30 ; No.50 : No.100 ; No.200 ( standar ASTM) c.
Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memenasi sampai (110 ± 5 )oC
d.
Alat pemisah contoh
e.
Mesin pengguncang saringan
f.
Talam – talam
g.
Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat – alat lainnya.
4.
BENDA UJI Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat sebanyak :
a.
Agregat halus Ukuran maksimum nomor 4 ; Berat minimum 500 gram Ukuran maksimum nomor 8 ; Berat minimum 100 gram
b.
Agregat kasar Ukuran maksimum nomor 3.5”
; Berat minimum 35 kg
Ukuran maksimum nomor 3”
; Berat minimum 30 kg
Ukuran maksimum nomor 2.5”
; Berat minimum 25 kg
Ukuran maksimum nomor 2”
; Berat minimum 20 kg
Ukuran maksimum nomor 1.5”
; Berat minimum 15 kg
Ukuran maksimum nomor 1 ”
; Berat minimum 10 kg
Ukuran maksimum nomor 0.75”
; Berat minimum 5
Ukuran maksimum nomor 0.5”
; Berat minimum 2.5 kg
Ukuran maksimum nomor 0.5”
; Berat minimum 1
kg kg
Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan agregat kasar, agregat tersebut dipisahkan menjadi 2 (dua) bagian dengan saringan No.4 selanjutnya agregat halus dan agregat kasar disediakan sebanyak jumlah diatas. 5.
PROSEDUR a.
Benda uji dikeringkan didalam oven dengan suhu (110 ± 5 ) oC sampai berat tetap.
b.
Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar ditempatkan paling atas, diguncangkan dengan tangan atau mesin pengguncang selam 15 (lima belas) menit.
6.
PERHITUNGAN Pada percobaan ini didapatkan data berupa ”berat tertahan” dan pengolahan data nya sebagai berikut. Agregat kasar
Saringan No. Diameter (mm) Berat Tertahan (gram) 1 3/4 1/2 3/8 4 pan
25.4 19.2 12.7 9.5 4.75
0 0 1555.5 237.1 210.6 9.8 2013
Jumlah
Jumlah Persen (%) Tertahan Lewat 0.00 100.00 0.00 100.00 77.27 22.73 11.78 10.95 10.46 0.49 0.49 0.00 100
Tabel 5.1 pengolahan data agregat kasar
Agregat medium Saringan
Diameter
Berat Tertahan
No. 1/2 3/8 4 8 30 Pan
(mm) 12.7 9.5 4.75 2.36 0.6 0
(gram) 42.9 659.3 1057.7 227.4 13 13.4 2013.7
Jumlah
Jumlah Persen (%) Tertahan Lewat 2.13 97.87 32.74 65.13 52.53 12.60 11.29 1.31 0.65 0.67 0.67 0.00 100
Tabel 5.2 pengolahan data agregat medium
Agregat halus Saringan No. 4 8 30
Diameter (mm) Berat Tertahan (gram) 4.75 2.36 0.6
8.5 262.59 392.59
Jumlah Persen (%) Tertahan Lewat 0.49 99.51 15.25 84.26 22.80 61.45
50 100 200 pan
0.3 0.15 0.075
89.59 105 64.5 79.9 1002.67
Jumlah
5.20 6.10 3.75 4.64 58.23
56.25 50.15 46.41 45.51
GRAFIK DISTRIBUSI BUTIRAN 99.15
100.00 90.00 72.94
80.00 70.00 60.00 50.00 medium agregat 33.75 40.00 30.00 24.81
lolos (%)agregat kasar
20.00
14.32
10.00 10
1
agregat halus
0.00
7.89
0.1
0.01
diameter (mm) Tabel 5.3 pengolahan data agregat halus
Dari ketiga grafik diatas didapatkan nilan D10, D30, D60, Cc, dan Cu sebagai berikut Sampel kasar Sampel medium Sampel halus
D10 9.2 4.4 0.05
D30 13.4 6.5 0.42
D60 15.7 9.1 1.80
Cc 1.24 1.06 1.96
Cu 1.71 2.07 36
Tabel 5.4 nilai Cu dan Cc
Dimana :
D10 adalah ukuran partikel dimana terdapat 10% dari semua sampel lebih
kecil atau sama dari partikel tersebut D30 adalah ukuran partikel dimana terdapat 30% dari semua sampel lebih
kecil atau sama dari partikel tersebut D60 adalah ukuran partikel dimana terdapat 60% dari semua sampel lebih kecil atau sama dari partikel tersebut
Cu adalah uniformity coefficient, Cu=
D60 D10
2
D30 Cc adalah coefficient of curvature Cc= D 60 . D 10 Berdasarkan SNI-03-6371-2000 7.
ANALISA a.
Analisa Percobaan Peercobaan ini lakukan untuk menentukan gradasi atau distribusi ukuran agregat yang akan dipakai untuk membuat campuran beton aspal. Pada percobaan ini digunakan sampel agregat sebagai berikut
Berukuran kasar ( 1 cm – 2 cm) sebanyak 2 kg Berukuran medium ( 6 mm -15 mm) sebanyak 2 kg Berukuran Halus ( 0 mm -5 mm) sebanyak 1 kg Namun, praktikan hanya mendapat bagian melakukan percobaan
sieve analysis untuk agregat berukuran medium saja, sedangkan data untuk agregat berukuran halus dan kasar didapatkan dari kelompok lain yang satu shift. Untuk mempersiapkan sampel berukuran medium, praktikan mengambil sampel yang telah tersedia di laboratorium tanpa menyaring. Sampel tersebut dittimbang sebanyak 2.2 kg dan dimasukkan kedalam oven selama kurang lebih 24 jam untuk menghilangkan kadar airnya sehingga berat yang didapatkan adalah berat agregat tanpa kadar air. Setelah 24 jam sampel dikeluarkan dari oven dan dibiarkan suhunya stabil dengan suhu ruang. Selanjutnya berat agregat medium dipaskan menjadi 2 kg. Kemudian sampel disaring menggunakan sarringan bertingkat dengan susunan seperti berikut dari atas ke bawah No.1” ; 3/4 ” ; 1/2 ” ; 3/8 ” ; 4 ” ;8 ” dan Pan, untuk sampel berukuran
kasar No. 1/2 ” ; 3/8 ” ; 4 ” ;8 ”; 16”;30” dan Pan, untuk sampel berukuran
medium No. 4; No 8; No 30; No 50; No 100; No 200 dan Pan, untuk sampel berukuran halus Setelah masing masing sampel dimasukkan pada saringan
bertingkat yang sesuai dengan ukuran sampel, selanjutnya sampel di ayak menggunakan mesin pengayak selama 15 menit. Setelah diayak selama 15
menit, benda uji yang tertahan pada setiap saringan dihitung beratnya Sehingga didapatkan data berupa ”berat tertahan”, yang akan digunakan untuk pengolahan data. b.
Analisa Data Dari pengolahan data yang dilakukan didapatkan data berupa berat agregat yang tertahan saringan. Dari data ini didapatkan persentase berat agregat yang, lewat tertahan saringan dan yang lolos saringan, terhadap berat total. Kemudian, diplot grafik distribusi agregat yaitu hubungan persentase lolos dan diameter butiran. Dilihat dari nilai Cu dan Cc nya ketiga sampel dapat tinyatakan sebagai berikut
c.
Sampel kasar dikatakan bergradasi buruk karena Cu
View more...
Comments